Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

(Fisiologi Olahraga Tentang Cardiorespiratory)

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA : SUCI MUTIARA DEWI

NIM : 8216118007

KELAS :B .

PASCASARJANA
PENDIDIKAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya
penulisan critical jurnal riview ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang
telah di harapkan. Penulisan karya tulis ini selain bertujuan untuk memenuhi mata kuliah
Fisiologi olahraga.
Sebagai mahasiswa yang masih berada dalam proses pembelajaran, saya menyadari karya
tulis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penuis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari segenap pembaca, agar karya tulis ini dapat menjadi karya
tulis yang lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, saya berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca. Kurang
dan lebihnya saya mohon maaf dan terimakasih

Medan, 26 September 2021


Penyusun

Suci Mutiara Dewi


8216118007
BAB I
PENGANTAR

A. Rasionalisasi pentingnya Critical Journal Report


Critical Journal Review bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentang isi
sebuah artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi &
analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan artikel tersebut dan apa yang menarik
dari artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut yang bisa mempengaruhi cara berpikir
& dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis
menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Journal Review akan menguji pikiran
pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki.

B. Tujuan penulisan Critical Journal Report


Tujuan dari penulisan Critical Journal Report ini yaitu:
1. Mengkritisi/membandingkan satu topik materi The Effect of Exercises and Gender on
Cardiorespiratory Endurance in the Elderly (Pengaruh Latihan dan Jenis Kelamin
Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Lansia) dan The Effect of Body Mass Index
and Haemoglobin on Cardiorespiratory Endurance (Pengruh indeks masa tubuh dan
hemoglobin terhadap daya tahap kardiorespirsi).
2. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah fisiologi olahraga
3. Untuk meningkatkan kemampuan dalam menganalisis isi jurnal

C. Manfaat Critical Journal Report


Manfaat dari penulisan Critical Journal Review ini yaitu untuk menambah
wawasan tentang system crdiorespirtory pada lansia dan pada atlet dengan orientasi
proses latihan. Dan untuk memahai serta mengerti mengenai materi tentang
cardiorespiratory yang dibahas dalam fisiologi olahraga.
BAB II
RINGKASAN JURNAL
1. Jurnal 1

Judul Jurnal : The Effect of Exercises and Gender on Cardiorespiratory Endurance in


the Elderly (Pengaruh Latihan dan Jenis Kelamin Terhadap Daya Tahan
Kardiorespirasi Pada Lansia)
Pengarang artikel : Arif Prabowo, Sulaiman & Tommy Soenyoto
Volume/Tahun terbit : Journal of Physical Education and Sports 9 (2) (2020) : 105 – 111
No ISSN :2252-648X,2502-4477
Reviewer : Suci Mutiara Dewi
Tanggal : 26 September 2021

Orang tua adalah keberhasilan pembangunan yang ditunjukkan dengan menurunnya


angka kematian, sehingga angka harapan hidup meningkat. Peningkatan usia harapan hidup
berkontribusi terhadap peningkatan jumlah penduduk lanjut usia, yang juga menjadi salah satu
faktor peningkatan kesejahteraan nasional. Apabila pertambahan penduduk lansia tidak sejalan
dengan upaya menjaga kesehatannya, maka kesehatan lansia akan semakin menurun atau
semakin buruk serta menjadi beban keluarga. Masalah tersebut dapat dicegah dengan mengubah
gaya hidup, dari gaya hidup pasif menjadi aktif, misalnya dengan melakukan latihan fisik atau
olahraga secara tepat, benar, teratur, dan terukur. Ada berbagai jenis olahraga yang dilakukan
orang, misalnya jalan santai, jogging, bersepeda, dan senam. Orang biasanya melakukan latihan
di sanggar, lapangan, dan lembaga pemerintah. Ketika seseorang semakin tua, tubuhnya secara
alami akan merosot.Dalam kondisi ini, masalahnya adalah bagaimana dia masih bisa melakukan
kegiatan yang bermanfaat. Selain meningkatkan kebugaran jasmani, aktivitas fisik juga dapat
memperkuat keseimbangan mental, emosional, dan sosial lansia.
Rendahnya kebugaran jasmani yang disebabkan oleh kualitas kesehatan yang rendah dan
gaya hidup yang kurang gerak dikaitkan dengan rendahnya produktivitas kerja, yang
mengakibatkan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Berdasarkan laporan UNDP
(United Nations Development Programme) 2014,Indonesia peringkat 119th dari 125 negara. IPM
merupakan indikator keberhasilan nasional dalam mengembangkan sumber daya manusia yang
ditentukan oleh faktor kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.
Adapun untuk menjaga kesehatan lansia, perlu dilakukan pencegahan agar lansia tidak
melakukan olahraga di luar batas kemampuannya. Latihan yang disarankan untuk lansia adalah
olahraga yang melibatkan gerakan untuk melatih pernapasan dan kardio, melatih kekuatan otot,
kekuatan sendi, rekreatif, dan tidak membosankan bagi lansia. Olahraga sehat bagi lanjut usia
merupakan isu penting untuk diprogramkan, mulai dari petugas kesehatan, profesional olahraga,
dan masyarakat. Sistem kardiovaskular adalah sistem yang memfasilitasi proses pengangkutan
berbagai zat dari dan ke sel-sel tubuh. Latihan akan berpengaruh secara signifikan atau singkat
bagi tubuh, antara lain sistem otot, sistem hormonal, sistem peredaran darah, sistem pernapasan,
sistem pencernaan, metabolisme, dan sistem pembuangan (Kurnianto, 2015).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan


desain penelitian faktorial 2x2. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling; jumlah
sampel sebanyak 20 orang. Oleh karena itu, setiap variabel bebas terdiri dari sepuluh laki-laki
dan sepuluh perempuan. Setiap kelompok dibagi menjadi dua. Dari kelompok laki-laki, lima
laki-laki berada diSang Surya berolahraga sementara lima lainnya berada di Lansia Bugar
Latihan.Itu mirip dengan kelompok wanita. Lima wanita berada di Sang Surya berolahraga
sementara lima lainnya berada di Lansia Bugar Latihan.
Kelompok pria lanjut usia melakukan Sang Suryalatihan diperoleh nilai pretest 361 dan
posttest 404 dengan selisih 43. Sedangkan kelompok mengerjakan Lansia Bugar latihan
memperoleh nilai pre-test 333 dan post-test 394 dengan peningkatan 61. Jika dibandingkan,
dapat disimpulkan bahwa kelompok yang melakukan Lansia Bugar Latihan lebih baik daripada
yang dilakukan kelompok Sang Surya Latihan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengaruh Sang Surya
berolahraga dan Lansia Bugar latihan daya tahan kardiorespirasi lansia yang berpartisipasi dalam
Keluarga Harapan Program Desa Sumber Jatipohon. Ada perbedaan pengaruh lansia pria dan
lansia wanita terhadap daya tahan kardiorespirasi lansia pesertaKeluarga Harapan Program Desa
Sumber Jatipohon. Ada interaksi latihan dan jenis kelamin terhadap daya tahan kardiorespirasi
lansia berpartisipasi di dalam Keluarga Harapan Program Desa Sumber Jatipohon. Studi ini
menunjukkan bahwa penerapanSang Surya dan Lansia Bugar olahraga dapat meningkatkan daya
tahan kardiovaskular; sehingga mempengaruhi kebugaran fisik lansia.
2. Jurnal II

Judul Jurnal :The Effect of Body Mass Index and Haemoglobin on


Cardiorespiratory Endurance pencak silat (Pengruh indeks masa
tubuh dan hemoglobin terhadap daya tahap kardiorespirsi terhadap
atlet pencak silat).
Pengarang artikel :James Tangkudunga, Aridhotul Haqiyahb*, Wahyuningtyas
Puspitorinic, Albert Wolter Aridan Tangkudungd, Dani Nur
Riyadie
Volume/Tahun terbit : Volume 11, Issue 8, 2020
No ISSN : Jurnal Internasional Inovasi, Kreativitas dan Perubahan
Reviewer : Suci Mutiara Dewi
Tanggal : 26 September 2021

Pencak Silat merupakan salah satu seni bela diri yang berkembang sehingga perlu
mendapatkan pembinaan dan kemudian berkembang menjadi olahraga prestasi yang lebih
populer (Haqiyah, 2019). Pencak Silat telah lama dikenal di Indonesia sebagai seni bela diri yang
banyak peminatnya di masyarakat, baik pria maupun wanita tanpa batas usia dan telah menyebar
ke seluruh dunia. Banyak kejuaraan yang diadakan mengikuti aturan main untuk mencegah
resiko cedera para pesilat, dan nomor pertandingan yang dipisahkan antara putra dan putri atlet
berdasarkan berat badan. Dalam upaya mempersiapkan atlet pencak silat dan menghadapi suatu
pertandingan, arah pembinaan lebih ditekankan pada faktor kondisi fisik, teknik, dan taktik serta
kondisi mental. Dengan kata lain, seorang atlet harus dibekali dengan keterampilan motorik,
kondisi fisiologis dan kesiapan aspek psikologis. Khusus pada kategori pertandingan, atlet akan
berhadapan langsung dengan lawan sehingga atlet harus siap saat dipukul atau ditendang
walaupun sudah ada perlengkapan pertandingan yang akan melindungi atlet pada saat
pertandingan berupa pelindung tubuh (protective tubuh), cangkir lembut (pelindung pria) pada
pria. Pada kategori ini, risiko cedera lebih besar dari pada kategori tunggal, ganda dan tim yang
hanya menampilkan rangkaian kuda-kuda. Oleh karena itu, faktor fisiologis (kondisi fisik)
menjadi sangat penting,
Indeks massa tubuh (BMI) adalah landasan dari sistem klasifikasi obesitas saat ini dan
keuntungannya dimanfaatkan secara luas di seluruh disiplin ilmu mulai dari pengawasan
internasional hingga penilaian pasien individu. Namun, seperti semua pengukuran antropometrik,
itu hanya ukuran pengganti lemak tubuh (Prentice & Jebb, 2001). BMI adalah berat badan dalam
kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (De Gonzalez et al., 2010).
Daya tahan kardiorespirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: genetik, usia, jenis
kelamin, dan aktivitas fisik (Badriah,2009). Penjelasannya sebagai berikut: Keturunan (genetik)
berdasarkan hasil penelitian, bahwa kemampuan pengambilan oksigen maksimal per menit
dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik). Terutama jenis serat otot dan kadar Hb. Serat otot
yang dominan untuk mewujudkan kerja daya tahan adalah serat kedutan lambat (serat otot tipe
lambat atau serat otot merah). Dikatakan serat otot merah atau jenis otot lambat karena filamen
pada otot jenis ini berwarna merah karena banyaknya kapiler yang menyediakan suplai darah dan
nutrisi untuk kerja otot. Semakin banyak pembuluh kapiler yang mensuplai otot akan membuat
kemampuan kontraksi semakin lama. Dengan bertambahnya usia, mulai dari anak-anak sampai
sekitar usia 20 tahun, daya tahan kardiorespirasi meningkat dan mencapai maksimal pada usia
20-30 tahun. Pada orang yang terlatih, penurunan daya tahan kardiorespirasi setelah usia 30
tahun hanya menurun sekitar 20-30%. Jenis kelamin, sampai usia pubertas tidak ada perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dan setelah itu, perempuan lebih rendah sekitar 15-20% dari laki
laki. Perbedaan ini terletak pada kekuatan otot maksimal yang berhubungan dengan luas
permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan, kadar hemoglobin, kapasitas paru-paru, dan
sekresi hormon testosteron. Aktivitas fisik, tirah baring selama 3 minggu akan menurunkan daya
tahan kardiorespirasi sebesar 17-27%.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
teknik pengukuran dan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis)
yang digunakan untuk mempelajari hubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam 45 Bekasi, Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat
Universitas Islam 45 Bekasi yang rutin mengikuti senam dan berjumlah 20 atlet,Untuk mengukur
kardiorespirasi penulis menggunkan test multi tahap yaitu tes bleep test. Test bleep dapat di
gunakan sebagai alat ukur untuk mengukur kapasitas pengmbilan oksigen maksimum. Tujuan
dari tes multi tahap adalah untuk mengukur evisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang di ukur
dengan pengukuran pengambilan oksigen maksimum, dengan penilaian jumlah level terbesar dan
umpan balik sempurna yang berhasil di peroleh dan di catat sebagai skor peserta test.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN PENELITIAN
1. Kegayutan Antar Elemen
Penulis mampu menyajikan materi secara berurutan dan sistematis.penulis
menguraikan materi dari dasar yaitu tentang system kardiorespirasi pada lansia dan
pada indeks masa tubuh atlet pencak.
Dari jurnal yang saya review menurut saya pembahasan setiap elemen
memiliki keterkaitan hierarki antara komponen satu dengan komponen lainnya,
keterkaitan ini terlihat dari segi penjelasannya jelas yang di dalamnya terkandung
tentang program latihan untuk meningkatkan Daya Tahan Kardiorespirasi Pada
Lansia dan indeks masa tubuh dan hemoglobin terhadap daya tahap kardiorespirsi
terhadap atlet pencak silat.. Dari kedua jurnal makan dapat di simpulkan keduanya
baik dalam pelaksanaan dilapangan namun di bedakan dengan metode atau
pelaksanaannya terkait tentang daya tahan dan indeks masa tubuh dalam
cardiorespirasi.
Adapun keunggulan pada setiap jurnal adalah kita mendapat pengetahuan yang
relevan terkai tentang program latihan yang akan kita lakukan untuk mengkatkan
kardiorespirasi pada daya tahan lansia, dan pada atlet pencak silat kita dapat
mengetahui bahwasanya masa indekst tubuh berpengaruh pada cardiorespirasi.

2. Originalitas Temuan
Pembahasan jurnal yang saya baca, penulis membuat jurnal tersebut sesuai
dengan perkembangan yang ada disekitar, hal ini dikarenakan dalam melakukan
penelitian ini peneliti melihat semakin banyak cardiorespirsi terhadap atlet dan lansia
belum optimal sehingg peneliti mengangkat judul untuk mengetahui tingkat
cardiorespirsi terhadap lansia dan indeks masa tubuh pad atlet.
3. Kemutakhiran Masalah
Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa jurnal
sudah cukup mutakhir karena pemabahasan dalam jurnal sangat jelas dan kekinian
yaitu membahas tentang The Effect of Exercises and Gender on Cardiorespiratory
Endurance in the Elderly (Pengaruh Latihan dan Jenis Kelamin Terhadap Daya
Tahan Kardiorespirasi Pada Lansia) dan The Effect of Body Mass Index and
Haemoglobin on Cardiorespiratory Endurance pencak silat (Pengruh indeks masa
tubuh dan hemoglobin terhadap daya tahap kardiorespirsi terhadap atlet pencak
silat).pembahasan sangat luas dan jelass sehingga mudah dapat di mengerti.

4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian


Dari jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup
singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book. Jadi penulis
memaparkan isi dengan singkat disetiap judulnya. Dalam jurnal pertama tentang
Pengaruh Latihan dan Jenis Kelamin Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Pada
Lansia membahas tentaang pengaruh dari beberapa faktor dan di jelskan sangat baik
sehingga dapat memahami tentang Pengaruh Latihan dan Jenis Kelamin Terhadap
Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Lansia. Adapun dalam jurnal kedua yang sama
membahas tentang cardiorespirasi namun pembahasan ini tentang indeks masa tubuh
pada atlet pencak silat.
B. KELEMAHAN PENELITIAN
1. Kegayutan Anatar Elemen
Dalam setiap jurnal memiliki beberapa kelemahan di antranya dalam jurnal
pertama membahas tentang program latihan untuk melihat cardiorespiratori terhadap
lansia disini program latihan nya tidak di jelaskan dengan jelas hanya di jelaskan hasil
dari program latihan itu sehingg jurnal kurang di mengertti dalam program latihan
yang di tampilkan. Di jural kedua indeks masa tubuh berpengruh namun tidak di
jelaskan rinci tentang pengruh yang mengakibatkan cardiorespirasi pda atlet pencak
silat. Penulisan dalam jurnal pertma dan kedua kurang dapat di pahami sulit dalam
memahami system cdriorespirsi pada lansia dan pada masa indeks tubuh atlet pencak
silat.
2. Originalitas Temuan
Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang menunjukkan system
kardiorespirasi jadi penelitian ini memiliki peluang bahwasannya penelitian ini bias
saja di dapat atau di lihat dri beberapa gagasan pada penelitian-penelitian
sebelumnya.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Daya tahan kardiorespirasi yang tinggi juga menunjukkan kemampuan kerja yang
tinggi, artinya kemampuan menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar dalam
waktu yang lama. Daya tahan kardiorespirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain genetik, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan nutrisi.
Penjelasannya sebagai berikut: Keturunan (genetik) berdasarkan hasil penelitian,
bahwa kemampuan pengambilan oksigen maksimal per menit dipengaruhi oleh faktor
keturunan (genetik). Terutama jenis serat otot dan kadar Hb. Serat otot yang dominan
untuk mewujudkan kerja daya tahan adalah serat kedutan lambat (serat otot tipe lambat
atau serat otot merah). Dikatakan serat otot merah atau jenis otot lambat karena filamen
pada otot jenis ini berwarna merah karena banyaknya kapiler yang menyediakan suplai
darah dan nutrisi untuk kerja otot. Semakin banyak pembuluh kapiler yang mensuplai
otot akan membuat kemampuan kontraksi semakin lama. Dengan bertambahnya usia,
mulai dari anak-anak sampai sekitar usia 20 tahun, daya tahan kardiorespirasi meningkat
dan mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun. Pada orang yang terlatih, penurunan daya
tahan kardiorespirasi setelah usia 30 tahun hanya menurun sekitar 20-30%. Jenis kelamin,

sampai usia pubertas tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dan setelah itu,
perempuan lebih rendah sekitar 15-20% dari laki-laki.
Berdasarkan jurnal pertama dan kedua maka dapat di simpulkan terdapat
pengaruh di kedu jurnal tersebut tentang system crdiorespirsi pada daya tahan lansia dan
pada indeksk masa tubuh atlet penck silat. Kedua jurnal ini sangat berpengaruh pada
lingkup kehidupan sehinga kita dapat menyadri apa yang harus kita lakukan dan buat
program latihan untuk meningkatkan system cardiorespirsi terhadap lansia. Untuk jurnal
kedua sngat bermanfat pada atlet pencak silat karena dapat mengukur system
kardiorespirasi terhadap latihan adakah pengaruh indeks mas tubuh pada atlet pencak
silat.

DAFTAR PUSTAKA

The Effect of Exercises and Gender on Cardiorespiratory Endurance in the Elderly,


2020. Vol 11 edisi 8, International Journal of Innovation, Creativity and Change.

The Effect of Body Mass Index and Haemoglobin on Cardiorespiratory Endurance, 2020,
Vol 9 (2). Journal of Physical Education and Sports

Anda mungkin juga menyukai