KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Tuhan YME dan salam selalu tercurahkan kepada atas berkat
limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas critical book ini.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik. Tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan psikologi
perkembangan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi
dan referensi.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Medan.Saya sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan laporan saya
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Gracelita Saragih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1 LatarBelakang...............................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................
1.3 Manfaat.........................................................................................................
PENDAHULUAN
Masa pertumbuhan anak seharusnya diperhatikan secara seksama oleh orang tua, karena
proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang.
Jika perkembangan anak luput dari perhatian orang tua maka anak akan tumbuh seadanya
sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka. Masa usia sekolah dasar merupakan
masa kelanjutan dari masa bayi dan prasekolah anak. Masa ini terjadi dari usia 5 sampai 12
tahun yang ditandai dengan terjadinya perkembangan-perkembangan pada diri anak
diantaranya fisik dan juga kognitifnya. Kemudian dalam laporan ini akan dibahas tentang
bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif anak diusia sekolah
tepatnya sekolah dasar. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, perkembangan
merupakan suatu proses yang holistik dari proses-proses biologis, kognitif, dan psikososial.
Hal ini berarti bahwa perkembangan berlangsung secara terintegrasi dalam segala aspek yang
ada dalam diri individu (manusia).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah di atas, akhirnya memunculkan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1.3 TUJUAN
2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja tahap dalam pertumbuhan dan perkembangan. .
PEMBAHASAN
a. BUKU UTAMA
Dra. Nurmaniah, M. Pd
b. BUKU PEMBANDING
C.BUKU B.INGGRIS
2.Pengarang : Marian Kloep, Leo B.Hendry, Rachel Taylor and Ian Stuart-Hamilton
Kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah laku
manusia. Bahkan tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan semua
tingkah laku manusia di arahkan untuk memenuhi atau memasukkan kebutuhannya.
Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari dasar sampai yang paling tinggi yaitu,
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang,
kebutuhan penghargaan, kebutuhan rasa ingin tahu, kebutuhan nestetik, kebutuhan
pertumbuhan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Konsep diri adalah bagaimana seseorang melihat dirinya yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri seseorang dibentuk
oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga dimana seorang anak di besarkan. Bagaimana
pola asuh terhadap anak sangat menentukan pembentukan konsep dari negatif. Lingkungan
berikutnya yang sangat menentukan konsep diri anak adalah lingkungan sekolah. Guru sangat
berperan dalam membentuk konsep diri anda.
Terdapat tiga domensi konsep diri yaitu dimensi gambaran diri, dimensi penilaian diri,
dan dimensi cita-cita diri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri indvidu adalah usia kematangan,
penampilan diri, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya dan kreativitas.
Konsep diri juga mempunyai hubungan yang erat dengan prestasi belajar.
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai adaptasi, sebagai bentuk konformitas, dan
sebagai usaha pengusasaan. Sebagai adaptasi penyesuaian diri berarti kemampuan individu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan termasuk penyesuaian secara fisik fisiologis,
attau biologis. Penyesuaian diri dalam arti komformitas artinya penyesuaian terhadap norma.
Sebagai usaha konformitas, individu mendapat tekanan dari kelompok untuk mengikuti
norma kelompok, ia akan ditolak kalau berperilaku tidak sesuai dengan norma kelompoknya.
Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan diartikan sebagai kemampuan untuk
merencanakan dan mengorganisir respons dengan cara tertentu sehingga tidak terjadi konflik
dan frustasi.
Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, tunggal, dan
ikhlas. Ia sebagai subjek yang merupakan suatu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai
kemampuannya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan Tuhan
yang mencipataknnya.
Manusia terus mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis Pertumbuhan
perkembangan tersebut dialami sejak manusia masih di dalam kandungan.
Kelahiran merupakan saat suatu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai setiap
organ atau bagian tubuh telah mampu berfungsi.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia di pengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
keturunan, sosial ekonomi, sosial kulturasi, kesehatan, dan latar belakang kehidupan
keluarga.
Pertumbuhan fisik lebih lanjut sejak bayi lahir, dan masing-masing organ mencapai
tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Kematang pertumbuhan
fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ, berpengaruh terhadap
perkembangan non-fisik, seperti berfikir, bahasa sosial, emosi dan pengenalan terhadap nilai,
norma, dan moral.
Emosi adalah warna efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.
Pola emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara
normal di alami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, dan sedih. Perbedaannya
terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajatnya, serta pengendalian
remaja terhadap ungkapan emosi mereka. Biehler membedakan ciri-ciri perkembangan emosi
remaja dalam rentang waktu usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain: kematangan dan belajar
serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah laku misalnya rasa
takut yang menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos, dan sebagainya. Ada
perbedaan individual dalam perkembangan emosi yang sebagian disebabkan oleh keadaan
fisik, taraf kemampuan intelektual, dan kondisi lingkungan. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pendidikan, guru dapat melakukan beberapa upaya dalam pengembangan
emosi remaja misalnya: konsisten dalam pengelolaan kelas, mendorong anak bersaing dengan
diri sendiri, pengelolaan diskusi kelas yang baik, mencoba memahami remaja, dan membantu
siswa untuk berprestasi.
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau
prinsip-prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk perbuatan
dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi individu terhadap
sesuatu hal keterkaitan antara lain moral dan sikap tampak dalam pengalaman nilai-nilai
pengenalan, pengahayatan terhadap nilai-nilai berdasarkan moral yang dimiliki akan
terbentuk sikap dan diwujudkan dalam tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang
dianut.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pengembangan nilai-nilai, moral dan
sikap remaja adalah menciptakan komunikasi disamping memberi informasi dan remaja
diberi kesempatan untuk berprestasi untuk aspek moral serta menciptakan sistem lingkungan
yang serasi atau kondusif.
Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka
penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan
proses yang cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan,
dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri yang tertuju pada pencapaian
keharmonisan antara faktor internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan,
frustasi, dan berbagai macam perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh-oleh faktor
lingkungan di mana kemungkinan akan berkembang proses penyesuian yang baik atau salah
suai. Selain faktor lingkungan, faktor psikologis, kematangan, kondisi fisik, dan kebudayaan
juga mempengaruhi proses penyesuaian diri.
Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang
sehat mentalnya ialah memilki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara
harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu yaitu antara lain:
kondisi fisik, tingkatan perkembangan dan kematangan, faktor psikologis, lingkungan dan
kebudayaan.
Terdapat dua karakteristik penyesuaian diri yaitu penyesuaian diri secara positif, yaitu
tidak ada ketegangan secara emosional, tidak terjadi frustasi, menggunakan pertimbangan
rasional, realistik, dan objektif, dan penyesuaian diri yang salah yaitu antara lain berupa
reaksi bertahan, menyerang, dan melarikan diri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyesuaian diri antara lain kondisi
jasmaniah, perkembangan dan kematangan, kondisi lingkungan, kebudayaan dan agama.
Tingkat penyesuaian diri dari pertumbuhan-pertumbuhan remaja sangat tergantung
pada sikap orangtua dan kondisi lingkungan keluarga orangtua yang otoriter menghambat
penyesuaian diri remaja.
C.BUKU B.INGGRIS
Pada dasarnya perubahan transisi remaja disebabkan oleh faktor lingkungan atau masyarakat
atau prinsip-prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk
perbuatan dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi individu
terhadap sesuatu hal keterkaitan antara lain moral dan sikap tampak dalam pengalaman nilai-
nilai pengenalan, pengahayatan terhadap nilai-nilai berdasarkan moral yang dimiliki akan
terbentuk sikap dan diwujudkan dalam tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang
dianut.
Untuk apa kita menulis sesuatu yang kita tau, itu kembali menjadi sebuah rencana setiap
indivindu. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya, seseorang banyak menghadapi masalah,
antara alin adalah: kondisi yang amat berbeda karena pengaruh perkembangan zaman dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan, kesulitan dalam menilai
kemampuan dirinya dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi dan kesulitan dalam
penyesusaian diri dengan berbagai kondisi masyarakat yang amat kompleks
Sikap adalah kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal keterkaitan antara lain moral
dan sikap tampak dalam pengalaman nilai-nilai pengenalan, pengahayatan terhadap nilai-nilai
berdasarkan moral yang dimiliki akan terbentuk sikap dan diwujudkan dalam tingkah laku
yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut.
BAB III
3.1. Keunggulan
Salah satu yang menarik yang terdapat pada buku ini yang mungkin tidak dijumpai pada
buku-buku tentang psikologi yang lain yaitu buku ini mengkaji objek dan metode-metode
psikologi perkembangan yang mana terdapat teori-teori usaha dalam mengatasi psikologi
perkembangan dijelaskan bahwasanya, objek psikologi perkembangan adalah perkembangan
manusia sebagai pribadi.
3.2 Kekurangan
Buku perkembangan peserta didik ini sangat jarang menggunakan pendapat para ahli
sebagai pendukung dalam menguatkan dasar dari setiap point meteri yang dibahas dalam
buku ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kalau ada anak remaja bermasalah berarti pada proses tumbuh kembangnya, anak remaja
tersebut sedang mengalami gangguan sekaligus telah terjadi sesuatu yang salah dalam
pembentukan jati dirinya.
Remaja yang biasanya ceria, akrab dengan keluarga tiba-tiba mengucilkan diri. Kebanyakan
orangtua berprasangka anaknya terjerat narkoba jika perilakunya berubah.Tapi ada faktor lain
yang bisa membuat perilaku remaja tiba-tiba berubah menjadi tertutup dan mengasingkan diri
dari keluarga.
Masa remaja adalah periode transisi dari anak-anak ke dewasa. Remaja mulai banyak
terpengaruh faktor lingkungan dan sudah memiliki sosok yang dimaunya seperti penyanyi
top, politisi, tokoh agama dan lainnya.
Usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk
perubahan dalam aspek kognitif, emosi dan sosial. Namun proses pematangan fisik pada
remaja terjadi lebih cepat dari proses pematangan psikologinya. Hal ini sering menyebabkan
berbagai masalah. Di satu sisi remaja sudah merasa matang secara fisik dan ingin bebas dan
mandiri. Di sisi lain mereka tetap membutuhkan bantuan, dukungan, serta perlindungan orang
tua.
Orang tua sering tidak paham dengan perubahan yang terjadi pada remaja sehingga tidak
jarang terjadi konflik di antara keduanya. Karena merasa tidak dimengerti remaja seringkali
memperlihatkan tindakan agresif yang dapat mengarah pada perilaku berisiko tinggi.
4.2 SARAN
Siapapun orang tua pasti tidak menginginkan hal yang sedemikan terjadi pada buah hatinya.
Begitupun si anak sendiri, tidak ada satupun dari mereka yang ingin hidupnya menjadi kacau
dan bermasalah.
Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi yang baik antara si anak dengan orang tua sebagai
pemegang tanggung jawab utama terhadap perkembangan anak. Membekali anak dengan
pendidikan yang memadai baik pendidikan umum terlebih pendidikan agama.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmulyani, Tim Penyusun. 2018. Perkembangan Peserta Didik, Medan: Unimed Press
Sunarto, B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta