Anda di halaman 1dari 35

CRITICAL BOOK REPORT

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

DOSEN PENGAMPUH
Ulfa Nurhayani, SE.,M. Si
La Hanu Drs.M.Si

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
SINTA MARITO SILALAHI (7193342001)
GUSTI TRI WAHYUNI SITORUS (7193342006)
GRACE ANGEL PUTRI SIHOMBING (7191142011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas critical book report Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap hasil critical book report ini dapat berguna bagi semua orang. Kami
juga berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya Bapak Drs. La Hanu, M.Si., dan Ibu Haryani Pratiwi Sitompul, S.E., M.Si., yang
telah memberikan tugas critical book report ini.
Semoga makalah hasil critical book report sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun untuk orang lain. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah hasil critical book report ini di waktu yang
akan datang.

Medan, September 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………….. ....................................................................................2

DAFTAR ISI……………………. ....................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN………. ...................................................................................4


A. Rasionalisasi Pentingnya CBR. ......................................................................................4

B. Tujuan Penulisan CBR ....................................................................................................4

C. Manfaat CBR ..................................................................................................................4

D. Identitras Buku ...............................................................................................................5

BAB II RINGKASAN BUKU ...........................................................................................6

A. Ringkasan Buku Utama .................................................................................................6

B. Ringkasan Buku Pembanding .........................................................................................27

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................33

A.Kelebihan Buku Utama ...................................................................................................33

B Kekurangan Buku Pembanding .....................................................................................33

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................34

A. Kesimpulan .....................................................................................................................34

B. Saran.................................................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... .35

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Penulisan CBR

Pada dasarnya seorang pelajar berhak memilih buku sebagai bahan pembelajarannya
atau pun literaturnya. Banyak buku yang tersedia dengan berbagai materi ataupun teori
namun tipe pelajar dalam belajar berbeda-beda. Ada buku yang menyajikan teori yang
sederhana dan mudah di pahami, ada juga yang menyajikan teori yang susah di pahami.
Hal ini lah yang menjadi tujuan penulis dalam membuat CBR ini
B. Manfaat Penulisan CBR
1. Mendalami dan memahami fungsi CBR
2. Mengkritisi topik yang terdapat dalam buku
3. Melatih kemampuan mahasiswa dalam menulis
4. Untuk menganalisis apakah buku tersebut mudah di pahami atau sukar.
C. Tujuan Penulisan CBR
1. Memenuhi tugas yang di berikan
2. Mengasah kemampuan penulis dalam bersikap kritis
3. Bertambahnya referensi belajar

4
D. Identitas Buku

1. Identitas Buku Utama

1. Judul Buku : Akuntansi Keuangan Lanjutan


2. Tahun Terbit : Agustus 2015
3. Kota Terbit : Jakarta
4. Penulis : Richard E. Baker, Theodore E. Christensen, David M. Cottrell, Kurnia
Irwansyah Rais, Widhi Astono, Etty Retno Wulandari
5. Penerbit Buku : Salemba Empat

2. Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2


Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Jakarta
Penulis : Dy Ilham Satria, SE,.M.Si
Penerbit Buku : Universitas Malikussaleh

5
BAB II
RINGKASAN BUKU

A. RINGKASAN BUKU UTAMA


A. Proses Konsolidasi
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan
(konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau
lebih, untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang baru yang
karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang meleburkan diri
dan status badan hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
Sementara Pasal 1 angka PP Nomor 27 Tahun 1998, peleburan (konsolidasi), adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih untuk meleburkan
diri dengan cara membentuk satu perseroan terbatas baru dan masing-masing perseroan
terbatas yang meleburkan diri menjadi bubar.

Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan


dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak
perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut
merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi
diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap
perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu
perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki
hak kendali (Kontrol) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya
mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak
mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud
untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.

Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar
dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas
dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang
6
berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh
menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas
peristiwa ekonomi juga. Dalam PSAK No. 4, Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan
Konsolidasi oleh induk Perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kepada para
pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan
dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain.
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank dan anak
perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari
asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat
menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan
ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus
dieliminasi
2. Keuntungan dan kerugian yang belum direalialisasi, yang timbul dari transaksi antara bank
dan anak perusahaan harus dieliminasi
3. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus
sama dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabila tanggal laporan keuangan tersebut
berbeda maka laporan keuangan konsolidasi per tanggal laporan keuangan bank masih dapat
dilakukan sepanjang:
a. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 bulan
b. Peristiwa atau transaksi material yang terjadi diantara tanggal pelaporantersebut
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
c. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis.
d. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi antara
kewajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalam laba disajikan dalam laporan laba rugi
konsolidasi.

Kegunaan laporan konsolidasi


Laporan keuangan konsolidasi terutama ditujukan untuk kepentingan pihak-pihak
yang memiliki kepentingan jangka panjang dengan induk perusahaan seperti pemegang
saham,kreditor danpenyedia dana lain ke induk perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi
sering kali merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total
sumber daya perusahaan hasil gabungan yang berada dibawah kendali induk perusahaan dan

7
hasil pengelolaan sumber daya tersebut, terutama ketika jika jumlah perusahaan yang
berhubungan istimewa sangat banyak,kemungkinan tidak ada cara lain yang mudah untuk
mengikhtisarkan jumlah informasi yang banyak sehubungan dengan masing-masing
perusahaan tersebutdan bagaimana posisi keuangan serta operasional masing-masing
perusahaan mempengaruhi entitas konsolidasi secara keseluruhan.

Keterbatasan Laporan Keuangan


Konsolidasi Walaupun laporan keuangan konsolidasi berguna,tetap harus diingat
bahwa laporan keuangan konsolidasi mempunyai keterbatasan. Beberapa keterbatasan
terpenting dari laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
1. Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang dimasukkan
dalam laporan konsolidasi tidak diungkapkan,kinerja atau posisi buruk dari satu atau lebih
perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja yang baik dari perusahaan lainnya.
2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan karena
sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang
belum dibagikan.
3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung
berdasarkan informasi gabungan,rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan mana pun
yang dikonsolidasi,termasuk induk perusahaan.
4. Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan dalam
konsolidasi,bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan.
5. Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan yang
termasuk dalam konsolidasi sering diperlukan untuk penyajian wajar,tetapi tambahan
pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan keuangan menjadi sangat
banyak.

Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi


Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi, yaitu agar dapat
memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari
satu perusahaan (Economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan
istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-
pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi
juga.

8
❖ Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

Diantara manfaat disusunnya Laporan Keuangan Konsolidasi adalah:


a. Untuk kepentingan jangka panjang, efek anak perusahaan terhadap induk
b. Memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan tehadap kinerja grup
(anak) perusahaan
c. Kepentingan informasi pihak luar
d. Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi

Teknik dan Prosedur Laporan Keuangan Konsolidasi


Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain
dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan
Induk Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company)
digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva,
Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Beban.
Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih
terperinci lagi, yaitu:
1. Mempersiapkan kertas kerja penyusunan laporan keuangan konsolidasi
2. Memasukkan laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan neraca
masing-masing perusahaan induk dan anak pada kolomnya masing-masing.
3. Jika ada kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan induk atau anak (seperti koreksi
terhadap pencatatan investasi dengan metode biaya dikonversi ke metode ekuitas) perlu
dibuatkan jurnal penyesuaian (diposting ke buku besar perusahaan induk atau anak).
4. Memasukkan jurnal eliminasi dalam kertas kerja.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:
a. Metode Ekuitas (Equity Method)
b. Metode Ekuitas Tidak Lengkap
c. Metode Harga Perolehan (Cost Method)

a) Konsolidasi dengan Metode Ekuitas (Equity Method)

Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk
Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika

9
aktiva bersih Anak. Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis
akan menyebabkan perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan data.

Pencatatan investasi saham pada Anak Perusahaan dengan metode ekuitas,


didasarkan pada suatu anggapan investasi pada Anak Perusahaan sejajar dan sama dengan
investasi pada perusahaan-perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya metode ekuitas juga
didasarkan atas suatu fakta bahwa Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan merupakan
bagian-bagian dari satu kesatuan usaha, seperti halnya hubungan antara Kantor Pusat dan
Cabang-Cabangnya. Oleh sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi didalam hak-hak
pemegang saham pada Anak Perusahaan harus diakui dan dicatat oleh Induk Perusahaan,
untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan perkembangan usahanya secara
lengkap.

Nilai investasi Induk Perusahaan terhadap Perusahaan akan meningkat jika Anak
Perusahaan memperoleh laba bersih dan akan menurun atau berkurangnya nilainya, jika
Anak Perusahaan menderita kerugian. Meskipun Laporan Keuangan Konsolidasi hasil
penerapan metode ekuitas ini nantinya akan sama dengan penerapan metode biaya, namun
lembar kerja konsolidasi beserta jurnal untuk penyesuaian dan eliminasi akan berbeda.
Harus memperhatikan pengaruh perubahan modal anak Perusahaan terhadap hak pemilikan
Induk Perusahaan.

Beberapa perkiraan (account) yang perlu diperhatikan antara lain:


❖ Perkiraan “Investasi Saham dalam Anak Perusahaan

Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya Laba Rugi
atau pembagian Dividen.
❖ Perkiraan “Kas”

Akan berubah jumlahnya apabila Induk Perusahaan melaporkan adanya Laba Rugi
atau pembagian Dividen.
❖ Perkiraan “Piutang Dividen Anak Perusahaan”

Timbul karena perusahaan mengumumkan Dividen namun belum dibayar.Perkiraan


ini harus dihapuskan apabila telah dibayar tunai (kas).
❖ Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Induk Perusahaan”

10
Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya Laba atau
Rugi. Selain itu akan berubah juga karena adanya Laba atau Rugi milik Induk Perusahaan
sendiri.
❖ Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Anak Perusahaan”

Akan berubah jumlahnya apabila ada Laba Rugi atau pembagian Dividen pada Anak
Perusahaan sendiri.
Perkiraan-perkiraan diatas, dalam Kertas Kerja (Worksheet) penyusunan Laporan
Keuangan Konsolidasi harus sudah menunjukkan Saldo Akhir pada Laporan Keuangan
Konsolidasi, artinya sudah diperhitungkan perubahan jumlahnya.

b) Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap

Jika metode ekuitas diterapkan secara benar ,laba bersih perusahan induk adalah
sama dengan laba bersih konsolidasi,dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan
saldo laba konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan
konsolidasi ini tidak selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan
tidak secara benar,atau jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan
anak.

Contohnya, perusahaan induk dalam menerapkan akuntansi metode ekuias mungkin


mengamortisasikan perbedaan antara investasi dan nilai buku yang diperoleh pada buku
terpisah perusahaan induk, atau mungkin tidak mengeliminasi laba atau rugi antar-
perusahaan.Kelalaian-kelalaian seperti itu menyebabkan tidak lengkapnya penerapan
akuntansi metode ekuitas. Kesalahan-kesalahan lain dalam penerapan metode ekuitas
menyebabkan salah saji yang seruppa dalam laba dan saldo laba perusahaan induk.

Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau


menggunakan metode biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang
terlihat. Hal ini dikarenakan akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang
benar dengan mengabaikan bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan
investasinya pada perusahan anak. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang
berlaku umum sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang
saham benar dan perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah
diaudit yang lain. Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh
11
beberapa perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan
konsolidasi hanya sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari
entias utama.

c) Konsolidasi dengan Metode Biaya (Cost Method)

Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak
Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh
Anak Perusahaan) yang diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan.
Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau
seluruh jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual.
Pada metode biaya bagian dividen yang dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat
pada sisi debit dalam rekening “Piutang Dividen (Kas)”, dengan rekening lawan kredit
“Penghasilan Dividen”. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada Metode biaya:
❖ Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, tidak mengalami perubahan jumlahnya.
Perubahan modal Anak Perusahaan akibat adanya Laba, Rugi atau pembagian Dividen tidak
mempengaruhi Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan, atau Induk Perusahaan
tidak menyesuaikan Investasinya.
❖ Laba atau rugi dari Anak Perusahaan baru diakui oleh Induk Perusahaan sebesar Prosentase
(%) kepemilikannya pada saat disusun Neraca Konsolidasi melalui perkiraan “Laba yang
ditahan (Retained Earning) untuk Induk Perusahaan”. Perkiraan ini hanya tampak pada
Worksheet penyusunan neraca Konsolidasi.
❖ Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan-perkiraan Modal Saham, Agio Saham dan
Retained Earning Anak Perusahaan hanya didasarkan pada jumlah awal/Saldo Awal tahun
atau Saldo Awal pada saat kepemilikan.
❖ Metode Biaya berdasarkan pada asumsi bahwa investasi Induk terhadap Anak Perusahaan
merupakan bagian dari Aktiva.
❖ Nilai Investasi harus selalu tetap, karena akan dittampakkan dalam neraca sebesar harga
perolehannya saja.
❖ Perubahan nilai aktiva bersih Anak Perusahaan sebagai Konsekuensi dari kegiatan
operasionalnya tidak akan mempengaruhi besaarnya nilai investasi tersebut.

12
B. Kepemilikan Minoritas
Pengertian Kepemilikan Minoritas

Hak minoritas mengacu pada kepemilikan saham di perusahaan yang kurang dari
50% dari totalsaham dalam hal hak suara. Pada dasarnya, investor minoritas tidak
menjalankan kontrol atasperusahaan melalui pemungutan suara Proxy Vote Proxy Vote
adalah pendelegasian wewenangpemungutan suara kepada perwakilan atas nama pemegang
suara asli. Partai yang menerimakewenangan untuk memberikan suara dikenal sebagai
Kuasa dan pemegang suara asli dikenalsebagai Prinsipal.

Konsep ini penting di pasar keuangan dan terutama dengan perusahaan publik,
meninggalkan mereka dengan sedikit pengaruh dalam proses pengambilan keputusan
secarakeseluruhan. Dalam banyak kasus, kepemilikan kepentingan minoritas berkisar antara
20% hingga 30%.Pada neraca perusahaan dengan kepentingan pengendali, saham minoritas
biasanya ditampilkan sebagai kewajiban tidak lancar Jenis Kewajiban Ada tiga jenis
kewajiban utama:kewajiban lancar, tidak lancar, dan kewajiban kontinjensi. Kewajiban
adalah kewajiban hukum atau hutang kepada orang atau perusahaan lain. Dengan kata lain,
kewajiban adalah pengorbananmasa depan dari manfaat ekonomi yang harus dilakukan oleh
entitas, dan kewajiban tersebutmewakili bagian dari perusahaan minor yang dimiliki oleh
kepentingan pengendali minor.

Kepentingan Minoritas Pasif vs. Aktif


Kepentingan minoritas dapat diklasifikasikan sebagai aktif atau pasif. Dalam
kepentingan pasif, saham pengendali biasanya di bawah 20%. Di bawah kepentingan pasif,
anak perusahaan tidak memberikan pengaruh atas perusahaan besar. Di sisi Lain, saham
pengendali dari kepentingan aktif berkisar antara 21% sampai dengan 49%, dan anak
perusahaan.

Anak perusahaan (sub) adalah badan usaha atau korporasi yang sepenuhnya dimiliki
atau sebagian dikendalikan oleh perusahaan lain, disebut sebagai induk. , atau holding,
perusahaan. Kepemilikan ditentukan oleh persentase saham yang dimiliki oleh perusahaan
induk, dan kepemilikan saham tersebut harus minimal 51%. , dalam hal ini, menikmati hak
suara untuk mempengaruhi perusahaan besar.

13
Laporan keuangan

Untuk kepentingan minoritas, pelaporan keuangan terjadi hanya jika perusahaan


besar menyiapkan laporan keuangan dan dokumen keuangan konsolidasian yang terpisah.
Penyesuaian dalam kepentingan minoritas terjadi ketika perusahaan besar memiliki kurang
dari 100% saham di perusahaan kecil tersebut.

Dalam akun laba rugi, hak minoritas adalah bagian dari laba rugi konsolidasi yang
berasal dari aktivitas biasa setelah pajak. Menurut peraturan IFRS Standar adalah Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) yang terdiri dari seperangkat aturan akuntansi
yang menentukan bagaimana transaksi dan peristiwa akuntansi lainnya harus dilaporkan
dalam laporan keuangan. Mereka dirancang untuk menjaga kredibilitas dan transparansi di
dunia keuangan, saham minoritas berada di bawah ekuitas. Namun, di AS, GAAP
memberlakukan aturan yang sedikit longgar pada pelaporan.

GAAP memungkinkan hak minoritas untuk ditampilkan di bawah bagian ekuitas


atau kewajiban. Di neraca, hak minoritas ditampilkan sebagai item baris terpisah.
Sedemikian rupa, pengguna laporan keuangan dapat melihat dengan jelas seluruh
kepentingan pengendali di perusahaan induk. Pengguna dapat membuat pilihan berdasarkan
pada perbandingan pola di perusahaan kecil yang berbeda.

C. Konsep Dan Standar Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi ditunjukan untuk memberikan gamaran yang jelas dari
keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu entitas ekonomi yang terdiri dari sejumlah
perusahaan yang memiliki hubungan istimewa. Standar konsolidasi saat ini telah ditetapkan
dalam PSAK No.4 “laporan keuangan konsolidasi.” Berdasarkan standar tersebut, anak
perusahaan harus di konsolidasi kecuali induk perusahaan dibatasi untuk mempunyai
pengendalian. Jika konsolidasi anak perusahaan tidak diterapkan, maka anak perusahaan
dilaporkan sebagai investasi pada perusahaan lain.

Pandangan Tradisional Mengenai Pengendalian


Selama bertahun-tahun satu-satunya criteria yang paling penting untuk menentukan
apakah individual anak perusahaan harus dikonsolidasi adalah pengendalian. PSAK No. 4
menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasi biasanya diterapkan untuk sekelompok
14
perusahaan ketika salah satunya memiliki pengendalian atas kepentingan keuangan di
perusahaan-perusahaan lainnya.

Dinyatakan juga bahwa "kondisi umum untuk pengendalian atas kepentingan atas
kepentingan kruangan adalah kepemilikan berhak suara mayoritas" Dalam praktiknya
pengendalian ditentukan dari proporsi saham berhak suara perusahaan yang fimiliki secara
langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan lain. Kriteria ini
di formalkan oleh PSAK 65 yang mengharuskan konsolidasi semua anak perusahaan yang
mayoritas saham nya dimiliki oleh induk perusahaan, kecuali induk perusahaan tidak
mempunyai pengendalian,misalnya perusahaan mengalami pailit, atau sedang dalam
pengawasan pengadilan.

Walaupun kepemilikan mayoritas umumnya adalah cara utama untukmendapatkan


pengendalian, suatu perusahaan dapat mengarahkan kebijakan operasi dan keuangan
perusahaan lain dengan kepemilikan kurang dari mayoritas, seperti jika kepemilikan saham
yang lain tersebar. PSAK 65 tidak melarang konsolidasi dengan kepemilikan kurang dari
mayoritas , tetapi kondolidasi seperti itu jarang ditemui dalam praktik.
a. Mengebdalikan lebih dari separuh kepentingan mayoritas berhak suara, menurut perjanjian
dengan investor lain
b. Mengendalikan kebijakan keuangan dan operasi berdasarkan undang-undang hukum atau
perjanjian.
c. Otoritas untuk menunjuk atau mengganti anggota dewan atau setingkat dengan dewan, serta
mengendalikan operasi entitas melalui dewan tersebut.
d. Otoritas untuk menyuarakan mayoritas dalam dewan atau setara dengan dewan, serta
mengendalikan operasi entitas melalui dewan tersebut.

Pengendalian Tidak Langsung

Pandangan tradisional dari pengendalian termasuk dari pengendalian langsung dan


tidak langsyng. Pengendalian langsung bisanya terjadi jika satu perusahaan memiliki
mayoritas saham iasa perusahaan lain. Pengendalian tidak langsung atau bentuk piramida
terjadi jika saham biasa suatu perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih perusahaan yang
semuanya dalam pengendalian bersama.

15
Kemampuan Untuk Memiliki Pengendalian

Dalam situasi tertentu pemegang saham mayoritas anak perusahaan mungkin tidak
mamu untuk mempunyai kendali walaupun mereka mempunya lebih dari 50% saham berhak
suara yang beredar. Hal ini dapat terjadi, sebagai contoh, jika anak perusahaan dalam
kondisi reorganisasi legal atau dalam kepailitan; walaupun induk perusahaan mempunyai
kepemilikan mayoritas, pengendalian ada pada pengadilan atau trustee yang ditunjuk oleh
pengadilan. Begitu pula, jika anak perusahaan berada di Negara lain dan negara tersebut
memberikan batasan pada anak perusahaan yang mencegah pengembalian laba atau aset ke
induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai karena
ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan aspek penting dari operasi anak
perusahaan.

Perbedaan Periode Fiskal


Perbedaan periode fiscal dari induk perusahaan dan anak perusahaan tidak
menyebabkan konsoidasi tidak di terapkan atas anak perusahaan tersebut. Sering terjadi
periode fiscal anak perusahaan jika berbeda dengan induk perusahaan. Alternative lain
adalah dengan menyesuaikan data laporan keuangan anak perusahaan tiap periode untuk
meletakan data tersebut dengan periode fiscal induk perusahaan. Alternatif lain adalah
dengan menyesuaikan data laporan keuangan anak perusahaan tiap periode untuk meletakan
data tersebut dengan dasar yang konsisten dengan periode fiskal induk perusahaan. Baik
OJK maupun stabdar akuntansi yang berlaku memperbolehkan konsolidasi dari laporan
keuangan anak perusahaan tanpa menyesuaikan periode fiskal anak perusahaan jika periode
fiskal tersebut tidak berbeda lebih dari tiga bulan dari periode fiskal induk perusahaab dan
jika dilakukan pengakuan terhadap kejadian-kejadian yang mrmpunyai pengaruh material
terhadap posisi keuangan atau hasil operasi.

Gambaran Umum Proses Konsolidasi


proses konsolidasi menambahkan secara bersama-sama laporan keuangan dari dua
atau lebih perusahaan legal yang terpisah, menghasilkan satu kumpulan laporan keuangan.
Bab-bab selanjutnya akan membahas prosedur spesifik yang akan digunakan untuk
menghasilkan laporan keuangan konsolidasi secara lebih rinci. Pemahaman prosedur
tersebut penting karena prosedur tersebut memfasilitasi laporan keuangan konsolidasian
yang akurat dan efisien. Akan tetapi fokus harus terus betlanjut pada produk akhir yaitu
16
laporan keuangan. Prosedur tersebut ditunjukan untuk menghasilkan laporan keuangan
seakan-akan perusahaan-perusahaan yang terkonsolidasi adalah satu perusahaan tunggal.

Laporan keuangantersendiri dari perusahaan-perusahaan yang terlibat merupakan


titik awal tiap kali laporan keuangan konsolidasi di buat. Laporan keuangan tersendiri
tersebut ditambahkan bersama-sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk
menghasilkan laporan keuangan konsolidasian. Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait
dengan transaksi dan kepemilikan antarperusahaan. Walaupun perusahaan individual dalam
entitas konsolidasi dapat melaporkan penjualan dan piutang atau utang satu sama lain,
entitas atau konsolidasi secara keseluruhan harus melaporkan hanya transaksi dengan pihak
diluar entitas konsolidasi dan piutang dari atau utang kepada pihak eksternal. Jadi,
penyesuaian dan eliminasi diperlukan sebagai bagian dari proses konsolidasi dtunjukan
untuk memastikan bahwa laporan keuangan konsolidasian disajikan seakan-akan
perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan tunggal.

Untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang tepat PSAK 65 memberikan


pedoman berikut ini.
1. Investasi perusahaan induk diperusahaan anak dihilangkan menurut kepemilikan
proporsional perusahaan induk di perusahaan anak.
2. Kepentingan non pengendali atas keuntungan dan kerugian selama periode konsolidasi di
anak perusahaan di indentifikasi.
3. Setiap kepentingan non pengendali di aset bersih anak perusahaan konsolidasi
diidentifikasikan secara terpisah. Kepentingan non pengendali aset bersih terdiri atas:
a. Total kepentingan non pengendali dihitung pada awal konsolidasi berdasarkan PSAK 22,
kombinasi bisnis; dan
b. Porsi kepentingan non pengendali atas perubahan aset setelah tanggal kombinasi.
4. Salso transaksi, pendapatan, dan beban antarperusahaan (intercompany) dihilangkan
seluruhnya.

Ilustrasi Proses Konsolidasi


Konsep dasar yang diterapkan untuk pembuatan laporan keuangan konsolidasian
akan di ilustrasikan dalam contoh berikut. Fokus contoh ini adalah pada laporan posisi
keuangan, tetapi konsep tersebut juga berlaku untuk laporan keuangan yang lain. Asumsikan
pada tanggal 1 Januari 20X1, PT Indah membeli pada nilai buku semua saham biasa PT
17
Andika. Pada akhir tahun 20X1, laporan posisi keuangan dari kedua perusahaan tampak
sebagai berikut:

Informasi tambahan terkait dengan PT Indah dan PT Andika adalah sebagai berikut.

1. PT Indah menggunakan metode ekuitas dasar untuk mencatat investasi pada PT Andika.
Akun investasi dicatat pada nilai buku aset bersih PT Andika dan disesuaikan dengan bagian
PT Indah atas laba dan dividen PT Andika.

2. PT Andika berutang ke PT Indah senilai Rp1.000.000 pada akhir tahun.

3. PT Andika membeli persediaan dari PT Indah senilai Rp6.000.000 selama tahun 20X1.
Persediaan tersebut mempunyai biaya perolehan awal Rp4.000.000. PT Andika masih
memegang persediaan tersebut pada akhir periode.

ENTITAS KONSOLIDASI
Diagram beikut ini dapat membantu untuk memahami entitas konsolidasi :

Induk
Entitas Konsolidasi Perusahaan

Anak
Perusahaan
18
19
Kotak yang berisi induk perusahaan dan anak perusahaan mengindikasikan entitas legal.
Transaksi dicatat dalam pembukuan kedua entitas legal. Garis putus-putus melingkar dapat
dianggap sebagai entitas konsolidasi, yang terdiri dari induk perusahaan dan anak
perusahaan. Entitas konsolidasi tidak mempunyai eksistensi legal tetapi dianggap
mempunyai realitas ekonomi.

Transaksi atau hubungan kepemilikan yang terjadi melintasi garis putus-putus


melibatkan pihak luar dan dicerminkan secara tepat dalam laporan keuangan konsolidasi.
Transaksi atau hubungan yang terjadi seluruhnya dalam entitas konsolidasi tidak
dicerminkan dalam laporan keuangan konsolidasi karena tidak melibatkan pihak luar.
Sebaliknya, transaksi atau hubungan tersebut dipandang terjadi dalam satu entitas akuntansi
dan karenanya, tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam laporan keuangan
konsolidasi.

Figur 3-1
Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan posisi keuangan konsolidasian untuk PT Indah dan PT Andika ditampilkan


pada Figur 3-1, bersamaan dengan penghitungan yang digunakan untuk saldo-saldo yang
dilaporkan. Akun-akun yang sama dari laporan keuangan induk perusahaan dan anak
perusahaan ditambahkan dan disesuaikan, jika ada, untuk menghilangkan pengaruh
20
kepemilikan dan transaksi antarperusahaan. Sebagai contoh, jumlah total yang dilaporkan
untuk kas, aset tetap, aset lain-lain, dan utang jangka panjang dalam contoh ini didapat dari
total jumlah yang dilaporkan oleh kedua perusahaan. Penyesuaian diperlukan untuk
mengurangi piutang (bersih) dan utang jangka pendek untuk utang antar perusahaan. Begitu
pula dengan persediaan dan saldo laba disesuaikan untuk menghilangkan peningkatan nilai
tercatat yang terjadi ketika PT Andika membeli persediaan dari PT Indah. Untuk
kepemilikan perusahaan, hanya saldo ekuitas pemegang saham PT Indah, sebagai induk
perusahaan, yang dimasukkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Penjelasan dari
tiap penyesuaian disajikan di bagian berikut.

Pada contoh PT Indah dan PT Andika, beberapa hal perlu mendapat perhatian khusus
untuk memastikan bahwa laporan keuangan konsolidasian menampilkan seakan-akan
laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan dari satu perusahaan tunggal.

1. Kepemilikan antarperusahaan (intercorporate stockholdings).

2. Piutang dan utang antarperusahaan.

3. Penjualan antarperusahaan.

Kepemilikan Saham Antar Perusahaan


Pada contoh yang diberikan, Saham biasa PT Indah dimiliki oleh pihak luar entitas
konsolidasi dan dianggap sebagai saham biasa dari entitas keseluruhan. Sebaliknya, saham
biasa PT Andika, dimiliki seluruhnya dalam entitas konsolidasi dan bukan saham yang
beredar dilihat dari sudut pandang konsolidasi. Hubungan ini dapat diilustrasikan sebagai
berikut.

Saham biasa
PT Indah
PT. Indah
PT. Indah
Entitas
Konsolidasi Saham Biasa
PT. Andika

PT. Andika

21
Karena suatu perusahaan tidak dapat melaporkan investasi pada dirinya sendiri dalam
laporan keuangannya, saham biasa PT Andika dan investasi PT Indah dalam saham tersebut
harus dieliminasi. Saham biasa PT Indah tetap sebagai saham biasa entitas konsolidasi.

22
Piutang Dan Utang Antarperusahaan

Piutang dan utang antarperusahaan dapat dilihat sebagai berikut.

PT. Indah

Entitas Konsolidasi

Piutang utang
PT. Andika
antarperusahaan
R1.000.000

Satu perusahaan tidak dapat berutang kepada dirinya sendirinya sendiri. Walaupun sebagai
perusahaan terpisah PT Indah melaporkan piutang usaha sebesar RP 1.000.000 dari PT
Andika dan PT Andika melaporkan utang usaha sebesar Rp 1.000.000 ke PT Indah, piutang
dan utang seperti itu tidak ada dari sudut pandang konsolidasi. Oleh karena itu, Rp
1.000.000 dieliminasi dari piutang dan utang dalam mambuat neraca konsolidasi.

Penjualan Antarperusahaan

Contoh penjualan barang dagangan dari PT Indah ke PT Andika juga harus dilihat dari
konteks entitas tunggal, sebagaimana di ilustrasikan dalam diagram berikut :

Harga pokok
penjualan
Rp.4.000.000

PT Indah
Penjualan
Rp.6.000.000

Entitas
Konsolidasi
PT Andika

23
Perusahaan tunggal tidak dapat ,mengakui laba dan menaikan nilai persediaan hanya
karena persediaan tersebut di transfer dari satu departemen atau divisi lain. Hal ini juga
berlaku untuk penjualan antar perusahaan dalam entitas konsolidasi. Dalam contoh ini
persediaan antarperusahaan yang tersedia pada akhir periode (Rp.6.000.000)harus
dinyatakan kembali menjadi biaya perolehan awalnya untuk entitas konsolidasi,
Rp.4.000.000 yang di bayarkan PT Indah pada saat membeli persediaan tersebut. Begitu
pula, sebesar Rp.2.000.000 yang diakui dari penjualan antarperusahaan dan termasuk dalam
saldo lab antarperusahaantidak boleh dimasukan dalam neraca konsolidasi.

Karena itu, persediaan dan saldo laba dikurangi laba antar perusahaanyang belum
direakisasi sebesar Rp.2.000.000 pada saat pembuatan neraca konsolidasi. Dalam pembuatan
laporan laba rugi konsolidasi, penjualan antarperusahaan sebesar Rp.6.000.000 juga harus
dikeluarkan dari pendapatan gabungan PT Indah dan PT Andika karena penjualan tersebut
tidak mencerminkan penjulan ke pihak eksternal.

Perbedaan antara Biaya Perolehan dan Nilai Buku


PT Indah membeli investasi pada saham biasa PT Andika sebesar nilai bukunya.
Dalam kenyataannya, harga beli anak perusahaan biasanya berbeda dengan nilai buku saham
yang diakuisisi. Diferensial ini diperlakukan dengan cara yang sama dalam pembuatan
laporan keuangan konsolidasi seperti dalam merger. Jika PT indah membayar lebih untuk
investasinya di PT Andika diatas dinilai buku saham yang diakuisisi (diferensial debit), selisih
tersebut dalam konsolidasi dialokasikan ke aset dan kewajiban tertentu dari PT Andika atau
goodwill.

Mekanisme Proses Konsolidasi

Kertas kerja digunakan untuk memfasilitasi proses penggabungan dan penyesuaian saldo
akun dalam konsilidasi. Induk perusahaan dan anak perusahaan mempunyai pembukuan
masing-masing. Tidak pembukuan untuk entitas konsolidasi. Yang terjadi, saldo akun-akun
pada setiap akhir periode diperoleh dari pembukuan induk perusahaan dan ank perusahaan
dan dimasukan dalam kertas kerja konsolidasi.

Kertas kerja konsolidasi untuk pembuatan laporan posisi keuangan konsolidasian PT.

24
Indah fitampilkan pada figur 3-2. Saldo akun untuk PT. Indah dan PT. Andika, diambil dari
pembukuan masing masing, dimasukan dalam dua kolom pertama yang berdampingan
sehingga jumlah dari tiap aset leabilitas dan ekuitas dapat ditambahkan mendatar untuk
mendapatkan saldo konsolidasian.

Ketika penambahan jumlah saldo dari kedua perusahaan menimbulkan angka konsolidasi
yang berbeda dengan saldo yang seharusnya akan muncul jika kedua perusahaan adah
lerusahaan tunggal, maka jumlah gabungan harus di sesuaikan menjadi angka yang
seharusnya. Hal ini dilakukan

Kepentingan Nonpengendali

Induk perusahaan tidak selalu memiliki100% saham biasa anak perusahaan yang beredar.
Induk persahaan dapat memiliki kurang dari 100% saham suatu perusahaan dalam kombinasi
bisnis atau pada awal nya memiliki 100%, tapi kemudian dijual atau diberikan beberapa
lembar kepihak lain. Dalam mengonsolidasi anak perusahaan induk perusahaan hanya perlu
mempunyai kepemilikan pengendali. Saham lain dari anak perusahaan yang tidak memiliki
induk perusqhaan disebut pemegang saham "nonpengendali". Klaim dari pemegang saham
tersebut atas laba dan aset bersih anak perusahaan disebut kepentingan pengendali
(noncontroling interest).

Pemegang saham non pengendali jelaa mempunyai klaim atas aset dan laba anak
perusahaan karena adanya kepemilikan saham mereka. Karena umumnya semua
aset,liabilitas, dan laba anak perusahaan dimasukan dalam laporan keuangan konsolidasian,
klaim pemegang saham nonpengendali atas hal-hal tersebut harus dilaporkan.

25
Figur 3-2

Kertas Kerja Laporan posisi Keuangan Konsolidasian

Dalam situasi yang tidak rumit, jumlah kepentingan nonpengendali hanyalah bagian
proporsional sederhana dari jumlah yang relevan di anak perusahaan. Sebagai contoh, jika
anak
perusahaan mempunyai laba bersih Rp 150.000.000 dan pemegang saham non-pengendali
mempunyai 10% saham anak perusahaan, maka bagian mereka atas laba adalah Rp
15.000.000 (Rp150.000.000 x 0,10). Begitu pula, jika ekuitas pemegang saham anak
perusahaannya terdiri dari saham biasa sebesar Rp600.000.000 dan saldo laba
Rp200.000.000, total kepentingan non-pengendali, yang mencerminkan klaim pemegang
saham non-pengendali atas aset bersih anak perusahaan, dihitung sebagai berikut.

26
B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING

A. LaporanKeuangan
1) Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Beberapa definisi laporan keuangan menurut para ahli, di antaranya:Laporan
keuangan adalah “laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan dan
digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan
gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan” (Hanafi dan Halim,
2002:63). Adapun menurut (Sumarso, 2006:430) laporan keuangan adalah “hubungan antara
suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat
menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena”.

Berdasarkan pengertian di atas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugastugas
yang dibebankan kepada manajemen. Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari
berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan,
laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku
perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi. Laporan keuangan
terdiri dari:Pertama Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang
tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
Kedua,Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Ketiga, Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai
akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang
bersangkutan.Keempat,Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan
akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.Laporan
keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan
kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut.

27
2) Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan bertujuan untuk menyajikan informasi perubahan posisi keuangan dan
tidak diwajibkan menyediakan informasi non-keuangan. Menurut PSAK (2004), tujuan laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.

b. Laporan Keuangan Konsolidasi (PSAK 4 Revisi 2009)


1) Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi merupakan laporan keuangan gabungan antara entitas
induk dan entitas anak. Laporan keuangan konsolidasi menggambarkan aspek ekonomi entitas
yang beroperasi secara individu tetapi berada dalam satu pengendalian. Penyusunan laporan
keuangan konsolidasi di Indonesia mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) 4 revisi 2009, tentang laporan keuangan konsolidasi dan laporan keuangan tersendiri.
PSAK 4 revisi 2009 memberi istilah laporan keuangan konsolidasi sebagai laporan keuangan
suatu kelompok usaha yang disajikan seperti suatu entitas ekonomi tunggal. “PSAK 4 revisi
2009 diadopsi dari Standar Akuntansi Internasional (IAS) 27 tahun 2009, yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 22 Desember 2009” (Karywati,2011:30).

Pada dasarnya, laporan konsolidasi adalah laporan asumsi yang memandang makna
ekonomi suatu entitas. Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang
berbeda, bahkan Undang-undang anti trust mensyaratkan arm’slength transaction di antara
entitasentitas yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk tidak diperkenankan
membedakan harga jual produknya terhadap entitas anak dan entitas lain yang tidak berafiliasi,
atau melakukan pembelian dengan harga yang berbeda dari entitas lain yang tidak berafiliasi.
Laporan konsolidasi dimaksudkan untuk menunjukkan aspek subtansi hubungan entitas induk-
anak. PSAK 4 mewajibkan entitas yang mengendalikan entitas lain untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasi. Entitas induk tidak lagi menyusun laporan keuangan individunya saja
(tanpa laporan keuangan konsolidasi) ketika entitas tersebut telah memiliki pengendalian atas

28
entitas anak, karena hanya ada satu laporan keuangan yang berlaku umum (general pupose
financial statement) bagi entitas tersebut, yaitu laporan keuangan konsolidasi. Akan tetapi, PSAK
4 tetap mengizinkan entitas induk menyusun laporan tersendiri (laporan individu) dalam batas
sebagai informasi tambahan. Dalam hal ini, laporan keuangan konsolidasi tetap harus disajikan,
sementara laporan tersendiri hanya sebagai informasi pelengkap. “Jika entitas induk menyajikan
laporan tersendiri sebagai informasi pelengkap, maka sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 4
revisi 2009, investasi dalam entitas anak dicatat berdasarkan biaya perolehan (cost) atau sesuai
dengan PSAK 55: instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran” (Karywati, 2011:31). Setiap
akhir periode, entitas anak harus menyerahkan laporan keuangannya kepada entitas induk.
Kemudian entitas induk mengkonsolidasi laporan tersebut dengan laporan keuangan individunya
sehingga terbentuk laporan konsolidasi.

2) Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi


Maksud dan tujuan laporan keuangan konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat memberikan
gmbaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan
(economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana
laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang
berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Menurut
PSAK No. 4, penyajian laporan keuangan konsolidasi oleh induk perusahaan bertujuan untuk
memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan mengenai data keuangan dari
suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang
terpisah satu sama lain.

3) Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi


Manfaat dari laporan keuangan konsolidasi adalah:a.Dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk perusahaan,
kepada para pemegang saham, kreditor dan penyedia dana lainnya.b.Dapat memberikan
informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai operasi gabungan dari
entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang membentuk entitas

29
konsolidasi.Perlu disadari bahwa disamping memberi manfaat, laporan keuangan konsolidasi
juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain:c.Dapat menyembunyikan kinerja
perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja perusahaan lain yang bagus.d.Tidak semua
saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan, begitu pula dengan
aktiva.e.Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak
mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk
perusahaan.f.Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun
piutang.g.Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang
wajar.

4) Sifat-Sifat Laporan Keuangan Yang Dikonsolidasikan


Sifat-sifat laporan keuangan yang dikonsolidasikan antara lain terdiri dari, sebagai
berikut:a.Laporan keuangan konsolidasi adalah model laporan akuntansi untuk menunjukkan
pengaruh ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang tersendiri, yang
didasarkan atas pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak
dilakukan.b.Dalam menyusun neraca konsolidasi untuk perusahaan induk dan anak, perusahaan
anak ini dipandang seakan-akan sebagai cabang; aktiva dan kewajiban masingmasing perusahaan
anak digabungkan dengan aktiva dan kewajiban perusahaan induk; pos-pos silang yang tidak
mempunyai arti penting apabila kesatuan usaha bersangkutan dipandang sebagai kesatuan usaha
tunggal harus dihapuskan.c.Neraca perusahaan induk yang melaporkan saham perusahaan anak
sebagai investasi, dan neraca perusahaan anak yang melaporkan kepentingan yang dipegang oleh
perusahaan induk sebagai modal saham.

5) Prinsip Subtance Over Form dan Laporan Konsolidasi


Pengendalian atas entitas lain merupakan acuan dalam menentukan apakah suatu entitas
diwajibkan menyusun laporan konsolidasi. Pengendalian biasanya ada ketika entitas induk
memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah suara
entitas lain. Menurut PSAK 4 menyatakan bahwa tidak semua kepemilikan lebih dari 50% suara
entitas lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, menunjukkan adanya pengendalian.

30
6) Teknik dan Prosedur Laporan Keuangan Konsolidasi
Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain
dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk
Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu
persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas,
Pendapatan dan Beban.
Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci
lagi, yaitu:
1. Mempersiapkan kertas kerja penyusunan laporan keuangan konsolidasi
2. Memasukkan laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan neraca
masing-masing perusahaan induk dan anak pada kolomnya masing-masing.
3. Jika ada kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan induk atau anak (seperti koreksi
terhadap pencatatan investasi dengan metode biaya dikonversi ke metode ekuitas) perlu
dibuatkan jurnal penyesuaian (diposting ke buku besar perusahaan induk atau anak).
4. Memasukkan jurnal eliminasi dalam kertas kerja, seperti:
Mengeliminasi laba atau rugi antar perusahaan (laba atau rugi anak yang telah diakui
dalam laporan laba-rugi perusahaan induk). Mengeliminasi dividen anak perusahaan yang
telah dicatat pada saat perusahaan induk menerima dividen dari anak.

Pendapatan dari perusahaan anak..................xxx


Dividen....................................................... xxx
Investasi pada perusahaan anak................. xxx
Penyesuaian untuk mencatat hak minoritas dalam laba dan dividen perusahaan anak.
Beban hak minoritas.................................... xxx
Dividen...................................................... xxx
Hak minoritas............................................ xxx

Mengeliminasi akun resiprokal, yaitu akun investasi pada perusahaan anak (di neraca
induk) dan akun ekuitas (di neraca anak) dikali dengan persentase kepemilikan induk.
Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak = NB dari akun ekuitas
Modal saham................................................. xxx
Tambahan modal (jika ada).......................... xxx

31
Laba ditahan.................................................. xxx
Investasi pada perusahaan anak................................. xxx
Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)........ xxx

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak > < NB dari akun ekuitas. (catatan lihat
penjelasan selanjutnya
Modal saham................................................. xxx
Tambahan modal (jika ada).......................... xxx
Laba ditahan.................................................. xxx
Alokasi kelebihan ......................................... xxx
Investasi pada perusahaan anak.............................. xxx
Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)..... xxx

Mengalokasikan dan mengamortisasi perbedaan nilai wajar dari akun investasi dengan
nilai buku ekuitas (dari langkah ke 5). Jika ada perbedaan itu dialokasikan ke aktiva tetap,
maka perlu dibuatkan jurnal penyusutan. Demikian pula jika ada hak paten perlu diamortisasi
pertahun. Mengeliminasi akun resiprokal lainnya (seperti hutang, piutang, pembelian dan
penjualan antar perusahaan.
5. Menjumlah akun-akun pada kedua laporan keuangan untuk akun-akun yang tidak resiprokal
pada kolom laporan konsolidasi.
6. Menjumlahkan akun-akun pada kedua laporan keuangan ditambah dan dikurangi akun-
akundalam kolom jurnal eliminasi.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:
a. Metode Ekuitas (Equity Method)
b. Metode Ekuitas Tidak Lengkap
c. Metode Harga Perolehan (Cost Method).

32
BAB III
PEMBAHASAN

❖ Kelebihan dan Kekurangan Buku

A. Kelebihan Buku
➢ BUKU 1
1. Pembahasan Buku lengkap.
2. Memiliki Latihan Soal yang cukup banyak sehingga dapat melatih
kemampuan mahasiswa setelah mengulas materi tersebut.
3. Memiliki contoh soal sehingga mempermudah memahami materi tersebut.
4. Memiliki gambar ilustrasi dan penjelasan dari gambar ilustrasi tersebut
sehingga lebih mudah untuk memahaminya.
➢ BUKU 2
1. Untuk identitas dari buku cukup jelas, sehingga pembaca tidak kesulitan
dalam mengetahui identitas buku.
2. Dalam buku ini juga terdapat Gambaran Umum Materi, sehingga pembaca
sudah mengetahui terlebih dahulu penjelasan apa saja yang di buat dalam
buku. Apalagi ketika pembaca sedang mencari jawaban soal dari buku ini
akan lebih mudah karena diberikan gambaran umum dari materi.
3. Di dalam buku ini juga terdapat evaluasi pada setiap materi, sehingga
pembaca bisa mengukur pemahamannya setelah membaca materi dengan
mengerjakan evaluasi setiap babnya.
B. Kekurangan Buku
➢ BUKU 1
1. Banyak kesalahan dalam penjumlahan di bagian contoh perhitungan.
2. Menggunakan bahasa yang sulit untuk di pahami. Harus membaca secara
berulang-ulang dan konsentrasi baru dapat mengetahui makna dari materi
tersebut.
➢ BUKU 2
1. Kurang jelas alamat dan pencetak buku.
2. Terlalu banyak penjelasan

33
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan
hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan
(entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu
entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila
salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya
laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol
terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali (Kontrol) yang lebih, maka
mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat
laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau
yang sejenisnya.

B. SARAN

Dengan menganalisis suatu buku, pembaca bisa menambah wawasannya dari buku tersebut.
Pada buku ini materi yang dijabarkannya sangatlah bermanfaat. pembaca bisa mendapatkan
banyak ilmu yang belum didapatkan sebelumnya sehingga membuat pembaca semakin tahu dan
mengerti tentang apa yang di bahas. Critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan agar critical book review ini jauh lebih baik lagi.

34
DAFTAR PUSTAKA
Baker, E Richard. 2015. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Salemba Empat

Dy Ilham Satria, SE,.M.Si. 2016. Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2. Aceh: Universitas
Malikussaleh.

35

Anda mungkin juga menyukai