Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN MINI RISET

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN TENDANGAN


MAE GERI CHUDAN PADA ATLET KARATE KUMITE
TAHUN 2017

OLEH :

MARCO VAN JOHAN MANALU


NIM. 6143121042

PENDIDIKAN OLAHRAGA
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 12
C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 13
D. Rumusan Masalah..................................................................................13
E. Spesifikasi Masalah.............................................................................. 14
F. Tujuan Penelitian................................................................................. 14
G. Manfaat Penelitian.............................................................................. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Acuan Teoritis...................................................................................... 15
B. Hakikat Karate............................................................................. 19
1. Teknik Karate......................................................................... 21
2. Pertandingan Karate................................................................ 27
3. Hakikat Tendangan Mae Geri Chudan...................... 31
4. Hakikat Latihan......................................................... 35
C. Kerangka Berpikir.......................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Model Pengembangan......................................................................... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 44
C. Sasaran Penelitian............................................................................... 44
D. Karakteristik Sasaran Penelitian........................................................... 45
E. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................... 45

F. Langkah-langkah Pengembangan Variasi............................................ 45

1. Penelitian
Pendahuluan ........................................................................... 45
2. Perencanaan Pengembangan Model.......................... 47
3. Validasi, Evaluasi dan Revisi Variasi........................ 63
a. Telaah Para Pakar .............................................................. 63
b. Uji Coba Kepada Kelompok Kecil ................................... 64
c. Evaluasi Tahap Pertama .................................................... 65
4. Implementasi Model.................................................. 67
5. Pengumpulan Data..................................................... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengembangan Latihan ................................................................... 70


1. Analisis Kebutuhan.............................................................. 70
2. Draft Final............................................................................ 74
B. Kelayakan Produk ............................................................................ 84
C. Efektivitas Produk ............................................................................ 87
D. Penyempurnaan Produk .................................................................. 103
E. Pembahasan Produk ........................................................................ 103
F. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 106


B. Saran ............................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 108

LAMPIRAN..... ...................................................................................................... 107


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet,

terutama bagi atlet yang menekuninya dengan baik secara individu atau

kelompok. Untuk mencapai hal tersebut, cara yang tepat dilakukan adalah adanya

upaya pembinaan dan latihan untuk setiap cabang olahraga prestasi dengan suatu

program latihan yang baik menurut aturan dan ketentuan yang berlaku dalam

berlatih.

Karate adalah salah satu cabang olahraga yang dapat membentuk

kesehatan fisik dan mental dalam olahraga beladiri karate, disamping itu olahraga

beladiri karate adalah olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di arena

ragional maupun internasional. Dalam olahraga beladiri karate yang sering

dipertandingkan adalah nomor kata dan kumite.

Salah satu yang perlu dibina untuk mencapai suatu prestasi yang baik

adalah dengan pembinaan kondisi fisik. Harsono (1997 : 3) mengatakan bahwa

“apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

yang akan dilatih”. Teknik yang dimaksud disini adalah latihan untuk

mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk cabang olahraga yang

dilakukan atlet. Selain kondisi fisik dan teknik, faktor lain yang dilatih adalah

mental. Aspek-aspek di atas harus sejalan agar diperoleh prestasi yang maksimal.
Dalam karate dikembangkan teknik pukulan dan tendangan hingga ke

tingkat mahir yaitu tingkat dimana seorang atlet dapat bergerak melakukan

pukulan dan tendangan dengan cepat dan tepat. Dalam karate tendangan

merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik tendangan adalah

tendangan Mae geri chudan, yang artinya teknik tendangan yang memotong

serangan lawan yang mengarah ke ulu hati. Kaki kanan menendang kearah ulu

hati dan kaki kiri di depan dengan posisi kumite, pinggul diputar untuk

mendapatkan tendangan yang maksimal.

Untuk memperkuat latar belakang masalah penulis juga melakukan

observasi dan wawancara pada beberapa Dojo yang pertama yaitu di Dojo KKNSI

Parulian 2 Medan pada hari Jumat Tanggal 3 Maret 2017 dari hasil observasi pada

saat latihan tendangan variasi latihan yang diberikan masih sangat monoton atau

belum ada latihan untuk melatih tendangan Mae geri chudan. Variasi latihan

tendangan Mae geri chudan tersebut adalah:

1) Tendangan Mae Geri Chudandilakukan sendiri-sendiri.

2) Tendangan Mae Geri Chudan bergantian.

3) Tendangan Mae Geri Chudan dilakukan dengan menggunakan alat

samsak/target.

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan Senpai Pandapotan Saragih sebagai

pelatih di Dojo KKNSI Parulian 2 Medan, informasi yang diterima peneliti variasi

latihan yang diberikan untuk melatih tendangan Mae geri chudan masih sangat

monoton sehingga atlet yang berlatih cenderung merasa jenuh dan bosan akibat

materi latihan yang diberikan tidak pernah dirubah, hal ini juga dikarenakan
minimnya variasi bentuk latihan tendangan Mae geri chudan yang mungkin

diketahui oleh pelatih.

Peneliti juga melakukan analisis kebutuhan pada Dojo KKNSI Parulian 2

Medan yang terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.Hasil Analisis Kebutuhan

No Pertanyaan Persentase/Individu
YA TIDAK
1 Dalam latihan karate,apakah latihan tendangan

diperlukan? 27 Atlet -
2 Apakah kamu mempunyai kemampuan latihan
26 Atlet 27 Atlet
tendangan Mae geri chudan?
3 Apakah latihan tendangan Mae geri chudan perlu
10 Atlet -
untuk kumite karate?
4 Saya memilih tidak menggunakan tendangan
21 Atlet 24 Atlet
Mae geri chudan Walapun situasi mengharuskan

melakukan itu karena saya takut salah.


5 Pernahkah kamu mengikuti latihan tendangan
-
Mae geri chudan di Dojo KKNSI parulian 2 27 Atlet

Medan?
6 Apakah latihan tendangan Mae geri chudan
27 Atlet -
selama ini sangat membosankan?
7 Perlukah kamu menguasai tendangan Mae geri
27 Atlet -
chudan?
8 Kamu tidak pernah mengikuti latihan tendangan
21 Atlet 17 Atlet
Mae geri chudan dengan berbagai bentuk
variasi?
9 Apakah kamu mengalami kesulitan menguasai
12 Atlet -
tendangan Mae geri chudan?
10 Latihan tendangan Mae geri chudan dengan
28 Atlet -
variasi adalah hal sangat menyenangkan?

Tabel 2.Pelatih dan Atlet

Nama Kesimpulan

Senpai Pandapotan Saragih Menyatakan bahwa pengembangan

Variasi tendangan Mae geri chudan

sangatlah dibutuhkan agar dapat

mempertinggi prestasi altet

mempertinggi prestasi atlet yang

berlatih.
Atlet Menyatakan bahwa memerlukan Variasi

latihan tendangan Mae geri chudan

dikembangkan karena sangat

dibutuhkan dalam latihan karate.

Penulis juga melakukan observasi di Dojo INKANAS sei deli medan pada

hari Selasa tanggal 07 Maret 2017.Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan

pelatih Senpai Pulungan Sihombing,Untuk melatih tendangan Mae geri chudan

pelatih masih menerapkan variasi latihan :

1) Tendangan Mae geri chudan dilakukan sendiri-sendiri.

2) Tendangan Mae geri chudan berpasangan.


3) Tendangan Mae geri chudan dengan mengganti kuda-kuda.

Berdasarkan fakta di lapangan informasi yang diterima dari pelatih Senpai

Pulungan Sihombing perlu adanya pengembangan variasi latihan Tendangan Mae

geri chudan untuk menambah program latihan agar dapat meningkatkan

Tendangan Mae geri chudan untuk tercapainya pretasi dalam pertandingan karate.

Dari pernyataan pelatih di atas peneliti beranggapan di seluruh Dojo atau tempat

latihan karate yang ada di Sumatra Utara terkhusus kota Medan masih

melakuakan bentuk latihan yang lama sehingga peneliti tertarik untuk

mengembangkan hal baru dalam variasi latihan tendangan Mae geri chudan agar

memudahkan pelatih untuk menerapkan program latihanya kepada atlet,sehingga

atlet yang berlatih tidak lagi merasa bosan dan jenuh.Peneliti juga melakukan

analisis kebutuhan pada Dojo INKANAS sei deli Medan yang terdapat dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 3.Hasil Analisis Kebutuhan

No Pertanyaan Persentase/Individu
YA TIDAK
1 Dalam latihan karate,apakah latihan tendangan

diperlukan? 29 Atlet -
2 Apakah kamu mempunyai kemampuan latihan 1 Atlet
24 Atlet
tendangan Mae geri chudan?
3 Apakah latihan tendangan Mae geri chudan perlu
7 Atlet -
untuk kumite karate?
4 Saya memilih tidak menggunakan tendangan
21 Atlet 24 Atlet
Mae geri chudan Walapun situasi mengharuskan

melakukan itu karena saya takut salah.


5 Pernahkah kamu mengikuti latihan tendangan
-
Mae geri chudan di Dojo KKNSI parulian 2 27 Atlet

Medan?
6 Apakah latihan tendangan Mae geri chudan
27 Atlet 5 Atlet
selama ini sangat membosankan?
7 Perlukah kamu menguasai tendangan Mae geri
22 Atlet -
chudan?
8 Kamu tidak pernah mengikuti latihan tendangan
14 Atlet 17 Atlet
Mae geri chudan dengan berbagai bentuk

variasi?
9 Apakah kamu mengalami kesulitan menguasai
12 Atlet -
tendangan Mae geri chudan?
10 Latihan tendangan Mae geri chudan dengan
28 Atlet 3 Atlet
variasi adalah hal sangat menyenangkan?

Tabel 4.Pelatih dan Atlet

Nama Kesimpulan

Senpai Pandapotan Saragih Menyatakan bahwa pengembangan

Variasi tendangan Mae geri chudan

sangatlah dibutuhkan agar dapat

mempertinggi prestasi altet


mempertinggi prestasi atlet yang

berlatih.
Atlet Menyatakan bahwa memerlukan Variasi

latihan tendangan Mae geri chudan

dikembangkan karena sangat

dibutuhkan dalam latihan karate.

Setelah itu penulis melakukan analisis kebutuhan kepada pelatih melalui

wawancara dan beberapa pertanyaan sebanyak 5 pertanyaan.

1) Hasil dari jawaban pertanyaan pertama dari beberapa pelatih maka dapat

disimpulkan pelatih sangat menginginkan para atlet nya agar dapat menguasai

tendangan Mae geri chudan untuk mencapai prestasi dalam pertandingan

karate.

2) Dari hasil pertanyaan kedua dapat disimpulkan ternyata perlu dilakukannya

pengembangan variasi tendangan Mae geri chudan.

3) Dari beberapa jawaban pelatih, untuk melatih tendangan Mae geri chudan

kesimpulan yang diambil peneliti, bentuk latihan untuk melatih tendangan

Mae geri chudan masih kurang efektif.

4) Hasil dari jawaban yang ke 4 dari beberapa pelatih mengenai model-model

latihan, peneliti menyimpulkan variasi latihan yang diberikan masih kurang

mendukung untuk melatih tendagan Mae geri chudan.


5) Hasil jawaban dari pertanyaan yang terakhir para pelatih sangat

menginginkan variasi latihan tendangan Mae geri chudan untuk mencapai

prestasi dalam pertandingan karate (kumite).

Hasil data dan kenyataan yang dikemukakan di atas akan dapat

memperkuat peneliti untuk mengambil kesimpulan bahwa, perlu dikembangkan

variasi latihan tendangan Mae geri chudan, yang nantinya diharapkan dapat

menjadi solusi untuk meningkatkan/memperbaiki tendangan Mae geri chudan

sehingga diharapkan dapat mempertinggi prestasi atlet karate.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas masalah perlu di

identifikasikan lebih dalam lagi, dengan tujuan dapat mempermudah peneliti

untuk memdapatkan tujuan penelitian ini dikemukakan dengan beberapa bentuk

pertanyaan :

1. Apakah tendangan Mae geri chudan dapat meningkatkan prestasi atlet yang

lebih tinggi dalam pertandingan karate?

2. Apakah ada kesulitan pada atlet dalam melakukan tendangan Mae geri

chudan?

3. Apakah pengembangan variasi latihan tendangan Mae geri chudan diperlukan

dalam melatih tendangan Mae geri chudan?

4. Faktor – faktor apa saja yang diperlukan untuk pengembangan variasi latihan

tendangan Mae geri chudan pada atlet karate ?


C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah yang telah

ditulis di atas maka penulis membuat batasan masalah untuk menghindari

pembahasan yang lebih luas maka penulis berfokus kepada pengembangan variasi

latihan tendangan Mae geri chudan pada atlet karate kumite tahun 2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi yang telah

dituliskan di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah pengembangan variasi latihan tendangan Mae geri chudan akan dapat

meningkatkan prestasi?

E. Spesifikasi Masalah

Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini berusaha

untuk membuat variasi pengembangan tendangan Mae geri chudan yang efektif

dan efisien sehingga diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk atlet dalam

berlatih dan produk yang dihasilkan diharapkan dapat mempertinggi prestasi.

F. Tujuan Penelitian

Mengembangkan variasi latihan tendangan Mae geri chudan pada atlet

karate kumite tahun 2017.

G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi pelatih dan pembina

serta insan olahraga. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan pemikiran untuk menyusun program latihan dalam

pembinaan prestasi pada cabang olahraga karate.

2. Bagi atlet dapat meningkatkan kesempurnaan tendangan Mae geri chudan.

3. Memberikan masukan kepada pelatih dalam upaya mengembangkan latihan

kemampuan tendangan untuk peningkatan kemampuan tendangan Mae geri

chudan.

4. Bagi peneliti dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan keolahragaan.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Olahraga Karate

Mesutatsu Oyama menulis dalam bukunya yang dikutip oleh Ilham Hakim

Subroto bahwa”seni beladiri karate berasal dari India dalam jaman lahirnya agama

Budha, pada abad ke-5 yang di bawa oleh Pendeta Bodhidharma ke China untuk

mengerjakan kebenaran Budha” (1996:9).Kemudian seni perkelahian ini di bawa

ke Jepang melewati Okinawa, yang pada awalnya disebut”Tote” yang

berarti”Tangan China”.Oleh sensei Gichin fuakoshi mengubah kanji


Okinawa(Tote:tangan kosong) menjadi kanji jepang (Karate: tangan kosong) agar

lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang.Karate terdiri dari dua kanji

yaitu”Kara”yang berarti “Kosong” dan “Te” yang berarti “Tangan”. Sehingga

apabila kedua kanji ini disatukan maka mempuyai arti “tangan kosong”

Organisasi yang mewadahi olahraga karate diseluruh Jepang adalah

JKT(Japan Karate Federation), dan organisasi yang mewadahi karate seluruh

dunia yaitu WKF(World Karate Federetion). Kedua organisasi ini untuk

meneguhkan aliran karate yang bersifat tanpa kontak langsung dan dengan kontak

langsung seperti halnya aliran Kyokushin atau Daidojuku.

Menurut Sugiyono (2013: 407) metode penelitian dan pengembangan

adalah untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang

bersifat analisis kebutuhan dan menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat

berfungsi dimasyarakat luas, maka penelitian untuk menguji keefektifan produk

tersebut.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006) metode penelitian dan

pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggung jawabkan. Penelitian yang berorientasi untuk menghasilkan atau

mengembangkan produk dengan proses pengembangan produknya melalui

beberapa langkah yaitu: analisis kebutuhan, pengembangan produk dan uji coba

produk.
Menurut Sujadi (2003:164) penelitian dan pengembangan atau Research

And Depelopment adalah sebuah strategi atau sebuah metode penelitian yang

cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Yang dimaksud dengan penelitian dan

pengembangan atau atau Research And Depelopment (R&D) adalah rangkaian

produk baru produk atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu

produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung

jawabkan.

Suhardjono (1997: 69), mendefinisikan penelitian sebagai penelahaan

yang logika proses berpikirnya dinyatakan secara eksplisit dan informasi sebagai

bahan berpikir dikumpulkan secara sistematis dan objektif. Suatu proses yang

dikatakan eksplisit, artinya setiap langkahnya dilakukan secara terbuka sehingga

dapat dikaji kembali, baik orang yang bersangkutan maupun orang lain.

Dari beberapa pendapat beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa penelitian pengembangan adalah suatu kegiatan yang menyempurnakan

sebuah bahan yang akan di ciptakan maupun di kembangkan dalam bentuk produk

yang siap di gunakan sesuai kebutuhan konsumen, sehingga dapat menjadikan

sebuah karya berbeda dari bentuk aslinya yang di desain lebih baik lagi.

B. Kegiatan Pengembangan

Pengembangan merupakan suatu kegiatan yang dapat berupa perancangan, atau

perekayasaan yang dilakukan dengan berdasarkan metode berpikir ilmiah guna

memecahkan permasalahan yang nyata terjadi, sehingga hasil kerja

pengembangan berupa pengetahuan ilmiah atau teknologi yang digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut.


Jadi apapun yang dirancang, dikembangkan ataupun direncanakan harus

ditandai dengan adanya kebenaran teoritis dan adanya dukungan fakta empiris.

Kegiatan pengembangan tidak dilakukan secara intuitif, coba-coba atau sekedar

mengikuti perasaan.Berdasarkan defenisi yang telah dituliskan di atas maka

penulis mengambil kesimpulan bahwa penelitian pengembangan merupakan suatu

penelitian yang menghasilkan sebuah produk yang keefektifannya jauh lebih baik,

diawali dengan analisis kebutuhan, pengembangan produk dan uji coba produk.

Dalam hal ini penelitian yang akan dikembangkan adalah Pengembangan Variasi

Latihan Tendangan Mae geri chudan.

Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi


masalah data produk Desain

Uji coba Uji coba Revisi


Pemakain Produk Desain

Revisi Produk

Gambar 1. Rancangan Langkah-langkah Penelitian Pengembangan


(R&D)
Sumber: PROF.DR.SUGIYONO.Metode penelitian pendidikan, pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008; 409)

Tabel 5. Penjelasan tentang langkah-langkah Research and development


(R & D)

No Langkah-langkah Keterangan
1 Potensi dan Hal yang akan ditentukan pertama sekali
Masalah adalah potensi dan masalah yang akan
dikembangkan.
2 Pengumpulan Mengumpulkan informasi sebagai landasan
Data pemikiran untuk membuat konsep.

3 Desain Produk Menentukan desain produk (rancangan


produk) bentuk rancangan tersebut adalah
variasi latihan tendangan Mawashi Geri
Jodan.

4 Validasi Desain Validasi desain, revisi yang dilakukan oleh


ahli yang bersangkutan.

5 Revisi Desain Perbaikan Desain, setelah direvisi oleh ahli


maka peneliti memperbaiki desain produk
yang akan dihasilkan.

Ujicoba Produk Uji coba produk, uji coba tahap awal ini
dilakukan untuk dapat mengumpulkan data
sebagai dasar untuk menetapkan kelayakan
produk tersebut.

7 Revisi Produk Revisi produk, dilakukan untuk memperoleh


hasil yang sempurna

8 Ujicoba Uji coba pemakaian. Pemakain produk yang


Pemakaian lebih luas lagi serta penyempurnaan produk.

1.Teknik Karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar),

Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk

menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

a.   Kihon

Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus

menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite. Pelatihan

Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan
bantingan (sabuk coklat). Pada tahap Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah

menguasai seluruh kihon dengan baik. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar

karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-gerakan

Kihon terdiri dari:

Kuda-kuda (dachi) : adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting,

karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah

macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.

a) Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )

b) Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan

c) Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang

d) Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )

e) Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata

Unsu )

f) Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )

g) Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah

h) Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )

b.   Kumite

Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh

murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang

mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum

melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur

(go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih

dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.


Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang

sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat

menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding atau sering

disebut non-kontek. Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi

Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi

Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat

tenaganya ke arah lawan bertanding. Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu,

yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi

menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya

teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite

atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus

Jujitsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.

2. Pertandingan Karate

Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :

a.       Kumite (tarung) putera dan puteri

b.      Kata (jurus) putera dan puteri

a.    Kumite

Dalam pertandingan kumite, unsur penilaian dipengaruhi dua hal yaitu

nilai dan pelanggaran. Dalam kumite, durasi pertandingan dibatasi selama tiga

menit untuk putera dan dua menit untuk puteri (senior). Untuk memperebutkan

medali waktu empat menit untuk putera dan tiga menit untuk puteri (senior). Di

kelas Under-21, waktu yang dipergunakan adalah 3 menit untuk putera dan dua

menit untuk puteri, dan tidak ada tambahan waktu. Jadi Wasit dan Juri langsung
memberikan nilai melalui mekanisme Hantei. Di kelas kadet dan junior waktu

dibatasi selama dua menit, baik babak penyisihan sampai perebutan medali. Di

kategori ini pun tidak ada tambahan waktu

b. Kata

Pertandingan Kata terdiri dari pertandingan perorangan dan tim (beregu).

Pertandingan tim terdiri dari pertandingan antar tim yang terdiri dari tiga orang.

Setiap tim terdiri dari putra dan putri. Pertandingan perorangan Kata terdiri dari

pertandingan perorangan secara terpisah dalam bagian putra dan putri. Dalam

pertandingan Kata sistem eliminasi dengan referchange akan diterapkan. Para

kontestan diharapkan untuk menampilkan pertandingan Kata wajib (Shitei) dan

pertandingan Kata bebas (Tokui) selama pertandingan. Kata yang digunakan akan

sesuai dengan Karate-Do yang diakui oleh WKF berdasarkan oleh sistem Goju,

Shito, dan Wado. Ketika menampilkan Shite Kata, tidak memperbolehkan variasi.

Ketika menampilakan Tokui Kata, kontestan dapat memilih Kata yang akan

dimainkan, variasi ringan diperbolehkan sepanjang aliran yang bersangkutan.

Tabel skor akan menampilkan pilihan Kata dari setiap periode dan setiap ronde.

Konteskan akan menampilkan kata yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali

kata sudah dimainkan maka tidak boleh diulang. Dalam referchange boleh

menampilkan Shite atau Tokui. Pada final, pertandingan kata beregu, dua tim

finalis akan menampilkan Kata pilihan mereka dari Kata Tokui dalam cara yang

normal, kemudian mereka akan menampilkan satu demonstrasi dari arti Kata

(bungkai) waktu yang diijinkan untuk demonstrasi bungkai dalah 5 (menit).

Pencatat waktu akan mulai untuk menghitung pada saat peragaan dimulai dengan
peragan awal bungkai Kata dan berhenti sesudah bungkai ditampilkan, tim yang

melebihi 5 (menit) akan didiskulifikasi, penggunaan peralatan tradisional dan

perlengkapan lainnya tidak diizinkan.

2. Hakekat Tendangan Mae Geri Chudan


Cabang olahraga karate merupakan salah satu cabang olahraga yang kini

banyak digemari dan disukai masyarakat Indonesia, hal ini dibuktikan dengan

adanya banyaknya kumpulan-kumpulan karateka yang mengasuh karate, yaitu

dari yang pemula sampai tingkat yang paling mahir Mae geri chudan atau

tendangan lurus ke depan ke arah ulu hati. Daerah yang diincar pada saat

menyerang adalah daerah ulu hati dari lawan .

Gambar 1. Bentuk tendangan Mae geri chudan


Sumber: https://www.google.co.id/search?q=gambar++mae+geri+chudan

Dalam olahraga karate ada beberapa teknik tendangan namun tendangan

Mae Geri chudan yang menjadi objek penelitian. Dalam pertandingan karate

seorang karate akan memperoleh angka dalam satu pertandingan manakala akan

menggunakan teknik-teknik yang baku dan bentuk yang benar serta mengenai

daerah sasaran yang sesuai peraturan karate. Dalam suatu pertandingan karate

untuk mendapatkanpoin sangat tidak muda dilakukan melalui tendangan.


Untuk mengoptimalkan gerakan seluruh tubuh untuk dijadikan senjata

sebagai seorang karateka, dan diawali dan mempelajari secara total teknik-teknik

dasar dalam karate yang sangat memegang peranan penting adalah teknik

tendangan. Teknik-teknik dasar tendangan dalam olahraga beladiri karate, salah

satu yang tendangan yang perlu dikuasai dalam kumiteadalah tendangan Mae

geri chudan.

Teknik tendangan dalam karate tidak terlepas dari gerakan pinggang.

Seoarang karateka harus memahami gerakan pinggang untuk dapat melakukan

teknik yang memiliki cepat dan keras. Selain pinggang, tendangan Mae geri

chudan juga mempengaruhi oleh beberapa bagian tubuh lainnya seperti kaki kuda-

kuda pada saat melakukan tendangan Mae geri chudan. Langkah atau luncuran

kaki sangat penting untuk tendangan yang menghasilakan poin dalam

pertandingan.

a. Tendangan Mae geri Chudan

TendanganMae geri chudan adalah teknik tendangan yang memotong

serangan lawan / balikan serangan lawan ke arah ulu hati. Tendangan berlawanan

arah dengan kaki, pinggul diputar untuk mendapatkan tendangan yang maksimal.

Mae geri chudan Sebuah tendangan yang dieksekusi dengan kaki yang

ada di sisi berlawanan dari kaki depan disebut Mae geri chudan . Kunci untuk

tendangan Mae geri chudan dilaksanakan dengan baik adalah dengan

memanfaatkan kekuatan dari pinggul Tindakan menuju dikoordinasikan

sedemikian rupa eksekusi yang terjadi ketika rotasi pinggul terjadi .

1. Hakikat Latihan
Prinsip latihan merupakan pedoman yang akan digunakan dalam latihan

yang terorganisir dengan baik , prinsip latihan didasarkan pada semua dan tugas

latihan, meliputi; menetukan corak dan isi latihan, sasaran dan metode dan

organiasi latihan. Latiahan merupakan prinsip dasar yang harus di ikuti, apabila

peningkatan hasil latihan ingin dimaksimalkan.

Harsono (1988;5) mengatakan latihan adalah suatu proses untuk

penyempurnaan atlet secara sadar dalam mencapai prestasi yang maksimal dengan

diberinya beban-beban latihan fisik, teknik, taktik dan mental yang terarah dan

teratur, meningkat dan berulang-ulang waktunya.

1) Prinsip Beban Berlebih

Tubuh harus mendapatkan beban latihan yang lebih dari hasil biasanya

agar diperoleh hasil latihan yang lebih baik, beban latihan yang diterima

sabaiknya beban latihan yang individual, tetapi pada prinsipnya mendekati beban

maksimal, jika dikaitkan dengan sistem faal dan tubuh pada umumnya mampu

untuk menyesuaikan diri dengan beban kerja dan tanganan- tanganan yang lebih

berat dari beban yang dialami sehari-harinya. Untuk mendapatkan prestasi yang

lebih baik atlet harus membiasakan melakukan latihan dengan beban yang lebih

berat daripada yang biasa dilakukan, atau harus senantiasa melakukan latihan

dengan beban yang lebih yang ada diatas ambang pikiran. Dalam hal ini sebelum

program variasi latihan tendanganMae gerichudan diberikan haruslah diketahui

kemampuan atlet dalam melakukan pengembangan model latihan tendanganMae

gerichudan yang diketahui, sehingga beban latihan yang diberikan masih berada

di atas ambang pikiran.


2) Prinsip Beban Bertambah

Latihan akan sangat efektif apabila dilakukan secara kontiniu, dan beban

latihan yang ditingkatkan secara teratur setiap minggunya. Pada dasarnya beban

latihan ditingkatkan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan fisiologis

dan fsikologis setiap individu atlet, prinsip ini didasarkan pada bukti bahwa

sebagian besar sistem fsikologis dapat menyesuaikan diri pada tuntunan fungsi

yang lebih dari yang dijumpai sehari-hari.penerapan prinsip latihan

tendanganMae Geri Chudan (Tendangan arah ulu hati) akan terlihat adanya

peningkatan beban latihan pelaksanaan semakin cepat, pukulan semakin cepat dan

jumlah pengulangan baik dari repetisi maupun set yang bertambah, yang deselingi

dengan penurunan bebaban latihan untuk tujuan pemulihan dan kompensasi.

3) Prinsip Beban Beraturan

Latihan sebaiknya diawali dengan latihan otot yang besar dan setelah itu

baru otot yang kecil.Karena otot-otot yang kecil umumnya simpanan glikogenya

lebih sedikit dan lebih cepat lelah, sebagaimana yang telah diungkapkan Sajoto

(1988; 115) bahwa latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga

kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan terlebih dahulu, sebelum

kelompok otot besar mendapatkan kelelahan.Selain harus memperhatihkan

gerakan yang muda ke gerakan yang lebih sulit, dari gerakan yang sederhana ke

gerakan yang lebih rumit, garakan statis yang lambat ke gerakan statis yang lebih

cepat.Latihan tendanganMae Geri Chudan (Tendangan arah ulu hati) juga harus

mempertimbangkan penerapan beban kelompok otot besar dan kelompok kecil.


4) Prinsip Individu

Prinsip latihan yang direncanakan haruslah mempertimbangkan individu

yang ada didalamnya, karena setiap individu bereaksi dengan rangsangan yang

berbeda-beda, terutama dari faktor usia dan jenis kelamin. Harsono (1988; 112)

mengungkapkan bahwa seluruh konsep latihan haruslah sesuai dengan

kemampuan setiap individu agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin

tercapai.Oleh karena itu latihan harus tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai

dan lamanya latihan.

Menentukan beban latihan tendangan Mae geri Chudan harus terlebih

dahulu mengetahui tingkat kemahirannya dalam melakukan tendangan Mae Geri

Chudan untuk memberikan pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri

Chudan yang akan dilakukan, sehingga beban yang akan diberikan tetap berada

diatas ambang pemikiran atlet yang bersangkutan. Dengan kata lain tendangan

Mae Geri Chudan bersifat individu.

5) Prinsip Kekhususan Latihan

Kekhususan dalam latihan adalah spesifik terhadap kelompok otot yang

akan dilatih, pola gerakan, sendi dan jenis kontraksi otot yang berkaitan dengan

cabang olahraga yang bersangkutan.

6) Prinsip Sumber Energi Utama yang Digunakan

Sistem energi utama yang dalam berbagai macam aktivitas olahraga dapat

digunakan sebagai pedoman dalam memberikan pengembangan variasi-variasi

latihan, sehingga energi yang digunakan tepat guna dalam latihan, dengan

mengenai sistem energi utama maka program latihan yang sifatnya spesifik dapat
dirancang dan disusun guna memperoleh peningkatan kinerja secara maksimal,

karakteristik gerak dalam pertandingan karate meliputi, kuda-kuda, steping,

moving dan pukulan ditinjau dari aktifitas pertarungan (kumite) merupakan

olahraga yang dominan menggunakan sistem anarobik sehingga dalam latihan

tendanganMae Geri Chudan harus menggambarkan prinsip tersebut, dengan

latihan dan waktu pelaksanaannya singkat.

7) Prinsip Pulih Asal

Setiap orang mempunyai pulih asal yang berbeda-beda dan setiap jenis

olahraga membutuhkan pulih asal yang berbeda beda juga. Untuk itu setiap

pelatih harus memperhatikan pulih asal setiap individu dalam bentuk

latihan.Soekarman (1989; 39) menjelaskan untuk mendapatkan pulih asal haruslah

mengetahui hutang oksigen (konsumsi oksigen yang tinggi sesudah latihan atau

pulih asal).Oksigen digunakan untuk mengembalikan kembali keadaan tubuh

sebelum latihan, yaitu pengentian cadangan energi yang digunakan dalam

pengengkutan asam laktat yang terbentuk secara restorasi cadangan oksigen dalam

otak.

Apabila sistem laktat harus dilatih, maka durasi latihan submaksimal

harusnya diperpanjang hingga 60-70 detik, waktu pemulihan yang singkat

sebaiknya dilakukan dengan istirahat pasif, sehingga kadar asam laktat darah

lebih cepat turun. Pada waktu pemulihan sebaiknya berkisar antara 30 detik

sampai beberapa menit tergantung kepada kemampuan atau keadaan atlet, karena
olahraga karate merupakan olahraga yang menggunakan energi anaerobik maka

pendekatan pemulihan latihan tendanganMae Geri Chudan haruslah menerapkan

pemulihan asal anaerobik dengan perbandingan interval dengan interval istirahat.

Berlatih untuk menguasai suatu keterampilan harus mengacu kepada

konsep dari pemahamam tentang keterampilan dasar, keterampilan dasar dibagi

dalam tiga kategori, yaitu; lokomotor, non lokomotor dan manipulatif.

Keterampilan lokomotor digunakan untuk menggerakkan tubuh dari suatu tempat

ke tempat lain meliputi: berjalan, melangkah, melompat dan lain sebagainya.

Keterampilan nonlokomotor adalah keterampilan gerak yang dilakukaan adalah

gerakan yang tanpa berpindah yang meliputi: menekuk, mengayun, menarik,

mendorong dan lain sebagainya. Keterampilan manipulatif merupakan gerakan

yang meliputi gerakan kaki dan tangan umunya seperti: menangkap, memukul,

menendang dan lain sebagainya.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk

menghasilkan produk yang berupa pengembangan variasi latihan tendangan

Mae Geri Chudan dalam beladiri karate. Sugiyono (2008:407) metode penelitian

pengembangan adalah metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di 5 Dojo, yaitu Dojo Brimob Medan,

Dojo Polres Tebing tinggi, Dojo SMA Negeri 1 Tebing tinggi, Dojo Parulian 2

Medan dan Dojo Bina Pemuda Medan, penelitian ini dilakukan pada Juli 2017.

C. Sasaran Penelitian

1. Pada uji coba kelompok kecil disarankan dapat melibatkan atlet sebanyak 30

orang dari 3 dojo yang ditentukan.

2. Pada uji coba kelompok besar dalam penelitian ini peneliti melibatkan

sebanyak 75 atlet yang masih aktif berlatih.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengembangan Latihan

Pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan pada atlet

karate kumite pada Tahun 2017 ini telah tertulis dalam bentuk naskah atau
storyboard script yang menyajikan bentuk-bentuk variasi latihan tendangan Mae

Geri Chudan.

No Jawaban YA Jawaban TIDAK


Jumlah % Jumlah %
1 73 99% 1 1%
2 67 91% 7 9%
3 73 99% 1 1%
4 `14 19% 60 81%
5 60 81% 14 19%
6 29 81% 45 61%
7 72 97% 2 3%
8 44 59% 30 31%
9 37 50% 37 50%
10 69 93% 5 7%

Persentase (%) Jawaban Analisis Kebutuhan

RUMUS :

jumlah jawaban
Persentase = x 100 %
jumlah responden

1. Analisis Kebutuhan

Hasil Analisis Kebutuhan

No Pertanyaan Persentase /
Individu
YA TIDAK
1 Dalam latihan karate, apakah latihan tendangan Mae
99% 1%
Geri Chudan Diperlukan?
Apakah kamu mempunyai kemampuan tendangan
2 91% 9%
Mae Geri Chudan?
Apakah Tendangan Mae Geri Chudan perlu untuk
3 99% 1%
kumite karate?
Saya memilih tidak menggunakan Tendangan Mae
4 18% 82%
Geri Chudan Walaupun situasi mengharuskan
melakukan itu karena saya takut salah.
Pernahkah kamu mengikuti latihan tendangan Mae
5 81% 19%
Geri Chudan di Dojo Brimob Medan?
Apakah latihan tendangan Mae Geri Chudan selama
6 40% 60%
ini sangat membosankan?
Perlukah kamu mengusai tendangan Mae Geri
7 97% 3%
Chudan?
Kamu tidak pernah mengikuti latihan tendangan Mae
8 60% 40%
Geri Chudan dengan berbagai bentuk variasi?
Apakah kamu mengalami kesulitan menguasai
9 46% 54%
tendangan Mae Geri Chudan?
Latihan tendangan Mae Geri Chudan dengan variasi
10 94% 6%
adalah hal yang meyenangkan?

Secara menyeluruh terdapat empat tujuan umum yang diungkapkan dalam studi

pendahuluan, yaitu: 1) Seberapa sering variasi latihan tendangan Mae Geri

Chudan dilaksanakan dalam program latihan. 2) Seberapa penting pengembangan

variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan dilakukan untuk dapat meningkatkan

kemampuan atlet dalam melakukan variasi tendangan Mae Geri Chudan. 3)

Kendala apa sajakah yang dijumpai dalam membuat variasi latihan tendangan

Mae Geri Chudan kedalam program latihan. 4) Dukungan apa sajakah yang

didapatkan dalam membuat variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan

kedalam program latihan.

Tujuan umun diatas akan menjadikan dasar peneliti untuk melakukan studi

pendahuluan dengan menggunakan instrumen wawancara yang mendalam kepada


pembina dan pelatih karate. Dan melakukan survei karena tujuan utamanya adalah

melakukan persiapan teknis dengan mengetahui terlebih dahulu karakteristik

subyek penelitian dan tempat yang akan dilaksanakannya penelitian

pengembangan ini. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa penting

variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan yang akan dikembangkan oleh

peneliti.

Hasil studi pendahuluan atau temuan di lapangan maka selanjutnya

dideskripsikan dan dianalisis sehingga diperoleh suatu rumusan hasil data yang

telah dikumpulkan. Rumusan hasil ini bersifat deskriptif dan analitis, dengan

mengacu pada tujuan studi pendahuluan. Hasil analisis kebutuhan dan temuan di

lapangan yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil analisis kebutuhan dan temuan lapangan

No Pertanyaan Temuan
1 Apa saja bentuk latihan yang Pelatih karate telah menerapkan
dilakukan untuk melatih beberapa variasi latihan tendangan
tendangan tendangan Mae Geri Mae Geri Chudan namun masih
Chudan? diperlukan adanya masukan-
masukan agar dapat mempertinggi
prestasi atlet karate.
2 Apakah variasi latihan Latihan tendangan Mae Geri
tendangan Mae Geri Chudan Chudan diberikan sesuai dengan
selalu diberikan setiap latihan? program latihan yang telah dibuat.

3 Apakah sarana yang tersedia Sarana yang digunakan untuk


mendukung pelaksanaan latihan latihan karate di Dojo-dojo,
untuk variasi latihan tendangan ruangan kosong dan ada juga
Mae Geri Chudan? matras.
4 Variasi latihan tendangan Mae Variasi latihan tendangan Mae
Geri Chudan yang selama ini Geri Chudan yang telah dilakukan
sudah dilakukan? yaitu: Mae Geri Chudan
berpasangan jarak 1 meter,
Latihan tendangan Mae Geri
Chudan berpasangan bergantian,
5 Antusiasme atlet dalam Cukup antusias dalam mengikuti
mengikuti latihan tendangan latihan.
Mae Geri Chudan?
6 Upanya yang sudah dilakukan Pelatih berupaya untuk membuat
agar atlet tertarik dalam atlet tertarik dan semangat dengan
mengikuti variasi latihan memberikan bentuk latihan yang
tendangan Mae Geri Chudan? baru.
7 Apakah dibutuhkan variasi Secara umum pelatih dan atlet
latihan tendangan Mae Geri sangat membutuhkan variasi
Chudan yang lebih banyak untuk latihan tendangan Mae Geri
dilaksanakan dalam latihan Chudan yang lebih banyak dalam
karate ? latihan karate di Dojo.
8 Saat melakukan uji kelompok Terlihat masih banyak atlet yang
kecil dan kelompok besar kurang serius dalam berlatih

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari uji coba lapangan dan hasil pembahasan peneliti,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Diperlukan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan yang dikembangkan

agar dapat meningkatkan kemampuan tendangan atlet kumite.

2. Dengan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan yang dikembangkan atlet

yang berlatih lebih semangat, efektif dan lebih efesien.

3. Dengan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan yang dikembangkan atlet

lebih termotivasi dalam suasana kompetitif.

4. Dengan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan yang dikembangkan

diharapkan mampu merubah budaya atlet karate dari yang semula latihan

karate yang selama ini mengandalkan kemampuan fisik saja, dengan variasi

latihan tendangan yang dikembangkan ini bisa merubah budaya latihan karate

yang semangat yang bisa menyeimbangkan kemampuan fisik dengan

kemampuan pikiran atau nalar.

5. Dengan pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan ini atlet

lebih termotivasi untuk mendapatkan latihan-latihan baru khususnya dalam

latihan tendangan Mae Geri Chudan.

B. SARAN

Berdasarkan hasil dari uji coba lapangan dan hasil pembahasan peneliti,

maka dapat disarankan bahwa:


a. Agar produk variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan ini dapat digunakan

oleh para atlet dan pelatih, serta seluruh masyarakat karate, sebaiknya dicetak

atau diproduksi lebih banyak lagi dalam upaya mempublikasi, sosialisasi

sehingga dapat diaplikasikan dalam jangkauan yang lebih luas.

b. Sebelum disebarluaskan sebaiknya variasi latihan tendangan Mae Geri

Chudan ini disusun kembali untuk menjadi lebih baik, meliputi kemasan, isi

dari materi.

c. Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih luas,

baik itu dari jumah subyek maupun jumlah Dojo/klub yang digunakan sebagai

kelompok uji coba.

d. Hasil pengembangan variasi latihan tendangan Mae Geri Chudan dapat

disebarluaskan pada Dojo-dojo karate di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching.


Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Harsono. ( 1998; 112 ). Penentuan beban latihan.
http://www.Karate-do-nippon.com

https://navelmangelep.com/2012/04/01/development-research

Masatoshi Nakayama (1978). Best Karate, Vol 4: Kumite 2, Kodansha International. ISBN
0-9376633-2-8

Nishiyama Hidetaka, dan Brown Richard (1975). Karate The Art of Fighting Tokyo:
Charles E, Tutle Co. Ltd

Phang, Victorianus. 2012. Karate-Do Shotokan Kata. Bogor. Pt.Gramedia

Prihastono, Arief. 1994. Pembinaan Kondisi Fisik Karate. Jakarta: CV Aneka

Sujoto. ( 1996: 55 ). Teknik – teknik pukulan dalam karate.

Sujoto. (1998; 115 ). Penentuan beban latihan.

Simbolon, Bermanhot. 2013. Latihan dan Melatih Karateka. Yogyakarta: Griya


Pustaka

Soekarman. ( 1989; 39 ). Prinsip pulih asal.

Sugiyono. (2008). “Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D”.


Bandung: Alfabeta.
Sujadi. (2003:164).  Penelitian dan Pengembanganatau Research and
Development  (R&D).

Suhardjono. (1997 : 69). Penelitian Bidang Pendidikan.

Sukmadinata. ( 2002; 7 ). Penelitian dan pengembangan.

WKF. (2012). Rule Of Competition.

Anda mungkin juga menyukai