Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PROFESI KEPENDIDIKAN


PRODI S1 PT - FT

SKOR NILAI :

PROFESI

KEPENDIDIKAN

NAMA MAHASISWA : ALFI IRAWAN LUBIS

NIM : 5173151002

DOSEN PENGAMPU : prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd

MATA KULLIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
penulis masih dapat membuat tugas Critical Book Review (CBR) ini tepat pada
waktunya.

Makalah ini membahas tentang “PROFESI KEPENDIDIKAN”.


Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Teknologi informasi.
Penulis berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca bila mana
hendak membandingkan isi dua buku tentang materi kepemimpinan.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya
makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembaca atas perhatiannya

MEDAN, MARET 2018

ALFI IRAWAN LUBIS

i
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR ………………………………….…….………………...4
B. Tujuan penulisan CBR .……….………………...……….…………………………………4
C. Rumusan Masalah...…….………………….…………………………………...……………4
D. Identitas buku yang dilaporkan ………….…………………………………..…..……4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

BAB I. HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN ................................................. 5

BAB II. PROFESIONALISME GURU ......................................................... 6

BAB III. ORGANISASI DAN SIKAP PROFESI KEPENDIDIKAN .......... 7

BAB IV. PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ...... 9

BAB V. HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN ....................................... 10

BAB VI. BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU ...................... 12

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis..............................……………………………………………….…….………………….... 12
B. Kelebihan dan kekurangan isi buku …....….……………………………………………. 13

BAB IV . PENUTUP

A. KESILMPULAN.........................................................................................................14
B. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14

ii
BAB I .PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami.Terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati
kita.Misalnya dari segi analisis bahasa , pembahasan tentang kepemimpinan .
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi,terkhusus pada pokok bahasa tentang
kepemimpinan. Dan juga melalui referen si E-book dari berbagai sumber.

B. Tujuan penulisan CBR

Mengkritisi/membandingkan satu topik materi kuliah Profesi Kependidikan


dalam dua buku maupun E-book yang berbeda.

C. RUMUSAN MASALAH

- Bagaimanakah profesional itu yang sebenarnya?


- Professional kah guru di indonesia ?

D. Identitas buku
• Judul :PROFESI KEPENDIDIKAN
• Edisi :Revisi ( 2018)
• Pengarang / : Dr.Yasaratodo Wau,M.Pd
• Penerbit :Unimed Press
• Kota terbit :Medan
• Tahun terbit :2018
• ISBN :978-602-7938-05-2

1
BAB II. RANGKUMAN ISI BUKU

BAB I
HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Profesi Kependidikan


a. Pengantar
Guru adalah salah satu pekerjaan yang sudah lama dikenal dan tetap akan
dibutuhkan, terutama masyarakat yang sudah semakin maju, yang ditandai dengan
sifat rasional dalam berkarya, mengutamakan efisiensi, menuntut disiplin sosial dan
kemampuan kerja sama
.
b. Pengertian Profesional
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari
para anggotanya

c. Ciri-Ciri Profesi
(1) bekerja sepenuhnya dalam jam-jam kerja (full time), (2) pilihan kerja
didasarkan pada motivasi yang kuat, (3) memiliki seperangkat pengetahuan ilmu
dan keterampilan khusus yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama,
(4) membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani
klien, (5) pekerja berorientasi kepada pelayanan bukun untuk kepeningan pribadi,
(6) pelayanan didasarkan pada kebutuhan obyektif klien, (7) memiliki otonomi
untuk bertindak dalam menyelesaikan persoalan klien, (8) menjadi anggota
organisasi profesional sesudah memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu, (9)
memiliki kekuatan dan status yang tinggi sebagai ekspert dalam spesialisasinya,
dan (10) keahliannya itu boleh di adverensikan untuk mencari klien.

d. Guru sebagai Jabatan Profesional


Guru sebagai jabatan memiliki tiga kompetensi: kompetensi personal, kompetensi
sosial, dan kompetensi professional.

2
B. Ciri-Ciri Profesional Guru
1. Konsep Dasar Ciri Profesional
Banyak pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai profesi, namun setiap jabatan
tersebut memiliki cirri khas tersendiri.
2. Ciri-Ciri Profesi Guru
Pertama, guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya. Kedua,
guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya kepada
para siswa. Ketiga, guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan perilaku siswa sampai tes hasil
belajar. Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang akan
dilakukannya. Kelima, guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar
dalam lingkungan profesinya.
3. Kriteria guru professional
Harus ahli (expert), bertanggung jawab (responsibility) baik tanggungjawab
intelektual maupun moral, dan memiliki rasa kesejawatan

.
BAB II
Profesionalisasi Guru

a. Pengertian Profesionalisasi
Kata Profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung
arti runtunan perubahan (peristiwa) di perkembangan sesuatu, kemajuan social
berjalan terus, rangkaian tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan
produk.
b. Profesionalisasi Jabatan Guru
Profesionalisasi jabatan guru adalah proses yang harus ditempuh untuk
memegang profesi guru atau menjabat sebagai guru yang professional.
c. Pengembangan Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan,
pengalaman, dan kesunguhannya dalam bekerja.

3
d. Faktor Penentuan dan Penilaian Kinerja Guru
Menurut Pidarta (1986) bahwa ada beberapa factor yang dapat
mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: (1).
Kepemimpinan kepala sekolah, (2). Fasilitas kerja, (3). Harapan-harapan, dan (4).
Kepercayaan personalia sekolah. Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja
nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan
(Hasibuan, 2005). Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses
penilaian kinerja guru menurut Siswanto dalam Lamatenggo (2001) adalah:
Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerja Sama,
Prakarsa, dan Kepemimpinan.
e. Pengembangan Karir Guru
Pembinaan dan pengembangan karir guru dilakukan melalui tiga upaya
yang meliputi (1) penugasan, (2) kenaikan pangkat, dan (3) promosi.
f. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan
Kode etik guru terdiri dari dua bagian yakni: (1). Kode etik guru Indonesia;
dan (2). Kode etik jabatan guru. Kode etik tersebut hendaknya menjadi patokan
perilaku anggotanya, agar setiap anggota terhindar dari pelanggaran larangan dan
terhindar pula dari sanksi yang mungkin diberikan oleh organisasi profesi.
g. Perlindungan Profesi Guru
Menurut Martini dan Nawawi (1994 : 342) apabila profesi guru tidak
dilindungi dengan kaidah-kaidah hukum, maka tidak sedikit lulusan non LPTK
yang akan menjadi guru, sementara lulusan LPTK sendiri belum memperoleh
kesempatan menjadi guru.

4
BAB III
Organisasi dan Sikap Profesi Ke7pendidikan

A. Organisasi Profesi Keguruan

1. Konsep Dasar dan Peranan Organisasi Profesional Keguruan Pengertian, Tujuan


dan Fungsi Organisasi Profesional
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang
memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian
tertentu.
a. Organisasi profesi keguruan di Indonesia
b. Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan

2. Analisis Peranan Organisasi Profesional Keguruan


a. Keadaan yang ditemui
Suatu perkembangan yang menggembirakan muncul menyusul keluarnya
Undang-Undang Rep. Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Dalam UU tersebut
.
b. Permasalahan yang dihadapi profesi guru
Permasalahan pokok yang dihadapi profesi guru dan juga organisasi profesi
guru masa sekarang ini adalah sebagai berikut: Penjabaran yang operasional,
Peningkatan untuk kerja guru, Proses profesionalisasi guru, Penataan organisasi
profesi guru, Penataan kembali kode etik guru,Permasyarakatan kode etik guru
.
3. Kode Etik Profesi Guru
Kode etik bagi suatu organisasi professional merupakan hal yang sangat
penting dan mendasar.
4. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan
Kode etik guru terdiri dari dua bagian yakni: (1) Kode Etik Guru Indonesia;
dan (2) Kode Etik Jabatan Guru.

B. Sikap Profesional Kependidikan

5
1. Rasional Sikap Profesional Kependidikan
Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, Bab III Pasal 7.

2. Pengertian Sikap Profesional


Sikap (attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu
objek yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa
dipakai sebagai alat untuk memprediksi perilaku orang tersebut dalam bekerja
.
3. Sasaran Sikap Profesional Kependidikan
Pola tingkah laku guru yang professional harus bersikap komitmen yang
utuh terhadap (1) Peraturan Perundang-undangan, (2) Organisasi Profesi, (3)
Teman Sejawat, (4) Peserta Didik, (5) Profesi Guru, (6) Pimpinan dan (7)
Pekerjaan.
4. Pengembangan Sikap Profesional
Pengembangan sikap professional ini dapat dilakukan dengan baik selagi
dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas atau dalam jabatan.
1. Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan
2. Pengembangan sikap selama dalam jabatan

BAB IV
Peranan Guru dalam Manajemen Pendidikan

A. Hakekat Manajemen Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Usman (2006) memberikan
pengertian manajemen pendidikan sebagai: “seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara
.

6
2. Fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi manajemen telah banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah:
1. William H. Newman dengan mengklasifikasikan fungsi manajemen atas
lima kegiatan dengan akronim POASCO, yakni: 1) planning-perencanaan,
2) organizing-pengorganisasian, 3) assembling resources-pengumpulan
sumber, 4) supervising-pengendalaian, 5) Controlling-pengawasan.
2. Dalton E.Mc.Farland, membaginya atas tiga fungsi dengan akronim POCO
yakni, 1) planning, 2) organizing, 3) controlling.
3. H.Koontz & O’Donnell, mengklasifikasikannya atas lima proses dengan
akronim PODICO, yakni: 1) planning, 2) organizing, 3) staffing, 4)
directing, 5) coordinating, 6) reporting, 7) budgeting.
4. Luther Gulick membaginya atas tujuh fungsi dengan akronim POSDCORB,
yakni: 1) planning, 2) organizing, 3) staffing, 4) directing, 5) coordinating,
6) reporting, 7) budgeting

B. Hubungan Kemitraan Stakeholders


1. Stakeholder Pendidikan
Pendekatan stakeholder pada awalnya digunakan dalam dunia usaha, terdiri
atas dua kata; stake dan holder. Stake berarti to give support to; holder berarti
pemegang. Jadi stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi
pemegang dan sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga
pendidikan.

2. Hubungan Sekolah
Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk instansi pemerintah
maupun swasta adalah suatu proses komunikasi dengan masyarakat dengan maksud
dapat meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek
pendidikan beserta mendorong minat dan kerjasama warganya dalam usaha
memperbaiki sekolah.

7
BAB V
HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN

Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kapada guru agar dapat
membantu peserta didiknya belajar untuk menjadi lebih baik. Namun dalam prakteknya
supervisi diartikan sebagai bentu pengawasan terhadap kinerja guru.

Secara umum tujuan supervisi pendidikan adalah untuk membantu guru untuk
meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dan profesional dalam
melaksanakan pengajaran. Sehingga dapat disimpulkan tujuan supervisi adalah untuk
meningkatkan situasi dan proses belajar mengajar berada dalam rangka tujuan pendidikan
nasional. Fungsi supervisi pendidikan adalah memberikan pelayanan supervisi pengajaran
kepada guru untuk menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas baik,
menyenangkan, inovatif dan dapat menjaga keseimbangan pelaksanaan tugas staf
mengajar.

a. Pendekatan Non direktive merupakan pendekatan terhadap permasalahan yang


bersifat tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan
permasalahan, tetapi terlebih dahulu mendengarkan secara aktif dan menggali apa
permasalahan mengajar yang dikemukakan oleh guru
b. Pendekatan Directive merupakan pendekatan terhadap masalah yang bersifat
langsung dihadapi guru saat melaksanakan tugas mengajar.
c. Pendekatan Collaborative merupakan pendekatan yang memadukan pendekatan
directive dan non directive.

1. Teknik yang bersifat kelompok yang terdiri:


Pertemuan organisasi, Rapat guru latih, Studi kelompok antara guru latih,
Diskusi sebagai proses kelompok, Tukar-menukar pengalaman, Lokakarnya,
Diskusi penel, Seminar, Simposium, Demonstrasi mengajar, Perpustakaan jabatan,
Buletin supervise, Membaca langsung, Mengikuti kursus, Organisasi jabatan,
Laboratorium kurikulum, Perjalanan sekolah (field trips).

8
2. Teknik yang bersifat individual yang terdiri dari:
Perkunjungan kelas, Observasi kelas, Percakapan pribadi, Inter-visitasi,
Menilai diri sendiri.

BAB VI
BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU

Bimbingan konseling di sekolah merupakan salah satu aktivitas pendidikan yang tidak
boleh lepas dari perhatian administrator, manajer dan guru disekolah.

Konsep Dasar Konseling


Pengertian Konseling
Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antara konelor dengan
konselir (face to face relationship) yang bermasalah, dimana pembimbing membantu
konseling dalam mengusahakan perubahan dan tingkah laku.

Tujuan Konseling
Secara umum layanan konseling disekolah bertujuan agar siswa mendapat
pelayanan konseling secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, nilai-nilai
yang dimiliki.

Fungsi Konseling
Fungsi Pemahaman, Fungsi Pencegahan, Fungsi Penyaluran, Fungsi
Penyesuaian, Fungsi Perbaikan, Fungsi Pengembangan.
Landasan Layanan Bimbingan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan di indonesia.

Peranan guru dalam konseling kelas


Berikut ini adalah penjabaran peranan guru dalam keseluruhan progaram konseling
yaitu:

9
1. Sesungguhnya semua guru itu telah melakukan tugas rangkap yaitu mengajar dan
membimbing.
2. Guru perlu mempelajari bagaimana sebaiknya memberi dan mendalami teori
konseling itu memerlukan waktu. Namu, guru akan memperoleh manfaat karena
konseling yang dilakukannya itu akan menambah efektivitas pengajarannya.
3. Banyaknya jumlah siswa disekolah merupakan salah satu masalah yang sering
dijadikan alasan oleh guru untuk tidak melakukan tugas konseling.
4. Guru sangat besar sumbangannya dalam rangka pelaksanaan dan pengombangan
program tes disekolah.

BAB III PEMBAHASAN

1.ANALISIS

Buku ini mengulas tentang bagaimana cara menjadi guru yang professional, peran
guru dalam peningkatan mutu pendidikan, cara menerapkan metode pembelajaran, peranan
guru profesional dalam pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah, usaha sekolah dalam
meningkatkat kinerja dan profesionalisme guru, dan lain sebagainya.
Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan.
Guru merupakan tenaga pendidik yang sangat berperan dalam mewujudkan
penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat menciptakan anak didik yang cerdas dan
bermartabat. Agar dapat mengajar dengan efektif, guru harus meningkatkan kesempatan
belajar bagi peserta didik (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya.
Kesempatan belajar bagi peserta didik dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan peserta
didik aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan hal ini, kesemapatan belajarbagi peserta
didik makin banyak dan pembelajaran berjalan dengan optimal, serta dapat membangun
motivasi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
Seorang guru profesional memiliki beberapa criteria diantaranya :

a. Memiliki spesifikasi ilmu dalam artian keahlian khusus di bidangnya.


b. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan profesinya.
c. Memiliki organisasi profesi, sebagai wadah meningkatkan kinerja guru
d. Diakui oleh masyarakat sekitar
10
e. Mempunyai klien yang jelas
f. Memiliki kecakapan diagnostic dalam menyelesaikan permasalahan.

Selain criteria, menjadi seorang guru harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Kekuatan iman kepada Allah SWT


b. Sehat jasmani dan rohani
c. Memiliki pengetahuan yang luas
d. Berlaku adil, berwibawa, ikhlas
e. Menguasai bidang yang ditekuninya
f. Memiliki kemampuan merencanakan dan mengevaluasi pembelajaran

Untuk menjadi seorang guru profesional tidaklah mudah, ada beberapa kiat yang
mungkin dapat meningkatkan profesionalisme seorang guru antara lain:

1. Dapat membangkitkan motivasi dan etos kerja secara profesional


2. Meningkatkan kompetensi akademik melalui, pelatihan, kelompok kerja maupun belajar
sendiri
3. Meningkatkan kompetensi professional keguruan melalui kependidikan, peer teaching,
pembimbingan, dan lain-lain.
4. Menerapkan sistem reward dan punishment
5. Menerapkan sistem imbalan yang memuaskan
6. Menerapakan sistem jenjang karier yang jelas.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru mempunyai tugas yang bermacam-macam yang
diterapkan dalam bentuk pengabdian dalam bidang pekerjaan,bidang kemasyarakatan dan
bidang kemanusiaan. Dalam bidang pekerjaan/profesi peran utama dalam pengajaran
adalah memberikan pengeahuan (cognitive), sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan
(psikomotorik). Dengan begitu, seorang guru dituntut agar dapat mengelola (memenej)
kelas, penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang efektif, mengembangkan bahan
pengajaran yang baik supaya kemampuan peserta didik dapat menyimak dan menguasai
materi yang ingin dicapai.
Menjadi guru professional mempunyai peranan yang begitu penting dalam dunia
pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut :

11
a. Sebagai korektor, artinya guru harus dapat membedakan mana nilai yang baik dan
mana nilai yang buruk.

b. Motivator, artinya guru harus bisa memotivasi/ mendorong peserta didik agar aktif
dalam pembelajaran.
c. Informator, artinya guru harus dapat memberikan informasi terkait perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

d. Fasilitator, artinya guru harus menyediakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran.

e. Supervisor, arinya guru harus bisa membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis
proses pembelajaran.

f. Pengelola, artinya guru harus bisa mengelola/ memanej kelas dengan baik agar peserta
didik merasa nyaman di dalamnya.

g. Mediator, artinya guru harus memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai media
pendidikan dalam berbagai bentuk apapun.

h. Evaluator, artinya guru harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang
luas.Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai hasil pengajaran saja, tetapi juga nilai
proses jalannya pengajaran. Sehingga kegiatan ini akan mendapatkan feed back
(umpan balik) terhadap pelaksanaan pembelajaran yang edukatif.

Pendidik sebagai profesi merupakan pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu.


Pendidik yang professional dan berkualitas harus mampu menghadapi tantangan zaman,
baik yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi. Guna mencapai kinerja yang tinggi
ada beberapa criteria kinerja diantaranya adalah sebagai berikut :

12
1. Memiliki intelektual yang tinggi dalam berfikir logis, praktis dan menganalisis
sesuai dengan konsep serta kemampuan dan mengungkapkan dirinya secara
jelas.
2. Memiliki ketegasan, dalam artian memiliki komitmen terhadap pilihan yang
tepat, pasti dan singkat.
3. Memiliki semangat yang tinggi, tak kenal lelah dan tanpa pamrih

Memiliki kedewasaan sikap & perilaku selayaknya seorang guru serta memiliki
kedisiplinan yang tinggi

2.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU

Kelebihan buku utama


- Buku utama bahasa yang digunakan mudah dimengerti
- Referensinya bisa dipercaya
- Memunculkan istilah – istilah yang jarang muncul pada buku-
buku lain
- Membahas tentang pengertian namu tetap dijabarkan
- Pada setiap bab memiliki rangkuman dan tugas-tugas
Kekurangan utama
- Ada pembahasan yang kurang saya mengerti
- Ada kata yang masih belum diberi pengertian sehingga pembaca
nanti akan menerka – nerka pengertian
Kelebihan buku pembanding
- Materinya jelas dan lengkap
- Penyampaiannya materi bisa dimengerti
- Babnya lebih banyak dibandingkan buku utama
Kekurangan buku pembanding
- Kata pengantarnya terlalu panjang / bertele - tele
- Bukunya lengkap ,tapi ada beberapa bab yang tidak sesuai
dengan buku utama
- Banyak yang perlu ditambah

13
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. PROFESIONAL sebenarnya adalah seseorang yang Adil, terbuka, jadi contoh,
bijaksana, fleksibel, peka, memahami proses, konsisten, mengendalikan diri, dan
memahami.

2. Seorang guru dikatakan professional jika ia mampu menangani sesuatu dan mampu
membimbing orang – orang baik siswa maupun masyarakat di sekitarnya menjadi
lebih baik, istilahnya memanusiakan manusia.
Di indonesia sendiri guru yang professional mungkin masih sedikit , mungkin karena
kurangnya pengajaran untuk menjadi guru professional ataupun memang
ketidaktahuan dan ketidak pedulian guru tersebut.
Jadi guru di indonesia masih dibilang belum seluruhnya professional

DAFTAR PUSTAKA

Yasaratodo. Wau. (2018). Profesi kependidikan .Medan :Unimed Press.


Samana.(1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius, hal: 13
Saud, Udin Syaefudin.(2010). Pengembangan Profesi Guru. Bandung :
Alfabeta
Suwarno, Wiji.(2006). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta :
Ar-ruzz Media

14

Anda mungkin juga menyukai