Anda di halaman 1dari 17

Critical Book Review

MK FILSAFAT PENDIDIKAN

P
Skor Nilai :

FILSAFAT PENDIDIKAN
Yusnadi, Ibrahin Gultom, Wildansyah Lubis, Arifin Siregar, 2019

Nama Mahasiswa : Riski Alma Waini

Nim :5193344005

Dosen Pengampu : Anada Leo Virganta, S.Pd.,M.Pd

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan CBR ............................................................................................... 1
C. Manfaat CBR .................................................................................................................. 1
D. Identitas buku yang direview ................................................................................. 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU .............................................................................................. 3
a) BAB 1. ( hakikat Manusia Dalam Kajian Filsafat ) ...................................... 3
b) BAB 2 (Hakikat Filsafat Pendidikan ) .............................................................. 4
c) BAB III ( Kajian filsafat tentang ontology epistemology dan
aksiomologi ) ..................................................................................................................... 5
d) BAB 4 ( Aliran-aliran filsafat pendidikan) ..................................................... 7
e) BAB 5 ( Perbandingan pendidikan barat versus Indonesia dari
perspektif filsafat pendidikan ) .................................................................................. 9
f) BAB 6. (Falsafah pancasila sebagai regerensi filsafat pendidikan) .... 9
g) VII (Permasalahan pendidikan dari perspektif filsafat pendidikan) 11
BAB III PEMBAHASAN ..........................................................................................................12
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................................14
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan yang MahaEsa yang telah


senantiasa memberkati dalam menyelesaikan Critical Book Report (CBR),
adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Filsafat
Pendidikan . Saya telah menyusun CBR ini dengan sebaik-baiknya tetapi
mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan.
Saya selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar
CBR ini menjadi lebih baik lagi.
Selanjutnya, saya berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat
serta menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, September 2019

RISKI ALMA WAINI


Nim: 5193344005
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang
dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta
mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih
belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh
karena itu penulis membuat CBR Kepemimpinan ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa
tentang kepemimpinan.
B. Tujuan Penulisan CBR
Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang kepemimpinan serta
membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama.
Yang dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya,
keterkaitan antar babnya, dan kelemahan dan kelebihan pada buku-buku
yang dianalisis.
C. Manfaat CBR
Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
I. Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian
kepemimpinan, ciri-ciri kepemimpinan, teori-teori kepemimpinan
dan lainnya
II. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang
telah di lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta
kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
III. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan
atas buku-buku yang dianalisis tersebut
D. Identitas buku yang direview

Identitas buku yang akan saya analisis/riview adalah:

1. Judul buku : Filsafat Pendidikan


2. Edisi : Ke-1
3. Pengarang : Yusnadi, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis, Arifn
Siregar
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : Agustus 2019
6. Penerbit : Halamanmoeka 2019
7. Tebal buku : 141 halaman
8. ISBN : 978-602-269-343-7
Buku pembamding :
1. Judul buku : Filsafat Pendidikan
2. Edisi : Ke-2
3. Pengarang : Muhammad Anwar
4. Kota terbit : Depok
5. Tahun terbit : Oktober 2017
6. Penerbit : Kencana
7. Tebal buku : 176 halaman
8. ISBN : 978-602-1186-52-7

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

a) BAB 1. ( hakikat Manusia Dalam Kajian Filsafat )


Secara sedehana manusia dapat dikatakan sebagai makhluk tuhan
yang bermukim dibumi yang memiliki karakteristik tersediri yang
membedakan dirinya dengan makhluk hidup yang lain yang berada didunia
(Muhmediyeli, 2011:44). Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa manusia
memiliki kelebihan dari makhluk lain, kelebihan itu ada pada potensi-potensi
daya psikisnya yaitu akal fikir, rasa, dan karsa. Dengan [otensi rasa manusia,
manusia mengatasi persoalan hidupnya dengan pendekatan estik menurut
asas pertimbangan. Melalui potensi karsa , manusia mengatasi persoalan
kehidupanya baik persoalan yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain
secara individual dan social, dengan alam sekitar, maupun dengan Sang
Pencipta melalui pendekatan perilaku menurut asas-asas etika
(Suhartono,2008:31).
1. Manusia sebagai makhluk individual ( Individual Being )
Seseorang dikatakan sebagai makhluk individu mana kala unsur
jasmani dan rohani,fisik dan psikis, raga dan jiwa menyatu dalam dirinya.
Melalui pendidikan manusia dapat menggali dan mengoptimalkan ide-ide
yang ada didalam pikirannya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manusia sebagai makhluk social (social being) manusia dikatakan
makhluk social karena dari dalam diri manusia ada naluri untuk berinteraksi
kepada sesamanya. Dan oada dasar nya manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuannoran lain.
3. Manusia sebagai mkhluk budaya ( homo humanis ) manusia
sebagai makhluk budaya adalah manusia yang dapat menciptakan
kedamaian, kebaikan, keharmonisan, keadilan dalam tatanan masyarakat
4. Manusia sebagai makhluk ekonomi ( homo economicus)
kehidupan manusia tak terleas dari berbagai kegiatan yang intinya adalah
3
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia sepert, sandang, makan,
pangan, dan papan. Melalui pendidikan manusia bisa mencukupi kebutuhan
yang dijelaskan.
5. Manusia sebagai makhluk terdidik (homo education) manusia
sebagai makhluk terdidik adalah yang dilahirkan membawa potensi dapat
didik dam mendidik dialah yang menjadi khalifah dibumi. Pendukung dan
pengmabang kebudayaan.
6. Manusia sebagai selalu berfikir. Keberadaan akal budi manunsia
membuat manusia tidak pernah berhenti berfikir, todak pernah puas dengan
pengetahuan yang dimilikinya dan rasa keingin tahuan manusia selalu
mendorong manusia untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mencari jawaban atas berbagai persoaalan yang muncul didalam pikirannya.
7. Manusia sebagai makhluk relegius (homo relegius) manusia tidak
hanya diberi kemampuan untuk berfikir tetapi dineri juga qolbu yang bisa
meyakini keinginan da kesabaran tuhan, mereka yakin akan adanya kekuatan
lain,yang mengatur seluruh system kerja duniawi .

b) BAB 2 (Hakikat Filsafat Pendidikan )


1. Pengertian filsafat , filsafat berarti sejumlah gagasan yang penuh
dengan kebbijaksanaaan, pengetehauan, dan hikmah. Maksudnya adalah
filsafat memahami tentang bagaimana semua perbedaan dari segalayang
ditemukan itu membentk suatu kebermaknaan yang utuh. Filsafat
mengandung arti cinta terhadap kebenaran melalui pemikiran atau
penalaran yang bijaksana dan mendalam. Filsafat adalah berfikir kritis secara
mendalam, sistematis,menyeluruh, radikal, dan universal dalam mencaari
kebenaran, inti atauhakikat dari sesuatu yang ada.
2. Pengertian filsafat pendidikan penddikanpada dasarnya bertujuan
untuk menyiapkan individu dalam keseimbangan, kesatuan harmonis, dan
dinamis guna mencapaii tujuan hidup kemanusiaan. Menurut Barnadib
(1982) filsafat pendidikan sebagai ilmu yang pada hakikat nya merupakan
4
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan pendidikan . karena
bersifat filosofis filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan sesuatu
analisis filosofis terhadap lapangan pendidikan.
3. Filsafst pendididkan sebagai system terdapat empat system filsafat
umum yaitu realisme, idealisme, experimetalisme, eksistensialisme.
4. Hubungan filsafat dengan pendidikan. Filsafat dan pwndidikan
merupakan dua hal yang erat kaitaanya, baik dilihat dari proses, jalan, serta
tujuannya, fakta ini dapat dipahami karena pendidikan pada hakikatnya
merupakan dpekulasi filsfat . dengan demekian filsafat pendidikan dapat
dipahami sebagai ilmu yan dasarnya merupakan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam bidan pendidikkan yang merupakan implementasi analisis
filosofis dalam lapangan pendidikakn.filsafat pendidikan dan pendidikan
berhubngan sangat erat sekali, filsafat pendidikan yang merupakan cabanag
filsafat umum menjadi dasar arah, dan pedoman suatu system pendidikan.
Karenanya filsafat pendidikan adalah aktifitas pemikiran teratur yang
menjadikannya sebagai media untuk menyusun proses pendidikan

c) BAB III ( Kajian filsafat tentang ontology epistemology dan


aksiomologi )
1. Ontology. Ontology adalah pengetahuan tentang wujud dan hakekat
keberadaan sesuatu atau bisa juga disebut studi yang membahas keberadaan,
realitas sesuatu yang bersifat konkrit. Dengan kata lain, ontology adalah ilmu
yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan
berdasarkan logika yang semesta.
Aliran yang menjgkajii tentang antologi yaitu aliran Monisme, Dualisme,
Metarialesme, Idealisme, Agnostisisme. Dalam konteks filsafat ilmu, ontology
merupakan lading yang dikaji atau ditelaah oleh ilme (scince) Menurut
Suriasimantri (1995:33) filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang
ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu

5
Objek yang dikaji adalah alam semsta yang terdiri dari benda hidup, seperti
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dan benda mati seperti batu,pasir,
tanah, gunung, dan lain-lain sebagainya. Yang tak boleh ditelaah secara
empiris adalah sesuatu yang tiak bisa ditanggkap oleh pengalaman manusia
seperti, Tuhan, Malaikat dan segenap yang tertuang dalam kitab-kitab suci .
2. Epistemology. Epistemology sering juga disebut sebagai teori
pengetahuan atau kajian tentang pembuktian kebenaran dari sebuah
pengetahuan atau kepercayaan . secara metodologi ilmiah merupakan
pegkajian-pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam
metode ilmiah .epistemologi merupakan pembahan mengenai bagaimana
kita mendapatkan pengetahuan. Metode ilmiah adalah gabungan dari
pendekatan penelaran deduktif dan induktif. Kedua metode ini dalam
sejarah awalnya berdiri secara sendiri-sendiri. Namun belakangan para
ilmuan kedua metode belajar ini dijadikan sebagai alat untuk menelaah
alam. Pengetahuan dicari dengan akal dan temuannya diukur dengan akar
pula (tafsir,2004:30)
3. Aksiologi ilmu. Aksiologi berarti pengetahuan, teori yang mempelajari
tentang nilai dari segala sesuatu yang ada . ontology verkaitan dengan
objek atau masaalah yang dikaji dan epistemology bertalian dengan cara
atau metode untuk mendapatkan pengetahuan, maka aksiologi
behubungan dengan nilai pengetahuan yang diperoleh itu. Ketiga aspek ini
menjadi penetu sebagai betapa kokoohnya sebuah ilmu .oleh karena itu
baik ontology, epistemology, maupun aksiologi mempunyai hubungan yang
erat bahkan menjadi satu-kesatuan dalam seyiap proyek penelitian.
Aksiologi juga berbicara mengenai asas-asas moral yang berfungsi sebagai
pengontrol dalam setiap kegiatan keilmuan dalam asas moral tersebut bisa
bersumber dari filsafat bangsa. Budaya dan ajaran agama. Asas moral ini
bertugas untuk menentukan layak atau tidak layaknya objek yang dikaji
(ontology).

6
4. Landasan filsafat pendidikan. Dalam perspektif filsafat pendidikan
Ontologi, Epistemologi, Aksiologi bisa dijadikan sebagai objek sekaligus
landasa dalam megkaji segala permasalahan pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakan pengetahuan filsafat yang mempelajari hakikat
pelaksaan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar
belakang, cara, hasil dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adlah
dengan menganilis secara kritis struktur dan manfaat pendidikan.

d) BAB 4 ( Aliran-aliran filsafat pendidikan)


1. Idealisme. Aliiran idealisme kenyataannya tidak terpisahkan dengan alam
lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang
Nampak yaitu apa yang dialami manusia sebagai makhluk hidup. Sepertii
ada yang datang ada yang pergi. Kedua adalah realitas sejati, yang
merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikira yang
utuh didalamnya terdapat nilai-nilai murni yang asli. Kemudia
keutlakkandam kesejatian kedudukanya lebih tinggi dari yang Nampak,
karena ide merupakan wujud yang hakiki.
2. Perenialisme. Perenialisme menentang pandangan progesivisme yang
menekan perubahan dan suatu yang baru. Perenialisme memamdang suatu
yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, terutama dalam kehidupan moral, intelektual,
dan sosikultural. Peserta didik dalam aliran perenialisme merupakan
makhluk yang dibimbing oleh beberapa prinsip, seperti : kebenaran abadi,
dan pikiran mengangkat dunia biologis. Karenanya hakikat pendidikan
upaya proses transpormasi pengetahuan daan penilaian pada peserta didik
yang mencakup totalitas aspek kemanusiaan, kesadaran, dan sikap
tindakan kritis terhadap fenomena yang terjadi disekitarnya . proses
belajar mengajar tuntutan tertinggi dalam belajar menurut perenialisme,
adalah latihan dan disiplin mental. .

7
3. Essensialisme. Aliran filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama.
Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia yang muncul
padamasa renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan
progesifisme.
4. Eksistensialisme. Filsafat ini memfokuskan pada pengalam-pengalaman
individu. Eksistensi adalah cara manusia ada didunia (Sadulloh. 2003) cara
berada manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda materi, cara
beradanya manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya. Ada
kerja sama dan komunikasi dan penuh dengan kesadaran. Sedangkan
benda-benda materi keberadaanya berdasarkan ketidasadaran akan
dirinya sendiri dan tidak dapat berkomuniksi antara satu dengan
satulainnya.
5. Paragtisme. Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, pada hal
kenyataannya yang sebenarnya adalah berpangkal pada filsafat empirisme
Inggris. Yang berpendapat Bahwa sumber pengetehuan manusia adalah
apa yang manusia alami. Tokoh yang terkenaldalam filsafat ini adalah
Charles Pierce (1839-1914) Wiliam James (1842-1910) dan Jhon Dewey (
1859-1952). Menurut John Dewey (Sadulloh. 20030 pendidikan perlu
didasarkan pada 3 pokok pemikiran, yaitu: pendidikan merupakan
kebutuhan untuk hidup, pendidikan sebagai pertumbuhana, pendidikan
sebagai fungsi social.
6. Progesivisme. progresivisme mempunyao konsep yang didasari oleh
pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai
kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang
menekan atau mengencam adanya manusia itu sendiri, progesivisme
dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa
kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, kesejahteraan,
menegembangkan keoribadian.

8
7. Rekronstuksianisme. Rekrontuksianisme adalah suatu kelanjutan yang
logis dari cara berfikir progesifisme dalam pendidikan, dalam filsafat
pendidikan aliran rekrontuksianisme adalah suatu aliran yang berusaha
merombak tata susunan lamaa dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern.

e) BAB 5 ( Perbandingan pendidikan barat versus Indonesia


dari perspektif filsafat pendidikan )
Pendidikan barat umumnya paham-paham yang berlaku di Amerika
Serikat dan Eropa. Yaituidealisme, realisme, perenialisme, essensialisme,
eksistensialisme, pragmatism dann rekrontuksionisme. Aliran pokok
pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan
Tanaman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kaya Tanam.kedua aliran ini
dipandang sebagai tonggak pemikira tentang pendidikan di Indonesia.

f) BAB 6. (Falsafah pancasila sebagai regerensi filsafat


pendidikan)
1. Falsafah pancasila . Pancasila adalah falsafah bangsa yang digali dari bumi
Indonesia. Ia lahir melalui poses yang panjang dan sebagai cita-cita
bersama seluruh bangsa Indonesia . pancasila merupakan hasil
perenunganjiwa yang dalam dari pra pendahulu kita terutama para pendiri
bangsa Indonesia demikian juga pancsila sebagai suatu system filsafat
memiliki dasar ontologies, dasar epistemologis dan dasar aksiologis
tersendiri yang membedakannya dengan system filsafat bagsa lain. Filsafat
Panacila adalah sebagai pedoman dalam membentuk pemerintahan yang
baru dalam ranggka mewujudkan kesejahteraan, melindungi segenap
bangsa, melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan kecerdasan
bangsa. Disamping pancasila sebagai dassar dan idiologi bangsa dn Negara
Indonesia, pancasila juga dipandang sebagai jiwa bangsa Indonesia ,

9
kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa perjanjian luhur
bangsa dan sumber hukum bangsa Indonesia .
2. Toleransi dari perspektif pancasila dan berbagai agama. Selanjutnya
dikemukakan pula konsep toleransi beragama dalam pandangan pancasila
khususnya yang bersumber dari sila Ketuhanan yang Maha Esa dan
pandangan menurut agama-agama yang resmi diIndonesia.
3. Pancasila dan filsafat pendidikan. Hubungan pancasila dengan filsafat,
filsafat adalah berfikri secara mendalam, sungguh-sungguh, universal dan
secara sistematis. Sementara filsafat pendidikan adalah renungan dan
pemikiran mendalam tentang pendidikan secara filsafati. Oleh karena
bangsa dan Negara Indonesia memiliki falsafah yang bernama pancasila,
maka pancasila itulah sebagai landasan dan rujukan dalam membentk dan
emmbangun filsafat pendidikannya. Hubungan filsafat dengan pendidikan
yaitu pendidikan merupakan hasil kerja berfikir secara filsafat. Fungsi dan
peran filsafat pendidikan yaitu filsafat memberi fungsi memberi arah pada
teori pemdidikam yang telah ada menurut aliran filsafat tetentu yang
memiliki relevansi dalam kehidupan yang nyata .
4. Menggagas filsafat pendidikan nasional Indonesia. Mencari bentuk
filsafat pendidikan Indonesia. Dalam sejarah perjalanan pendidikan di
Indonesia kita dipengaruhi oleh dua kekuatan filsafat yakni filsafat islam
disatu sisi dan filsafat barat yang di wakili Amerika Serikat dan Eropa disisi
lain (Salim 2004:63) meski pancasila sebagai falsafah yang tidak bisa lagi
ditawar tawar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukanlah
berarti pancasila itu tertutup terhadap sentuhan-sentuhan pengaruh dari
luar lebih-lebih lagi diera Globalisasi sekarang ini. Filsafat bukanlah suatu
pola pemikiran yang menjadi statis melainkan ia dinamis seiring dengan
perkembangan zaman.

10
g) VII (Permasalahan pendidikan dari perspektif filsafat
pendidikan)
Masalah adalah ketidak sesuaian antara harpan dan kenyataan. Masalah
pendidikan adalah harapan-harapann yang telah ditetapkan tidak dapat
terwujud sebagaimana mestinya. Tentunya banyak factor yang
mempengaruhi ketidaktercapaian harapan yang dimaksud. Bisa disebakan
oleh karena manajeman yang kurang baik, dapat juga dari implementasi
yang dilaksankan tidak sesuai dengan kondisi dilapangan, atau juga
masalah yang terjadi pada personil yang kurang berkompeten. Baik
ditiggkat pusat mapun ditinggkat pendidikan. Persoalaan yang menjadi
hambatan dalalm ketercapaian tujuan pendidikan yaitu masalah
pertaman, manajeman pendidikan. Meliputi filosofi tujuan pendidikan,
rekrutmen calon guru, pendidik dan tenaga kependidikan, belun
professional penuh, paradigma peserta didik yang sertificate oriented,
menajeman sekolah. Kedua, masalah implementasi dalam dunia pendidika,
meliputi mahalnya biaya pendidikan, rendahnya pemerataan pemdidikan,
relevansi pendidikan, elitism, komite sekolah, kurangnya fasilitas
pendidikan,meningkatnya anggka putus sekolah, kesejahteraan guru

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU


 Menurut isi buku Yusnadi, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis, Arifn
Siregar ( Filsafat Pendidikan ) Dijelaskan bahwa Pengertian filsafat
adalah berfikir kritis secara mendalam, sistematis,menyeluruh,
radikal, dan universal dalam mencaari kebenaran, inti atau hakikat
dari sesuatu yang ada. Sedangkan menurut buku Muhammad Anwar
(Filsafat Pendidikan) Pengertian filsafat adalah suatu sikap tentang
kehidupan semesta, suatau metode pemikiran reflektif dan
penyelidikan aqilah. Filsafat juga dapat diartikan sebagai jalan yang
ditempuh untuk memecahkan masalah.
Jadi menurut saya filsafat adalah suatu ilmu yang erat kaitannya
dengan kehidupan dalam mencari kebenaran.
 Pengertian filsafat pendidikan menurut buku Yusnadi, Ibrahim
Gultom, Wildansyah Lubis, Arifn Siregar ( Filsafat Pendidikan )
adalah sebagai ilmu yang pada hakikat nya merupakan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan pendidikan . karena bersifat
filosofis filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan sesuatu
analisis filosofis terhadap lapangan pendidikan. Sedangkan menurut
buku Muhammad Anwar Pengertian filsafat pendidikan sebagai ilmu
pada dasarnya merupakan kegiatan berfkir kritis ,bebas, teliti, radikal
dan sistematis. Tentang masakah-masalah yang terjadi didalam dunia
pendidikan sehingga masakah-masalah yang terjadi didalam dunia
pendidikan sehingga masalah-masalah yang bersifat mendasar dapat
ditemukan jalan keluarnya debfan cepat dan tepat. . filsafat
pendidikan sebagai system terdapat empat system filsafat umum yaitu
realisme, idealisme, experimetalisme, eksistensialisme.

12
Pada buku utama dan bulu pembanding hanya materi filsafat dan
filsafat pendidikan yang ada pada setiap buku. Jadi hanya itu yang
dapat dibandingkan dan diambil kesimpulannya.
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan pada buku Yusnadi, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis, Arifin
Siregar yang berjudul Filsafat Pendidikan tampilan depannya (cover) sangat
menarik minat pembaca, warna pada covernya terang menambah minat
seseorang untuk membacanya. Sedangkan pada buku Muhammad Anwar
berwarna gelap yang membuat sipembaca kurang tertarik
Dari tata bahasa yang digunakan dalam buku Yusnadi, Ibrahim Gultom,
Wildansyah Lubis, Arifin Siregar dan Muhammad Anwar sama baiknya. Buku
ini menggunakan bahasa yang ringan dan tidak berbelit-belit sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami penyampaian-penyampaian
materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat dan bisa dibaca jelas
oleh pembacanya. Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan
yang diharapkan.
Dari aspek isi buku, buku utama banyak memaparkan suatu definisi-
definisi para ahli sehingga menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi
tersebut, penulis hanya sedikit memaparkan beberapa contoh yang konkret.
Dan dua buku ini memiliki kelemahan yang sama yaitu tidak dicantumkan
rangkuman pada akhir bab. Karena rangkuman sangat membantu mahasiswa
dalam meringgkas ulang apa isi dari materi yang ada. Kedua buku juga tidak
melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.

13
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Filsafat adalah suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh


dengan disertai tindakan sadar, teliti, dan teratur agar hakikat dari sebuah
kebenaran dapat ditemukan.Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan
berpikir kritis, bebas, teliti, dan teratur tentang masalah-masalah yang
terdapat di dalam dunia pendidikan agar masalah-masalah tersebut dapat
diatasi dengan cepat dan tepat.Hubungan antara filsafat dan filsafat
pendidikan itu sangat erat sekali dan tak bisa dipisahkan, karena filsafat
memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
pengembangan, dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh bagi
tegaknya sistem pendidikan yang diharapkan. Ruang lingkup filsafat
pendidikan adalah: 1) Pendidik, 2) Murid atau anak didik, 3) Materi
pendidikan, 4) Perbuatan mendidik, 5) Metode pendidikan, 6) Evaluasi
pendidikan, 7) Tujuan pendidikan, 8) Alat-alat pendidikan, 9) lingkungan
pendidikan.

B.REKOMENDASI
Cover buku sangatlah penting untuk menarik minat calon pembaca,ketika
calon pembaca kurang suka membaca buku , hal utama yang dilihat pembaca
yang malas adalah tampilan buku.Karna akan percuma jika isi buku itu
sangat lengkap tapi daya tarik untuk menimbulkan minat pembaca untuk
membaca buku tersebut kurang ,pembaca yang malas tidak akan membaca
buku yang tampilannya kurang bagus , dan lebih memilih membaca buku
dengan tampilan bagus walaupun isi dari buku tersebut kurang lengkap.
menurut saya sebagai calon guru kita harus menguasai dan mendalami
filsafat pendidikan agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam berbagai
hal kehidupan karena filsafat pendidikan sangat penting dalam peran
pendidikan.

14

Anda mungkin juga menyukai