Anda di halaman 1dari 36

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. KETERAMPILAN
DASAR PLS

PRODI S1 PGSD-FIP

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH KINI DAN MASA DEPAN


( DR. UMBERTO SIHOMBING )

Nama Mahasiswa : Mustiranda Ginting

NIM : 1193311140

Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kelas : J Reguler 2019

Dosen Pengampu : Sani Susanti, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar PLS

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

SEPTEMBER 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan critical book review ini dengan judul “ Pendidikan Luar Sekolah Kini
dan Masa Depan ”. Critical book review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian
tugas pada mata kuliah Keterampilan Dasar PLS, semoga critical book review ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan ke depannya.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
dalam critical book review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya bagi para pembaca.

Medan, 17 September 2019

Mustiranda Ginting
Nim: 1193311140

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ....................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan CBR ................................................................................................... 1
C. Manfaat CBR ................................................................................................................... 1
D. Identitas Buku Yang Direview ....................................................................................... 2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
BAB II PROGRAM – PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT ................................ 5
BAB III ARAH GERAK PENDIDIKAN MASYARAKAT ................................................ 9
BAB IV MENGELOLA PERUBAHAN ............................................................................ 12
BAB V PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT .............................................. 19
BAB VI EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN PRODUKTIVITAS PKBM ......................... 28
BAB III
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 31
Kelebihan ................................................................................................................................ 31
Kelemahan............................................................................................................................... 31
BAB IV
PENUTUP ................................................................................................................................... 32
1) Kesimpulan ..................................................................................................................... 32
2) Saran................................................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya
dari segi informasi yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi. Selain itu, salah satu
faktor yang melatar belakangi penulis mereview buku ini adalah agar kita bisa
berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sebuah buku.

B. Tujuan Penulisan CBR

Critical Book Review ini bertujuan :


 Mengulas isi sebuah buku.
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan
oleh setiap bab dari buku.

C. Manfaat CBR
 Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keterampilan dasar PLS.
 Untuk menambah pengetahuan para pembaca.
 Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku.
 Menambah wawasan penulis.
 Melatih penulis berpikir kritis.

1
D. Identitas Buku Yang Direview

1. Judul : Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan


2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang : Dr. Umberto Sihombing
4. Penerbit : PD. Mahkota
5. Tahun terbit : 2012
6. ISBN : 979 – 95750 – 0 – 1
7. Ukuran buku : 20 x 14,5 cm
8. Jumlah halaman : 188 hlm

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jawatan pendidikan masyarakat bernaung dibawah Kementrian Pendidikan,


Pengajaran, dan Kebudayaan. Tugas pokok jawatan tersebut ialah membangunkan,
menyadarkan, menginsyafkan dan mendidik masyarakat di luar sistem
persekolahan, agar tiap warga negara menjadi anggota masyarakat yang sadar,
hidup berguna dan berharga bagi negara, nusa, bangsa, dan dunia.

Sekarang Jawatan bernama Direktorat Pendidikan Masyarakat (Dikmas)


yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan Kebudayaan (Depdikbud). Tugas
pokok Direktorat Pendidikan Masyarakat adalah menyelenggarakan sebagian tugas
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga. Adapun tugas
yang dimaksud adalah menyelenggarakan insaniah seluruh warga masyarakat di
luar sekolah. Tugas pokok Direktorat Pendidikan Masyarakat ialah
menyelenggrakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah,
Pemuda, dan Olahraga di bidang pendidikan masyarakat berdasarkan kebijakan ke
dalam fungsi, yang mencakup kegiatan merumuskan kebijakan teknis,
melaksanakan, dan membina kegiatan pendidikan dasar pendidikan kejuruan
masyarakat, pendidikan kewanitaan, pembinaan teknologi pendidikan masyarakat.

B. Permasalahan

1. Kita tidak mungkin menutup mata bahwa hasil pendidikan masyarakat


dalam arti yang dibina lembaga pemerintah belum mampu menjawab apa
yang diperlukan warga masyarakat dalam menunjang kehidupannya.
2. Dengan mudah dapat dikatakan bahwa sukar menemukan di mana di
laksanakan kegiatan belajar, karena ada dalih “dimanapun program

3
pendidikan masyarakat dapat dilaksanakan, tanpa harus terikat tempat dan
waktu“ sehingga ada kalanya program dikatakan ada tetapi tidak ada,
dikatakan tidak ada tetapi ada dengan alasan lokasi yang luas, tempat
tinggal warga belajar yang terpencar.
3. Program pendidikan masyarakat selama ini, semua datang memiliki
berbagai potensi baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun
pengawasan. Akibat dari hal ini masyarakat dibuat sangat bergantung pada
pemerintah Kemandirian masyarakat kurang berhasil ditumbuh
kembangkan.
4. Pogram pendidikan masyarakat kurang didukung oleh sarana dan prasarana
yang tepat dan sesuai.
5. Program pendidikan masyarakat tidak didukung dengan sumber daya
manusia yang cukup dan dipersiapkan untuk merencanakan, melaksanakan
dan menilai program, dan mengandalkan sukarela atau imbalan yang tidak
memadai menyebabkan kualitas program kurang terkendali.
6. Program pendidikan masyarakat belum menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat belum menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

4
BAB II

PROGRAM – PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT

A. Jenis Program
Dalam pelaksanaannya program pendidikan masyarakat yang selama
ini telah diwujudkan di dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
yaitu program pokok dan program penunjang program pokok, yang terdiri dari
program: Pemberantasan Buta Aksara dan Pendidikan Dasar, masing – masing
program terdiri dari Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), Kejar Paket A
setara SD, dan Kejar Paket B setara SLTP, Program Pendidikan Berkelanjutan,
terdiri dari program: Kejar Usaha, Beasiswa, Magang, Pembinaan Kursus, dan
Pendidikan Kewanitaan.

Program – program tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Keaksaraan Fungsional
Keaksaraan fungsional adalah pengembangan dari program
pemberantasan buta huruf. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan
keaksaraan dasar warga masyarakat buta aksara (warga belajar) sesuai dengan
minat dan kebutuhan hidupnya.

2) Pengembangan Anak Usia Dini

Masa depan bangsa dan negara akan banyak ditentukan oleh


keberhasilan dalam menyiapkan sumber daya manusia sendiri mungkin, baik
melalui perbaikan mutu kesehatan, pendidikan, sehingga tumbuh manusia kelak
mampu mewujudkan cita – cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur.
Program ini dilaksanakan dengan kerjasama antara berbagai departemen,
organisasi kemasyrakatan yang telah terlebih dahulu melaksankaan pembinaan
anak.
2) Program Paket A Setara SD
Program ini dilaksanakan dengan perioritas kepada anak usia sekolah
dasar yang tidak sekolah atau putus Sekolah Dasar dalam usia wajib belajar ( 7 –
15 tahun ).

5
3) Program Paket B Setara SLTP
Program ini ditujukan kepada siswa lulusan SD tidak melanjutkan ke
SLTP dan siswa putus SLTP dengan perioritas pada anak usia wajib belajar
yang karena berbagai faktor seperti ekonomi, sosial, jarak sekolah yang jauh
sehingga tidak mampu.
4) Kelompok Belajar Usaha
Program kejar usaha dikembangkan dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan warga belajar belum
memiliki sumber mata pencaharian tetap dan berpenghasilan rendah sehingga
dari pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan yang dimiliki itu dapat
menjalankan usaha atau bekerja pada usaha orang lain dalam rangka untuk
meningkatkan penghasilannya.
5) Beasiswa, Magang
Suatu program yang dikembangkan sebagai tindak lanjut dari pendidikan
dasar, pemeritah menyediakan beasiswa untuk magang yang diperioritaskan bagi
luluasan Paket B setara SLTP yang tidak melanjutkan.
6) Pendidikan Kewanitaan
Program yang dikembangkan secara khusus pada wanita usia produktif,
telah berkeluarga, dan tergolong miskin. Pelayanan pendidikan yang diberikan
berupa keterampilan usaha.
7) Pembinaan Kursus Pendidikan Luar Sekolah yang Diselenggrakan oleh
Masyarakat ( Diklusmes )
Bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan pendidikan melalui penyelenggaraan kursus – kursus kejuruan
dan keterampilan sehingga mampu memenuhi kebutuhan belajar masyarakat.

A. Sasaran Program

Sasaran program – program pendidikan masyarakat seharusnya meliputi seluruh


warga masyarakat yang membutuhkan pendidikan di jalur sekolah sepenuhnya, warga
masyarakat yang sudah atau akan bekerja tetapi menuntut persyaratan tertentu yang

6
tidak diperoleh dari jalur sekolah, warga masyarakat yang ingin melanjutkan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

B. Peran dalam Pengentasan Kemiskinan

Peran yang diprioritaskan sasarannya adalah mereka yang kurang beruntung dari
segi ekonomi, geografi, dan sosial budaya. Artinya sasaran pendidikan masyarakat
adalah mereka yang miskin ilmu dan miskin harta. Dalam arti masyarakat yang belum
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dasar untuk memiliki penghasilan yang
memadai.

C. Proses Pembelajaran

Proses belajar terjadi di mana saja, tanpa mengenal batas geografis, tempat,
waktu, dan usia. Belajar dapat dilaksankaan kapan saja dan bersumber dari apa saja
yang memungkinkan memberi makna pada kehidupan seseorang atau warga belajar.

D. Indikator Keberhasilan
1. Keaksaraan Fungsional, setelah mengikuti program belajar, warga belajar bebas
buta aksara dan angka latin.
2. Program Paket A Setara SD, setelah mengikuti program, warga belajar lulus
pehabtanas, melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
3. Program Kelompok Belajar Usaha, setelah mengikuti program warga belajar
memiliki kemampuan berusaha pemasaran usahanya lancar, usaha dan
anggotanya berkembang dana bertambah dan warga belajar memiliki
penghasilan tetap yang semakin hari semakin besar.
4. Program Beasiswa untuk Magang, setelah mengikuti program warga belajar
memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis keterampilan yang
diprogramkan.

E. Hambatan, Tantangan
1. Hambatan
 Perkembangan program belum diimbangi jumlah dan mutu tenaga yang
memadai.
 Tidak ada tempat belajar yang pasti.

7
 Lemahnya akurasi data tentang sasaran program.
2. Tantangan

Tantangan bagi pendidikan masyarakat pada tahun ke tahun mendatang akan


semakin berat, karena tuntunan hidup masyarakat akan terus meningkat sedangkan
keterampilan sangat kurang sehingga menimbulkan kesulitan yang berkepanjangan bagi
warga masyarakat untuk terus belajar.

3. Hasil Pelaksanaan Program

Secara kuantitas hasil pelaksanaan program Dikmas telah dapat dikatakan


mencapai hasil yang cukup baik, dengan kemampuan sumber daya manusia yang
terbatas, bahan belajar yang tidak mencukupi , daerah binaan yang sangat luas, tempat
belajar yang tersebar dan sasaran yang terus bertambah, telah keliatan berbagai
kemajuan.

8
BAB III

ARAH GERAK PENDIDIKAN MASYARAKAT

A. Arah Program
Selama 54 tahun perjalanan bangsa ini telah banyak kemajuan yang telah di capai
baik di bidang sosial, budaya, politik dan hukum maupun pendidikan. Tetapi jika
kembali ke tujuan berdirinya Negara republik Indonesia, yaitu mewujudkan bangsa
yang cerdas kehidupannya. Nampak nya kita masih jauh dari cita-cita itu. Mewujudkan
bangsa yang cerdas tidak hanya cukup dengan merenung dan berpikir saja, tetapi semua
program harus berlandaskan pola pikir manajemen modern dimana ditekan kan perlunya
perencanaan yang matang, langkah langkah kongkrit dan strategi jitu serta pelaksanaan
yang mantap, pengawasan dan pengendalian yang ketat terhadap program pendidikan.

Pada taraf pelaksanaan, apa yang sudah dirancang bersama harus dilaksanakan
secara cepat dalam arti jangan terjadi penyimpangan-penyimpangan tujuan yang telah
ditentukan menjadi arah, yang berarti semua potensi yang ada harus digerak kan pada
satu arah yaitu pencapain tujuan tersebut. Setiap rencana dan pelaksanaan, perlu di
awasi, agar pembutan rencana dapat didasari pikiran yang rasional, bukan hanya
berdasarkan target.

Program pendidikan masyarakat bukan lah suatu program yang berdiri sendiri,
melainkan merupakan program yang terkait dan saling tergantung dengan
perkembangan yang ada di lingkungan warga masyarakat

B. Guncangan pada Pendidikan Masyarakat


Guncangan adalah segala gangguan, hambatan, tantangan yang datang menerpa
pendidikan masyarakat dan dapat mempengaruhi arah, gerak program, guncangan ini
dua yaitu :

1. Guncangan-guncangan Eksternal Pendidikan Masyarakat


Krisis ekonomi yang terjadi sampai saat ini, telah mengakibatkan perubahan besar-
besaran terhadap struktur dan kemampuan ekonomi bangsa indonesia. Menurunnya
hasil penyelenggaraan pendidikaan jalur sekolah akibat krisis ekonomi dewasa ini
menuntut peningkatan eksisitensi jalur pendidikan luar sekolah, karena mau tidak mau
dan suka tidak suka, jalur pindidikan luar sekolah menjadi pilihan satu-satunya bagi
mereka yang ingin mengenyam pendidikan melalui jalur sekolah.

9
2. Guncangan internal Pendidikan Masyarakat
Rendah nya kualitas hasil pendidikan nasional, baik melalui jalur pendidikan
sekolah maupun melalui jalur pendidikan luar sekolah yang sudah menjadi rahasia
umum tidak semata-mata di akibatkan oleh faktor eksternal semata, melainkan juga
disebabkan oleh fakor faktor internal yang datang dari pemerintah. Pemerintah kurang
mampu menciptakan lapangan kerja, sehingga indonesia sampai saat ini masih miskin
lapngan kerja bagi bangsa indonesia sendiri.

Tugas pendidikan luar sekolah menurut peraturan Pemeritah adalah: untuk melayani
warga belajar supaya tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayat nya
guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupan nya; membina warga belajar agar
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk
mengembangkan diri bekerja mencari nafkah atau melanjutkan pendidikan ketingkat
dan atau kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memenuhi kebutuhan belajar
masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.

Banyak dari program-program pendidikan luar sekolah/ pendidikan masyarakat


yang diluncurkan ke masyarakat bersifat standard dan berasumsi bahwa itu dibutuhkan
oleh masyarakat, padahal hal tersebut tidak selamanya benar, serta beriorientasi pada
akademis teoristis, sehingga kurang bermanfaat dan bermakna bagi kehidupan warga
belajar sehari-hari. Faktor kuantitas, sampai saat ini tenaga atau petugas yang melayani
pendidikan luar sekolah atau pendidikan masyarakat masih sangat jauh dari ideal. Hal
ini dapat dilihat dari jumlah petugas pendidikan masyarakat di berbagai tingkat. Konsep
aparatur negara dalam hal ini petugas peidikan masyarakat sebagai abdi masyarakat
belum kelihatan secara jelas atau mungin kurang di pahami disamping itu pula pada
tingkat kecamatan yaitu pemilik Dikmas, nampaknya ada kecenderungan pemilihan
petugas pemilik dikmas ini hanya untuk memperpanjang masa pensiun, yaitu banyak
dari mereka yang diangkat menjadi pemilik Dikmas addalah mereka dari kepala sekolah
yang mau pensiun dan sejenis nya, sehingga disamping umur sudah lanjut juga
pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan di bidang pendidikan masyarakat kurang
mumpuni, dan akhirnya banyak dari mereka hanya “label” saja sebagai pemilik dikmas
tetapi apa yang dikerjakan sama sekali tidak mencerminkan sebagai pemilik dikmas.

C. Apa Arti dan Konsepsi petugas Pendidikan Luar Sekolah


Menjadi petugas pendidikan luar sekolah sangat berbeda dengan petugas
kependidikan sekolah atau tenaga kependidikan pada umumnya. Seseorang memilih
menjadi petugas pendidikan masyarakat berarti harus memiliki jiwa pelayanan dan
bukan dilayani, serta mau berkorban baik moral maupun materi untu kemajuan,
kemandirian dan peningkatan kualitas hidup masyarakat yang menjadi binaan nya.

Untuk mampu melaksanakan tugas nya dengan baik. Seseorang petugas pendidikan
masyarakat harus memiliki hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan masyarakat,
antara lain, mengerti nilai-nilai budaya yang ada pada masyarakat binaan mempunyai

10
jiwa kepemimpinan, seperti yang di ajarkan oleh ki hajar dewantara “ ing ngarso
sangtulodo, ing madyo mangun karso,tut wuri handayani” mempunyai jiwa rela
berkorban, mempunyai pengetahuan dan pengalaman dan menilai kebutuhan pasar
(market need) kemudian menerjemahkannya kedalam “learning need” warga belajar
mampu menggali, menumbuhkan/megembangkan serta memanfaatkan ptensi yang ada
pada masyrakat, termasuk memilih menggali tenaga kependidikan luar sekolah, mampu
memotivasi warga belajar dan masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi aktif dalam
penyelengaraan pendidikan bagi masyarakat, memiliki kreatifitas, dinamika, serta
serlalu berpikir motivasi mempunyai kemampuan untuk memilih dan mendahulukan
yang utama dan mendesak, mempunyai moral yang kuat dan konsisten dalam
memberdayakan masyrakat dan selalu beriorentsi kepada kebutuhan masyarakat.

Dari persyaratan-persyaratan tersebut sebenarnya tidak lah gampang menjadi


petugas pendidikan masyarakat, oleh karna itu sngat tidak tepat apa bila tenaga-tenaga
yang sudah ada akan pensiun di pindahkan untuk melaksanakan tugas yang berat dan
menantang tersebut. Mungkin lebih baik tenaga-tenaga tua tersebut dipensiunkan dan di
isi dengan tenaga-tenaga baru dan masih muda, sehingga jangkauan dan pengendalian
program bisa lebih luar karena ada tenaga yang siap untuk bekerja, bukan siap
menunggu pensiun.

11
BAB IV

MENGELOLA PERUBAHAN

Mengolah perubahan dibahas secara khusus dalam mewujudkan pendidikan


masyarakat yang memiliki efisiensi, efektivitas, dan produktivitas dalam melakukan
pelayanan pembelajaran terhadap masyarakat, karena perubahan merupakan sesuatu
yang pasti terjadi dan sangat cepat. Apabila tidak diantisipasi secara proaktif, program
pendidikan masyarakat akan menjadi lembaga yang statis, boros, selalu ketinggalan
dan akan dengan sendirinya ditinggalkan masyarakat karena kurang bermanfaat dan
bermakna.

A. PERLUNYA PERUBAHAN PROGRAM

Perubahan adalah peralihan dari keadaan sekarang menjadi keadaan yang


diinginkan (Depdikbud, 1994). perubahan merupakan bagian integral dari kehidupan di
muka bumi, termasuk kehidupan di masyarakat pedesaan sehari-hari, dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa perubahan adalah sisi lain dari kehidupan. Kegagalan
beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan oleh adanya
ketergantungan terhadap harapan, cita-cita, dan teknologi yang sudah dimiliki,
sehingga lupa bahwa hidup ini penuh dengan ketidakpastian dan inilah yang tetap ada.
Kesiapan menghadapi ketidakpastian ini, merupakan modal dasar untuk menuju
perubahan.

Tingginya kompetisi, meningkatnya kualitas permintaan, keadaan lapangan


kerja, kontrol lingkungan yang semakin ketat, perubahan teknologi, semua ini
bergabung menentang dan mengancam kelangsungan hidup setiap organisasi. Salah
satu cara untuk dapat bebas dari kepunahan dalam kancah pembelajaran masyarakat,
khususnya lembaga pendidikan masyarakat, maka sekarang perlu terus belajar
melakukan sesuatu yang berbeda menuju perbaikan mutu dan pelayanan. Pendidikan
masyarakat harus mampu membaca tanda-tanda perubahan yang muncul dengan
samar-samar dan tiba-tiba dalam kehidupan masyarakat.

12
B. Strategi Perubahan

Dalam zaman modern ini perubahan sudah menjadi suatu keharusan. Untuk
melaksanakan perubahan harus terencana dan menggunakan strategi-strategi yang
akurat, sehingga perubahan yang dilakukan tidak ngawur, asal berubah pada akhirnya
mendatangkan pemborosan atau kerugian dan penyesalan. Warren G.Bennis 1990
mengungkapkan beberapa strategi untuk perubahan, yaitu:

1. Strategi empiris-rasional.
2. Strategi normatif re-edukatif.
3. Perubahan yang didasarkan atas penerapan kekuasaan.
Dari ketiga strategi perubahan yang diuraikan diatas dengan mudah dapat diduga
bahwa strategi yang tepat untuk perubahan program pendidikan masyarakat adalah
strategi yang pertama dan kedua karena pada keduanya tidak ada unsur paksaan
tetapi memahami bahwa manusia memiliki norma norma yang harus dipatuhi.

C. Merencanakan dan Mengelola Perubahan

Dalam beberapa tahun terakhir ini Perubahan terus berlangsung, dan akibat
dari perkembangan teknologi informasi serta perkembangan politik. Dalam
melaksanakan perubahan tentu harus memperhatikan faktor pendukung dan faktor
penghambat perubahan tersebut.

1. Faktor pendukung.
Tekanan yang mendukung perubahan dalam pendidikan masyarakat dapat datang
dari dalam (internal), mungkin juga dari luar (eksternal). Tekanan internal dapat
berubah ketidakpuasan terhadap efisiensi cara kerja yang berlaku, hal ini dapat dengan
jelas kelihatan pada cara yang terlalu birokratik. sedangkan tekanan eksternal berasal
dari berbagai bidang dan seringkali menjadi faktor paling signifikan dalam mendorong,
memacu, dan meneruskan pendidikan masyarakat untuk melaksanakan perubahan.

13
2. Tekanan hukum
Yaitu lembaga pendidikan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai pembatas
hukum/kebijakan pelaksanaannya dapat saja terjadi sewaktu-waktu dan
mempengaruhi kegiatan pendidikan masyarakat.

3. Tekanan teknologi
Yaitu teknologi perubahan dengan kecepatan yang sangat luar biasa, bahkan ada
yang mengatakan dalam kecepatan yang mencemaskan.

4. Tekanan teknis
Yaitu seiring dengan perubahan teknologi, perubahan teknis juga menyebabkan
daur hidup produk semakin singkat dan menjadi usang.

5. Tekanan ekonomi
Yaitu berbagai perubahan perekonomian yang terjadi akan berpengaruh luar biasa
terhadap kelangsungan dan keberhasilan program pendidikan masyarakat.

6. Tekanan sosial
Yaitu berbagai perubahan sosial merupakan pengaruh penting terhadap dunia.

7. Tekanan politik
Yaitu perubahan politik yang ditafsirkan secara luas baik dalam terminologi lokal
maupun nasional.

8. Tekanan lingkungan
Yaitu munculnya isu isu terhadap lingkungan baik itu potensi yang ada pada
lingkungan serta pemanfaatannya.

9. Tekanan karena aktivitas kompetitif


Yaitu dalam persaingan pasar yang semakin ketat, pendidikan masyarakat sangat
perlu melihat kondisi kondisi persaingan pasar yang berkembang.

2. Faktor Penghambat

14
Tekanan yang menolak atau menghambat perubahan perubahan dalam
lembaga pendidikan masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: organisasional
dan manusiawi. Faktor organisasional meliputi struktur yang ada dalam lembaga
pendidikan masyarakat yang tidak memadai. Faktor manusiawi, meliputi kecemasan-
kecemasan akan sesuatu yang belum jelas seperti eselonisasi, reorganisasi, tidak
adanya gambaran yang jelas dan terinci tentang keuntungan yang diperoleh dari
perubahan.

D. Langkah-langkah Mewujudkan Perubahan

Kesalahan dalam melaksanakan perubahan akan mengakibatkan kerugian yang


sangat fatal, seperti waktu, tenaga, dana serta dampak yang ditimbulkan yang mungkin
mengakibatkan pendidikan masyarakat menghentikan kegiatannya. Selain
perencanaan yang matang dalam melaksanakan perubahan, langkah-langkah
perubahan yang relatif lebih singkat dapat dilakukan dalam pengembangan pendidikan
masyarakat adalah:

1. Perkiraan keadaan sekitar lingkungan masyarakat sasaran program.


2. Perkirakan sejauh mana perubahan akan membantu memecahkan masalah
pendidikan masyarakat baik menyangkut kelembagaannya,
ketenagakerjaannya, maupun kualitas hasil lulusan pembelajaran pendidikan
masyarakat.
3. Identifikasi faktor-faktor penyebab masalah dalam organisasi.
4. Tentukan strategi yang jelas dan rinci.
5. Menilai hasil perubahan yang telah dilaksanakan.
Sangat disadari bahwa sesempurna apapun perencanaan perubahan, tidak
menjamin perubahan tersebut berjalan dengan baik yang akan mendatangkan
keuntungan.

15
E. Perubahan yang dibutuhkan

Pendidikan masyarakat dituntut untuk menerapkan manajemen modern.


Penerapannya dilakukan melalui perubahan-perubahan yang dinamis, kreatif, dan
inovatif. Perubahan yang dibutuhkan oleh pendidikan masyarakat perlu dilihat sistem
penyelenggaraan program pembelajaran masyarakat di masa lalu dan sistem di masa
yang akan datang.

Sistem penyelenggaraan masa lalu, antara lain:

1. Logis, pola pikir penyelenggaraan program berdasarkan apa yang terjadi di masa lalu
Tentukan apa yang terjadi di masa yang akan datang.

2. Konservatif, yakni lambat dan beradaptasi dengan perubahan, cenderung menahan


diri, dan tidak berani mengambil resiko.

3. Statis, di mana kreativitas kurang dirangsang untuk berkembang, keberanian


menunjukkan dan menerima perdebatan pendapat atas penilaian terhadap program
hampir tidak tumbuh.

Perubahan yang diinginkan dalam sistem penyelenggaraan pembelajaran


masyarakat dapat melalui strategi pendekatan dan bentuk program yang digambarkan
sebagai berikut:

1. Dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif.

2. Mengurangi pen"standar"an program yang bersifat kaku.

3. Orientasi program bergerak dari orientasi akademis teoritis mengarah pada


orientasi pasar.

4. Penekanan program yang cenderung ke arah kuantitas harus bergeser dan


mementingkan kualitas.

5. Perencanaan program dimulai dari bawah bukan dari atas.

16
6.Pelaksanaan program harus terjadwal dan berada di tengah-tengah
masyarakat.

Perubahan yang digambarkan di atas hanya akan dapat diwujudkan apabila


para pengambil keputusan program pendidikan masyarakat mau membuka diri untuk
perubahan. Mengubah pendekatan yang selama ini bersifat pasif menjadi partisipatif,
kesiapan sumber daya manusia yang menjadi pelaksana program harus benar-benar
disiapkan baik sikap mental maupun pemahaman akan metode yang mendukung
terjadinya partisipasi.

Biasanya orang lebih senang melaksanakan program yang sudah jadi, tidak
perlu capek untuk mengembangkan, kecenderungan menerima jadi suatu pekerjaan
yang sudah menjadi suatu kebiasaan bagi kebanyakan orang. Orientasi program
pembelajaran yang bergerak dari orientasi akademis teoritis menuju orientasi pasar,
memerlukan kemampuan mengadakan pemantauan, penilaian, analisis tentang
keadaan pasar lokal, walaupun dimulai dari yang sangat sederhana. segala sesuatu
yang memberi peluang untuk warga belajar untuk dimanfaatkan dalam menunjang
kehidupannya. Kemampuan melihat peluang dikuasai oleh para pengelola pendidikan
masyarakat sehingga program yang dikembangkan akan benar-benar menjamin hasil
yang laku dijual.

Program pembelajaran yang berorientasi pada kualitas berarti bahwa setiap


program yang dilaksanakan dijamin hasilnya bermanfaat untuk menunjang kehidupan
warga belajar. Untuk mewujudkan itu, Perubahan kedua dan ketiga diatas dapat
digunakan sebagai acuan dalam merencanakan program. karena itu pada perencanaan
program pembelajaran jangan putuskan dari atas tetapi dimulai dari warga belajar,
petugas pemerintah cukup berperan untuk membantu merumuskan kebutuhan
tersebut dan kemudian membicarakannya dengan warga, namun Segala keputusan
ada pada warga. Untuk menjamin keberhasilan program perlu ada jadwal yang dibuat
bersama warga belajar, agar jadwal tersebut dipatuhi pelaksanaannya.

Untuk itu profil pendidikan masyarakat di masa depan yang diharapkan sebagai
akibat adanya perubahan adalah bersifat imajinatif, artinya cara berpikiran nya tanpa

17
dibatasi oleh kenyataan pada saat ini Semata, tetapi didasarkan atas kemungkinan ke
depan. Spekulatif, artinya cara berpikiran nya taktis dan berani mendasarkan pada
asumsi dan perkiraan ke depan berdasarkan data dan fakta masa lalu. Konseptual,
artinya menyelesaikan masalah dilakukan dengan cara mengambil intisari dari
beberapa contoh yang berlainan dan bervariasi. Mencari, artinya organisasi terus aktif
bergerak mencari hal-hal baru dan sesuatu yang paling baik melalui komunikasi si yang
intensif dengan lingkungan. Reseptif, artinya terbuka terhadap saran dan kritik.
Terbuka, artinya diberi keleluasaan berpikir dan bergerak untuk mewujudkan tujuan
pendidikan masyarakat. Simulian, artinya pendidikan masyarakat menjadi inspirator
pelaksanaan program-program yang dibutuhkan masyarakat secara bersamaan.
Divergen, artinya terbuka dalam cara berpikir dan selalu memiliki alternatif.
Evolusioner, artinya selalu berubah, tumbuh dan berkembang dengan memandang
perubahan sebagai proses tanpa akhir. Empati, artinya mampu memahami perasaan
dan kebutuhan masyarakat sekitar. Avonturir, artinya secara aktif terus mencari dan
merintis hal-hal dan pengalaman baru. Kooperatif, artinya mampu bekerja sama dan
membantu yang lain demi kepentingan dan keuntungan bersama. Menerima, artinya
bersedia menerima sesuatu seperti apa adanya, terbuka terhadap ide dan tidak
memihak pada kepentingan individu atau golongan.

F. Determinan perubahan

Program pembelajaran masyarakat berorientasi pada pasar atau dunia kerja,


sehingga pembelajaran akan dipandang sebagai suatu instrumen vital dan ampuh
untuk mobilitas sosial, sejauh relevan dengan pasar kerja. Prinsip pelaksanaan program
adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat yang diarahkan pada program yang
berorientasi pada kebutuhan pasar tanpa mengabaikan aspek akademis yang akan
menimbulkan rasa ingin tahu, ingin memiliki, dan akhirnya diminati oleh masyarakat
dan akhirnya nya diminati oleh masyarakat.

18
BAB V

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT

A. KENAPA PKBM
1. Pangkal Pemlou
Bertitik tolak pada permasalahan sebelumnya dan perubahan untuk
mengatasinya. sepantasnya para pemikir pendidikan masyarakat tidak berhenti berudah
untuk mencari kemungkinan pendekatan baru yang dapat menggugah para petugas
pedidikan masyarakat umtuk tidak berhenti mencari metode yang paling sesuai dan
kondusif dengan lingkungan dimna mereka bekerja dan bagaimana mereka mengikut
sertakan tokoh masyarakat turut mengambil bagian akan bertanggung jawab akan hasil
pendidikan sehingga masyarakat mengambil bagian dalam proses pembangunan yang
terus maengalir.
2. Dasar Pemikiran
Masyarakat merupakan sumber inspirasi dan kreativitas manusia. Masyrakat
adalah sumber ulmu yang tak pernah kering. Masyarakat dengan segala dinamikanya,
terus berkembang, berubah dan bergerak tanpa mengenal batas batas waktu dan tempat
tertentu. sekecil apapun pergerakan perubahan dan perkembangan akan tetap terjadi di
dalam masyarakat, akan berpengaruh terhadap struktur dan tingkat kebutuhan
masyarakat itu sendiri, ini merupakan ketenuan alam yanng pasti. Kebenaran terhadap
pentingnya kesusukann masyarakat dalam proses pembangunan pendidikan merupakan
tonggak sejarah yang penting dalanm menghadapi era globalisasi.
3. Arah PKBM
PKBM sebagai basis pendidikan bagi masyarakat perlu dikembangkan secara
komprehensif, fleksibel, beraneka ragam dan terbuka bagi semua kelompok usia, sesuai
dengan peranan, harsat, dan kepentingan kebutuhan belajar masyarakat. arah
pengembangan PKBM adalah merupakan pola ketergantungsn dstu srsh mrnjsfi pols
dsling ketergantungan antara masyarakat dengan pemerintah, masyaratakat dengan
PKBM dan PKBM dengan pemeerintah. jika salah satu sub sistem tidak berjalan maka
dapat disubsitusikan oleh subsistem yang lain.
4. AZAS PKBM
Azas PKBM dapat didefenisikan menjadi 7 yaitu :
 azas kemanfaatan artinya sertiap kehadiran PKBM harus benar benar

19
memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan upaya memberi memperbaiki dan
mempertahankan kehidupannya,
 Azas kebermaknaan artinya PKBM dengan segala potensinya harus mampu
memberi dan menciptakan program yang bermakna dan dapat meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat sekitar.
 Azas kebersamaan artinya PKBM adalah lembaga yang dikelola bersama-sama,
bukan milik perorangan maupun kelompok tertentu, dan bukan milik pemerintah,
melainkan PKBM adalah milik bersama, digunakan bersama untuk kepentingan
bersama.
 Azas kemandirian artinya PKBM dalam meoajsanakan dam mengembangkan
kegiatan harus mengutamakan kekuatan diri sendiri
 Azas keselarasan artinya setisp kegiatan yang dilaksanakan leh PKBM harus
sesuai dan selaras dengan situasi dengan kondisi masyarakat .
 Azas kebutuhan artinya setiap kegiatan yang dilaksanakan PKBM harus di mulai
dengan kegiatan pembelak=jaran yang benar benar paling mendesak bagi masyarakat
 Azas tolong menolong artinya PKBM merupakan arena atau ajang belajat dan
pembelajaran masyarakat yang didasari atas saling asah ,saling asih, dan saling asuh di
antarasesama masyarakat itu sendiri.
5. FUNGSI PKBM
PKBM adalah lembaga yang dibentuk dari,oleh dan untuk masyaratkat. fungsi
PKBM meliputi :
a. Sebagai wadah pembelajaran yaitu tempat warga masyarakat dapat menimba
ilmu dan memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional .
b. Sebagai tempat pusaran semua potensi masyarakat yaitu PKBM sebagai tempat
pertukaran potensi yang ada dan berkembang di masyarakat.
c. Sebagai pusat dan sumber informasi artinya tempat menanya masyarakat tentang
informasi tentang berbagai kegiatan pembelajaran dan keterampilan fungsional yang
dibutuhkan masyarakat.
d. Sebagai ajang tempat tukar menukar keterampilan dan pengalaman yaitu tempat
berbagi keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan
dengan prinsip saling belajar melalui deskusi permasalahan kehidupan.

20
e. Sebagai sentra pertemuan antar pengelola dan sumber belajar artinya tempat
diadakannya pertemuan para pengelola dan sumber belajar baik secara inter maupun
dengan PKBM disekitarnya.
f. Sebagai loka belajar yang tidak pernah keringn artinya tempat yang terus
menerus dilakukan untuk belajar bagi masyarakat dalam berbagai bentuk.

B. PERKEMBANGAN PKBM
1. PENGERTIAN PELEMBAGAAN
Pelembagaan PKBM artinya menetapkan PKBM sebagai basis penyelenggaraan
program pendidikan masyarakkat di tingkat operasional, dan juga dikelola secara
profesional oleh LSM atau organisasi masyaratak lainnya.
2. Alasan Pelembagaan
Pelembagaan PKBM merupakan salah satu upaya untuk membanngkitkan dan
menunjukkan kemampuan masyarakat di dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengendalikan program PLS sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
pelembagaan PKBM dilandasi oleh 4 faktor :
a. PKBM bukan milik Pemerintah tetapi merupakan pusat kegiatan belajar masyarakat
yang berasal dari masyarakat , dikelola oleh masyarakat dan untuk kepentingan
masyarakat dengan tujuan meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat.
b. PKBM dibina menuju kemandirian
c. PKBM dititik beratkan pada orientasi pasar
d. Melalui pusat kegiatan belajar masyarakat

A. Maksud dan tujuan pelembagaan masyarakat


Yaitu menggali, menumbuhkan , dan mengembangkan potensi seluruh
masyarakat. adapun tujuannya adalah mendekatkan wadah dimana masyarakat dapat
menimba ilmu dan diperlukan , memadukan program pembelajaran dengan tuntunan
lingkungan, memudahkan pengendalian masyarakat terhadap kualitas pendidikan bagi
warganya.
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam menentukan tujuan :
 sebuah tujuan harus jelas
 tujuan harus terukur

21
 keberhasilan tujuan harus dapat di terima
 tujuan harus diterima orang lain.
B. Langkah langkah Pelembagaan PKBM
Proses pembangunan yang berhasil ditandai dengan semakin kritisnya
masyarakat terhadap pembangunan itu sendiri, semakin berhasil pembangunan yang di
laksanakan , maka akan muncuk pemikiran pemikiran kritis dari kalangan masyarakat
termaksud masyarakat kalangan bawah. Peran pemerintah melalu pemanfaatan
keberadaan Penilik Pendidikan Masyarakat yang bertindak sebagai promotor, motivator
dan fasilitator pembentukan PKBM.
Langkah langkah yang harus dilaksanakan dalam pelembagaan pkbm adalah :
1. Mengidentifikasi semua unsur yang akan terkait dengan kegiatan PKBM
2. Pendekatan lintas sektoral
3. Pendekatan terhadap masyarakat
Langkah langkah kongkrit yang dapat dilaksanakan adalah pelibatan masyarakat
ini dapat diawalli denngan berbagai pertemuan dengan seluruh lapisan masyarakat guna
membahas konsep PKBM dan manfaatnya bagi masyarakat sekitar PKBM.

C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PEMBANGUNAN PKBM


a) Faktor pendukung
 FAKKTOR INTERNAL
Program program pendidikan masyarakat telah melambangkan dan
memasyarakat serta banyak sarana/prasarana yang tersedia di masyarakat yang dapat di
dayungkan sebagai PKBM.
 FAKTOR EKSTERNAL
Tersedia tenanga tenaga terlatih dalam bisang pendidikan masyarakat yang
berasal dari masyarakat dan siap membantu operasional PKKBM yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat sehingga dengan sentuhan motivasi tantangan dan
kemanusiaan, serta adanya dukungan dan bantuan dari tokoh tokoh masyarakat, baik
formal, maupun informal karna mampu menghimpun potensi mereka untuk keperluan
PKBM.

22
b) Faktor penghambat
1. internal
Belum adanya persepsi yang sama tentang konsep dasar PKBM oleh sebahagian
petugas Dikmas, sehingga masih adanya rasa kurang percaya terhadap bentuk dan
program yang mungkin dikembangkan PKBM.
2. eksternal
Belum difahami konsep PKBM oleh berbagai instansi Pemerintah LSM dan
sebagai masyarakat, sehingga mereka bersikap ragu ragu terhadap program pendidikan
masyarakat yang dilaksanakan di PKBm dan masih adanya anggapan yang salah pada
sebagian besar warga masyarakat bahwa PKBM itu milik pemerintah.

C. PENGELOLAAN PKBM
1. STRATEGI PENGELOLAAN
Cara yang digunakan untuk mendinamisasi keberadaan PKBM. Pengelolaan
PKBM merupakan aktifitas selluruh pengelola PKBM yang sangat penting. berhasil
tidaknya PKBM dalam melaksanakan tugas dan fungsinya banyak tergantung dari
pengelolanya. Secara umum aspek aspek pengelolaan PKBM dapat di tinjau dari empat
fingsi manajemen , yaitu :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
1. Jiwa pengelola pemimpin
2. Ketenagaan PKBM
3. Latihan pengelolaan PKBM
4. Prosedur kerja
d. Pengawasan
2. Variasi pemgelolaan PKBM
Pengelolaan PKBM yang sangat Variatif ada 9 dan kemungkinan lebih, diantanya :
a. Petugas Dikmas
b. Petugas Dikmas bersama TLD
c. Penilik Dikmas bersama tokoh masyarakat
d. Petugas dikmas bersama LSM

23
e. Pamong belajar SKB
f. TLD sendiri
g. Tokoh masyarakat sendiri
h. LSM
i. Oleh perusahaan
Pertukaran informasi antara PKBM menjadi ajang pembelajaran daam
meningkatkan mutu pengelolaan PKBM
3. POLA PEMBIAYAAN PKBM
Sentra pembelajaran masyarakat yang berasal dari masyarakat , dibentuk oleh
masyarakat dikelola oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati oleh masyarakat. Upaya
upaya yang dilakukan adalah mengisi program program yang inovatif, produktif,
berorientasi passar tidak semata orientasi akademik serta nyata-nyata dibutuhkan oleh
masyarakat, seperti kelompokk belajar usaha.
Langkah langka stategis dalam masyrakat mampu membiayai PKBM :
1. Setiap pusat kegiatan masyarakat di bentuk berdasarkan kebutuhan masyarakat
2. Setiap program yang di laksanakan di PKBM benar benar memberi manfaat bagi
masyarakat
3. Setiap PKBM hendaklah mampu menjadi pusat kegiatan ekonomi warga belajar
secara sukarela dapat membiayai kegiatan.
4. PKBM dapan menghimpun dana baik dari masyarakat maupun lembaga
lembaga donor atau lembaga pemerintah
5. setiap PKBM hendaknya di dorong dan di bina untuk menjalin kemitraan
dengan pelaku ekonomi di sekitarnya.
6. Setiap PKBM hendaknya dapat menerima investasi pihak luar baik perorangan
maupun lembaga baik modal usaha mauoun sarana/prasarana.
7. Setiap pengelola atau petugas yang menjadi andala PKBM hendak di bekali
keterampilan management profesional serta mental wirausaha
8. Ciptakan jaringan kerjasama usaha di antara PKBM yang ada di satu kecamatan
bahkan kabupaten.
4. PROGRAM PRIORITAS
Program yang mengutamakan pelayanan dan pembangunan manusia seutuhnya
dan mampu memecahkan persoalan kebutuhan hidup masyarakat. Program jangan

24
sampai membelajarkan warga belajar menjadi seorang yang boros dan konsumtif, tetapi
membelajarkan warga belajar untuk mampu menggunakan sekecil apapun dana belajar
menjadi lebih berhasil guna untuk kehidupannya. beajar melalui pengalaman dan
penghayatan dapat mewujudkan hal tersebut.
5. materi belajar dan bahan
PKMB melaksanakan programnya melalui materi dan bahan belajar dalam
benuk baccaan, bahan praktek, perantara kerj amaupun alat alat permainan.
hal apa saja yang harus di butuhkan dalam memberdayakan PKMB :
a. apa materi, siapa yang menyampaikan, dan materi apa saja yang di sampaikan
untuk masyarakat PKMB
b. Bagaimana membuat materi dan bahas yang dapat membangkitkan minat dan
motivasi belajar masyarakat
c. siapa sauja yangg dapat membuat dan menentukan bahan belajar.

Bahan Belajar adalah bahan dalam bentuk cetakan seperti buku ,maket, gambar-
gambar dan lain sebagainya yang dapat membantu warga belajar untuk belajar
seoptimal mungkin serta dapat merangsang motivasi dan kreativitas untuk belajar
mencapai prestasi yang diinginkan.
Materi belajar adalah isi pelajaran yang ditulis atau di muat dalam bahan belajar itu. isi
pelajaran meliputi konsep-konsep, kaidah kaidah, hukum,norma, dn hakikat suatu ilmu
pengetahuan yang ada dan menyangkut pendidikan, ekonomi, tekhnologi, sosial dan
budaya. Dengan demikian pemikiran penulis turun terhadap pembaca dan materi belajar
sangat berpengaruh maju tidaknya PKBM .
Bahan dan materi yang baik adalah dapat menumbuhkan minat dan motivasi
belajar dan pembacanya dengan sukarela , adapun bahan/materi yang yang dapat
meningkatkan minat antara lain seperti :
1. Mudah  cara menyajikannya tidak berbelit-belit,singkat, jelas dan tegas
2. Murah  sarana belajar harus dapat di jangkau warga belajar
3. Menarik penyaji mampu mengundang rasa ingin tahu ingin baca
4. Menggairahkan mampu merangsang timbulnya semangat belajar
5. mengugah  membangkitkan semangat belajar
6. menantang  bahan belajar baik isi maupun perwajahan harus mampu

25
membangkitkan semangat dari setiap pembaca.

D. Memperkuat PKBM
1. Strategi
Keterampilan dan kesempatan merupakan kunci penting dalam menentukan
strategi, sementara strategi iti sendiri dapat diartikan sebagai kiat, cara, taktik, atau seni
situsional dalam mencapai suatu tujuan. Tujuan menjadi aspek penting dalam
menemukan strategi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi adalah pola
tujuan atau sasaran atau sasaran ysng ingin dicapai. Beberapa strategi yang dapat
dipertimbangkan dalam mengembangkan satu lembaga antaralain, strategi produksi,
strategi proses, lokasi, dan sumber daya manusi ( Jay dan Barry Render 1991 ).
 Strategi produksi, yaitu strategi dalam menentukan keluaran apa yang akan
dihasilkan.
 Strategi proses, yaitu cara yang akan ditempuh dalam mencapai produk yang
sudah ditentukan.
 Strategi lokasi, yaitu strategi penentuan tempat kedudukan kegiatan, pemeroses,
dan penempatan.
 Strategi sumber daya manusia, yaitu sebagai perencanaan, pengadaan,
penempatan, dan kemmpuan sumber daya manusia yang dimiliki.
2. Pola Hubungan
Kemandirian PKBM harus menjadi acuan bagi setiap insan yang ingin
mengambil bagian dalam usaha pencerdasan warga masyarakat. Pusat kegiatan belajar
masyarakat adalah lembaga yang secara pasti harus berdiri di atas kemampuan diri
sendiri, kemampuan yang bertumpu pada kreativitas dan kapasitas masyarakat sekitar.
Ciri – cirinya keberpihakan terhadap tata hubungan antara pusat kegiatan belajar
masyarakat dengan lembaga di luar pusat kegiatan belajar masyarakat.
Hubungan yang terjalin di antara pusat kegiatan belajar masyarakat dengan lembaga –
lembaga tersebut hanyalah hubungan berdasarkan kemintraan dan kepentingan bersama
yang saling menguntungkan. Secara garis besar peran orang lembaga organisasi luar
dalam mendukung keberdaan dan pengembangan pusat kegiatan belajar masyarakat
menjadi tujuan dijabarkan sebagai berikut:
a. Pemberian fasilitas penggunaan sarana milik pemerintah atau swasta.

26
b. Pemberian jasa konsultasi dalam upaya memperkuat program – program.
c. Pemberian dana motivasi belajar bagi warga belajar.
d. Pemberian penghargaan bagi pusat kegiatan belajar masyarakat yang berhasil
menjadi yang terbaik.
e. Penyelenggaraan ujian kesetaraan untuk program paket a setara SD dan paket B
setara SLTP.
3. Mutu pendidikan
Salah satu ukuran keberhasilan pelaksanaan program pendidikan di PKBM
adalah mutu hasil pendidikan yang diperoleh warga belajar. Mutu yang ingin dicapai
ditetapkan oleh PKBM sendiri, tetapi tidak menutup kemungkinan ditentukan secara
bersama antara beberapa program yang sejenis. Mutu pendidikan banyak dipengeauhi
oleh mutu pengelola PKBM, mutu bahan belajar serta ketersediaan tutor dan nara
sumber teknis yang diperlukan dalam menunjang penyelenggaraan proses belajar
mengajar. Mutu pendidikan dapat diartikan secara sederhana sebagai yang “ ter “ yaitu
terbaik, sempurna, terekonomis, terlaku di psara kerja atau suatu hasil yang lebih baik
dari apa yang dibutuhkan oleh sasaran program pendidikan .

27
BAB VI

EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN PRODUKTIVITAS PKBM

A. Konsepsi Efisiensi, Efektivitas, dan Produktivitas PKBM


Pusat kegiatan belajar masyarakat, sebagai suatu lembaga pelayanan
masyarakat yang bersifat sosial dalam perjalanannya harus seperti organisasi –
organisasi komersial lainnya.
Kata efisien sering diterjemahkan dengan dayaguna, efektif
diterjemahkan hasil – gun, dan produktif diterjemahkan dengan daya – hasil.
Bekerja dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu, dan
kelelahan yang sedikit mungkin atau murah. Bekerja dengan efektif berarti
bekerja mencapai tujuan dengan waktu yang singkat. Produktivitas adalah
perbandingan antara masukan yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
direncanaan dibanding dengan keluaran atau hasil.
Efisien PKBM dapat dikategorikan menjadi dua yaitu efisiensi internal
yang berkaitan dengan hal berada dalam jangkauan pengelolaan organisasi,
sedangkan eksternal berkaitan dengan hal – hal yang berada di luar jangkauan
pengelolaan organisasi namun berpengaruh pada pencapaian tujuan yang
diprogramkan PKBM.
Sebelum mengisi suatu posisi, terlebih dahulu dilakukan analisis jabatan
( Manullang, 1972 ) dalam suatu organisasi atau lembaga, yang dapat dibedakan
menjadi 4 jenis analisis,yakni :
1) Job analysis for personnel specifications, tujuannya untuk menentukan
syarat fisik dan mental.
2) Job analysis for tranning purposes, tujuannya untuk menentukan langkah
– langkah yang ditempuh.
3) Job analysis setting rates, tujuannya menentukan nilai – nilai masing –
masing penanggungjawab.
4) Job analysis method improvements, tujuannya untuk mempermudah cara
– cara bekerja.

28
B. Program PKBM yang Efisien, Efektif, dan Produktif
Program PKBM yang efisien, yaitu program pembelajaran kepala
masyarakat yang ada di dalamnya juga efisien. Program PKBM yang efektif,
yaitu program pembelajaran yang mampu menjawab permintaan warga belajar
dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Program PKBM yang produktif,
program pembelajaran yang harus mempu membelajarkan masyarakat yang
membutuhkan peningkatan ilmu pengetahuan warga masyarakat yang
membutuhkan peningkatan ilmu pengetahuan keterampilan dan sikap.

C. Mewujudkan PKBM yang Efisien, Efektif, dan Produktif


Kualitas program, yaitu program yang dilaksanakan harus bermakna.
Program – program dalam PKBM harus secara mendasar beriorentasi pasar (
market oriented ), yang nantinya sebagai landasan untuk menentukan
pengetahuan dan keterampilan. Proses pembelajaran dilakukan di PKBM diluar
PKBM yang memiliki jaringan kerja dengan PKBM dan dapat menjamin
kepuasan warga belajar.
Ada lima kebiasaan yang dituntut oleh setiap mata pencaharian untuk
dipelajari, dikuasai yang perlu dikembangkan pada program belajar di PKBM
yaitu :
1. Kebiasaan untuk mengelola dana agar penggunaannya terarah pada hal –
hal yang penting.
2. Kebiasaan mengelola sumber daya yang tersedia dalam mendukung
pelaksanaan mata pencarian.
3. Kebiasaan melihat peluang yang terbuka di pasar.
4. Kebiasaan menghasilkan barang dan jasa yang sesuai permintaan pasar.
5. Kebiasaan melihat, membuka dan memperluas jaringan perdagangan.

Pertumbuhan program, yaitu masyarakat selalu dinamis dan kebutuhan


belajarnya terus berkembang seiring dengan perubahan janis dan ragam tuntunan
psar. PKBM yang unggul adalah yang mampu dengancepat menyesuaikan
programnya dengan perkembangan yang terjadi di lingkungannya. Untuk
mendukung pertumbuhan program – program dalam PKBM baik kualitas
maupun kuantitas diperlukan pelibatan lintas sektor pemerintah maupun swasta.

29
Fleksibilitas program, yaitu belajar sepanjang hayat, pada hakikatnya terjadi
jalur pendidikan luar sekolah. Di jalur pendidikan sekolah, kecuali perguruan
tinggi, di Indonesia belum menerapkan pendidikan sepanjang hayat.
Pengawasan dan pengendalian program, yaitu pengelola PKBm untuk mencapai
efisiensi, efektivitas, serta produktivitas, maka pengawasan yang ketat
merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan. Pengawasan dan pengendalian
terhadap program di dalam PKBM ditekankan pada aspek kualitas dan teknis
edukatif.

Pemanfaatan lingkungan, konsep PKBM memberdayakan masyarakat desa


sehingga menjadi masyarakat yang meiliki kualitas, dinamis, dan mandiri
melalui penggalian, penumbuhan, pengembangan seluruh potensi yang ada.
Program PKBM harus mampu memanfaatkan potensi alam lingkungan dan
merubah lingingan tersebut menjadi barang ekonomis yang laku di pasar dalam
rangka menunjang perekonomian lingkungan guan mewujudkan tingkat
kesejahteraan warga belajar.

Motivasi, tantangan yang paling berat yang sering dihadapi oleh sebuah
organisasi adalah bagaimana menggerakkan para petugas agar senantiasa mau
dan bersedia. Motivasi ini merupakan rangsangan yang diperlukan oleh setiap
warga belajar sehingga mereka memiliki dorongan untuk belajar sungguh –
sungguh dan rangsangan untuk mencapai sesuatu yang terbaik bagi diriya.
Prinsip – prinsip yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi berprestasi
adalah :

a. Merumuskan tujuan program secara eksplisit.


b. Memahami betul pengentahuan dan keterampilan.
c. Memodifikasi tingkah laku warga belajar dengan cara memberikan ganjaran.

30
BAB III

PEMBAHASAN
Kelebihan

 Bahasa yang digunakan mudah dipahami.


 Penjelasannya cukup rinci.
 Menyajikan suatu pesan moral yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi.
 Bab-bab terstruktur dengan rapi dan runtut berdasar urutan pembahasan.

Kelemahan

 Gambar/foto dalam buku sangat minim dan berwarna hitam putih.


 Terdapat penjelasan yang menggunakan kata-kata yang sama.
 Jenis kertas hanya kertas HVS biasa.

31
BAB IV

PENUTUP

1) Kesimpulan

Pentingnya peran pendidikan luar sekolah dalam mencerdaskan


kehidupan bangsa. Berbagai macam jenis program dapat dikembangkan di
pendidikan luar sekolah yang lebih biasanya juga sering disebut dengan program
pendidikan masyarakat.
Semua program bertujuan untuk mewujudkan warga belajar memiliki
pengetahuan, kemampuan, dan sikap lebih mandiri, kreatif, dan dinamis dalam
rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Proses pembelajarannya dapat terjadi
dimana saja, tanpa mengenal batas geografis, tempat, waktu dan usia. Beberapa
hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan program pendidikan
masyarakat antara lain perkembangan program belum diimbangi dengan jumlah
dan mutu tenaga yang memadai misalnya untuk Dikmas.

2) Saran
Pemerintah harus menjadikan pendidikan Luar sekolah sebagi jalur
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat. Jadikan
pendidikan luar sekolah tidak hanya sebatas pelengkap saja tetapi juga
merupakan jalur alternatif dalam pencapaian tujuan pendidikan di Indonesia.

32
DAFTAR PUSTAKA

Sihombing Umberto,2012,Pendidikan luar sekolah kini dan masa depan,PD. Mahkota.

33

Anda mungkin juga menyukai