DOSEN PEMBIBING
DISUSUN OLEH
NURLIANA(1931042129)
2020
Daftar isi
B. Rumusan masalah.................................................................
C. tujuan ...................................................................................
B. prestasi............................................................................
A.kesimpulan ...........................................................................
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul prestasi sepak
boal Indonesia di tingkat nasionla dan internasionla ini tepat pada
waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada pada mata kuliah sepak bola. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang mengenai prestasi yangdirai
pesepakbola Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepak bola merupakan suatu cabang olah raga yang sangat popular,
baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Olah raga ini dimainkan ratusan
regional seperti Asia tenggara pun tidak dapat menunjukkan prestasi yang
membanggakan. Hal ini cukup ironi mengingat kuantitas sumber daya manusia
yang ada untuk membangun suatu kesebelasan yang cukup tangguh dan
Kondisi saat ini memang tidak bisa dipungkiri, dan bukan menjadi
beban persoalan dari suatu pihak saja, karena untuk membentuk suatu tim
sepak bola yang hebat, dibutuhkan peran serta banyak pihak, termasuk
pendidikan yang khusus untuk melatih dan menempa bibit – bibit sepak bola
yang tangguh sejak dari kecil. pelajaran sepak bola tidak selalu dipelajari
Oleh karena itu, penulisan makalah ini akan membahas tentang pelajran teori
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah tentang prestasi sepak bola Indonesia di tingkat nasional dan
internasional ini antara lain .
1. Mengetahui prestasi yang telah dicapai Indonesia khususnya dalam bidang sepak bola
2. Mengetahui sejarah mengenai prestasi Indonesia dibidang nasional dan internasional
BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH SEPAK BOLA DI INDONESIA
yang lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan semacam
sepak bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan
dada, punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan.
600 tahun kemudian yang bernama Kemari, meskipun tidak kompetitif seperti
sepak bola yang sekarang dikenal ini, sebab penduduk Celtic di Cronwall juga
sudah mengenal permainan yang serupa yang disebut “hurling”. Waktu itu
jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh bermain tanpa jumlah yang
pasti dan bukan hanya kaki, tetapi tanganpun boleh ikut memainkan bola.
sepak bola ini, tetapi yang pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan
perkumpulan, kompetisi sepak bola yang pertama juga mulai digelar di bawah
di Darwin, yaitu dua pemainnya: John Love dan Fergus Suter, dilaporkan
sepakbola.
Sepak bola pertama kali dikenal di Indonesia melalui penyebarannya pada masa penjajahan
serta aktivitas perdagangan.
Berdasarkan hal ini, sepak bola diperkenalkan pertama kali oleh China yang ingin terlihat unggul
dibandingkan dengan negara-negara Eropa. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
perkumpulan yang dibentuk salah satunya yaitu UMS JakartaREAD LENGKAP Permainan Bola
Voli - Teknik, Peraturan, Waktu, Sejarah, Pencipta, dllHingga pada akhirnya, warga Indonesia
yang tertarik dalam hal ini kemudian membentuk asosiasi sepak bola Nusantara. Disebut
dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, organisasi ini berfungsi menaungi tim sepak
bola di seluruh Tanah Air.
Tanggal terbentuknya organisasi PSSI tersebut yaitu pada tanggal 19 April 1930 dan bertempat
di kota Yogyakarta. Setelah itu, perkembangan sepak bola di Indonesia semakin baik dengan
tergabungnya sepak bola Nusantara dalam kompetisi Piala Dunia pada tahun 1938Adapun
tokoh yang berperan penting dalam perkembangan sepak bola di Indonesia khususnya PSSI
adalah Soeratin Sosrosoegondo.
Dalam hal ini PSSI mengalami perluasan kompetisi sepak bola yang diadakan di dalam negeri.
Salah satu kompetisi tersebut diantaranya yaitu Liga Super Indonesia, serta berbagai kompetisi
sepak bola lainnya.
Tidak hanya itu, PSSI bahkan juga membentuk suatu kompetisi sepak bola khusus wanita dan
juga kategori pemain laki-laki dengan umur tertentu. Untuk kategori laki-laki dengan umur-
umur tertentu terdiri dari U-15, U-17, U-19, U-21, dan yang terakhir yaitu U-23.
Tidak berhenti disitu saja, perkembangan sepak bola di Nusantara masih terus berlanjut dengan
hadirnya klub-klub baru yang bermain sampai saat ini.
Besarnya sepak bola di Indonesia tak bisa dilepaskan dari kedatangan Belanda ke negeri ini. Dari
awalnya hanya permainan kaum kolonial, kemudian dimainkan oleh kaum Tionghoa dan
pribumi.
Sepak bola menjadi simbol tumbuhnya Jong-jong (perhimpunan pemuda) daerah yang berjuang
mencapai kemerdekaan melalui si kulat bundar. Bukan untuk berperang, tapi sebagai alat
persatuan para pemuda saat itu. Pasca kemerdekaan, sepak bola menjadi alat perdebatan;
apakah ia digunakan sebagai pelekat persatuan dan kesatuan, atau justru menjadi alat
perpecahan dengan lahirnya kelompok suporter yang bermusuhan satu sama lain.
Menurut sejarawan dari Universitas Negeri Surabaya, Rojil Nugroho Bayu Aji, masuknya sepak
bola ke Indonesia karena ideologi kolonial, yakni gagasan bahwa dengan mencontoh orang
Eropa, pribumi akan menyerupai dan berasimilasi dengan mereka.
”Anda tinggal membuat gawang, tak perlu tiang, cukup kasih tanda dengan mengukur jarak
besarnya gawang menggunakan kaki. Kemudian mencari sesuatu yang menyerupai bola — bola
plastik bisa atau bahkan gulungan tas plastik yang dibuat menyerupai bola.”
“Proses awal masuknya sepak bola di Indonesia tidak bisa kita lepaskan dari proses kolonialisasi
oleh pemerintah Belanda di Indonesia. Dalam proses kolonialisasi tersebut, terjadi persilangan
budaya antara orang Eropa dengan orang-orang yang ada di Hinda Belanda, terutama orang
Tionghoa dan Bumiputera,” kata Rojil.
Sepak bola memang berasal dari Inggris dan disebarkan melalui praktik kolonial di daratan
Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Sepak bola masuk ke Indonesia (waktu itu Hindia Belanda)
tidak bisa terlepas dari kolonialisme yang dipraktekkan oleh Belanda. Transformasi keilmuan
dan budaya membuat Indonesia dipaksa untuk mengakomodasi kepentingan Belanda."Proses
seperti inilah yang mengantarkan masuknya persilangan Belanda mentransformasikan sepak
bola di Hindia Belanda," kata Rojil.
Persebaran sepak bola ke kota-kota besar, menurut Rojil, juga turut andil diterima oleh
masyarakat Tionghoa dan masyarakat Bumiputera. Proses ini melahirkan sebuah transformasi
yang seakan-akan menjadikan sepak bola diterima oleh sebagian
Pada tahun 1961, Indonesia sukses menjadi juara di Merdeka Games di tahun tersebut.
Tim Merah-Putih yang saat itu dilatih Antun ‘Tony’ Pogacnik berhasil membungkam
Malaysia 2-1, meski bermain di bawah tekanan penonton tuan rumah yang membanjir
Stadion Kuala Lumpur pada 13 Agustus 1961.
Tim Indonesia bermain tenang meski mendapat sorakan dari pendukung Malaysia.
Garuda yang dipimpin oleh Tan Liong Houw itu bisa memperagakan pertahanan yang
baik dengan prinsip ‘keep the pinalty area clean’ ala Pogacnik.
Permainan keras menjurus kasar yang diperagakan Tim Negeri Jiran tak membuat
pemain-pemain Indonesia terpancing emosi. Yang ada, kubu tuan rumah terkejut
dengan kecepatan Dirhamsjah memotong bola di sela-sela pertahanan Malaysia.
Malaysia yang bermain-main di daerah pertahanan lawan tercengang ketika pemain dari
Persija itu memutus operan pemain Malaysia dan dengan cepat berlari ke depan
gawang Jusof Bakir. Tepat depan muka Bakir, Dirhamsjah melepaskan tendangan keras
dan "oommm!!" gol pun tercipta untuk Indonesia.
Selepas gol Dirhamsjah, Indonesia lengah dan membiarkan Gani melakukan revans gol
dengan menjebol gawang Harry Tjong. Menurut laporan dari Merdeka, Fattah sangat
menyesal karena kalah dalam duel udara melawan Gani yang berakibat bebasnya Gani
di depan gawang Tjong.
Pada babak kedua, kedua pendukung yang hadir di Kuala Lumpur dibuat deg-degan.
Pasalnya, kedua tim mampu jual beli serangan.
Dalam keadaan sama kuat, terlihat Tan Liong Houw bermain dengan sangat tenang di
lini tengah. Tugas yang diberikan oleh Pogacnik kepadanya sebagai penyeimbang antar
lini dalam skema 1-4-1-4 ala Eropa Timur dijalankannya dengan apik.
Frans Jo menyentak publik Malaysia dengan golnya di babak kedua beberapa menit
jelang laga usai. Ratusan pendukung Indonesia pun bertepuk tangan dan riang gembira
menyambut gol pemain asal PSM Makassar itu. Tetapi, selepas gol Frans Jo inilah mental
Indonesia diuji. Malaysia semakin gila menyerang. Penggawa Garuda dipaksa bertahan
total. Beberapa kali Tan Liong Houw harus turun membantu pertahanan bersama
dengan Fattah.
Bahkan, Fattah sengaja memancing emosi pemain Malaysia dengan menekel keras kaki
Gani. Tentu saja, apa yang dilakukan Fattah terhadap Gani itu tak bisa diterima oleh
penonton Malaysia. Botol minum dari tribun pun beterbangan ke arah Fattah. Bukannya
takut, pemain asal Persib Bandung itu hanya senyum-senyum kecil melihat kelakuan
pendukung Malaysia.
Suara peluit panjang itu disambut dengan haru oleh pemain-pemain Indonesia. Mereka
menangis haru dengan pencapaian bersejarah tersebut.
Ini adalah gelar pertama Indonesia di turnamen kelas Internasional. Sejarah pun
tercipta: kemenangan yang sensasional di kandang rival abadi Pasukan Merah-Putih.
BAB IIIKESIMPULAN
A. Ada tiga buah pencitraan mengenai PSSI yang peneliti dapatkan dalam analisis sebelumnya,
yaitu: 1. PSSI dicitrakan negatif karena memanfaatkan naiknya popularitas pemain Timnas
sebagai media politisasi. Pengurus PSSI bahkan memberikan peluang dan keleluasaan bagi
pihak-pihak berkepentingan untuk mendekati Timnas dan melibatkan mereka dalam beberapa
kegiatan yang diselenggarakan. Hal ini muncul dari artikel berjudul :Hikayat Juara Kepagian”
yang berisi apa dan bagaimana cara politisi partai dalam mendekati para pemain. Masih
berhubungan dengan politisasi yaitu artikel berjudul “Empat Wajah di Bukit Jalil” yang berisi
kisah beberapa pejabat yang memanfaatkan momentum pertandingan sepak bola Piala AFF
Suzuki Cup 2010 sebagai media promosi mendapatkan perhatian masyarakat. Selain itu
mekanisme yang diklaim PSSI akan mampu mengatasi permasalahan pertandingan justru tidak
berhasil. 119 Terbukti dari ricuhnya penjualan tiket, hingga complain harga tiket yang naik di
setiap pertandingan. 2. Sebagai induk organisasi sepak bola nasional, PSSI dinilai gagal dalam
menjalankan fungsi dan tugas pengelolaan yang diberikan pemerintah, termasuk dalam
mengelola pertandingan laga Piala AFF Suzuki Cup 2010. Hal ini terbukti dari isi artikel “Publik
Menggugat, Sang Induk Berlalu” yang memuat bukti buruknya hasil kerja dan penyelewengan
yang dilakukan pengurus PSSI selama masa jabatan.Selain itu, artikel “Garuda Pelipur Lara” juga
mengungkapkan ketidakjelasan manajemen kerja dan pengutamaan kepentingan pribadi pihak-
pihak yang terlibat di PSSI. 3. Citra ketiga yang peneliti dapatkan dari penelitian ini adalah politik
kepentingan yang selama ini melibatkan PSSI ternyata merupakan sarana mempermulus karier
politik seseorang. Tingginya antusiasme masyarakat terhadap bola dan besarnya keuntungan
yang didapat di bidang sepak bola merupakan wadah tepat apabila seseorang ingin dilancarkan
dalam karier selanjutnya. Terlebih lagi mendekati Pemilu 2010, promosi antar partai gencar
dilakukan untuk meraih dukungan masyarakat. Sebagai majalah berita mingguan terkenal di
Indonesia, Majalah Tempo pemberitaan kasus politisasi PSSI dalam laga Piala AFF Suzuki Cup
2010 merupakan hal tepat. Selain karena sesuai dengan fokus Majalah Tempo yang biasanya
berkisar pada politik dan hukum, hal ini lebih menarik karena pihakpihak yang terlibat
merupakan orang-orang ternama dari beberapa partai terkenal Indonesia. Dari sisi nilai berita,
empat artikel dalam edisi ini telah unsur nilai berita dalam kaidah jurnalistik, yaitu penting
(menyangkut politik dan carut marut 120 PSSI), tepat waktu (berkait dengan naiknya popularitas
Timnas dan sepak bola Indonesia), tidak biasa (karena melibatkan tokoh-tokoh ternama di
Indonesia), serta melibatkan pemain Timnas yang seolah menjadi korban politik para Ketua
Umum Partai.