Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sahyar M.S., MM & Cr. Hasyim., SE., MM
Disusun Oleh :
IQBAL SUBHAN (8216164001)
KARLINA TRIDOSIA (8216163002)
SITI NURULHUSNA (8216163001)
KELAS : A
JURUSAN AKUNTANSI
PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Pembatasan masalah..................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
D. Tujuan penelitian .......................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
A. Kepemimpinan dan Etika ............................................................................. 5
B. Pengertian Kelurahan ................................................................................... 7
C. Tinjauan Umum Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan ...................... 8
D. Dana Kelurahan ............................................................................................ 9
BAB III 11METODE PENELITIAN ................................................................ 11
A. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian...................................................... 11
B. Populasi Penelitian ..................................................................................... 11
C. Desain Penelitian ........................................................................................ 11
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 11
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN .................................................................. 13
A. Kepemimpinan lurah Di Kelurahan Sukaramai Kecamatan Binjai Barat ,
Kota Binjai, Sumatera Utara. ............................................................................ 13
B. Kepemimpinan dan Etika Lurah Menurut Pandangan Masyarakat Di
Kelurahan Sukaramai Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara . 15
C. Cara Lurah Selaku Pemimpin Mengatasi Permasalahan yang ada di
kelurahan Sukaramai ......................................................................................... 16
D. Gagasan Mahasiswa Pascasarjana Unimed Angkatan 2021 Jurusan
Akuntansi........................................................................................................... 19
BAB VII PENUTUP............................................................................................ 20
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Pembatasan masalah
Karena keterbatasan tenaga, dana dan waktu, maka tidak semua permasalahan
akan dipecahkan melalui penelitian ini, oleh karena itu penulis membatasi dan
memfokuskan penelitian ini pada kepemimpinan lurah dan Etika Lurah Menurut
Pandangan Masyarakat Di Kelurahan Sukaramai Kecamatan Binjai Barat, Kota
Binjai, Sumatera Utara.
4
C. Rumusan Masalah
Rumusan penelitian yang kami lakukan adalah :
1. Bagaimana kepemimpinan lurah Di Kelurahan Sukaramai Kecamatan
Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara.
2. Bagaiaman etika Lurah Menurut Pandangan Masyarakat Di Kelurahan
Sukaramai Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara.
D. Tujuan penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalaha :
1. Untuk melihat kepemimpinan lurah Di Kelurahan Sukaramai Kecamatan
Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara.
2. Etika Lurah Menurut Pandangan Masyarakat Di Kelurahan Sukaramai
Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat diadakannya penelitian ini adalaha :
1. Mengetahui kepemimpinan lurah Di Kelurahan Sukaramai Kecamatan
Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara.
2. Mengetahui Etika Lurah Menurut Pandangan Masyarakat Di Kelurahan
Sukaramai Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti “adat istiadat” atau
“kebiasaan”. Dalam pengertian ini, etika berkaitan erat dengan kebiasaan hidup
yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau masyarakat.
Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi lain. Etika juga dimengerti sebagai refleksi kritis tentang bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak dalam situasi konkret tertentu. Etika adalah
filsafat moral, atau ilmu yang membahas dan mengkaji secara kritis persoalan
benar dan salah secara moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi
konkret. Roger Crips (1998), memaparkan pengertian etika lebih panjang lebar
sebagai berikut: pertama, etika adalah sistem nilai dan kebiasaan dalam kehidupan
sekelompok orang. Para filsuf mungkin saja memiliki perhatian terhadap sistem
ini, namun biasanya ini dilihat sebagai kajian antropologi. Kedua, etika
dipergunakan untuk merujuk pada moralitas yang meliput gagasan seperti
kebenaran, kesalahan, atau rasa malu dan sebagainya. Satu pertanyaan pokok di
sini adalah bagaimana mengarakterisasikan sistem ini. Apakah suatu sistem moral
dengan fungsi tertentu, seperti untuk memungkinkan hubungan di antara para
individu, atau haruskah ia meliputi perasaan tertentu, seperti kesalahan? Ketiga,
etika dapat merujuk pada prinsip-prinsip moral aktual: “Mengapa anda tidak
mengembalikan buku itu?” “Hanya sesuatu yang etis yang dilakukan dalam
keadaan ini”. Keempat, etika adalah wilayah kajian filsafat terkait dengan studi
etika dalam pengertian lainnya. Penting untuk diingat bahwa etika filosofis tidak
bebas dari wilayah-wilayah lain dari filsafat. Jawaban untuk banyak pertanyaan
etis bergantung pada jawaban-jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dalam
metafisika dan wilayah-wilayah lain. Lebih jauh, para filsuf memiliki perhatian
untuk membangun hubungan antara bidang kehidupan etis dan bidang-bidang
5
6
Konsep etika dalam tulisan ini lebih cenderung dalam artian moralitas
daripada sebagai filsafat moral. Etika dalam hal ini dipahami sebagai pedoman
bagaimana manusia harus hidup, dan bertindak sebagai orang yang baik. Etika
memberi petunjuk, orientasi, arah bagaimana harus hidup secara baik sebagai
manusia.Di sisi yang lain, etika pemimpin dalam mengelola kekuasaan adalah
satu tuntutan yang mendesak. Kekuasaan seorang pemimpin sangat tergantung
pada keluhuran budinya. Pemimpin harus sepi ing pamrih, yakni tidak boleh
terikat dengan hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan duniawi. Pemimpin harus
bersih dari angkara murka agar dapat menjadi heneng, hening, hawas, dan héling
(diam, jernih, awas dan ingat). Budi luhur pemimpin kelihatan dalam cara
pemimpin dimaksud dalam menjalankan kepemimpinannya. Sifat hakiki
kepemimpinan, cara harus halus. Kehalusan kepemimpinan merupakan materi
keaslian kepemimpinan seorang pemimpin. Pemimpin diharapkan dapat mencapai
keadaan sejahtera, adil, dan tentram dalam masyarakat tanpa perlu
mempergunakan cara-cara kasar.
B. Pengertian Kelurahan
Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk
yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat
tetapi tidak memiliki hak untuk menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.
Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten
atau Kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil, kelurahan
memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya
sebuah Desa dapat diubah statusnya menjadi Kelurahan.
Sesuai dengan Nomer 73 Tahun 2005, Kelurahan adalah wilayah kerja
Lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah Kecamatan.
Kelurahan dibentuk di wilayah Kecamatan. Kelurahan merupakan wilayah kerja
lurah sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh
seorang lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan merupakan
unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Berbeda dengan desa, kelurahan
memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya,
sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan, atau
sebaliknya.Berdasarkan Permendagri No. 31 Tahun 2006 tentang Pembentukan,
Penghapusan, dan Penggabungan Kelurahan, dan Permendagri No. 28 Tahun
2006 tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan, maka syarat-syarat
pembentukan suatu kelurahan adalah:
1. Wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 4.500 jiwa atau 900 kepala keluarga,
dengan luas paling sedikit 3 km2.
2. Wilayah Sumatra dan Sulawesi paling sedikit 2.000 jiwa atau 400 kepala
keluarga, dengan luas paling sedikit 5 km2.
3. Wilayah Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, Papua paling sedikit 900 jiwa atau
180 keluarga, dengan luas paling sedikit 7 km2.
Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Anggota BPD dari desa yang berubah
statusnya, diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan diberikan
penghargaan sesuai nilai - nilai sosial budaya masyarakat setempat. Tata cara
pemberhentian Kepala Desa dan Anggota BPD akan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Bupati. Adapun syarat – syarat untuk melakukan perubahan status desa
menjadi kelurahan, yaitu : 1. luas wilayah tidak berubah 2. jumlah penduduk
paling sedikit 2.000 jiwa atau 400 Kepala Keluarga 3. sarana dan prasarana
pemerintahan yang memadai bagi terselenggaranya pemerintahan kelurahan 4.
potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa dan produksi serta
keanekaragaman mata pencarian 5. kondisi sosial budaya masyarakat berupa
keanekaragaman status penduduk dan perubahan nilai agraris ke jasa dan industri
Berdasarkan undang-undang desa, desa dapat berubah status menjadi kelurahan
berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa melalui
Musyawarah Desa dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat Desa
(Pasal 11 ayat (1) UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa).
Konsekuensi dari perubahan ini maka seluruh barang milik desa dan sumber
pendapatan desa yang berubah menjadi kelurahan menjadi kekayaan/aset
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di kelurahan tersebut. Begitu pula dengan pendanaan
kelurahan menjadi tanggung jawab Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota termasuk untuk memberikan dana purnatugas bagi Kepala Desa
dan perangkat Desa yang diberhentikan sebagai akibat perubahan status desa
menjadi kelurahan (Pasal 11 ayat (2) dan penjelasannya UU No. 6 Tahun 2014
tentang Desa).
D. Dana Kelurahan
Dana kelurahan merupakan dana alokasi umum tambahan yang bersumber
dari APBN. Sebanyak 8.122 kelurahan akan mendapat dana alokasi umum
tambahan. Pemerintah telah menganggarkan Rp3 triliun untuk kelurahan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Dalam
pengalokasiannya, semua kabupaten dan kota penerima akan dikelompokkan
menjadi tiga kategori berdasarkan kualitas pelayanan publik dan dihitung secara
proporsional sesuai jumlah kelurahan pada daerah dimaksud.
B. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2011:80). Dengan kata
lain populasi adalah kumpulan dari keseluruh pengukuran, objek, atau individu
yang sedang dikaji. Populasi untuk penelitian ini adalah kepala kelurahan
Sukaramai merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Binjai
Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara.
C. Desain Penelitian
Data adalah informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau
populasi, jenis data dapat dibedakan menjadi dua jenis Soeratno (2008:67) yaitu :
1. Data kualitatif, merupakan data yang tidak dapat diukur dalam skala
numerik atau data yang disajikan secara deskriptif atau yang berbentuk
uraian.
2. Data kuantitatif, merupakan data yang disajikan dalam bentuk skala
numerik (angka-angka), namun dalam statistik semua data harus dalam
bentuk angka, maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat
diproses.
11
12
Menurut bapak Iwan Hartopo selaku lurah Sukaramai dengan adanya Etika
Lurah dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sangat bermanfaat untuk
membangkitkan kepekaan dalam melayani kepentingan masyarakat sehingga
kepemimpinandalam perkembangannya dapat terwujudnya pemerintahan yang
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Masalah yang dihadapi oleh lurah di
masa mendatang akan semakin kompleks, karena modernitas masyarakat yang
semakin meningkat telah melahirkan berbagai permasalahan dan harus
diselesaikan, dalam pemecahan masalah sering kali pemerintahan desa
dihadapkan pada situasi yang sulit dan saling berbenturan, untuk itu memerlukan
kepahaman etika dalam pemecahan masalahnya.
Dari hasil wawancara kami dengan bapak Iwan Hartopo selaku lurah
Sukaramai kepemimpinan yang baik dalam sistem penyelenggaraan pemerintah
keluaran mengutamakan kepentingan masyarakat serta menerapakan
profesinalisme, adil dan selalu beritikad mencegah terjadi perpecahan didalam
masyrakat. lurah Sukaramai juga melayani masyarakat sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya secara sopan, ramah dan tidak diskiriminatif.
Sumber bantuan pendanaan kelurahan berasal dari dana alokasi umum tambahan
bantuan pendanaan kelurahan yang bersumber dai APBN dan Dana
Pendampingan yang bersumber dari APBD pada tahun anggaran yang berjalan.
Dari penjelasan lurah sukaramai 2 tahun terakhir ini kelurahan Sukaramai tidak
mendapatkan dana dari pemerintah dikarenakan apabila untuk mendapatkan dana
kelurahan harus mengajukan rancangan perencaan yang sesuai dengan proyek
13
14
yang akan dikerjakan apabila terdapat perselisihan ataupun ketidak sesuaian maka
lurah akan dikenakan sanki. Bapak Iwan Hartopo selaku lurah Sukaramai
menjelaskan karena terdapat banyak resiko untuk mencairkan dana kelurahan dan
ada beberapa persyaratan yang belum bisa terpenuhi maka lurah lebih memilih
untuk tidak mengurus pencairan dana kelurahan.
gotong royong untuk membersihkan wilayah keluarahan yaitu pada hari Jum’at.
Serta kegitan olahraga yaitu pada hari rabu dan jum’at.
Namun jika dilihat dari keadaan lingkungan masyarakat dari segi keamanan
kelurahan sukaramai masih dalam memprihatinkan, dimana lurah belum mampu
sepenuhnya mengatasi keamanan lingkungan, seperti : kasus pencurian yang kelap
terjadi dimana-mana, serta banyaknya penggunaan narkoba dikelurahan tersebut.
Dari penjelesan yang diberikan oleh warga lurah Sukaramai berorientasi untuk
16
1. Tingkat Keamanan
Akibat tindak kriminal dan gangguan keamanan yang terjadi di
masyarakat baik yang berupa pencurian maupun kenakalan remaja, dan
gangguan keamanan lainnya menyebabkan masyarakat merasa belum nyaman
dalam melakukan aktifitas keseharian. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut
perlu adanya langkah langkah pencegahan dengan melakukan patroli lapangan
ke wilayah hunian sebagai langkah pencegahan pada pelaku kejahatan. Hal ini
dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga masyarakat.
Keterlibatan anggota Linmas dalam upaya pencegahan tindak kejahatan
tersebut adalah penting sebagai antisipasi sehingga masyarakat merasa
nyaman tanpa gangguan karena terjadinya pencurian maupun gangguan
keamanan lainnya Perubahan yang diharapkan adalah peningkatan
kemampuan dengan memberi pembinaan dan pelatihan kepada anggota
Linmas, di samping tugas pokok dan fungsi Linmas adalah menangani
penanggulangan bencana maupun pengamanan Pemilu. Dalam hal ini
koordinasi dengan Camat, Polsek maupun Koramil, dan pihak terkait lainnya
telah dilakukan dalam pelatihan bagi anggota Linmas Kelurahan Gumilir,
dengan pembinaan dan pelatihan tersebut diharapkan anggota linmas lebih
meningkat kemampuannya dalam melaksanakan tugas dilapangan. Kegiatan
penanganan keamanan dan ketertiban masyarakat mengacu pada Permendagri
Nomor 84 Tahun 2014 tentang penyelenggaraanperlindungan masyarakat
dalam Bab IV pasal 21 ayat 1 sebagai berikut :
Keamaan dalam suatu daerah merupakan hal yang sangat diinginkan oleh
masyarakat, karena di kelurahan Sukaramai sering terjadi pencurian barang
dari rumah warga untuk itu sebaiknya Lurah harus lebih memperhatikan
keamanan lingkungan.
2. Terdapat Remaja yang memakai narkoba
Membangun remaja yang bebas dari penyalahgunaan narkoba harus
didasarkan pada pencermatan terhadap karakteristik pengguna narkoba
sekaligus tindakanyang melatarbelakanginya. Menurut analisis Dr. Graham
Blaine (psikiater), penyebab seseorang mengkonsumsi narkoba tidak hanya
berasal dari keinginan individu itu sendiri akan tetapi juga berasal dari
lingkungan sekitarnya. Semuanya itu jelas akan memburamkan masa depan
keluarga, masyarakat dan bangsa termasuk masa depan remaja itu sendiri.
Logika yang dapat ditarik sangat sederhana. Remaja yang menyalahgunakan
narkoba sudah menjadi generasi yang rusak dan sulit dibenahi. Tubuhnya
tidak lagi fit dan fresh untuk belajar dan bekerja membantu orangtua,
sementara mentalnya telah dikotori oleh niat burukuntuk mencari cara
mendapatkan barang yang sudah membuatnya kecanduan. Bilasudah
demikian, apa yang dapat diharapkan dari mereka. Selanjutnya dan beberapa
studi yang pernah dilakukan, karakteristik pengguna narkoba biasanya adalah
remaja-remaja kita yang “bermasalah”. Bermasalah disini artinya memiliki
beban mental/kejiwaanyang menurut mereka sangat berat dan sulit untuk
ditanggung. Misalnya terlalusering dimarahi orangtua, tidak disukai
lingkungan, merasa bersalah karenaorangtuanya bercerai, tidak mendapat
kasih sayang, prestasi belajar jelek merasa diremehkan teman yang membuat
sakit hati, merasa kurang percaya diri dansebagainya. Keinginan yang besar
ini sedikit banyak dipengaruhi oleh sedikitnyapengetahuan mereka tentang
narkoba, membuat mereka rapuh dan terjebak dalamlingkaran yang
menghancurkan. Untuk menanganinya Ada tiga langkah penting yang perlu
dicoba untuk membangun remaja masa depan yang bebas narkoba, yaitu:
1. Setiap lurah harus mendapat pelatihan militer secara khusus dari Polda/
Kodam provinsi setempat,yang mana pelatihan bertujuan untuk melatih
kepemimpinan baik secara emosional dan ketangguhan dalam
pertahanan,tidak hanya mempelajari etika ketika memimpin
masayarakat,lurah juga harus mampu memiliki kemampuan bertahan dan
menyerang ,dan melalui pelatihan ini juga lah lurah harus mempunyai
jaringan keamanan,yang nantinya berguna untuk menumpas peredaran
narkoba di wilayah kelurahan yang dipimpinnya.
2. Sistem Posisition Gps karyawan minute to minute yang mana bertujuan
untuk mengetahui setiap posisi pegawai kelurahan untuk mengetahui
profesionalisme pelaksanaan tugas.,sistem ini diperlukan dikarenakan
banyak pegawai yang masih menggunakan waktu bekerja untuk
melakukan hal hal yang tidak penting,melalui system ini nantinya akan
menciptakan kerja yang cepat dan tanggap bagi masyarakat setempat.
Sistem gps pegawai akan diaktifkan apabila jam kerja berlaku,bukan
untuk jam istirahat dan waktu pegawai cuti bekerja.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelurahan sukaramai berada di daerah binjai barat yang merupakan bagian
dari kotamadya Binjai, yang mana kelurahan di pimpin oleh lurah yang bernama
Iwan Hartopo. Iwan Hartopo dalam kepemimpinannya memiliki etos kinerja yang
tinggi, Iwan hartopo memiliki sifat rendah hati, peduli terhadap masyarakat,dan
sederhana dalam berpenampilan. Jika ditinjau dari kelurahan sukarame, Iwan
Partopo selalu cepat tanggap terhadap kemajuan kelurahan, misalnya adanya
pengembangan UMKM masyarakat setempat, olah raga senam untuk lansia yang
di adakan 2 minggu sekali, dan lurah mendukung pengembangan keahlian yang
dimiliki warga seperti pelatihan menjahit dan memfasilitasi dalam bidang
olahraga. Iwan Hartopo dalam pelayanan yang cepat, tepat, terbuka, adil serta
tidak diskriminatif dapat ditunjukkan dengan sikap lurah yang tidak membeda-
bedakan kepentingan warga, baik kepentingan pribadi maupun kepentingan
bersama.
Namun jika dilihat dari keadaan lingkungan masyarakat dari segi keamanan,
kelurahan sukaramai masih dalam memprihatinkan, dimana lurah belum mampu
sepenuhnya mengatasi keamanan lingkungan, seperti : kasus pencurian yang kelap
terjadi dimana-mana, serta banyaknya penggunaan narkoba dikelurahan tersebut.
Iwan Partopo dalam penilaian secara keseluruhan merupakan sosok lurah yang
sangat dikagumi oleh masyarakat setempat dan merupakan lurah yang patut
dicontoh oleh lurah lurah lainnya yang ada di indonesia.
20
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. dan Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat