OLEH :
PENDIDIKAN OLAHRAGA
PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah...................................................................................................... 6
E. Spesifikasi Masalah ...................................................................................................6
F. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
Acuan Teoritik..........................................................................................................................8
1. Hakikat Karate.................................................................................................... 10
2. Hakikat Tendangan Mae Geri Chudan............................................................... 14
3. Hakikat latihan.................................................................................................... 16
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................40
A. Model Pengembangan ...............................................................................................40
B. Tempat Dan Waktu ...................................................................................................40
C. Sasaran Penelitian......................................................................................................40
D. Karakteristik Sasaran Penelitian................................................................................41
E. Pendekatan dan Metode Penelitian............................................................................41
F. Langkah-Langkah Pengembangan Model..................................................................42
LAMPIRAN............................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................55
2
BAB I
PENDAHULUAN
Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet,
terutama bagi atlet atau mereka yang menekuninya dengan baik secara individu
atau kelompok. Untuk mencapai hal tersebut, cara yang tepat dilakukan adalah
adanya upaya pembinaan dan latihan untuk setiap cabang olahraga prestasi
dengan suatu program latihan yang baik menurut aturan dan ketentuan yang
kesehatan fisik dan mental dalam olahraga beladiri karate, disamping itu olahraga
Salah satu yang perlu dibina untuk mencapai suatu prestasi yang baik
“apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan
yang akan dilatih”. Teknik yang dimaksud disini adalah latihan untuk
dilakukan atlet. Selain kondisi fisik dan teknik, faktor lain yang dilatih adalah
mental. Aspek-aspek di atas harus sejalan agar diperoleh prestasi yang maksimal.
3
Latihan kondisi fisik mengacu kepada saat program latihan yang dilakukan
fungsional dari seluruh sistem tubuh, dengan demikian prestasi atlet akan semakin
meningkat.
tingkat mahir yaitu tingkat dimana seorang atlet dapat bergerak melakukan
pukulan dan tendangan dengan cepat dan tepat. Dalam karate tendangan
merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik tendangan adalah
tendangan Mae geri chudan, yang artinya teknik tendangan yang memotong
serangan lawan yang mengarah ke ulu hati. Kaki kanan menendang ke arah ulu
hati dan kaki kiri di depan dengan posisi kumite, pinggul diputar untuk
observasi dan wawancara pada di beberapa Dojo yang pertama yaitu di Dojo
KKNSI Parulian 2 Medan pada hari Jumat Tanggal 3 Maret 2017 dari hasil
observasi pada saat latihan tendangan variasi latihan yang diberikan masih sangat
monoton atau belum ada latihan untuk melatih tendangan Mae geri chudan.
samsak/target.
4
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan Senpai Pandapotan Saragih
peneliti variasi latihan yang diberikan untuk melatih tendangan Mae geri chudan
masih sangat monoton sehingga atlet yang berlatih cenderung merasa jenuh dan
bosan akibat materi latihan yang diberikan tidak pernah dirubah, hal ini juga
dikarenakan minimnya variasi bentuk latihan tendangan Mae geri chudan yang
pada tanggal 07 Maret 2017. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan
pelatih Senpai Pulungan Sihombing, untuk melatih tendangan Mae geri chudan
Tendangan Mae geri chudan untuk tercapainya pretasi dalam pertandingan karate.
Dari peryataan pelatih di atas peneliti beranggapan di seluruh Dojo atau tempat
latihan karate yang ada di Sumatra Utara terkhusus kota Medan masih melakukan
bentuk latihan yang lama sehingga peneliti tertarik untuk mengembangkan hal
5
baru dalam variasi latihan tendangan Mae geri chudan agar memudahkan pelatih
untuk menerapkan program latihanya kepada atlet sehingga atlet yang berlatih
Dari observasi rata-rata atlet pada saat bertanding tidak dapat melakukan
Tendangan Mae geri chudan pada saat lawannya melakukan body moving.
Medan dari hasil wawancara dan fakta dilapangan pelatih masih menerapkan
bentuk-bentuk latihan yang sudah lama dan belum ada bentuk variasi latihan
Tendangan Mae geri chudan yang baru maka dari itu penulis perlu
1) Hasil dari jawaban pertanyaan pertama dari beberapa pelatih maka dapat
pertandingan karate.
2) Dari hasil pertanyaan 100% kedua dapat disimpulkan para atlet masih banyak
3) Dari beberapa jawaban pelatih, untuk melatih tendangan Mae geri chudan
6
4) Hasil dari jawaban yang ke 4 dari beberapa pelatih model-model latihan,
5) Hasil jawaban dari pertanyaan yang terakhir 100% para pelatih sangat
variasi latihan tendangan Mae geri chudan, yang nantinya diharapkan dapat
B . Identifikasi Masalah
pertanyaan :
1. Apakah tendangan Mae geri chudan tercapainya prestasi atlet yang lebih tinggi
2. Apakah ada kesulitan pada atlet anda dalam melakukan tendangan Mae geri
chudan?
7
4. Apakah pengembangan variasi latihan tendangan Mae geri chudan diperlukan
C. Pembatasan Masalah
pembahasan yang lebih luas maka penulis berfokus kepada pengembangan variasi
D. Rumusan Masalah
E. Spesifikasi Masalah
untuk membuat variasi pengembangan tendangan Mae geri chudan yang efektif
dan efisien sehingga dapat diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk atlet.
8
F. Tujuan Penelitian
chudan.
G. Manfaat Penelitian
serta insan olahraga. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Bagi atlet dapat meningkatkan reaksi kecepatan tendangan Mae geri chudan.
pengembangan.
9
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
Mesutatsu Oyama menulis dalam bukunya yang dikutip oleh Ilham Hakim
Subroto bahwa”seni beladiri karate berasal dari India dalam jaman lahirnya agama
Budha, pada abad ke-5 yang di bawa oleh Pendeta Bodhidharma ke China untuk
ke Jepang melewati Okinawa, yang pada awalnya disebut ”Tote” yang berarti
(Tote:tangan kosong) menjadi kanji jepang (Karate: tangan kosong) agar lebih
mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari dua kanji
apabila kedua kanji ini disatukan maka mempuyai arti “tangan kosong”
(Japan Karate Federation), dan organisasi yang mewadahi karate seluruh dunia
yaitu WKF (World Karate Federetion). Kedua organisasi ini untuk meneguhkan
aliran karate yang bersifat tanpa kontak langsung dan dengan kontak langsung
10
Karate masuk ke Indonesia pada tahun 1963 yang dibawa oleh para
mahasiswa Indonesia yang selesai study dari Jepang. Para mahasiswa ini
Olahraga Karate-Do Indonesia ). Yang kemudian pada tahun 1972 dalam kongres
ke empat oleh Mayor Jendral Widjojo Sujono, PORKI berubah nama menjadi
menggunakan kaki dan tangan seperti pukulan, tangkisan dan tendangan Menurut
dimana tangan dan kaki dilatih sedemikian rupa secara sistematis sehingga
seorang karateka harus berlatih secara teratur, dengan konsentrasi dan usaha yang
maksimum dari setiap teknik gerakan yang dilaksanakan. Yang dimana dalam
pelatihan harus dilakukan secara ilmiah dan dengan cara yang sistematis.Untuk
bisa efekif, latihan yang dilaksanakan harus diselenggarakan atas prinsip – prinsip
latihan yang benar dan tercapai prestasi tinggi sebagai goal target.
Karatedo Federetion (WKF), mengganggap sebagai gaya karate yang utama yaitu
pembentukan JKF dan WKF. Namun terdapat pula beberapa aliran besar seperti
11
dunia dan dikenal sebagai aliran karate yang termasuk,meskipun tidak termasuk
Pada zaman sekarang karate juga dibagi menjadi aliran tradisional dan
beladiri karate,meliputi:
2. Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar),
Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk
a. Kihon
Kihon menurut Sujoto J.B (1996:53) berarti pondasi / awal / akar dalam
bahasa Jepang. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum
mempelajari Kata dan Kumite. Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan
dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau
Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik. Kihon,
yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan
menangkis. Dalam cabang olahraga karate terdapat beberapa teknik dasar ( kihon)
yakni:
12
a. Tsuki (pukulan)
Pada umunya pukulan ini digunakan untuk teknik puluhan yang lurus
kedepan dan sasaran dipukul dengan buku jari-jari dari kepalan depan. Pada
3)Nukite adalah pukulan dengan jari lurus kecuali ibu jari (tangan terbuka)
b.Geri(tendangan)
(Nakayama, 1978):
1) Angkat lutut dari kaki yang akan menendang setinggi mungkin dan sedekat
kaki ke pinggul.
13
2) Lentingkan, tekukkan dan pelurusan lutut. Terdapat 2 cara menendang:
3) Daya pegas pinggul dan pergelangan kaki. Di lain pihak, kekuatan kaki itu
sendiri tidak cukup. Harus diperkuat dengan tenaga yang dihasilkan oleh pegas
dan lutut.
mengangkat lutut setinggi mungkin dan sedekat mungkin dengan dada, kemudian
(Nakayama, 1977).
Ada dua cara dalam melakukan teknik tendangan, cara pertama ialah
dengan melentingkan lutut (snap), sedang cara kedua ialah dengan menyodok
belakang (ushiro mawashi geri), tendangan bulan sabit ke dalam (mika zuku
geri), dan tendangan bulan sabit ke luar (ura mika zuku geri). Teknik
14
ke samping (yoko geri kekomi), tendangan melompat ke samping (tobi yoko
geri), dan tendangan menyodok ke belakang (ushiro geri). Bagian kaki yang
(koshi), kaki pedang (shuto), tumit (kakato), punggung kaki (haisoku) dan
c. Uke (tangkisan)
dengan berbagai cara. Di samping itu dapat pula dilakukan dengan menggunakan
alat anggota tubuh yang ada,misalnya tangan atau lengan dan kaki atau
tungkai. Pada dasarnya tangkisan harus dilakukan pada saat lawan mulai
menyerang. Oleh karena itu sangat perlu memperkirakan lebih dahulu adanya
berikut(Nakayama,1978):
15
6)Juji Uke adalah tangkisan bawah dengan posisi keduan telapak
b. Kata
pukulan, tangkisan, dan tendangan menjadi satu kesatuan bentuk yang nyata
karate yang wajib dimiliki, seperti kontrol (diri), tenaga (power), kecepatan, juga
2012: 45). Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap
Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama
Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran
juga berbeda.
c. Kumite
murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang
melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur
16
(gohon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang
sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat
melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi
Karate dan Jujitsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk
pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik
banyak digemari dan disukai masyarakat Indonesia, hal ini dibuktikan dengan
dari yang pemula sampai tingkat yang paling mahir. Mae geri chudan atau
tendangan lurus ke depan ke arah ulu hati. Daerah yang diincar pada saat
17
Gambar 1. Bentuk tendangan Mae geri chudan
Sumber: https://www.google.co.id/search?q=gambar++mae+geri+chudan
Mae Geri chudan yang menjadi objek penelitian. Dalam pertandingan karate
seorang karate akan memperoleh angka dalam satu pertandingan manakala akan
menggunakan teknik-teknik yang baku dan bentuk yang benar serta mengenai
daerah sasaran yang sesuai peraturan karate. Dalam suatu pertandingan karate
sebagai seorang karateka, dan diawali dan mempelajari secara total teknik-teknik
dasar dalam karate yang sangat memegang peranan penting adalah teknik
satu yang tendangan yang perlu dikuasai dalam kumite adalah tendangan Mae
geri chudan.
teknik yang memiliki cepat dan keras. Selain pinggang, tendangan Mae geri
chudan juga mempengaruhi oleh beberapa bagian tubuh lainnya seperti kaki
kuda-kuda pada saat melakukan tendangan Mae geri chudan. Langkah atau
18
luncuran kaki sangat penting untuk tendangan yang menghasilakan poin dalam
pertandingan.
serangan lawan / balikan serangan lawan ke arah ulu hati. Tendangan berlawanan
arah dengan kaki, pinggul diputar untuk mendapatkan tendangan yang maksimal.
Mae geri chudan Sebuah tendangan yang dieksekusi dengan kaki yang
ada di sisi berlawanan dari kaki depan disebut Mae geri chudan . Kunci untuk
1. Hakikat Latihan
yang terorganisir dengan baik , prinsip latihan didasarkan pada semua dan tugas
latihan, meliputi; menetukan corak dan isi latihan, sasaran dan metode dan
organiasi latihan. Latiahan merupakan prinsip dasar yang harus di ikuti, apabila
penyempurnaan atlet secara sadar dalam mencapai prestasi yang maksimal dengan
diberinya beban-beban latihan fisik, teknik, taktik dan mental yang terarah dan
19
1) Prinsip Beban Berlebih
Tubuh harus mendapatkan beban latihan yang lebih dari hasil biasanya
agar diperoleh hasil latihan yang lebih baik, beban latihan yang diterima
sabaiknya beban latihan yang individual, tetapi pada prinsipnya mendekati beban
maksimal, jika dikaitkan dengan sistem faal dan tubuh pada umumnya mampu
untuk menyesuaikan diri dengan beban kerja dan tanganan- tanganan yang lebih
berat dari beban yang dialami sehari-harinya. Untuk mendapatkan prestasi yang
lebih baik atlet harus membiasakan melakukan latihan dengan beban yang lebih
berat dari pada yang biasa dilakukan, atau harus senantiasa melakukan latihan
dengan beban yang lebih yang ada diatas ambang pikiran. Dalam hal ini sebelum
program variasi latihan tendangan Mae geri chudan diberikan haruslah diketahui
geri chudan yang diketahui, sehingga beban latihan yang diberikan masih berada
Latihan akan sangat efektif apabila dilakukan secara kontiniu, dan beban
latihan yang ditingkatkan secara teratur setiap minggunya. Pada dasarnya beban
dan fsikologis setiap individu atlet, prinsip ini didasarkan pada bukti bahwa
sebagian besar sistem fsikologis dapat menyesuaikan diri pada tuntunan fungsi
Mae Geri Chudan (Tendangan arah ulu hati) akan terlihat adanya peningkatan
beban latihan pelaksanaan semakin cepat, pukulan semakin cepat dan jumlah
20
pengulangan baik dari repetisi maupun set yang bertambah, yang deselingi dengan
Latihan sebaiknya diawali dengan latihan otot yang besar dan setelah itu
baru otot yang kecil. Karena otot-otot yang kecil umumnya simpanan glikogenya
lebih sedikit dan lebih cepat lelah, sebagaimana yang telah diungkapkan Sajoto
(1988; 115) bahwa latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga
gerakan yang muda ke gerakan yang lebih sulit, dari gerakan yang sederhana ke
gerakan yang lebih rumit, garakan statis yang lambat ke gerakan statis yang lebih
cepat. Latihan tendangan Mae Geri Chudan (Tendangan arah ulu hati) juga harus
4) Prinsip Individu
yang ada didalamnya, karena setiap individu bereaksi dengan rangsangan yang
berbeda-beda, terutama dari faktor usia dan jenis kelamin. Harsono (1988; 112)
kemampuan setiap individu agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai.
Oleh karena itu latihan harus tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai dan
lamanya latihan.
21
Chudan untuk memberikan pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri
Chudan yang akan dilakukan, sehingga beban yang akan diberikan tetap berada
diatas ambang pemikiran atlet yang bersangkutan. Dengan kata lain tendangan
akan dilatih, pola gerakan, sendi dan jenis kontraksi otot yang berkaitan dengan
Sistem energi utama yang dalam berbagai macam aktivitas olahraga dapat
latihan, sehingga energi yang digunakan tepat guna dalam latihan, dengan
mengenai sistem energi utama maka program latihan yang sifatnya spesifik dapat
22
7) Prinsip Pulih Asal
Setiap orang mempunyai pulih asal yang berbeda-beda dan setiap jenis
olahraga membutuhkan pulih asal yang berbeda beda juga. Untuk itu setiap
pelatih harus memperhatikan pulih asal setiap individu dalam bentuk latihan.
mengetahui hutang oksigen (konsumsi oksigen yang tinggi sesudah latihan atau
pengengkutan asam laktat yang terbentuk secara restorasi cadangan oksigen dalam
otak.
sebaiknya dilakukan dengan istirahat pasif, sehingga kadar asam laktat darah
lebih cepat turun. Pada waktu pemulihan sebaiknya berkisar antara 30 detik
sampai beberapa menit tergantung kepada kemampuan atau keadaan atlet, karena
23
Keterampilan nonlokomotor adalah keterampilan gerak yang dilakukaan adalah
yang meliputi gerakan kaki dan tangan umunya seperti: menangkap, memukul,
meliputi ketiga kategori keterampilan dasar yang telah dijelaskan di atas yang
dilakukan dengan gerakan yang mudah ke yang lebih sulit, dari yang sederhana ke
yang lebih rumit dan gerakan statis lambat ke gerakan yang lebih cepat.
B. Konsep Pengembangan
didukung oleh data empiris. Logika berpikir tampak dengan prosesnya dengan
dan menafsirkan data, menguji data dan menarik kesimpulan. Data dikatakan
24
dasar, penelitian terapan, evaluasi dan penelitian pengembangan. Dari beberapa
tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk
yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk
produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah,
guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor
dan lingkungan. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba
dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun
penyempurnaan-penyempurnaan.
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat
dipertanggung jawabkan.
25
Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan pengembangan atau research
and depelopment adalah sebuah strategi atau sebuah metode penelitian yang
cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Yang dimaksud dengan penelitian dan
produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung
jawabkan.
yang logika proses berpikirnya dinyatakan secara eksplisit dan informasi sebagai
bahan berpikir dikumpulkan secara sistematis dan objektif. Suatu proses yang
dapat dikaji kembali, baik orang yang bersangkutan maupun orang lain.
2. Kegiatan pengembangan
berpikir ilmiah guna memecahkan permasalahan yang nyata terjadi, sehingga hasil
(1)menganalisis dan merumuskan permasalahan yang akan dikembangkan
atau dirancang /dikaji; (2) penyusunan kriteria rancangan berdasar logika deduksi
dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini; (3) pengumpulan fakta
26
yang sesuai dengan kriteria yang diajukan; (4) mengkaji kesesuaian hasil
menggunakan logika induktif; dan (5) analisis diskusi penariakan kesimpulan dan
penulisan laporan.
ditandai dengan adanya kebenaran teoritis dan adanya dukungan fakta empiris.
mengikuti perasaan.
pengembangan: (1) laporan hasil pengembangan; dan (2) tulisan atau makalah
baik, diawali dengan analisis kebutuhan, pengembangan produk dan uji coba
produk. Dalam hal ini penelitian yang kan dikembangakan adalah Pengembangan
27
Rancangan langkah-langkah penelitian pengembangan sebagai berikut;
Revisi Produk
1. Pertama yang akan ditentukan adalah potensi dan masalah yang akan
dikembangkan.
konsep.
5. Perbaikan desain, setelah direvisi oleh para ahli maka peneliti memperbaiki
28
8. Uji coba pemakaian, pemakaian produk yang lebih luas lagi dan
penyempurnaan produk.
Pelaksaanaan:
Diawali dari sikap kumite dan kaki rapat kemudian loncat seperti buka tutup
setelah itu melakukan tendangan mae geri chudan dengan bergantian kaki kanan
dan kiri dan seterus nya begitu juga sampai ujung rel.
Keterengan:
29
Keunggulan:
Keunggulan bentuk latihan ini yaitu bentuknya unik dan juga memiliki fungsi
yang banyak membuat atlet senang dan tidak bosan untuk berlatih,selain itu
latihan ini juga tidak membutuhkan biaya yang mahal,cukup menggunakan rel
Pelaksaanaan:
Dibentuk variasi ini kun lebih dominan dengan jarak perkunnya 1 meter
Dari sikap kumite kuda-kuda zen khutsudaci kemudian steping dengan kanan kiri
Keterengan:
30
Keunggulan:
Keunggulan bentuk latihan ini yaitu bentuknya unik dan juga memiliki fungsi
yang banyak,membuat atlet lebih gesit,senang dan tidak bosan.Selain itu latihan
ini juga tidak membutuhkan biaya mahal hanya cukup menggunakan kun.
31
g gambar
32
Gambar 4
Pelaksaanaan:
Sikap pertama jongkok sejajar dengan bahu,kemudian loncat ke kun yang depan
lalu tendang mae geri chudan ukuran perkun 1 meter dan locat ke kun yang
Keterengan:
Keunggulan:
Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kekuatan otot kaki
4.Melakukan lari joging maju mundur dengan tendangan Mae geri chudan
33
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Pelaksaanaan:
Sikap pertama tangan didada kemudian joging ke kun depan yang no 3 lalu
Keterengan:
Keunggulan:
Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kekuatan otot kaki
dan atlet senang, dan tidak bosan/jenuh karena latihan sebelum nya monoton
34
Gambar1
Gambar 2
Gambar3
35
Gambar4
Gambar5
Pelaksaanaan:
Sikap pertama posisi tangan didada kemudian bergerak kesamping kiri yang
sudah dibuat kun dengan jarak perkun 1 meter lalu kembali ketengah kemudian
36
menendang mae geri chudan,kemudian bergerak kembali ke kanan dan balik lagi
Keterengan:
Keunggulan:
Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kekuatan otot kaki
Gambar 1 Gambar 2
37
Gambar 3
38
Gambar4
Gambar 5
Pelaksaanaan:
Sikap pertama posisi tangan didada kemudian lari kedepan melewati 3 kun
kemudian melakukan tendangan mae geri chudan.dan kemudian mundur lagi dan
Keterengan:
Keunggulan:
39
Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kekuatan otot kaki
mahal.
7.Latihan tendangan Mae geri chudan dengan mengikatkan karet ban di kaki
Gambar 1 Gambar 2
Pelaksaanaan:
Sikap pertama posisi kumite kemudian kaki kanan menendang mae geri
Keterengan:
- Karet ban
Keunggulan:
40
Keunggulan bentuk latihan ini memiliki fungsi melatih kecepatan daya tarik
Gambar 1
Gambar 2
41
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
42
Pelaksaanaan:
Sikap pertama posisi tangan didada kaki sejajar dengan bahu kemudian bergerak
ke arah kiri dengan menyentuh lantai kemudian kembali ke kanan dan menyentuh
dari tengah lanjut ke depan dan ke kanan lalu kekiri dengan posisi tangan
chudan.
Keterengan:
Keunggulan:
mengeluarkan biaya.
kaki
Gambar 1 Gambar 2
43
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
Pelaksaanaan:
Sikap pertama posisi tangan didada kaki kuda-kuda kibadachi dengan kemudian
bergerak menendang ke arah kanan dan kiri Kemudian kaki rapat ditekuk kembali
Keterengan:
Keunggulan:
mengeluarkan biaya.
44
C. Kerangka Berpikir
Karate dianggap lebih menarik oleh banyak orang karena karate adalah
salah satu cabang olahraga yang mengandung unsur beladiri yang efektif dan
sistemnya efisien untuk kesehatan dan sekaligus seni yang dilakukan dalam
pertandingan kata dan komite, gerakan yang dilakukan terdiri dari gerakan
gerakan tubuh lainnya. Oleh sebab itu diperlukan otot-otot penggerak yang
komplek. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, proses latihan harus teratur
dan terprogram latihan fisik, latihan fisik dan mental harus seirama. Tendangan
Dalam melakukan tendangan faktor yang dominan adalah kaki untuk itu
harus dilatih kondisi fisik terutama kecepatan supaya serangan dan pukulan yang
tendangan Mae Geri Chudan sehingga atlet dapat melakukan gerakan kecepatan
45
Dalam perencanaan pengembangan variasi tendangan Mae Geri Chudan
dapat memberikan solusi kepada atlet untuk dapat meningkatkan tendangan Mae
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
INKANAS Brimob Medan, Dojo INKANAS SMA NEG 1 Tebing Tinggi, Dojo
INKANAS Polres Tebing Tinggi dan Dojo KKNSI Parulian 2 Medan penelitian
C. Sasaran Penelitian
1. Pada uji coba kelompok kecil disarankan dapat melibatkan subyek sebanyak-
banyaknya 30 orang. Pada uji coba kelompok besar dalam penelitian ini
47
D. Karakteristik Sasaran Penelitian
karate adalah atlet karate yang latihan di Dojo SHINDOKA Medan, Dojo
INKANAS Brimob Medan, Dojo INKANAS sei deli Medan, Dojo INKANAS
Polres Tebing Tinggi dan Dojo KKNSI Parulian 2 Medan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Atlet karate
INKANAS sei deli Medan, Dojo INKANAS Polres Tebing Tinggi dan
pengembangan variasi tendangan Mae geri chudan, dengan hasil akhir dari
variasi tendangan Mae geri chudan yang baru, dilekapi dengan spesifikasi
48
F. Langkah-Langkah Pengembangan Variasi
1. Penelitian Pendahuluan
sumatera utara di tahun 2017 peneliti juga berpartisipasi sebagai panitia pelaksana
kejuaraan tersebut, pada saat kumite peneliti lebih fokus melihat pada tendangan
Mae geri chudan karena tendangan Mae geri chudan yang paling dominan yang
digunakan atlet pada saat pertandingan, tetapi pada saat kumite peneliti melihat
banyak kekurangan untuk melakukan tendangan Mae geri chudan ketika lawan
Pulungan sihombing dan Simpay Ade sebagai pelatih karate didapatkan informasi
bahwa variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan tidak terlalu sering dilatih dan
bentuk variasi latihan masih sangat sedikit. Dari observasi yang dilakukan pada
saat latihan, atlet lebih sering melatih tendangan mawashi geri, ura mawashi,
latihan tendangan mae geri chudan juga sering dilatih hanya saja kurang variasi
Dari hasil analisis kebutuhan dari pelatih mengatakan atlet yang sudah
pernah ikut dalam pertandingan sudah menguasai bentuk tendangan mae geri
chudan dan sangat mengiginkan untuk tujuan prestasi tertinggi. Pelatih sangat
dimasukkan di dalam program latihan. Agar atlet lebih menguasai jalannya saat
pertandingan.
49
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan analisis kebutuhan diatas
tendangan mae geri chudan dalam latihan karate dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Revisi Produk
Development(R & D)
10. Pertama yanga akan ditentukan adalah potensi dan masalah yang akan
dikembangkan.
50
11. Mengumpulkan informasi/data sebagai landasan pemikiran untuk membuat
konsep.
14. Perbaikan desain, setelah direvisi oleh para ahli maka peneliti memperbaiki
15. Uji coba prooduk, digunakan guna memperoleh hasil yang sempurna.
17. Uji coba pemakaian, pemakaian produk yang lebih luas lagi dan
penyempurnaan produk
berikut:
yang diharapkan dengan yang terjadi. Dari pengertian diatas peneliti berkeinginan
tendangan Mae Geri Chudan, yang diharapkan akan menambah model latihan
bagi atlet dan sebagai masukan untuk pelatih dan pengurus karate.
b. Pengumpulan Data
51
Dari hasil analisis kebutuhan yang dihimpun dari observasi dan
diperoleh analisis kebutuhan yang dapat ditarik kesimpulan bahwa ide untuk
c. Desain Produk
d. Evaluasi
Chudan maka dilanjutkan dengan tahap evaluasi variasi latihan tersebut. Evaluasi
52
a. Telah Para Pakar
1. Revisi produk 1.
Mae Geri Chudan dibuat sebelumnya maka model latihan tersebut diberikan
NO NAMA AHLI
1 Kuasa Ginting Wasit Karate
2 Drs. H.M. Nustan Hsb, M.Kes Ahli Gerak
3 Pulungan Sihombing Pelatih Karate
2. Produksi Prototipe.
Setelah variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan direvisi oleh beberapa
variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan. Pada produksi prototipe dilakukan
bentuk pengembangan variasi tendangan Mae Geri Chudan yang telah dibuat oleh
peneliti.
53
Tahap uji coba prototipe ini bertujuan untuk mencari masukan, saran dan
tahap penilaian terhadap produk yang akan dikembangkan. Pada pelaksanaan uji
4. Revisi Produk II
tersebut maka dilakukan revisi, dari ahli/ pelatih karate dan ahli olahraga maupun
5. Reproduksi
latihan yang bisa digunakan oleh pelatih untuk meningkatkan prestasi dalam
pertandingan karate.
54
Uji coba produk dilakukan agar dapat mengumpulkan data yang dijadikan
peneliti. Tahap-tahap dalam uji coba produk ini yaitu: menetapkan desain uji coba
Tujuan dari desain uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan untuk memperbaiki secara lengkap. Desain uji coba ini dilakuan
melalaui dua tahapan yaitu: evaluasi tahap pertama dan evaluasi tahap kedua.
Kedua tahap ini dilakukan untuk mendapatkan keefektifan produk yang akan
dikembangkan.
Tujuan dari evaluasi tahap ini mengetahui kesesuaian model yang akan
1) Tinjuan dan analisis ahli, yang meliputi ahli/ pelatih karate, ahli olahhraga.
Untuk ahli/ pelatih karate berfungsi untuk memberikan informasi dan penilaian
55
2. Uji coba tahap 1 ( kelompok kecil pada tahap ini menggunakan subyek
sebanyak 4 orang. Tujuan dari uji coba tahap 1 ini adalah untuk mendapatkan
d. Hasil berlatih atlet dari pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri
Chudan di nilai.
Hasil dari tinjauan dan analisis dari beberapa ahli maka dapat
para ahli akan menjadi produk II berupa variasi latihan tendangan Mae Geri
Chudan siap untuk diproduksi dan diuji cobakan di tempat latihan karate.
c. Evaluasi tahap II
Evaluasi tahap kedua ini akan dilaksanakan uji coba tahap II oleh 12
orang atlet. Sehingga produk pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri
Chudan akan menjadi lebih sempurna dan bisa diterapkan pada saat latihan.
56
d. Subyek uji coba
Yang terlihat sebagai subyek uji coba yang digunakan dalam penelitian
a. Tinjauan para ahli yang terdiri dari 3 orang ahli, yaitu 1 orang ahli olahraga, 1
1 orang ahli/ pelatih karate dan 1 orang wasit karate. Kualifikasi dalam
pendidikan S2 olahraga. Sedangkan untuk ahli/ pelatih dan wasit karate harus
c. Uji coba tahap I, subyek uji coba tahap ini 4arang atlet karate.
d. Uji coba tahap II, subyek uji coba tahap ini 12 0rang atlet karate.
pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan dengan sasaran atlet
2. Implementasi Model
57
2. Latihan Tendangan Mae geri chudan dengan mengikat karet ban
dibelakang sabuk.
3. Latihan Tendangan Mae geri chudan steping kiri dan kanan bertukar
6. Latihan Tendangan Mae geri chudan dengan step kiri dan kanan
di kaki.
sudah mengalami revisi dan sudah final kepada pengguna seperti pelatih karate
a. Pengumpulan Data
58
b. Instrumen Pengumpulan Data
evaluasi ahli/ pelatih karate. Wasit karate dan ahli olahraga serta dari hasil
pendapat dari atlet (tahap uji coba 1 dan uji coba tahap II). Instrumen identifikasi
kebutuhan dalam peneliti ini disusun dengan tujuan untuk mengumpulkan data
pendapat pelatih dari bentuk latihan yang sudah dan sedang mereka gunakan
dalam latihan, dan bentuk latihan apa yang mereka inginkan. Instrumen ini juga
didasarka pada konsep tentang evaluasi bentuk latihan. Instrumen uji lapangan
c. Analisis Data
dikembangkan.
59
DAFTAR PUSTAKA
https://navelmangelep.com/2012/04/01/development-research
Masatoshi Nakayama (1978). Best Karate, Vol 4: Kumite 2, Kodansha International. ISBN
0-9376633-2-8
Nishiyama Hidetaka, dan Brown Richard (1975). Karate The Art of Fighting Tokyo:
Charles E, Tutle Co. Ltd
60
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK ATLET
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Nama DOJO :
Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pilihan anda, dengan cara
menyilangnya (X).
Pertanyaan.
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
membosankan?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah kamu ingin mendapatkan bentuk variasi latihan Tendangan Mae Geri
a. Ya b. Tidak
61
Lampiran Gambar
62
63
64