Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN MINI RISET FILSAFAT PENDIDIKAN

“ PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS XII IPA 2


DI SMA YPI DHARMA BUDI SIDAMANIK ”

DISUSUN OLEH :

Abdullah situmorang (3183131031)

Evy oktaviana (3181131003 )

Farhan tanjung (3183331014 )

Cindy riski (3183331022)

KELAS : A 2018

DOSEN PENGAMPU : Anifah, S.Sos, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset yang berjudul “Pengamatan Proses
Pembelajaran Siswa SMA YPI DHARMA BUDI SIDAMANIK sebagai tugas dari
mata kuliah  Filsafat Pendidikan. Penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang banyak
membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini dari awal hingga akhir. Dan
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Filsafat
Pendidikan Ibu Anifah, S.Sos, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kiranya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
sendiri tentunya.

Medan, 09 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………….....................…………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………….........………... ii

BAB I PENDAHULUAN……………………….........…….…………… 1

A. Latar Belakang…………………............…………….…………. 1
B. Tujuan Penelitian…………………........………………….…….. 2
C. Manfaat Penelitian............................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORITIS…………….........…….........………… 3

A. Tinjauan Pustaka…………………………………………........... 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………............ 11

A. Lokasi Penelitian……………………………………................ 11
B. Metode Penelitian…………………..............…………………. 11
C. Subjek Penelitian……………………………..............……….. 11

BAB IV PEMBAHASAN…………………………..............………… 12

A. Hasil dan Pembahasan………………………………………… 12

BAB V PENUTUP…………………………………………………...... 22

A. Kesimpulan……………………………………………………. 22
B. Saran………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung


serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang
kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses
pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak
akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif,
guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan
rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa
belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya.
Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami
sesuatu.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.


Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang
diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta
didik juga dapat dibimbing oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang
mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (kognitif)
dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu
belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif
dan optimal tanpa menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.
Disini para guru juga bisa mempelajari aliran-aliran dari filsafat pendidikan
yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan keadaan

1
siswa dan keefektifan dari penerapan aliran filsafat pendidikan tersebut dalam
praktek nyata di sekolah.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran di kelas XII


IPA 2 SMA YPI Dharma Budhi Sidamanik.
2. Untuk mengetahui metode, model, dan strategi dalam proses
pembelajaran di kelas X IPA 2 SMA YPI Dharma Budhi
Sidamanik.
3. Untuk mengetahui aliran filsafat pendidikan apa yang diterapkan
oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas X IPA 2 SMA YPI
Dharma Budhi Sidamanik.
4. Untuk mengetahui kendala yang muncul dalam proses
pembelajaran di kelas X IPA 2 SMA YPI Dharma Budhi
Sidamanik.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut .

1. Dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran, metode, model,


dan strategi proses pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta
untuk mengetahui apa saja kendala yang muncul dalam proses
pembelajaran di kelas X IPA 2 SMA YPI Dharma Budhi
Sidamanik.
2. Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber literasi bagi
para pembaca.
3. Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon
guru di masa depan bagaimana proses pembelajaran yang baik dan
efektif serta menerapkan aliran filsafat pendidikan dalam proses
pembelajaran.

2
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Siswa (Peserta Didik)

Siswa sendiri merupakan seorang pelajar atau murid yang sedang


duduk dibangku SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama),
dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Seorang siswa belajar dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan agar bisa mencapai cita-cita dan
impiannya. Seorang siswa adalah seorang anak yang sedang menempuh
pendidikan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas itulah yang
disebut dengan siswa dan siswi.

Abu Achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan


bahwa peserta didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa
dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari
seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya. Ia juga
mengungkapkan bahwa peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik didepan Tuhan Yang Maha Esa serta
didepan negara sebagai warga negara yang baik. Dengan demikian siswa
atau peserta didik dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau
potensi dasar yang ada dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang
perlu dikembangakan melalui pendidikan.

UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik


memilki kewajiban sebagi berikut :

a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin


keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.

3
b. Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan
dari kewajiban tersebut.

2. Pengertian Guru

Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus
digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu
artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan
diyakkini sebagai kebenaran oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya
seorang guru harus menjadi suri teladan (panutan) bagi semua muridnya.
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru sebagai pendidik dan pengajar
anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai
macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya  dapat belajar
dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara
optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan
mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
a.  Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu
orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau
bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri
dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di
muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup
berdiri sendiri.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional,
yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
c. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.

4
d. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang
peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah
diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990)
serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena
itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup
tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

b. Guru Sebagai Pengajar


Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan
belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal,
tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam
berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui
pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus
berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan
terampil dalam memecahkan masalah.

c. Guru Sebagai Pembimbing


Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas,
moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

5
d. Guru Sebagai Pemimpin.
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu pengetahuan.
Guru menjadi pemimpin bagi peserta didiknya. Ia akan menjadi imam.

e. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran.


Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran.
Selain itu, guru juga dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan
keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.

f. Guru Sebagai Model dan Teladan


Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat
kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak
mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta
didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru.

3. Pengertian Belajar

Bila diperhatikan lebih jauh esensi dasar dari pengertian belajar adalah
perubahan, dengan berbagai karakteristiknya, dan latihan atau
pengalaman, pertanyaannya perubahan dalam hal apa, apakah perubahan
perubahan tersebut terjadi hanya dalam bentuknaya yang konkrit atau akan
berlaku juga dalam bentuknya yang abstrak, untuk menjawab masalah ini
terdapat dua pandangan penting, yaitu pandangan behaviouristik dan
pandangan kognitif.

Menurut pandangan behavioristik, belajar adalah perubahan dalam


tingkah laku, cara seseorang  berbuat pada situasi tertentu serta perubahan
tersebut dapat diamati, artinya berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian
dalam suatu aktivitas belajar karena tidak bisa diamati. Sebaliknya
menurut pandangan kognitif belajar adalah proses internal yang tidak

6
dapat diamati secara langsung. Perubahan  terjadi dalam kemampuan
seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu dan
perubahan tersebut hanyalah refleksi dari perubahan internal.

4.Pengertian Mengajar

Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir


lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi
proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution 1982:8 mengemukakan bahwa
mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan
terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas
belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang
guru sebagai pengajar Slameto, 1991:40 harus memerhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a. Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu
sendiri.Ciri-ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi
lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali, terdiri dari
pengalaman yang aktual dan konkret.Pengalaman yang konkret dan
dinamis merupakan alat untuk menyatakan pengertian yang sifatnya
sederhana sehingga dapat ditiru untuk diulanginya.
b. Fokus
Pengajaran akan berhasil dengan penggunaan vokalisasi. Untuk
mencapai proses yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-
ciri yang baik, seperti: memobilisasi tujuan, memberi bentuk
uniformitas pada belajar.
c. Sosialisasi
Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam
proses belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi

7
harus dilakukan. Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: adanya fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok demokratis.

4. Pengertian Pembelajaran

Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan


untuk membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa
dengan maksud supaya di samping tercipta proses belajar juga sekaligus
supaya proses belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Itulah sebabnya
Darsono, 2000: 24 mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat
dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. 
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra
(2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Sedangkan menurut  Duffy dan Roehler (1989) pengertian pembelajaran
adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum. Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian atau definisi pembelajaran di atas dapat
diidentifikasi bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri :
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja; 2) Pembelajaran harus
membuat siswa belajar.
b. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan.
c. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun
hasil

8
5. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

a. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan
bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang
diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar terdiri dari tiga
komponen yaitu :
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah rumusan tentang
perilaku hasil belajar ( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang
diharapkan untuk dimiliki (dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar
mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Yang menjadi
kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan
kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan
dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang ada
dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan
yang diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para
siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan
yang bermakna dan dapat diukur. Suatu tujuan pembelajaran
sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar,
misalnya: dalam situasi bermain peran.
2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat
diukur dan dapat diamati.
3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang
dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat
mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga
gunung utama.

9
6. Penerapan Filsafat Pendidikan
Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Usaha di sini berarti kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan
tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Sadar adalah
insyaf, yakin, tahu, dan mengerti. Sedangkan terencana adalah menyusun
sistem dengan landasan tertentu untuk kemudian dilaksanakan.
Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-sungguh ini tentunya
dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan proses
pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah dasar. Dan penerapan
filsafat pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan
dan membantu para pelaku pendidikan tersebut.
Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam
penentuan kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru
atau pendidik juga anak didiknya. Adanya berbagai mazhab dalam filsafat
pendidikan juga menyebabkan berbeda-bedanya kurikulum, metode,
tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam struktur
pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan atau
dianut oleh para pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut
untuk memiliki kurikulum yang relevan dengan pendidikan ideal, juga
disesuaikan dengan perkembangan jaman dan menekankan pada aspek
kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal.

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Obsevasi dilaksanakan di SMA YPI Dharma Budi dengan alamat


Jln.Manik Maraja Kec.idamanik,Kab.simalungun, Sumatera Utara . Kelas
yang diobservasi adalah kelas XII IPA 2, dengan jumlah siswa 39 anak.
Observasi dilaksanakan pada Jumat,26 Oktober 2018, pada jam pelajaran
4 dan 5, yakni pada pukul 10:00 – 12:00 WIB. Dalam satu kali tatap muka
adalah dua jam pelajaran atau 2 x 45 menit, pada mata pelajaran Bahasa
Inggris. Guru mata pelajaran pada saat observasi adalah Ibu Nurhaida .S.Pd

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui metode observasi langsung pada kelas


XII IPA 2 SMA YPI Dharma Budi . Bagaimana proses pembelajaran serta
interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan mengadakan wawancara
kepada siswa dan guru serta mengisi mengadakan observasi langsung kepada
siswa/I di kelas tersebut dalam pembelajaran berlangsung.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam


sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang
digunakan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah : siswa kelas
XII IPA 2 SMA YPI Dharma Budi dan Guru mata pelajaran kimia Ibu
Nurhaida .S.Pd

11
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran di kelas XII IPA 2 SMA YPI
Dharma Budi dengan mata pelajaran kimia, maka dilampirkanlah hasil observasi
dalam penyajian tabel berikut.

1. Lembar Observasi I

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES


PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kimia

Nama Guru : Ibu Nurhaida .S.Pd

Materi : Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul

Hari, tanggal : Sabtu/28 Oktober 2017

Petunjuk Pengisian:

Amatilah aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas. Isilah lembar


pengamatan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang mungkin


dapat melihat semua aktivitas siswa
2. Setiap 150 detik, pengamat melakukan aktivitas pengamatan aktivitas
siswa yang dominan, dan 30 detik berikutnya pengamat menulis hasil
pengamatan.

Hasil Ket
No Aktivitas yang diamati Skor
Baik Cukup Rendah

1 Memperhatikan dan Dimana saat


mendengarkan penjelasan oleh proses

12
pembelajaran
berlangsung,
seluruh
perhatian
siswa tertuju
kepada guru.
guru. Hampir 95%
Skor maksimal : 10 10 √ siswa tidak
melakukan
aktivitas lain
yangn tidak
berkaitan
dengan
pembelajaran

Dalam proses
pembelajaran
siswa tidak
berperan aktif
melainkan
berperan
pasif, tidak
Berperan aktif dalam sesi diskusi ada sesi tanya
2 pembelajaran (bertanya dan 4 √ jawab yang
menjawab pertanyaan guru) terlihat dalam
kelas. Siswa
hanya
mendengar
dan
mengikuti
arahan dari
guru saja.

13
Dalam proses
pembelajaran
siswa masih
terlihat pasif.
Dimana
siswa
menerima
secara
mentah-
mentah apa
yang
diberikan
Perilaku siswa dalam oleh guru.
pembelajaran: Sehingga
kegiatan
- Mengerjakan tugas yang diskusi tidak
diberikan oleh guru. berjalan
- Mengikuti kegiatan dengan
diskusi/presentasi secara aktif.
lancar.
- Siswa berperilaku kondusif
3 dalam pembelajaran. Walaupun
- Memberikan guru
pendapat/tanggapan yang memberikan
argumentative. kesempatan
- Menghargai saran dan 42 √ yang sama
pendapat sesama teman. kepada setiap
- Mengerjakan setiap tugas
siswa untuk
dengan jujur dan disiplin.
Skor maksimal : 80 berpendapat.
Masih ada
beberapa
siswa yang
tidak bekerja
secara
mandiri
dalam
pengerjaan
tugas atau
dengan kata
lain
menyontek.

Total 56

14
2. Lembar Observasi II

OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Mata pelajaran: Kimia

Guru : Ibu Nurhaida .S.Pd

Materi : Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul

Hari/ tanggal : Sabtu/28 Oktober 2017

A. Isilah kolom skor sesuai pedoman pensekoran berikut


Pedoman Penskoran Setiap Indikator

a. Skor 5 : Jika semua deskriptor muncul


b. Skor 4 : Jika tiga deskriptor muncul
c. Skor 3 : Jika dua deskriptor muncul
d. Skor 2 : Jika satu deskriptor muncul
e. Skor 1 : Jika tidak ada deskriptor yang muncul
B. Isilah kolom catatan dengan deskriptor-deskriptor yang muncul

Tahap Indikator Deskriptor Skor Catatan

Awal 1. Melakukan a. Mengucapkan salam Dalam proses


aktivitas rutin b. Mengabsen siswa pembelajaran
sehari-hari c. Menciptakan suasana guru berperan
belajar yang kondusif aktif dan dapat
d. Membangkitkan mengatur kondisi
5
keterlibatan siswa kelas, sehingga
proses
pembelajaran
berlangsung
dengan teratur.

2. Menyampaikan a. Tujuan pembelajaran 5 Dalam


tujuan disampaikan di awal penyampaian
pembelajaran materi, guru
b. Tujuan pembelajaran sesuai sudah berperan
dengan materi dengan baik.

15
c. Tujuan sesuai dengan Dimana guru
lembar kerja memberikan
d. Tujuan diungkapkan pengantar materi
dengan bahasa yang mudah terlebih dulu
difahami siswa bahkan sedikit
mereview
pembelajaran
sebelumnya.

3. Menentukan a. Mempertegas materi yang Dalam hal ini


materi dan akan dipelajari guru kurang
pentingnya b. Menjelaskan pentingnya memberikan
materi materi dalam pembelajaran penjelasan materi
IPA berkaitan dengan
c. Menjelaskan pentingnya kehidupan sehari-
3
materi dalam kehidupan hari, walaupun
sehari-hari penyampaian
d. Meminta siswa bertanya materi sangat
baik, guru
bersikap sangat
demokratis.

5. a. Menanyakan pengetahuan Dalam hal ini


Membangkitk atau pengalaman siswa guru cukup baik
an tentang materi. untuk berusaha
pengetahuan b. Memancing siswa untuk menghidupkan
persyaratan mengingat kembali materi suasan kelas
siswa prasyarat yang dibutuhkan. menjadi
4
c. Mengaitkan pengetahuan interaktif. Guru
prasyarat dengan materi melontarkan
yang akan dipelajari. beberapa
d. Memberi kesempatan pertanyaan
siswa untuk bertanya. berkaitan dengan
materi.

6. Membentuk a. Kelompok terdiri dari 6 1 Pada saat


kelompok orang. melakukan
asal b. Kelompok terdiri dari dari observasi, tidak
siswa yang berkemampuan ada kegiatan
tinggi, sedang dan rendah. kelompok dalam
c. Kelompok terdiri dari laki- pembelajaran.
laki dan perempuan.
d. Kelompok memilih ketua

16
dan seketaris.
7. Membentuk a. Kelompok terdiri dari 5 Pada saat
kelompok orang. melakukan
ahli b. Kelompok terdiri dari dari observasi, tidak
siswa yang berkemampuan ada kegiatan
tinggi, sedang dan rendah. 1 kelompok dalam
c. Kelompok terdiri dari laki- pembelajaran.
laki dan perempuan.
d. Kelompok tidak memiliki
ketua dan seketaris.
8. Menjelaskan a. Menjelaskan bahwa semua Pada saat
tugas anggota kelompok harus melakukan
kelompok aktif. observasi, tidak
b. Menjelaskan bahwa semua ada kegiatan
anggota kelompok harus kelompok dalam
bekerja sama. 1 pembelajaran.
c. Menjelaskan bahwa semua
anggota kelompok harus
saling membagi tugas.
d. Menjelaskan bahwa
anggota kelompok harus
memahami materi
9. Menyediakan a. Alat peraga dan lembar Pada saat
sarana yang kerja sesuai materi. melakukan
dibutuhkan b. Alat peraga dan lembar observasi, tidak
kerja sesuai tujuan. ada kegiatan
c. Alat peraga dan lembar kelompok dalam
kerja membantu kearah pembelajaran.
kerjas siswa
d. Alat peraga dan lembar 1 Dalam
kerja sesuai dengan jumlah pembelajaran
kelompok. guru tidak
menyediakan alat
peraga atau media
pembelajaran
yang berkaitan
dengan materi.

Inti 1. Meminta a. Meminta siswa memahami 1 Pada saat


siswa lembar kerja. melakukan
memahami b. Meminta siswa membaca observasi, tidak
lembar kerja lembar kerja. ada kegiatan
c. Meminta siswa memahami kelompok dalam

17
maksud lembar kerja pembelajaran.
dengan diskusi sesama
anggota kelompok.
d. Memancing dan
mendorong siswa untuk
bertannya.
2. Meminta a. Meminta siswa bekerja Pada saat
siswa masing- sesuai petunjuk lembar melakukan
masing kerja. observasi, tidak
kelompok ahli b. Meminta siswa menjawab ada kegiatan
bekerja sesuai setiap pertanyaan pada kelompok dalam
dengan materi lembar kerja. 1 pembelajaran.
yang c. Meminta siswa bekerja
diberikan dengan alat peraga yang
disediakan.
d. Meminta siswa bekerja
sama dalam kelompok.
3. Membimbing a. Memantau kerja setiap Pada saat
dan kelompok dengan melakukan
mengarahkan berkeliling. observasi, tidak
kelompok b. Meminta siswa agar tidak ada kegiatan
dalam berkerja secara individual. kelompok dalam
berdiskusi c. Membantu kelompok yang pembelajaran.
mengalami kesulitan.
d. Memotivasi siswa yang Namun,
kurang aktif dalam dikarenakan tidak
kelompok. adanya kegiatan
kerja
5
berkelompok,
dalam kegiatan
individu guru
membimbing dan
mengawasi setiap
kegiatan siswa,
serta
memperhatikan
siswa.

4. Meminta a. Meminta siswa bekerja 1 Pada saat


siswa masing- sesuai petunjuk lembar melakukan
masing kerja. observasi, tidak

18
kelompok b. Meminta siswa menjawab ada kegiatan
ahli kembali setiap pertanyaan pada kelompok dalam
ke kelompok lembar kerja. pembelajaran.
asal dan c. Meminta siswa bekerja
bekerja sesuai dengan alat peraga yang
dengan materi disediakan.
yang d. Meminta siswa bekerja
diberikan sama dalam kelompok.

5. Meminta a. Meminta giliran kelompok Pada saat


kelompok pelapor. melakukan
asal b. Memberi kesempatan observasi, tidak
melaporkan kepada pelapor untuk ada kegiatan
hasil kerjanya menuliskan laporannya di kelompok dalam
papan tulis. pembelajaran.
c. Meminta dan memberi 1

kesempatan kepada
kelompok lain untuk
menanggapi.
d. Meminta dan memberi
kesempatan kelompok lain
untuk merespon tanggapan.
Akhir 1. Melakukan a. Melakukan tanya jawab 5 Dalam hal ini
evaluasi secara lisan kepada siswa guru memberikan
secara acak. pertanyaan
b. Memberikan soal yang kepada siswa
sesuai dengan materi yang secara acak, dan
dipelajari. memberikan
c. Memberikan soal yang siswa lainnya
sesuai dengan tujuan untuk menjawab
pembelajaran jika siswa yang
d. Memberi penguatan kepada ditunjuk tidak
siswa mengetahui
jawaban tersebut.

19
Guru juga
menjelaskan
secara singkat
kembali materi
pada bagian yang
susah dimengerti.
Serta guru
memberikan
beberapa soal
latihan di rumah
untuk
menguatkan
pemahaman
materi tersebut.

2. Mengakhiri a. Mengatur kelas dengan Guru dalam


pembelajaran kembali dalam posisi proses
semula pembelajaran
sangat teratur dan
b. Memotivasi siswa siswa
konsisten
untuk lebih giat belajar
5 sehingga suasan
c. Menginformasikan materi kelas sangat
pelajaran yang akan kondusif.
dipelajari pada pertemuan
berikutnya.

d. Menutup dengan salam

Dari Lembar Observasi I yaitu mengenai kegiatan siswa dalam proses


pembelajaran, dapat dilihat bahwasanya siswa kurang berperan aktif dalam
pembelajaran walaupun suasana kelas yang tercipta sangat kondusif. Siswa hanya
menerima segala materi dari guru secara mentah-mentah, dan tidak terlihat secara
signifkan respon siswa terhadap suatu materi. Siswa tidak memiliki sikap kritis

20
didalam dirinya tidak terlihat siswa memberikan pertanyaan atau pun menjawab
pertanyaan dari guru, hal ini seharusnya tidak boleh tejadi pada siswa.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor kemungkinan, yaitu


:

1. Siswa tidak memiliki semangat belajar yang tinggi.


2. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat oleh guru.
3. Siswa tidak memiliki rasa percaya diri.
4. Siswa belum memahami keseluruhan suatu materi.
5. Siswa tidak peduli dengan pembelajaran yang sudah berlangsung.
6. Siswa tidak diberikan arahan ataupun contoh dalam bersikap aktif dan
kritis oleh orang tua ataupun guru.

Dari Lembar Observasi II yaitu mengenai kegiatan guru dalam proses


pembelajaran, dapat dilihat bahwasanya guru menganut aliran filsafat pendidikan
idealisme, dimana guru memberikan seluruh kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dan guru berusaha untuk menjadikan
dirinya lebih unggul (excellent) agar dapat dijadikan teladan bagi para siswa,
dapat dilihat dari penguasaan materi oleh guru yang sangat baik, penjelasan materi
yang sangat sederhana dan mudah dimengerti, dan sikap guru yang komunikatif
terhadap siswanya. Namun hal ini tidak disambut dengan baik oleh para siswa,
guru terlihat sangat aktif sementara siswa bersikap pasif. Hal ini sangat kontras
terlihat dalam proses pembelajaran. Sehingga terlihat guru mengambil metode
dari aliran filsafat pendidikan realisme yaitu tetap memberikan kebebasan
terhadap siswa tapi memberikan beberapa peraturan untuk dipenuhi oleh siswa,
dapat dibuktikan dengan teraturnya kegiatan pembelajaran dan terciptanya
suasana kelas yang sangat kondusif.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

21
Dari hasil observasi mengenai proses pembelajaran siswa di kelas XII IPA
2 SMA YPI Dharma Budi Sidamanik, pada mata pelajaran Kimia dengan
materi Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul dengan guru pengampu Ibu
Nurhaida .S.Pd. bahwasanya untuk mewujudkan suasana kelas yang kondusif
dan efektif diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan siswa. Dimana
guru dan siswa harus sama-sama bersikap aktif dalam proses pembelajaran
berlangsung, siswa harus bersikap kritis dalam setiap hal yang baru
diterimanya baik itu berupa materi pembelajaran. Dan guru juga harus unggul
dan menguasai materi dengan baik dan memiliki metode pengajaran yang
tepat sesuai dengan karakter siswa. Dan proses pembelajaran yang efektif
belum terlihat di kelas XII IPA 2 di SMA YPI Dharma Budi Sidamanik,
dikarenakan siswa yang tidak bersikap aktif dan kritis dalam proses
pembelajaran tersebut, padahal guru memiliki sikap aktif dan bersifat
demokratis.

Aliran filsafat pendidikan menawarkan metode pengajaran dalam dunia


pendidikan yang dapat diterapkan oleh guru. Dalam hal ini guru harus
bijaksana dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakter siswa serta kondisi kelas tersebut. Guru juga bisa menggabungkan
metode pembelajaran dari beberapa yang ditawarkan oleh alliran-aliran filsafat
pendidikan, namun perlu ditekankan penerapan metode pembelajaran harus
sesuai dengan karakter siswa dan kondisi kelas.

B. Saran

Sebaiknya sebagai guru harus senantiasa berkreasi dan inovatif dalam


kegiatan mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam
kegiatan pembelajaran tersebut. Dan guru harus menerapkan metode
pembelajaran yang disesusaikan dengan kondisi serta karakter siswa, dalam
dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar hendaknya selalu
dilakukan pembaharuan menuju yang lebih baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah,


Direktorat Pendidiakn Lanjutan Pertama. 2002. Pendekatan
Konsektual ( Contextual Teaching and Learning (CTL))

Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

https://cancer55.wordpress.com/2013/09/07/fungsi-dan-peranan-guru-dalam-
proses-belajar-mengajar/ (diakses pada tanggal 12 November 2017)

http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-siswa-menurut-para-
ahli.html (diakses pada tanggal 12 November 2017)

http://chandcyberspace.blogspot.com/2017/04/apa-itu-guru-pengertian-guru-
menurut.html (diakses pada tanggal 12 November 2017)

http://www.wikipendidikan.com/2016/02/perbedaan-makna-belajar-
mengajar.html (diakses pada tanggal 12 November 2017)

http://dinaauliamn.blogspot.co.id/2016/10/penerapan-filsafat-pendidikan.html
(diakses pada tanggal 12 November 2017)

http://pedidikanmu.blogspot.co.id/2013/05/penerapan-filsafat-pendidikan-
pancasila_8.html (diakses pada tanggal 12 November 2017)
LAMPIRAN

Berikut ini adalah suasana dan kondisi kegiatan pembelajaran di kelas XII IPA 2
SMA YPI Dharma Budi Sidamanik dalam materi Ikatan Kimia dan Bentuk
Molekul dalam mata pelajaran Kimia dengan guru pengampu Ibu Nurhaida, S.Pd.

Gambar 1.1 Interaksi Di Kelas XII IPA 2 SMA YPI Dharma Budi

Gambar 1.2 Dokumentasi Foto Bersama Siswa/I Kelas XII IPA 2


Gambar 1.3 Dokumentasi Foto Bersama Siswa/I Kelas XII IPA 2

Gambar 1.4 Berfoto Bersama Ibu Nurhaida, S.Pd


Gambar 1.5 Berfoto Bersama Beberapa Guru di SMA YPI Dharma Budi
Sidamanik

Anda mungkin juga menyukai