DI SUSUN OLEH:
MARDIANA
ADITYA
BARIUN ARIF MUNANDAR
ANDI BAMBANG FADEL
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul
“FALSAFAH DAN KEPEMIMPINAN COACHING” yang disusun untuk memenuhi
tugas terstruktur mata kuliah Ilmu social dasar. Saya mengucapkan terimakasih yang
sebesar besarnya kepada dosen pembimbing saya karena sudah membantu hingga
makalah ini selesai . Dan kepada teman teman , serta orang lain yang sudah tidak
langsung membantu saya. Dikarenakan saya masih baru dalam menusun makalah ,
mungkin ada beberapa kata atau makna yang salah . oleh karena itu dimohon kritik
dan saran yang membangun. Dengan ini saya mengucapkan selamat membaca dan
semoga dapat berguna untuk para pembaca sekalian.
C. TUJUAN ......................................................................................................................4
A. FALSAFAH DASAR..................................................................................................5-6
B. MOTIVASI..................................................................................................................6-9
A. KESIMPULAN ..........................................................................................................15
B. SARAN .......................................................................................................................15
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya seorang juara tidak dapat dilepaskan dari peranan pelatih. Meskipun
bakat pembawaan merupakan modal dasar lahirnya seorang juara, namun persaingan
ketat dalam olahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin
ilmu, sehingga tentu saja pelatih sangat memegang peran utama.
Kepelatihan merupakan usaha atau kegiatan memberi perlakuan untuk membantu
atlet agar pada akhirnya atlet dapat mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan
bakat kemampuan, keterampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap, penguasaan
emosi serta kepribadian pada umumnya.
Dalam olahragapun tentunya kita sepakat bahwa atlet diharapkan dapat berbuat
sebaik –baiknya, selain kemampuan pribadinya dapat berfungsi baik dalam suatu
tingkat integrasi tertentu, juga menunjukkan kematangan emosional serta dapat
menguasai dirinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penerapan Falsafah Dasar ?
2. Apa itu motivasi ?
3. Bagaimana kepemimpinan dalam coaching ?
4. Bagaimana sikap pelatih menghadapi atlet yang bermasalah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui penerapan Falsafa Dasar
2. Mengetahui arti dari motivasi
3. Mengetahui kepemimpinan dalam coaching
4. Mengetahui sikap pelatih menghadapi atlet yang bermasalah
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini tentunya akan membahas lebih dalam lagi tentang
falsafah pelatihan olahraga dan tugas, peran dan kepribadian pelatih.
A. FALSAFAH DASAR
Falsafah seseorang tercermin dalam pandangannya tentang duniannya, tentang situasi
sekitarnya, tentang hubungan antara manusia, serta tentang nilai-nilai yang dib Setiap
orang mempunyai falsafah hidup masing-masing termaksuk pelatih. erikannya untuk
semua itu. Falsafah ialah suatu sistem dariprinsip-prinsip yang digunakan untuk
membibing orang dalam kegiatan-kegiatannya ( Martin & Lumsden,1987; Harsono; 1)
Seorang pelatih harus memiliki falsafah yang baik tentang latihan dan olahraga. Jadi,
jika berbicara tentang falsafah coaching, artinya berbicara dengan suatu sikapatau
prinsip-prinsip dasar yang menuntut tabiat dan perilaku pelatih dalam situasi praktis.
Sebagai contoh, pelatih yang falsafah coaching-nya “memenangkan setiap
pertandingan”, maka sikap, perilaku, cara menangkan olahraga, dan atletnya akan
tercermin dari falsafah tersebut. Dengan mengamati perilaku atletnya, dapat diketahui
falsafah pelatihnya.
Seperti yang dikemukakan oleh harsono ( 1988: 3 )falsafah seorang pelatih harus
tercermin dalam pemdapatanya dan tingka lakunya dalam melaksanakan tugasnya
sebagai coach dan dalam pembinaan atlet-atletnya.
Hampir sama dengan falsafah , kode etik juga merupakan suatu perangkat peraturan
dan prinsip yang menuntun seseorang dalam peri lakunya sehari-hari. Etik adalah suatu
disiplin yang biasanya mengacu kepada masalah-masalah yang berhubungan dengan
baik dan buruk terhadap kewajiban dan tanggung jawab moral.
Jadi, falsafah dan etik sebagai pelatih adalah saling berhubungan kedua-duanya
mengacukepada system nilai-nilai seseoarang sikap, kepercayaan dan prinsip yang
menuntun perilaku orang tersebut sebagai pelatih .
Sebelum anda terju dalam bidang coaching, sebelum anda berhubungan dengan orang
lain dan mempunya pengaruh terhadap oerang lain, sebaiknya anda mengenal diri anda
sendiri terlebidahulu, dan menjawab prtannyaan berikut ini:
1. Mengapa saya ingin menjadi pelatih….?
2. Apa yang saya harapkan dalam melatih….?
3. Apakah saya benar-benar siap ingin berkorban dan menekuni bidang itu…?
4. Apakah kekuatan-kekuatan saya….?
5. Aakah kelemahan-kelemahan saya….?
6. Apakah saya bisah menanamkan pengaruh-pengaruh positif pada atlet-atlet saya
kelak….?
Pertannyaan tersebut penting bagi seorang pelatihuntuk mengenal diri sendiri sebab akan
memberikan arahan kepada seorang pelatih, kemana seorang pelatih akan pergi, dan apa
yang akan pelatih lakukan sehingga menjadi falsafahnya dalam melatih.
B. MOTIVASI
Motivasi adalah sebagai mesin atau energy manusia untuk berperilaku memcapai
tujuan tertentu. Menurut Apta Mylsidayu (2014:23) tidak bereaksi untuk menentukan
arahan aktivitas terhadap pemcapaian tujuan selanjutnya, Harsono (1988:2-3) yang
memaparkan beberapa motivasi seseorang memiliki karir sebagai pelatih, meliputi: (1)
mengamalkan pengetahuan dan keterampilan kepada atlet, (2) senang menolong atlet
dalam memperoleh kepuasan jika atletnya memperlihatkan peningkatnya dalam
prestasinnya, (3) merasah memperoleh power yang tidak bisah diperoleh dibidang lain,
(4) untuk memperoleh status dan pengakuan dari masyarakat, memberikan pengaruh
untuk memperlancar urusan-urusan dalam olahraga yang digeluti, (6) senang dalam
mengasuh / membimbng anak muda, (7) senang karena terlihat terus menerus dalam
sensasi stress pertandingan, dan (8) sebagai mata pencaharian.
Selanjutnya, menjadi seorang pelatipun harus bisah memberi motivasi kepada
atletnya. Adapunteknik motivasi yang dapat digunakan antara lain sebagaiberikut :
1. Motivasi Verbal
Motivasi verbal adalah motivasi dengan kata-kata atau ucapan, bicara, berdiskusi.
Hal-hal yag perlu diperhatikan dalam melakukan motivasi verbal: (1) memberi pujian
(2) memberi koreksi dan sugesti, memjelaskan peranan dalam tim agar atlet lebih
bertaggung jawab, dan (4) memberi petunjuk contohnya, saat melatih pelatih bolavli,
ada anak yang putus asa karena tidak bisah melakukan servis. Pelatih memberikan
motivasi dengan berkata “ayo semangat, kamu pasti bisah “, atau contoh lainnya pada
saat latihan pelatih mengatakan: “bagus, good job, nice” kepada atletnya karena berhasil
menembak dan menghasilkan poin.
2. Motivasi Behavioral /Perilaku
Segala perilaku pelatih akan diladani oleh atletnya dan di nilai oleh masyarakat. Peltih
memegan peranan penting dalam memberikan contoh perilaku yang positif. Contoh,
pelatih yang selalu dating tepat waktu pada saat sedang melatihan sedangkan atletnya
banyak yang terlambat. Lama kelamaan, atlet dating tepat waktudan lebih dulu dating
dari pada pelatihnya. Dengan contoh berhavioral yang baik diharapkan atlet dapat
termotivasi untuk bersikap dan berperilaku positif dalam usaha memcapai keberhasilan
baik dalm aktivitas olahraga maupun aktivitas di masyarakat lainnya.
3. Motivasi Insentif ( Bonus ) dan Ganjaran
Motivasi ini adalah teknik motivasi dengan cara memberikan bonus bertujuan untuk
menambah semnagat berlatih, menambah gairah/ambisiuntuk berprestasi, dan
memperpendek proses belajar/ latihan. Misalnya, pelatih berjanji kepada atletnya apa
bilah menang dalam pertandingan akan diberikan bonus berupa uang. Tetapi motivasi
insentif hendaknya diberikan dalam situasi yang tepat dan jagan berlebihan karena akan
menjadi kurang baik dan berdampak negative sehingga atlet bersikap kurang wajar.
Selain itu motivasi ganjaran/ hukuman juga dapat digunakan pada saat latihan. Misalnya
memberi hukuman push up untuk memotifasi atlet agar tidak terlambat terlambat pada
saat latihan, tetapi pelatih mengatakanya seperti ini “bagi yang terlambat dating latihan
akan diberikan hadiah berupa push up”. Motivasi ganjaran tidak dikatakan sebagai
hukuman tetapi hadiah karna kata hukuman bermakna negatif.
4. Motivasi visualisasi ( imajinasi )
Teknik memotivasi bertujuab untuk mempercepat proses latihan dengan
membangkitkan semangat atlet. Caranya dengan menyuru atlet untuk melihat,
memperhatikan, dan membayangkan dengan seksama suatu pola gerakan
kemudian kemudian mengigat-ingat pola tersebut. Contohnya, seorang anak yang
membayangkan teknik layup dalam olahraga bola basket yang baru saja
dijelaskan oleh pelatihnya, anak tersebut membayangkan dengan mata tertutup
dan gerakan yang dibayangkan slow motion.
5. Motivasi intimidasi/ fear motivation
Tekni motivasi ini berupa di tekan / di takut-takuti. Adapun cara untuk
membangkitkan motivasi ini antara lain: (1) selalu menekankan kepada atlet
untuk memmatuhi peraturan yang berlaku, baik peraturan permainan/
pertandingan /disiplin tim, (2) dibuat takut jika tidak menyelesaikan latihan dan
melaksanakan latihan degan baik, (3) buat takutakan kritik dan kecaman jika
tidak melaksanakan latihan dengan baik, (4) dibuat takut jika disisikan dari tim
(5) dibuat takut jika tidak memenuhi harapan yang di tetapkan pelatih, KONI,
dan pemerintah. Sebagai contoh, pelatih mengatakan kepada atletnya: “saya
akan memilih atlet-atlet yang rajin latihan untuk ikut turnamen walaupun skilnya
tidak bagus, dari pada atlet yang memiliki skil yang bagus tetapi tidak perna
latihan karena atlet tersebut akan mengaucakan pola permainan “atau” bagi atlet
yang tidak ikut latihan akan dipotong uang pembinaannya”.
6. Motivasi Berbicara Sendiri (self talk/ pep/talks)
Motivasi ini umum diberikan sebelum pertandingan di mulai atau diberikan
pada saat istirahat. Self talk harus diberikan pada saat yang tepat karena jika
diberikan pada saat yang salah dapat merusak dan mengaucakan konsentrasi.
Misalnya, saat pertandingan akan dimulai dan atlet memasuki lapangan bola
basket, atlet berkata padirinya sendiri “point,point dan point.
7. Motivasi Superisi
Bagi sebagian orang supertisi dianggapkurang masuk akal. Supertisi adalah
suatu motivasi yang percaya pada peralatan/symbol yang dianggap memiliki
kekuatan / daya dorong mental. Terkadang supertisi dapat mengubah tingkah
laku menjadi lebih bersemangat, lebih ambisius, dan lebih besarkemauannya
untuk sukses. Misalnya seorang pemain bola akan merasah lebih apa bilah
memaikai gelang, seorang pemain tenis tidak dapat bermain ketika boneka
kesayannya ketingalan dirumah.
8. Motivasi rituals ( berupa perilaku )
Rituals adalah suatu motivasi yang berupa perilaku sebelum / saat/ sesudah
bertandingyang pada ahirnya menjadi suatu kebiasaan, misalnya berdoa sebelum
bertanding, kekamar kecil sebelum bertanding sujud sukur saat mencetak gol,
dan lain sebaginya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang pelatih harus memiliki falsafah yang baik tentang latihan dan olahraga.
Jadi, jika berbicara tentang falsafah coaching, artinya berbicara dengan suatu
sikapatau prinsip-prinsip dasar yang menuntut tabiat dan perilaku pelatih dalam
situasi praktis. Selain itu, kepribadian pelatih juga bisa ikut membentuk
kepribadian atlet yang dilatihnya. Pelatih harus sadar bahwa dia bisa
mempengaruhi perkembangan watak dan kepribadian atlet-atletnya, teruma atlet-
atlet muda. Pengaruh ini bisa positif / negative dan bisa memperbaiki/ merusak
oleh sebab itu, pelatih perlu mengenalnya keinginannya, dan dorongan hatinnya.
Kesimpulan lainnya adalah pelatih yang sukses menggunakan gaya kepemimpinan
yang luas yang memmungkinkannya memenuhihi peran pelatihnya yang beragam.
B. SARAN