OLEH :
PENDIDIKAN OLAHRAGA
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 12
C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 13
D. Rumusan Masalah..................................................................................13
E. Spesifikasi Masalah.............................................................................. 14
F. Tujuan Penelitian................................................................................. 14
G. Manfaat Penelitian.............................................................................. 14
1. Penelitian
Pendahuluan ........................................................................... 45
2. Perencanaan Pengembangan Model.......................... 47
3. Validasi, Evaluasi dan Revisi Variasi........................ 63
a. Telaah Para Pakar .............................................................. 63
b. Uji Coba Kepada Kelompok Kecil ................................... 64
c. Evaluasi Tahap Pertama .................................................... 65
4. Implementasi Model.................................................. 67
5. Pengumpulan Data..................................................... 68
PENDAHULUAN
Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet,
terutama bagi atlet yang menekuninya dengan baik secara individu atau
kelompok. Untuk mencapai hal tersebut, cara yang tepat dilakukan adalah adanya
upaya pembinaan dan latihan untuk setiap cabang olahraga prestasi dengan suatu
program latihan yang baik menurut aturan dan ketentuan yang berlaku dalam
berlatih.
kesehatan fisik dan mental dalam olahraga beladiri karate, disamping itu olahraga
Salah satu yang perlu dibina untuk mencapai suatu prestasi yang baik
“apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan
yang akan dilatih”. Teknik yang dimaksud disini adalah latihan untuk
dilakukan atlet. Selain kondisi fisik dan teknik, faktor lain yang dilatih adalah
mental. Aspek-aspek di atas harus sejalan agar diperoleh prestasi yang maksimal.
Dalam karate dikembangkan teknik pukulan dan tendangan hingga ke
tingkat mahir yaitu tingkat dimana seorang atlet dapat bergerak melakukan
pukulan dan tendangan dengan cepat dan tepat. Dalam karate tendangan
merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik tendangan adalah
tendangan Mae geri chudan, yang artinya teknik tendangan yang memotong
serangan lawan yang mengarah ke ulu hati. Kaki kanan menendang kearah ulu
hati dan kaki kiri di depan dengan posisi kumite, pinggul diputar untuk
observasi dan wawancara pada beberapa Dojo yang pertama yaitu di Dojo KKNSI
Parulian 2 Medan pada hari Jumat Tanggal 3 Maret 2017 dari hasil observasi pada
saat latihan tendangan variasi latihan yang diberikan masih sangat monoton atau
belum ada latihan untuk melatih tendangan Mae geri chudan. Variasi latihan
samsak/target.
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan Senpai Pandapotan Saragih sebagai
pelatih di Dojo KKNSI Parulian 2 Medan, informasi yang diterima peneliti variasi
latihan yang diberikan untuk melatih tendangan Mae geri chudan masih sangat
monoton sehingga atlet yang berlatih cenderung merasa jenuh dan bosan akibat
materi latihan yang diberikan tidak pernah dirubah, hal ini juga dikarenakan
minimnya variasi bentuk latihan tendangan Mae geri chudan yang mungkin
No Pertanyaan Persentase/Individu
YA TIDAK
1 Dalam latihan karate,apakah latihan tendangan
diperlukan? 27 Atlet -
2 Apakah kamu mempunyai kemampuan latihan
26 Atlet 27 Atlet
tendangan Mae geri chudan?
3 Apakah latihan tendangan Mae geri chudan perlu
10 Atlet -
untuk kumite karate?
4 Saya memilih tidak menggunakan tendangan
21 Atlet 24 Atlet
Mae geri chudan Walapun situasi mengharuskan
Medan?
6 Apakah latihan tendangan Mae geri chudan
27 Atlet -
selama ini sangat membosankan?
7 Perlukah kamu menguasai tendangan Mae geri
27 Atlet -
chudan?
8 Kamu tidak pernah mengikuti latihan tendangan
21 Atlet 17 Atlet
Mae geri chudan dengan berbagai bentuk
variasi?
9 Apakah kamu mengalami kesulitan menguasai
12 Atlet -
tendangan Mae geri chudan?
10 Latihan tendangan Mae geri chudan dengan
28 Atlet -
variasi adalah hal sangat menyenangkan?
Nama Kesimpulan
berlatih.
Atlet Menyatakan bahwa memerlukan Variasi
Penulis juga melakukan observasi di Dojo INKANAS sei deli medan pada
hari Selasa tanggal 07 Maret 2017.Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan
Tendangan Mae geri chudan untuk tercapainya pretasi dalam pertandingan karate.
Dari pernyataan pelatih di atas peneliti beranggapan di seluruh Dojo atau tempat
latihan karate yang ada di Sumatra Utara terkhusus kota Medan masih
mengembangkan hal baru dalam variasi latihan tendangan Mae geri chudan agar
atlet yang berlatih tidak lagi merasa bosan dan jenuh.Peneliti juga melakukan
analisis kebutuhan pada Dojo INKANAS sei deli Medan yang terdapat dalam
No Pertanyaan Persentase/Individu
YA TIDAK
1 Dalam latihan karate,apakah latihan tendangan
diperlukan? 29 Atlet -
2 Apakah kamu mempunyai kemampuan latihan 1 Atlet
24 Atlet
tendangan Mae geri chudan?
3 Apakah latihan tendangan Mae geri chudan perlu
7 Atlet -
untuk kumite karate?
4 Saya memilih tidak menggunakan tendangan
21 Atlet 24 Atlet
Mae geri chudan Walapun situasi mengharuskan
Medan?
6 Apakah latihan tendangan Mae geri chudan
27 Atlet 5 Atlet
selama ini sangat membosankan?
7 Perlukah kamu menguasai tendangan Mae geri
22 Atlet -
chudan?
8 Kamu tidak pernah mengikuti latihan tendangan
14 Atlet 17 Atlet
Mae geri chudan dengan berbagai bentuk
variasi?
9 Apakah kamu mengalami kesulitan menguasai
12 Atlet -
tendangan Mae geri chudan?
10 Latihan tendangan Mae geri chudan dengan
28 Atlet 3 Atlet
variasi adalah hal sangat menyenangkan?
Nama Kesimpulan
berlatih.
Atlet Menyatakan bahwa memerlukan Variasi
1) Hasil dari jawaban pertanyaan pertama dari beberapa pelatih maka dapat
disimpulkan pelatih sangat menginginkan para atlet nya agar dapat menguasai
karate.
3) Dari beberapa jawaban pelatih, untuk melatih tendangan Mae geri chudan
variasi latihan tendangan Mae geri chudan, yang nantinya diharapkan dapat
B. Identifikasi Masalah
pertanyaan :
1. Apakah tendangan Mae geri chudan dapat meningkatkan prestasi atlet yang
2. Apakah ada kesulitan pada atlet dalam melakukan tendangan Mae geri
chudan?
4. Faktor – faktor apa saja yang diperlukan untuk pengembangan variasi latihan
pembahasan yang lebih luas maka penulis berfokus kepada pengembangan variasi
latihan tendangan Mae geri chudan pada atlet karate kumite tahun 2017.
D. Rumusan Masalah
Apakah pengembangan variasi latihan tendangan Mae geri chudan akan dapat
meningkatkan prestasi?
E. Spesifikasi Masalah
untuk membuat variasi pengembangan tendangan Mae geri chudan yang efektif
dan efisien sehingga diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk atlet dalam
F. Tujuan Penelitian
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi pelatih dan pembina
serta insan olahraga. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
chudan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
Mesutatsu Oyama menulis dalam bukunya yang dikutip oleh Ilham Hakim
Subroto bahwa”seni beladiri karate berasal dari India dalam jaman lahirnya agama
Budha, pada abad ke-5 yang di bawa oleh Pendeta Bodhidharma ke China untuk
lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang.Karate terdiri dari dua kanji
apabila kedua kanji ini disatukan maka mempuyai arti “tangan kosong”
meneguhkan aliran karate yang bersifat tanpa kontak langsung dan dengan kontak
bersifat analisis kebutuhan dan menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat
tersebut.
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
beberapa langkah yaitu: analisis kebutuhan, pengembangan produk dan uji coba
produk.
Menurut Sujadi (2003:164) penelitian dan pengembangan atau Research
And Depelopment adalah sebuah strategi atau sebuah metode penelitian yang
cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Yang dimaksud dengan penelitian dan
produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung
jawabkan.
yang logika proses berpikirnya dinyatakan secara eksplisit dan informasi sebagai
bahan berpikir dikumpulkan secara sistematis dan objektif. Suatu proses yang
dapat dikaji kembali, baik orang yang bersangkutan maupun orang lain.
sebuah bahan yang akan di ciptakan maupun di kembangkan dalam bentuk produk
sebuah karya berbeda dari bentuk aslinya yang di desain lebih baik lagi.
B. Kegiatan Pengembangan
ditandai dengan adanya kebenaran teoritis dan adanya dukungan fakta empiris.
penelitian yang menghasilkan sebuah produk yang keefektifannya jauh lebih baik,
diawali dengan analisis kebutuhan, pengembangan produk dan uji coba produk.
Dalam hal ini penelitian yang akan dikembangkan adalah Pengembangan Variasi
Revisi Produk
No Langkah-langkah Keterangan
1 Potensi dan Hal yang akan ditentukan pertama sekali
Masalah adalah potensi dan masalah yang akan
dikembangkan.
2 Pengumpulan Mengumpulkan informasi sebagai landasan
Data pemikiran untuk membuat konsep.
Ujicoba Produk Uji coba produk, uji coba tahap awal ini
dilakukan untuk dapat mengumpulkan data
sebagai dasar untuk menetapkan kelayakan
produk tersebut.
1.Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar),
Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk
a. Kihon
Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus
menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite. Pelatihan
Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan
bantingan (sabuk coklat). Pada tahap Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah
karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah
e) Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata
Unsu )
b. Kumite
murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang
melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur
(go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih
sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat
Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi
yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi
menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya
2. Pertandingan Karate
a. Kumite
nilai dan pelanggaran. Dalam kumite, durasi pertandingan dibatasi selama tiga
menit untuk putera dan dua menit untuk puteri (senior). Untuk memperebutkan
medali waktu empat menit untuk putera dan tiga menit untuk puteri (senior). Di
kelas Under-21, waktu yang dipergunakan adalah 3 menit untuk putera dan dua
menit untuk puteri, dan tidak ada tambahan waktu. Jadi Wasit dan Juri langsung
memberikan nilai melalui mekanisme Hantei. Di kelas kadet dan junior waktu
dibatasi selama dua menit, baik babak penyisihan sampai perebutan medali. Di
b. Kata
Pertandingan tim terdiri dari pertandingan antar tim yang terdiri dari tiga orang.
Setiap tim terdiri dari putra dan putri. Pertandingan perorangan Kata terdiri dari
pertandingan perorangan secara terpisah dalam bagian putra dan putri. Dalam
pertandingan Kata bebas (Tokui) selama pertandingan. Kata yang digunakan akan
sesuai dengan Karate-Do yang diakui oleh WKF berdasarkan oleh sistem Goju,
Shito, dan Wado. Ketika menampilkan Shite Kata, tidak memperbolehkan variasi.
Ketika menampilakan Tokui Kata, kontestan dapat memilih Kata yang akan
Tabel skor akan menampilkan pilihan Kata dari setiap periode dan setiap ronde.
Konteskan akan menampilkan kata yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali
kata sudah dimainkan maka tidak boleh diulang. Dalam referchange boleh
menampilkan Shite atau Tokui. Pada final, pertandingan kata beregu, dua tim
finalis akan menampilkan Kata pilihan mereka dari Kata Tokui dalam cara yang
normal, kemudian mereka akan menampilkan satu demonstrasi dari arti Kata
Pencatat waktu akan mulai untuk menghitung pada saat peragaan dimulai dengan
peragan awal bungkai Kata dan berhenti sesudah bungkai ditampilkan, tim yang
banyak digemari dan disukai masyarakat Indonesia, hal ini dibuktikan dengan
dari yang pemula sampai tingkat yang paling mahir Mae geri chudan atau
tendangan lurus ke depan ke arah ulu hati. Daerah yang diincar pada saat
Mae Geri chudan yang menjadi objek penelitian. Dalam pertandingan karate
seorang karate akan memperoleh angka dalam satu pertandingan manakala akan
menggunakan teknik-teknik yang baku dan bentuk yang benar serta mengenai
daerah sasaran yang sesuai peraturan karate. Dalam suatu pertandingan karate
sebagai seorang karateka, dan diawali dan mempelajari secara total teknik-teknik
dasar dalam karate yang sangat memegang peranan penting adalah teknik
satu yang tendangan yang perlu dikuasai dalam kumiteadalah tendangan Mae
geri chudan.
teknik yang memiliki cepat dan keras. Selain pinggang, tendangan Mae geri
chudan juga mempengaruhi oleh beberapa bagian tubuh lainnya seperti kaki kuda-
kuda pada saat melakukan tendangan Mae geri chudan. Langkah atau luncuran
pertandingan.
serangan lawan / balikan serangan lawan ke arah ulu hati. Tendangan berlawanan
arah dengan kaki, pinggul diputar untuk mendapatkan tendangan yang maksimal.
Mae geri chudan Sebuah tendangan yang dieksekusi dengan kaki yang
ada di sisi berlawanan dari kaki depan disebut Mae geri chudan . Kunci untuk
1. Hakikat Latihan
Prinsip latihan merupakan pedoman yang akan digunakan dalam latihan
yang terorganisir dengan baik , prinsip latihan didasarkan pada semua dan tugas
latihan, meliputi; menetukan corak dan isi latihan, sasaran dan metode dan
organiasi latihan. Latiahan merupakan prinsip dasar yang harus di ikuti, apabila
penyempurnaan atlet secara sadar dalam mencapai prestasi yang maksimal dengan
diberinya beban-beban latihan fisik, teknik, taktik dan mental yang terarah dan
Tubuh harus mendapatkan beban latihan yang lebih dari hasil biasanya
agar diperoleh hasil latihan yang lebih baik, beban latihan yang diterima
sabaiknya beban latihan yang individual, tetapi pada prinsipnya mendekati beban
maksimal, jika dikaitkan dengan sistem faal dan tubuh pada umumnya mampu
untuk menyesuaikan diri dengan beban kerja dan tanganan- tanganan yang lebih
berat dari beban yang dialami sehari-harinya. Untuk mendapatkan prestasi yang
lebih baik atlet harus membiasakan melakukan latihan dengan beban yang lebih
berat daripada yang biasa dilakukan, atau harus senantiasa melakukan latihan
dengan beban yang lebih yang ada diatas ambang pikiran. Dalam hal ini sebelum
gerichudan yang diketahui, sehingga beban latihan yang diberikan masih berada
Latihan akan sangat efektif apabila dilakukan secara kontiniu, dan beban
latihan yang ditingkatkan secara teratur setiap minggunya. Pada dasarnya beban
dan fsikologis setiap individu atlet, prinsip ini didasarkan pada bukti bahwa
sebagian besar sistem fsikologis dapat menyesuaikan diri pada tuntunan fungsi
tendanganMae Geri Chudan (Tendangan arah ulu hati) akan terlihat adanya
peningkatan beban latihan pelaksanaan semakin cepat, pukulan semakin cepat dan
jumlah pengulangan baik dari repetisi maupun set yang bertambah, yang deselingi
Latihan sebaiknya diawali dengan latihan otot yang besar dan setelah itu
baru otot yang kecil.Karena otot-otot yang kecil umumnya simpanan glikogenya
lebih sedikit dan lebih cepat lelah, sebagaimana yang telah diungkapkan Sajoto
(1988; 115) bahwa latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga
gerakan yang muda ke gerakan yang lebih sulit, dari gerakan yang sederhana ke
gerakan yang lebih rumit, garakan statis yang lambat ke gerakan statis yang lebih
cepat.Latihan tendanganMae Geri Chudan (Tendangan arah ulu hati) juga harus
yang ada didalamnya, karena setiap individu bereaksi dengan rangsangan yang
berbeda-beda, terutama dari faktor usia dan jenis kelamin. Harsono (1988; 112)
tercapai.Oleh karena itu latihan harus tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai
Chudan yang akan dilakukan, sehingga beban yang akan diberikan tetap berada
diatas ambang pemikiran atlet yang bersangkutan. Dengan kata lain tendangan
akan dilatih, pola gerakan, sendi dan jenis kontraksi otot yang berkaitan dengan
Sistem energi utama yang dalam berbagai macam aktivitas olahraga dapat
latihan, sehingga energi yang digunakan tepat guna dalam latihan, dengan
mengenai sistem energi utama maka program latihan yang sifatnya spesifik dapat
dirancang dan disusun guna memperoleh peningkatan kinerja secara maksimal,
Setiap orang mempunyai pulih asal yang berbeda-beda dan setiap jenis
olahraga membutuhkan pulih asal yang berbeda beda juga. Untuk itu setiap
mengetahui hutang oksigen (konsumsi oksigen yang tinggi sesudah latihan atau
pengengkutan asam laktat yang terbentuk secara restorasi cadangan oksigen dalam
otak.
sebaiknya dilakukan dengan istirahat pasif, sehingga kadar asam laktat darah
lebih cepat turun. Pada waktu pemulihan sebaiknya berkisar antara 30 detik
sampai beberapa menit tergantung kepada kemampuan atau keadaan atlet, karena
olahraga karate merupakan olahraga yang menggunakan energi anaerobik maka
yang meliputi gerakan kaki dan tangan umunya seperti: menangkap, memukul,
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Mae Geri Chudan dalam beladiri karate. Sugiyono (2008:407) metode penelitian
Dojo Polres Tebing tinggi, Dojo SMA Negeri 1 Tebing tinggi, Dojo Parulian 2
Medan dan Dojo Bina Pemuda Medan, penelitian ini dilakukan pada Juli 2017.
C. Sasaran Penelitian
1. Pada uji coba kelompok kecil disarankan dapat melibatkan atlet sebanyak 30
2. Pada uji coba kelompok besar dalam penelitian ini peneliti melibatkan
BAB IV
A. Pengembangan Latihan
karate kumite pada Tahun 2017 ini telah tertulis dalam bentuk naskah atau
storyboard script yang menyajikan bentuk-bentuk variasi latihan tendangan Mae
Geri Chudan.
RUMUS :
jumlah jawaban
Persentase = x 100 %
jumlah responden
1. Analisis Kebutuhan
No Pertanyaan Persentase /
Individu
YA TIDAK
1 Dalam latihan karate, apakah latihan tendangan Mae
99% 1%
Geri Chudan Diperlukan?
Apakah kamu mempunyai kemampuan tendangan
2 91% 9%
Mae Geri Chudan?
Apakah Tendangan Mae Geri Chudan perlu untuk
3 99% 1%
kumite karate?
Saya memilih tidak menggunakan Tendangan Mae
4 18% 82%
Geri Chudan Walaupun situasi mengharuskan
melakukan itu karena saya takut salah.
Pernahkah kamu mengikuti latihan tendangan Mae
5 81% 19%
Geri Chudan di Dojo Brimob Medan?
Apakah latihan tendangan Mae Geri Chudan selama
6 40% 60%
ini sangat membosankan?
Perlukah kamu mengusai tendangan Mae Geri
7 97% 3%
Chudan?
Kamu tidak pernah mengikuti latihan tendangan Mae
8 60% 40%
Geri Chudan dengan berbagai bentuk variasi?
Apakah kamu mengalami kesulitan menguasai
9 46% 54%
tendangan Mae Geri Chudan?
Latihan tendangan Mae Geri Chudan dengan variasi
10 94% 6%
adalah hal yang meyenangkan?
Secara menyeluruh terdapat empat tujuan umum yang diungkapkan dalam studi
variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan dilakukan untuk dapat meningkatkan
Kendala apa sajakah yang dijumpai dalam membuat variasi latihan tendangan
Mae Geri Chudan kedalam program latihan. 4) Dukungan apa sajakah yang
Tujuan umun diatas akan menjadikan dasar peneliti untuk melakukan studi
variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan yang akan dikembangkan oleh
peneliti.
dideskripsikan dan dianalisis sehingga diperoleh suatu rumusan hasil data yang
telah dikumpulkan. Rumusan hasil ini bersifat deskriptif dan analitis, dengan
mengacu pada tujuan studi pendahuluan. Hasil analisis kebutuhan dan temuan di
No Pertanyaan Temuan
1 Apa saja bentuk latihan yang Pelatih karate telah menerapkan
dilakukan untuk melatih beberapa variasi latihan tendangan
tendangan tendangan Mae Geri Mae Geri Chudan namun masih
Chudan? diperlukan adanya masukan-
masukan agar dapat mempertinggi
prestasi atlet karate.
2 Apakah variasi latihan Latihan tendangan Mae Geri
tendangan Mae Geri Chudan Chudan diberikan sesuai dengan
selalu diberikan setiap latihan? program latihan yang telah dibuat.
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari uji coba lapangan dan hasil pembahasan peneliti,
2. Dengan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan yang dikembangkan atlet
3. Dengan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan yang dikembangkan atlet
diharapkan mampu merubah budaya atlet karate dari yang semula latihan
karate yang selama ini mengandalkan kemampuan fisik saja, dengan variasi
latihan tendangan yang dikembangkan ini bisa merubah budaya latihan karate
5. Dengan pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan ini atlet
B. SARAN
Berdasarkan hasil dari uji coba lapangan dan hasil pembahasan peneliti,
oleh para atlet dan pelatih, serta seluruh masyarakat karate, sebaiknya dicetak
Chudan ini disusun kembali untuk menjadi lebih baik, meliputi kemasan, isi
dari materi.
c. Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih luas,
baik itu dari jumah subyek maupun jumlah Dojo/klub yang digunakan sebagai
DAFTAR PUSTAKA
https://navelmangelep.com/2012/04/01/development-research
Masatoshi Nakayama (1978). Best Karate, Vol 4: Kumite 2, Kodansha International. ISBN
0-9376633-2-8
Nishiyama Hidetaka, dan Brown Richard (1975). Karate The Art of Fighting Tokyo:
Charles E, Tutle Co. Ltd