Anda di halaman 1dari 64

PROPOSAL MINI RESEARCH (MR)

Analisis Biomekanika dan Kinesiologi Olahraga

OLEH :

MARCO VAN JOHAN MANALU


NIM. 8206118004

PENDIDIKAN OLAHRAGA
PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah...................................................................................................... 6
E. Spesifikasi Masalah ...................................................................................................6
F. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
Acuan Teoritik..........................................................................................................................8
1. Hakikat Karate.................................................................................................... 10
2. Hakikat Tendangan Mae Geri Chudan............................................................... 14
3. Hakikat latihan.................................................................................................... 16
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................40
A. Model Pengembangan ...............................................................................................40
B. Tempat Dan Waktu ...................................................................................................40
C. Sasaran Penelitian......................................................................................................40
D. Karakteristik Sasaran Penelitian................................................................................41
E. Pendekatan dan Metode Penelitian............................................................................41
F. Langkah-Langkah Pengembangan Model..................................................................42
LAMPIRAN............................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................55

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet,

terutama bagi atlet atau mereka yang menekuninya dengan baik secara individu

atau kelompok. Untuk mencapai hal tersebut, cara yang tepat dilakukan adalah

adanya upaya pembinaan dan latihan untuk setiap cabang olahraga prestasi

dengan suatu program latihan yang baik menurut aturan dan ketentuan yang

berlaku dalam berlatih.

Karate adalah salah satu cabang olahraga yang dapat membentuk

kesehatan fisik dan mental dalam olahraga beladiri karate, disamping itu olahraga

beladiri karate adalah olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di arena

ragional maupun internasional. Dalam olahraga beladiri karate yang sering

dipertandingkan adalah nomor kata dan kumite.

Salah satu yang perlu dibina untuk mencapai suatu prestasi yang baik

adalah dengan pembinaan kondisi fisik. Harsono (1997 : 3) mengatakan bahwa

“apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

yang akan dilatih”. Teknik yang dimaksud disini adalah latihan untuk

mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk cabang olahraga yang

dilakukan atlet. Selain kondisi fisik dan teknik, faktor lain yang dilatih adalah

mental. Aspek-aspek di atas harus sejalan agar diperoleh prestasi yang maksimal.

3
Latihan kondisi fisik mengacu kepada saat program latihan yang dilakukan

secara sistematis berencana, dan progresi. Tujuannya adalah meningkatkan

fungsional dari seluruh sistem tubuh, dengan demikian prestasi atlet akan semakin

meningkat.

Dalam karate dikembangkan teknik pukulan dan tendangan hingga ke

tingkat mahir yaitu tingkat dimana seorang atlet dapat bergerak melakukan

pukulan dan tendangan dengan cepat dan tepat. Dalam karate tendangan

merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik tendangan adalah

tendangan Mae geri chudan, yang artinya teknik tendangan yang memotong

serangan lawan yang mengarah ke ulu hati. Kaki kanan menendang ke arah ulu

hati dan kaki kiri di depan dengan posisi kumite, pinggul diputar untuk

mendapatkan tendangan yang maksimal.

Untuk memperkuat latar belakang masalah penulis juga melakukan

observasi dan wawancara pada di beberapa Dojo yang pertama yaitu di Dojo

KKNSI Parulian 2 Medan pada hari Jumat Tanggal 3 Maret 2017 dari hasil

observasi pada saat latihan tendangan variasi latihan yang diberikan masih sangat

monoton atau belum ada latihan untuk melatih tendangan Mae geri chudan.

Variasi latihan tendangan Mae geri chudan tersebut adalah:

1) Tendangan Mae Geri Chudan dilakukan sendiri-sendiri.

2) Tendangan Mae Geri Chudan bergantian.

3) Tendangan Mae Geri Chudan dilakukan dengan menggunakan alat

samsak/target.

4
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan Senpai Pandapotan Saragih

sebagai pelatih di Dojo KKNSI Parulian 2 Medan, informasi yang diterima

peneliti variasi latihan yang diberikan untuk melatih tendangan Mae geri chudan

masih sangat monoton sehingga atlet yang berlatih cenderung merasa jenuh dan

bosan akibat materi latihan yang diberikan tidak pernah dirubah, hal ini juga

dikarenakan minimnya variasi bentuk latihan tendangan Mae geri chudan yang

mungkin diketahui oleh pelatih.

Peneliti juga melakukan analisis kebutuhan pada Dojo KKNSI Parulian 2

Medan yang terdapat pada lampiran.

Penulis juga melakukan observasi di Dojo INKANAS Sei Deli Medan

pada tanggal 07 Maret 2017. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan

pelatih Senpai Pulungan Sihombing, untuk melatih tendangan Mae geri chudan

pelatih masih menerapkan variasi latihan :

1) Tendangan Mae geri chudan dilakukan sendiri-sendiri.

2) Tendangan Mae geri chudan berpasangan.

3) Tendangan Mae geri chudan dengan mengganti kuda-kuda.

Berdasarkan fakta di lapangan informasi yang diterima dari pelatih Senpai

Pulungan Sihombing perlu adanya pengembangan variasi latihan Tendangan Mae

geri chudan untuk menambah program latihan agar dapat meningkatkan

Tendangan Mae geri chudan untuk tercapainya pretasi dalam pertandingan karate.

Dari peryataan pelatih di atas peneliti beranggapan di seluruh Dojo atau tempat

latihan karate yang ada di Sumatra Utara terkhusus kota Medan masih melakukan

bentuk latihan yang lama sehingga peneliti tertarik untuk mengembangkan hal

5
baru dalam variasi latihan tendangan Mae geri chudan agar memudahkan pelatih

untuk menerapkan program latihanya kepada atlet sehingga atlet yang berlatih

tidak lagi merasa bosan dan jenuh.

Dari observasi rata-rata atlet pada saat bertanding tidak dapat melakukan

Tendangan Mae geri chudan pada saat lawannya melakukan body moving.

Berdasarkan observasi dilapangan yang dilakukan peneliti di beberapa dojo di

Medan dari hasil wawancara dan fakta dilapangan pelatih masih menerapkan

bentuk-bentuk latihan yang sudah lama dan belum ada bentuk variasi latihan

Tendangan Mae geri chudan yang baru maka dari itu penulis perlu

mengembangakan variasi latihan Tendangan Mae geri chudan.

Setelah penulis melakukan analisis kebutuhan kepada pelatih melalui

wawancara dan beberapa pertanyaan sebanyak 5 pertanyaan.

1) Hasil dari jawaban pertanyaan pertama dari beberapa pelatih maka dapat

disimpulkan 100% pelatih sangat menginginkan para atletnya agar dapat

menguasai tendangan Mae geri chudan untuk mencapai prestasi dalam

pertandingan karate.

2) Dari hasil pertanyaan 100% kedua dapat disimpulkan para atlet masih banyak

yang salah dalam melakukan tendangan Mae geri chudan.

3) Dari beberapa jawaban pelatih, untuk melatih tendangan Mae geri chudan

kesimpulan yang diambil peneliti 90%, bentuk latihan untuk melatih

tendangan Mae geri chudan masih kurang efektif.

6
4) Hasil dari jawaban yang ke 4 dari beberapa pelatih model-model latihan,

peneliti menyimpulkan 75% variasi latihan yang diberikan masih kurang

mendukung untuk melatih tendangan Mae geri chudan.

5) Hasil jawaban dari pertanyaan yang terakhir 100% para pelatih sangat

menginginkan variasi latihan tendangan Mae geri chudan untuk mencapai

prestasi dalam pertandingan karate (kumite)

Hasil data dan kenyataan yang dikemukakan di atas akan dapat

memperkuat peneliti untuk mengambil kesimpulan bahwa, perlu dikembangkan

variasi latihan tendangan Mae geri chudan, yang nantinya diharapkan dapat

menjadi solusi untuk meningkatkan tendangan Mae geri chudan sehingga

diharapkan dapat mempertinggi prestasi atlet karate.

B . Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas masalah perlu

didentifikasikan lebih dalam lagi, dengan tujuan dapat mempermuda peneliti

untuk mendapatkan tujuan peneliti ini dikemukakan dengan beberapa bentuk

pertanyaan :

1. Apakah tendangan Mae geri chudan tercapainya prestasi atlet yang lebih tinggi

dalam pertandingan karate?

2. Apakah ada kesulitan pada atlet anda dalam melakukan tendangan Mae geri

chudan?

3. Bagaimana anda melatih tendangan Mae geri chudan?

7
4. Apakah pengembangan variasi latihan tendangan Mae geri chudan diperlukan

dalam melatih tendangan Mae geri chudan?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah yang telah

ditulis di atas maka penulis membuat batasan masalah untuk menghindari

pembahasan yang lebih luas maka penulis berfokus kepada pengembangan variasi

latihan tendangan Mae geri chudan dalam latihan karate.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, indetifikasi yang telah

dituliskan di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pengembangan variasi latihan tendangan Mae geri chudan akan

dapat meningkatkan prestasi atlet dalam pertandingan karate?

E. Spesifikasi Masalah

Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini berusaha

untuk membuat variasi pengembangan tendangan Mae geri chudan yang efektif

dan efisien sehingga dapat diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk atlet.

Produk yang dihasilkan diharapkan dapat mempertinggi prestasi.

8
F. Tujuan Penelitian

Mengembangkan variasi latihan dalam meningkatkan tendangan Mae geri

chudan.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi pelatih dan pembina

serta insan olahraga. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan pemikiran untuk menyusun program latihan dalam

pembinaan prestasi pada cabang olahraga karate.

2. Bagi atlet dapat meningkatkan reaksi kecepatan tendangan Mae geri chudan.

3. Memberikan masukan kepada pelatih dalam upaya mengembangkan latihan

untuk peningkatan reaksi kecepatan tendangan Mae geri chudan.

4. Bagi peneliti dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan keolahragaan.

5. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian

pengembangan.

9
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Olahraga Karate

Mesutatsu Oyama menulis dalam bukunya yang dikutip oleh Ilham Hakim

Subroto bahwa”seni beladiri karate berasal dari India dalam jaman lahirnya agama

Budha, pada abad ke-5 yang di bawa oleh Pendeta Bodhidharma ke China untuk

mengerjakan kebenaran Budha” (1996:9). Kemudian seni perkelahian ini di bawa

ke Jepang melewati Okinawa, yang pada awalnya disebut ”Tote” yang berarti

”Tangan China”. Oleh sensei Gichin fuakoshi mengubah kanji Okinawa

(Tote:tangan kosong) menjadi kanji jepang (Karate: tangan kosong) agar lebih

mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari dua kanji

yaitu”Kara”yang berarti “Kosong” dan “Te” yang berarti “Tangan”. Sehingga

apabila kedua kanji ini disatukan maka mempuyai arti “tangan kosong”

Organisasi yang mewadahi olahraga karate diseluruh Jepang adalah JKT

(Japan Karate Federation), dan organisasi yang mewadahi karate seluruh dunia

yaitu WKF (World Karate Federetion). Kedua organisasi ini untuk meneguhkan

aliran karate yang bersifat tanpa kontak langsung dan dengan kontak langsung

seperti halnya aliran Kyokushin atau Daidojuku.

10
Karate masuk ke Indonesia pada tahun 1963 yang dibawa oleh para

mahasiswa Indonesia yang selesai study dari Jepang. Para mahasiswa ini

kemudian membentuk organisasi karate yang bernama PORKI (Persatuan

Olahraga Karate-Do Indonesia ). Yang kemudian pada tahun 1972 dalam kongres

ke empat oleh Mayor Jendral Widjojo Sujono, PORKI berubah nama menjadi

FORKI(Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia) untuk menyatukan semua aliran

dan perguruan karate di Indonesia.

Karate adalah cabang olahraga beladiri dimana bentuk aktivitas geraknya

menggunakan kaki dan tangan seperti pukulan, tangkisan dan tendangan Menurut

M Nakayama “karate-do sesungguhnya merupakan seni beladiri tangan kosong

dimana tangan dan kaki dilatih sedemikian rupa secara sistematis sehingga

serangan tiba-tiba dari musuh dapat dikendalikan dengan menampilkan suatu

kekuatan, tidak ubahnya seperti menggunakan senjata betul.”(1980:11). Sehingga

seorang karateka harus berlatih secara teratur, dengan konsentrasi dan usaha yang

maksimum dari setiap teknik gerakan yang dilaksanakan. Yang dimana dalam

pelatihan harus dilakukan secara ilmiah dan dengan cara yang sistematis.Untuk

bisa efekif, latihan yang dilaksanakan harus diselenggarakan atas prinsip – prinsip

latihan yang benar dan tercapai prestasi tinggi sebagai goal target.

Zen-Nippon Karatedo rmai/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World

Karatedo Federetion (WKF), mengganggap sebagai gaya karate yang utama yaitu

Shotokan,Goju-Ryu,Shito-yu dan Wado –Ryu karena turut serta dalam

pembentukan JKF dan WKF. Namun terdapat pula beberapa aliran besar seperti

Kyokushin,Shorin-ryu dan Uechi Ryu yang terbesar luas ke berbagai negara di

11
dunia dan dikenal sebagai aliran karate yang termasuk,meskipun tidak termasuk

dalam “4 besar WKF”.

Pada zaman sekarang karate juga dibagi menjadi aliran tradisional dan

aliran olahraga.Aliran tradisional lebih menekankan aspek beladiri dan teknik

tempur yang bersifat keras tampa kontrol,sementara aliran olahraga lebih

mengutamakan teknik” yang digunakan dalam pertandingan olahraga sesuai

dengan peraturan pertandingan yang berlaku.

Berikut akan di jelaskan beberapa point penting dalam cabang olahraga

beladiri karate,meliputi:

2. Teknik Karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar),

Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk

menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

a.   Kihon

Kihon menurut Sujoto J.B (1996:53) berarti pondasi / awal / akar dalam

bahasa Jepang. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum

mempelajari Kata dan Kumite. Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan

dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau

Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik. Kihon,

yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan

menangkis. Dalam cabang olahraga karate terdapat beberapa teknik dasar ( kihon)

yakni:

12
a. Tsuki (pukulan)

Pada umunya pukulan ini digunakan untuk teknik puluhan yang lurus

kedepan (chokuzuki),bila lawan berada langsung didepan,lengan disodok lurus

kedepan dan sasaran dipukul dengan buku jari-jari dari kepalan depan. Pada

waktu melepaskan pukulan lengan yang memukul diputar kearah dalam.Adapun

tsuki tediri dari beberapa teknik sebagai berikut (Nakayama, 1978):

1)Seiken chokuzuki,adalah kepalan (tinju) bagian depan

2)Oi Zuki /Gyaku Zuki, Ippon adalah pukulan lurus

3)Nukite adalah pukulan dengan jari lurus kecuali ibu jari (tangan terbuka)

4)Tate zuki, adalah pukulan tinju keatas

5)Age zuki, adalah hantaman (pukulan) naik keatas

6)Mawashi zuki adalah pukulan (tinju) memutar

7)Ura zuki, adalah pukulan (tinju) tertutup

8)Morotte zuki adalah pukulan sejajar (paralel)

9)Yama zuki adalah pukulan (tinju) melebar ”U”

10)Kagi zuki adalah pukulan berkait

b.Geri(tendangan)

Faktor-faktor teknik tendangan dalam karate adalah sebagai berikut

(Nakayama, 1978):

1) Angkat lutut dari kaki yang akan menendang setinggi mungkin dan sedekat

mungkin dengan dada. Lutut akan menekuk penuh,kemudian pindahkan berat

kaki ke pinggul.

13
2) Lentingkan, tekukkan dan pelurusan lutut. Terdapat 2 cara menendang:

Menggunakan daya pegas lutut yang dilentingkan sepenuhnya dan dengan

meluruskan kuat-kuat lutut kaki yang ditekuk,menyerupai gerakan menyodok.

3) Daya pegas pinggul dan pergelangan kaki. Di lain pihak, kekuatan kaki itu

sendiri tidak cukup. Harus diperkuat dengan tenaga yang dihasilkan oleh pegas

dan lutut.

Teknik tendangan adalah bentuk dari teknik kaki, dilakukan dengan

mengangkat lutut setinggi mungkin dan sedekat mungkin dengan dada, kemudian

melentingkan atau menyodokkan kaki yang akan digunakan untuk menendang

(Nakayama, 1977).

Ada dua cara dalam melakukan teknik tendangan, cara pertama ialah

dengan melentingkan lutut (snap), sedang cara kedua ialah dengan menyodok

(thrust). Didalam bela diri karate,teknik-teknik tendangan sama pentingnya

dengan teknik-teknik pukulan (Nishiyama dan Brown, 1975). Teknik

tendangan bahkan memiliki keunggulan yaitu memiliki jarak jangkauan lebih

panjang dan mempunyai kekuatan yang lebih besar bila dibandingkan

dengan teknik pukulan. Teknik tendangan yang dilakukan dengan

melentingkan kaki terdiri atas tendangan ke depan (mae geri), tendangan

mengangkat ke samping (yoko geri keage), tendangan memutar (mawashi geri),

tendangan melompat ke depan (mae tobi geri), tendangan memutar ke

belakang (ushiro mawashi geri), tendangan bulan sabit ke dalam (mika zuku

geri), dan tendangan bulan sabit ke luar (ura mika zuku geri). Teknik

tendangan dengan cara menyodokkan kaki terdiri atas tendangan menyodok

14
ke samping (yoko geri kekomi), tendangan melompat ke samping (tobi yoko

geri), dan tendangan menyodok ke belakang (ushiro geri). Bagian kaki yang

membentur terhadap sasaran (striking point) adalah sebagaiberikut kaki macan

(koshi), kaki pedang (shuto), tumit (kakato), punggung kaki (haisoku) dan

ujung jari kaki (tsumasaki). Penggunaan bagian kaki yang membentur

terhadap sasaran (striking point) tergantung dari kebutuhan setiap

karateka yang menggunakannya, arah sasaran tendangan dan keefektifan

tendangan terhadap sasaran yang di tuju.

c. Uke (tangkisan)

Teknik tangkisan pada cabang olahraga karate dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Di samping itu dapat pula dilakukan dengan menggunakan

alat anggota tubuh yang ada,misalnya tangan atau lengan dan kaki atau

tungkai. Pada dasarnya tangkisan harus dilakukan pada saat lawan mulai

menyerang. Oleh karena itu sangat perlu memperkirakan lebih dahulu adanya

serangan. Adapun uke tediri dari beberapa teknik sebagai

berikut(Nakayama,1978):

1)Age uke adalah tangkisan atas

2)Ude Uke adalah tangkisan depan

3)Shuto Uke adalah tangkisan samping,

4)Gedan Barai adalah tangkisan dari atas kebawah

5)Morote Uke adalah Meningkatkan tangkisan

15
6)Juji Uke adalah tangkisan bawah dengan posisi keduan telapak

tangan mengepal (menyilang)

7)Kawiwake Uke adalah Tangkisan langkah pertama dari kekalahan

b.  Kata

Kata adalah gabungan atau perpaduan dari rangkaian gerak dasar

pukulan, tangkisan, dan tendangan menjadi satu kesatuan bentuk yang nyata

(SujotoJ.B, 1996 : 137). Dalam Kata tersimpan bentuk-bentuk sikap dalam

karate yang wajib dimiliki, seperti kontrol (diri), tenaga (power), kecepatan, juga

bentuk penghayatan karate dalam realitas sebenarnya (Phang Victorianus,

2012: 45). Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.

Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat

digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.

Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap

Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama

Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran

juga berbeda.

c.  Kumite

Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh

murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang

mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum

melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur

16
(gohon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih

dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.

Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang

sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat

menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding. Untuk aliran

"kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk

melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk

melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.

Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi

Karate dan Jujitsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk

persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam

pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik

dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan

menyerang titik vital.

2. Hakekat Tendangan Mae Geri chudan


Cabang olahraga karate merupakan salah satu cabang olahraga yang kini

banyak digemari dan disukai masyarakat Indonesia, hal ini dibuktikan dengan

adanya banyaknya kumpulan-kumpulan karateka yang mengasuh karate, yaitu

dari yang pemula sampai tingkat yang paling mahir. Mae geri chudan atau

tendangan lurus ke depan ke arah ulu hati. Daerah yang diincar pada saat

menyerang adalah daerah ulu hati dari lawan .

17
Gambar 1. Bentuk tendangan Mae geri chudan
Sumber: https://www.google.co.id/search?q=gambar++mae+geri+chudan

Dalam olahraga karate ada beberapa teknik tendangan namun tendangan

Mae Geri chudan yang menjadi objek penelitian. Dalam pertandingan karate

seorang karate akan memperoleh angka dalam satu pertandingan manakala akan

menggunakan teknik-teknik yang baku dan bentuk yang benar serta mengenai

daerah sasaran yang sesuai peraturan karate. Dalam suatu pertandingan karate

untuk mendapatkan poin sangat tidak muda dilakukan melalui tendangan.

Untuk mengoptimalkan gerakan seluruh tubuh untuk dijadikan senjata

sebagai seorang karateka, dan diawali dan mempelajari secara total teknik-teknik

dasar dalam karate yang sangat memegang peranan penting adalah teknik

tendangan. Teknik-teknik dasar tendangan dalam olahraga beladiri karate, salah

satu yang tendangan yang perlu dikuasai dalam kumite adalah tendangan Mae

geri chudan.

Teknik tendangan dalam karate tidak terlepas dari gerakan pinggang.

seoarang karateka harus memahami gerakan pinggang untuk dapat melakukan

teknik yang memiliki cepat dan keras. Selain pinggang, tendangan Mae geri

chudan juga mempengaruhi oleh beberapa bagian tubuh lainnya seperti kaki

kuda-kuda pada saat melakukan tendangan Mae geri chudan. Langkah atau

18
luncuran kaki sangat penting untuk tendangan yang menghasilakan poin dalam

pertandingan.

a. Tendangan Mae geri Chudan

Tendangan Mae geri chudan adalah teknik tendangan yang memotong

serangan lawan / balikan serangan lawan ke arah ulu hati. Tendangan berlawanan

arah dengan kaki, pinggul diputar untuk mendapatkan tendangan yang maksimal.

Mae geri chudan Sebuah tendangan yang dieksekusi dengan kaki yang

ada di sisi berlawanan dari kaki depan disebut Mae geri chudan . Kunci untuk

tendangan Mae geri chudan dilaksanakan dengan baik adalah dengan

memanfaatkan kekuatan dari pinggul Tindakan menuju dikoordinasikan

sedemikian rupa eksekusi yang terjadi ketika rotasi pinggul terjadi .

1. Hakikat Latihan

Prinsip latihan merupakan pedoman yang akan digunakan dalam latihan

yang terorganisir dengan baik , prinsip latihan didasarkan pada semua dan tugas

latihan, meliputi; menetukan corak dan isi latihan, sasaran dan metode dan

organiasi latihan. Latiahan merupakan prinsip dasar yang harus di ikuti, apabila

peningkatan hasil latihan ingin dimaksimalkan.

Harsono (1988;5) mengatakan latihan adalah suatu proses untuk

penyempurnaan atlet secara sadar dalam mencapai prestasi yang maksimal dengan

diberinya beban-beban latihan fisik, teknik, taktik dan mental yang terarah dan

teratur, meningkat dan berulang-ulang waktunya.

19
1) Prinsip Beban Berlebih

Tubuh harus mendapatkan beban latihan yang lebih dari hasil biasanya

agar diperoleh hasil latihan yang lebih baik, beban latihan yang diterima

sabaiknya beban latihan yang individual, tetapi pada prinsipnya mendekati beban

maksimal, jika dikaitkan dengan sistem faal dan tubuh pada umumnya mampu

untuk menyesuaikan diri dengan beban kerja dan tanganan- tanganan yang lebih

berat dari beban yang dialami sehari-harinya. Untuk mendapatkan prestasi yang

lebih baik atlet harus membiasakan melakukan latihan dengan beban yang lebih

berat dari pada yang biasa dilakukan, atau harus senantiasa melakukan latihan

dengan beban yang lebih yang ada diatas ambang pikiran. Dalam hal ini sebelum

program variasi latihan tendangan Mae geri chudan diberikan haruslah diketahui

kemampuan atlet dalam melakukan pengembangan model latihan tendangan Mae

geri chudan yang diketahui, sehingga beban latihan yang diberikan masih berada

di atas ambang pikiran.

2) Prinsip Beban Bertambah

Latihan akan sangat efektif apabila dilakukan secara kontiniu, dan beban

latihan yang ditingkatkan secara teratur setiap minggunya. Pada dasarnya beban

latihan ditingkatkan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan fisiologis

dan fsikologis setiap individu atlet, prinsip ini didasarkan pada bukti bahwa

sebagian besar sistem fsikologis dapat menyesuaikan diri pada tuntunan fungsi

yang lebih dari yang dijumpai sehari-hari.penerapan prinsip latihan tendangan

Mae Geri Chudan (Tendangan arah ulu hati) akan terlihat adanya peningkatan

beban latihan pelaksanaan semakin cepat, pukulan semakin cepat dan jumlah

20
pengulangan baik dari repetisi maupun set yang bertambah, yang deselingi dengan

penurunan bebaban latihan untuk tujuan pemulihan dan kompensasi.

3) Prinsip Beban Beraturan

Latihan sebaiknya diawali dengan latihan otot yang besar dan setelah itu

baru otot yang kecil. Karena otot-otot yang kecil umumnya simpanan glikogenya

lebih sedikit dan lebih cepat lelah, sebagaimana yang telah diungkapkan Sajoto

(1988; 115) bahwa latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga

kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan terlebih dahulu, sebelum

kelompok otot besar mendapatkan kelelahan. Selain harus memperhatihkan

gerakan yang muda ke gerakan yang lebih sulit, dari gerakan yang sederhana ke

gerakan yang lebih rumit, garakan statis yang lambat ke gerakan statis yang lebih

cepat. Latihan tendangan Mae Geri Chudan (Tendangan arah ulu hati) juga harus

mempertimbangkan penerapan beban kelompok otot besar dan kelompok kecil.

4) Prinsip Individu

Prinsip latihan yang direncanakan haruslah mempertimbangkan individu

yang ada didalamnya, karena setiap individu bereaksi dengan rangsangan yang

berbeda-beda, terutama dari faktor usia dan jenis kelamin. Harsono (1988; 112)

mengungkapkan bahwa seluruh konsep latihan haruslah sesuai dengan

kemampuan setiap individu agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai.

Oleh karena itu latihan harus tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai dan

lamanya latihan.

Menentukan beban latihan tendangan Mae geri Chudan harus terlebih

dahulu mengetahui tingkat kemahirannya dalam melakukan tendangan Mae Geri

21
Chudan untuk memberikan pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri

Chudan yang akan dilakukan, sehingga beban yang akan diberikan tetap berada

diatas ambang pemikiran atlet yang bersangkutan. Dengan kata lain tendangan

Mae Geri Chudan bersifat individu.

5) Prinsip Kekhususan Latihan

Kekhususan dalam latihan adalah spesifik terhadap kelompok otot yang

akan dilatih, pola gerakan, sendi dan jenis kontraksi otot yang berkaitan dengan

cabang olahraga yang bersangkutan.

6) Prinsip Sumber Energi Utama yang Digunakan

Sistem energi utama yang dalam berbagai macam aktivitas olahraga dapat

digunakan sebagai pedoman dalam memberikan pengembangan variasi-variasi

latihan, sehingga energi yang digunakan tepat guna dalam latihan, dengan

mengenai sistem energi utama maka program latihan yang sifatnya spesifik dapat

dirancang dan disusun guna memperoleh peningkatan kinerja secara maksimal,

karakteristik gerak dalam pertandingan karate meliputi, kuda-kuda, steping,

moving dan pukulan ditinjau dari aktifitas pertarungan (kumite) merupakan

olahraga yang dominan menggunakan sistem anarobik sehingga dalam latihan

tendangan Mae Geri Chudan harus menggambarkan prinsip tersebut, dengan

latihan dan waktu pelaksanaannya singkat.

22
7) Prinsip Pulih Asal

Setiap orang mempunyai pulih asal yang berbeda-beda dan setiap jenis

olahraga membutuhkan pulih asal yang berbeda beda juga. Untuk itu setiap

pelatih harus memperhatikan pulih asal setiap individu dalam bentuk latihan.

Soekarman (1989; 39) menjelaskan untuk mendapatkan pulih asal haruslah

mengetahui hutang oksigen (konsumsi oksigen yang tinggi sesudah latihan atau

pulih asal). Oksigen digunakan untuk mengembalikan kembali keadaan tubuh

sebelum latihan, yaitu pengentian cadangan energi yang digunakan dalam

pengengkutan asam laktat yang terbentuk secara restorasi cadangan oksigen dalam

otak.

Apabila sistem laktat harus dilatih, maka durasi latihan submaksimal

harusnya diperpanjang hingga 60-70 detik, waktu pemulihan yang singkat

sebaiknya dilakukan dengan istirahat pasif, sehingga kadar asam laktat darah

lebih cepat turun. Pada waktu pemulihan sebaiknya berkisar antara 30 detik

sampai beberapa menit tergantung kepada kemampuan atau keadaan atlet, karena

olahraga karate merupakan olahraga yang menggunakan energi anaerobik maka

pendekatan pemulihan latihan tendangan Mae Geri Chudan haruslah menerapkan

pemulihan asal anaerobik dengan perbandingan interval dengan interval istirahat.

Berlatih untuk menguasai suatu keterampilan harus mengacu kepada

konsep dari pemahamam tentang keterampilan dasar, keterampilan dasar dibagi

dalam tiga kategori, yaitu; lokomotor, non lokomotor dan manipulatif.

Keterampilan lokomotor digunakan untuk menggerakkan tubuh dari suatu tempat

ke tempat lain meliputi: berjalan, melangkah, melompat dan lain sebagainya.

23
Keterampilan nonlokomotor adalah keterampilan gerak yang dilakukaan adalah

gerakan yang tanpa berpindah yang meliputi: menekuk, mengayun, menarik,

mendorong dan lain sebagainya. Keterampilan manipulatif merupakan gerakan

yang meliputi gerakan kaki dan tangan umunya seperti: menangkap, memukul,

menendang dan lain sebagainya.

Keteramplan teknik dasar tendangan Mae Geri Chudan dalam kumite

meliputi ketiga kategori keterampilan dasar yang telah dijelaskan di atas yang

meliputi; lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif. Untuk memperoleh dan

menguasai keterampilan yang menyeluruh dan komplek harus dilakukan latihan

yang terukur, terencana dan berkesinambungan. Suatu keterampilan haruslah

dilakukan dengan gerakan yang mudah ke yang lebih sulit, dari yang sederhana ke

yang lebih rumit dan gerakan statis lambat ke gerakan yang lebih cepat.

B. Konsep Pengembangan

Penelitian adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan, dan

menyimpulkan data dan informasi untuk memecahkan masalah praktis dan/atau

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan metode ilmiah

yakni memecahkan masalah dengan menggunakan logika berpikir dengan

didukung oleh data empiris. Logika berpikir tampak dengan prosesnya dengan

menempuh langkah-langkah yang sistematis melalui pengumpulan data, mengolah

dan menafsirkan data, menguji data dan menarik kesimpulan. Data dikatakan

empiris sebab menggambarkan apa yang terjadi dilapangan. Penelitian telah

dibagi kepada beberapa bentuk penelitian yaitu penelitian mendesak, penelitian

24
dasar, penelitian terapan, evaluasi dan penelitian pengembangan. Dari beberapa

bentuk penellitian yang dikemukakan maka peneliti akan menggunakan penelitian

pengembangan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini.

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode

yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode

penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data

tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk

yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk

produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah,

guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor

pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang

akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan,

dan lingkungan. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba

pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba,

dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun

evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan

penyempurnaan-penyempurnaan.

Menurut Sugiyono (2008; 297) penelitian pengembangan adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut. Menurut Sukmadinata (2002; 7) penelitian dan

pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat

dipertanggung jawabkan.

25
Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan pengembangan atau research

and depelopment adalah sebuah strategi atau sebuah metode penelitian yang

cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Yang dimaksud dengan penelitian dan

pengembangan atau atau research and depelopment (R&D) adalah rangkaian

produk baru produk atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu

produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung

jawabkan.

Suhardjono (1997: 69), mendefinisikan penelitian sebagai penelahaan

yang logika proses berpikirnya dinyatakan secara eksplisit dan informasi sebagai

bahan berpikir dikumpulkan secara sistematis dan objektif. Suatu proses yang

dikatakan eksplisit, artinya setiap langkahnya dilakukan secara terbuka sehingga

dapat dikaji kembali, baik orang yang bersangkutan maupun orang lain.

2. Kegiatan pengembangan

Pengembangan merupakan suatu kegiatan yang dapat berupa

perancangan, atau perekayasaan yang dilakukan dengan berdasarkan metode

berpikir ilmiah guna memecahkan permasalahan yang nyata terjadi, sehingga hasil

kerja pengembangan berupa pengetahuan ilmiah atau teknologi yang digunakan

untuk memecahkan masalah tersebut

Kegiatan penelitian memiliki serangkaian langkah-langkah yang meliputi:

(1)menganalisis  dan   merumuskan   permasalahan  yang  akan dikembangkan

atau dirancang /dikaji; (2) penyusunan kriteria rancangan berdasar logika deduksi

dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini; (3) pengumpulan fakta

empiris dengan bentuk pembuatan rancangan/pengembangan/ rekayasa atau kajian

26
yang sesuai dengan kriteria yang diajukan; (4) mengkaji kesesuaian hasil

pengembanagan rekayasa/rancangan/kajian terhadap kriteria dengan

menggunakan logika induktif; dan (5) analisis diskusi penariakan kesimpulan dan

penulisan laporan.

Jadi apapun yang dirancang, dikembangkan ataupun direncanakan harus

ditandai dengan adanya kebenaran teoritis dan adanya dukungan fakta empiris.

Kegiatan pengembangan tidak dilakukan secara intuitif, coba-coba atau sekedar

mengikuti perasaan.

Sebagai kegiatan penelitian, karya tulis yang berkaitan dengan kegiatan

pengembangan: (1) laporan hasil pengembangan; dan (2) tulisan atau makalah

ilmiah ringkasan hasil pegembangan.

Berdasarkan defenisi yang telah dituliskan di atas maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa penelitian pengembangan merupakan suatu

penelitian yang menghasilkan sebuah produk yang ke efektifannya jauh lebih

baik, diawali dengan analisis kebutuhan, pengembangan produk dan uji coba

produk. Dalam hal ini penelitian yang kan dikembangakan adalah Pengembangan

variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan.

27
Rancangan langkah-langkah penelitian pengembangan sebagai berikut;

Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi


data produk Desain
masalah

Uji coba Uji coba Revisi


Pemakain Produk Desain

Revisi Produk

Gambar 2 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development


(R&D)

Sumber: SUGIYONO.Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif,


kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008; 409)

1. Pertama yang akan ditentukan adalah potensi dan masalah yang akan

dikembangkan.

2. Mengumpulkan informasi/data sebagai landasan pemikiran untuk membuat

konsep.

3. Menentukan desain produk (rancangan produk) bentuk rancangan tersebut

adalah pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan

4. Validasi desain, revisi oleh para ahli yang bersangkutan

5. Perbaikan desain, setelah direvisi oleh para ahli maka peneliti memperbaiki

desain produk yang akan dihasilkan.

6. Uji coba produk, digunakan guna memperoleh hasil yang sempurna.

7. Revisi produk, dilakukan guna memperoleh hasil yang sempurna.

28
8. Uji coba pemakaian, pemakaian produk yang lebih luas lagi dan

penyempurnaan produk.

Model variasi tendangan Mae Geri Chudan:

1.Tendangan Mae Geri Chudan dengan menggunakan alat railway track

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Sumber: Dokumentasi Di Gedung Serbaguna Unimed

Pelaksaanaan:

Diawali dari sikap kumite dan kaki rapat kemudian loncat seperti buka tutup

setelah itu melakukan tendangan mae geri chudan dengan bergantian kaki kanan

dan kiri dan seterus nya begitu juga sampai ujung rel.

Keterengan:

- Rel dengan panjang 3 meter

29
Keunggulan:

Keunggulan bentuk latihan ini yaitu bentuknya unik dan juga memiliki fungsi

yang banyak membuat atlet senang dan tidak bosan untuk berlatih,selain itu

latihan ini juga tidak membutuhkan biaya yang mahal,cukup menggunakan rel

terbuat dari tali dan selang.

2.Tendangan Mae geri Chudan dengan steping depan belakang

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Sumber: Dokumentasi Di Gedung Serbaguna Unimed

Pelaksaanaan:

Dibentuk variasi ini kun lebih dominan dengan jarak perkunnya 1 meter

Dari sikap kumite kuda-kuda zen khutsudaci kemudian steping dengan kanan kiri

lalu tendang mae geri chudan bergantian.

Keterengan:

- Kun dengan jarak perkun 1 meter

30
Keunggulan:

Keunggulan bentuk latihan ini yaitu bentuknya unik dan juga memiliki fungsi

yang banyak,membuat atlet lebih gesit,senang dan tidak bosan.Selain itu latihan

ini juga tidak membutuhkan biaya mahal hanya cukup menggunakan kun.

3.Tendangan Mae geri Chudan dengan cara jongkok dan loncat

31
g gambar

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

32
Gambar 4

Sumber: Dokumentasi Di Gedung Serbaguna Unimed

Pelaksaanaan:

Sikap pertama jongkok sejajar dengan bahu,kemudian loncat ke kun yang depan

lalu tendang mae geri chudan ukuran perkun 1 meter dan locat ke kun yang

berikutnya dan dilakukan 3 kali repetisi.

Keterengan:

- Kun 5 buah dengan jarak perkun 1 meter

Keunggulan:

Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kekuatan otot kaki

dan atlet senang dan tidak bosan.

4.Melakukan lari joging maju mundur dengan tendangan Mae geri chudan

33
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Sumber: Dokumentasi Di Gedung Serbaguna Unimed

Pelaksaanaan:

Sikap pertama tangan didada kemudian joging ke kun depan yang no 3 lalu

mundur kekun no 2 dan ngambil sikap menendang mae geri chudan

Keterengan:

- Kun 5 buah dengan jarak perkun 1,5 meter

Keunggulan:

Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kekuatan otot kaki

dan atlet senang, dan tidak bosan/jenuh karena latihan sebelum nya monoton

begitu-negitu aja dengan gerakan ini atlet lebih cepat menangkap.

5.Tendangan Mae Geri Chudan dengan step kiri dan kanan

34
Gambar1

Gambar 2

Gambar3

35
Gambar4

Gambar5

Sumber: Dokumentasi Di Gedung Serbaguna Unimed

Pelaksaanaan:

Sikap pertama posisi tangan didada kemudian bergerak kesamping kiri yang

sudah dibuat kun dengan jarak perkun 1 meter lalu kembali ketengah kemudian

36
menendang mae geri chudan,kemudian bergerak kembali ke kanan dan balik lagi

ketengah lalu kembali lagi menendang mae geri chudan.

Keterengan:

- Kun 3 buah dengan jarak perkun 1 meter

Keunggulan:

Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kekuatan otot kaki

dengan kuda-kuda zenkutsudaci dan atlet senang dan tidak bosan.

6.Latihan tendangan Mae geri chudan dengan kuda-kuda kibadaci

Gambar 1 Gambar 2

Sumber: Dokumentasi Di Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed

37
Gambar 3

38
Gambar4

Gambar 5

Pelaksaanaan:

Sikap pertama posisi tangan didada kemudian lari kedepan melewati 3 kun

dengan jarak 1 meter perkun kemudian mundur dengan kuda-kuda kibadaci

kemudian melakukan tendangan mae geri chudan.dan kemudian mundur lagi dan

menendang kembali,lakukan dengan 3 repetisi.

Keterengan:

- Kun 3 buah dengan jarak perkun 1 meter

Keunggulan:

39
Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kekuatan otot kaki

dengan kuda-kuda kibadachi dan atlet senang,tidak membutuh kan biaya

mahal.

7.Latihan tendangan Mae geri chudan dengan mengikatkan karet ban di kaki

Gambar 1 Gambar 2

Sumber: Dokumentasi Di Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed

Pelaksaanaan:

Sikap pertama posisi kumite kemudian kaki kanan menendang mae geri

chudan.Sehingga karet menarik cepat.lakukan sampai 20 kali dan bergantian

dengan kaki kiri.

Keterengan:

- Karet ban

Keunggulan:

40
Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kecepatan daya tarik

tendangan,sehingga atlet pada saat melepaskan karet tersebut terasa ringan

pada saat menendang mae geri chudan.

8.Latihan tendangan Mae geri chudan dengan agility

Gambar 1

Gambar 2

41
Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

42
Pelaksaanaan:

Sikap pertama posisi tangan didada kaki sejajar dengan bahu kemudian bergerak

ke arah kiri dengan menyentuh lantai kemudian kembali ke kanan dan menyentuh

lantai lagi,lalu kembali ketengah dan melakukan tendangan mae geri.kemudian

dari tengah lanjut ke depan dan ke kanan lalu kekiri dengan posisi tangan

menyentuh lantai.Kemudian kembali ketengah dan memulai tendangan mae geri

chudan.

Keterengan:

- Kun 4 buah dengan jarak perkun 2 meter

Keunggulan:

Keunggulan bentuk latihan ini melatih kelincahan,dan tidak banyak

mengeluarkan biaya.

9. Latihan tendangan Mae geri chudan dengan menggunakan load di pergelangan

kaki

Gambar 1 Gambar 2

43
Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

Pelaksaanaan:

Sikap pertama posisi tangan didada kaki kuda-kuda kibadachi dengan kemudian

bergerak menendang ke arah kanan dan kiri Kemudian kaki rapat ditekuk kembali

ketengah dan memulai tendangan mae geri chudan.

Keterengan:

- Kun 2 buah dengan jarak perkun 2 meter

- Pemberat beban (load) 1 kg

Keunggulan:

Keunggulan bentuk latihan ini melatih kelincahan,dan tidak banyak

mengeluarkan biaya.

44
C. Kerangka Berpikir

Karate dianggap lebih menarik oleh banyak orang karena karate adalah

salah satu cabang olahraga yang mengandung unsur beladiri yang efektif dan

sistemnya efisien untuk kesehatan dan sekaligus seni yang dilakukan dalam

pertandingan kata dan komite, gerakan yang dilakukan terdiri dari gerakan

anggota-anggota tubuh seperti, gerakan tangan, kaki, gerakan pinggang dan

gerakan tubuh lainnya. Oleh sebab itu diperlukan otot-otot penggerak yang

memiliki power, gerakan-gerakan yang tepat sangat diperlukan dalam melakukan

tendangan Mae Geri Chudan.

Teknik tendangan Mae Geri Chudan merupakan gerakan dinamis dan

komplek. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, proses latihan harus teratur

dan terprogram latihan fisik, latihan fisik dan mental harus seirama. Tendangan

Mae Geri Chudan dilakukan pada saat kumite (pertarungan)

Dalam melakukan tendangan faktor yang dominan adalah kaki untuk itu

diperlukan kecepatan Untuk mendukung teknik tendangan Mae Geri Chudan

harus dilatih kondisi fisik terutama kecepatan supaya serangan dan pukulan yang

dilakukan sulit diantisipasi lawan. Untuk mendapat kecepatan tersebut dapat

dilakukan dengan latihan-latihan kecepatan tendangan Mae Geri Chudan. Dalam

hal ini, diharapkan metode latihan akan mampu meningkatkan kecepatan

tendangan Mae Geri Chudan sehingga atlet dapat melakukan gerakan kecepatan

tendangan dalam pertandingan karate dengan maksimal.

45
Dalam perencanaan pengembangan variasi tendangan Mae Geri Chudan

dapat memberikan solusi kepada atlet untuk dapat meningkatkan tendangan Mae

Geri Chudan pada saat kumite (pertandingan).

46
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk

menghasilkan produk yang berupa pengembangan variasi tendangan Mae geri

chudan dalam beladiri karate. Sugyono (2008;407) metode penelitian

pengembangan adalah metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Dojo SHINDOKA Medan, Dojo

INKANAS Brimob Medan, Dojo INKANAS SMA NEG 1 Tebing Tinggi, Dojo

INKANAS Polres Tebing Tinggi dan Dojo KKNSI Parulian 2 Medan penelitian

ini direncanakan pada juli 2017.

C. Sasaran Penelitian

1. Pada uji coba kelompok kecil disarankan dapat melibatkan subyek sebanyak-

banyaknya 30 orang. Pada uji coba kelompok besar dalam penelitian ini

peneliti melibatkan sebanyak 75 atlet yang masih aktif berlatih.

47
D. Karakteristik Sasaran Penelitian

Sasaran penelilitian atau pengguna yang menjadi sasaran dalam penelitian

pengembangan.Pengembangan variasi tendangan Mae geri chudan pada latihan

karate adalah atlet karate yang latihan di Dojo SHINDOKA Medan, Dojo

INKANAS Brimob Medan, Dojo INKANAS sei deli Medan, Dojo INKANAS

Polres Tebing Tinggi dan Dojo KKNSI Parulian 2 Medan dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Atlet karate

2. Atlet Dojo SHINDOKA Medan, Dojo INKANAS Brimob Medan, Dojo

INKANAS sei deli Medan, Dojo INKANAS Polres Tebing Tinggi dan

Dojo KKNSI Parulian 2 Medan sudah menguasai bentuk tendangan

Mae Geri Chudan dengan baik

E. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

pengembangan yang mencakup: pengembangan produk, menguji keefektifan

produk yang mencapai tujuan yang diinginkan.

Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan ini adalah

pengembangan variasi tendangan Mae geri chudan, dengan hasil akhir dari

penelitian dan pengembangan ini akan menghasilkan desain pengembangan

variasi tendangan Mae geri chudan yang baru, dilekapi dengan spesifikasi

produknya, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan program latihan karate.

48
F. Langkah-Langkah Pengembangan Variasi

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapat analisis kebutuhan.

Hasil pengamatan selama mengikuti pertandingan karate di kejuaran karate

sumatera utara di tahun 2017 peneliti juga berpartisipasi sebagai panitia pelaksana

kejuaraan tersebut, pada saat kumite peneliti lebih fokus melihat pada tendangan

Mae geri chudan karena tendangan Mae geri chudan yang paling dominan yang

digunakan atlet pada saat pertandingan, tetapi pada saat kumite peneliti melihat

banyak kekurangan untuk melakukan tendangan Mae geri chudan ketika lawan

tersebut melakukan body moving.

Hasil dari wawancara dengan pelatih senpai Pandapotan saragih,Senpai

Pulungan sihombing dan Simpay Ade sebagai pelatih karate didapatkan informasi

bahwa variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan tidak terlalu sering dilatih dan

bentuk variasi latihan masih sangat sedikit. Dari observasi yang dilakukan pada

saat latihan, atlet lebih sering melatih tendangan mawashi geri, ura mawashi,

latihan tendangan mae geri chudan juga sering dilatih hanya saja kurang variasi

latihan yang diberikan.

Dari hasil analisis kebutuhan dari pelatih mengatakan atlet yang sudah

pernah ikut dalam pertandingan sudah menguasai bentuk tendangan mae geri

chudan dan sangat mengiginkan untuk tujuan prestasi tertinggi. Pelatih sangat

menginginkan adanya pengembangan variasi tendangan mae geri chudan untuk

dimasukkan di dalam program latihan. Agar atlet lebih menguasai jalannya saat

pertandingan.

49
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan analisis kebutuhan diatas

maka dapat disimpulkan bahwa perlu adanya pengembangan variasi latihan

tendangan mae geri chudan untuk dibuat dalam program latihan.

2. Perencanaan Pengembangan Model

Rancangan langkah-langakah pengembangan produk variasi latihan

tendangan mae geri chudan dalam latihan karate dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Rancangan langkah-langkah penelitian pengembangan sebagai berikut;

Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi


data produk Desain
masalah

Uji coba Uji coba Revisi


Pemakain Produk Desain

Revisi Produk

Gambar 3. 1 Langkah-langkah pengunaan metode Research and

Development(R & D)

Sumber: SUGIYONO.Metodepenelitianpendidikan, pendekatankuantitatif,


kualitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008; 409)

10. Pertama yanga akan ditentukan adalah potensi dan masalah yang akan

dikembangkan.

50
11. Mengumpulkan informasi/data sebagai landasan pemikiran untuk membuat

konsep.

12. Menentukan desain produk (rancangan produk) bentukan rancangan tersebut

adalah pengembangan variasi latihan tendangan mae geri chudan

13. Validasi desain, revisi oleh para ahli yang bersangkutan

14. Perbaikan desain, setelah direvisi oleh para ahli maka peneliti memperbaiki

desain produk yang akan dihasilkan.

15. Uji coba prooduk, digunakan guna memperoleh hasil yang sempurna.

16. Revisi produk, dilakukan guna memperoleh hasil yang sempurna.

17. Uji coba pemakaian, pemakaian produk yang lebih luas lagi dan

penyempurnaan produk

Pengembangan variasi tendangan Mae geri chudan ini dilakukan melalui

beberapa tahap, prosedur pengembangan produk tersebut dapat di uraian sabagai

berikut:

a. Potensi dan Masalah

Sugiyono (2008; 40) potensi adalah segala sesuatu yang bila

didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara

yang diharapkan dengan yang terjadi. Dari pengertian diatas peneliti berkeinginan

untuk melakukan penelitian pengembangan yaitu pengembangan variasi

tendangan Mae Geri Chudan, yang diharapkan akan menambah model latihan

bagi atlet dan sebagai masukan untuk pelatih dan pengurus karate.

b. Pengumpulan Data

51
Dari hasil analisis kebutuhan yang dihimpun dari observasi dan

wawancara dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada para pelatih,

diperoleh analisis kebutuhan yang dapat ditarik kesimpulan bahwa ide untuk

membuat sebuah penelitian pengembangan variasi tendangan Mae Geri Chudan

sehingga dapat membantu pelatih untuk menambah program latihan khususnya di

tendangan Mae Geri Chudan.

c. Desain Produk

Setelah membuat ide, langkah selanjutnya yaitu membuat produk awal

rangkaian pengembangan variasi tendangan Mae Geri Chudan sehingga akan

dapat membantu pelatih dalam merancang program latihan untuk meningkatkan

keterampilan atlet. Produk awal tersebut dibuat dalam variasi latihan

pengembangan variasi tendangan Mae Geri Chudan yang dikembangkan dan

disusun secara sistematis, sehingga produk ini memiliki kelayakan untuk

dipublikasikan. Dalam pembuatan yang dikembangkan peneliti, peneliti harus

mengkonsultasikan produk pada ahli/ pelatih karate, ahli olahraga, supaya

menghasilkan produk yang sempurna.

d. Evaluasi

Setelah selesai pembuatan pengembangan variasi tendangan Mae Geri

Chudan maka dilanjutkan dengan tahap evaluasi variasi latihan tersebut. Evaluasi

dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan variasi tendangan Mae Geri

Chudan yang sudah dibuat.

3. Validasi, Evaluasi, dan Revisi Variasi

52
a. Telah Para Pakar

1. Revisi produk 1.

Untuk memperbaiki kekurangan pada pengembangan variasi tendangan

Mae Geri Chudan dibuat sebelumnya maka model latihan tersebut diberikan

kepada 1 ahli olahraga, 1 wasit dan 1 pelatih untuk revisi perbaikan

Tabel 3.1 Nama-nama parah ahli

NO NAMA AHLI
1 Kuasa Ginting Wasit Karate
2 Drs. H.M. Nustan Hsb, M.Kes Ahli Gerak
3 Pulungan Sihombing Pelatih Karate

2. Produksi Prototipe.

Setelah variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan direvisi oleh beberapa

ahli, maka langkah selanjutnya adalah memperkenalkan dan mempraktekkan

variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan. Pada produksi prototipe dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu: mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam

bentuk pengembangan variasi tendangan Mae Geri Chudan yang telah dibuat oleh

peneliti.

3. Uji Coba Prototipe

53
Tahap uji coba prototipe ini bertujuan untuk mencari masukan, saran dan

tahap penilaian terhadap produk yang akan dikembangkan. Pada pelaksanaan uji

coba yang dilakukan denagan beberapa tahap yaitu :

a. Menetapkan desain uji coba

b. Menetapkan sabyek uji coba

c. Menyusun instrumen penyusunan data

d. Menetapkan teknis analisis data

Setelah uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifannya maka

dilaksanakan revisi dari ahli.

4. Revisi Produk II

Selalah produk awal di uji cobakan untuk mengetahui keefektifan produk

tersebut maka dilakukan revisi, dari ahli/ pelatih karate dan ahli olahraga maupun

atlet ( uji coba tahap 1 dan uji coba tahap II ).

5. Reproduksi

Perbaikan kembali setelah produk prototipe yang sudah direvisi dengan

sempurna. Sehingga produk akhir dari variasi pengembangan latihan tendangan

Mae Geri Chudan dalam pertandingan karate merupakan variasi pengembangan

latihan yang bisa digunakan oleh pelatih untuk meningkatkan prestasi dalam

pertandingan karate.

b. Uji Coba Kepada Kelompok Kecil

54
Uji coba produk dilakukan agar dapat mengumpulkan data yang dijadikan

sebagai dasar untuk menetapkan kelayakan produk yang akan dikembangakan

peneliti. Tahap-tahap dalam uji coba produk ini yaitu: menetapkan desain uji coba

dan menetapkan subyek uji coba sebanyak 4 orang.

1. Desain Uji Coba

Tujuan dari desain uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan untuk memperbaiki secara lengkap. Desain uji coba ini dilakuan

melalaui dua tahapan yaitu: evaluasi tahap pertama dan evaluasi tahap kedua.

Kedua tahap ini dilakukan untuk mendapatkan keefektifan produk yang akan

dikembangkan.

a. Evaluasi Tahap Pertama

Tujuan dari evaluasi tahap ini mengetahui kesesuaian model yang akan

dikembangkan. Evaluasi tahap pertama ini meliputi:

1) Tinjuan dan analisis ahli, yang meliputi ahli/ pelatih karate, ahli olahhraga.

Untuk ahli/ pelatih karate berfungsi untuk memberikan informasi dan penilaian

tentang kesesuaian materi latihan tendangan Mae Geri Chudan tersebut,

sedangkan untuk ahli olahraga berfungsi untuk memberikan informasi dan

penilaian pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan tersebut,

sedangkan untuk ahli olahraga berfungsi untuk memberikan informasi dan

penilaian variasi tendangan Mae Geri Chudan yang dikembangkan.

55
2. Uji coba tahap 1 ( kelompok kecil pada tahap ini menggunakan subyek

sebanyak 4 orang. Tujuan dari uji coba tahap 1 ini adalah untuk mendapatkan

masukan dengan jalan mengidentifikasi dan menyempurnakan produk yang akan

dikembangkan setelah dari hasil tinjauan beberapa ahli. Langkah-langkah dalam

uji coba yaitu:

a. Pejelasan tentang konsep produk kepada subyek (atlet)

b. Memberikan contoh pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri

Chudan telah dibuat.

c. Meminta kepada atlet untuk mempraktekkan pengembangan variasi latihan

tendangan Mae Geri Chudan yang telah dibuat.

d. Hasil berlatih atlet dari pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri

Chudan di nilai.

b. Revisi produk pertama

Hasil dari tinjauan dan analisis dari beberapa ahli maka dapat

memunculkan revisi-revisi pada produk pengembangan. Sehingga hasil revisi dari

para ahli akan menjadi produk II berupa variasi latihan tendangan Mae Geri

Chudan siap untuk diproduksi dan diuji cobakan di tempat latihan karate.

c. Evaluasi tahap II

Evaluasi tahap kedua ini akan dilaksanakan uji coba tahap II oleh 12

orang atlet. Sehingga produk pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri

Chudan akan menjadi lebih sempurna dan bisa diterapkan pada saat latihan.

56
d. Subyek uji coba

Yang terlihat sebagai subyek uji coba yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini meliputi:

a. Tinjauan para ahli yang terdiri dari 3 orang ahli, yaitu 1 orang ahli olahraga, 1

1 orang ahli/ pelatih karate dan 1 orang wasit karate. Kualifikasi dalam

pengembangan ini harus ditentukan dalam peranannya melalui evaluasi atau

revisi. 1, ahli olahraga bekerja atau berkomponen dibidang olahraga, 2, memiliki

pendidikan S2 olahraga. Sedangkan untuk ahli/ pelatih dan wasit karate harus

memiliki karakteristik, sebagai berikut: 1, minimal pelatih tingkat provinsi. 2,

menguasai teknik keterampilan dasar teknik-teknik dalam karate dengan baik. 3,

wasit tingkat provinsi

b. Subyek analisis kebutuhan kepada beberapa club karate

c. Uji coba tahap I, subyek uji coba tahap ini 4arang atlet karate.

d. Uji coba tahap II, subyek uji coba tahap ini 12 0rang atlet karate.

e. Uji coba dilapangan.

Kegiatan berikut dalam penelitian ini yaitu mengujicobakan

pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan dengan sasaran atlet

karate berjumlah atlet 12 orang.

2. Implementasi Model

1. Latihan melakukan Tendangan Mae geri chudan dengan menggunakan

alat rel yang sudah di modifikasi.

57
2. Latihan Tendangan Mae geri chudan dengan mengikat karet ban

dibelakang sabuk.

3. Latihan Tendangan Mae geri chudan steping kiri dan kanan bertukar

kaki kemudian menendang.

4. Latihan Tendangan Mae geri chudan dengan mengunakan kun dan

melakukan loncat ke depan dan menendang

5. Latihan Tendangan Mae geri chudan melakukan lari joging maju

mundur dengan menendang mae geri chudan

6. Latihan Tendangan Mae geri chudan dengan step kiri dan kanan

dengan kun 3 buah dan menyentuh lantai kemudian menendang.

7. Latihan Tendangan Mae geri chudan dengan kuda-kuda kibadaci.

8. Latihan Tendangan Mae geri chudan dengan mengikatkan karet ban

di kaki.

9. Latihan Tendangan Mae geri chudan dengan taktik.

Peneliti mengimplementasikan dan menyebar produk (Desiminasi) yang

sudah mengalami revisi dan sudah final kepada pengguna seperti pelatih karate

yang melalui video pengembangan variasi latihan tendangan.

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan model latihan

tendangan Mae Geri Chudan dalam pertandingan karate adalah melalui

wawancara dengan pelatih dan memberikan beberapa pertanyaan.

58
b. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah

dengan wawancara kepada pelatih untuk analisis kebutuhan, kuesioner dari

evaluasi ahli/ pelatih karate. Wasit karate dan ahli olahraga serta dari hasil

pendapat dari atlet (tahap uji coba 1 dan uji coba tahap II). Instrumen identifikasi

kebutuhan dalam peneliti ini disusun dengan tujuan untuk mengumpulkan data

pendapat pelatih dari bentuk latihan yang sudah dan sedang mereka gunakan

dalam latihan, dan bentuk latihan apa yang mereka inginkan. Instrumen ini juga

didasarka pada konsep tentang evaluasi bentuk latihan. Instrumen uji lapangan

yang utama disusun melalui konsep dari atlet.

Sebelum evaluasi dari parah ahli, peneliti melakukan wawancara dan

beberapa bentuk pertanyaan untuk pengambilan data.

c. Analisis Data

Pada penelitian pengembangan analisis data digunakan dengan observasi

dan wawancara mengenai pengembangan model latihan yang ingin

dikembangkan.

59
DAFTAR PUSTAKA

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching.


Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Harsono. ( 1998; 112 ). Penentuan beban latihan.
http://www.Karate-do-nippon.com

https://navelmangelep.com/2012/04/01/development-research

Masatoshi Nakayama (1978). Best Karate, Vol 4: Kumite 2, Kodansha International. ISBN
0-9376633-2-8

Nishiyama Hidetaka, dan Brown Richard (1975). Karate The Art of Fighting Tokyo:
Charles E, Tutle Co. Ltd

Phang, Victorianus. 2012. Karate-Do Shotokan Kata. Bogor. Pt.Gramedia

Prihastono, Arief. 1994. Pembinaan Kondisi Fisik Karate. Jakarta: CV Aneka

Sujoto. ( 1996: 55 ). Teknik – teknik pukulan dalam karate.

Sujoto. (1998; 115 ). Penentuan beban latihan.

Simbolon, Bermanhot. 2013. Latihan dan Melatih Karateka. Yogyakarta: Griya


Pustaka

Soekarman. ( 1989; 39 ). Prinsip pulih asal.

Sugiyono. (2008). “Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D”.


Bandung: Alfabeta.
Sujadi. (2003:164).  Penelitian dan Pengembangan atau Research and
Development  (R&D).

Suhardjono. (1997 : 69). Penelitian Bidang Pendidikan.

Sukmadinata. ( 2002; 7 ). Penelitian dan pengembangan.

WKF. (2012). Rule Of Competition.

60
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK ATLET
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Nama DOJO :
Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pilihan anda, dengan cara
menyilangnya (X).
Pertanyaan.

1. Apakah latihan tendangan Mae Geri Chudan Diperlukan?


a. Ya b. Tidak

2. Apakah kamu mempunyai kemampuan tendangan Mae Geri Chudan?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah tendangan Mae Geri Chudan perlu untuk kumite karate?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah latihan tendangan Mae Geri Chudan selama ini sangat

membosankan?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah kamu ingin mendapatkan bentuk variasi latihan Tendangan Mae Geri

Chudan yang baru?

a. Ya b. Tidak

61
Lampiran Gambar

62
63
64

Anda mungkin juga menyukai