Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK . PROFESI KEPENDIDIKAN

PRODI. PGSD

SKOR NILAI :

DISUSUN OLEH :

NAMA : Putri Risky Hasibuan


NIM : 1211111022
KELAS : PGSD-B 2021
DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr. NAEKLAN SIMBOLON,M.Pd.
MATA KULIAH : Profesi Kependidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya ,
yang salah satunya saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan Critical Jurnal
Review ini dengan baik untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.

Critical Jurnal Review yang berjudul Peran Etika Dan Profesi Kependidikan Dalam
Membangun nilai-Nilai Karakter Mahasiswa Calon Guru SD ini merupakan suatu
kajian tentang bagian dari profesi kependidikan .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Selaku Dosen Pengampu yang telah
membimbing kami dan ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya Critical Jurnal Review ini.
Harapannya , untuk penyempurnaan tugas ini kami sangat menerima saran dan kritik
yang membangun dan kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat yang
sebanyak-banyaknya kepada para pembaca .
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada saya dan
terkhusus kepada semua pembaca.

Lubuk Pakam, , 9 April 2022

Putri Risky Hasibuan


Daftar Isi
BAB I

Pendahuluan
A. Rasionalisasi pentingnya CJR
Jurnal adalah publikasi ilmiah yang berisi kumpulan artikel dan pada
umumnya terbit secara reguler, seperti misalnya dua kali atau empat kali dalam
setahun. Jurnal pada umumnya berisi sejumlah referensi yang menjadi rujukan
penulisan tiap artikel. Jenis artikel yang ditulis tak sebatas laporan penelitian, namun
bisa pula berupa review literatur. Artikel jurnal yang menrupakan laporan penelitian
secara tipikal terdiri dari beberapa bagian dari judul, abstrak, deskripsi pengantar,
kajian pustaka, metodologi, hasil analisis, diskusi dan implikasi hasil penelitian.
Kadang disertai usulan tentang agenda riset lanjutan dan rekomendasi.
Adapun penulisa critical jurnal ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Profesi Kependidikan. Begitu halnya dengan jurnal ini, melalui Critical
Journal Review yang dilakukan kita bisa mengetahui apakah jural ini sudah baik
dipakai sebagai pedoman dan bahan pembelajaran atau tidak.
Jika kurang baik kita akan mengetahui dimana letak kekurangannya dan hal
itu dapat menjadi acuan/pedoman bagi kita dalam penyusunan buku yang baik
kedepannya. Hal itulah yang melatar belakangi Critical Journal Review ini. Jurmal
yang di kritik ini

B. Tujuan penulisan CJR


Journal Review merupakan salah satu tugas dari kurikulum KKNI yang telah
diterapkan di beberapa Universitas. Mengkritik sebuah jurnal atau lebih adalah salah satu
kegiatan yang harus diketahui oleh siswa maupun mahasiswa. Terlebih untuk kita pendidik
bangsa. Banyak jurnal yang sekarang ini bisa dikritik; baik dari segi penulisan, cocok
tidaknya bahan materi dengan pembaca, maupun dari segi kelengkapan meteri. Critical
Journal review (CJR) ini juga dapat dijadikan sebagai bahan refrensi untuk memilih jurnal
yang dapat kita gunakan sebagai pedoman untuk melakukan sebuah penelitian.

Oleh karena itu, penulis melakukan CJR ini untuk memudahkan pembaca dalam
memilih jurnal yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang baik dan tepat
terkhusus materi mengenai Dalam penulisan jurnal ini bertujuan untuk menambah
kemampuan mahasiswa untuk mengkritik sebuah jurnal yang bisa menambah wawasan
mahasiswa tersebut karena mahasiswa dituntun untuk lebih giat untuk membaca.

C. Manfaat penulisa CJR


1. Penulisan CJR ini dapat menambah pengetahuan dan juga pemahaman siswa
tentang Profesi kependidikan.
2. Mengasah kemampuan dalam nmengkritik serta memahami kelebihan serta
kekurangan sebuah jurnal.
3. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat
dalam suatu jurnal.

D. Identitas Artikel dan Journal yang direview

Identitas Jurnal I

1.Judul Artikel : Peran Etika Dan Profesi Kependidikan Dalam Membangun Nilai-
Nilai Karakter Mahasiswa Calon Guru Sd
2.Nama Journal : HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD
3.Edisi Terbit : Volume IV No. 1
4.Pengarang Artikel : Dewi Setiyaningsih
5.Peberbit : Universitas Muhammadiyah Jakarta,
6.Kota Terbit : Jakarta
7.Nomor ISSN : 2579 – 6151
8.Alamat Situs : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika

Identitas Jurnal II

1. Judul Artikel : PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR


2. Nama Journal : Jurnal Visi Ilmu Pendidikan
3. Edisi Terbit : Volume IV No. 1 Mei 2020
4. Pengarang Artikel : Sukmawati
5. Peberbit :-
6. Kota Terbit :-
7. Nomor ISSN :-
8. Alamat Situs :-
BAB II

Prmbahasan Isi Artikel


A. Pendahuluan
Jurnal I

Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Berpijak
dari kasus ini sudah sepatutnya pendidikan di Indonesia harus berbenah diri dan memihak
kepada kompetensi-kompetensi yang dimiliki peserta didik, baik itu kompetensi keahlian mau
pun kompetensi karakter. Permasalahan yang terjadi ini sangat diperlukan adanya pemecahan
masalah yang mendasar, pemecahan masalah ini terkait dengan moral dan motivasi diri, gerakan
pendidikan karakter yang akan diimplementasikan ke dalam perkuliahan merupakan rangkaian
solusi untuk menjawab masalah-masalah yang ada.

Pendidikan karakter sudah diterapkan sejak dini, dan dilanjutkan di jenjang pendidikan
salah satunya di perguruan tinggi. Pendidikan karakter merupakan komponen yang penting di
dalam membangun nilai-nilai karakter itu sendiri. Haryanto (2011) menuliskan pendapat Ki
Hadjar Dewantara mengenai pendidikan karakter. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa
pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal,
peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan itu sendiri memiliki tugas yang sangat besar
dalam membangun nilai-nilai karakter peserta didiknya dan memgembangkan potensi-potensi
yang ada di dalam diri peserta didiknya. Dalam mewujudkan hal ini tentunya seorang guru juga
harus dituntut mempunyai karakter serta nilai-nilai moral yang baik agar dapat memberikan
contoh bagaimana menerapkan nilai-nilai karakter kepada peserta didiknya.

Guru sebagai figure bagi peserta didik yang sejak dini menanamkan nilai – nilai etika,
moral dan norma dalam menjalankan tugasnya, bahkan dalam setiap denyut kehidupannya,
menjadi indikator dalam keberhasilannya mengajar dan mendidik. Pandangan masyarakat, guru
selalu menjunjung tinggi etika dan moral, guru selalu benar, digugu dan ditiru, menjadi suri
tauladan dan mereka selalu memposisikan sebagai pejuang nilai, etika dan moral di tengah –
tengah masyarakat. Sebagai cara untuk menyiapkan calon guru yang berkarakter di masa depan
maka pendidikan guru di perguruan tinggi harus diimplementasikan secara baik.

Upaya untuk menerapkan nilai-nilai karakter pada calon guru adalah melalui mata kuliah
Etika dan Profesi Kependidikan. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang membekali
mahasiswa calon guru mengenai ajaran moral untuk memperoleh orientasi kritis sebagai bekal
mahasiswa untuk menumbuhkan pemahaman moral, perasaan moral dan tindakan moral terkait
dengan profesi guru dan profesi tenaga kependidikan lainnya.

Guru dihrapkan bukan hanya mampu memberikan ilmu pengetahuan saja tetapi juga
mampu memberikan contoh perilaku yang akan menjadi pedoman bagi peserta didiknya dan
lingkungan sekitarnya. Guru yang professional bukan berarti guru yang mengandalkan materi
semata, namun kualitas moral dan menjunjung tinggi nilainilai kode etik profesi. Dengan
demikian professional guru merupakan sebuah sikap loyalitas kepada bangsa dan negara untuk
mencerdaskan tunas-tunas bangsa berdasarkan nilai-nilai, etika dan norma perundang-undangan
yang diatur khusus untuk guru.

Oleh karena itu, seorang yang berprofesi sebagai guru harus memiliki etika. Seorang guru
juga harus memilliki watak kerja yang professional, guru yang memiliki jiwa profesionalisme
adalah guru yang memiliki pandangan, sikap, selalu berpikir, bekerja dengan sungguh –
sungguh, bekerja kelas, sepenuh waktu, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi untuk menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Tugas guru dalam menceerdaskan bangsa harus memiliki kecerdasan yang tinggi, namun
sampai disini guru harus memiliki jiwa yang halus, karakteristik yang baik dalam memberikan
bimbingan, pengajaran dan pengiring cita – cita anak bangsa. Dedikasi dan nilai pengabdian
yang tinggi dengan kehalusan jiwa yang mengkristal disanubari guru yang akan memujudkan
tujuan pendidikan nasional.

Jurnal II

Guru sebagai salah satu bagian dari pendidik profesional memiliki tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Dalam melaksanakan tugasnya, guru menerapkan keahlian, kemahiran yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu yang diperolehnya melalui pendidikan profesi.

Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat


pendidik dan diberikan kepada guru yang telah memenuhi syarat. Selanjutnya, bagi guru
yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan
hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan diatas kebutuhan hidup
minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat gaji, serta penghasilan lain berupa
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang
terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar
prestasi.

Guru yang layak menerima tunjangan sebagai upaya perbaikan nasibnya agar
profesi yang dijalaninya selama ini “diakui” sebagai profesi dan “disamakan” dengan profesi-
profesi lainnya yang dianggap layak sebagai profesi. Guru benar-benar sebagai sosok yang
siap untuk digugu dan ditiru, siap memenuhi panggilan tugas dan kewajiban dengan
segala tanggung jawabnya, kemudian siap menerima tunjangan sebagai konsekuensi dari
sebuah profesionalitas.

Guru memiliki peran strategis dalam bidang pendidikan; guru merupakan ujung
tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Sayangnya kualitas
guru di Indonesia masih tergolong relatif rendah. Permasalahan yang muncul kemudian adalah
tingkat profesionalisme guru pasca sertifikasi. Setelah ada jaminan kesejahteraan yang lebih
baik daris ebelumnya,apakah mereka yang telah disertifikasi itu lebih baik dari sebelumnya?
Atau bagaimana perbandingannya dengan guru yang belum disertifikasi? Pertanyaan ini untuk
menggugah, terutama tanggungj awab moral dalam membina generasi ke depan.

Banyak kalangan masyarakat yang memandang pesimis dengan pelaksanaan


program sertifikasi guru. Selain ketidak jelasan dalam proses pelaksanaannya, kompetensi guru
pasca sertifikasi masih dianggap kurang menunjang kinerja guru dalam mengajar sehingga
kualitas pendidikan Indonesia di dunia masih jauh tertinggal (Miftha Indasari, 2013).

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai upaya pencegahan agar para
guru pasca sertifikasi dalam bekerja sebagi guru professional menjadi produktif, tidak terjebak
dalam ketidaklayakan mana kala dilakukan penilaian kinerja. Disamping memaparkan uraian
tentang permasalahan seputar sertifikasi dan profesionalitas guru pasca sertifikasi berdasarkan
hasil-hasil penelitian dan kaitannya dengan layanan pembelajaran, fasilitator ini juga
mengundang partisipasi peserta untuk memunculkan ide-ide cemerlang dalam mencari solusi
untuk meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran sebagai dampak sertifikasi guru.

B. Deskripsi Isi
Jurnal I

Hasil dan Pembahahasan

Lembaga pendidikan ini diharapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam


setiap proses perkuliahan. Pembelajaran yang diberikan bukan lagi hanya sekedar menstransfer
ilmu saja tetapi mampu membangun sifat, watak, kepribadian dan keadaan batin para mahasiswa
sesuai dengan nilai-nilai norma yang dianggap luhur dan terpuji. Pendidikan karakter tidak bisa
dipandang sebelah mata, pendidikan karakter ini ditujukan untuk memperkuat seseorang
terutama dalam hal ini adalah mahasiswa calon guru sd yang dimana mereka bukan hanya
dituntut untuk mempunyai intelektual yang tinggi tetapi juga harus mempunyai moral dan nilai
karakter yang kuat agar saat mereka sudah menjalani pekerjaanya sebagai sorang guru dan terjun
langsung di masyarakat tidak berperilaku menyimpang.

Dunia pendidikan mempunyai peran yang cukup andil terhadap perkembangan moral dan
karakter para generasi muda. Semua unsur-unsur yang ada di dalam pendidikan harus
memberikan perhatian dan pendampingan terhadap para peserta didiknya untuk membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai norma yang berlaku. Pendidikan karakter sejatinya sudah
diberikan sejak dini bahkan sampai dewasa, dan karakter itu akan terus mengalami
perkembangan sesuai dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Proses pelaksanaan pendidikan karakter ini dapat melibatkan tiga komponen yang saling
terikat satu sama lain, yaitu : sekolah atau kampus, keluarga, dan juga masyarakat. Pendidikan
karakter yang ada di sekolah dapat diupayakan dalam bentuk pembudayaan kegiatan harian yang
khas sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Mahasiswa yang ada di Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar adalah mahasiswa
yang disiapkan menjadi calon guru SD. Tentunya sebagai calon Guru SD, penanaman nila-nilai
karakter bagi seorang calon guru SD sangat dibutuhkan karena pada dasarnya mereka bukan
hanya dituntut untuk mempunyai intelektual yang tinggi tetapi juga harus mempunyai moral dan
nilai karakter yang kuat agar saat mereka sudah menjalani pekerjaanya sebagai sorang guru dan
terjun langsung di masyarakat mereka tidak akan berperilaku menyimpang dari tugas, hak dan
kewajibannya sebagai seorang guru.

Baik buruknya bangsa ini terletak di tangan guru, untuk itu profesi guru sudah seharusnya
menjadi suatu profesi yang terhormat dan dilindungi oleh undang-undang serta pelaksanaannya
diatur pula oleh kode etik guru. Guru merupakan suatu profesi yang terhormat, terlindungi,
bermartabat, dan mulia. Karena itu, ketika bekerja mereka harus menjunjung tinggi etika profesi.
Mereka mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, makmur, dan beradab.

Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Factor
kompetemsi yang dimiliki oleh seorang guru sangatlah penting, karena target dari pekerjaannya
adalah keberhasilan bagi peserta didiknya. Bagaikan kertas putih, gurulah yang paling tau apa
yang akan ia gambarkan di kertas tersebut. Keberhasilan peserta didiknya dapat diukur dengan
bagaimana guru bisa memposisikan dirinya sebagai seorang pendidik yang memiliki kemampuan
serta komptensi professional untuk membangun setiap individu peserta didiknya untuk memiliki
karakter dan mental yang baik.

Guru yang profesional bukan berarti guru yang mengandalkan materi semata, namun
kualitas moral dan menjunjung tinggi nilai – nilai kode etik profesi. Dengan demikian
professional guru merupakan sebuah sikap loyalitas kepada bangsa dan negara untuk
mencerdaskan tunas – tunas bangsa berdasarkan nilai – nilai, etika dan norma perundang –
undangan yang diatur khusus untuk guru. Pedmoman perkuliahan merupakan ujung tombak
dalam penylenggraan perkuliahan etika profesi dan kependidikan dengan menanamkan nilai-nilai
karakter. Tim pengampu akan melakukan berbagai macam analisis kebutuhan (need assessment).

Etika profesi dan kependidikan adalah salah satu mata kuliah yang ada di prodi
pendidikan guru sekolah dasar. Bidang studi ini membahas hakikat ajaran moral untuk
memperoleh orientasi kritis sebagai bekal mahasiswa untuk menumbuhkan pemahaman moral,
perasaan moral dan tindakan moral terkait dengan profesi guru dan profesi tenaga kependidikan
lainnya.

Dalam perkuliahan etika dan profesi kependidikan dosen pengampu beserta tim
memodifikasi perkuliahan dengan harapan capaian kompetensi mahasiswa dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dapat tercapai dengan baik. Model perkuliahan yang
diterapkan adalah dengan model pembelajaran aktif yang mengajak mahasiwa untuk terlibat
secara langsung sehingga perkuliahan tidak monoton dan membosankan. Capaian kompetensi
yang telah dintegraskan dengan nilai-nilai karakter yaitu sebagai berikut.Mahasiswa mampu
memahami konsep dasar etika serta kaitannya dalam dunia pendidikan. Pada tahap ini
perkuliajan di laksanakan dengan menerapkan metode ceramah dan diskusi kelompok.
Mahasiswaa dapat bertanggung jawab atas kesepakatan yang telah disepakati dalam perkuliahan,
mahasiwa bekerja secara aktif dan terlibat dalam mencari infromasi serta bertanggung jawab atas
informasi yang ia dapatkan.

Mahasiswa mampu memahami hubungan nilai, norma, dan sanki-sanki serta nilai-nilai
dalam kode etik profesi guru. Pada tahap ini mahasiswa melaksanakan pembelajaran dengan cara
observasi ke sekolah-sekolah, melibatkan diri sendiri untuk mencari informasi secara langsung
bagaimana hubungan anatara nilai, norma, dan sanksi-sansi yang ada di lingkungan masyarakat
serta bagaimana guru-guru yang ada di sekolah dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan kode
etik profesi guru.

Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah mahasiswa dapat meniru dan
mengimplemntaasikan nilai-nilai kesantunan dan keteladanan yang didapat dari guru-guru di
sekolah, serta bertanggung jawab dan bekerja sama atas laporan observasi kelompok. Mahasiswa
mampu memahami kosenp profesi guru serta bagaimana guru yang dapat dikatakan sebagai guru
yang professional. Pada tahap ini mahasiswa akan menganalisis mengenai konsep guru dan guru
yang professional dengan cara menyesuaikan setiap kompetensi-kompetensi yang dimiliki oleh
guru sesuai dengan kode etik guru. Mahasiwa diharapkan dapat menerapkan nilai tanggung
jawab, mandiri, dan kejujuran atas tugas individunya serta secara terbuka bersikap toleransi atas
pendapat yang diberikan oleh orang lain.

Jurnal II

Pembahasan

Guru adalah tenaga profesional. Program sertifikasi guru dilakukan supaya guru memiliki
penguasaan kompetensi sebagaimana dipersyaratkan UU Guru dan Dosen. Salah satu tujuan
sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. Guru yang
memperoleh tunjangan profesi dikategorikan sebagai guru profesional. Temuan D. Deni
Koswara, dkk. tahun 2009 ternyata sertifikasi guru SMP di Jawa Barat berkorelasi sangat
rendah terhadap peningkatan profesionalisme dan mutu pembelajaran; Sertifikasi guru tidak
berkontribusi terhadap profesionalisme guru tidak berkontribusi terhadap mutu pembelajaran.

Asumsi bahwa sertifikasi akan meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan,
ternyata kondisi dilapangan berbeda; apa yang dialami guru dalam sertifikasi belum
memberikan dampak secara signifikan pada kemampuan professional guru termasuk terhadap
peningkatan mutu pembelajaran. Bahkan muncul beberapa kasus yang tidak diharapkan,
dimana ada guru yang menjadi lebih tidak disiplin pasca sertifikasi, ada pula yang
mengasumsikan bahwa sertifikasi adalah suatu kondisi final dari profesi keguruan.

Apabiladipe rbandingkan dengan sebelum sertifikasi, banyak guru yang sering


mengikuti pengembangan kemampuan melalui berbagai pelatihan, workshop dan seminar,
namun setelah sertifikasi dan dinyatakan lulus mereka cenderung tidak mengikuti lagi
kegiatankegiatan tersebut. Lebih jauh, alokasi dana tunjangan profesi yang diterima guru - guru
sedikit sekali proporsinya yang digunakan untuk pengembangan profesi, bahkan
kecenderungannya tidak digunakan untuk pengembangan profesi guru lebih lanjut.

Para guru lebih banyak mengalokasikan dana tunjangan profesinya untuk


pemenuhan sandang, pangan dan papan, seperti pembelian tanah, rehab rumah, pembelian
kendaraan bermotor, ditabung di bank, dan sebagainya. Asumsi bahwa sertifikasi akan
meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan, ternyata kondisi dilapangan berbeda;
apa yang dialami guru dalam sertifikasi belum memberikan dampak secara signifikan pada
kemampuan professional guru termasuk terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Bahkan
muncul beberapa kasus yang tidak diharapkan.

Untuk menjamin konsistensi profesionalisme guru seiring dengan perkembangan ilmu


pengetahuan,teknologi, dan seni, diperlukan upaya-upaya peningkatan profesionalisme secara
berkesinambungan. Secara preskriptif dukungan kompetensi manajemen, strategi pemberdayaan,
supervisi pengembangan, danpenelitian tindakan kelas merupakan dimensi-dimensi alternatif
untuk meningkatkan profesionalisme guru.Dalam standar kompetensi dan sertifikasi guru,
pemberdayaan dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja sekolah, melalui kinerja guru agar
dapat mencapai tujuan secara optimal, efektif, dan efisien.

Pemberdayaan guru melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru terjadi melalui
beberapa tahapan (Hanafiah, 2010:161). Pertama, guru –guru mengembangkan sebuah
kesadaran awal bahwa mereka bisa melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupannya
dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu bekerja dengan baik. Tahap kedua,
mengurangi rasa ketidakmampuannya dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Tahap
ketiga, seiring dengan tumbuhnya keterampilan dan kepercayaan diri, para guru bekerja sama
untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan memilih sumber-sumber daya yang akan
berdampak pada kesejahteraan.

Strategi pemberdayaan dan supervise pengembangan merupakan peran sentral kepala


sekolah; Strategi pemberdayaan adalah salah satu cara pengembangan guru melalui employee
involvement. Analog dengan pikiran Wahibur Rokhman (2003), dapat dikonsepsikan bahwa
pemberdayaan merupakan upaya kepala sekolah untuk meberikan wewenang dan tanggung
jawab yang proporasional, menciptakan kondisi saling percaya, dan pelibatan guru dalam
menyelesaikan tugas dan pengambilan keputusan.
Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam proses pemberdayaan guru sebagai
agen perubahan. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut memiliki kesadaran yang tinggi dalam
mendistribusi wewenang dan tanggung jawab secara proporsional.

Cara ini di satu sisi dapat merupakan proses kaderisasi, dan di sisi lain sekaligus
sebagai proses peningkatan kompetens guru secara berkelanjutan. Pendekatan supervisi
pengembangan (developmental supervision)bertolak dari kenyataan, bahwa pada dasarnya
proses supervisi adalah proses belajar.

Dalam proses supervisi, hubungan antara kepala sekolah analog dengan hubungan
antara guru dengan siswa. Guru dalam melayani siswa memiliki kewajiban untuk
memahami semua karakteristik siswa. Demikian pula, kepala sekolah dalam melakukan
supervisi kepada guru, seyogyanya guru diperhatikan sebagai individu, karena ada
perbedaan - perbedaan individual dalam perkembangan manusiawinya.

Guru profesional secara teoretis akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran


di kelas, memberikan layanan pembelajaran kepada siswa untuk belajar secara interaktif,
inspiratif, memotivasi, menantang, dan menyenangkan. Pembelajaran seperti itu akan dapat
diwujudkan oleh guru, apabila guru secara kontiniu melakukan penelitian tindakan kelas
atau PTK. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif mandiri, yang dapat
digunakan dalam proses pengembangan kurikulum sekolah, perbaikan sekolah, dan perbaikan
kualitas pembelajaran di kelas.

PTK sangat bermanfaat dalam membangun hubungan interpersonal, tipe pembelajaran


yang bervariasi, pengukuran bentuk-bentuk wacana kelas, penyelidikan terhadap manusia
dengan melakukan komunikasi interpersonal selektif dan langsung. Kesahihan PTK bersifat
personal, dan tidak semata-mata menekankan kesahihan metodologis. Para guru
diseyogyakan untuk melakukan PTK seeara berkesinambungan. Praktik pembelajaran yang
dikritisi dengan kemudian ditindak lanjuti dengan upaya perbaikan melalui PTK, secara
bertahap akan meningkatkan profesionalisme guru.

.
BAB III

Pembahasan / Analisis
A. Pembahasan Isi Jurnal

Guru yang professional bukan berarti guru yang mengandalkan materi semata, namun
kualitas moral dan menjunjung tinggi nilainilai kode etik profesi. Dengan demikian professional
guru merupakan sebuah sikap loyalitas kepada bangsa dan negara untuk mencerdaskan tunas-
tunas bangsa berdasarkan nilai-nilai, etika dan norma perundang-undangan yang diatur khusus
untuk guru. Oleh karena itu, seorang yang berprofesi sebagai guru harus memiliki etika. Seorang
guru juga harus memilliki watak kerja yang professional, guru yang memiliki jiwa
profesionalisme adalah guru yang memiliki pandangan, sikap, selalu berpikir, bekerja dengan
sungguh – sungguh, bekerja kelas, sepenuh waktu, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi untuk
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Tugas guru dalam menceerdaskan bangsa harus memiliki kecerdasan yang tinggi, namun
sampai disini guru harus memiliki jiwa yang halus, karakteristik yang baik dalam memberikan
bimbingan, pengajaran dan pengiring cita – cita anak bangsa. Dedikasi dan nilai pengabdian
yang tinggi dengan kehalusan jiwa yang mengkristal disanubari guru yang akan memujudkan
tujuan pendidikan nasional.Dalam ruang lingkup tugasnya, guru dituntut untuk memiliki
sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya. Bila disimpulkan dari
pendapat Wragg (1994), maka terdapat beberapa faktor yang menyebabkan semakin tingginya
tuntutan terhadap keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki oleh guru. Faktor
pertama adalah karena cepatnya perkembangan dan perubahan yang terjadi saat ini terutama
perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi. Implikasi bagi guru adalah di mana guru harus
memiliki keterampilan-keterampilan yang cukup untuk mampu memilih topik, aktivitas dan cara
kerja dari berbagai kemungkinan yang ada. Guru-guru juga harus mengembangkan strategi
pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa
untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok.
Mereka juga harus menemukan keseimbangan yang tepat antara tradisi dan modernitas, dan
antara berbagai gagasan dan sikap yang dibawa oleh anak ke sekolah dan isi kurikulum.

A. Kelebihan Isi jurnal


1. Penulisan pada jurnal utama sudah cukup baik
2. Isi artikel pada jurnal sudah cukup baik
3. Bahasa dan penggunaan kata pada jurnal mudah dipahami
4. Cover pada jurnal utama sudah cukup baik
5. Jurnal utama dan jurnal pembanding memiliki identitas yang cukup lengkap

B. Kekurangan Jurnal
1. Pada jurnal pembanding covernya kurang menarik
2. Pada jurnal pembanding penulisannya kurang baik
3. Pada jurnal pembanding sulit ditemukan tahun terbitnya
BAB III

Penutup
A. Kesimpulan
Upaya untuk menerapkan nilai-nilai karakter pada calon guru adalah melalui mata kuliah
Etika dan Profesi Kependidikan. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang membekali
mahasiswa calon guru mengenai ajaran moral untuk memperoleh orientasi kritis sebagai
bekal mahasiswa untuk menumbuhkan pemahaman moral, perasaan moral dan tindakan
moral terkait dengan profesi guru dan profesi tenaga kependidikan lainnya. Harapannya
mahasiswa bukan sekedar mengetahui tugas-tugas seorang guru seperti apa, tetapi membawa
mereka untuk lebih mengetahui tugas dan tanggung jawab yang mereka harus jalankan ketika
menjadi seorang guru nantinya.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan itu sendiri memiliki tugas yang sangat besar
dalam membangun nilai-nilai karakter peserta didiknya dan memgembangkan potensi potensi
yang ada di dalam diri peserta didiknya. Dalam mewujudkan hal ini tentunya seorang guru
juga harus dituntut mempunyai karakter serta nilai-nilai moral yang baik agar dapat
memberikan contoh bagaimana menerapkan nilai-nilai karakter kepada peserta didiknya.
Guru sebagai figure bagi peserta didik yang sejak dini menanamkan nilai – nilai etika, moral
dan norma dalam menjalankan tugasnya, bahkan dalam setiap denyut kehidupannya, menjadi
indikator dalam keberhasilannya mengajar dan mendidik.

B. Saran
Dalam penulisan Critical jurnal review ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan oleh karena itu kritik dan saran dibutuhkan untuk mendukung
penulisan ini ,supaya lebih baik lagi dan diharapkam bermanfaat bagi para pembaca.
Daftar Pustaka
Setiyaningsih, D. (2020). PERAN ETIKA DAN PROFESI KEPENDIDIKAN DALAM. jurnal ilmiah sd , 27-37.

Sukmawati. (-). PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan , 1665-1676.

Anda mungkin juga menyukai