MK FILSAFAT PENDIDIKAN
P
Skor Nilai :
FILSAFAT PENDIDIKAN
Yusnadi, Ibrahin Gultom, Wildansyah Lubis, Arifin Siregar, 2019
Nim :5193344005
FAKULTAS TEKNIK
2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan CBR ............................................................................................... 1
C. Manfaat CBR .................................................................................................................. 1
D. Identitas buku yang direview ................................................................................. 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU .............................................................................................. 3
a) BAB 1. ( hakikat Manusia Dalam Kajian Filsafat ) ...................................... 3
b) BAB 2 (Hakikat Filsafat Pendidikan ) .............................................................. 4
c) BAB III ( Kajian filsafat tentang ontology epistemology dan
aksiomologi ) ..................................................................................................................... 5
d) BAB 4 ( Aliran-aliran filsafat pendidikan) ..................................................... 7
e) BAB 5 ( Perbandingan pendidikan barat versus Indonesia dari
perspektif filsafat pendidikan ) .................................................................................. 9
f) BAB 6. (Falsafah pancasila sebagai regerensi filsafat pendidikan) .... 9
g) VII (Permasalahan pendidikan dari perspektif filsafat pendidikan) 11
BAB III PEMBAHASAN ..........................................................................................................12
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................................14
Kata Pengantar
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
5
Objek yang dikaji adalah alam semsta yang terdiri dari benda hidup, seperti
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dan benda mati seperti batu,pasir,
tanah, gunung, dan lain-lain sebagainya. Yang tak boleh ditelaah secara
empiris adalah sesuatu yang tiak bisa ditanggkap oleh pengalaman manusia
seperti, Tuhan, Malaikat dan segenap yang tertuang dalam kitab-kitab suci .
2. Epistemology. Epistemology sering juga disebut sebagai teori
pengetahuan atau kajian tentang pembuktian kebenaran dari sebuah
pengetahuan atau kepercayaan . secara metodologi ilmiah merupakan
pegkajian-pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam
metode ilmiah .epistemologi merupakan pembahan mengenai bagaimana
kita mendapatkan pengetahuan. Metode ilmiah adalah gabungan dari
pendekatan penelaran deduktif dan induktif. Kedua metode ini dalam
sejarah awalnya berdiri secara sendiri-sendiri. Namun belakangan para
ilmuan kedua metode belajar ini dijadikan sebagai alat untuk menelaah
alam. Pengetahuan dicari dengan akal dan temuannya diukur dengan akar
pula (tafsir,2004:30)
3. Aksiologi ilmu. Aksiologi berarti pengetahuan, teori yang mempelajari
tentang nilai dari segala sesuatu yang ada . ontology verkaitan dengan
objek atau masaalah yang dikaji dan epistemology bertalian dengan cara
atau metode untuk mendapatkan pengetahuan, maka aksiologi
behubungan dengan nilai pengetahuan yang diperoleh itu. Ketiga aspek ini
menjadi penetu sebagai betapa kokoohnya sebuah ilmu .oleh karena itu
baik ontology, epistemology, maupun aksiologi mempunyai hubungan yang
erat bahkan menjadi satu-kesatuan dalam seyiap proyek penelitian.
Aksiologi juga berbicara mengenai asas-asas moral yang berfungsi sebagai
pengontrol dalam setiap kegiatan keilmuan dalam asas moral tersebut bisa
bersumber dari filsafat bangsa. Budaya dan ajaran agama. Asas moral ini
bertugas untuk menentukan layak atau tidak layaknya objek yang dikaji
(ontology).
6
4. Landasan filsafat pendidikan. Dalam perspektif filsafat pendidikan
Ontologi, Epistemologi, Aksiologi bisa dijadikan sebagai objek sekaligus
landasa dalam megkaji segala permasalahan pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakan pengetahuan filsafat yang mempelajari hakikat
pelaksaan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar
belakang, cara, hasil dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adlah
dengan menganilis secara kritis struktur dan manfaat pendidikan.
7
3. Essensialisme. Aliran filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama.
Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia yang muncul
padamasa renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan
progesifisme.
4. Eksistensialisme. Filsafat ini memfokuskan pada pengalam-pengalaman
individu. Eksistensi adalah cara manusia ada didunia (Sadulloh. 2003) cara
berada manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda materi, cara
beradanya manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya. Ada
kerja sama dan komunikasi dan penuh dengan kesadaran. Sedangkan
benda-benda materi keberadaanya berdasarkan ketidasadaran akan
dirinya sendiri dan tidak dapat berkomuniksi antara satu dengan
satulainnya.
5. Paragtisme. Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, pada hal
kenyataannya yang sebenarnya adalah berpangkal pada filsafat empirisme
Inggris. Yang berpendapat Bahwa sumber pengetehuan manusia adalah
apa yang manusia alami. Tokoh yang terkenaldalam filsafat ini adalah
Charles Pierce (1839-1914) Wiliam James (1842-1910) dan Jhon Dewey (
1859-1952). Menurut John Dewey (Sadulloh. 20030 pendidikan perlu
didasarkan pada 3 pokok pemikiran, yaitu: pendidikan merupakan
kebutuhan untuk hidup, pendidikan sebagai pertumbuhana, pendidikan
sebagai fungsi social.
6. Progesivisme. progresivisme mempunyao konsep yang didasari oleh
pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai
kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang
menekan atau mengencam adanya manusia itu sendiri, progesivisme
dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa
kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, kesejahteraan,
menegembangkan keoribadian.
8
7. Rekronstuksianisme. Rekrontuksianisme adalah suatu kelanjutan yang
logis dari cara berfikir progesifisme dalam pendidikan, dalam filsafat
pendidikan aliran rekrontuksianisme adalah suatu aliran yang berusaha
merombak tata susunan lamaa dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern.
9
kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa perjanjian luhur
bangsa dan sumber hukum bangsa Indonesia .
2. Toleransi dari perspektif pancasila dan berbagai agama. Selanjutnya
dikemukakan pula konsep toleransi beragama dalam pandangan pancasila
khususnya yang bersumber dari sila Ketuhanan yang Maha Esa dan
pandangan menurut agama-agama yang resmi diIndonesia.
3. Pancasila dan filsafat pendidikan. Hubungan pancasila dengan filsafat,
filsafat adalah berfikri secara mendalam, sungguh-sungguh, universal dan
secara sistematis. Sementara filsafat pendidikan adalah renungan dan
pemikiran mendalam tentang pendidikan secara filsafati. Oleh karena
bangsa dan Negara Indonesia memiliki falsafah yang bernama pancasila,
maka pancasila itulah sebagai landasan dan rujukan dalam membentk dan
emmbangun filsafat pendidikannya. Hubungan filsafat dengan pendidikan
yaitu pendidikan merupakan hasil kerja berfikir secara filsafat. Fungsi dan
peran filsafat pendidikan yaitu filsafat memberi fungsi memberi arah pada
teori pemdidikam yang telah ada menurut aliran filsafat tetentu yang
memiliki relevansi dalam kehidupan yang nyata .
4. Menggagas filsafat pendidikan nasional Indonesia. Mencari bentuk
filsafat pendidikan Indonesia. Dalam sejarah perjalanan pendidikan di
Indonesia kita dipengaruhi oleh dua kekuatan filsafat yakni filsafat islam
disatu sisi dan filsafat barat yang di wakili Amerika Serikat dan Eropa disisi
lain (Salim 2004:63) meski pancasila sebagai falsafah yang tidak bisa lagi
ditawar tawar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukanlah
berarti pancasila itu tertutup terhadap sentuhan-sentuhan pengaruh dari
luar lebih-lebih lagi diera Globalisasi sekarang ini. Filsafat bukanlah suatu
pola pemikiran yang menjadi statis melainkan ia dinamis seiring dengan
perkembangan zaman.
10
g) VII (Permasalahan pendidikan dari perspektif filsafat
pendidikan)
Masalah adalah ketidak sesuaian antara harpan dan kenyataan. Masalah
pendidikan adalah harapan-harapann yang telah ditetapkan tidak dapat
terwujud sebagaimana mestinya. Tentunya banyak factor yang
mempengaruhi ketidaktercapaian harapan yang dimaksud. Bisa disebakan
oleh karena manajeman yang kurang baik, dapat juga dari implementasi
yang dilaksankan tidak sesuai dengan kondisi dilapangan, atau juga
masalah yang terjadi pada personil yang kurang berkompeten. Baik
ditiggkat pusat mapun ditinggkat pendidikan. Persoalaan yang menjadi
hambatan dalalm ketercapaian tujuan pendidikan yaitu masalah
pertaman, manajeman pendidikan. Meliputi filosofi tujuan pendidikan,
rekrutmen calon guru, pendidik dan tenaga kependidikan, belun
professional penuh, paradigma peserta didik yang sertificate oriented,
menajeman sekolah. Kedua, masalah implementasi dalam dunia pendidika,
meliputi mahalnya biaya pendidikan, rendahnya pemerataan pemdidikan,
relevansi pendidikan, elitism, komite sekolah, kurangnya fasilitas
pendidikan,meningkatnya anggka putus sekolah, kesejahteraan guru
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
Pada buku utama dan bulu pembanding hanya materi filsafat dan
filsafat pendidikan yang ada pada setiap buku. Jadi hanya itu yang
dapat dibandingkan dan diambil kesimpulannya.
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan pada buku Yusnadi, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis, Arifin
Siregar yang berjudul Filsafat Pendidikan tampilan depannya (cover) sangat
menarik minat pembaca, warna pada covernya terang menambah minat
seseorang untuk membacanya. Sedangkan pada buku Muhammad Anwar
berwarna gelap yang membuat sipembaca kurang tertarik
Dari tata bahasa yang digunakan dalam buku Yusnadi, Ibrahim Gultom,
Wildansyah Lubis, Arifin Siregar dan Muhammad Anwar sama baiknya. Buku
ini menggunakan bahasa yang ringan dan tidak berbelit-belit sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami penyampaian-penyampaian
materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat dan bisa dibaca jelas
oleh pembacanya. Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan
yang diharapkan.
Dari aspek isi buku, buku utama banyak memaparkan suatu definisi-
definisi para ahli sehingga menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi
tersebut, penulis hanya sedikit memaparkan beberapa contoh yang konkret.
Dan dua buku ini memiliki kelemahan yang sama yaitu tidak dicantumkan
rangkuman pada akhir bab. Karena rangkuman sangat membantu mahasiswa
dalam meringgkas ulang apa isi dari materi yang ada. Kedua buku juga tidak
melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.
13
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.REKOMENDASI
Cover buku sangatlah penting untuk menarik minat calon pembaca,ketika
calon pembaca kurang suka membaca buku , hal utama yang dilihat pembaca
yang malas adalah tampilan buku.Karna akan percuma jika isi buku itu
sangat lengkap tapi daya tarik untuk menimbulkan minat pembaca untuk
membaca buku tersebut kurang ,pembaca yang malas tidak akan membaca
buku yang tampilannya kurang bagus , dan lebih memilih membaca buku
dengan tampilan bagus walaupun isi dari buku tersebut kurang lengkap.
menurut saya sebagai calon guru kita harus menguasai dan mendalami
filsafat pendidikan agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam berbagai
hal kehidupan karena filsafat pendidikan sangat penting dalam peran
pendidikan.
14