AUDIT INTERNAL
Oleh :
RIDHO RINALDI
1710091510678
Perbedaan utama Auditor Eksternal dan Auditor Internal disajikan dalam tabel
berikut:
Sudah menjadi hal yang tidak rahasia lagi bahwa klien berusaha untuk
membuat laporan keuangan perusahaan yang baik agar auditor memberikan opini
pendapat yang baik tentang laporan keuangn tersebut. Banyak cara yang
dilakukan oleh klien agar auditor tidak dapat menemukan kesalahan kesalahan
dalam pemyusunan laporan keuangan.
Memberikan jasa konsultasi pada klien yang diaudit dapat meningkatkan resiko
rusaknya independensi auditor yang lebih besar
Penggolongan ukuran besar kecilnya kantor akuntan publik sesuai dengan AICPA
dikatakan besar jika kantor akuntan publik tersebut telah melaksanakan audit pada
perusahaan go-public. Dikatakan kecil jika kantor akuntan publik ter sebut belum
melakukan audit pada perusahaan go-public.
Independensi sikap mental adalah adanya kejujuran di dalam diri akuntan yang
dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan pertimbangan yang obyektif tidak
memihak dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya.
b) Independensi penampilan
Menurut (Arens dan Loebbecke, 2000), ada tiga tahap yang dilakukan dalam
melakukan audit operasional yaitu:
a) Perencanaan
Dengan cara yang sama seperti pada audit keuangan, auditor operasional harus
mengumpulkan cukup bahan bukti yang kompeten agar dapat menjadi dasar yang
layak guna menarik suatu kesimpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.
Jawab :
Ada beberapa langkah dalam melakukan proses audit supaya proses ini berjalan
secara baik dan benar. Contoh langkah ini dilakukan oleh auditor eksternal yang
akan melakukan audit kepada perusahaan, ada enam langkah dalam proses audit
secara ringkas seperti :
Langkah pertama dalam proses audit yaitu pihak auditor akan mendatangi klien
untuk meminta beberapa dokumen bersinggungan dengan proses audit. Auditor
yang profesional sudah pasti sudah akan mengirimkan beberapa daftar dokumen
yang akan dia audit. Ada beberapa dokumen wajib yang dibutuhkan dalam proses
audit seperti dokumen rekening koran, buku besar dan nota keuangan. Auditor
juga akan meminta bagan organisasi klien bersama dengan daftar nama dewan dan
petinggi komite terkait.
b) Persiapan audit
Para auditor akan memeriksa beberapa informasi yang ada di dalam dokumen
yang dibutuhkan dan akan merencanakan bagaimana tata cara proses audit. Para
auditor akan mengadakan workshop resiko yang disusun oleh tim audit sebagai
persiapan dalam melakukan audit perusahaan. Dalam workshop resiko dilakukan
oleh tim audit untuk mengetahui berbagai masalah yang akan hadir saat proses
audit dilakukan. Setelah workshop resiko dilakukan lalu auditor akan menyusun
acara audit sesuai workshop yang dilakukan tim audit.
Auditor perlu untuk menggelar rapat terbuka supaya kejelasan proses audit bisa
dipahami para pegawai perusahaan. Auditor bisa mengundang manajeman senior,
staf administrasi utama dan general affair. Dalam rapat terbuka tersebut auditor
akan menjelaskan proses audit tersebut, bagaimana lama waktunya dan masalah
lain pada saat melakukan proses audit. setiap kepala bagian di wajibkan untuk
memberitahu staf bawahannya tebtang adanya wawancara dengan pihak auditor.
d) Kerja di lapangan
Auditor mengambil informasi yang dapat diserap pada gelaran rapat terbuka dan
menggunakannya di rencana audit.kerja di lapangan dilaksanakan setelah
berkomunikasi dengan para anggota staf dan akan meninjau tata cara dan proses
audit tersebut. Auditor akan menguji ketaatan klie terhadap pencatatan dan
pelaporan keuangan sesuai dengan PSAK. Kontrol di dalam akan terus
disempurnakan untuk memastikan bahwa auditor tersebut benar-benar
menjalankan tugasnya. Auditor bisa bertukar pikiran pada suatu problem saat
beberapa masalah di hadapi kliennya supaya mendapatkan timbal balik.
e) Menyusun laporan
Auditor menyusun laporan audit yang berisi temuan-temuan masalah saat proses
audit tersebut. Dalam laporan tersebut auditor akan merangkum segala kelalaian
berupa temuan material dan non material dan temuan lainya. Auditor akan
menulis komentar bersinggungan dengan temuan audit dan menyerahkan
solusinya kepada kliennya. Setelah prose berakhir lalu auditor akan menggelar
rapat penutupan untuk mendiskusikan berbagai problem dalam proses audit
perusahaan lalu memberikan solusi kebaikan untuk berbagai masalah perusahaan.
Jawab :
Audit internal atau disebut juga dengan internal audit yaitu sebuah penilaian
terhadap keyanikan, independe, obyektif dan kegiatan konsultasi yang dibuat
sebagai penambah nilai dan peningkatan operasi organisasi. Audit internal ini bisa
sebagai pendukung suatu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa
pendekatan yang sistematis dan disiplin dalam evaluasi dan peningkatan
efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola.
1. Hiro Tugiman
Pengertian Audit Internal menurut Hiro Tugiman adalah fungsi penilaian secara
independen di dalam organisasi untuk mengetes dan melakukan evaluasi terhadap
kegiatan/program yang dijalankan.
Pengertian Audit Internal menurut IIA adalah kegiatan independen dan objektif
beserta konsultasi yang disusun untuk meningkatkan nilai dan operasional
organisasi/perusahaan.
4. Mulyadi (2002)
Hiro Tugiman (2006) menyatakan bahwa Internal Audit memiliki tujuan dalam
membantu anggota organisasi supaya bias melaksanakan tugas dengan efektif.
Dalam kegiatan internal audit berusapa melaksanakan analisis dan memberikan
berbagai saran dan penilaian. Proses pemeriksanaan autid mencakup pengawasan,
yang sangat efektif dengan pembayaran yang normal.
Lalu Sukrisno Agoes (2004) menyatakan bahwa tujuan dari audit internal yaitu
membantu manajemen perusahaan melaksanakan tugas melalui analisa, penilaian
dan pemberian saran dan masukan tenagn aktivitas atau program (yang masuk
dalam pemeriksaan).
Untuk meraih tujuan dari internal audit maka auditor harus menjalankan beberapa
hal dibawah ini yaitu:
Guy dkk menyatakan bahwa ruang lingkup internal audit yang sudah
diterjemahkan oleh Paul A. Rajoe antara lain: