Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan: 4 LEMBAR KERJA 3 NILAI

Hari/Tanggal : MATA KULIAH FILSAFATPENDIDIKAN


23-09-2019 Jurusan/Prodi :
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN
REKREASI

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nama Mhs :Miftahul irfanda harahap


Drs.Demmu karo-karo,M,Pd, NIM :6193111028
Winara,S.SI.,M.Pd
Materi : Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme, Realisme, dan Materialisme
Indikator Capaian : Dapat mendeskripsikan , menganalisis, dan memverivikasi Aliran Filsafat
Pendidikan, Idealisme, Realisme, dan Materialisme

Soal :
1. Deskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Aliran Filsafat :
- Idealisme
- Realisme
- Materialisme
2. Simpulkan masing-masing menurut pendapat saudara deskripsikan diatas (n0.1)

Jawaban :
1. 3 pendapat ahli tentang aliran filsafat IDEALISME:
* Plato (477 -347 SM)

Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah
memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah
mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakannya
sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-
hari.

  *J. G. Fichte (1762-1914 M.)

Ia adalah seorang filsuf Jerman. Ia belajar teologi di Jena (1780-1788 M). Pada tahun 1810-1812
M, ia menjadi rektor Universitas Berlin.   Filsafatnya disebut “Wissenschaftslehre” (ajaran ilmu
pengetahuan). Secara sederhana pemikiran Fichte: manusia memandang objek benda-benda
dengan inderanya. Dalam mengindra objek tersebut, manusia berusaha mengetahui yang
dihadapinya. Maka berjalanlah proses intelektualnya untuk membentuk dan mengabstraksikan
objek itu menjadi pengertian seperti yang dipikirkannya.

  * G. W. F. Hegel (1770-1031 M.)

Ia belajar teologi di Universitas Tubingen dan pada tahun 1791 memperoleh gelar Doktor. Inti dari
filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh atau spirit), suatu istilah yang di ilhami oleh agamanya. Ia
berusaha menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu roh atau jiwa,
menjelma pada alam dan dengan demikian sadarlah ia akan dirinya. Roh itu dalam intinya ide
(berpikir).
3 pendapaat ahli tentang aliran filsafat REALISME:

1. Aristoteles

Aristoteles lahir di Stageira pada Semenanjung Kalkidike di Trasia (Balkan) pada tahun
384 SM dan meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM dalam usia 63 tahun. Dari kecil, Aristoteles
mendapat asuhan dari ayahnya sendiri. Ia mendapat pelajaran dalam hal teknik membedah. Oleh
karena itu, perhatiannya banyaj tertumpah pada ilmu-ilmu alam, terutama ilmu biologi.
Dengan kecerdasannya yang luar biasa, ia menguasai berbagai ilmu yang berkembang
pada masanya. Tatkala ia berumur 18 tahun, ia dikirim di Athena ke akademia Plato. Di kota itu, ia
belajar pada Plato. Kecenderungan berfikir saintifik tampak dari pandangan-pandangan filsafatnya
yang sistematis dan banyak menggunakan metode empiris. Pandangan filsafat Aristoteles
berorientasi pada hal-hal yang konkret.
Aristoteles memang filosof luar biasa. Didikan yang diperolehnya pada waktu kecil, ketika
ia mempelajari teknik pembedahan dalam dunia kedokteran dari ayahnya, memengaruhi
pandangan ilmiah dan pandangan filosofinya. Pengalaman bukanlah pengetahuan yang berupa
bayangan belaka. Menurut Aristoteles, alam idea bukan sekedar bayangan, seperti yang diajarkan
oleh Plato. Ia mengakui bahwa hakikat segala sesuatu tidak terletak pada keadaan bendanya,
melainkan pada pengertian keberadaannya, yakni pada idea. Akan tetapi, idea itu tidak terlepas
sama sekali dari keadaan yang nyata. Aristoteles adalah murid Plato yang sangat kritis. Kepada
gurunya, Plato, ia menunjukkan bahwa ia sangat mencintai kebenaran. Oleh karena itu, ia
melakukan kritik yang tajam terhadap Plato yang berpandangan bahwa hakikat segala sesuatu
adalah idea yang terlepas dari pengetahuan hasil indera. Selain idea hanya gambaran yang
membatasi idea. Bagi Aristoteles, idea dan pandangan manusia merupakan sumber segala yang
ada.
Pandangan Plato bagi Aristoteles merupakan filosofi tentang adanya yang ada dan adanya
yang tidak ada. Aristoteles melengkapinya dengan pandangan bahwa manusia berpotensi
mengembangkan idea dan pengembangan tersebut dipengaruhi oleh penglihatan, pengalaman, dan
pengertian-pengertian, sehingga idea dan realitas segala yang ada menyatu dalam suat terminologi
filosofis.
Pandangannya lebih realis daripada pandangan Plato, yang didasarkan pada yang abstrak.
Ini akibat dari didikan pada waktu kecil, yang menghadapkannya senantiasa pada kenyataan. Ia
terlebih dahulu memandang kepada yang konkret, yang nyata. Ia bermula dengan mengumpulkan
fakta-fakta. Fakta-fakta itu disusunnya menurut ragam dan jenis atau sifatnya dalam suat sistem.
Kemudian, ditinjaunya persangkutpautan satu sama lain. Ia ingin menyelidiki sebab-sebab yang
bekerja dalam keadaan yang nyata dan menjadi keterangannya. Pendapat ahli-ahli filosofi yang
terdahulu dari dia diperhatikannya dengan kritis dan diperbandingkannya. Dan barulah
dikemukakan pendaptnya sendiri dengan alasan dan pertimbangan rasional. Oleh sebab itu, tidak
mengherankan, kalau Aristoteles mempelajari lebih dahulu ilmu terapan dan ilmu pasti, bahkan ia
menguasai ilmu yang sifatnya khas bagi kaum ilmuwan spesialis. Baru setelah itu, ia meningkat ke
bidang filsafat, untuk memperoleh kesimpulan tentang yang umum.
Menurut Aristoteles, realitas yang objektif tidak saj tertangkap dengan pengertian, tetapi
juga bertepatan dengan dasar-dasar metafisika dan logika yang tertinggi. Dasar itu ada tiga, yaitu :
Pertama, semua yang benar harus sesuai dengan adanya sendiri. Tidak mungkin ada kebenaran
kalau di dalamnya ada pertentangan. Ini terkenal sebagai hukum identika; Kedua, dari dua
pertanyaan tentang sesuatu,jika yang satu membenarkan dan yang lain menyalahkan, hanya satu
yang benar. Ini disebut hukum penyangkalan (kontradikta). Inilah menurut Aristoteles yang
terpenting dari segala prinsip; Ketiga, antara dua pernyataan yang bertentangan mengiyakan dan
meniadakan, tidak mungkin ada pernyataan yang ketiga. Dasar ini disebut hukum penyingkiran
yang ketiga.
Aristoteles berpendapat bahwa ketiga hukum itu tidak saja berlaku bagi jalan pikiran,
tetapi juga seluruh alam takluk kepadanya. Ini menunjukkan bahwa dalam hal membanding dan
menarik kesimpulan harus mengutamakan yang umum. 
  
   2. Francis Bacon (1210-1292 M)
Menurut Francis Bacon, pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima
orang melalui persentuhan inderawi dan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan
sejati. Pengetahuan haruslah dicapai dengan induksi. Kata Bacon selanjutnya bahwa kita sudah
terlalu lama dipengaruhi oleh metode deduktif. Dari dogma-dogma diambil kesimpulan. Menurut
Bacon, ilmu yang benar adalah yang telah terakumulasi antara pikiran dan kenyataan, kemudian
diperkuat oleh sentuhan inderawi.

3.  3. John Locke (1632-1704 M)


Ia adalah filosof Inggris yang banyak mempelajari agama Kristen. Filsafat Locke dapat
dikatakan anti metafisika. Ia menerima keraguan sementara yang diajarkan oleh Descartes, tetapi
ia menolak intuisi yang digunakan. Ia juga menolak metode deduktif Descarte dan menggantinya
dengan generalisasi berdasarkan pengalaman atau disebut dengan induksi. Locke termasuk orang
yang mengagumi Descartes, tetapi ia tidak menyetujui ajarannya. Bagi Locke, mula-mula rasio
manusia harus dianggap sebagai “lembaran kertas putih” dan seluruh isinya berasal dari
pengalaman. Bagi Locke, pengalaman ada dua, yaitu : pengalaman lahiriah dan pengalaman
batiniah.
Ada dua hal dalam filsafat pengetahuan Locke yang mempunyai implikasi bagi
perkembangan kebudayaan modern. Pertama, anggapan bahwa seluruh pengetahuan kita berasal
dari pengalaman. Kedua, bahwa apa yang kita ketahui melalui pengalaman itu bukanlah objek atau
benda yang mau kita ketahui itu sendiri, melainkan hanya kesan-kesannya pada pancaindera kita.
Locke menolak bahwa manusia mempunyai pengetahuan apriori. Apa saja yang kita
ketahui berasal dari pengalaman. Menurut Locke kita tidak melihat pohon atau orang atau
mendengar bunyi sangkakala, melainkan kita melihat kesan inderawi pada retina yang disebabkan
oleh apa yang kita lihat sebagai pohon. Dan kita mendengar reaksi selaput kuping terhadap
getaran-getaran udara yang disebabkan oleh peniupan sangkakala. Implikasinya suat penciutan
kemungkinan manusia untuk memahami realitas objektif pada dirinya sendiri. Manusia seakan-
akan sibuk dengan kesan-kesanya sendiri. Dengan demikian paham realitas objektif yang kita
alami dan kita diami bersama, semakin menjadi tipis dan kurus.

3 pendapaat ahli tentang aliran filsafat MATERIALISME

1.    *Demokritos (460-360 SM)


Demokritos merupakan pelopor pandangan materialism klasik,yang disebut juga “atomisme”.

2.    *Julien de Lamettrie (1709-1751)


Mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan manusia tidak ada bedanya,karena semuanya
dianggap sebagai mesin. Buktinya,bahan (badan) tanpa jiwa mungkin hidup (bergerak),sedangkan
jiwa tanpa bahan (badan) tidak mungkin ada. Jantung katak yang dikeluarkan dari tubuh katak
masih berdenyut (hidup) walau beberapa saat saja.

3.    *Ludwig Feuerbach (1804-1972)


Ludwig Fuerbach mencanangkan suatu metafisika,suatu etika yang humanistis,dan suatu
epistemology yang menjunjung tinggi pengenalan inderawi. Oleh karena itu,ia ingin mengganti
idealisme Hegel (guru Feurbach) dengan materialisme.
2. SIMPULAN MENURUT PENDAPAT SAYA

* IDEALISME adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan dan
kebenaran tertinggi adalah ide.

*REALISME adalah suatu aliran filsafat yang luas meliputi materialisme di satu sisi dan sikap
yang lebih dekat kepada idealisme di pihak lain.Realisme adalah pandangan bahwa objek-objek
indera adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal.

*MATERIALISME adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua
fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai teori,
materialisme termasuk paham ontologi monistik.

Daftar Pustaka :
https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/11/makalah-modern-filsafat-pendidikan.html
http://nafiezwardah43.blogspot.com/2014/11/tokoh-tokoh-filsafat-realisme.html
http://novadst.blogspot.com/2016/12/tokoh-aliran-filsafat-pendidikan_47.html

Anda mungkin juga menyukai