Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ILMU KEPELATIHAN DAN KONDISI FISIK

“PRINSIP-PRINSIP LATIHAN”

TUGAS RUTIN 3

Diajukan Untuk Memenuhi


Syarat Matakuliah Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan

OLEH:
PRIMA NANDA
NIM. 8166117022

PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehinggah penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan
penulisan makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat
dalam program kurikulum KKNI yaitu Tugas Rutin dari mata kuliah ilmu
kepelatihan olahraga dan kondisi fisik jurusan Pendidikan Olahraga Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. Adapun judul makalah ini adalah “Prinsip-Prinsip
Latihan”.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini dapat sempurna dan bisa
menjadi sumber ilmu pengetahuan khususnya dalam pengetahuan dunia
kepelatihan.

` Medan, 23 Agustus 2017

PRIMA NANDA
Nim.8166117022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................ 2
C. Manfaat....................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN ISI
A. Landasan Ilmu Kepelatihan ....................................................... 4
B. Prinsip-Prinsip Latihan............................................................... 5
1. Partisipasi Aktif.................................................................... 5
2. Prinsip beban berlebih (Overload)....................................... 7
3. Prinsip kekhususan............................................................... 9
4. Prinsip Individualisasi.......................................................... 10
5. Prinsip Periodisasi................................................................ 11
6. Prinsip Superkompensasi..................................................... 11 V
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16

ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia olahraga dewasa ini semakin berkembang dan maju.
Indonesia merupakan Negara berkembang yang selalu dipertimbangkan dalam
percaturan dunia olahraga. Ada cabang-cabang olahraga yang dapat
mengharumkan nama bangsa ini, dalam upaya meningkatkan dan
mempertahankan prestasi olahraga tersebut di Negara ini, maka upaya tersebut
tidak terlepas dari sumber daya manusia yang menjadikan objek tersebut
berkembang. Objek yang dimaksud adalah atlet dan pelatih.           
Pelatih merupakan ujung tombak dalam upaya menunjang keberhasilan
prestasi olahragawan. Agar atlet mencapai prestasi dengan baik, maka pelatih
harus menguasai teori dan metodologi latihan atau prinsip-prinsip melatih, bekal
dasar ilmu melatih tersebut merupakan landasan yang berpedoman pada
pembinaan dan peningkatan kondisi fisik, beban latihan, meningkatkan
keterampilan, teknik, taktik dan strategi.
Ledakan pengetahuan dalam ilmu Kepelatihan telah mencapai yang
mengagumkan. Di banyak Pendidikan dasar Universitas mendukung penelitian
yang ditujukan untuk meneliti gerakan manusia. Banyak majalah penelitian baru
yang diterbitkan untuk menampung jumlah penelitian yang makin banyak yang
dihasilkan oleh berbagai ilmu olahraga. Hal yang nampak di tahun akhir-akhir ini,
praktik para pelatih telah menampakkan keadaan pengetahuan ilmu kepelatihan.
            Pada waktu terdahulu untuk menjadi calon pelatih hanyalah hasrat untuk
bekerja dengan olahragawan dan pengetahuan dasar olahraga tertentu. Sekarang
pelatih yang berhasil harus memahami prinsip-prinsip ilmu yang bias menerapkan
dan menunjukkan penampilan olahragawan. Pada tahun terakhir metode telah di
tetapkan pada penelitian olahraga secara meyakinkan. Ribuan ilmuwan yang
bekerja di bidang ini dan di Laboratorium di seluruh dunia telah mengadakan

1
penelitian dengan maksud untuk memperjelas pengetahuan kita tentang
olahragawan dan factor-faktor yang menentukan tingkat penampilan mereka.
Kebanyakan pelatih yang mapan berpendapat bahwa pelatih yang berhasil
itu adalah sebagian seni dan sebagaian lainnya ilmu. Hal ini mengandung
pengertian bahwa pelatihan menuntut kreativitas dan interpretasi mengenai
cabang perorangan maupun situasinya. Kegiatan-kegiatan dalam dasar ilmu
kepelatihan merupakan suatu aspek kegiatan dasar manusia bergerak sebagai
objek formalnya. Oleh karena untuk mempelajarinya diperlukan ilmu-ilmu
penunjang yang ada hubungannya dengan kegiatan kepelatihan seperti : ilmu faal
(fisiologi), ilmu urai (anatomi), ilmu jiwa (psikologi), ilmu gizi, ilmu pendidikan,
sejarah biomekanik, ilmu social, statistic, cidera olahraga, tes dan pengukuran
olahraga, belajar motorik.
Dengan mempelajari ilmu-ilmu penunjang tersebut agar lebih mudah bagi
seorang pelatih membahas dan memecahkan permasalahan menyangkut
kepelatihan. Permasalahan yang timbul dalam dunia kepelatihan kompleksitasnya
sangat tinggi, sebagai contoh apabila sang atlet mempunyai kondisi fisiknya
lemah antisipasi seorang pelatih harus meningkatkan kondisi fisik tersebut, dilain
sisi akan tertundanya proses latihan teknik, mental dan keterampilan, hal semacam
ini dilakukan bersama-sama atau bagian demi bagian dalam proses, disinilah
bahwa pelatih juga dapat dikatakan sebagai seniman, yaitu antara memadukan
seni latihan fisik dan seni latihan keterampilan. Dan pada akhir semua komponen
latihan ini menjadi satu kesatuan pola cara melatih keseluruhan dan
menghasilkan prestasi yang optimal.
Seorang pelatih harus memahami prinsip-prinsip dalam menerapkan suatu
bentuk latihan yang efektif. Untuk itu seorang pelatih ingin menerapkan suatu
program latihan harus mengacu pada prinsip-prinsip latihan dimana sangat
penting untuk perkembangan kemampuan atlet yang dilatih. Oleh karena itu pada
penulisan ini membahas secara detail prinsip-prinsip latihan jika dilihat dari
perspektif para ahli.

2
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip latihan dalam ilmu kepelatihan
olahraga.
2. Untuk mengetahui pendapat-pendapat para ahli yang mendukung dari
prinsip-prinsip latihan dalam ilmu kepelatihan.

C. Manfaat
Dari penulisan makalah ini penulis mengharapkan adanya manfaat yang dapat di
ambil yaitu sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui prinsip-prinsip latihan dalam ilmu kepelatihan
Olahraga.
2. Dapat mengetahui prinsip-prinsip latihan dari berbagai pandangan para
ahli dalam ilmu kepelatihan olahraga.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Ilmu Kepelatihan


Ilmu Kepelatihan Olahraga merupakan salah satu ilmu yang harus
dipelajari oleh seorang calon pelatih atau pelatih dan Guru Penjasorkes. Menurut
Rothig (1972) pelatihan adalah semua upaya yang mengakibatkan terjadinya
peningkatan kemampuan dalam pertandingan olahraga. Sedangkan menurut Harre
(1982) Pelatihan olahraga adalah keseluruhan proses persiapan yang sistematik
bagi atlet untuk mencapai prestasi. Dari pendapat diatas Ilmu kepelatihan
Olahraga merupakan struktur pengetahuan yang sistematis, suatu sistem yang
berlandaskan prinsip – prinsip ilmiah untuk mencapai suatu tujuan atau keinginan
dalam berolahraga dan suatu ilmu berlandaskan informasi yang telah dibuktikan
secara empiris melalui metode ilmiah yang dapat juga disebut sebagai
pengetahuan ilmiah.
Obyek dalam Ilmu kepelatihan adalah manusia yang melakukan kegiatan
olahraga atau manusia dalam gerak. Manusia yang dipandang sebagai kesatuan
yang utuh, baik dari segi fisik maupun psikis. Ilmu kepelatihan olahraga dapat
dikategorikan sebagai ilmu social. Sebagai ilmu terapan melibatkan interaksi
antara seseorang dengan masyarakat sekelilingnya dan pengetahuan yang
mempengaruhinya, seperti adanya konsep, prinsip dan fungsi pengelolaan yang
semuanya merupakan persyaratan untuk menunjang keberhasilan proses
kepelatihan.

B. Prinsip-Prinsip Latihan
Dalam melaksanakan suatu proses latihan prinsip latihan merupakan suatu
hal yang penting untuk mencapai suatu perkembangan penampilan yang maksimal
pada suatu cabang olahraga. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting
dalam aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Oleh karena akan mendukung
upaya dalam meningkatkan kualitas latihan. Prinsip latihan merupakan hal yang

4
harus di taati, dilakukan, dan dihindari agar tujuan dari latihan dilakukan, dan
dihindari agar tujuan dari latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan
Menurut Bompa (2009) prinsip-prinsip dalam latihan:
1. Prinsip Partisipasi Aktif
2. Prinsip perkembangan menyeluruh
3. Prinsip kekhususan
4. Prinsip model latihan
5. Prinsip variasi latihan
6. Prinsip model latihan
7. Prinsip peningkatan beban secara bertahap.
Menurut Imran Ahmad (2013) prinsip latihan yaitu :
1. Partisipasi Aktif
2. Prinsip perkembangan menyeluruh (Multilateral)
3. Prinsip kekhususan (Spesialisasi)
4. Prinsip perorangan (Individualisasi)
5. Variasi latihan
6. Prinsip model latihan
7. Prinsip beban berlebih (over load)
Menurut Brent S. Rushall dan Frank S. Pyke (1990) prinsip-prinsip latihan
meliputi :
1. Respon secara umum terhadap latihan
2. Prinsip beban berlebih (over load)
3. Prinsip pemulihan (recovery)
4. Prinsip spesialisasi
5. Prinsip individualisasi
Menurut S.Pyke (1991) prinsip-prinsip latihan yaitu :
1. Prinsip beban berlebih (over load)
2. Prinsip pemulihan (recovery)
3. Prinsip pembalikan
4. Prinsip spesialisasi
5. Prinsip individualisasi

5
Menurut Manfred Letzelter (1978) prinsip-prinsip latihan yaitu :
1. Prinsip superkompensasi
2. Prinsip beban progresif
3. Prinsip perencanaan training secara periodik
4. Prinsip hubungan optimal antara kondisi, teknik, taktik, dan kemampuan
intelektual.
5. Prinsip hubungan optimal antara pembentukan secara umum dan khusus
termasuk spesialisasi.
6. Prinsip variasi beban latihan
7. Prinsip individualisasi
8. Prinsip perkembangan secara umum
9. Prinsip stabilisasi
Menurut Safruddin (2011) prinsip latihan yaitu :
1. Prinsip superkompensasi
2. Prinsip beban berlebih
3. Prinsip variasi beban
4. Prinsip indivialisasi
5. Prinsip spesialisasi
6. Prinsip periodisasi dan teraturitas beban
Dari pendapat para ahli tersebut diatas terdapat banyak pendapat yang
dikemukakan tentang prinsip latihan untuk pembinaan prestasi olahraga, terdapat
pengertian yang relatif sama dari pendapat ahli tersebut diatas seperti prinsip
beban berlebih (overload) dengan prinsip beban progresif, prinsip spesialisasi
dengan prinsip spesifikasi, prinsip individualisasi, prinsip perkembangan
multilateral, dan prinsip pemulihan (recovery). Dapat disimpulkan bahwa prinsip–
prinsip latihan untuk pembinaan olahraga prestasi adalah suatu pembiasaan untuk
memenuhi kebutuhan pada saat pembinaan prestasi olahragawan mengetahui
ketentuan-ketentuan yang mendasar pada proses pembinaan dan harus konsekuen
pada prinsip-prinsip latihan. Prinsip-prinsip latihan dari beberapa pandangan para
ahli diatas dari perspektif penulis yaitu : (1) Partisipasi Aktif, (2) Prinsip beban

6
berlebih (Overload), (3) Prinsip kekhususan, (4) Prinsip Individualisasi (5) Prinsip
Periodisasi, (6) Prinsip Superkompensasi.
1. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif merupakan suatu cara bagi pelatih dalam membuat
komitmen kepada atlet atau olahragawan kepada proses yang akan
dilakukan. Menurut Imran Ahmad (2013) Bagian ini menjadi salah satu
faktor penting, dimana atlet harus berusaha berpartisipasi aktif dengan
mengikuti aturan yang telah ditetapkan selama proses latihan berjalan.
Menurut Bompa (1999) kesungguhan dan aktif berpartisipasi dalam
latihan akan menjadikan latihan secara maksimal bila pelatih secara
periodik, akan tetapi secara tetap, dan mendiskusikan tujuan-tujuan atlet-
atletnya dengan mereka. Pelatih harus konsisten kepada atlet agar mampu
aktif terhadap latihan yang akan dilaksanaakan. Menurut Russel R. Pate
(1993) Olahragawan yang berhasil hampir tanpa perkecualian, taat pada
cara-cara latihan yang teratur selama beberapa tahun atau lebih.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi aktif
adalah suatu konsistensi pelatih kepada atlet untuk dapat mengikuti latihan
secara aktif dan ikut pada segala aturan-aturan yang ditentukan pada
proses latihan.
2. Prinsip Beban Berlebih (Overload)
Beban latihan harus mencapai/sedikit melampaui ambang
rangsang, tapi tidak boleh selalu melebihi. Menurut Syafruddin (2011)
prinsip beban lebih merupakan salah satu prinsip latihan yang paling
populer dalam pembinaan olahraga. Prinsip ini lebih menekankan kepada
peningkatan beban latihan yang diberikan kepada atlet berdasarkan
kemampuan atlet pada saaat latihan. Menurut Imran Ahmad (2013) latihan
makin lama makin meningkat tetapi kenaikan beban latihan harus sedikit
demi sedikit. Sedangkan menurut Bompa (1999) beban latihan
ditingkatkan secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan
fisologis dan psikologis setiap individu.

7
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip
latihan beban berlebih sangat penting dalam pembinaan prestasi suatu
cabang olahraga tertentu, dimana dalam meningkatkan beban dalam
latihan harus secara bertahap, dengan memulai latihan dari yang ringan ke
berat, mudah ke sulit, dan sederhana ke kompleks yang dilaksanakan
sedikit demi sedikit tidak terlalu melebihi kemampuan maksimal atlet
karena akan mengakibatkan penurunan kemampuan atau terjadinya cedera
pada atlet.
3. Prinsip Kekhususan (Specialisasi Princip)
Prinsip kekhususan atau spesialisasi kompleks yang didasarkan
pada kemantapan perkembangan menyeluruh. Menurut Imran Ahmad
(2013) Prinsip kekhususan adalah menjalasi proses perkembangan
menyeluruh, selanjutnya diarahkan pada cabang olahraga yang sesuai
dengan karakteristik fisik secara fisiologis dan anatomikal. Menurut
Gzolin dalam Bompa (1999) prinsip pengembangan menyeluruh disusun
dari suatu keterkaitan antara semua organisme dan sistem manusia dan
antara proses fisiologi. Menurut Bompa & Haff (2009) merupakan suatu
proses yang kompleks yang didasari oleh perkembangan secara
multilateral (menyeluruh). Menurut Syafruddin (2011) Penguasaan
seorang pelatih terhadap olahraganya secara mendalam dan konfrensif
dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan yang memadai terhadap
semua aspek yang dibutuhkan untuk peningkatan prestasi atlet.
Dari beberapa pendapat ahli diatas prinsip kekhususan ini bisa
disebut dengan prinsip spesialisasi atau prinsip multilateral dimana prinsip
ini mengutamakan pengembangan secara menyeluruh pada suatu cabang
olahraga.
4. Prinsip Individualisasi
Prinsip Individualisasi atau prinsip perorangan adalah suatu
perhatian pada setiap individu. Menurut Simran Ahmad (2013) Setiap atlet
sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti berbeda dalam segi
fisik, mental, watak dan tingkat kemampuan. Perbedaan-perbedaan perlu

8
diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan
dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu. Menurut
Syafruddin (2011) proses pembinaan dan latihan olahraga adalah proses
yang berhubungan dengan manusia atau individu manusia. Individualisasi
menurut letzelder (1978) dalam Syafruddin (2011) adalah pertimbangan
terhadap kemampuan fisik dan psikis, pertimbangan keadaan atlet saat
dilatih, sikap, tipologi, kemampuan intelektua, temprament, dan ciri-ciri
kepribadian yang lain.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip
individualisasi merupakan suatu proses pembinaan yang berkaitan khusus
pada segala yang berhubungan dengan diri individu atau atlet untuk
menentukan kebutuhan latihan yang serasi untuk mencapai tujuan-tujuan
prestasi pada tiap individu
5. Prinsip Periodisasi
Proses pembinaan olahraga pretasi tidak luput pada prinsip
periodisas latihan. Menurut Syafruddin (2011) prinsip periodisasi
merupakan pentahapan proses pembinaan dalam rentang waktu satu tahun
program pembinaan. Periodisasi tersebut juga dapat diartikan dengan fase
atau masa seperti fase persiapan, masa kompetisi, masa transisi. Dari
pendapat diatas prinsip periodisasi ini memiliki peran penting pada
pembinaan prestasi yaitu suatu proses pembinaan dengan merencanakan
program latihan yang bervariatif dengan jangka waktu satu tahun. Dan
pelatih harus komitmen pada tahap-tahap yang sudah direncanakan.
6. Prinsip Superkompensasi
Superkompensasi berasal dari kata “super” yang berarti di atas atau
merasa lebih dan kompensasi adalah penggantian. Menurut Syafruddin
(2011) Superkompensasi berarti penggantian yang lebih atau melebihi.
Penggunaan potensi energi dalam latihan olahraga dapat menimbulkan
kelelahan yang mengakibatkan menurunnya kemampuan fungsi tubuh
yang sekaligus berimplikasi terhadap kualitas kerja tubuh dan kemampuan
koordinasi gerakan. Membangun kembali energi yang terpakai diperlukan

9
suatu fase pemulihan (recovey phase). Menurut Rothig (1977)
mengemukakan superkompensasi merupakan fase pemulihan sumber
energi yang dipergunakan setelah suatu pembebanan yang melewati
kemampuan awal dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan prestasi.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip
superkompensasi yaitu suatu proses pergantian penggunaan potensi energi
yang dipergunakan setelah pembebanan yang melewati kemampuan awal
dengan tujuan meningkatkan prestasi.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis angkat dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk menjadi seorang pelatih yang profesional harus mengacu kepada
prinsip-prinsip latihan agar pembinaan prestasi dalam suatu cabang
olahraga mencapai tujuan yang masimal.
2. Dari pendapat para ahli kepelatihan olahraga terkait prinsip-prinsip latihan
yang dikemukakan yaitu: (1) Partisipasi Aktif, (2) Prinsip beban berlebih
(Overload), (3) Prinsip kekhususan, (4) Prinsip Individualisasi (5) Prinsip
Periodisasi, (6) Prinsip Superkompensasi.
3. Dengan membahas prinsip-prinsip dalam latihan penulis menarik
kesimpulan bahwa dikota medan masih banyaknya pelatih-pelatih yang
tidak mengaplikasikan prinsip-prinsip yang telah ada sebagai bahan acuan
ilmu kepelatihan.
4. Sebagai seorang pelatih haruslah berlandasan ilmu-ilmu kepelatihan dasar
dan melaksanakan proses-proses latihan dengan memandang kepada
prinsip-prinsip latihan.

11

Anda mungkin juga menyukai