Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH LATIHAN RESISTANCE BAND TERHADAP KECEPATAN

PUKULAN OI TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATE


INKAI LEMBAH GUMANTI

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh

Windy Nelsya Camella

NIM : 19089104

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

DEPARTEMEN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran tuhan yang maha esa berkat rahmat dan
nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul
“pengaruh latihan resistance band terhadap kecepatan pukulan oi zuki chudan
pada atlet karate inkai lembah gumanti”.

Tujuan dari penulisan proposal skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan mengikuti seminar proposal. Penulis sangat menyadari bahwa
dalam penulisan proposal skripsi ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pemaparan materi.hal
tersebut disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis,sehingga penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan proposal skripsi

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………….8
C. Pembatasan Masalah………………………………………………………8
D. Rumusan Masalah…………………………………………………………8
E. Tujuan
Penelitian…………………………………………………………..9
F. Manfaat
Penelitian………………………………………………………...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori………………………………………………………………
11
B. Penelitian Yang
Relevan………………………………………………….31
C. Kerangka Konseptual…………………………………………………….32
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………………33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian…………………………………………………………...34
B. Defenisi Operasional Variabel
Penelitian………………………………...35

ii
C. Populasi dan
Sampel……………………………………………………...35
D. Instrument
Penelitian……………………………………………………..37
E. Teknik Analisis Data……………………………………………………..37

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

A. Tabel populasi……………………………………………………………35
B. Table sampel………………………………….………………………….36

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1…………………………………………………………………18
2. Gambar 2…………………………………………………………………28

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan lajunya pembangunan bangsa yang sedang

berlangsung sampai saat ini, pembangunan dibidang olahraga di Indonesia

diarahkan untuk mencapai cita-cita bangsa yaitu terbentuknya manusia

Indonesia seutuhnya yang sehat jasmani maupun rohani, serta terampil

sehingga mampu berprestasi dalam bidang olahraga yang berguna untuk

mengangkat harkat, martabat dan derajat keluarga dan bangsa. Perhatian

pemerintah ditujukan kepada usaha penyebarluasan kegiatan olahraga

sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota

masyarakat, demikian pula sebagai satu jalan untuk memperbanyak jumlah

olahragawan yang nantinya akan berhasil dengan prestasi baik ditingkat

daerah,nasional dan mampu hingga kekancah internasional seperti ajang

multi event Olimpiade,Asian Games dan Sea Games.

Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2022 pasal 20

ayat 1 sampai ayat 3 menjelaskam bahwa :

“Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk


meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam harkat
dan martabat bangsa. Dilakukan oleh setiap orang yang memiliki
bakat kemampuan potensi untuk mencapai prestasi. Melalui
pembinaan dan pengembangan secara terencana, sistematis,
terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu
pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

1
Beladiri menjadi salah satu olahraga yang digemari di indonesia.

Berbagai macam jenis beladiripun bermunculan seiring dengan kebutuhan

masyarakat akan olahraga dan juga maraknya event-event beladiri mulai

dari tinggkat daerah, nasional hingga ke tinggkat internasional. Saat

menjadi dewasa olahraga beladiri tidak hanya dijadikan alat untuk

menjaga diri atau menjadi pertahanan diri namun sudah merambah ke gaya

hidup, hobby, profesi, dan olahraga prestasi yang sertivikat dalam

menunjang untuk masuk ke jenjang Pendidikan dan dunia pekerjaan.

Karate adalah olahraga beladiri yang telah berkembang sangat

lama di Indonesia. Bahkan bisa dikatakan bahwa karate sudah menjadi

olahraga beladiri yang popular di dunia hingga saat ini. Menjadi olahraga

prestasi yang dipertandingka dikancah internasional dan juga telah

dipertandingkan untuk pertama kali nya pada event tertinggi di dunia yaitu

olimpiade Tokyo 2020. Penggemar olahraga karate pun sangat banyak

malai dari anak-anak hingga usia lanjut. Hal ini dimungkinkan karena

dalam penampilannya karate bersifat tegas, efesien, logis, dan simple.

Tegas karena diatur dengan kode etik baku yang berlandasan doktrin

disiplin kuat yang membentuk semacam hiharki yang bersifat setengah

militer, Efesien meskipun terdiri banyak alirah, namun bahasa pengantar

dan substansi pokok yang digunakan sama di seluruh penjuru dunia

sehingga mempermudah standarisasi pemahamannya di belahan dunia

mana pun. Logis karena karate dapat dikaji secara ilmiah dari berbagai

sudut pandang berbagai cabang ilmu pengetahuan. Simple karena dapat

2
praktik latihannya , yaitu tidak mengenal adanya variasi latihan alat

perlengkapan maupun ritual seperti mayoritas jenis beladiri berbasis

tradisional lainnya.

Dojo (tempat Latihan) INKAI (Institute Karate-do Indonesia)

Lembah Gumanti yang terletak di Alahan Panjang kecamatan Lembah

Gumanti kabupaten Solok berdiri sejak tahun 2007 dengan tujuan sebagai

wadah dan melatih putra putri Lembah Gumanti agar dapat berprestasi di

bidang olahraga karate, dan juga dojo ini dibuka disamping belajar di

sekolah disini juga dapat melatih mental, kesegaran jasmani, dan

mengurangi waktu anak-anak untuk bermain game online. Dojo INKAI

Lembah Gumanti merupakan dojo yang resmi telah terdaftar oleh INKAI

Sumatera Barat. Dojo INKAI Lembah Gumanti dilatih oleh pelatih yang

memiliki sertifikat nasional dan juga merupakan tamatan sarjana olahraga.

Pelatih di dojo ini Ilham Perdana Putra,S.Si yang menyandang sabuk

hitam DAN 3 INKAI.

Sejauh ini dojo INKAI Lembah Gumanti sudah melahirkan atlet-

atlet berprestasi mulai dari tingkat daerah hingga ke nasional. INKAI

Lembah Gumanti juga tidak pernah absen sebagai juara umum 1, 2, dan 3

umum sejak 2015 hingga 2020 dan pada tahun 2018 INKAI Lembah

Gumanti berhasil meraih juara 1 umum.

Dalam olaharaga beladiri karate, materi Latihan dibagi atas 3 (tiga)

kelompok yaitu:

3
1) Kihon (Gerakan dasar) yang mencakup antara lain : Dachi (kuda-

kuda), Uke (tangkisan), Tsuki (pukulan), Uchi (sabetan), dan Geri

(tendangan).

2) Kumite (pertarungan)

3) Kata (rangkain Gerakan dasar atau jurus)

kumite adalah pertarungan dua orang yang saling berhadapan dan

saling menampilkan teknik-tekni, sedangkan kata adalah jurus yang

merupakan perpaduan dari semua teknik dasar yaitu tangkisan, tinjuan,

sentakan, atau hentakan dan tendangan yang dirangkai sedemikian rupa

dalam satu kesatuan bentuk yang pasti.

Salah satu bentuk kihon yang sangat penting dalam karate adalah

Teknik memukul. Teknik pukulan pukulan adalah sebuah Gerakan yang

sering ditampilkan oleh seorang karateka dalam kata maupun kumite.

Pada pertandingan kumite, pukulan-pukulan seperti Oi Tsuki dan

Gyaku Tsuki Chudan merupakan pukulan-pukulan yang sering menjadi

andalan bagi seorang atlet karate karena mudah dilakukan pada saat

melakukan counter attack atau serangan balik.

Dalam olahraga karate terdapat istilah “No Kime No Karate” atau

semua gerakan Teknik karate yang dilakukan harus memenuhi kriteria

kime. Istilah kime dipakai apabila Gerakan Teknik yang dilakukan

memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Bentuk teknik (waza) yang benar, dari ujung kepala, pandangan

sampai ujung kaki/kuda-kuda

4
b. Gerakan harus dilakukan dengan cepat, kuat (explosive) dan tepat

sasaran, walaupun dalam nomor kata ada gerakan yang dilakukan

dengan irama lambat tapi tetap harus kime.

c. Gerakan ke segala arah harus dilakukan menggunakan perputaran

pinggul yang benar.

Begitu juga dengan pertandingan kata, kata membutuhkan

kemampuan teknik yang baik dan mesti sesuai dengan kime karena yaitu

kecpatan, ketepatan dan kekuatan. Seorang pemain kata haruslah kime

yang baik untuk melakukan penampilan dari kata yang telah dipelajari.

Peneliti melakukan wawancara dengan pelatih karate INKAI

Lembah Gumanti dan beliau menejlaskan bahwa masih kurangnya

kemampuan pukulan dan penampilan karateka tidak sesuai dengan Kime.

Hal ini terlihat jelas pada saat latihan karateka terlihat kurang cepat dalam

melakukan pukulan. Setelah penulis berbincang-bincang dengan pelatih

INKAI Lembah Gumanti, pelatih mengatakan bahwa masih kurangnya

keceptan pada karateka INKAI Lembah Gumanti

Kurangnya kecepatan pukulan ini tampak jelas terlihat pada bentuk

pukulan dan tangkisan yang dilakukan oleh karateka selama latihan di

dojo INKAI Lembah Gumanti maupun saat mengikuti pertandingan, dapat

dikatakan kurang baik karena kecepatan pukulan dari pengamatan pelatih

sangatlah tidak maksimal dari apa yang diharapkan dan juga tidak sesuai

5
dengan peraturan karate yang seharusnya memiliki kriteria point. Dalam

memenuhi kriteria point itu sebagai berikut :

a. Bentuk yang baik

b. Sikap sportif

c. Ditampilkan dengan semangat/spirit yang teguh.

d. Kesadaran

e. Waktu yang tepat

f. Jarak yang tepat

Untuk mendapatkan pukulan yang cepat yang sesuai dengan kime

ke arah sasaran maka latihan yang dilakukan karateka tidak hanya teknik

saja, namun kondisi fisik yang juga sangat penting. Otot-otot yang

memberikan banyak kontribusi terhadap gerakan pukulan adalah otot-otot

yang terdapat pada lengan. Untuk itu penelitian berpikir untuk memberikan

suatu bentuk latihan menggunakan alat bantu untuk meningkatkan

kecepatan menggunakan Resistance band yang diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan kecepatan pada atlet INKAI Lembah Gumanti.

Resistance band merupakan alat olahraga fitness yang efisien dan

mudah dibawa-bawa terbuat dari karet. Resistance band adalah alat

olahraga yang terbuat dari karet yang berguna untuk menambahkan beban

pada gerakan latihan. Ukurannya yang kecil dan mudah dibawa

menjadikan alat ini cocok untuk digunakan dirumah ataupun dibawa saat

travelling. Layaknya dumbell, alat ini juga memiliki beragam ukuran

dengan varian daya renggang yang berbeda-beda.

6
Dojo INKAI Lembah Gumanti sudah memiliki fasilitas dan

peralatan latihan yang memadai. Lama latihan dan dan program latihan

juga telah disusun dengan baik oleh pelatih, namun pada karateka belum

mampu mencapai prestasi yang membanggakan. Penulis akhirnya

termotivasi untuk melakukan penelitian di Dojo INKAI Lembah Gumanti

guna mengetahui komponen apa yang mempengaruhi komponen apa yang

mengetahui kemampuan pukulan dan tangkisan. Dari hasil pengamatan di

lapangan, penulis melihat teknik dalam melakukan pukulan sudah benar

namun belum memiliki kecepatan yang baik artinya kemampuan atlet

INKAI Lembah Gumanti masih kurang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Latihan untuk meningkatkan kecepatan pukulan pada atlet karate

INKAI lembah gumanti

2. Kecepatan sangat dibutuhkan oleh atlet karate INKAI lembah

gumanti saat bertanding.

3. Latihan pukulan oitsuki chudan menggunakan resistance band

penting dilakukan.

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diselidiki tidak terlampau luas serta untuk

menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini , maka penelitian ini

dibatasi pada masalah : Pengaruh Latihan Resistance Band terhadap

7
kecepatan pukulan oi tsuki chudan pada atlet karate INKAI Lembah

Gumanti.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah,identifikasi masalah dan

batasan masalah yang telah diuraikan di atas,maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan, Apakah ada pengaruh latihan resistance

band terhadap peningkatan kecepatan pukulan oitsuki chudan pada atlet

karate INKAI lembah gumanti?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan resistance band terhadap

peningkatan kecepatan pukulan oi tsuki chudan pada atlet karate

inkai lembah gumanti.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan resistance band

terhadap peningkatan kecepatan pukulan oi tsuki chudan pada atlet

karate inkai lembah gumanti

F. Manfaat Penelitian

Apabila telah diketahui Sesuai dengan rumusan masalah yang

diajukan maka tujuan penelitian ini, yaitu: Untuk mengetahui pengaruh

latihan resistance band terhadap kecepatan pukulan oitsuki chudan atlet

8
INKAI lembah gumanti, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan yaitu :

1. Manfaat Teoris

Dapat memberikan bukti secara ilmiah serta memberikan

sumbangan ilmu yang berarti mengenai pengaruh latihan resistance

band terhadap kecepatan pukulan oitsuki chudan pada atlet karate,

sehingga dapat dijadikan alternatif pilihan latihan dalam beladiri

karate

2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan pedoman atau referensi dalam melaksanakan

kegiatan latihan, khususnya dalam peningkatan kecepatan pukulan

pada atlet beladiri khususnya pada olahraga karate.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Karate

Karatedo menupakan seni bela diri, ada juga yang menyebutnya

sebagai seni perkasa yang berasal dari Okinawa. Seni bela diri ini

sedikit dipengaruhi oleh seni bela diri dari Cina kenpo. Adalah Gichin

Funakoshi yang lahir pada tahun 1868 di Shuri Okinawa, seorang

perintis yang banyakberjasa atas perkembangan karate. Beliau yang

memperkenalkan Karate ke Jepang pada tahun 1916, yang meletakkan

sendi dasar Karate dan memberi nama menjadi Karate setelah

sebelumnya seni bela diri ini diberi nama Tote. Beliau melakukan

perubahan-perubahan istilah di dalam teknik karate di Jepang. Karate

tediri dari dua kanji. Yang pertama adalah kara yang berarti kosong

dan yang kedua te yang berarti tangan. Bila disatukan kedua kata ini

berarti tangan kosong. Gichin Funakoshi menjelaskan makna kata

“kara” pada karate tertuju pada sifat kejujuran dan rendah hati dari

seseorang. Walaupun demikian sifat kesatria tetap tertanam dalam

kerendahan hatinya, demi keadilan berani maju sekalipun hrus

menghadapi rintangan yang berat.

Gichin Funakoshi yang di anugerahi sebagai bapak karate

dunia terus mengembangkan seni bela diri ini dan mempunyai murid

diantaranya adalah Hoan Kosugi (yang menciptakan lambing Shotokan

10
/ harimau), Shinken Taira, Hironori Otsuka, Masatoshi Nakayama.

Dari Masatoshi Nakayama inilah karate berkembang dengan pesat dan

mulai diletakkannya dasar-dasar serta peraturan pertandingan karate.

Mahasiswa dari Indonesia yang belajar di Jepang juga tidak

ketinggalan untuk ikut berlatih karate yang kemudian mengembangkan

karate di Indonesia, pada Maret 1964 terbentuklah Persatuan Olahraga

Karate Indonesia (PORKI). Dengan dinamika yang begitu kompleks

maka organisasi ini berkembang dan terbentuklah Federasi Olahraga

Karate Indonesia (FORKI) pada tahun 1972 yang mempunyai banyak

perguruan dari berbagai aliran Karate.

Karate sebagai seni beladiri maupun sebagai sarana dan

prasarana untuk meningkatkan kesegaran jasmani seutuhnya. Olahraga

karate sudah lama dikenal sebagai seni beladiri tanpa menggunakan

senjata maka dalam karate-do setiap anggota badan dilatih secara

sistematis sehingga menjadi senjata yang ampuh dan sanggup

melumpuhkan Gerakan lawan.

Olahraga beladiri karate bisa termotivasi dengan cara

pengendalian emosional seseorang, serta mendidik seseorang menjadi

berani, disiplin serta mampu mengambil suatu keputusan yang baik.

Karate adalah sebuah metode khusus untuk mempertahankan

diri melalui penggunaan anggota tubuh yang terlatih baik dan alami

yang didasari dan bertujuan sesuai nilai filsafat timur

11
Konsep beladiri atau pertahanan di dalam karate dilakukan

dengan cepat,kuat dan tepat agar dengan munggunakan satu teknik pun

sudah cukup untuk membela diri dan satu gerakan balasan dapat

memberikan pukulan yang dapat melumpuhkan lawan.karate

menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulam dan tangkisan

yang keras.gerakan cendrung langsung, cepat, kuat, dan tepat, sehingga

karateka berani langsung mengadu pukulan dan tangkisan dengan

lawan.

Karate sebagai seni beladiri maupun sebagai sarana dan

prasarana untuk meningkatkan kesegaran jasmani seutuhnya. Olahraga

karate sudah lama dikenal sebagai seni beladiri tanpa menggunakan

senjata maka dalam karate-do setiap anggota badan dilatih secara

sistematis sehingga menjadi senjata yang ampuh dan sanggup

melumpuhkan Gerakan lawan.

Olahraga beladiri karate bisa termotivasi dengan cara

pengendalian emosional seseorang, serta mendidik seseorang menjadi

berani, disiplin serta mampu mengambil suatu keputusan yang baik

dan dapat dipelajari seraca luas baik oleh pria maupun wanita, juga

anak-anak dengan tujuan sebagai seni oleh tubuh bagi setiap

pelakunya. Karate menekankan pada aspek pembangunan perilaku

(menghormati lawan dan sikap sportif yang paling utama) dan

penekanan terhadap karakter, ketulusan, usaha, sopan, santun, dan

penguasaan diri.

12
karate merupakan olahraga beladiri yang membutuhkan

kecepatan yang meledak ledak. Karena di pertandingan karate anda

sangat membutuhkan yang namanya kecepatan, anda akan

mendapatkan point bila anda berhasil menyerang dengan sangat cepat

sebelum lawan berhasil menghindarinya, sebaliknya anda akan sulit

mendapatkan point bila anda mempunyai gerakan yang sangat lambat

dan sulit menghindar.

Menurut Victorianus Phang (2015) “Dalam karate terdapat tiga

bagian utama yaitu kihon (teknik dasar), kata (jurus) dan kumite

(pertarungan)”.

1.1. Kihon (teknik dasar)

Kihon merupakan gerakan dasar dalam karate yang harus

dikuasai,kihon ini terdiri dari teknik-teknik tangkisan, pukulan, dan

tendangan. Semua teknik tersebut merupakan awalan teknik yang

di ajarkan ketika belajar olahraga karate dan merupakan teknik inti

dalam olahraga karate. Oleh karena itu latihan dasar teknik-teknik

karate ini merupakan latihan yang secara teratur dilakukan secara

konsentrasi dan usaha pada saat latihan.

Kihon tersebut meliputi teknik kuda-kuda (Dachi),

tangkisan (Uke), tendangan (Geri), pukulan (Tsuki) serta semua

gerakan tubuh yang di gunakan dalam kata dan kumite”.

Hal yang perlu di perhatikan dalam melatih kihon adalah :

13
1) Bentuk (Form) merupakan bentuk keseimbangan dan stabilitas.

2) Kekuatan dan kecepatan (Power and speed) merupakan kime,

yaitu pemusatan atau penyaluran tenaga sebesar mungkin pada

titik sasaran.

3) Pernafasan seorang karateka harus mampu melakukan

koordinasi antara pernafasan dengan teknik karate.

1.2 Kata (jurus)

Kata adalah rangkaian beberapa kihon yang telah disusun

melalui proses panjang pada masa lalu ke dalam suatu bentuk khusus

yang memiliki nilai keindahan, arti filosofis yang tinggi, serta diatur

oleh sebuah standarlisasi yang baku dalam penerapannya.

Darmalis (2017:5) mengatakan “kata secara harfiah berarti

bentuk atau pola. Teknik di dalam kata merupakan penggabungan

dari teknik-teknik kihon yang menjadi satu bentuk teknik yang indah

dan dinamis serta memiliki makna. Kata juga merupakan ruhnya

karate, dari kata ini kita dapat membedakan karakter dari masing-

masing aliran karate”.Kemudian menurut Darmalis (2017:5) “Kata

juga merupakan ruhnya karate, kata mengandung pelajaran tentang

prinsip bertarung dan teknik-teknik rahasia yang dahsyat serta

mematikan. Gerakan-gerakan kata juga banyak mengandung

falsafah-falsafah hidup”. Hal ini penting dari kta yang harus difahami

dan diterapkan oleh praktisi Karate yaitu:

14
1. Setiap kata mempunyai jumlah gerakan dan urutan teknik yang

tetap.

2. setiap kata diawali dan diakhiri pada tempat yang sama serta

mengikuti garis peragaannya.

3. Dalam melakukan kata selalu diawali dengan hormat dan diakhiri

dengan hormat.

4. Setiap kata mempunyai irama-irama dan gerakan tertentu,

sehingga penghayatan dari masing-masing teknik menjadi mutlak

diperlukan

5. Bentuk teknik yang benar,pengaturan nafas, kekuatan dan

ketajaman tekni, kelembutan, dan tinngi rendahnya kuda-kuda

harus dikuasai benar oleh karateka.

Dalam kata ada yang dinamakan bunkai. Bunkai adalah

aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar kata.

1.3 Kumite (Pertarungan)

Secara harfiah kumite memiliki arti sebagai pertemuan tangan.

kumite adalah latihan sparing, untuk melatih penggunaan teknik-

teknik karate. Kumite biasanya di lakukan oleh murid tingkat lanjut

dengan sabuk biru dan lebih atau ke atas. Akan tetapi kumite sering

kali tidak di anggap sebagai bentuk pertarungan, namun didefenisikan

sebagai bentuk latihan yang di lakukan antar dua orang yang saling

berhadapan di arena. Keduanya berusaha secara keras dan sportif

15
guna untuk saling menunjukkan teknik terbaik yang di miliki atau di

kuasai. Pertandingan dalam karate memiliki dua sisi atau sudut

pertandingan, yang pertama sudut merah (aka) yang kedua ada sudut

biru (ao) yang dimana kedua sudut tersebut akan saling berlawanan

untuk mengambil point. Dalam kategori nomor pertandingan kumite

pada satu kelas pertandingan, diselesaikan hanya dengan satu babak

pertandingan sampai final dan dilakukan dengan sistem gugur

sehingga atlet biasanya dapat melakukan pertandingan hingga tiga

kali permainan. Tergantung banyaknya jumlah atlet dalam satu kelas

dalam pertandingan tersebut.

2. Oi tsuki Chudan (pukulan lurus kedepan)

Seiken (kepalan depan) digunakan untuk melakukan pukulan (tsuki)

yang mengenai sasaran/target bagian depan dua ruas jari yaitu ruas jari tengah

dan ruas jari telunjuk. Dalam seni bela diri karate, tsuki adalah istilah yang

digunakan untuk pukulan.

Pukulan oitsuki chudan adalah bentuk pukulan yang meluncur ke

depan dengan langkah dari kaki tumpu depan dan Panjang yang mengarah ke

hulu hati. Menurut (Phang Victorianus, 2012 : 24)

Chudan Tsuki adalah pukulan kearah ulu hati (tengah) posisi badan

tegak dan telapak tangan harus mengepal teknik yang dilakukan dengan sikap

kuda-kuda, meluruskan siku dan merentangkan lengan bawah kedepan untuk

menyerang lawan

16
Teknik pukulan oitsuki chudan adalah teknik serangan yang paling

dasar diolahraga karate. Oitsuki chudan sering digunakan karena efisien,

cepat, bertenaga, dan serbaguna, selain itu, pukulan oitsuki chudan ini efektif

untuk menjaga posisi tangan agar tetep kokoh dan stabil sehingga mampu

manahan benturan.dalam karate suatu serangan pukulan tergantung pada tiap-

tiap sasaran tertentu.

Oyama (1992:29) mengemukakan bahwa 70% dari semua teknik

karate banyak menggunakan pukulan sebagai senjata yang cukup ampuh,oleh

sebab itu seorang karateka harus memiliki pukulan yang benar-benar baik

untuk memperoleh angka atau point pada saat pertandingan kumite.

Gambar1.gambar Oitsuki Chudan


Sumber: https://ajisipit.wordpress.com/gerakan-dasar/

3. Latihan

Istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa inggris yang dapat

mengandung beberapa makna seperti: practice, exercise, dan training.

17
Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk

meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan

berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraga.

Pengertian latihan yang berasal dari kata exercise adalah perangkat utama

dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi organ tubuh

manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan

geraknya (Sukadiyanto, 2011:8). Sukadiyanto (2011:6) menambahkan “latihan

yang berasal dari kata training adalah suatu proses penyempurnaan

kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktik,

menggunakan metode, dan aturan, sehingga tujuan dapat tercapai tepat pada

waktunya. Latihan merupakan cara seseorang untuk mempertinggi potensi

diri, dengan latihan, dimungkinkan untuk seseorang dapat mempelajari atau

memperbaiki gerakan-gerakan dalam suatu teknik pada olahraga yang

digeluti.” Singh (2012:26) menyatakan “latihan merupakan proses dasar

persiapan untuk kinerja yang lebih tinggi yang prosesnya dirancang untuk

mengembangkan kemampuan motorik dan psikologis yang meningkatkan

kemampuan seseorang.”

Budiwanto (2012: 16) menyatakan, “latihan adalah proses yang pelan

dan halus, tidak bisa menghasilkan dengan cepat. Dilakukan dengan tepat,

latihan menuntut timbulnya perubahan dalam jaringan dan sistem, perubahan

yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan dalam olahraga.”

Lumintuarso (2013: 21) menjelaskan “latihan adalah proses yang

sistematik dan berkelanjutan untuk meningkatkan kondisi kebugaran sesuai

18
dengan tujuan yang diharapkan.” Irianto (2002: 11) menyatakan “latihan

adalah proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk

mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental yang

teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Pertandingan

merupakan puncak dari proses berlatih melatih dalam olahraga, dengan

harapan agar atlet dapat berprestasi optimal. Untuk mendapatkan prestasi

yang optimal, seorang atlet tidak terlepas dari proses latihan.”

Pelatihan merupakan Gerakan fisik atau aktivitas yang melatih mental

yang dilakukan secara konsisten secara berulang ulang selama waktu yang

tidak ditentukan dengan mengikuti program latihan yang telah disediakan oleh

pelatih baik itu program latihan fisik maupun Latihan secara teknikal. Latihan

ini disesuaikan dengan beban maksimal masing-masing individua atau

kemampuan seseorang.

Berdasarkan pada berbagai pengertian latihan di atas, dapat

disimpulkan bahwa latihan adalah suatu bentuk aktivitas olahraga yang

sistematik, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah

kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk meningkatkan

keterampilan berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai

dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraga masing-masing. Dari beberapa

istilah latihan tersebut, setelah diaplikasikan di lapangan memang nampak

sama kegiatannya, yaitu aktivitas fisik. Pengertian latihan yang berasal dari

kata exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk

meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga

19
mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Keberhasilan

seorang pemain dalam mencapai prestasi dapat dicapai melalui latihan jangka

panjang dan dirancang secara sistematis.

3.1. Prinsip Prinsip Latihan

1) Prinsip Pemanasan (warming-up principle)

penting dilakukan sebelum berlatih.Tujuan pemanasan ialah

untuk mempersiapkan fungsi organ tubuh guna menghadapi kegiatan

yang lebih berat dalam hal ini adalah penyesuain terhadap latihan inti.

Sandra dalam Bafirman dan Agus (2008:22) menyatakan manfaat

dari pemanasan antara lain.

a. Aktifitas enzim dalam reaksi-reaksi metabolisme sehubungan

dengan sintesis penyimpanan energy

b. Meningkatkan penyebaran oksigen ke otot-otot dengan jalan

meningkatkan aliran/tekanan darah dan meningkatkan

kemampuan hemoglobin

c. Membuka kemungkinan kontraksi yang lebih cepat

d. Meningkatkan koordinasi

e. Meningkatkan motivasi dan kosentrasi

2) Prinsip Beban Berlebih(Overload principle)

System organ dalam tubuh pada umumnya mampu untuk

menyesuaikan diri dengan beban kerja dan tantangan-tantangan yang

lebih berat. Selama beban kerja yang diterima masih berada dalam

20
batas-batas kemampuan manusia untuk mengatasinya dan tidak

terlalu berat sehingga menimbulkan kelelahan yang berlebihan,

selama itu proses perkembangan perkembangan fisik maupun mental

manusia masih mungkin, tanpa menpa merugikannya. Jadi beban

latihan yang diberikan kepada atlet, serta harus dilaksanakan berulang

kali dengan intensitas yang tinngi. Harsono (2004:9) menyatakan,

“beban Latihan yang diberikan kepada atlet haruslah secara periodic

dan progresif ditingkatkan”.

Seorang atlet tidak terluput dari sejauhmana ia menerapkan

program latihan yang terartur dengan prinsip overload untuk

menunjang meningkatnya kondisi fisik yang baik.

3) Prinsip Intensitas (Intensity Principle)

Perubahan-perubahan fungsi fisiologis yang positif hanyalah

mungkin apabila atlet dilatih melalui suatu program Latihan yang

intensif yang dilandaskan pada prinsip overload dimana secara

progresif menambah beban kerja, jumlah pengulangan tersebut.

Harsono (2004:11) menyatakan, “intensitas yang kurang dari 60%-

70% dari kemampuan maksimal atlet tidak akan terasa dampak /

manfaat latihannya.

4) Prinsip Pulih (Recovery principle)

Harsono (2004:11) menyatakan, “perkembangan atlet

bergantung pada pemberian istirahat yang cukup sesuai dengan

21
Latihan agar regenerasi tubuh dan dampak Latihan bisa

dimaksimalkan”. Dalam hal ini atlet perlu mengembalikan

kondisinya dari kelelahan akibat latihan malalui istirahat.

5) Prinsip Individualisasi

Harsono (2004:9) menyatakann, “Agar latihan bisa

menghasilkan yang terbaik, prinsip individualisasi harus senantiasa

ditepkan dalam latihan”, Artinya beban latihan harus disesuaikan

dengan kemampuan adaptasi, potensi, serta karakteristik spesifik dari

atlet.

3.2. Tujuan Latihan

Setiap latihan pasti akan terdapat tujuan yang akan dicapai baik

oleh atlet maupun pelatih. Tujuan utama dari latihan atau training adalah

untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan

prestasinya semaksimal mungkin. Dengan demikian prestasi atlet benar-

benar merupakan satu totalitas akumulasi hasil latihan fisik maupun

psikis. Ditinjau dari aspek kesehatan secara umum, individu yang berlatih

atau berolahraga rutin, yaitu untuk mencapai kebugaran jasmani

(Suharjana, 2013: 38).

Sukadiyanto (2011:8) “Menyatakan bahwa tujuan latihan secara

umum adalah membantu para pembina, pelatih, guru olahraga agar dapat

menerapkan dan memiliki kemampuan konseptual dan keterampilan

dalam membantu mengungkap potensi olahragawan mencapai puncak

22
prestasi.” Rumusan dan tujuan latihan dapat bersifat untuk latihan dengan

durasi jangka panjang ataupun durasi jangka pendek. Untuk latihan

jangka panjang merupakan sasaran atau tujuan latihan yang akan dicapai

dalam waktu satu tahun ke depan. Tujuannya untuk memperbaiki dan

memperhalus teknik dasar yang dimiliki. Untuk latihan jangka pendek

merupakan sasaran atau tujuan latihan yang dicapai dalam waktu kurang

dari satu tahun. Untuk tujuan latihan jangka pendek kurang dari satu

tahun lebih mengarah pada peningkatan unsur fisik. Tujuan latihan jangka

pendek adalah untuk meningkatkan unsur kinerja fisik, di antaranya

kecepatan, kekuatan, ketahanan, kelincahan, power, dan keterampilan

kecabangan (Sukadiyanto, 2011: 8).

Selain itu, Sukadiyanto (2011: 13) menyatakan bahwa tujuan

latihan secara garis besar terdapat beberapa aspek, antara lain:

1) meningkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan

menyeluruh mengembangkan dan meningkatkan potensi

fisik khusus

2) menambah dan menyempurnakan Teknik

3) mengembangkan dan menyempurnakan Teknik dan taktik

4) meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan

dalam berlatih dan bertanding.

Selain latihan memiliki tujuan untuk jangka panjang dan

jangka pendek. Sebuah sesi latihan memiliki sebuah tujuan

umum yang mencakup berbagai aspek dalam diri olahragawan.

23
Seorang pelatih dalam membina atlet pasti memiliki sebuah

tujuan yang khusus maupun umum. Dalam latihan terdapat

beberapa sesi latihan khusus yang bertujuan untuk

meningkatkan beberapa aspek. Sesi latihan psikis bertujuan

umtuk meningkatkan maturasi emosi (Irianto, 2002: 63).

Pendapat lain dikemukakan Harsono (2015: 39) “bahwa tujuan

serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk

membantu atlet untuk meningkatkan keterampilan dan

prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada

4 (empat) aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih

secara seksama oleh atlet, yaitu; (1) latihan fisik, (2) latihan

teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental.”

4. Resistance band

Band resistensi adalah band elastis yang digunakan untuk

latihan kekuatan. Mereka juga biasanya digunakan dalam terapi fisik,

khususnya oleh pemulihan cedera otot, termasuk pasien rehabilitasi

jantung untuk memungkinkan pembangunan kembali kekuatan secara

lambat.

Resistance band merupakan band elastis yang terbuat dari

karet atau lateks yang dapat digunakan untuk memperkuat otot. Selain

mudah digunakan, resistance band dapat menambah ketahanan tubuh.

Sehingga, tanpa harus sulit angkat beban, Kawan Puan juga dapat

meningkatkan kekuatan otot dengan resistance band.

24
Resistance band adalah alat merupakan alat olahraga fitness

yang efisien dan mudah dibawa-bawa terbuat dari karet. Resistance

band adalah alat olahraga yang terbuat dari karet yang berguna untuk

menambahkan beban pada gerakan latihan. Ukurannya yang kecil dan

mudah dibawa menjadikan alat ini cocok untuk digunakan dirumah

ataupun dibawa saat travelling. Layaknya dumbell, alat ini juga

memiliki beragam ukuran dengan varian daya renggang yang

berbeda-beda.

Jenis dari resistance band pun beragam, tinggal menyesuaikan

dengan jenis apa yang paling nyaman digunakan. Romadhon (2017:

50) menyatakan Resistance Band merupakan alat olahraga fitnes yang

efisien dan mudah dibawa-bawa terbuat dari karet. Sebagian besar

Resistance Band memiliki kode warna sesuai tingkat resistensinya.

Namun, tidak semua Resistance Band memiliki kode warna. Tingkat

resistansi disusun menjadi 4 kategori: ringan, sedang, berat dan ekstra

berat. Tiap tingkatan memiliki jumlah tegangan berbeda yang bisa

dinilai oleh pengguna selama latihan.

Pendapat Frank dkk, (dalam Ismayanti, 2016), dimana

kombinasi dari latihan resistance band sangat efektif digunakan untuk

meningkatkan tinggi lompatan dan kekuatan tungkai, meningkatkan

kecepatan, kelincahan. Selain itu, latihan menggunakan resistance

band juga dapat meningkatkan kekuatan persendian dan dapat

digunakan untuk latihan aerobik.

25
1. Jenis-jenis resistance band

a) Tipe Band

Tipe band ini biasanya berbentuk seperti kain tipis dan dapat

dengan mudah menyesuaikan beban, Bisa dilipat secara horizontal

dan vertical, karena bentuknya datar sehingga memudahkan untuk

disimpan dan dibawa kemana saja  dengan mudah juga bisa menjadi

keunggulan dari tipe band ini

b) Tali / String

Tipe Resistance Band yang satu ini berbentuk layaknya seperti

tabung tali sepeda, dapat digunakan untuk berbagai macam latihan

adalah suatu kelebihan yang dimiliki oleh tipe yang satu ini, dapat

mengubah cara memegangnya, mengikat dan mengenggam, agar

dapat bisa menggunakan dalam berbagai cara, karena itu tipe

Resistance Band yang satu ini disarankan untuk yang sudah

professional rutin latihan

c) Multi Resistance Band

Tipe Resistance Band yang satu ini berbentuk menyurupai angka

8, dikarenakan bentuknya yang sudah dirancang, anda tidak perlu

khawatir lagi untu posisi penggunannya, Tipe Resistance Band yang

satu ini juga banyak digunakan untuk pemula karena bentuk

Resistance Band ini sangat praktis

26
Gambar2. Resistance band
Sumber: https://id.wikihow.com/Melatih-Otot-Pectoral-dengan-
Resistance-Band

5. Kecepatan

Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan

seorang atlet untuk bereaksi secara cepat bila dirangsang dan untuk melakukan

gerakan secepat mungkin. Kecepatan termasuk salah satu komponen kondisi

fisik yang banyak berpengaruh terhadap penampilan atlet. Kecepatan juga

merupakan potensi tubuh yang merupakan modal dalam banyak hal yang

berhubungan dengan gerak. Menurut Ismaryati (2008: 57), kecepatan adalah

kemampuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan tercepat. Kecepatan

merupakan gabungan dari tiga elemen, yakni waktu reaksi, frekuensi gerakan

per unit waktu dan kecepatan menempuh suatu jarak.sedangkan menurut

Harsono (2001:36) kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya

atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang

cepat.kecepatan merupakan kemampuan tubuh mengarahkan semua sistemnya

dalam melawan beban, jarak dan waktu yang menghasilkan kerja mekanik.

kecepatan digolongkan dalam tiga betuk yaitu :

27
1. Kecepatan Reaksi (reaction speed)

Kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan

dengan cepat. Kecepatan reaksi berpengaruh terhadap prestasi lari.

2. Kecepatan Bergerak (speed of movement)

Kecepatan bergerak adalah kecepatan mengubah arah dalam

gerakan yang utuh.

3. Kecepatan Sprint (sprinting speed)

Kecepatan sprint merupakan kemampuan organis untuk bergerak

ke depan dengan cepat. Kecepatan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu:

1. Keturunan

Dari hasil penelitian, anak-anak kulit hitam lebih cepat

dibandingkan dengan dengan anak-anak kulit putih. Anak kulit putih

mempunyai refleks pateralis dan antrophometri lebih baik.

2. Waktu Reaksi

Waktu reaksi adalah waktu untuk menjawab suatu

rangsangan, terdapat lima komponen waktu reaksi:

a. Rangsangan pada tingkat reseptor

b. Perambatan rangsangan pada sistem syaraf pusat

c. Transmisi rangsangan pada syaraf yang menghasilkan sinyal

pada efektor

d. Transmisi sinyal dari sistem syaraf pusat ke otot

28
e. Stimulasi dari otot untuk bekerja

Rangsangan visual oleh atlet direspons dalam waktu 0,15 –

0,20 detik, sedangkan bukan atlet 0,25 – 0,35 detik.

3. Kemampuan untuk Menahan Tahanan Luar

Selama latihan atau pertandingan, atlet harus mampu

mengatasi tahanan dari luar seperti: gravitasi, peralatan, udara, air,

salju, dan sebagainya.

4. Teknik

Kemampuan untuk mengkoordinasikan frekuensi gerak,

waktu reaksi dalam suatu kinerja.

5. Konsentrasi dan kemauan

Elastisitas otot

B. Penelitian yang relevan

Penelitian ini mengenai pengaruh latihan menggunakan resistance

band terhadap kecepatan pukulan oitsuki chudan. Berdasarkan eksplorasi

peneliti, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Yang pertama adalah penelitian dari Rosa Novalia Putri pada tahun

2022 yang berjudul “pengaruh latihan mengggunakan resistance band

terhadap kecepatan gyaku tsuki atlet shorinji kempo dojo bungus teluk

kabung padang” penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan

pukulan atlet shorinji kempo dengan hasil penelitian: terdapat pengaruh

29
latihan resistance band dapat meningkatkan kecepatan pukulan gyaku tsuki

atlet shorinji kempo dojo bungus padang teluk kabung padang. Hal ini

terbukti secara signifikan, dimana setelah dilakukan uji “t” diperoleh hasil

t hitung =10,34>t tabel =1,833

Kedua, penelitian dari Ilham Akbar pada tahun 2022 yang berjudul

“Pengaruh Latihan resistance band terhadap kemampuan pukulan atlet

karate junior kabupaten sarolangun” penelitian ini bertujuan untuk

memperbaiki kemampuan pukulan atlet dengan hasil penelitian :

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

latihan resistance band terhadap kemampuan pukulan atlet karate junior

Kabupaten Sarolangun.

Berdasarkan penelitian terdahulu, memiliki persamaan dan

perbedaan pada penelitian ini, pada peneltian yang dilakukan Rosa

Novalia Putri dan Ilham Akbar, persamaan penelitian terletak pada latihan

menggunkan resistane band kemudaian perbedaan pada penelitian

sebelumnya terletak pada jenis pukulannya saja.

C. Kerangka konseptual

Pada kajian teori telah dijelaskan bahwa kecepatan itu sangat

dibutuhkan dan mempengaruhi kemampuan fisik dan teknik atlet INKAI

Lembah Gumanti. Disamping itu kecepatan juga sangat mempengaruhi

peningkatan prestasi atlet. Bertitik tolak dari kutipan-kutipan di atas

peneliti mencoba memberikan sebuah bentuk latihan menggunakan alat

30
bantu Resistance Band yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan

pukulan. Sehingga diharapkan kecepatan pada atlet INKAI Lembah

Gumanti dapat meningkat.

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dan keterkaitan kedua

variable diatas, peneliti merumuskannya dalam bentuk kerangka

konseptual sebagai berikan sebagai berikut :

Resistance Band (x) Kecepatan Pukulan (y)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kajian teoritis dan kerangka konseptual di atas

maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut : Terdapat

pengaruh latihan resistance band terhadap kecepatan oi tsuki chudan pada

atlet INKAI Lembah Gumanti.

31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

1. Jenis Penelitian : Experiment

2. Rancangan Penelitian : Pre Test – Post Test Design

Pre Test Resistance band Post Test


(1) (2) (2)

Keterangan :

Pertama : Melaksanakan Pre Test untuk mengukur kondisi awal

respon

sebelum diberikan latihan.

Kedua : Memberikan latihan menggunakan Resistance Band

Ketiga : Melaksanakan Post Test untuk mengetahui keadaan variable

terkait

sesudah diberikan latihan.

Penelitian ini bertujan untuk mengungkapkan pengaruh latihan

menggunakan alat bantu resistance band terhapad kecepatan pukulan

oitshuki chudan atlet INKAI Lembah Gumanti. Variable dalam penelitian

ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas yang dimaksud dengan

variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan menggunakan alat bantu

resistace band sedangkan variabel terikat adalah kecapatan pukulan.

32
3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempatnya di dojo INKAI Lembah Gumanti Kabupaten Solok.

Penelitian ini akan dilaksanakan setelah lulus ujian seminar proposal.

B. Definisi Operasional Varibel Penelitian

1. Resistance band adalah sebuah alat fitnes praktis yang bisa digunakan

dimana saja dan bisa dijadikan alat bantu untuk meningkatkan kecepatan

pukulan.

2. Kecepatan adalah adalah salah satu komponen kondisi fisik yang sangat

dibutuhkan seorang atlet INKAI Lembah Gumanti dalam menunjang

prestasinya.

C. Populasi Dan Dampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karateka putra dan

putri yang terdaftar pada dojo INKAI Lembah Gumanti.

Berdasarkan observasi dan informasi yang diperoleh dilapangan,

karateka yang terdaftar di dojo INKAI Lembah Gumanti adalah sebanyak

50 orang.

Populasi

Putera Puteri

26 24

Jumlah = 50

Table 1 : Tabel populasi

33
2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara purposive sampling dimana penentuan sample ditergetkan kepada

atlet karate yang sudah berusia di atas 17 tahun. Hal ini dikarenakan atlet

karate yang berusia di atas 17 tahun sudah bisa mengikuti PORPOV

(Pekan Olahraga Provinsi).

NO NAMA

1. Farhan Septian Yonanda

2. M Ahlul Alfansuri Zm

3. Alfa Permata Putra

4. Aathifah Ramadhani

5. Fatarani Hidayati

6. Ayu Afifah

7. Dayu Gumala Sari

8. Dini Restuti

9. Laila Mardiah

10. Jenni Khalifah

11. Genta Patih

12. Dinna Mutmainah

13. Rezi Yulia Lofina

14. Yelfifa Wulandari

15. Ayda Murni

Tabel 2.tabel sampel

34
D. Instrumentasi Dan Teknik Penelitian

a. Nama test : Test kecepatan pukulan oitsuki chudan

Menurut manullang (2014), metode ini digunakan unuk mengukur

kecepatan pukulan gyaku stuki dan oitsuki chudan. Melakukan pukulan

secepatnya. Hasil yang diperoleh dalam patokan nilai yang dimiliki testi

dalam jumlah pukulan per 30 detik.

b. Tujuan : Mengukur kecepatan pukulan

c. Perlengkapan

1) Terget / Samsak

2) Stopwatch

3) Alat tulis

d. Pelaksanaan : Atlet bersiap-siap berdiri dengan dengan kaki dibuka selebar

bahu kemudian atlet melakukan pukulan. Pada aba-aba

“ya”, atlet melakukan pukulan dengan tangan kiri dan

kanan secara bergantian kemudian melanjutkan pukulan

dengan secepat-cepatnya selama 30 detik. Pelaksanaan

dilakukan 3 kali dan skor yang di ambil yaitu pelaksanaan

terbanyak

e. Penilaian : skor berdasarkan banyak pukulannya pukulan atlet

35
E. Teknik Analisis Data

Analisis statitistik yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah t-test, karena data yang diperoleh berupa angka angka serta statistic

dapat meringkas data yang besar kedalam bentuk yang sederhana.

Hipotesis dalam penelitian ini dianalisis dengan t-test yaitu

perbedaan hasil pretest dengan post test untuk data yang berhubungan

dengan rumus berikut :

t=¿ X 1 −X 2∨ ¿ ¿

√ 2 (Σ D)2
ΣD −
n
n(n−1)

Keterangan:
X 1 = Mean Sampel Pertama
X 2 = Mean Sampel Kedua
D = Beda Antara Skor Sampel Pertama dan Kedua
2
D = Kuadrat Beda
2
Σ D = Jumlah Kuadrat Beda
N = Jumlah Sampel

36
DARTAR PUTAKA

DOS SANTOS, M. H. (2016). Pengaruh Latihan Beban dan Kecepatan Reaksi

Tangan Terhadap Kecepatan Kombinasi Pukulan Kizami Gyaku Tsuki

Pada Karate-ka Inkanas UNM (Doctoral dissertation, Pascasarjana).

Darmalis, (2017). Mengenal Karate Shotokan. Jakarta : Uwais Inspirasi Indonesia

Samrotul Jannah. (2018). Pengaruh latihan Overhead Tricep Extension Resistence

Band Dan Latihan Overhead Tricep Extension Dumbell Terhadap Power

Lengan. Jurnal Prestasi Olahraga. Vol 1, No 4

RUSKIN, Ruskin; LIPUTO, Nurhayati. Hubungan Panjang Lengan Dan Kekuatan

Otot Lengan Dengan Kecepatan Pukulan Gyaku TsukI. Jambura Journal

of Sports Coaching, 2021, 3.2: 60-67.

Same, R. J. (2021). Pengaruh Latihan Memukul Memakai Beban Karet Terhadap

Kecepatan Pukulan Dalam Olahraga Karate (Survey dalam Pembelajaran

Mata Kuliah Karate). Publikasi Pendidikan, 11(2), 137-143.

Same, Rahyuddin Jide. "Pengaruh Latihan Memukul Memakai Beban Karet

Terhadap Kecepatan Pukulan Dalam Olahraga Karate (Survey dalam

Pembelajaran Mata Kuliah Karate)." Publikasi Pendidikan 11.2 (2021):

137-143.

Akbar, Ilham. Pengaruh latihan resistance band terhadap kemampuan pukulan

atlet karate junior Kabupaten Sarolangun Diss. Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan, 2022.

37
Agus, A. (2012). Olahraga kebugaran Jasmani: Sebagai Suatu Pengantar. Padang:

sukabina Press

Bafirman, B. (2010). Pembentukan kondisi fisik. Padang: Wineka Media

Dr. Ivan Yulivan. (2018) Karate Seni Bela Diri Berbudi Luhur. Depok: I Jakarta

Purba, Pangondian Hotliber. "Perbedaan pengaruh latihan menggunakan karet

terhadap kecepatan pukulan oits suki chudan pada atlet karate putra

perguruan wadokai." Halaman Olahraga Nusantara (Jurnal Ilmu

Keolahragaan) 2.1 (2019): 60-71.

Zulkarnaen, Recky. Pengaruh Daya Ledak Otot Lengan, Kecepatan Reaksi

Tangan dan Konsentrasi terhadap Kemampuan Pukulan Gyaku Tsuki

dalam Teknik Karate. Diss. Universitas Negeri Padang, 2019.

Shihan Denny Karundeng (2021) . Belajar Mengajar Karate. Uwais Inspirasi

Indonesia

MANULLANG, Jujur Gunawan, et al. Pengaruh Metode Latihan dan Power

Lengan Terhadap Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan pada Cabang

Olahraga Karate Dojo Khusus Unimed. Journal Of Physical Education

And Sports, 2014, 3.2.

Andibowo, Teguh, Joko Sulistyono, and Agus Supriyoko. "pelatihan fisik dan

teknik cabang olahraga karate inkai wonogiri." proficio 3.1 (2022): 23-28.

Victorianus, Phang.2015. Karate-Do Shotokan kata.bogor. INKAI

Abdullah, kadir.2011.keterampilan dasar karate.jakarta:INKAI

38

Anda mungkin juga menyukai