MK.FILSAFAT PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
FISIKA
Skor Nilai :
FILSAFAT PENDIDIKAN
NIM : 4192121004
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga
mampu menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REVIEW”. Tugas ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah Saya yaitu “FILSAFAT PENDIDIKAN”.
Tugas Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua dapat bertambah. Saya menyadari bahwa tugas
critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas Critical Book
Review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya khususnya. Atas perhatiannya
saya mengucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 1
BAB. I................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 4
BAB. IV .............................................................................................................................................................. 26
PENUTUP......................................................................................................................................................... 26
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 26
B. Rekomendasi ................................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 27
3
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR
Critical Book Riview adalah tugas menulis yang mengharuskan kita untuk
meringkas dan mengevaluasi tulisan. Dalam menulis critical book kita harus membaca
secara seksama dan juga membaca tulisan lain yang serupa agar kita bisa memberikan
tinjauan dan evaluasi yang lebih komprehensif, obyektif dan faktual. Dengan
memperbanyak mengkritisi suatu jurnal akan melatih cara berpikir kritis kita terhadap
suatu hal tetapi berdasarkan bukti dan analisis yang mendasar, bukan sekedar mencari
kelemahan buku dan menilainya secara sepihak. Oleh karena itu diperlukan pemikiran
rasional dan logis dalam membandingkan suatu buku. Adapun dalam penuntasan tugas
Critical Book Review ini mahasiswa dituntut dalam meringkas, menganalisa dan
membandingkan serta memberikan kritik berupa kelebihan dan kelemahan pada suatu
buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut, sehingga dengan begitu
mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir logis dan kritis serta tanggap terhadap
hal-hal yang baru yang terdapat dalam suatu buku.
Penugasan Critical Book Review ini juga merupakan bentuk pembiasaan agar
mahasiswa terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif dan berpikir secara analitis
sehingga pada saat pembuatan tugas-tugas yang sama mahasiswa pun menjadi terbiasa
serta semakin mahir dalam penyempurnaan tugas tersebut. Pembuatan tugas Critical
Book Review ini juga melatih, menambah, serta menguatkan pemahaman mahasiswa
betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu karya berdasarkan data yang faktual sehingga
dengan begitu tercipta lah mahasiswa-mahasiswa yang berkarakter logis serta analisis
sehingga dengan bertambahnya era yang semakin maju yang seperti kita tahu sekarang
dijaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dituntut menciptakan masyarakat yang
berpikir maju kedepan yang akan menciptakan bangsa yang maju dan sejahtera.
4
C. Manfaat Penulisan CBR
a. Bagi Penulis :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan
2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.
3. Menumbuhkan pola pikir kreatif dalam membandingkan buku yang satu dengan
yang lain.
b. Bagi Pembaca :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai filsafat pendidikan dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
2. Menumbuhkan cara pandang yang positif dan pola pikir yang luas bagi pembaca
b. Buku Pembanding 1
1. Judul Buku : Filsafat Pendidikan
2. Pengarang : Drs. Edward Purba, M.Si.
dan
Prof. Dr.Yusnadi, MS.
3. Penerbit : UNIMED PRESS
4. Tahun Terbit : 2017
5. Kota Terbit : Medan
6. ISBN : 978-602-7938-38-0
7. Tebal Buku : 180 halamanUkuran
c. Buku Pembanding 2
1. Judul Buku : Filsafat Pendidikan
5
2. Pengarang : Prof. Dr. Muhmidayeli, M. Ag
3. Penerbit : Refika Aditama
4. Tahun Terbit : 2011
5. Kota Terbit : Bandung
6. ISBN : 978-602-8650-39-7I
7. Jumlah halaman : 228 Halaman
6
BAB. II
RINGKASAN ISI BUKU
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat berkaitan erat dengan segala sesuatu yang dapat difikirkan oleh
manusia, bahkan tidak ada habisnya, dikarenakan manusia akan terus berfikir. Dengan
perkembangan akal manusia, maka pengertian filsafat juga mengalami perkembangan.
Filsafat dari bsegi bahasa pada hakikatnya adalah menggunakan rasio (berfikir), namun
tidak semua proses berfikir adalah filsafat. Jika pemikiran manusia dapat
dipelajaraimaka ada empat golongan pemikiran yaitu :
1. Pemikiran Pseudo-Ilmiah.
2. Pemikiran Awam.
3. Pemikiran Ilmiah.
4. Pemikiran Filosofis
Filsafat juga merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sopia yang berati cinta kebijaksanaan
atau belajar. Filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada mulanya
sebagian ilmu yang berkembang adalah berasal dari filsafat. Filsafat menjawab persoalan
tentang kehidupan antara lain yang mengenai manusia, ketuhanan, ekonomi, sosial,
pengetahuan dan pendidikan.
Filsafat ditinjau dari segi istilah, menurut para ahli dapat dikekmukakan sebagai
berikut :
1. Plato
Plato merupakan murid Socrates dan guru Aristoteles dan dia berpendapat bahwa
Kebijaksanaan itu berada dalam dua bidang, yaitu berfikir dan berbuat.
Kebijaksanaan berfikir itu adalah filsafat, dan kebijaksanaan berbuat merupakan
bidang tasauf.
2. Al-Kindi
7
Ahli filsafat pertama dalam Islam dan memberikan pengertian filsafat di kalangan
umat dalam tiga lapangan yaitu :
Ilmu Fisika yang meliputi tingkatan alam nyata yang terdiri atas benda
benda kongkret
Ilmu Matematika yang berhubungan dengan benda yang memiliki wujud
dan dapat dipastikan dengan angka-angka
Ilmu Ketuhanan yang tidak berhubungan sama sekali dengan benda yaitu
soal ketuhanan
3. Ibnu Sina
Seorang bdokter, ahli kimia dan filsuf Islam membagi filsafat dalam dua bagian,
yaitu teori dan praktik. Dasarnya terdapat pada syariat, penjelasannya, dan
kelengkapannya diperoleh dari akal manusia. Tujuan filsafat praktik adalah
mengetahui apa saja yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang
Dari ungkapan para filsuf tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat ialah
upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami dan menyelami mengenai
ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga menghasilkan pengetahuan tentang
hakikatnya dapat dicapai oleh akal manusia.
Konsep dari filsafat is the mother of science and synoptic thinking yaitu berfikir secara
sinopti yakni berfikir merangkum dengan jalan menarik kesimpulan umum dari berbagai
cabang ilmu pengetauan dalam suatu aksioma melalui proses generalisasi dan abstaraksi.
Sedangkan, dengan definisi analitis operasional pengertiannya meliputi hal hal sebagai
berikut :
8
Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir secara sadar dan bertanggung
jawab, terlebih bagi diri sendiri. Dengan demikian filsafat merupakan ilmu yang berusaha
mencari ketetapan sebagai pandangan dunia. Apabila pandangan ini mengenai manusia,
yaitu fikiran, budi dan tingkah laku dapat disebut pedoman hidup.
Filsafat sebagai ikhtiar berfikir, bukan berati tidak dapat diganggu gugat dan bukan
sekedar idealis. Yang demikian pula filsafat dalam bidang religius, bukan berati
disamakan dengan agama, atau sebagai pengganti agama. Kedudukan agama yang lebih
tinggi dari filsafat dikarenakan dalam agama masih ada pengetahuan yang hanya dapat
dekatahui karena diwahyukan
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Dalam dunia pendidikan sering digunakan dua istilah yaitu pedagogi dan
paedagogiek. Pedagogi berati pendidikan, sedangkan paeda artinya ilmu pendidikan.
Pedagogiki atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenung tentang gejala –
gejala perbuatan mendidik. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Pedagifia yang
berati pergaulan dengan anak anak. Sedangkan istilah paidagogos adalah seorang
pelayan (bujang) pada zaman Yunani, yang pekerjaannya mengantar dan menjemput
anak anak dari dan ke sekolah. Pidagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya
membimbing, memimpin).
Beberapa konsep pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai
berikut :
9
1. Menurut Carter V Good Pendidikan mengandung pengertian sebagai suatu proses
perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku di
masyarakat serta proses sosial dimana seseorang di penggaruhi oleh suatu
lingkungan terpimpin seperti sekolah. Dengan penjelasan ini dapat dipahami
bahwa pendidikan menentukan cara hidup seseorang, dikarenakan terjadinya
pengaruh interaksi dan kecerdasan
10
teoritis menunjukan bahwa pikiran tertiuju pada penyusunan persoalan dan
pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah yang menuju sisem pendidikan.
Sedangkan ilmu pendidikan praktis, menepatkan dirinya dalam situasi pendidikan yang
lebih ditujukan pada pelaksanaanya. Dan dalam perkembangannya, konsep tersebut
telah melahirkan suatu cabang ilmu pengetahuan yang disebut filsafat pendidikan.
Filsafat penididikan lahir dan menjadi bagian dari konsep ilmu pendidikan
sebagaiilmu pengetahuan normatif yang merumuskan kaidah yang akan dijadikan ntolak
ukur tingkah laku manusia di masyarakat. Filsafat pendidikan secara langsung juga
berkaitan dengan ilmu sosiologi, kebudayaan, filsafat, dan agama sebagai sumber norma.
11
Filsafat pendidikan yang lahir dari ilmu pengetahuan praktis mempunyai tugas
sebagai aspek kebudayaan mempunyai tugas untuk menyalurkan nilai nilai hidup, selain
itu untuk melaestarikan dan mengembabngkan nilai nilai noma kepada subjek didik, yang
bersumber dari filsafat dan/atau orangtua yang juga merangkum antara teori
pengetahuan dan filsafat yang terkandung dalam pelajaran.
Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni berkembang
dan menghasilkan jawaban dari pertanyaan filosofis yang diajukan dalam problema
hidup dan kehidupan dalam bidang pendidikan. Dengan demikian filsafat tradisional
dalam topik topik dialog filsafat yang disampaikan, terikat oleh metode tradisional
sebagaimana adanya sistematika, serta aliran yang dijumpai dalam sejarah.
Dalam pendekatan ini filsafat menggunakan pemikiran logis kritis. Cara analisis
dalam pendekatan yang bersifat kritis, yaitu: 1) analisis bahasa (linguistik), Menurut
Harry S. Schofield, analisis bahasa diperlukan untuk menghasilkan tinjauan yang
mendalam untuk menghubungkan satu konsep dan 2) analisis konsep yang merupakan
suatu analis yang mewakili gagasan atau konsep.
12
akan melaksanakan itu. Seni pendidikan juga dapat merubah pendidikan menjadi
laboratorium untuk menguji perbedaan filosofis secara empiris.
1) Adanya hubungan yang saling mengontrol antara teori dan praktik, praktik yang
baik didasarkan pada teori yang baik pula dan merupakan suatu proses
pembaharuan melalui proses transmisi dalam pendidikan.
2) Adanya pendekatan terhadap problematik sosial masa tertentu yang dikenial
sebagai metode pembaruan sosial dan metode pemecahan masalah.
3) Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan yakni sealama dalam diri manusia
terjadi pertumbuhan disitu pula terjadi proses peristiwa pendidikan.
4) Pembaharuan pada bidang sosial yang dilakukan secara terintegrasi
Adapun perbandingan pengaruh dan beberapa ide filsafat dalam pendidikan dapat
diketahui melalui sejarah yang tersimpul dalam pandangan – pandangan berikut ini :
1. Aliran Empirisme
Aliran empirisme berasal dari kata empiri yang berati pengalaman, Tokoh aliran
ini yaitu John Locke yang berpendapat bahwa anak lahir ke dunia ini sebagai kertas
kosong atau meja berlapis lilin yang belum ada tulisan diatasnya, dan menurut teori ini
kepribadian didsasarkan pada lingkungan pendidikan yang didapatnya.
Menurut teori ini, pendidik dapat berbuat sekehendak hati dalam pembentukan
pribadi anak didik untuk menjadi apa saja yang sesuai kehendak hatinya. Oleh karena itu
aliran ini bersifat optimis terhadap hasil pendidikan.
Tokoh tokoh yang memiliki pendapat yang hampir sama dengan John Locke
adalah Helevatus yang berpendapat anak dilahirkan dengan watak yang hampir suci dan
bersih. Pendidikan dan lingkungan yang akan membuat manusia berbeda beda.
13
2. Nativisme dan Naturalisme
a. Nativisme
Aliran ini memiliki tokoh Arthur Shopenhauer yang berpandangan bahwa faktor
pembawaan yang dibawawa tidak mendapat pengaruh dari alam. Dan menurut aliran ini
pendidikan tidak mempunyai kekuatan, pendidikan hanya bisa memoles permukaan
peradaban adn tingkah laku, sedangkan untuk kepribadian anak tidak perlu di
tempatkan.
b. Naturalisme
Aliran ini hampir sama dengan aliran nativisme Tokoh dari aliran ini adalah Jean
Jacques Rousseau yang berpendapat bahwa semua dalam keadaan baik pada waktu
datang dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia. Dalam
artian sigkat pendidikan akan dapat merusak pembawaan anak yang bai, dan oleh karena
itu aliran ini tidak memandang perlunya pendidikan. Aliran ini juga disebut negativisme
larena pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja dan selanjutnya
diserahkan kepada alam agar tidak dirusak oleh tangan manusia.
3. Teori Konvergensi
Teori ini ingin mengompromikan duam macam aliran yairu empirisme dan aliran
nativisme. Tokoh dari aliran ini adalah William Stern yang berpendapat bahwa
pembawaan dan lingkungan sama pentingnya yang keduanya sama berpengaruh
terhadap hasil perkembangan anak didik. Teori ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Ketiga aliran ini merupakan teori dasar sebagai asas filsafat pendidikan idealisme,
realisme, dan empirisme, yang masing masing memiliki pengaruh dan penganut sampai
sekarang. Asas filsfat menjadi sumber adanya lembaga dan penyelenggara pendidikan.
Menurut pendapat Brameld latar belakang ide – ide filsafat menentukan pendidikan
dikarenakan tujuan pendidikan adalah membina kepribadian anak didik atas nilai nilai
filsafat.
Brubacher juga mengemukakan peranan dan fungsi filsafat pendidikan bagi para
pendidik sebagai berikut, yaitu :
a. Fungsi spekulatif
Untuk melaksanakan fungsi ini maka filsfat pendidikan berusaha melakukan hal
berikut :
14
1) Menarik kesimpulan berbagai peroblema pendidikan kedalam suatu
gambaran pokok atau aksioma, melalui proses abstrak dan generalisasi
2) Memahami persoalan pendidikan secara menyeluruh dan faktor yang
mempengaruhi pendidikan.
b. Fungsi normatif
c. Fungsi kritik
Dengan fungsi ini filsafat pendidikan melakukan penelitian secara cermat yang
didasarkan atas pemikiran dan praktik pendidikan dalam hal berikut :
Ide, analisis, dan kesimpulan yang terdapat dalam filsafat pendidikan berfungsi
sebagai teori yang bagi para pendidik merupakan suatu dasar bagi praktik dan filsafat
sebagai prinsip umum bagi suatu praktik sehingga kedua ilmu tersebut saling
melengkapi.
1) Teori tentang realitas atau kenyataan, dan yang ada dibalik kenyataan yang
disebut metafisika.
2) Teori tentang ilmu pengetahuan atau epistimologi
3) Teori tentang nilai (etika).
15
Pandangan terhadad filsfat adalah positif dan konstruktif, jadi filsafat mempunyai
dasar atau gejala gejala dari persoalan. Berikut ini adalah objek dari filsafat :
Selain objek diatas sebenarnya masih ada objek lagi yaitu sebagai kesatuan yang
berupa (esensi) yakni memperhatikan hakikat. Tentang objek dari filsafat pada garis
besarnya dapat dibagi menjadi tiga persoalan yaitu (1) hakikat Tuhan; (2) hakikat alam;
(3) hakikat manusia.
Dari setiap persoalan pokok besar tersebut, juga masih diselidiki oleh filsafat
misalnya dalam memahami jiwa dari manusia, maka muncul lah filsafat tentang
Psychology. Akal manusia yang dipakai juga merupakan filsafat yang disebut logika.
Selanjutnya ilmu pengetahuan juga merupakan filsafat yakni filsafat ilmu pengetahuan.
Yang berhubungan dengan alat kejiwaan yang lain disebut filsafat estetika. Hasil dari
usaha manusia menyangkit akal, rasa dan kehendak dapat dijadikan satu yaitu filsafat
kebudayaan. Sedangkan filsafat tentang hidup kemanusiaan, disebut filsafat antropologi.
Sesuai dengan macam – macam dan pengertian mereka terhadapa arti filsafat
maka hal ini dapat digolongkan sebagai berikut:
Filsafat memberi banyak nilai kegunaan bagi yang mempelajarinya antara lain
sebagai berikut :
16
2. Apabila telah memiliki filsafat hidup maka pandangan hidup yang mantap yang
akan menentukan kriteria baik buruknya tingkah laku.
3. Kehidupan yang menuju kearah negatif dapat dikurangi dan dihindari.
4. Tingkah laku manusia akan semakin bernilai apabila filsafat hidupnya baik.
Dalam tinjauan segi sistematik ini filsafat berhadapan dengan tiga problem utama,
yaitu sebagai berikut : (1) Realitas ; (2) Pengetahuan ; (3) Nilai. Yang menurut John S.
Brubacher, problema filsafat juga merupakan problema esensial dan filsafat.
A. PENDAHULUAN
Dari uraian diatas yakni semua pengalaman yang dialami seseorang selama hidup
dapat dikatakan sebagai pendidikan, dibalik itu anak telah membawa potensi sejak lahir,
adapun potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina dan dikembangan menjadi sikap
hidup, meliputi hal berikut ini :
Dalam proses pendidikan potensi tersebut merupakan potensi dasar dari setiap
manusia, yang dapat dibina dan dikembangkan dalam proses hidup. Pendidikan dalam
keluarga berlangsung secara otomatis dan alami, dikarenakan dalam keluarga adalah
pembentuk pertama yang meletakkan dasar kepribadian. Sehingga seorang penyair
kenamaan Hafez Ibrahim mengatakan “ibu adalah suatu sekolah” dan ayah sebagai
17
pembentuk sikap anak. Disamping itu anak bergaul pula dengan orang lain untuk
mendapatkan pengalaman baru dalam proses pembelajaran. Demikian pula sekolah atau
madrasah sebagai lembaga pendidikan formal untuk membantu keluarga menanamkan
nilai pendidikan anak sebagai kelanjutan proses pendidikan.
Manusia adalah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota populasi dimuka
bumi ini dan jika dilihat dari segi biologisnya, hampir tidak dapat dibedakan antara
manusia dan hewan dikarenakan tidak terlalu istimewa, jika dipandang dari segi ini saja.
Sedangkan yang membedakan manusia dengan jenis makhluk lainnya adalah kehidupan
kerohaniannya, yaitu manusia memiliki potensi akal budi, yang dengan potensi ini
manusia dapat berfikir dan berbuat jauh melampaui kemampuan hewan.
Dengan akal budi manusia mempunyai cita – cita dan tujuan hidup. Karena, akal
manusia menjadi bermoral dan menciptakan norma – norma hidup. Manusia dengan
akalnya dapat berimajinasi sehingga mempunyai daya cipta tinggi. Dengan potensi itulah
manusia menjadi makhluk bijaksana yang mencari tujuan (homosapiens), makhluk yang
pandai bekerja (homofaber), dan makhluk yang menyukai proses tanpa tujuan
(homoludens). Dan yang terpenting manusia mempunyai akal budi (homopolitikus).
Selain itu manusia menjadi homo religius yang singkanya, manusia dengan akal budi
(aspek rohani) melahirkan perdaban dalam bentuk adat istiadat, sopan santun, norma
susila, dan cara hidup bersama.
Dalam tingkatan peradaban ini juga manusia mengenal peradaban yang sampai
pada abad cybernitica yakni abat ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan tujuan dari
manusia adalah cara menguasai sesuatu dan mendatangkan kepuasan, kesejahteraan,
kemakmuran dan kebahagiaan hidup manusia sekarang ini.
18
Para pendahulu bangsa Indonesia dahulu telah merumuskan dengan jelas tujuan dan cita
cita hidup sebagai bangsa dan negara Indonesia, dan hal ini tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945
Adapun tujuan Allah menjadikan manusia sebagaimana telah dijelaskan oleh Firman-Nya
dalam surat Al-Baqarah :21
Sesuai dengan penjelasan ayat terebut, maka tujuan hidup manusia dan orang – orang
yang beriman adalah beribadah atau mengabdi kepada Allah SWT.
B. TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan sudah tertuang dalam pengertian pendidikan tersebut sendiri. Dan
menurut John S. Brubacher mengemukakan tiga fungsi pending yang sifatnya normatif
yaitu :
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman untuk menentukan cara yang paling
baik untuk mendidik dalam menentukan tujuan pendidikan. Menurut John S. Brubacher
dalam menentukan tujuan pendidikan dapat ditempung dengan tiga cara yaitu : (1) A
historical analysis of social institutuions approach ; (2) A Socioligical analysis of current life
approach; dan (3) Normative philosophy approach.
19
Yang dimaksud dengan kriteria kualifikasi di sini tidak lebih dari kriteria untuk
memenuhi syarat kelengkapan suatu tujuan pendidikan.yang artinya tujuan dalam
pendidikan menunjukkan hasil dari prosesn alamiah yang membawa kepada kesadaran.
Dengan kata lain, dalam pendidikan perlu adanya suatu kegiatan yang sadar akan tujuan
untuk memberikan ketentuan pasti dalam memilih materi, metode,alat evaluasi,
disamping memberikan ke arah tujuan kegiatan.
Secara umum, tujuan pendidikan adalah membawa anak ke arah tingkat kedewasaan,
kematangan, integeritas pribadi, dan terbentuknya kepribadian Muslim yang sarat akan
nilai nilai fundamental.
Rumusan yang padat tentang tujuan pendidikan sebagaimana yang dikemukakakn para
ahli antara lain sebagai berikut : (1) Kaum Pragmatisme ; (2) Kaum Religius (3). Kaum
Naturalisme.
Dan dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan nasional yang sudah di jelaskan
tersebut bahwa untuk mewujudkan masyarakat budaya yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, maka pendidikan harus berfungsi sebagai alat pengembangan pribadi,
warga negara kedudukan, dan pengembangan bangsa.
Jelas bahwa pendidikan melaksanakan fungsi seluruh aspek kehidupan hidup untuk
mewujudkan potensi manusia sebagai aktualitas. Sehingga, mampu menjawab tantangan
dan memecahkan masalah masalah yang dialami oleh umat manusia dalam dinamika
hidup dan kehidupan dan perubahan yang terjadi pada masa yang akan datang.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang terpenting setelah keluarga, yang berrfungsi
untuk membantu keluarga untuk mendidik anak – anak. Salah satu tugas pendidikan anak
anak oleh orang tua, diserahkan kepada guru sebagai pendidik profesional untuk
memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Seorang guru dituntut memiliki kepribadian yang utuh, sebagaimana yang telah
ditentukan dalam persyaratan seseorang untuk menjadi guru.
20
Didik dan mendidik adalah hal unik bagi manusia, dan juga kita sering mendengar bahwa
mendidik juga dipergunakan dalam dunia kehewanan. Seperti yang dikemukakan oleh
Lodge yaitu the dog educates his master. Jadi apakah sama pendidikan yang ada pada
Manusia dan hewan? Jawabannya adalah tidak sama, dikarenakan manusia mempunyai
kelebihan dari binatang. Yang mana binatang hanya mengajari anaknya secara instingtif.
Jadi tindakan mendidik adalah hal yang khusus hanya terdapat dalam dunia kemanusiaan
dan salah satu gambaran dasar adalah, manusia itu makhluk yang harus dididik, dapat
dididik,dan dapat pula mendidik.
Dalam beberapa hal, memang manusia memiliki ciri ciri jenis biologis yang sama
terhadap binatang, tetapi manusia harus diperhitungkan pula perkembangan hidup
jiwanya yang disebut prinsip rohaniah
Dengan demikian jelas bahwa pendidikan menginginkan dunia menjadi tempat yang
lebih baik untuk persiapan masa depan, maka pendidikan itu adalah hal yang utama dan
keharusan bagu manusia dalam mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah masalah dibawah
ini :
Acuan pemahaman demokrasi dan demokrasi pendidikan dalam pandangan ajaran Islam
terdapat dalam beberapa sumber berikut ini
21
3. Dan Hadist Rasulullah Saw.
Demikian gambaran demokrasi pendidikan dengan segi seginya sebagai suatu proses
masyarakat dalam bidang pembangunan pendidikan.
A. ALIRAN PROGRESIVISME
B. ALIRAN ESENSIALISME
C. ALIRAN PERENIALISME
Aliran ini mengambil analogi realitas sosial budaya manusia, Perenialisme melihat
akibat atau ujung dari zaman modern yang telah menimbulkan banyak krisis di berbagai
bidang kehidupan manusia. Dan untuk mengobati zaman ini maka aliran ini menawarkan
jalan untuk mundur kepada kebudayaan masa lampau yang masih ideal untuk membina
kembali keyakinan yang teguh kepada nilai nilai asasi masa silam yang di perlukan di
zaman ini.
D. ALIRAN REKONSTRUKSIONALISME
22
BAB III
PEMBAHASAN
BAB 2 : Buku filsafat pendidikan Muhammad Anwar membahas tentang peranan flsafat
pendidikan. Buku filsafat pendidikan Prof. Dr. Muhmidayeli membahas tentang
Hakikat filsafat pendidikan. Buku filsafat pendidikan Drs. Edward Purba dan Dr.
Yusnadi membahas tentang filsafat pendidikan.
BAB 3 : Buku filsafat pendidikan Muhammad Anwar membahas tentang masalah pokok
filsafat dan pendidikan. Buku filsafat pendidikan Prof. Dr. Muhmidayeli
membahas tentang kajian filsafat ontologi,epistemologi dan aksiologi. Buku
filsafat pendidikan Drs. Edward Purba dan Dr. Yusnadi membahas tentang Aliran
- aliran filsafat pendidikan.
BAB 4 : Buku filsafat pendidikan Muhammad Anwar membahas dasar filsafat pendidikan.
Buku filsafat pendidikan Prof. Dr. Muhmidayeli membahas tentang Aliran-aliran
filsafat pendidikan. Buku filsafat pendidikan Drs. Edward Purba dan Dr. Yusnadi
membahas tentang filsafat pendidikan pancasila.
BAB 7 : Buku filsafat pendidikan Muhammad Anwar demokrasi pendidikan. Buku filsafat
pendidikan Prof. Dr. Muhmidayeli dan buku filsafat pendidikan Drs. Edward
Purba dan Dr. Yusnadi hanya terdiri dari 6 bab.
B. KELEBIHAN BUKU
Ketiga buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Ketiga judul buku sama
namun Memiliki pengarang yang berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan
Muhammad Anwar menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai dengan pengertian
filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran yang mendukung filsafat pendidikan,
23
membahas tentang filsafat pendidikan pancasila yang berupa demokrasi
pendidikan.Selain itu buku ini juga membahas tentang filsafat dari berbagai ahli dan ini
adalah suatu keunggulan. Keunggulan lain di buku ini adalah buku yang tidak terlalu
besar sehingga memudahkan pembaca untuk membaca dimanapun berada
Buku filsafat pendidikan dari Drs. Edward Purba, M.Si dan Prof. Dr. Yusnadi, dan
juga Prof. Dr. Muhmidayeli, Sebagai buku pembanding buku ini baik seebagai buku
pembimbing mahasiswa untuk mata kuliah filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi
atau materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang memudahkan
mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap babnya,
dan buku ini lebih sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester yang telah disusun
oleh Dosen kami.
Dan untuk keterkaitan antar bab kedua buku ini telah tersusun, san saling
menyambung antar babnya dan akan memudahkan pembaca dalam memahami isi dari
kedua buku tersebut.
C. KELEMAHAN BUKU
Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan Muhammad Anwar menjelaskan tentang
filsafat pendidikan banyak menjelaskan tentang Pendapat para ahli tentang filsafat
pendidikan, jadi banyak pendapat yang kurang dimengerti terlebih bagi kami mahasiswa
semester 1, selain itu juga ada beberapa kata yang salah diketik.
Buku filsafat pendidikan dari Drs. Edward Purba, M.Si dan Prof. Dr. Yusnadi, MS.
Sebagai buku pembanding buku memiliki beberapa kekurangan yakni pada bagian cover
yang kurang menarik minat pembaca begitu juga pada buku filsafat pendidikan oleh Prof.
Dr. Muhmidayeli.
24
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sopia yang berati cinta kebijaksanaan
atau belajar. Filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada mulanya
sebagian ilmu yang berkembang adalah berasal dari filsafat. Filsafat menjawab persoalan
tentang kehidupan antara lain yang mengenai manusia, ketuhanan, ekonomi, sosial,
pengetahuan dan pendidikan. Untuk ketiga buku memberikan penjelasan filsafat
pendidikan yang sesuai dengan materi. Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu
pendidikan adalah sebagai bagian fondasi-fondasi pendidikan dan filsafat pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan, karena filsafat
merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
B. REKOMENDASI
25
DAFTAR PUSTAKA
26