Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN TUGAS AKHIR

MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
STUDI KASUS PADA
PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
TAHUN 2012-2015

Disusun Oleh:

Safriana Khusni Walidah 201423133

Nur’ainy Ratnasari Setya Budi 201423143

Yosepha Hastania Dewi 201423165

AKADEMI AKUNTANSI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA
2016

i
Yang bertanda tangan di bawah ini bertindak atas nama Akademi Akuntansi YKPN
Yogyakarta, selaku dosen pembimbing mata kuliah Analisis Laporan Keuangan,
telah memeriksa dan menerima Laporan Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis
Laporan Keuangan dengan judul:

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

STUDI KASUS PADA

PT ADHI KARYA (Persero) Tbk

TAHUN 2012-2015

Disusun Oleh:

Safriana Khusni Walidah 201423133

Nur’ainy Ratnasari Setya Budi 201423143

Yosepha Hastania Dewi 201423165

Yogyakarta, Desember 2016

Dosen Pembimbing

Drs. Djasmanuddin, M.Ec. Dev., MAPPI (Cert.)

Mengetahui,

Direktur AA YKPN

Drs. Sururi, M.B.A., Ak., C.A.

ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas nikmat dari Allah SWT sehingga
kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan
pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode 2012 sampai dengan 2015.

Dengan adanya Laporan Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Laporan


Keuangan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode 2012 sampai dengan 2015
bertujuan membantu mahasiswa agar mampu menganalisis laporan keuangan
perusahaan yang sudah go public. Mahasiswa diharapkan dapat mengukur tingkat
kemampuan Arus Kas, Trend, Common-Size, Likuiditas, Solvabilitas, dan
Profitabilitas dengan menganalisis Laporan Keuangan Perusahaan yang
bersangkutan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


kami untuk menyelesaikan laporan ini, yang diantaranya:

1. kepada Bapak Djasmanuddin yang telah membimbing dan mengarahkan


kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar;
2. kepada orang tua kami yang selalu mendukung kami baik secara moral,
spiritual, dan finansial sehingga laporan ini dapat kami selesaikan;
3. kepada teman-teman yang telah memberikan saran dan informasi mulai dari
pengumpulan bahan-bahan analisis sampai penyusunan laporan ini.

Kami berharap Laporan Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Laporan


Keuangan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Selain itu, dapat digunakan sebagai
referensi dalam melakukan analisis laporan keuangan.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan Analisis ................................................................................ 3
1.3 Deskripsi Perusahaan ....................................................................................... 3
1.3.1 Sejarah Perusahaan .................................................................................. 3
1.3.2 Visi dan Misi .............................................................................................. 5
1.3.3 Nilai Perusahaan ....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 7
2.1 LAPORAN ARUS KAS .................................................................................... 7
2.1.1 TABEL ARUS KAS PERUSAHAAN ..................................................... 7
2.1.2 ANALISIS ARUS KAS ............................................................................. 8
2.2 ANALISIS TREND ......................................................................................... 12
2.2.1 ANALISIS TREND LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN ........ 12
2.2.2 ANALISIS TREND LAPORAN POSISI KEUANGAN ...................... 14
2.3 ANALISIS COMMON SIZE ......................................................................... 16
2.3.1 ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN LABA RUGI ..................... 16
2.3.2 ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN POSISI KEUANGAN ...... 18
2.4 ANALISIS LIKUIDITAS ............................................................................... 20
2.4.1 TABEL PERHITUNGAN RASIO LIKUDITAS ................................. 20
2.4.2 PEMBAHASAN ANALISIS LIKUIDITAS ......................................... 21
2.5 ANALISIS SOLVABILITAS ......................................................................... 23
2.5.1 TABEL PERHITUNGAN RASIO SOLVABILITAS.......................... 23
2.5.2 PEMBAHASAN ANALISIS RASIO SOLVABILITAS ...................... 23
2.6 ANALISIS PROFITABILITAS..................................................................... 28
2.6.1 TABEL PERHITUNGAN RASIO PROFITABILITAS ..................... 28

iv
2.6.2 PEMBAHASAN ANALISIS PROFITABILITAS ............................... 28
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 33
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 33
3.2 SARAN ............................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 38

v
1 BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada


suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas. Menurut Mamduh dan Halim (2002:63),”Laporan
keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai
perusahaan dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi
ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko
perusahaan”.

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang


menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun dengan memperhatikan kaidah-
kaidah (aturan-aturan) yang berlaku. Laporan keuangan yang akan disusun oleh
setiap perusahaan di Indonesia, harus mengacu pada aturan yang berlaku, yaitu
seperti tertuang pada Standar Akuntansi Keuangan. Untuk menilai laporan
keuangan sebagai gambaran baik atau tidaknya kondisi keuangan perusahaan dapat
dilakukan dengan melakukan analisis laporan keuangan.

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses penilaian untuk membantu


mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa lalu dan
gambaran atau prediksi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dimasa yang
akan datang. Menurut Munawir (2010;35), “analisis laporan keuangan adalah
analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada
hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.

1
Tujuan utama dari analisis laporan keuangan adalah untuk menghindari
ketergantungan para pengambil keputusan pada prediksi yang tidak berdasarkan
acuan yang tepat. Dengan kata lain analisis dapat mengurangi ketidakpastian yang
tidak bisa dihindari pada setiap proses pengambilan keputusan. Analisis dapat
memberikan dasar yang layak dan sistematis untuk pertimbangan dalam melakukan
pengambilan keputusan.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan terdapat beberapa prosedur yang


harus ditempuh. Prosedur-prosedur tersebut adalah :

a. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan


Sebelum melakukan analisis laporan keuangan sebuah perusahaan, perlu untuk
memahami data keuangan perusahaan. Latar belakang data keuangan yang
perlu dipahami mencakup bidang usaha perusahaan dan kebijakan akuntansi
yang diterapkan dalam perusahaan tersebut.
b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Kondisi perusahaan yang perlu dipahami mencakup kecenderungan industri
dimana perusahaan beroperasi, perubahan permintaan pasar, tingkat inflasi dan
pajak, perubahan posisi menejemen kunci, dan perubahan yang terjadi dalam
perusahaan itu sendiri. Kondisi-kondisi tersebut perlu dipahami karena
mempunyai pengaruh terhapa perusahaan.
c. Mempelajari dan mereview laporan keuangan
Review terhadap laporan keuangan secara menyeluruh perlu dilakukan
sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan diaplikasikan. Mempelajari
dan mereview laporan keuangan digunakan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
d. Menganalisis laporan keuangan
Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan,
selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan berbagai metoda dan
teknik analisis yang ada sehingga hasil analisis tersebut dapat
diinterprestasikan.

2
Dalam melakukan analisis keuangan selain menerapkan prosedur-prosedur
tersebut, juga harus menggunakan metode-metode dalam melakukan analisis
laporan keuangan. Metode analisis laporan keuangan dibedakan menjadi 2, yaitu
metode analisis horizontal dan analisis vertikal.

a. Analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan


cara membandingkan akun-akun dalam laporan keuangan yang sama untuk
tahun atau periode yang berbeda. Teknik-teknik analisis yang termasuk dalam
metode ini antara lain analisis komparatif, trend, sumber dan penggunaan dana,
dan analisis perubahan arus kas.
b. Analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan
menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu dengan cara
membandingkan akun yang satu dengan akun yang lainnya. Teknik-teknik
analisis yang termasuk dalam metode ini antara lain analisis common size dan
analisis rasio.

1.2 Tujuan Penulisan Analisis

Penulisan analisis laporan keuangan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk ini
memiliki beberapa tujuan yaitu:

a. menganalisis laporan keuangan perusahaan selama periode 2012 sampai 2015;


b. memudahkan para pengguna laporan keuangan dalam memahami informasi
yang terdapat pada laporan keuangan tersebut;
c. memberikan pertimbangan-pertimbangan pada pengambil keputusan agar
membuat keputusan dengan tepat;
d. memberikan gambaran kondisi keuangan perusahaan dengan jelas.

1.3 Deskripsi Perusahaan

1.3.1 Sejarah Perusahaan

Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan pada tanggal 1 Juni 1974 dan
memulai usaha secara komersial pada tahun 1960. Kantor Pusat ADHI berada di
Jalan Pasar Minggu Km. 18, Jakarta 12510-Indonesia. ADHI dimulai dengan
berdirinya perusahaan milik Belanda yang bernama Architecten-Ingenicure-en

3
Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate
N.V.). Pada tanggal 3 Desember 1957, Indonesia mampu mengambil alih
perusahaan ini berdasarkan No. KPTS. 160/PKMDR/1957. Pada tanggal 11 Maret
1960, ADHI berhasil dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi
Karya. Nasionalisasi ini memicu adanya pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1974 berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia, PN Adhi Karya berubah status menjadi Perseroan Terbatas.

Pada tanggal 8 Maret 2004, ADHI memperoleh pernyataan efektif dari


Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas
441.320.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga
penawaran Rp150,- per saham. Dari jumlah saham yang ditawarkan dalam
penawaran umum kepada masyarakat tersebut sebesar 10% atau sebanyak
44.132.000 saham biasa atas nama baru dijatahkan secara khusus kepada
manajemen (Employee Management Buy Out / EMBO) dan karyawan Perusahaan
melalui program penjatahan saham untuk pegawai Perusahaan (Employee Stock
Allocation/ESA). Kemudian pada tanggal 18 Maret 2004 seluruh saham ADHI
telah tercatat pada Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia). PT
Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.

Saham pengendali ADHI dipegang oleh Negara Republik Indonesia, dengan


persentase kepemilikan sebesar 51%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup bidang usaha ADHI meliputi:

1. konstruksi;
2. konsultasi manajemen dan rekayasa industri (Engineering Procurement and
Construction/EPC);
3. perdagangan umum jasa pengadaan barang, industri pabrikasi, jasa dalam
bidang teknologi informasi, real estate, dan agro industri.

Saat ini, kegiatan utama ADHI dalam bidang konstruksi, engineering,


Procurement and Construction (EPC), perkretaapian, pariwisata, perdagangan,
properti, real estate, dan investasi infrastruktur.

4
ADHI sebagai perusahaan konstruksi terkemuka di Asia Tenggara telah
mampu menunjukkan kemampuannya melalui daya saing dan juga pengalaman
yang dibuktikan dengan keberhasilan proyek konstruksi yang dilaksanakan. ADHI
menyadari bahwa keberhasilannya tidak lepas dari dukungan dan peran serta
masyarakat oleh sebab itu, ADHI juga berperan aktif dalam mengembangkan
program CSR serta Program Kemitraan & Bina Lingkungan Perseroan.

1.3.2 Visi dan Misi

Visi:

Menjadi Perusahaan Konstruksi Terkemuka di Asia Tenggara

Misi:

1. Berkinerja berdasarkan atas peningkatan corporate value secara incorporated


2. Melakukan proses pembelajaran (learning) dalam mencapai pertumbuhan
(peningkatan corporate value)
3. Menerapkan corporate culture yang simple tapi membumi/ dilaksanakan
(down to earth)
4. Proaktif melaksanakan lima lini bisnis secara professional, governance,
mendukung pertumbuhan perusahaan
5. Partisipasi aktif dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan
Corporate Social responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan

1.3.3 Nilai Perusahaan

1. Bekerja Cerdas

Adalah inti dari kapabilitas dan produktivitas ADHI. Untuk menghadapi


persaingan yang semakin ketat dalam industri jasa konstruksi, EPC, properti, real
estate dan investasi infrastruktur maka segenap jajaran ADHI didorong agar
mampu bekerja secara cerdas dan cepat, dengan mengedepankan inovasi dan
efesiensi yang dilandasi jiwa enterpreneurship. Sisi lain dari tata nilai ini adalah
agar setiap orang di ADHI memiliki sifat adaptif terhadap perubahan.

5
2. Jujur Bertanggung Jawab

Yang berarti dalam menjalankan pekerjaannya, setiap insan ADHI harus


mengedepankan kejujuran yang disertai dengan rasa tanggung jawab. Di setiap
penyelenggaraan kegiatan usahanya, segenap insan ADHI dituntut untuk bekerja
dengan sikap yang terbuka dan wajar, disertai dengan kesadaran atas tingkah laku
masing-masing tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Bersahaja

Merupakan inti dari perilaku yang berprinsip tidak berlebihan (proporsional).


Setiap insan ADHI perlu juga memiliki sikap sederhana dan rendah hati (tidak
arogan) agar mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif. Dengan tata nilai ini
diharapkan hubungan baik dengan lingkungan sekitar, baik dari sesama rekan kerja,
mitra bisnis, perusahaan pesaing, hingga masyarakat luas terus terjalin sehingga
ADHI akan menjadi perusahaan konstruksi terkemuka.

6
2 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LAPORAN ARUS KAS

2.1.1 TABEL ARUS KAS PERUSAHAAN

2012 2013 2014 2015


Kas Neto dari
241.213.698.167 562.062.507.571 (978.231.044.800) 241.052.341.639
aktivitas operasi
Kas Neto dari
(110.920.961.760) (298.862.240.397) (587.941.144.702) (224.003.058.587)
aktivitas investasi
Kas Neto dari
aktivitas 243.753.016.406 715.256.428.923 437.583.500.863 3.489.682.454.785
pendanaan
KENAIKAN
(PENURUNAN)
NETO KAS 374.045.752.813 978.456.696.097 (1.128.588.688.639) 3.506.731.737.837
DAN SETARA
KAS
Kas dan Setara
Kas Pada Awal 552.203.272.822 948.845.841.632 1.931.184.992.609 802.636.823.363
Tahun
Kas dan Setara
Kas Pada Akhir 948.845.841.632 1.931.184.992.609 802.636.823.363 4.308.573.003.354
Tahun

7
2.1.2 ANALISIS ARUS KAS

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas operasi ini menampilkan seberapa besar uang kas yang masuk dan
keluar dari perusahaan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas dari kegiatan investasi dan pendanaan.

Arus kas dari kegiatan operasi PT ADHI KARYA (Persero) Tbk 4 tahun
berturut-turut dari tahun 2012 sampai 2015 berasal dari :

a. kas masuk: penerimaan kas dari pelanggan, penerimaan bunga, dan


penerimaan restitusi pajak
b. kas keluar: pembayaran kepada pemasok, pembayaran kepada karyawan,
pembayaran beban pinjaman, dan pembayaran pajak penghasilan

Dalam laporan arus kas PT ADHI KARYA (Persero) Tbk dan Entitas Anak
terlihat bahwa pada tahun 2012 total penerimaannya sebesar Rp6,729,482,311,262
sementara total pengeluarannya sebesar Rp6,488,268,613,095. Dari jumlah ini
dapat dikatakan bahwa perusahaan menerima arus kas neto dari kegiatan operasi
sebesar Rp241,213,698,167. Jumlah ini lebih kecil dari tahun 2013. Arus kas neto
dari kegiatan operasi tahun 2013 yaitu sebesar Rp562,062,507,571 dengan kata lain
tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp320,848,809,404. Total penerimaan
perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp11,100,702,933,527 sementara total
pengeluarannya sebesar Rp10,538,640,425,956. Arus kas neto 2013 lebih tinggi
dari 2012 karena penerimaan kas dari pelanggan mengalami kenaikan yang
signifikan ini dimungkinkan karena banyak memenangkan tender dan pembayaran
piutang yang lancar. Hal tersebut juga dapat terlihat dari adanya kenaikan
pembayaran kepada karyawan dan pembayaran beban pinjaman.

Akan tetapi, pada tahun 2014 arus kas neto kegiatan operasi mengalami
penurunan tajam sebesar Rp1.549.068.452.401. Jumlah penerimaan dari kegiatan
operasi ini sebesar Rp8,580,336,069,643 sedangkan jumlah pengeluarannya
sebesar Rp9,558,567,114,443. Penurunan ini dimungkinkan karena adanya
pembayaran yang seret dari pelanggan, hal ini ditandai dengan jumlah penerimaan

8
kas dari pelanggan lebih sedikit dibandingkan pembayaran kepada pemasok dan
beban lainnya.

Arus kas neto dari aktivitas operasi tahun 2015 sebesar Rp241,052,341,639 ini
mengalami kenaikan sebesar Rp1,219,283,386,439. Hal ini disebabkan karena total
pembayaran dari aktivitas operasi mengalami penurunan sebesar
Rp960,717,022,783. Penurunan tersebut dimungkinkan terjadi karena utang kepada
pemasok yang jatuh tempo di tahun 2015 lebih seedikit daripada tahun 2014,
sehingga pembayaran kepada pemasok mengalami penurunan yang cukup
signifikan yaitu sebesar Rp1,033,611,000,556. Selain itu dimungkinkan juga tahun
2015 memiliki tender sedikit, namun penerimaan kas dari pelanggan lebih tinggi
karena memperoleh pelunasan dari tahun 2014.

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari kegiatan aktivitas investasi diperoleh dari aktivitas meminjamkan
uang dan mengumpulkan piutang, serta memperoleh dan menjual investasi dan
aktiva jangka panjang produktif.

Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi tahun 2012 sebesar
(Rp110,920,961,760) sedangkan pada tahun 2013 sebesar (Rp298,862,240,397).
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tahun 2013 pengeluaran kas untuk
aktivitas investasi lebih besar daripada 2012. Hal ini disebabkan karena pada tahun
2013 ada perolehan properti investasi sebesar (Rp231,934,653,275) sementara di
tahun 2012 tidak ada perolehan properti investasi.

Pada tahun 2012 membeli saham untuk investasi sebesar (Rp4,000,000,000),


sedangkan pada tahun 2013 menjual investasi saham sebesar Rp21,918,840,000.

Pada tahun 2014 kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar
(Rp587,941,144,701) pengeluaran kas untuk aktivitas investasi ini lebih besar
daripada tahun 2013. Karena pada tahun 2014, PT Adhi Karya membeli real estat
sebesar (Rp176,629,218,536) dan membeli properti investasi sebesar
(Rp168,148,643,178).

9
Pada tahun 2015, pengeluaran yang digunakan untuk aktivitas investasi lebih
sedikit dari pada tahun 2014 yaitu sebesar (Rp224,003,058,587). Karena pada tahun
2015, PT Adhi Karya melakukan penempatan investasi saham sebesar
(Rp23.950.360.000) dan tidak melakukan pembelian properti investasi.

Selain itu ada kemungkinan PT Adhi Karya melakukan peremajaan aset tetap,
hal ini terjadi karena pada tahun 2012 sampai 2015 PT Adhi Karya melakukan
pembelian dan penjualan aset tetap yang besar.

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan berkaitan dengan pos-pos utang jangka
panjang dan modal. Arus kas neto dari aktivitas pendanaan pada tahun 2013 lebih
tinggi daripada tahun 2012. Arus kas neto dari aktivitas pendanaan tahun 2012
sebesar Rp243,753,016,406 sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaa pada tahun
2013 sebesar Rp715,256,428,923. Kenaikan yang signifikan ini terjadi karena pada
tahun 2012 PT Adhi Karya mengangsur utang obligasi sebesar
(Rp377,102,247,463) sedangkan pada tahun 2013 tidak ada angsuran utang obligasi
yang dilakukan. Hal ini dimungkinkan karena tahun 2013 adanya penunggakkan
pembayaran utang obligasi.

Utang sukuk pada tahun 2012 langsung dilunasi, sedangkan tahun 2013 tidak
ada pelunasan maupun angsuran yang dilakukan. Ini mungkin terjadi karena utang
sukuk belum jatuh tempo.

Pada tahun 2014 kas neto dari aktivitas pendanaan mengalami penurunan akan
tetapi pinjaman bank yang dilakukan pada tahun 2014 mengalami kenaikan tajam
Rp1,125,999,887,239. Hal ini mengindikasikan pinjaman bank PT Adhi Karya
dilakukan untuk menyokong aktivitas operasi dan investasi tahun 2014.

Pada tahun 2015 terdapat tambahan penerimaan modal sebesar


Rp2,744,865,826,560. Hal ini menunjukkan bahwa saham PT Adhi Karya banyak
dibeli oleh para investor. Ini mengindikasikan bahwa nilai saham PT Adhi Karya
mengalami penurunan, namun prospek perusahaan masih baik sehingga banyak
orang yang membeli sahamnya.

10
Dari uraian analisis diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2012, arus kas
dari aktivitas pendanaan digunakan untuk melakukan investasi berupa investasi
saham dan pembelian aset tetap. Pembayaran utang bank dan surat utang lancar.
Arus kas dari aktivitas operasi, termasuk baik karena penerimaan lebih besar
daripada pengeluarannya.

Pada tahun 2013 arus kas dari aktivitas pendanaan mengalami kenaikan tajam
daripada tahun 2012, tetapi kenaikan ini tidak sebanding dengan kenaikan investasi.
Arus kas dari kegiatan operasi terlihat sangat baik karena mengalami kenaikan yang
sangat banyak, melebihi 100%. Jika demikian, kemungkinan arus kas yang berasal
dari pendanaan untuk menyokong sebagian peningkatan operasi perusahaan.

Pada tahun 2014 arus kas dari aktivitas operasi kurang baik karena mengalami
penurunan yang sangat tajam. Arus kas dari aktivitas pendanaan tidak bisa menutup
aktivitas operasi dan aktivitas operasi.

Pada tahun 2015 arus kas dari aktivitas pendanaan sangat baik karena terdapat
penerimaan tambahan setoran modal, pembayaran pinjaman bank dan surat utang
juga dapat dikategorikan lancar. Perusahaan juga tidak banyak melakukan aktivitas
investasi. Arus kas dari aktivitas operasi kembali bangkit dari yang sebelumnya
mengalami defisit sangat banyak.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan PT ADHI


KARYA (Persero) Tbk kurang baik. Hal ini ditandai dengan tidak stabilnya
kenaikan dan juga penurunan arus kas dari aktivitas operasi. Pengambilan utang
jangka panjang juga tidak stabil dan ada pembayaran utang yang tidak lancar.

11
2.2 ANALISIS TREND

2.2.1 ANALISIS TREND LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN

Analisis trend Laporan Laba Rugi pada PT ADHI KARYA (Persero) Tbk
adalah sebagai berikut:

2012 2013 2014 2015

Penghasilan Usaha 100% 128% 113% 123%

Laba Kotor 100% 125% 104% 102%

Laba Sebelum Pajak 100% 169% 142% 176%

Laba Setelah Pajak 100% 191% 155% 218%

Laba kotor PT ADHI KARYA (Persero) Tbk mengalami kenaikan pada tahun
2013, 2014, 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2012. Pada tahun 2014 dan 2015
Kenaikan Laba Kotor tidak sebanding dengan kenaikan Penghasilan Usaha yang
diterima, hal ini disebabkan oleh Beban Pokok Pendapatan yang terlalu tinggi.
Beban pokok pendapatan yang tinggi ini dimungkinkan terjadi karena adanya
kenaikan harga meterial-material yang dibutuhkan perusahaan.

Sementara Laba Sebelum Pajak setiap tahunnya mengalami kenaikkan yang


signifikan dibanding tahun 2012. Pada tahun 2012laba sebelum pajak tidak sebesar
tahun-tahun berikutnya karena beban penyisihan penurunan nilai piutang juga
terlalu tinggi hal ini mungkin disebabkan karena:

1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami pelanggan;


2. Cedera janji (wanprestasi) pembayaran;
3. Renegosiasi syarat-syarat piutang disebabkan kesulitan keuangan
pelanggan; dan
4. Penurunan arus kas masa depan yang dapat diukur dari kelompok piutang
sejak awal pengakuan walaupun penurunan belum dapat diidentifikasi
dengan aset individual dalam kelompok.

12
Kenaikan laba ini juga dipengaruhi oleh pendapatan bunga dan laba selisih kurs
yang setiap tahun selalu mengalami kenaikan yang signifikan. Meskipun begitu
pada tahun 2014, kenaikkan laba yang diperoleh tidak sebesar kenaikkan laba tahun
2013. Hal ini karena Penghasilan Usaha tahun 2014 tidak sebesar tahun 2013 dan
pada tahun 2014 perusahaan tidak memperoleh Pendapatan dari Ventura Bersama
Kontruksi.

Laba Setelah Pajak setiap tahunnya mengalami kenaikkan dibandingkan tahun


2012. Pada tahun 2015 laba setelah pajak mengalami kenaikkan yang sangat
signifikan. Hal ini dikarenakan Beban Pajak tahun 2015 tidak mengalami kenaikkan
yang besar, tidak sebesar kenaikkan Laba Sebelum Pajaknya. Padahal kenaikkan
ataupun penurunan beban pajak sebanding dengan kenaikkan atau penurunan Laba
Sebelum Pajak. Biaya Pajak tahun 2015 yang tidak sebanding dengan Kenaikkan
Laba Sebelum Pajak tahun 2015 ini dimungkinkan karena setelah koreksi fiscal
sebagian besar penghasilan telah dikenakan pajak final sehingga pendapatan kena
pajak perusahaan berkurang yang menyebabkan beban kena pajaknya kecil.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan


kurang stabil. Kenaikan maupun punurunan pendapatan berbanding dengan laba
kotor juga tidak proporsional. Perusahaan mengalami penurunan laba bersih yang
cukup besar pada tahun 2014, tapi kembali naik pada tahun 2015. Namun kenaikkan
pada tahun 2015 ini juga tidak dikarenakan perusahaan mampu mengefektifkan
pengeluaran biaya-biaya melainkan karena perusahaan memperoleh pendapatan-
pendapatan diluar usaha seperti laba selisih kurs.

13
2.2.2 ANALISIS TREND LAPORAN POSISI KEUANGAN

Analisis trend Laporan Posisi Keuangan PT ADHI KARYA (Persero) Tbk


adalah sebagai berikut:

2012 2013 2014 2015

Aset lancar 100% 125% 126% 202%

Aset tidak lancar 100% 106% 220% 351%

Total Aset 100% 123% 133% 213%

Liabilitas jangka pendek 100% 112% 120% 161%

Liabilitas jangka panjang 100% 194% 212% 260%

Total Liabilitas 100% 122% 132% 173%

Ekuitas 100% 131% 139% 437%

Laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun 2012 sampai dengan
tahun 2015 jika dilihat secara sekilas memiliki total aset yang cenderung
meningkat. Namun, peningkatan aset ini didanai oleh modal asing, mengingat
liabilitas jangka panjang dan jangka pendek yang terus mengalami peningkatan dan
jumlahnya pun sangat banyak. Sebenarnya, modal sendiri pun terus mengalami
peningkatan yang lebih signifikan jika dibandingkan dengan peningkatan modal
asing tetapi, modal sendiri PT Adhi Karya tidak mampu menutup modal asingnya.

Jika dilihat dari sisi analisis menggunakan metode trend dapat dilihat
peningkatan maupun penurunan pada setiap posnyasangat tajam. Dari keseluruhan
pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan 4 tahun terakhir tersebut
peningkatan yang paling mencolok terdapat pada tambahan modal disetor pada
tahun 2015 yang mengalami peningkatan 5175% dibandingkan tahun 2012, 2013,
dan 2014. Dapat dimungkinkan peningkatan yang sangat ekstrim tersebut
digunakan untuk membiayai investasi perusahaan yang dapat dibuktikan dengan

14
peningkatan tajam dibagian aset tetap, investasi jangka panjang lainnya, dan aset-
aset lain. Selain itu, digunakan untuk membayar sebagian utang, walaupun
perusahaan juga mengambil utang lagi, dalam hal ini utang bank baik jangka
pendek maupun jangka panjang.

Kas dan setara kas PT Adhi Karya (Persero) Tbk jika dibandingkan dengan
tahun 2012, tahun 2013 mengalami peningkatan lebih dari 100% hal ini
dimungkinkan karena adanya pelunasan piutang dan pengambilan utang jangka
panjang maupun jangka pendek yang berupa liabilitas jangka pendek lainnya, utang
obligasi, utang sukuk, dan juga terdapat uang muka yang diterima. Selain itu
dimungkinkan juga berasal dari pendapatan komprehensif lain yang berupa selisih
penjabaran laporan keuangan. Namun, pada tahun 2014 kas dan setara kas PT Adhi
Karya (Persero) Tbk jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami penurunan
yang sangat tajam, melebihi 100%. Hal ini dimungkinkan karena adanya piutang
lain-lain jangka panjang yang belum tertagih atau jatuh tempo dan perusahaan juga
menanamkan investasi pada ventura bersama. Penanaman investasi ventura
bersama selain dari kas milik perusahaan sendiri juga dibiayai oleh utang jangka
pendek berupa utang bank dengan jumlah peningkatan sebesar
Rp446.200.000.000,00 atau setara dengan 222% jika dibanding tahun 2013. Pada
tahun 2014 ini ekuitas perusahaan pun tidak mengalami peningkatan yang begitu
signifikan. Pada tahun 2015, kas dan setara kas mengalami peningkatan yang sangat
ekstrim melebihi 350%, hal ini dimungkinkan karena adanya tambahan modal
disetor secara besar-besaran.

Selama 3 tahun bertururt-turut yaitu tahun 2012, 2013, dan 2014 aset tidak
lancar perusahaan yang berupa aset real astate terus mengalami penurunan hal ini
dimungkinkan karena dijualnya aset real estate yang tidak memberikan keuntungan
yang besar bagi perusahaan ataupun untuk menutup utang-utang perusahaan yang
sudah begitu banyak. Pada tahun 2015 aset real estate perusahaan kembali
mengalami peningkatan hal ini dimungkinkan karena perusahaan sudah memiliki
modal yang lebih besar dan ingin melakukan investasi jangka panjang lagi.

Dilihat dari uraian dan analisis diatas dapat diketahui kondisi keuangan
perusahaan kurang baik karena asset perusahaan setiap tahunnya mengalami

15
kenaikkan tapi liabilitasnya juga mengalami kenaikkan setiap tahunnya. Hal ini
menunjukkan bahwa asset yang dimiliki perusahaan didanai dengan utang.

2.3 ANALISIS COMMON SIZE

2.3.1 ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN LABA RUGI

2012 2013 2014 2015

Pendapatan Usaha 100% 100% 100% 100%

Beban Pokok Pendapatan 87% 88% 88% 90%

Laba Kotor 13% 12% 12% 10%

Laba Sebelum Pajak dan Beban 7% 8% 8% 9%


Keuangan

Laba Sebelum Pajak 6% 7% 7% 8%

Laba Bersih Tahun Berjalan 3% 4% 4% 5%

Jika dilihat secara sekilas, PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama empat tahun
berturut-turut yaitu pada tahun 2012 sampai tahun 2015 laba kotornya terus
mengalami penurunan dikarenakan adanya peningkatan pada beban pokok
penjualan. Tetapi, laba bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk cenderung mengalami
peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2015, hal ini dikarenakan adanya
pendapatan-pendapatan lain diluar usaha.

Pada tahun 2012 PT Adhi Karya (Persero) Tbk mendistribusikan pendapatan


usaha pada beban pokok pendapatan, beban usaha, beban penyisihan penurunan
nilai piutang, beban lainnya, beban keuangan, dan beban pajak penghasilan yang
masing-masing sebesar 87%, 3%, 3%, 1%, 1%, dan 3%. Selain itu, pendapatan
usaha juga mendapatkan tambahan dari pendapatan lain diluar usaha yang berupa
pendapatan bersih ventura bersama sebesar 1%.

16
Pada tahun 2013 PT Adhi Karya (Persero) Tbk mendistribusikan pendapatan
usaha pada beban pokok pendapatan, beban usaha, beban penyisihan penurunan
nilai piutang, beban lainnya, beban keuangan, dan beban pajak penghasilan yang
masing-masing sebesar 88%, 3%, 1%, 2%, 1%, dan 3%. Pendapatan usaha selain
didistribusikan kebeban-beban juga mendapat tambahan dari penghasilan-
penghasilan lain diluar usaha yang berupa pendapatan bersih ventura bersama
konstruksi dan laba selisih kurs, ,masing-masing sebesar 1%.

Pada tahun 2014 PT Adhi Karya (Persero) Tbk mendistribusikan pendapatan


usaha pada beban pokok pendapatan, beban usaha, beban keuangan, dan beban
pajak penghasilan yang masing-masing sebesar 88%, 4%, 2%, dan 3%. Selain itu,
PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga mendapat tambahan pendapatan dari laba selisih
kurs sebesar 1%.

Pada tahun 2015 PT Adhi Karya (Persero) Tbk mendistribusikan pendapatan


usaha pada beban pokok pendapatan sebesar 90%, beban usaha sebesar 4%, beban
keuangan 1%, dan beban pajak penghasilan 3%. Selain itu, PT Adhi Karya
(Persero) Tbk mendapatkan tambahan pendapatan diluar pendapatan usaha yang
berupa pendapatan bunga sebesar 1%, laba selisih kurs sebesar 2%, dan pendapatan
lainnya sebesar 1%.

Jika dibandingkan dari tahun 2012 sampai tahun 2015 dapat kita lihat bahwa
pada tahun 2013, 2014, dan 2015 PT Adhi Karya (Persero) Tbk tidak mampu
menekan beban pokok pendapatan justru terjadi peningkatan beban pokok
pendapatan jika dibandingkan dengan tahun 2012. Namun, perusahaan mampu
mengoptimalkan kegiatan operasi terbukti dengan perusahaan dapat menekan
biaya-biaya dan mengoptimalkan pendapatan-pendapatan lain diluar kegiatan
pokok perusahaan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan harga pokok


pendapatan dari vendor memang semakin mahal, namun PT Adhi Karya (Persero)
Tbk mampu menyiasati kenaikan harga tersebut dengan menekan beban-beban,
selain itu PT Adhi Karya (Persero) Tbk mendapatkan keuntungan dari pendapatan
lain-lain.

17
2.3.2 ANALISIS COMMON SIZE LAPORAN POSISI KEUANGAN

2012 2013 2014 2015

Total Asset Lancar 92,5% 93,6% 87,6% 87,7%

Total Asset Tidak Lancar 7,5% 6,4% 12,4% 12,3%

TOTAL ASSET 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Total Liabilitas Jangka 74,3% 67,3% 67,3% 56,2%


Pendek

Total Liabilitas Jangka 10,7% 16,8% 17,0% 13,0%


Panjang

TOTAL LIABILITAS 85,0% 84,1% 84,3% 69,2%

TOTAL Ekuitas 15,0% 15,9% 15,7% 30,8%

TOTAL LIABILITAS 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%


DAN EKUITAS

Dari neraca yang disusun dalam prosentase per-komponen tersebut, tampak


bahwa selama empat tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2012 sampai tahun 2015,
telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva maupun pasiva, tetapi
perubahan ini tidak signifikan.

Jika dilihat secara sekilas, aset pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih banyak
didistribusikan pada aset lancar jika dibandingkan dengan aset tidak lancar. Namun,
selama empat tahun tersebut pendistribusian aset pada aset lancar cenderung
mengalami penurunan dan peningkatan, pada tahun 2012 sebesar 92,5%, tahun
2013 sebesar 93,6%, tahun 2014 sebesar 87,6% dan pada tahun 2015 sebesar
87,7%.

Pada tahun 2012 perolehan aset lebih banyak didapatkan dari aset lancar dari
pada aset tidak lancar. Aset lancar tersebut juga lebih banyak berasal dari tagihan

18
bruto pemberi kerja dari pihak berelasi maupun pihak ketiga sebesar 18% dan
15,1%, piutang usaha dari pihak ketiga sebesar 12,7% serta kas dan setara kas
sebesar 12,1%.

Pada tahun 2013 aset juga lebih banyak didapatkan dari aset lancar dibanding
dengan aset tidak lancar. Aset lancar tersebut juga lebih banyak berasal dari tagihan
bruto pemberi kerja pihak berelasi sebesar 15,5%, piutang usaha pihak ketiga
sebesar 13,2% serta kas dan setara kas sebesar 20,0%.

Pada tahun 2014 aset pada PT Adhi Karya ( Persero ) Tbk lebih banyak
diperoleh dari aset lancar yang berasal dari piutang usaha dari pihak ketiga sebesar
16,2%, tagihan bruto pemberi kerja pihak berelasi dan pihak ketiga sebesar 11,4%
dan 11,7% serta dari aset real estate sebesar 10,4%.

Pada tahun 2014, proporsi kas dan setara kas mengalami penurunan.
Sedangkan piutang usaha dan tagihan bruto pemberi kerja dari pihak ketiga
mengalami kenaikan sebesar 3% dan 4%, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun
2014 penagihan piutang perusahaan tidak berjalan dengan lancar.

Aset tetap PT Adhi Karya (Persero) Tbk, selalu mengalami peningkatan. Hal
ini memungkinkan bahwa perusahaan melakukan pembelian aset tetap setiap
tahunnya.

Pada PT Adhi Karya ( Persero ) Tbk cenderung mempunyai total liabilitas yang
lebih tinggi jika dibanding dengan total ekuitas, dan total liabilitas tersebut lebih
didominasi pada liabilitas jangka pendek. Namun selama empat tahun liabilitas
jangka pendek cenderung mengalami penurunan.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dalam mendanai kegiatan usaha dan


investasinya menggunakan utang jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini
dibuktikan dengan proporsi liabilitas yang lebih banyak daripada ekuitas.

Utang bank selalu mengalami kenaikkan setiap tahunnya, ini menunjukkan


perusahaan melakukan pinjaman ke bank untuk membiayai kegiatan operasinya.

19
Selain itu utang pajak juga mengalami kenaikkan setiap tahunnya, ini
menunjukkan bahwa beban pajak perusahaan belum dibayar.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan PT Adhi


Karya ( Persero ) Tbk kurang baik, hal ini dapat diketahui dari komposisi utang baik
utang jangka pendek maupun jangka panjang yang besar. Hal ini mengindikasikan
bahwa sebagian asset yang dimiliki perusahaan didanai menggunakan utang.

2.4 ANALISIS LIKUIDITAS

2.4.1 TABEL PERHITUNGAN RASIO LIKUDITAS

Rasio 2012 2013 2014 2015

Working Capital Rp1.430.523.352.497 Rp2.557.809.659.673 Rp2.125.275.421.089 Rp5.276.690.483.107

Current Ratio 1,24 1,39 1,30 1,56

Quick Ratio 1,01 1,09 0,90 1,14

Cash Ratio 0,16 0,30 0,12 0,46

Perputaran
1,54 kali 1,94 kali 1,62 kali 1,58 kali
piutang

Jumlah hari
pengumpulan 237 hari 188 hari 225 hari 232 hari
piutang

Perputaran
57,24 kali 61,89 kali 52,15 kali 57,12 kali
persediaan

Jumlah hari
perputaran 6 hari 6 hari 7 hari 6 hari
persediaan

Perputaran
1,56 kali 1,90 kali 1,58 kali 1,47 kali
utang

Jumlah hari
perputaran 234 hari 192 hari 231 hari 248 hari
utang

Siklus Operasi 243 hari 194 hari 232 hari 238 hari

20
2.4.2 PEMBAHASAN ANALISIS LIKUIDITAS

Secara sepintas dalam jangka waktu empat tahun berturut-turut yaitu tahun
2012 sampai dengan tahun 2015 likuiditas perusahaan cenderung mengalami
peningkatan kecuali pada tahun 2014. Namun secara sepintas likuiditas pada PT
Adhi Karya (Persero) Tbk sudah baik karena working capitalnya tidak ada yang
negatif.

Cash Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan membayar utang lancar


dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank. Berdasarkan data, angka cash
ratio perusahaan tidak terlalu baik. Selama tahun 2012-2015 cash ratio perusahaan
mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2014, meskipun begitu cash ratio nya
masih menunjukkan angka dibawah 1. Yang artinya perusahaan belum dapat
melunasi utang lancarnya dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki
perusahaan.

Quick Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi utang lancar


yang segera harus dipenuhi dengan mengunakan kas, setara kas dan piutang yang
dimiliki karena perusahaan belum bisa melunasi utang lancarnya hanya dengan
menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki. Quick ratio PT Adhi Karya
(Persero) Tbk menunjukkan angka diatas 1, kecuali pada tahun 2014. Hal ini
menunjukkan pada tahun 2014 kemampuan perusahaan melunasi utangnya dengan
menggunakan kas, setara kas, dan piutang mengalami penurunan jika dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Penurunan tersebut membuat perusahaan tidak mampu
melunasi utang lancarnya meskipun sudah menggunakan kas, setara kas dan
piutang yang dimiliki.

Current Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi


utang lancarnya dengan menjual semua asset lancar yang dimilikinya. Current ratio
yang rendah mengindikasikan perusahaan memiliki masalah dalam likuidasi,
sebaliknya jika terlalu tinggi menunjukkan banyaknya dana menganggur dalam
perusahaan.

Berdasarkan angka current ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama 4 tahun
dari tahun 2012-2015 menunjukkan angka diatas 1 semua, hal ini menunjukkan

21
bahwa kemampuan membayar utang jangka pendek perusahaan selama tahun 2012-
2015 baik. Meskipun begitu angka current ratio pada tahun 2014 menunjukkan
penurunan yang disebabkan oleh naiknya utang lancar perusahaan yang cukup
besar. Pada tahun 2014 utang lancar perusahaan mengalami kenaikkan sebesar Rp
498.961.808.796, sementara asset lancar hanya mengalami kenaikkan sebesar Rp
66.427.570.212. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan pada tahun 2014
mengambil utang lancar untuk melakukan investasi. Meskipun sempat mengalami
punurunan namun dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam
memenuhi utang lancarnya baik.

Namun demikian sebenarnya perusahaan justru cenderung mengalami


peningkatan likuiditas. Hal itu dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:

a. Angka-angka rasio siklus operasi yang cenderung mengalami peningkatan


setiap tahunnya, meskipun siklus operasi pada tahun 2012-2014 sudah
melampaui hari perputaran utang namun selisih harinya semakin singkat
bahkan pada tahun 2015 hari perputaran utangnya sudah melampaui siklus
operasinya. Hal ini menunjukkan perusahaan bergerak lebih baik
b. Angka-angka rasio jumlah hari pengumpulan piutang lebih kecil daripada
rasio jumlah hari perputaran utang kecuali pada tahun 2012. Hal ini
menunjukkan perusahaan sudah siap membayar utangnya dari hasil
pengumpulan piutangnya.
c. Cash ratio perusahaan walaupun cenderung tidak mengalami penurunan,
tetapi selama empat tahun berturut-turut angkanya kurang dari satu. Artinya,
jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan dari tahun ke tahun
cenderung tidak dapat mencukupi kebutuhan untuk membayar utang lancar
yang ada.
Jadi, sebenarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial
jangka pendek atau likuiditas selama empat tahun terakhir mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat pada tahun 2015 rasio-rasio likuiditas perusahaan sebagai
berikut :

a. Working capital > 0 , current ratio > 1 dan siklus operasi < hari perputaran
utang

22
b. Quick ratio > 1 dan hari pengumpulan piutang < hari perputaran utang
c. Cash ratio < 1
Dengan kata lain, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dapat dikatakan likuid dan
diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang perusahaan harus terus
mempertahan serta meningkatkan likuiditasnya.

2.5 ANALISIS SOLVABILITAS

2.5.1 TABEL PERHITUNGAN RASIO SOLVABILITAS

2012 2013 2014 2015

Debt to assets ratio 0,85 0,84 0,84 0,69


Debt to equity ratio 5,67 5,28 5,37 2,25
Time interest earned 5,94 7,62 5,31 6,22
Long term debt to equity ratio 0,71 1,05 1,08 0,42
Long term debt to capital ratio 0,42 0,51 0,52 0,30
Financial leverage ratio 6,67 6,28 6,37 3,25
Cashflow to interest coverage
6,23 9,04 -4,20 4,82
ratio

2.5.2 PEMBAHASAN ANALISIS RASIO SOLVABILITAS

Debt to Assets Ratio

2012 2013 2014 2015

Total
6.691.154.665.776 8.172.498.971.851 8.818.101.139.073 11.598.931.718.043
Liabilitas

Total Asset 7.872.073.635.468 9.720.961.764.422 10.458.881.684.274 16.761.063.514.879

Debt to Assets Ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar asset


perusahaan yang didanai dengan menggunakan utang.

23
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Debt to Assets Ratio PT Adhi
Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 sebesar 0,85 tahun 2013 sebesar 0,84 tahun
2014 sebesar 0,84 dan tahun 2015 sebesar 0,69.

Dilihat dari hasil perhitungan diatas selama 4 tahun debt to assets ratio PT Adhi
Karya (Persero) Tbk lebih banyak mengalami penurunan yang terjadi pada tahun
2012, 2013, dan 2015. Hal ini menunjukkan bahwa aset yang didanai dengan
menggunakan utang semakin sedikit. Dapat dilihat pada laporan, meskipun total
utang semakin tinggi namun total asetnya juga semakin tinggi, dan juga selisih
antara total asset dan total utang juga naik hal ini menunjukkan bahwa asset yang
dimiliki perusahaan tidak semata-mata didanai dengan utang.

Debt to Equity Ratio

2012 2013 2014 2015

Total
6.691.154.665.776 8.172.498.971.851 8.818.101.139.073 11.598.931.718.043
Liabilitas

Total Ekuitas 1.180.918.969.692 1.548.462.792.571 1.640.780.545.201 5.162.131.796.836

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur


tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki
perusahaan. Debt to Equity Ratio menunjukan penyediaan dana oleh pemegang
saham terhadap pemberi pinjaman.

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Debt to Equity Ratio
perusahaan pada tahun 2012 sebesar 5,67 tahun 2013 sebesar 5,28 tahun 2014
sebesar 5,37 dan tahun 2015 sebesar 2,25.

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa angka diatas 1 yang


mengindikasikan bahwa total utang perusahaan lebih besar daripada total modal
yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya pendanaan perusahaan yang
disediakan oleh pemegang saham.

24
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan
jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga
berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).
Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan
sangat tergantung dengan pihak luar. Selain itu besarnnya beban hutang yang
ditanggung perusahaan dapat mengurangi jumlah laba yang diterima perusahaan.

Time Interest Earned

2012 2013 2014 2015

EBIT 511.841.394.750 822.701.900.603 724.883.911.391 850.729.601.582

Beban Bunga 86.224.474.096 107.918.678.613 136.530.244.593 136.718.019.874

Time Interest Earned digunakan untuk menghitung seberapa besar laba


sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga.

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Time Interest Earned
perusahaan pada tahun 2012 sebesar 5,94 tahun 2013 sebesar 7,62 tahun 2014
sebesar 5,31 dan tahun 2015 sebesar 6,22.

Dilihat dari hasil perhitungan diatas selama 4 tahun time interest earned PT
Adhi Karya (Persero) Tbk lebih banyak mengalami kenaikan yaitu pada tahun
2012, 2013, dan 2015. Meskipun sempat mengalami penurunan tahun 2014, namun
rasio tersebut masih berada di atas 1 sehingga dapat dikatakan kemampuan
membayar bunga pinjaman aman.

25
Long term debt to equity ratio

2012 2013 2014 2015

Total Liabilitas
838.580.545.389 1.630.841.824.515 1.777.482.182.941 2.184.469.703.709
Jangka Panjang

Total Ekuitas 1.180.918.969.692 1.548.462.792.571 1.640.780.545.201 5.162.131.796.836

Long term debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur perimbangan dana
jangka panjang yang digunakan untuk mendanai asset perusahaan.

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Long term debt to equity ratio
perusahaan pada tahun 2012 sebesar 0,71 tahun 2013 sebesar 1,05 tahun 2014
sebesar 1,08 dan tahun 2015 sebesar 0,42.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 dan 2014 total
utang jangka panjang perusahaan lebih besar daripada modal yang dimiliki.

Financial Leverage Ratio

2012 2013 2014 2015

Total Asset 7.872.073.635.468 9.720.961.764.422 10.458.881.684.274 16.761.063.514.879

Total
1.180.918.969.692 1.548.462.792.571 1.640.780.545.201 5.162.131.796.836
Ekuitas

Financial Leverage Ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar bagian


dari aktiva perusahaan yang didanai dengan modal sendiri.

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Long term debt to equity ratio
perusahaan pada tahun 2012 sebesar 6,67 tahun 2013 sebesar 6,28 tahun 2014
sebesar 6,27 dan tahun 2015 sebesar 3,25.

26
Dilihat dari hasil perhitungan diatas selama 4 tahun financial leverage ratio PT
Adhi Karya (Persero) Tbk lebih banyak mengalami penurunan yaitu pada tahun
2012, 2013, dan 2015. Hal ini menunjukkan bahwa total asset yang dibiayai dengan
modal sendiri semakin besar.

Cashflow to Interest Coverage Ratio

2012 2013 2014 2015

Kas dari aktivitas


537.435.693.769 975.907.915.413 (573.804.716.265) 658.835.910.688
operasi+bunga+pajak

Beban bunga 86.224.474.096 107.918.678.613 136.530.244.593 136.718.019.874

Cashflow to Interest Coverage Ratio merupakan perbandingan antara arus kas


bersih dari kegiatan operasi ditambah bunga dan pajak dengan biaya bunga.

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Cashflow to Interest


Coverage Ratio perusahaan pada tahun 2012 sebesar 6,23 tahun 2013 sebesar 9,04
tahun 2014 sebesar (4,20) dan tahun 2015 sebesar 4,82. Hasil ini menunjukkan
bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga kurang stabil,
terlebih lagi pada tahun 2014 kas masuk perusahaan mengalami defisit yang
mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar beban bunga.

Kesimpulan

Pada tahun 2015 dapat diketahui bahwa :

a. Debt to asset ratio > 0,5 tapi menunjukkan perbaikan tiap tahunnya
b. Debt to equity ratio > 1
c. Time interest earned > 1
d. Long term debt to equity ratio < 1
e. Financial leverage ratio > 1 tetapi selalu mengalami penurunan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dapat dikatakan
solvabel.

27
2.6 ANALISIS PROFITABILITAS

2.6.1 TABEL PERHITUNGAN RASIO PROFITABILITAS

2012 2013 2014 2015

Rasio Pemanfaatan aset

Aset Turn Over 0,97 kali 1,11 kali 0,86 kali 0,69 kali

Working Capital Turn Over 5,33 kali 4,91 kali 3,70 kali 2,54 kali

Fixed Asset Turn Over 40,69 kali 42,73 kali 22,55 kali 11,77 kali

Rasio Kinerja Operasi

Gross Profit Margin 0,13 0,12 0,12 0,10

Operating Profit Margin 0,07 0,08 0,08 0,09

Net Profit Margin 0,03 0,04 0,04 0,05

Cost to Sales Ratio 0,87 0,88 0,88 0,90

Interest expense to Sales Ratio 0,01 0,01 0,02 0,01

Rasio Kembalian Investasi

Return Total Aset 0,03 0,05 0,03 0,03

Return on Equity 0,18 0,30 0,21 0,14

Return on Investment 0,13 0,18 0,12 0,10

2.6.2 PEMBAHASAN ANALISIS PROFITABILITAS

Rasio pemanfaatan aset

Berdasarkan perhitungan rasio profitabilitas pada PT Adhi Karya ( Persero )


Tbk, dapat dilihat pada aset Turn Over pada tahun 2013 menghasilkan angka
tertinggi, hal ini mununjukan bahwa pada tahun 2013 perusahaan dapat
memanfaatkan seluruh aktiva yang dimiliki secara efektif dan efisien. Pada tahun
2013 seluruh aktiva perusahaan berputar sebanyak 1,11 kali. Tetapi pada tahun
2014 dan tahun 2015 aset turn over mengalami penurunan. Pada tahun 2014 aset

28
turn over mengalami penurunanan disebabkan karena penurunan pendapatan yang
cukup besar. Sedangkan pada tahun 2015, disebabkan karena kenaikan total aset
lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pendapatan. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan tidak mampu memanfaatkan aset yang dimiliki secara efektif
dan efisien untuk menghasilkan pendapatan.

Working capital turn over PT Adhi Karya (Persero) Tbk dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2015 setiap tahunnya mengalami penurunan. Pada tahun 2014
working capital turn over mangalami penurunan yang cukup tinggi, hal ini
disebabkan karena pendapatan mengalami penurunan sementara rerata modal kerja
mengalami kenaikkan. Sedangkan pada tahun 2015 penurunan disebabkan karena
kenaikan modal kerja lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan memanfaatkan modal kerjanya
kurang efektif.

Fixed asset turn over PT Adhi Karya ( Persero ) Tbk mengalami penurunan
yang signifikan tahun 2014 dan 2015. Dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 20,18, tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar
10,78. Penurunan ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian aktiva
tetap yang cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu
memanfaatkan aset baru tersebut dengan efektif dan efisien.

Rasio kinerja operasi

Gross profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba


kotor dari kegiatan usahanya. Gross Profit Margin PT Adhi Karya (Persero) Tbk
selama tahun 2012-2015 mengalami penurunan namun tidak terlalu signifikan yaitu
masih berkisar pada angka 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan menghasilkan laba kotor usaha stabil. Gross profit margin pada tahun
2012 menghasilkan angka yang paling tinggi dibanding tahun-tahun lainnya yaitu
sebesar 0,13. Hal ini berarti pada tahun tersebut Rp 1 pendapatan dapat
menghasilkan 0,13 laba kotor. Meskipun begitu angka gross profit margin PT Adhi
Karya (Persero) Tbk masih rendah, dikarenakan beban pokok penjualan yang masih
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menekan harga pokok

29
pendapatan atau bisa juga perusahaan dalam menentukan harga kontrak terlalu
rendah.

Operating profit margin PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 sebesar
0,07. Hal ini berarti bahwa Rp 1 pendapatan usaha dapat menghasilkan 0,07 laba
operasi. Tahun 2013 dan 2014 operating profit margin sebesar 0,08 yang berarti
bahwa Rp 1 pendapatan usaha dapat menghasilkan 0,08 laba operasi. Pada tahun
2015 angka operating profit margin paling tinggi dibanding tahun-tahun lainnya
yaitu sebesar 0,09. Hal ini berarti Rp 1 penjualan dapat menghasilkan 0,09 laba
operasi. Sedangkan gross profit margin pada tahun 2015 sebesar 0,10. Dari angka
tersebut dapat diketahui bahwa selesih antara gross profit margin dan operating
profit margin PT Adhi Karya (Persero) Tbk hanya sebesar 0,01. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada tahun tersebut perusahaan mampu menekan biaya dan
memaksimalkan pendapatan lainnya.

Net profit margin PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 0,03 hal ini berarti
bahwa Rp 1 pendapatan usaha dapat menghasilkan 0,03 laba bersih. Pada tahun
2013 dan 2014 sebesar 0,04 yang berarti Rp 1 pendapatan usaha dapat
menghasilkan 0,04 laba besih. Sementara pada tahun 2015 sebesar 0,05 yang berarti
Rp 1 dapat menghasilkan 0,05 laba bersih. Meskipun angka-angka net profit margin
setiap tahunnya berubah, namun selisihnya dengan operating profit marjin selalu
tetap yaitu sebesar 0,04. Hal ini menunjukkan bahwa beban bunga dan beban pajak
perusahaan masih stabil.

Rasio Kembalian Investasi

Pada tahun 2012 Return on total asset PT Adhi Karya (Persero) Tbk
menunjukkan angka sebesar 0,03 yang berarti Rp 1 asset menghasilkan 0,03 laba
bersih. Pada tahun 2013 return on total asset perusahaan mengalami kenaikan
menjadi 0,05 yang berarti Rp 1 asset menghasilkan 0,05 laba bersih. Angka ini
merupakan angka yang terbesar dibanding tahun-tahun lainnya. Hal ini
dikarenakan.adanya kenaikkan laba setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Walaupun demikian angka tersebut kembali mengalami
penurunan pada tahun 2014 menjadi 0,03. Penurunan tersebut disebabkan karena

30
terdapat kenaikkan rerata total asset yang sangat besar dan penurunan laba setelah
pajak. Sementara pada tahun 2015 tidak mengalami kenaikkan ataupun penurunan,
tetap pada angka 0,03.

Pada tahun 2012 return on equity PT Adhi Karya (Persero) Tbk menunjukkan
angka sebesar 0,18 yang berarti Rp 1 modal kerja mampu menghasilkan 0,18 laba
bersih setelah pajak. Pada tahun 2013 mengalami kenaikkan menjadi 0,30 yang
berarti pada tahun tersebut Rp 1 modal kerja mampu menghasilkan 0,30 laba bersih
setelah pajak. Hal ini disebabkan karena terdapat kenaikkan laba setelah pajak dan
rerata modal kerja yang cukup besar. Sedangkan pada tahun 2014 kembali
mengalami penurunan menjadi 0,21 yang berarti Rp 1 modal kerja mampu
menghasilkan 0,21 laba bersih setelah pajak. Hal tersebut diakibatkan karena laba
setelah pajak mengalami penurunan dan rerata modal kerja mengalami kenaikkan
yang cukup besar. Pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan menjadi 0,14
yang berarti Rp 1 modal kerja mampu menghasilkan 0,14 laba bersih setelah pajak.
Hal tersebut diakibatkan karena terdapat kenaikkan modal kerja yang sangat besar.

Pada tahun 2012 return on investment PT Adhi Karya (Persero) Tbk


menunjukkan angka 0,13 yang berarti Rp 1 dana yang diinvestasikan mampu
menghasilkan tingkat kembalian sebesar 0,13. Pada tahun 2013 mengalami
kenaikkan menjadi 0,18 yang berarti Rp 1 dana yang diinvestasikan mampu
menghasilkan tingkat kembalian sebesar 0,18. Angka tersebut merupakan yang
tertinggi dibandingkan tahun-tahun lainnya. Hal ini disebabkan karena kenaikkan
laba bersih setelah pajak dan beban bunga yang cukup besar dan juga kenaikkan
utang jangka panjang dan modal. Sedangkan pada tahun 2014 mengalami
penurunan menjadi 0,12 yang berarti Rp 1 dana yang diinvestasikan mampu
menghasilkan tingkat kembalian sebesar 0,12. Hal tersebut diakibatkan karena
terdapat penurunan laba bersih setelah pajak dan beban bunga dan utang jangka
panjang dan modal mengalami kenaikkan. Pada tahun 2015 kembali mengalami
penurunan manjadi 0,10 yang berarti Rp 1 dana yang diinvestasikan mampu
menghasilkan tingkat kembalian sebesar 0,10. Hal tersebut diakibatkan karena
kenaikkan utang jangka panjang dan modal lebih besar daripad kenaikkan laba
bersih setalah pajak dan beban bunga.

31
Kesimpulan :

1. Rasio pemanfaatan asset : kurang efektif


2. Rasio kinerja operasi
a. Gross profit margin <1,5
b. Operating profit margin <1
c. Net profit margin <0,05
3. Rasio kembalian investasi
a. RoA < 0,1
b. RoE > 0,1 tapi mengalami penurunan sejak tahun 2014
c. RoI > 0,1 tapi mengalami penurunan sejak tahun 2014

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut kurang


profitable.

32
3 BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Secera keseluruhan arus kas PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang terdiri dari
arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari
aktivitas pendanaan. Dilihat dari fluktuasi yang terjadi dan analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi arus kas di PT Adhi Karya (Persero)
Tbk kurang baik karena kas dan setara kas mengalami kenaikan dan penurunan
yang sangat tidak stabil.

Arus kas dari aktivitas operasi pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk cenderung
baik kecuali pada tahun 2014 mengalami keterpurukan karena pembayaran utang
kepada pemasok lebih besar daripada penerimaan kas dari pelanggan, hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun tersebut penagihan piutang kepada pelanggan tidak
berjalan dengan baik.

Arus kas dari aktivitas investasi sebagian besar digunakan untuk peremajaan
aset tetap dan melakukan pembelian investasi berupa aset real. Dapat dilihat juga
bahwa perusahaan hanya melakukan pelepasan investasi jangka panjang yang
dimiliki pada tahun 2013.

Arus kas dari aktivitas pendanaan dapat dikatakan baik karena pada tahun 2015
terdapat tambahan modal yang cukup besar. Meskipun begitu PT Adhi Karya
(Persero) Tbk masih melakukan pinjaman kepada pihak lain yang jumlahnya cukup
besar, walaupun pinjaman tergolong besar perusahaan masih mampu melakukan
pembayaran tiap tahunnya dengan lancar.

Analisis trend PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama empat tahun dapat
dikatakan kurang baik karena walaupun aset perusahaan selalu bertambah namun
liabilitas perusahaan juga selalu bertambah, kenaikan liabilitas ini mengindikasikan
bahwa aset yang dimiliki perusahaan sebagian besar didanai dengan liabilitas.
Selain dari posisi keuangan, kondisi kurang baik ini juga dapat dilihat besarnya
beban pokok pendapatan. Selama empat tahun kenaikkan beban pokok pendapatan

33
lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan usaha. Kondisi ini menunjukkan
perusahaan belum mampu mengontrol beban pokok pendapatan.

Berdasarkan analisis common size PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama empat
tahun menunjukkan kondisi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan distribusi asset
perusahaan bisa dibilang merata meskipun masih didominasi oleh asset lancar.
Tetapi jika dilihat dari komposisi pasiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk masih
didominasi oleh modal asing atau utang, tetapi terjadi penurunan komposisi pada
total utang setiap tahunnya kecuali tahun 2014 sebesar 84,3% dari tahun
sebelumnya sebesar 84,1%. Hal ini mengindikasikan bahwa asset perusahaan
sebagian besar masih didanai dengan utang.

Berdasarkan analisis common size laporan laba rugi PT Adhi Karya (Persero)
Tbk selama empat tahun, biaya yang paling besar adalah bebab pokok pendapatan
yang mencapai angka lebih dari 80%. Selama empat tahun beban pokok
pendapatan selalu mengalami kenaikkan. Kenaikkan ini mengindikasikan bahwa
perusahaan belum mampu menekan beban pokok pendapatan sehingga
mengakibatkan laba kotor perusahaan kecil.

Berdasarkan analisis rasio likuiditas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi


kewajiban finansial jangka pendek atau likuiditas selama empat tahun terakhir
mengalami peningkatan sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut
likuid. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2015 rasio-rasio likuiditas perusahaan adalah
sebagai berikut :

a. Working capital > 0 , current ratio > 1 dan siklus operasi < hari perputaran
utang
b. Quick ratio > 1 dan hari pengumpulan piutang < hari perputaran utang
c. Cash ratio < 1

Berdasarkan analisis rasio solvabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk


menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
panjang selama empat tahun terakhir cukup bagus sehingga perusahaan dapat
dikatakan solvabel, hal ini dapat dilihat dari:

34
a. Debt to asset ratio > 0,5 tapi menunjukkan perbaikan tiap tahunnya
b. Debt to equity ratio > 1
c. Time interest earned > 1
d. Long term debt to equity ratio < 1
e. Financial leverage ratio > 1 tetapi selalu mengalami penurunan

Berdasarkan analisis rasio profitabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk


menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tidak terlalu baik,
sehingga dapat dikatakan perusahaan tidak profitable. Hal ini dapat dibuktikan
dengan :

1. Rasio pemanfaatan asset : kurang efektif


2. Rasio kinerja operasi
a. Gross profit margin <1,5
b. Operating profit margin <1
c. Net profit margin <0,05
3. Rasio kembalian investasi
a. RoA < 0,1
b. RoE > 0,1 tapi mengalami penurunan sejak tahun 2014
c. RoI > 0,1 tapi mengalami penurunan sejak tahun 2014

Bedasarkan kesimpulan-kesimpulan dari analisis-analisis yang telah dilakukan


terhadap laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk diatas, kondisi keuangan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk dapat diketahui sebagai berikut:

1. Arus kas perusahaan : kurang baik


2. Trend : kurang baik
3. Common size : kurang baik
4. Rasio Likuiditas : Likuid
5. Rasio Solvabilitas : Solvable
6. Rasio Profitabilitas : Tidak Profitable

Dari semua kesimpulan yang telah dibuat berdasarkan analisis laporan


keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan lagi bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar baik utang jangka

35
pendek maupun utang jangka panjangnya baik. Tetapi jika dilihat dari kemampuan
menghasilkan laba masih kurang, karena net profit margin perusahaan masih
kurang dari 5%. Walaupun return on investment PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih
dari 10% tetapi sejak pada tahun 2014 mengalami penurunan. Sehingga bisa
dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut kurang sehat.

36
3.2 SARAN

1. Perusahaan sebaiknya mengurangi pinjaman dari pihak luar


2. Beban pokok pendapatan sebaiknya lebih diefisiankan atau
meningkatkan tarif kontrak.

37
4 DAFTAR PUSTAKA

Mamduh. M. Hanafi dan Abdul Halim, 2002, Analisis Laporan Keuangan, UPP
AMK YKPN, Yogyakarta.
Munawir S, 2010, Analisis Laporan Keuangan (Edisi 4), Liberty,Yogyakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai