PROPOSAL PENELITIAN
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti
Seminar Proposal Penelitian
Oleh
MUHAMMAD WILDAN
192191165
MUHAMMAD WILDAN
192191165
Disetujui oleh
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik.
Penulis berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan proposal penelitian
yang berjudul “Pengaruh Latihan Passing Filanesia Terhadap Keterampilan Stop
Passing dalam Permainan Sepak Bola (Eksperimen pada Siswa SSB Putra
Pribumi U-15 Kabupaten Tasikmalaya)” penulis berharap proposal penelitian ini
dapat berguna khususnya bagi diri pribadi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mengikuti seminar proposal pada Jurusan Pendidikan Jasmani pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan atas kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca. Terimakasih.
Muhammad Wildan
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v
1. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................................5
3. Definisi Operasional.....................................................................................5
4. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
5. Kegunaan Penelitian....................................................................................6
6. Tinjauan Teoretis.........................................................................................7
6.1 Kajian Pustaka...............................................................................7
6.1.1 Konsep Latihan..............................................................................7
6.1.1.1 Pengertian Latihan.........................................................................7
6.1.1.2 Tujuan Latihan...............................................................................8
6.1.1.3 Prinsip-Prinsip Latihan..................................................................9
6.1.1.3.1 Prinsip Beban Lebih (Overload)....................................................10
6.1.1.3.2 Pinsip Individualisasi.....................................................................11
6.1.1.3.3 Kualitas Latihan.............................................................................12
6.1.1.3.4 Variasi Latihan...............................................................................13
6.1.1.4 Komponen Latihan........................................................................14
6.1.1.4.1 Intensitas Latihan...........................................................................14
6.1.1.4.2 Volume Latihan.............................................................................14
6.1.1.4.3 Recovery.........................................................................................15
6.1.2 Konsep Permainan Sepak Bola......................................................16
6.1.3 Teknik Dasar Permainan Sepak Bola............................................17
6.1.3.1 Teknik Dasar Stop Passing............................................................19
6.1.3.1.1 Teknik Dasar Menerima Bola (Control)........................................19
6.1.3.1.2 Teknik Dasar Mengumpan Bola (Passing)....................................21
6.1.4 Passing Filanesia...........................................................................24
iii
6.1.5 Latihan Passing Filanesia..............................................................25
6.2 Hasil Penelitian yang Relevan.......................................................29
6.3 Kerangka Konseptual.....................................................................29
7. Hipotesis Penelitian......................................................................................30
8. Prosedur Penelitian......................................................................................31
8.1 Metode Penelitian....................................................................................31
8.2 Variabel Penelitian..................................................................................32
8.3 Desain Penelitian.....................................................................................32
8.4 Populasi dan Sampel...............................................................................33
8.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................34
8.6 Instrumen Penelitian................................................................................35
8.7 Teknik Analisis Data...............................................................................36
8.8 Langkah-langkah Penelitian....................................................................38
8.9 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................40
iv
DAFTAR GAMBAR
v
PENGARUH LATIHAN PASSING FILANESIA
TERHADAP KETERAMPILAN STOP PASSING
DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA
(Eksperimen pada Siswa SSB Putra Pribumi U-15 Kabupaten Tasikmalaya)
1. Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang terencana yang melibatkan
gerak tubuh secara berulang-ulang dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan jika dilakukan secara rutin dan teratur. Olahraga
juga dapat menghindari dari penyakit yang biasa sampai yang berbahaya.
Menurut Giriwijoyo (2004) mengatakan bahwa olahraga adalah
“serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan secara sadar
untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya” (hlm. 30). Kemudian pendapat
lain menjelaskan bahwa “olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk
mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial”
(UU RI SKN, 2005, pasal 1:2)
Dari penjelasan diatas penulis dapat simpulkan bahwa olahraga merupakan
kegiatan aktivitas jasmani yang terencana serta sitematis untuk meningkatkan
kebugaran jasmani dan rohani.
Terdapat banyak jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk menjaga
kesehatan tubuh dan semua jenis olahraga memiliki tantangan dan peraturan
tersendiri. Jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani yaitu olahraga atletik, bela diri, olahraga permainan, renang dan masih
banyak lagi olahraga lainnya.
Namun, ada salah satu olahraga yang populer di masyarakat Indonesia
bahkan di Dunia dari dulu sampai sekarang yaitu olahraga permainan sepak bola.
Permainan sepak bola selalu mengalami perkembangan dari bentuk
sederhana dan primitif sampai sepak bola yang modern, yang sangat digemari dan
disenangi masyarakat luas, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang
tua bahkan wanita juga menyukai sepak bola. Permainan ini relatif mudah
dilakukan dan termasuk olahraga yang murah karena tidak memerlukan banyak
biaya, sehingga permainan ini berkembang dengan cepat ke masyarakat. Banyak
1
2
Dalam permainan sepak bola salah satu teknik dasar yang dominan
digunakan adalah stop passing. Stop passing dalam permainan sepak bola
memiliki tujuan yaitu menghentikan dan mengoper bola pada teman satu tim agar
dapat menciptakan ruang, sehingga pemain dapat menciptakan gol ke gawang
lawan dan dapat mempertahankan daerah pertahanan bagi pemain bertahan. Stop
passing adalah “salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang
penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan
bola adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk di dalamnya adalah untuk
mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk
passing” (Mielke, 2007, hlm. 24).
Teknik stop passing dalam permainan sepak bola sangatlah penting karena
dengan stop passing yang tepat dan akurat maka dalam mengumpan bola kepada
teman akan mudah diterima dan dikuasai, sehingga bola tidak mudah hilang atau
direbut lawan. Dengan kemampuan stop passing yang baik dengan sedikit
kesalahan bisa membuat suatu permainan menjadi semakin menarik untuk
ditonton. Untuk bisa menguasai teknik stop passing ini dengan baik tentunya
harus melakukan latihan yang rutin.
Latihan untuk meningkatkan keterampilan stop passing dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya dengan latihan passing filanesia (filosofi sepak
bola indonesia) yaitu variasi-variasi latihan passing yang terdapat pada kurikulum
pembinaan sepak bola Indonesia. Menurut Danurwindo, Putera, Sidik, dan
Prahara (2017) menjelaskan bahwa filanesia adalah “suatu rumusan cara bermain
yang dipilih oleh Indonesia untuk menuju ke level prestasi sepak bola tertinggi”
(hlm. 14). Hal yang harus diperhatikan dalam memilih latihan passing filanesia
tersebut adalah sesuai dengan fase pengembangan permainan sepak bola tiap
kategori usia. Salah satu latihan passing filanesia yang dapat dijadikan latihan
untuk meningkatkan keterampilan stop passing adalah latihan passing filanesia
yang terdapat pada fase pengembangan permainan sepak bola 14-17 tahun karena
sudah dirancang sesuai dengan kategori usianya, sehingga siswa dapat
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan stop passing tersebut.
4
untuk menuju ke level prestasi sepak bola tertinggi” (Danurwindo dkk., 2017,
hlm. 14).
e. Latihan passing filanesia, merupakan salah satu latihan teknik dasar sepak bola
yaitu stop passing yang terdapat pada kurikulum pembinaan sepak bola
indonesia. Passing filanesia ini berupa variasi-variasi latihan stop passing
yang sesuai dengan fase pengembangan setiap kategori usia. Yang dimaksud
latihan passing filanesia dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan fase
pengembangan permainan sepak bola 14-17 tahun.
4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis kemukakan di atas maka
tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan
passing filanesia terhadap keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola
pada siswa SSB Putra Pribumi U-15 Kabupaten Tasikmalaya.
5. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis :
a. Secara Teoritis
Pengaruh latihan passing filanesia dapat dibuktikan secara ilmiah untuk
meningkatkan keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola pada siswa
SSB Putra Pribumi U-15 Kabupaten Tasikmalaya. Setelah diketahui hasil secara
ilmiah tersebut diharapkan dapat membantu dalam menentukan latihan yang akan
digunakan untuk meningkatkan keterampilan stop passing bagi pemain sepak
bola.
b. Secara Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan dan referensi bagi para pelatih dan pemain sepak bola untuk dapat lebih
kreatif dan inovatif dalam merancang dan melatih. Agar bentuk-bentuk latihan
tidak monoton dan bersifat membosankan.
6. Tinjauan Teoretis
6.1 Kajian Pustaka
6.1.1 Konsep Latihan
7
(hlm. 75). Latihan yang dikatakan berkualitas (bermutu), adalah “latihan dan
drill-drill yang diberikan memang harus benar benar sesuai dengan kebutuhan
atlet, koreksi-koreksi yang konstruktif sering diberikan, pengawasan dilakukan
oleh pelatih sampai ke detali-detail gerakan, dan prinsip-prinsip overload
diterpakan”. Pendapat selanjutnya menjelaskan bahwa latihan yang berkualitas
atau bermutu itu sebagai berikut:
Latihan yang bermutu adalah: (a) apabila latihan dan drill-drill yang
diberikan memang benar benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan
atlet, (b) apabila koreksi-koreksi yang konstruktif sering diberikan, (c)
apabila pengawasan dilakukan oleh pelatih sampai ke detail baik dalam
segi fisik, teknik, maupun atlet. (Harsono, 2015, hlm. 76).
Konsekuensi yang logis dari sistem latihan dengan kualitas tinggi biasanya
adalah prestasi yang tinggi pula. Kecuali faktor pelatih, ada faktor-faktor lain yang
mendukung dan ikut menentukan kualitas training, yaitu hasil-hasil evaluasi dari
pertandingan-pertandingan.
Latihan-latihan yang walaupun kurang intensif, akan tetapi bermutu,
seringkali lebih berguna untuk menentukan kualitas training, yaitu hasil-hasil
penemuan penelitian, fasilitas dan daripada latihan-latihan yang intensif namun
tidak bermutu. Oleh karena itu, semua faktor yang dapat mendukung kualitas dari
latihan haruslah dimanfaatkan seefektif mungkin dan diusahakan untuk terus
ditingkatkan.
Penerapan prinsip kualitas latihan dalam penelitian ini yaitu dengan cara
mengawasi setiap pelaksanaan sampel dalam melakukan latihan passing filanesia
harus sesuai dengan teknik yang benar. Apabila atlet melakukan gerakan salah
segera dikoreksi dan diperbaiki. Koreksi dan perbaikan ini diberikan secara
individual. Setelah atlet melakukan gerakan yang benar latihan dilanjutkan lagi.
6.1.1.3.4 Variasi Latihan
Variasi latihan adalah latihan yang metode-metode dan materi/isi
latihannya tidak selalu sama di setiap pertemuannya tapi tetap untuk satu tujuan
pengembangan teknik dan tujuannya agar atlet tidak jenuh pada saat latihan.
Menurut Harsono (2015) mengatakan bahwa “latihan yang dilaksanakan dengan
betul biasanya menuntut banyak waktu dan tenaga dari atlet” (hlm. 76). Ratusan
13
jam kerja keras yang diperlukan oleh atlet untuk secara bertahap terus
meningkatkan intensitas kerjanya, untuk mengulang setiap bentuk latihan dan
untuk semakin meningkatkan prestasinya. Oleh karena itu, tidak mengherankan
kalau latihan demikian sering dapat menyebabkan rasa bosan (boredom) pada
atlet.
Selanjutnya Harsono (2015) mengungkapkan bahwa “untuk mencegah
kebosanan berlatih ini, pelatih harus kreatif dan pandai mencari dan menerapkan
variasi-variasi dalam latihan” (hlm. 78). Latihan untuk meningkatkan
keterampilan stop passing misalnya, bisa melakukan variasi-variasi latihan
passing filanesia. Dengan demikian diharapkan faktor kebosanan latihan dapat
dihindari, dan tujuan latihan meningkatkan keterampilan stop passing pemain
dapat tercapai. Variasi-variasi latihan yang di kreasi dan diterapkan secara cerdik
akan dapat menjaga terpeliharanya teknik maupun mental atlet. Sehingga
demikian timbulnya kebosanan berlatih sejauh mungkin dapat dihindari. Atlet
selau membutuhkan variasi-variasi dalam berlatih. Oleh karena itu, pelatih wajib
dan patut menciptakannya dalam latihan.
Penerapan prinsip variasi latihan dalam penelitian ini yaitu dengan
memberikan beberapa variasi latihan passing filanesia supaya siswa tidak merasa
jenuh dan bosan dalam melakukan latihan stop passing.
minggu 3 hari latihan; setiap latihan berlangsung 3 jam. Jadi volume latihannya
selama 6 bulan = 24 x 3 x 3 jam = 216 jam” (Harsono, 2015, hlm. 101).
Berdasarkan penjelasan diatas penerapan volume latihan dalam penelitian
ini yaitu pemberian treatment dengan latihan passing filanesia selama 16 kali
pertemuan yang kurang lebih 6 minggu karena setiap minggu hanya 3 hari
melakukan latihan. Setiap latihan berlansung selama 2 jam. Jadi volume latihan
dalam penelitian ini selama 6 minggu = 6 x 3 x 2 = 36 jam.
6.1.1.4.3 Recovery
Dalam komponen latihan juga sangat penting dan harus diprhatikan adalah
recovery. Recovery dan Interval mempunyai arti yang sama yaitu pemberian
istirahat. Perbedaan antara recovery dan interval adalah recovery adalah waktu
istirahat antar repetisi, sedangkan interval adalah waktu istirahat antar seri.
Semakin singkat waktu pemberian recovery dan interval maka latihan tersebut
dikatakan tinggi dan sebaiknya jika istirahat lama dikatakan latihan tersebut
rendah.
Prinsip pemulihan ini merupakan faktor yang amat kritikal dalam
pelatihan olahraga modern. Karena itu dalam latihan-latihannya, pelatih harus
dapat menciptakan kesempatan-kesempatan recovery yang cukup kepada atletnya.
Prinsip pemulihan ini harus dianggap sama pentingnya dengan prinsip overload.
Oleh karena itu unsur ini harus mendapat perhatian yang serius bagi para pelatih,
pembina maupun pemain sepak bola.
Kualitas kemampuan teknik dasar bermain yang dimilik setiap pemain
sangat menentukan tingkat kualitas permainan suatu kesebelasan sepak bola
secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekatamsi (2005) yaitu
bahwa “mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik
dasar tentang sepak bola” (hlm. 56). Oleh karena itu, penguasaan teknik dasar
bermain ini harus mendapat perhatian yang serius dan harus menjadi prioritas
utama dalam latihan.
6.1.3 Teknik Dasar Permainan Sepak Bola
Faktor penting yang berpengaruh dan dibutuhkan dalam permainan sepak
bola adalah teknik dasar permainan sepak bola. Penguasaan teknik dasar
merupakan suatu persyaratan penting yang harus dimiliki oleh setiap pemain agar
permainan dapat dilakukan dengan baik. Teknik dasar sepak bola tersebut adalah
teknik yang melandasi keterampilan bermain sepak bola pada saat pertandingan,
meliputi teknik tanpa bola dan teknik dengan bola.
Teknik dasar dalam permainan sepak bola tersebut menentukan sampai
dimana seorang pemain dapat meningkatkaan mutu permainannya. Tujuan
penguasaan teknik dasar yang baik dan sempurna adalah agar para pemain dapat
menerapkan taktik permainan dengan mudah, karena apabila pemain mempunyai
kepercayaan pada diri sendiri yang cukup tinggi, maka setiap pengolahan bola
yang dilakukan tidak akan banyak membuang tenaga. Pendapat lain
mengungkapkan mengenai teknik dasar sepak bola sebagai berikut:
Teknik dasar dalam permainan sepak bola pada umumnya terbagi 2
bagian, yaitu : (1) teknik tanpa bola, yang terdiri dari : lari cepat dan
merubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu tanpa bola yaitu gerak
tipu dengan badan dan gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang. (2)
teknik dengan bola, terdiri dari mengenal bola, menendang bola, menerima
bola, menggiring bola, menyundul bola, melempar bola, teknik gerak tipu
dengan bola, merampas atau merebut bola dan teknik khusus penjaga
gawang (Sudjarwo, 2018, hlm. 1).
Adapun teknik dasar sepak bola menurut Herwin (2006) dijelaskan
sebagai berikut:
18
dengan kaki yang terjauh dari posisi lawan, julurkan kaki yang akan
menerima bola ke arah bawah dan putar ke dalam, jaga agar kaki tetap
kuat, kepala tidak bergerak dan memperhatikan bola.
Pelaksanaan : Terima bola dengan bagian samping luar instep, tarik
kaki yang menerima bola untuk mengurangi benturan, arahkan bola ke
ruang terbuka menjauhi dari lawan yang terdekat, dan sesuaikan posisi
tubuh untuk melindungi bola dari lawan.
Follow-Through : Tegakan kepala dan lihat ke lapangan, dorong bola
ke arah gerakan selanjutnya.
pemain karena teknik tersebut dapat membawa pada peningkatan prestasi, baik
individu maupun tim. Pendapat selanjutnya menjelaskan ketiga teknik menendang
bola secara berutan sebagai berikut:
a. Menendang bola dengan kaki bagian dalam (inside of the foot)
Persiapan : Berdiri menghadap target, letakan kaki yang menahan
keseimbangan di samping bola, arahkan kaki ke target, bahu dan
pinggul lurus dengan target, tekukan sedikit lurus kaki, ayunkan kaki
yang akan menendang bola ke belakang, tempatkan kaki dalam posisi
menyamping, tangan direntangkan untuk menjaga keseimbangan,
kepala tidak bergerak, dan fokuskan perhatian pada bola.
Pelaksanaan : Tubuh berada di atas bola, ayunkan kaki yang akan
menendang ke depan, jaga kaki agar tetap lurus, dan tendang bagian
tengah bola dengan bagian samping dalam kaki.
Follow-Through : pindahkan berat badan ke depan, lanjutkan searah
dengan bola, dan gerakan akhir berlangsung dengan mulut.
menuju ke level prestasi sepak bola tertinggi” (hlm. 14). Passing dalam kurikulum
pembinaan sepak bola indonesia ini dengan mempertimbangkan tuntutan sepak
bola level atas, dimana keinginan untuk mendominasi penguasaan bola.
Terdapat beberapa bentuk latihan passing filanesia yang dapat dilakukan
untuk melatih keterampilan stop passing dan latihan passing filanesia ini sesuai
dengan fase pengembangan permainan sepak bola setiap kategori usianya.
Pendapat selanjutnya menjelaskan bahwa inti dari latihan passing ini adalah
“mempersiapkan pemain untuk berkomunikai dengan kawan (dan/atau lawan)
untuk melakukan passing, pressing, first touch dll” (Danurwindo dkk., 2017, hlm.
71).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan passing filanesia
adalah beberapa bentuk latihan passing yang terdapat pada kurikulum sepak bola
Indonesia yang sesuai dengan fase pengembangan permainan kategori usia
tertentu dan untuk mengikuti tuntutan sepak bola level atas, serta mempersiapkan
pemain untuk berkomunikasi dengan kawan ataupun lawan untuk melakukan
passing.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan latihan passing filanesia fase
pengembangan permainan sepak bola 14-17 tahun, karena yang akan peneliti teliti
yaitu siswa SSB Putra pribumi U-15 Kabupaten Tasikmalaya.
6.1.5 Latihan Passing Filanesia
Banyak bentuk latihan yang dapat digunakan pelatih untuk meningkatkan
prestasi atlet atau anak didiknya. Demikian juga dengan melatih keterampilan
stop passing. Ada beberapa cara melatih untuk meningkatkan kualitas
keterampilan stop passing, salah satunya dengan latihan passing filanesia sebagai
bentuk latihan.
Dalam latihan bentuk atau variasi latihan merupakan bagian yang penting
untuk membantu siswa dalam menguasai keterampilan tertentu agar tidak jenuh.
Menurut Harsono (2015) mengungkapkan bahwa “untuk mencegah kebosanan
berlatih ini, pelatih harus kreatif dan pandai mencari dan menerapkan variasi-
variasi dalam latihan” (hlm. 78). Makin kompleks suatu gerakan makin sukar
untuk dipelajari dan makin banyak siswa yang tidak segera dapat menguasainya.
25
Oleh karena itu, diperlukan suatu variasi latihan yang dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam berlatih supaya tidak terjadi kebosanan.
Berdasarkan paparan diatas, jelas bahwa proses latihan membutuhkan
variasi latihan untuk menghindari siswa dari kebosanan. Dalam hal ini, pelatih
perlu menguasai berbagai macam bentuk latihan dalam proses latihan, begitu juga
dalam melatih keterampilan stop passing dalam permainan sepakbola.
Prosedur pelaksanaan latihan passing filanesia dapat penulis deskripsikan
sebagai berikut:
a. Siswa melakukan pemanasan (warming up) statis, lari, dan peregangan
dinamis.
b. Siswa mulai melakukan latihan passing filanesia (1) dengan jarak antar pos 4
meter dengan 1 bola secara bergantian. Latihan passing berjalan mengikuti
pola yang telah di buat, ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan pada saat
melakukan stop passing berjalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar
berikut ini.
d. Setelah stop passing dirasa cukup baik, proses latihan berikutnya ditingkatkan
dengan latihan passing filanesia (3) dengan jarak antar pos 6 meter dengan 1
bola secara bergantian. Latihan passing dilakukan secara berjalan mengikuti
pola yang telah di buat, ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan passing dan
mengontrol bola pada saat berjalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar
berikut ini.
dikuasai oleh setiap pemain sepak bola. Teknik menghentikan bola terjadi pada
saat pemain menerima bola dari pemain lainnya dan mengontrolnya” (hlm. 52).
Pendapat selanjutnya mengungkapkan bahwa “passing ini diperlukan agar
permainan dapat berhasil dan pemain dapat mengasah keterampilannya mengolah
bola” (Hasanah, 2009, hlm. 49).
Sementara itu, latihan passing filanesia dianggap tepat untuk siswa SSB
Putra pribumi U-15 Kabupaten Tasikmalaya dengan melalui variasi-variasi latihan
stop passing. Sehingga siswa tidak merasa bosan dalam melakukan latihan
tersebut. Hal itu sejalan dengan pendapat lain yang mengungkapkan bahwa “untuk
mencegah kemungkinan timbulnya kebosanan berlatih ini, pelatih harus kreatif
dan pandai-pandai mencari dan menerapkan variasi-variasi dalam latihan”
(Harsono, 2015, hlm. 78).
Berdasarkan pada prinsip latihan yaitu jika dilakukan secara berulang-
ulang dan berkelanjutan maka akan meningkatkan keterampilan, dalam hal ini
adalah keterampilan stop passing. Untuk mencapai prinsip tersebut, dibutuhkan
pula latihan yang berkualitas yaitu latihan yang memberikan tantangan dan sesuai
dengan kebutuhan siswa. Sejalan dengan pendapat lain menjelaskan bahwa
“semua faktor yang dapat mendukung kualitas dari latihan haruslah dimanfaatkan
seefektif mungkin dan diusahakan untuk terus ditingkatkan” (Harsono, 2015, hlm.
76).
Dari pernyataan diatas, maka diharapkan siswa dapat meningkatkan
keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola agar lebih menguntungkan
timnya dan semakin baik pula keterampilan stop passingnya. Sehingga tidak
terjadi lagi permasalahan stop passing yang terlalu jauh dari kaki, tidak sampai ke
teman, dan tidak tepat sasaran.
7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara atau merupakan praduga tentang apa
saja yang kita amati. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2015)
mengatakan bahwa hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan” (hlm. 96). Kutipan tersebut menjelaskan bahwa
30
menghadapi satu kelompok yang diteliti, yaitu kelompok yang diberi latihan
passing filanesia selama 18 pertemuan termasuk pretest dan postest.
8.2 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2015) variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (hlm.
60). Selanjutnya variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:
Hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka variabel
dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
b. Variabel dependen : sering disebut sebagai variabel output, kriteria
konsekuan. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2015,
hlm. 61).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yakni variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini yaitu latihan passing filanesia.
Sedangkan variabel terikat adalah keterampilan stop passing dalam permainan
sepakbola pada siswa SSB Putra Pribumi U-15 Kabupaten Tasikmalaya.
8.3 Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain yang tepat,
sesuai dengan kebutuhan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan
penelitian dan hipotesis yang diajukan. Desain penelitian yang penulis gunakan
adalah model one group pretest-postest design. Kelompok dalam penelitian ini
diberikan perlakuan latihan stop passing dengan menggunakan alat bantu cones.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama
30 detik.
d. Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka teste menggunakan
bola cadangan yang telah disediakan.
4) Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila :
a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan
menyepak bola.
b. Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja.
5) Cara menskor : Jumlah menyepak dan menangkis bola
yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali
kegiatan menendang bola. (Nurhasan, Abdul Narlan, 2017, hlm. 149).
(
X̅ =Xo+ P
)
∑ fi ci
∑ fi
Arti tanda-tanda tersebut adalah :
X̅ = nilai rata-rata yang dicari
Xo = titik tengah skor yang memuat tanda-tanda kelas dengan nilai C
=0
P = panjang kelas interval
∑ = sigma atau jumlah
36
fi = frekuensi
ci = deviasi atau simpangan baku
b. Menghitung simpangan baku dari masing-masing kelompok sehingga
diperoleh skor simpangan baku dari hasil tes awal dan tes akhir dengan
menggunakan rumus dibawah ini.
√ n ∑ fi ci −( ∑ fi ci )
2 2
s=P
n ( n−1 )
Arti tanda-tanda tersebut adalah :
s = simpangan baku yang dicari
P = panjang kelas interval
∑ = sigma atau jumlah
fi = frekuensi
ci = deviasi atau simpangan baku
n = jumlah sampel
c. Menghitung varians dari masing-masing tes, dengan menggunakan
rumus :
2 n ∑ fi ci − ( ∑ fi ci )
2 2
2
s =P
n ( n−1 )
Variansterbesar
Variansterkecil
F=
Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi F dengan taraf
nyata (α) = 0,05 dan dk = n – 3 adalah apabila F hitunglebih kecil atau
sama denganF- tabel distribusi (F ≤ F ½ α (V 1, V2), maka data-data dari
kelompok itu homogen. F ½ α (V1, V2) didapat dari daftar distribusi F
dengan peluang ½ α, sedangkan derajat kebebasan V1, V2 masing-
masingsesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut = n.
f. Menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendekatan uji
kesamaan kedua rata-rata uji satu pihak (uji t’). Dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
X̄ − X̄ 2
t '= 1
Keterangan :
√ S21 S 22
+
n1 n 2
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pengarahan kepada sampel mengenai proses pelaksanaan
latihan passing filanesia.
b. Melakukan pengambilan data yaitu tes awal dan tes akhir dengan alat ukur
tes sepak tahan bola permainan sepak bola.
3. Tahap Akhir
a. Melakukan pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakan rumus-
rumus statistika.
b. Menyusun draf skripsi lengkap dengan hasil penelitian kemudian
melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing skripsi yang telah
ditetapkan oleh Dewan Bimbingan Skripsi (DBS).
c. Ujian sidang skripsi, tahap ini merupakan tahap akhir dari rangkaian
kegiatan penelitian yang penulis lakukan sekaligus penyempurnaan bagi
skripsi yang disusun penulis.
8.9 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan lebih, yaitu dari bulan
Desember 2022. Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa putra
Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra pribumi. Kegiatan penelitian (latihan) dilakukan
selama 18 kali pertemuan termasuk tes awal dan tes akhir. Pelaksanaan
pengambilan data tes dilakukan dilapangan sepak bola Desa Tanjungkerta,
Pageurageung, Tasikmalaya. Untuk memudahkan pelaksaan penelitian penulis
membuat program latihan passing filanesia permainan sepak bola selama 16 kali
pertemuan.
39
DAFTAR PUSTAKA