Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. PROFESI KEPENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

Skor Nilai :

Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Sistem Kepemimpinan Kepala

Madrasah

Hasan Baharun, 2017

NAMA : Grace Angel PutriSihombing

NIM : 7191142011

DOSEN PENGAMPU : Sani Susanti, S.Pd., M.Pd.

MATA KULIAH : Profesi Kependidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN, MARET 20
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

Rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review untuk

memenuhi tugas mata kuliah PROFESI KEPENDIDIKAN tanpa halangan yang

berarti dan selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan critical book ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan

penulisan Critical Jurnal ini dengan baik. Dan tidak lupa pula saya mengucapkan

terima kasih kepada Dosen Pengampu Sani Susanti, S.Pd., M.Pd. yang telah

memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan pemahaman

bagi penyusun. Oleh karena itu, saya berharap sekiranya Critical jurnal ini dapat

diterima dan berkenan di hati pembaca.

Saya sadar critical jurnal ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya

berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan critical Jurnal

ini. Dan saya berharap semoga critical book ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 20 Maret 2020

Grace Angel Putri Sihombing

2
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………………………………………………………………..…2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………4

A. Rasonalisasi Pentingnya CJR………………………………………………..…4

B. Tujuan Penulisan CJR……………………………………………..……………4

C. Manfaat CJR………………………………………………….………………….4

D. Identitas Jurnal………………………………………………………………….5

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL…………………………………………………6

BAB III PEMBAHASAN………………………………………….…………….……9

A. Pembahasan Isi…………………………………………………………………9

B. Kelebihan dan kekurangan jurnal…………………………………..…...…13

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………14

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….14

B. Rekomendasi…………………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA………………………..………………………………..………….15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Disaat kita membtuhkan sebuah referensi, yaitu journal sebagai sumber

bacaan kita selain buku dalam mempelajari mata kuliah Pofesi Kependidikan,

sebaiknya kita terlebih dahulu mengkritisi journal tersebut agar kita

mengetahui journal mana yang lebih relevan untuk dijadikan sumber bacaan.

B. Tujuan Penulisan CJR

1. Untuk memenuhi salah satu dari enam tugas wajib mata kuliah Profesi

Kependidikan

2. Untuk mengulas isi setiap materi yang dibahas dalam jurnal

3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal yang

dikritikalisasi

4. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan

oleh setiap materi yang ada dalam sebuah jurnal

5. Membandingkan isi jurnal pada implikasinya terhadap pada kehidupan

nyata

C. Manfaat CJR

1. Agar pembaca maupun penulis tanggap terhadap hal-hal penting yang ada

didalam jurnal ini

2. Untuk memahami tentang Profesi Kependidikan yang ada dalam jurnal ini

3. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana Profesi Kependidikan

4. Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritikalisasi sebuah jurnal dan

memandingkannya dengan jurnal yang lain

4
D. Identitas Journal

1. Judul Jurnal : Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Sistem

Kepemimpinan Kepala Madrasah

2. Nama Jurnal : Ilmu Tarbiyah

3. Edisi terbit : Januari 2017

4. Pengarang Artikel : Hasan Baharun

5. Penerbit : At- tajdid

6. Nomor ISSN : 247795X

7.AlamatSitus

:http://ejournal.stitmuhpacitan.ac.id/index.php/tajdid

/article/view/38/51

5
BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

Kepemimpinan terus berkembang seiring perkembangan zaman, terdapat

empat fase pendekatan.

1. Pendekatan berdasarkan sifat-sifat (trait), biasa disebut kepribadian umum

yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

2. Pendekatan berdasarkan tingkah laku pemimpin.

3. Pendekatan berdasar situasional.

4. Pendekatan kembali kepada sifat atau ciri pemimpin yang menjadi acuan

bagi orang lain.

Kajian-kajian kepemimpinan yang mendasarkan pada teori kemungkinan

yang mendasarkan pada teori kemungkinan. Teori kemungkinan disebut juga

dengan teori situasional yang mendasarkan bukan pada tingkah laku seorang

pemimpin, melainkan pada efektivitas kepemimpinan dipengaruhi oleh situasi

tertentu. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Tannenbaum bahwa

gaya kepemimpinan yang baik adalah perpaduan yang serasi antara suatu macam

gaya dengan struktur tugas dan kekuatan sosial. Yang termasuk dalam teori

kepemimpinan ini adalah kepemimpinan transformasioanal, transaksional,

patternalistik, laissez faire, demokratis, otoriter dan karismatik.

Kepala madrasah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu sekolah dimana diselanggarakan proses belajar mengajar, atau

tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid

yang menerima pelajaran.

Tugas pokok dan fungsi kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan

adalah:

6
1. Perencanaan sekolah yang berarti menjadikan arah sekolah sebagai

lembaga pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan

strategi pencapaian.

2. Mengorganisasikan sekolah dengan membuat struktur organisasi,

menetapkan staff, dan menetapkan tugas fungsi masing-masing staff.

3. Menggerakkan staf dalam arti motivasi staff dalam arti memotivasi staf

melalui internal marketing dan memberi contoh external marketing.

4. Mengawasi dalam arti dalam arti melakukan supervise, mengendalikan,

dan membimbing semua staf dan warga sekolah.

5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar

peningkatan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving

baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif,

dan menghindarkan serta dan menanggulangi konflik

Kompetensi guru seperti yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No 29

Tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan yaitu:

a. Kompetensi pedagogic yaitu kemampuan dalam pengelolaan peserta

didik.

b. Kompetensi kepribadian yaitu kekampuan pribadi yang mantap, stabil,

dewasa, berwibawa berakhlak mulia, dan baik untuk menjadi teladan.

c. Kompetensi social yaitu kemampuan guru untuk berinteraksi dengan

peserta didik

d. Kompetensi professional yaitu kemampuan menguasai materi

pembelajaran.

Hal yang dapat dilakukan kepala madrasah untuk meningkatkan kompetensi

gurunya adalah dengan supervise pendidikan yaitu aktivitas pembinan yang

direncanakan untuk membantu para guru. Kemudian pendidikan dan pelatihan

7
ini merupakan upaya pengembangan kualitas guru. Lalu pemberian motivasi

secara continue agar mengubah energy guru sehingga membentuk aktivitas nyata

mencapai tujuan tertentu. Yang terakhir perubahan budaya kerja dengan

pembentukan budaya displin bagi tenaga pendidik agar mereka mampu

menyelesaikan tanggung jawab nya dengan sungguh-sungguh

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Jurnal

Didalam jurnal ini di tuliskan bahwa untuk meningkatkan kompetensi guru

ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:

1. Supervisi Pendidikan

Supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu para guru di madrasah dalam melakukan pekerjaan secara aktif.

Secara implisit definisi supervisi memiliki wawasan dan pandangan baru tentang

supervisi yang mengandung ide-ide pokok, seperti menggalakkan pertumbuhan

profesional guru, mengembangkan kepemimpinan demokratis, melepaskan

energi, dan memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan efekitivitas

proses belajar mengajar.

2.Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya pengembangan kualitas sumber

daya manusia, melalui beberapa proses dan mekanisme agar supaya tercipta hasil

yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Seorang guru pada dasarnya sudah

dipersiapkan melalui lembaga pendidikan guru sebelum terjun ke dalam

jabatannya. Pendidikan persiapan itu disebut pre-service education.Diantara

mereka banyak yang sudah cukup

lama meninggalkan pre-service education dan bertugas di lingkungan yang tidak

memungkinkan untuk mengikuti berbagai perkembangan dan kemajuan.

3.Pemberian Motivasi secara Continue

Motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri

seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.Dalam

hal ini motivasi terbagi menjadi dua, yaitu ;

a.Motivasi Intrinsik

9
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu apakah karena

adanya ajakan, suruhan, atau paksaandari orang lain sehingga dengan kondisi

yang demikian akhirnya ia mau melakukan. Motivasi instrinsik adalah motif-

motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar

karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah

karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan

kondisi yang

demikian akhirnya ia mau melakukan peningkatan kompetensi keguruannya.

4.Perubahan Budaya Kerja

Perubahan budaya kerja merupakan suatu variasi dari corak hidup yang

diterima, yang disebabkan oleh perubahan kondisi geografis, kebudayaan,

material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi penemuan

baru dalam

masyarakat tersebut.

Perubahan budaya kerja dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara

pembentukan budaya disiplin bagi tenaga pendidik agar supaya mereka mempu

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh di

madrasah. Disiplin berarti tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, punya

kemampuan penguasaan diri dan mengendalikan diri. Disiplin merupakanbentuk

ketaatan serta pengendalian diri secara sadar, rasional, dan tidak memaksakan

perasaan sehingga tidak emosional.

Sedangkan menurut Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan menyarankan

pelaksanaan peningkatan kompetensi menjadi tiga moda. Moda tatap muka

disarankan bagi guru yang belum menguasai 8 s.d 10 modul atau ditunjukkan

10
pada rapot dengan 8 s.d.10 bagan merah. Moda Daring Kombinasi disarankan

bagi guru yang rapotnya merah sebanyak 6 s.d. 7 modul belum dikuasai. Apabila

guru mendapatkan rapot merah 3 s.d.5 kelompok kompetensi disarankan

mengikuti guru pembelajar Daring. Moda tersebut bukanlah batasan yang kaku.

Lembaga diklat, dinas pendidikan, atau stakeholder yang melakukan peningkatan

kompetensi guru dapat melaksanakan moda secara fleksibel. Hal tersebut dengan

pertimbangan jumlah guru dalam satu rombongan belajar dalam satu mata

pelajaran/paket keahlian, geografis, dan anggaran yang disediakan. Disamping

tiga moda yang disarankan, masing-masing guru berkewajiban terus belajar

meningkatkan mengembangkan kompetensinya secara mandiri.

Dengan kesadaran setiap guru adalah pembelajar, dimana setiap guru

terus-menerus meningkatkan kompetensinya setiap saat dan dimanapun

diharapkan ada peningkatan kompetensi setiap saat. Tentu saja peningkatan

kompetensi dimaksud adalah kompetesi profesional, pedagogik, sosial dan

keprebadian. Mulai tahun 2015 pemerintah mencanangkan adanya peningkatan

kompetensi guru yang diukur melalui hasil UKG. Peningkatan kompetensi guru

diharapkan memberikan dampak pada peningkatan kompetensi lulusan. Dengan

lulusan yang kompeten diharapkan mampu meningkatkan daya saing bangsa

pada percaturan persaingan dunia.

Pendapat lain dikemukakan oleh Martinis Yamin (2006:5), kompetensi profesional

yang harus dimiliki guru meliputi:

a) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus

diajarkan, dan konsepkonsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya.

b) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan

keguruan;

c) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan, dan pembelajaran siswa.

11
Jadi kompetensi profesional secara spesifik dapat dilihat dari indikator- indikator

sebagai berikut.

a) Menguasai landasan pendidikan, yaitu mengenal tujuan pendidikan, mengenal

fungsi sekolah dan masyarakat, serta mengenal prinsipprinsip psikologi

pendidikan.

b) Menguasai bahan pengajaran, yaitu menguasai bahan pengajaran kurikulum

pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan penghayatan.

c) Menyusun program pengajaran, yaitu menetapkan tujuan pembelajaran,

memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, strategi belajar mengajar, media

pembelajaran yang sesuai, dan memanfaatkan sumber belajar, melaksanakan

program pengaja-ran, menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, mengatur

ruangan belajar, mengelola interaksi belajar mengajar.

d) Menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Ciri-Ciri Kompetensi Kepribadian Guru Gumelar dan Dahyat (2002:12) merujuk

pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi

pribadi memiliki cirri-ciri meliputi :

(1) Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama.

(2) Pengetahuan tentang budaya dan tradisi.

(3) Pengetahuan tentang inti demokrasi.

(4) Pengetahuan tentang estetika

(5) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial.

(6) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

(7) Setia terhadap harkat dan martabat manusia.

Sedangkan menurut Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan personal

guru, ditandai dengan ciri-ciri yang mencakup :

1.Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru,

dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya,

12
2.Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut

oleh seorang guru,

3.Pepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan

dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.

B.Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Kelebihan Jurnal

Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis termasuk font ialah artikel

ini tampilannya sangat menarik dan tata letak tulisannya pun rapi seta

penyusunankata sudah menarik pembaca tetaapi ada baiknya di setai gambar

data yang mendukung hal tersebut

Dari aspek isi artikel ini pembahasannya sudah lengkap seta memiliki

batasan dalam menentukan topik sehingga pembaca tidak sulit dlam memahami

isi artikel dan dilengkapi dengan contoh suatu permasalahan dan didampingi

dengan pembahasan yang mudah di mengerti serta terdapat gambar yang

mendukung pembahasan tersebut

Dari aspek tata bahasa artikel tersebut ialah menggunakan bahasa yang

baik dimana pembaca sudah mengunakan bahasa yang baku sehingga mudah di

pahami dan bahsanya sudah sering di kehidupan sehari-hari yang mudah di

pahami.

Kelemahan jurnal ini yaitu:

1. Di dalam jurnal tidak dijelaskan bagaiman ciri-ciri kompentensi guru yang baik.

2. Tidak memiliki saran untuk pembaca

3. Tidak terdapat langkah-langkah dalam meneliti

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepala Sekolah yang visioner dan memiliki gaya transformative memiliki

peluang besar untuk meningkatkan kompetensi guru di madrasah agar sesuai

dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Melalui keputusan dan

kebijakannya yang diterapkan, dengan melibatkan semua pihak yang terkait serta

perhatiannya terhadap aspek pengembangan nilai budaya local yang melingkupi,

maka kompetensi guru dapat dikembangkan dengan baik, sehingga akan tercipta

guru yang profesional.

Kompetensi pedagogik, personal, professional dan sosial akan mudah

tercapai dengan mengembangkan prinsip-prinsip kepemimpinan visioner dan

transformative, karena gaya kepemimpinan tersebut memberikan peluang besar

kepada guru untuk mengembangan potensinya semaksimal mungkin dengan

dukungan dari semua pihak, baik internal maupun eksternal.

B. Rekomendasi

Jurnal ini sangat baik untuk menunjang pengetahuan pembaca dengan teori dan

kajiannya mengenai cara guru mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Jurnal ini sangat bagus namun alangkah baiknya jika penjelasan isi jurnal lebih di

persingkat atau tidak terlalu bertele-tele.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwi2teGQqrLoA

hXPR30KHYSPDWAQFjAAegQIBhAB&url=http%3A%2F

%2Fejournal.uika-bogor.ac.id%2Findex.php%2FANDRAGOGI%2Farticle

%2Fdownload%2F1066%2F876&usg=AOvVaw3Uv3pP_vEmbDJbe8-

8o3Wb

15

Anda mungkin juga menyukai