Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“TENIS LAPANGAN”

DOSEN PEMBIMBING
Yogi Andria,S.Si, M.Or
Drs. Apri Agus

Disusun oleh :
Adea Oktarisa
19089009

KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PEGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan


yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan,
kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah ‘Tenis Lapangan’ ini bisa selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Saya berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah


pengetahuan rekan-rekan Mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya
tentang Tenis Lapangan.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya
meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan.
Serta tak lupa saya juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun
dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Tangerang, Mei 2020

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..............................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem perwasitan dalam permainan tenis lapangan...........................2


B. Peraturan dalam permainan tenis lapangan.........................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................23
B. Saran ..................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Permainan tenis merupakan salah satu olahraga yang sangat populer dan
banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat, juga suatu permainan yang
menyenangkan dan menggairahkan. Tidak ada batasan umur baik bagi pria
maupun wanita untuk dapat melakukan dan menikmati permainan tenis, karena
semakin banyaknya orang yang memainkan olahraga tenis, maka muncul
persaingan prestasi di cabang olahraga tersebut. Seorang pemain yang akan
mengikuti kejuaraan dituntut lebih mempersiapkan diri dengan berlatih keras
apabila ingin mencapai prestasi yang maksimal.
Pada cabang olahraga tenis, dalam pengembangan dan peningkatannya
mencakup beberapa aspek yaitu aspek fisik, teknik, taktik dan psikis. Khususnya
aspek teknik, seorang pemain dituntut untuk menguasai teknik-teknik dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sistem perwasitan dalam permainan tenis lapangan?
2. Bagaimana Peraturan dalam permainan tenis lapangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem perwasitan dalam
permainan tenis lapangan
2. Untuk mengetahui Bagaimana Peraturan dalam permainan tenis lapangan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem perwasitan dalam permainan tenis lapangan

Wasit (chair umpire)

a. Tanggung Jawab Wasit yang harus dilaksanakan wasit


1. Melakukan calls lines ketika wasit garis tidak ditugaskan
2. Menugaskan wasit garis;
3. Memberikan instruksi pemain di lapangan;
4. Menyebutkan skor;
5. Mengamati perpindahan tempat pemain;
6. Menulis skor
7. Pengskoran pertandingan
8. Membuat keputusan dalam kesalahan yang terjadi
9. Menentukan hukuman pada pemain yang melanggar
10. Calls pengulangan servis maupun pertandingan;
11. Calls foot faults
12. Calls service lets
13. Memberikan tanda dan pemberitahuan saat bola menyentuh batas garis
lapangan
14. Melakukan calls pada berbagai macam pelanggaran.

b. Ketentuan Sikap Wasit


1. Terdapat ketentuan sikap yang harus dilaksanakan oleh petugas
pertandingan. Berikut ketentuan sikap bagi petugas pertandingan menurut
USTA (2016) meliputi:
2. Menggunakan pakaian yang sudah ditentukan organisasi induk,
3. Tepat dalam melaksanakan seluruh tugas,

2
4. Tidak boleh terlalu dekat dengan pemain,
5. Tidak menerima tugas dari banyak pertandingan,
6. Tidak memohon/ meminta tugas khusus dalam pertandingan,
7. Tidak boleh diwawancarai media tanpa izin dari Referee
8. Tidak mengkritik petugas pertandingan lainnya di publik
9. Tidak boleh mengikuti taruhan
10. Tidak boleh berbincang dengan penonton selama pertandingan
11. Tidak boleh meminta imbalan khusus pada sponsor
12. Tidak boleh menggunakan pangkat atau jabatan untuk mempengaruhi
aturan pertandingan
13. Tidak boleh mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
alkohol serta meminum obat selama bertugas.
14. Tidak boleh memfoto pemain selama bertugas ataupun meminta twasit
tangan pemain.
15. Bersikap profesional dan sopan.

c. Prosedur Wasit
1. Sebelum Pertandingan
a. Memiliki Peralatan Pokok Ketika bertugas
b. Tiba Dilapangan Lebih Awal
1. Tongkat tunggal (single stick) Single stick digunakan untuk permainan
tunggal. Posisi tongkat tunggal harus berada 3 feet ( 0,914 m) dari bagian
luar garis tunggal. Jika permainan ganda, wasit harus memastikan melepas
single stick terlebih dahulu.
2. Tinggi net Tinggi net adalah 3 feet ( 0,914 m ) di ukur pada bagian tengah
net.
3. Posisi kursi wasit Harus berada 3 feet ( 0,914 m ) atau kira–kira 1 meter
dari tiang net untuk mendapatkan penglihatan yang baik. Juga perhatikan

3
posisi matahari, jangan menghadap matahari. Jika pagi hari sampai sekitar
pukul 12.00 maka posisikan kursi wasit di timur dan diatas jam 12.00
pindahkan kursi wasit ke barat. Ini tentunya diberlakukan pada lapangan
out door.
4. Posisi kursi wasit garis Prioritaskan untuk tidak menghadap matahari
5. Bola Wasit harus mempersiapkan dan membawa bola baru dan bekas bila
ada
6. Air, handuk dan kursi pemain dan peralatan lainnya Harus dipastikan
bahwa air dan kursi pemain ada. Juga payung bahkan handuk untuk
pemain disiapkan apabila ada.
7. Sekitar lapangan Wasit harus mengontrol kondisi sekitar lapangan apakah
sudah bersih apa belum
2. Ketika Pemain Tiba Dilapangan
Lakukan pertemuan sebelum pertandingan (pre match meeting).
a. Tunggu pemain di dekat net, usahakan berada di tengah –tengah net
sampai mereka dating
b. Informasikan kepada pemain tentang format pertandingan, pergantian
bola, linesman dan informasi lainnya yang diperintahkan oleh referee
c. Tanyakan pada pemain apakah mereka mempunyai pertanyaan
d. Lemparkan koin toss dihadapan pemain, dan yang memenangkan toss bias
memilih servis, penerima servis, tempat atau menyerahkan pilihan kepada
lawan
e. Periksa bahwa pemain memakai pakaian yang sesuai dengan aturan
f. kartu wasit yang memenangkan toss dan pilihannya

3. Selama Pemanasan
a. Setelah selesai pre match meeting, wasit harus segera naik ke atas kursi
wasit dan menghidupkan stopwatch.

4
b. Menyiapkan kartu skor
c. Saat pemanasan berjalan 2 menit maka umumkan : “ tiga menit “ (three
minutes)
d. Saat pemanasan berjalan 3 menit maka umumkan: “ dua menit “ (two
minutes)
e. Saat pemanasan berjalan 4 menit maka umumkan : “ satu menit “ (one
minute), lalu umumkan permainan sebagai berikut : “ ini adalah
kejuaaraan tenis nasional babak……………., antara …………..disebelah
kiri kursi wasit dan …………disebelah kanan kursi wasit. The best of
three/ five/proset/ tie break sets (format)………………. memenangkan
undian dan memilih…………….. “ This is a national tennis tournament
……………round match, between ………………….to the left of the
chair and ………………..to the right of the chair. The best of
three/five/proset tie break sets (format)………………..won the toss and
chose to………….
f. Apabila pemanasan telah sampai lima menit maka umukan “ Waktu “
Pemain siap “ Time “ Prepare to play
g. Saat pemain akan melakukan servis pertama umumkan :
……………..melakukan servis, mulai ……………..to serve, ready to play
Lakukan sebanyak 4 kali apabila permainan ganda dan 2 kali untuk
tunggal pada saat pemain akan melakukan servis, tetapi ucapkan mulai /
“ ready to play “ hanya sekali saja.

4. Selama Pertandingan
Wasit adalah yang memimpin pertandingan dan harus siap dan waspada
terhadap apapun di dalam dan sekitar lapangan.
a. Lihat kearah pemain yg akan melakukan servis sesaat sebelum bola servis
dipukul, lalu periksa juga penerima servis sudah siap menerima apa

5
belum? Lalu lihat kembali kearah pemain yang akan melakukan servis dan
ikuti bola
b. Selalu melihat pemain yang kehilangan angka terlebih dahulu baru
memberikan tanda pada score sheet
c. Pengumuman Berikut adalah prosedur yang benar dari ITF untuk
mengumumkan angka: Lima belas –kosong, tiga puluh – kosong, empat
puluh –kosong, Game Apabila terjadi empat puluh sama maka umumkan
“jus”, setelah satu angka terjadi maka umumkan “ keuntungan ………….
( nama pemain ) Fifteen-love,thirty-love, forty-love, Game If score Forty
all for announce ( deuce ), Advantage………( players name ), Game Pada
setiap point terjadi angka harus wasit umumkan dengan jelas dank eras.
Pengumuman harus dilakukan secepatnya dan dilakukan sebelum menulis
angka Pada saat akhir suatu game atau set maka umumkan :
Game……………
Contoh : Game Christoper, Christoper memimpin 5-2 Game Christoper, 4
sama Pada saat pemain pindah tempat usahakan umumkan set nya Game
christoper, Christoper memimpin 5-2 set 1 Untuk penyebutan angka pada
saat tie break gunakan :
0 : Zero
1 : One
2 : Two……….dst
Umumkan angka yang lebih banyak dahulu walaupun tidak sedang
melakukan servis Saat selesai pertandingan maka umumkan :
Game dan pertandingan berakhir dimenangkan Christopeer 2 -0 ( set ) 62
61 Game set and match Christoper 2 sets to 0 62 61
d. Score sheet Wasitilah score sheet wasit sesuai dengan petunjuk dan
prosedur yang dianjurkan oleh ITF.

6
e. Wasit adalah pembuat keputusan masalah apakah bola masuk atau keluar,
jadi tidak bolah ragu atau mengira-ira akan akan bola tersebut.
f. Apabila wasit dibantu oleh wasit garis, segala keputusan tetap dari wasit,
mau mengikutinya atau merubah atau mengoverrule wasit garis /
linesman, tetapi apabila wasit melakukan overrule terhadap wasit garis
maka lakukanlah secepat mungkin
g. Jika wasit bertugas pada lapangan tanah maka wasit bertanggung jawab
atas pemeriksaaan bola sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh ITF
h. Wasit harus mengetahui peraturan permainan tenis. Peraturan dan
ketentuan serta peraturan tingkah laku yang berlaku
i. Sebagai wasit wasit adalah orang yang pertama yang menetapkan hal
yang berkaitan dengan peraturan tenis
j. Pastikan bahwa permainan tenis terus berlangsung Pemain mempunyai
waktu antar point 20 detik, pindah tempat 90 detik, set break 120 detik
k. Wasit harus menghentikan pertandingan apabila hujan dan lapangan tidak
layak untuk digunakan karena penerangan lampu yang kurang Penundaan
karena gelap diusahakan menunggu sampai jumlah game genap
l. Wasit bertanggung jawab atas pergantian bola sesuai dari penyelenggara
turnamen
5. Setelah Pertandingan
a. Wasit harus meninggalkan kursi wasit setelah berjabatan dengan
pemain
b. Jangan berbicara dengan pemain setelah pertandingan berakhir
c. Lengkapi score sheet dan kembalikan kepada petugas meja atau
referee.

Wasit garis (line umpire)

a. Ketentuan Sikap dan Kemampuan Wasit Garis

7
Beberapa sikap dan kemampuan yang harus dimiliki oleh wasit garis sebagai
karakteristik wasit garis yang baik dan profesional:

1. Penglihatan yang baik


2. Memiliki kemampuan konsentrasi yang baik
3. Tegas dan memiliki keyakinan yang kuat
4. Memiliki kemampuan untuk menyadari kesalahan dan segera
memperbaikinya
5. Mengetahui dan memahami peraturan tenis
6. Tidak boleh berbicara atau berdiskusi dengan pemain selama pertandingan
berlangsung
7. Tidak boleh berbicara dengan penonton

b. Ketentuan Jumlah dan Penempatan Wasit Garis yang Bertugas

Jumlah wasit garis yang bertugas di lapangan berdasarkan beberapa faktor, di


antaranya level turnamen, babak pertandingan, dan beberapa kasus dipengaruhi
oleh ketersediaan wasit garis dan ketersediaan dana. Terdapat lima (5) komposisi
wasit garis yang biasanya digunakan saat pertandingan tenis, yaitu: a) 10 wasit
garis, b) 7 wasit garis, c) 6 wasit garis, d) 5 wasit garis, dan e) kurang dari 5 wasit
garis.

1. 10 Wasit Garis (Full Crew)

Komposisi 10 wasit garis yang bertugas merupakan formasi penuh. Formasi


penuh petugas wasit garis ini biasanya digunakan pada saat pertandingan
utama. Berikut gambar penempatan wasit garis dengan menggunakan 10
orang. Prosedur yang digunakan pada formasi 10 orang wasit garis tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Tidak ada pergerakan dari wasit garis selama poin maupun antar poin

8
b. Wasit garis servis (S) bergerak dari satu garis servis ke garis servis
satunya setelah poin game genap dan selama tie break
c. Seluruh wasit garis tepi servis melakukan “call” pada saat akhir
pemain penerima servis menerima servis
d. Pada partai atau pertandingan ganda, wasit garis tepi servis bergerak
ke garis tepi ganda setelah bola servis dinyatakan masuk, disisi lain
wasit garis tepi lainnya berada di garis tepi lapangan ganda.
e. Wasit garis belakang dan garis servis (wasit net juga) melakukan
“call” dalam keadaan duduk di kursi. Wasit garis tengah servis dan
garis tepi melakukan “call” dalam posisi berdiri.
f. Wasit garis tepi hanya melakukan “call” pada daerahnya saja (dari
garis servis hingga net).

2. 7 Wasit Garis

Formasi dengan 7 petugas wasit garis biasanya tanpa wasit net (N) dan tanpa
dua (2) wasit garis tengah servis (LC & RC). Sama seperti formasi 10 orang
wasit garis, wasit garis tepi (LF & RF) pada formasi 7 ini juga hanya
melakukan “call” pada daerahnya saja (batas net). Tidak seperti prosedur yang
digunakan pada formasi penuh, terdapat beberapa pergerakan wasit garis
selama poin maupun antar poin. Berikut penjelasan mengenai prosedur yang
digunakan pada formasi dengan 7 orang wasit garis: ü Wasit garis tepi dan
wasit garis tengah servis hanya melakukan “call” pada daerahnya saja (dari
garis servis hingga net);

a. Pemberitahuan “call” servis dilakukan oleh wasit garis dibelakan


pemain penerima servis pada akhir bola servis.
b. Pada saat servis, wasit garis tepi yang ada di belakang pemain
penerima servis memposisikan dirinya pada garis tepi servis,
sedangkan wasit garis satunya berada di tengah garis servis. Wasit

9
garis yang berada di garis tengah servis segera bergerak ke garis tepi
lapangan setelah servis dinyatakan masuk atau aman.
c. Wasit garis servis bergerak atau berpindah tempat ke sisi lapangan
satunya setelah poin game genap dan selama tie break.
d. Pada pertandigan atau partai ganda, wasit garis tepi servis bergerak ke
garis tepi daerah permainan ganda setelah servis dinyatakan masuk.

3. 6 Wasit Garis

Formasi 6 petugas wasit garis terdiri dari dua (2) wasit garis belakang
(baseline), satu (1) wasit garis servis, dan tiga (3) wasit garis tepi (sideline).
Wasit garis tepi terdiri dari satu pasang wasit garis dan satu orang yang
bertugas sendiri (solo side line umpire). Ketika solo wasit garis bertugas
sendiri di sudut berlawanan, sudut pasangan dari solo wasit menjadi tanggung
jawab dari wasit pertandingan. Berikut prosedur yang digunakan petugas pada
formasi 6 wasit garis.

a. Normalnya wasit garis solo berada disebelah kiri kursi wasit


(terkecuali ada perpindahan kursi karena ganguan sinar matahari)
b. Tidak ada pergerakan atau perpindahan selama poin, kecuali pada
pertandingan ganda ketika wasit garis tepi servis bergerak ke garis tepi
daerah ganda setelah servis dinyatakan masuk
c. Wasit garis servis bergerak atau berpindah tempat setelah game genap
dan selama tie break
d. Seluruh wasit garis jauh bergerak antar poin ketika pemain yang
melakukan servis berada di sisi atau sudut wasit garis solo.

4. 5 Wasit Garis

10
Pada dasarnya formasi petugas dengan 5 orang wasit garis terdiri dari dua (2)
wasit garis belakang, dua (2) wasit garis tepi, dan satu (1) wasit garis servis.
Bebeda dengan formasi-formasi petugas wasit garis yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Formasi 5 wasit garis ini memiliki dua (2) cara atau sistem
dalam pelaksanaannya. Sistem tersebut yaitu, 1) sistem tunggal (normal), dan
2) sistem berpasangan.

a. Tunggal (normal)

wasit garis adalah formasi wasit garis tepi merupakan wasit tunggal yang
mana pada masingmasing daerah hanya ada satu wasit garis tepi saja. Berikut
dijelaskan prosedur yang digunakan pada formasi 5 wasit garis sistem
tunggal:

1. “call” garis tepi servis dilakukan oleh wasit garis tepi yang posisinya
berada di belakang samping pemain yang melakukan servis.
2. “call” garis tengah servis dilakukan oleh wasit garis tepi yang
posisinya berada di daerah pemain yang menerima servis. Setelah
servis dinyatakan masuk dan dalam kondisi bermain, wasit garis
bergeser atau bergerak ke arah garis tepi yang belum dijaga.
3. Wasit garis servis berpindah tempat setelah game genap dan selama tie
break.
4. Pada pertandingan atau partai ganda, wasit garis tepi servis bergerak
ke garis tepi daerah ganda setelah servis dinyatakan masuk dan dalam
keadaan bermain.

b. Sistem Berpasangan

Pebedaan mendasar antara sistem tunggal dan sistem berpasangan pada


formasi 5 wasit garis adalah posisi wasit garis tepi (sideline). Sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa pada sistem tunggal, wasit garis belakang merupakan

11
wasit tunggal yang posisinya berada pada daerah yang berlawanan, sedangkan
posisi wasit garis tepi pada sistem berpasangan berada pada daerah yang sama
(berpasangan).

Berikut dijelaskan prosedur pelaksanaan tugas dengan 5 orang wasit pada


sistem berpasangan. ü Posisi wasit garis tepi selalu di daerah belakang pemain
penerima servis. Wasit garis berpindah setelah game genap.

1. “call” garis tepi servis dan garis tengah dilakukan dari belakang
pemain penerima servis.
2. Wasit garis tepi tetap pada posisi yang sama setelah servis dinyatakan
masuk, sedangkan wasit garis yang berada di posisi garis tengah servis
ketika servis berlangsung, harus bergeser ke garis tepi yang belum
dijaga setelah servis dinyatakan masuk.
3. Pada kondisi tie break, wasit garis tepi berpindah ke posisi sistem
tunggal (sistem normal).
5. Kurang dari 5 Wasit Garis

Seringkali terjadi ketidak cukupan wasit garis untuk menjaga seluruh garis
(kurang dari 5 wasit garis). Jika dalam kasus seperti ini, Referee atau wasit
utama menentukan penempatan wasit garis yang diperlukan.

Wasit utama menentukan penempatan wasit garis berdasarkan analisa


kebutuhan pertandingan. Sebagai contoh, saat terdapat pemain yang memiliki
servis keras, maka biasanya wasit utama akan memerlukan wasit garis servis,
sebaliknya apabila tidak ada pemain yang memiliki servis yang cepat dank
eras pada pertandingan yang akan dilaksanakan tersebut maka wasit
memutuskan untuk tidak menggunakan wasit servis. Wasit utama memiliki
tanggung jawab untuk melakukan “call” pada garis yang tidak dijaga oleh
wasit garis.

12
Terdapat beberapa rekomendasi dalam menempatkan wasit garis dengan
jumlah kurang dari 5 orang. Rekomendasi yang disarankan untuk wasit garis
dengan jumlah 4 orang, yaitu: (1) dua wasit baseline dan dua wasit side line
(running) dengan wasit utama melakukan “call” untuk garis servis, dan (2)
satu wasit garis servis dan tiga wasit side line dengan wasit utama melakukan
“call” untuk base lines.

Rekomendasi yang disarankan untuk wasit garis dengan jumlah 3 orang


adalah (1) satu wasit garis servis dan dua wasit long side line (running)
dengan wasit utama melakukan “call” untuk garis base line, (2) dua wasit base
line dan satu wasit garis servis dengan wasit utama melakukan “call” untuk
garis tepi lapangan (long lines).

Dalam keadaan ketersedian wasit garis hanya dua orang, normalnya


direkomendasikan untuk menempatkan satu wasit side line jauh dan satu wasit
garis servis. Apabila hanya tersedia satu orang wasit garis, maka normalnya
ditempatkan pada wasit side line jauh atau garis servis, tergantung dengan
keadaan dan kebutuhan di lapangan.

c. Tugas dan Tanggung Jawab Wasit Garis

Tugas dan tanggung jawab wasit garis, meliputi:

1. Calls lines
2. Memposisikan diri dengan baik supaya tanda/ signal yang diberikan
dapat terlihat oleh wasit
3. Memberikan kode atau signal keluar, masuknya bola
4. Mengoreksi dengan segera apabila salah menyebut atau memberikan
signal
5. Memberikan tanda “tidak terlihat” ketika pemain menutupi
pandangannya terhadap garis

13
6. Calling foot faults
7. Calling net serves
8. Melaporkan kepada wasit apabila wasit garis melihat atau mendengan
pelanggaran sikap yang dilakukan pemain.

Calls, postur dan signal

A. Wasit (chair umpire)


1. Mengumumkan (calls)

Wasit utama memiliki tanggung jawab untuk melakukan “call” peringatan


atau pemberitahuan dalam pertandingan yang dipimpinnya dalam bahasa
Inggris maupun bahasa daerahnya.

a. Fault Jika servis pertama ataupun servis kedua memantul di luar daerah
servis. Jangan mengucapkan “double fault” setelah kesalahan servis ke
dua.
b. Out Jika bola menyentuh daerah di luar lapangan permainan, meyentuh
perlengkapan permanen lapangan atau benda lainnya yang berada di luar
lapangan.
c. Net Jika bola servis mengenai atas net dan kemudian berhasil melewati
net dan masuk ke daerah servis lawan.
d. Through Jika bola melewati net.
e. Foot Fault Jika pemain yang melakukan servis menginjak baseline
sebelum bola bersentuhan dengan raket (dipukul).
f. Let Jika ada ganguan yang datang saat berjalannya pertandingan, seperti
bola yang tiba-tiba masuk saat berlangsungnya pertandingan.
g. Not Up Jika pemain gagal memukul bola pada pantulan pertama.
2. Postur dan signal
Postur dan signal yang diberikan wasit saat memimpin pertandingan
a. Postur Duduk

14
Posisi duduk seorang wasit yang baik saat memimpin pertandingan adalah
duduk dengan badan tegap serta kedua kaki berpijak. Pandangan selalu ke
arah depan atau melihat pemain. Terkadang saat seorang wasit mulai
kelelahan saat memimpin pertandingan, postur atau sikap duduknya sudah
tidak siap dan tidak baik. Sangat tidak disarankan kepada wasit
mengangkat dan menopangkan salah satu kaki pada kaki lainnya atau
menyilangkan kaki. Hal ini dikarena secara estetika kurang baik, juga
memperlihatkan bahwa wasit terlihat terlalu santai dan kurang bersikap
profesional.
b. Out and Fault
Signal tangan yang ditunjukan untuk memberitahu keadaan out atau fault
adalah kedua lengan tangan secara penuh lurus ke depan samping dan
menunjuk pada arah bola out atau fault sambil mengucapkan out atau
fault. Pandangan mata melihat pada pemain yang akan merasa dirugikan
bila keputusan wasit dimungkinkan salah. Sebagai contoh A dan B sedang
bertanding, A memukul bola ke daerah B, ternyata bola memantul di luar
tipis dekat dengan side line namun sama sekali tidak menyentuh garis,
wasit memberikan signal keluar dengan tegas sambil memandang pemain
A.
c. “Good Ball” atau signal bola aman
Signal tangan yang ditunjukan untuk memberitahu keadaan good ball atau
safe adalah dengan membuka tangan dengan telapak tangan menghadap
ke bawah. Pada keadaah ini cukup dengan signal tangan saja tanpa
mengucapkan kata good ball maupun safe.
d. Tidak Terlihat (unsighted)
Beberapa kali terjadi, seorang wasit tidak dapat melihat arah jatuhnya bola
karena beberapa alasan, seperti tertutup pandangannya oleh badan pemain.

15
Signal yang diberikan berupa gerakan tangan mengarah ke depan muka di
depan mata. Signal ini dilakukan tanpa mengucapkan sesuatu apapun.
e. “Net” atau “through”
Signal yang ditunjukan berupa pergerakan lengan diangkat ke atas dan
pada waktu yang bersamaan mengucapkan net atau through.
f. Foot Fault
Signal yang ditunjukan berupa pergerakan lengan diangkat ke atas dan
pada waktu yang bersamaan mengucapkan foot fault.
g. Koreksi
Signal yang ditunjukan berupa pergerakan lengan diangkat ke atas dan
pada waktu yang bersamaan mengucapkan koreksi.

B. Wasit garis (line umpires)


1. Voice calls
Terdapat enam (6) voice call yang digunakan oleh wasit garis.
a. “Fault” Digunakan ketika bola servis keluar.
b. “Out” Mengindikasikan bola menyentuh atau memantul di daerah luar
lapangan pertandingan.
c. “Net” Jika bola servis mengenai atas net dan kemudian berhasil
melewati net dan masuk ke daerah servis lawan.
d. “Through” Jika bola melewati net.
e. “Foot Fault” Jika pemain yang melakukan servis menginjak baseline
sebelum bola bersentuhan dengan raket (dipukul).
f. “Koreksi” Ketika terjadi kesalahan maka harus segera dikoreksi.
Sebagai contoh, wasit salah dalam menyebutkan skor, maka saat sadar
adanya kesalahan, wasit segera memberikan koreksi.
2. Postur dan signal

16
Masing-masing posisi wasit garis tersebut memiliki penempatan posisi dan tanda/
signal yang berbeda-beda.

a. Wasit Garis Tengah Servis dan Garis Pinggir


Wasit ini bertugas mengawasi keluar atau masuknya bola pada garis tengan
servis dan garis pinggir.
b. Wasit Garis Servis
Wasit garis servis bertugas untuk mengawasi dan memberikan signal pada
wasit mengenai masuk tidaknya servis yang dilakukan oleh pemain.
c. Wasit Garis Belakang
Wasit baseline bertugas mengawasi dan meberikan signal pada wasit
mengenai masuk tidaknya bola saat permainan pada garis belakang lapangan.
Selain itu, wasit base line juga bertugas memberikan signal kepada wasit bila
terjadi foot fault saat pelaksanaan servis.
d. Wasit Seluruh Garis
Wasit ini bertugas mengawasi seluruh garis dilapangan, yaitu: garis pinggir,
garis tengah, dan garis servis.
e. Wasit Net
Wasit net bertugas memastikan strap dan band pada net masuk ke singles
stick. Selain itu, tugas wasit net adalah mengawasi dan memberi signal
apabila bola terkena net saat servis berlangsung, serta melihat apakan pemain
melakukan kesalahan seperti memukul bola sebelum bola masuk ke
daerahnya.

B. Peraturan dalam permainan tenis lapangan


Sistem Permainan Untuk Persahabatan dan Kejuaraan Lokal

1. Best of fifteen games

17
Siapa yang menang 8 games lebih dulu dinyatakan menang, system ini disebut
juga Eight Winning games.

2. Est of three dengan short-sets

Sebanyak-banyaknya 3 set, dimana setiap setnya hanya mencapai 6 game

3. Best of three dengan short-sets-long

Sebanyak-banyaknya set ke-1 dan ke-2 mencapai 6 games, sedang set ke-3 mencapai
8 atau 10 games (selisih 2 nilai)

Sistem Permainan Untuk Kejuaraan Internasional

a. Best of three dengan long set (berlaku untuk partai wanita dan ganda campuran)

b. Best of five dengan long set (berlaku untuk partai pria), artinya a dan b adalah
sebanyak-banyaknya 3 atau 5 set dan tiap-tiap set bila terjadi games 5 – 5 harus
diteruskan mencapai 7, sedang bila 6 – 6 dalam tiap set diadakan tie breaker.

c. Kejuaraan Devis Cup Best of three dengan long set, khusus untuk partai pria.

Peraturan Permainan

1. Toss
a. Pemain yang menang toss pada permulaan permainan, boleh memilih bola
atau tempat lebih dulu.
b. Selanjutnya pemain yang melakukan serve disebut server, sedang yang
menerima disebut receiver.
2. Sevice yang betul
a. Sebelum melakukan serve, kedua kaki harus berdiri dibelakang base line
antara center mark dan side line.

18
b. Bola boleh dilambungkan kemana saja oleh server dan sebelum jatuh di
lapangan, bola sudah dipukul.
c. Service dianggap selesai bila bola sudah disentuh dengan raket.
d. Selama melakukan service harus berdiri dibelakang bagian kanan/kiri dari
lapangan. Dan tiap-tiap game dimulai dari sebelah kanan.
e. Bola service harus melalui net dan jatuh dalam service/recoving court
pihak lawan secara diagonal.
f. Service dapat dilaksanakan, bila receiver sudah dalam keadaan siap. Dan
jika service dilakukan tetapi receiver belum siap maka diulang.
3. Service Dinyatakan Salah (Foult)
a. Posisi kaki dari serve tidak memenuhi ketentuan tersebut, sehingga kaki
menyentuh base line. Pelanggaran semacam itu disebut foot foult.
b. Tidak boleh mengubah tempatnya dengan berjalan atau lari.
c. Bola service sebelum jatuh di lapangan, menyentuh permanent fixture
(kecuali net dan strap)
d. Dalam usahanya service raket tidak mengenai bola.
4. Service Harus Diulang (Let)
a. Bila bola service menyentuh net dan seterusnya masuk ke dalam service
court pihak lawan yang benar.
b. Bila bola service menyentuh net, kemudian langsung mengenai receiver
atau benda yang dipakainya sebelum bola jatuh di lapangan.
c. Bila receiver belum siap menerima service, tetapi bola service sudah
dating.
5. Bola Dalam Keadaan In Play
Bola dalam keadaan in play bila sudah dilakukan service sampai tercapai
nilai, kecuali ada pernyataan foult atau let dari umpire.
6. Bola Dimainkan Dengan Baik

19
a. Bola jatuh diatas garis, sesuai dengan batas lapangan permainannya dan hal
ini dianggap in side.
b. Bola menyentuh net, tiang net, kabel, asal dapat melewatinya kemudian
jatuh didalam lapangan yang benar.
c. Bola dipukul dari luar tiang net, kemudian bolanya menyentuh tiang dan
masuk ke dalam lapangan.
d. Setelah memukul bola, raket pemain melewati net, dengan ketentuan
bahwa waktu memukul bola sedah berada diatas lapangan sendiri.
e. Pemain berhasil mengembalikan bola, meskipun bola itu menyentuh benda
lain di lapangan.
f. Bola jatuh dalam lapangan yang benar, tetapi memantul kembali

Peraturan Tempat, Istirahat, dan Jumlah Set.

a. Pada akhir tiap game selalu ganti service (pindah bola) dan pada tiap akhir
games yang ganjil diadakan pertukaran tempat.
b. Jumlah set dalam satu pertandingan maksimal 5 atau untuk partai wanita
maksimal 3.
c. permainan harus berlangsung terus sejak service pertama sampai
pertandingan berakhir, dengan ketentuan sesudah set ke-3 boleh istirahat
maksimal 10 menit.
d. Service pertama pada permulaan set ke-2 atau ke-3 dilakukan sesuai
dengan giliran sejak games ke-1 dan seterusnya sampai selesai, setiap kali
terjadi game harus diadakan ganri service/pindah bola.

Nilai

a. Nilai permulaan dinyatakan dengan angka 0


b. Nilai ke-1 dinyatakan dengan angka 15
c. Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 30

20
d. Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 40
e. Nilai ke-4 berarti games

Pada kedudukan 40 – 40 atau forty all dianggap deuce, kemudian permainan


diteruskan sampai selisih dua nilai. Dinyatakan advantage bila salah satu pemain
mendapat satu nilai lagi setelah deuce.

Bila setelah deuce, server mendapat nilai disebut adserver/strike atau one


in. Sedangkan bila receiver yang mendapat nilai disebut adreceiver atau one out. 

Pemain kehilangan nilai :

a. Bila ia tidak dapat memukul kembali bola sebelum bola itu jatuh untuk yang
kedua kalinya di lapangan.
b. Memukul bola, tetapi bola jatuh di lapangan sendiri atau mengenai
permanent fixture.
c. Bola dipukul menyentuh raket lebih dari satu kali.
d. Tangan, badan, atau raket menyentuh net, tiang net, kabel, strap selama bola
masih in play.
e. Men-volly bola yang belum melewati net.
f. Bola menyentuh badan sendiri.
g. Melemparkan raket ke bola.

Service Memperoleh Nilai

a. Bila bola yang tidak dinyatakan let menyentuh receiver termasuk benda yang
dipakainya, sebelum bola jatuh di lapangan.
b. Jika receiver kehilangan nilai.

Receiver Memperoleh Nilai

21
a. Bila server dua kali berturut-turut membuat kesalahan.
b. Jika server kehilangan nilai.

Permainan Double

a. Ketentuan-ketentuan tersebut diatas berlaku pula untuk permainan


double/ganda, hanya lapangan permainan double/ganda lebih besar 4 1∕2 feet
pada sisi dibandingkan dengan permainan single.
b. Urutan pemain yang melakukan service maupun yang menerima service pada
permulaan tiap set pada permainan double/ganda harus telah ditetapkan.
c. Service dinyatakan salah, bila bola menyentuh partner dari server. Tetapi bila
bola menyentuh partner dari receiver sebelum jatuh di tanah/lapangan, maka
server mendapat tambahan nilai.
d. Bola hanya boleh dipukul oleh salah seorang dari tiap pasangan. Dan jika
kawannya menyentuh bola yang masih in play baik dengan raket maupun
dengan anggota badannya, maka pihak lawan mendapat nilai.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wasit adalah pembuat keputusan masalah apakah bola masuk atau keluar, jadi
tidak bolah ragu atau mengira-ira akan akan bola tersebut. Apabila wasit dibantu
oleh wasit garis, segala keputusan tetap dari wasit, mau mengikutinya atau
merubah atau mengoverrule wasit garis / linesman, tetapi apabila wasit
melakukan overrule terhadap wasit garis maka lakukanlah secepat mungkin.
Wasit utama memiliki tanggung jawab untuk melakukan “call” peringatan atau
pemberitahuan dalam pertandingan yang dipimpinnya dalam bahasa Inggris
maupun bahasa daerahnya.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat membantu
proses perkuliahan.

23
Daftar Pustaka

Buku Dasar Dasar Permainan Tenis Lapangan Penerbit Sukabina Press, Padang 2015
Dengan Penyusun Drs. Apri Agus

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319843/pendidikan/Buku%20Perwasitan%20Tenis.pdf

Anda mungkin juga menyukai