Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“MODAL SAHAM (LANJUTAN)”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan


Dosen Pengampu: Andriati Azizah Syafitri,S.Pd.,M.Akun.,

Disusun oleh kelompok II


Erwin Maulana 201864290007
Karima Nur Azizah 2018612060006
Silwia Dwi Saputri 201864290002

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


DAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
MALANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan perkenaan-Nya, akhirnya
penulisan makalah yang berjudul “Modal Saham (Lanjutan)” dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan prodi S1 Perbankan Syari’ah semester II,
Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Islam Raden Rahmat Malang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan
makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan do’a restu dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penulisan
makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya


bagi pribadi penulis sendiri dan bagi para pembaca.

Malang, 29 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………..…i
KATA PENGANTAR………………………………………………..…ii
DAFTAR ISI…………………………………………………...………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………......1
B. Rumusan Masalah……………………………………..……...2
C. Tujuan Penulisan………………………………………….….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Modal PT
1) Modal Disetor……………………………………………...3
2) Laba Tidak Dibagi…………………………………………3
3) Modal Penilaian Kembali………………………………….4
4) Modal Sumbangan………………………………………...4
B. Treasury Stock
1) Pencatatan Transaksi………………………………………5
2) Pembatalan Laba Tidak Dibagi Untuk Kepemilikan
Treasury Stock……………………………………………..6
3) Treasury Stock Diterima Sebagai Sumbangan……………..6
C. Pertukaran Saham……………………………………………...7
D. Perubahan Nilai Nominal (Rekapitulasi)………………………8
E. Pemecahan Saham (Stock Split-Up)…………………………...9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………..11
B. Saran………………………………………………………....12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modal saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar pernyataan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi
hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka
kewajiban pemilik terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang
disetornya. Selain itu bentuk perseroan memungkinkan untuk mendapatkan
modal dari banyak orang, setiap orang yang menyetor menjadi pemilik dari
perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka
pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada pihak-pihak lain yang diangkat
menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain yang menjalankan PT adalah
orang-orang yang diangkat oleh pemilik.
Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai
bukti setoran, dikeluarkan tanda bukti kepemilikan yang berbentuk saham yang
diserahkan kepada pihak-pihak yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan
kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang
saham. Saham yang dikeluarkan oleh PT dapat dicantumkan nama pemiliknya
yang disebut dengan Saham atas atau dapat juga tidak dicantumkan nama
pemiliknya. Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu jenis saham maka
seluruh pemegang saham mempunyai hak yang sama, tetapi apabila saham
yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka yang diberikan kepada masing-
masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran saham yang
disetujui.
Pada waktu berdirinya PT, modalnya diperoleh dari penjualan saham.
Modal saham ini tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Walaupun
tercantum dalam akta, perusahaan masih dapat mengubah jumlah modal

1
sahamnya sesudah perusahaan itu berjalan. Selain modal saham, di dalam PT
terdapat juga elemen modal lain, yaitu laba tidak dibagi, modal penilaian
kembali, dan model sumbangan. Laba tidak dibagi merupakan modal yang
sumbernya berasal dari dalam perusahaan, yaitu dari laba usaha yang tidak
dibagi sebagai dividen. Modal penilaian kembali merupakan modal yang timbul
adanya perubahan nilai aktiva yang diakui dalam buku-buku. Sedangkan modal
sumbangan merupakan modal yang berasal dari sumbangan yang diterima
perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1) Bagaimana klasifikasi modal pada PT?
2) Bagaimana konsep pencatatan modal saham Treasury Stock?
3) Bagaimana konsep pertukaran dan pemecahan saham?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dituliskannya makalah ini adalah untuk:
1) Mengetahui klasifikasi modal pada PT..
2) Mengetahui konsep pencatatan modal saham Treasury Stock.
3) Mengetahui konsep pertukaran dan pemecahan saham.
4) Memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Modal PT
1) Modal Disetor
Modal ini adalah jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang
saham yang umumnya dibagi menjadi dua kelompok:
a) Modal saham, adalah jumlah nilai nominal saham yang beredar.
b) Agio/disagio saham, adalah selisih antara setoran pemegang saham
dengan jumlah nominal saham. Agio adalah selisih atas nominal
sedangkan disagio adalah selisih di bawah nominal. Di dalam neraca
suatu agio akan ditambahkan pada modal saham yang beredar dan
disagio akan diuangkan.
2) Laba Tidak Dibagi
Laba tidak dibagi/laba ditahan (retained earnings) adalah sebagian
atau keseluruhan laba yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan oleh
perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Jumlah laba
yang tidak dibagi merupakan keputusan bersama dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Biasanya laba ditahan digunakan oleh
perusahaan sebagai investasi atau cadangan biaya, tambahan modal, biaya
untuk pengembangan perusahaan, dan untuk membayar utang perusahaan.
Seiring dengan perkembangan ekonomi dunia, telah diberlakukan
adanya batasan pada laba ditahan. Batasan tersebut meliputi batas hukum
(berdasarkan hukum yang berlaku), batas kontraktual (batasan jumlah laba
ditahan yang dicadangkan untuk kebutuhan mendatang), dan batas
voluntary. Pembatasan laba ditahan ini dimaksudkan untuk menjaga agar
saldo yang dibagi tidak semuanya beralih sebagai dividen. Pembatasan laba
ditahan ini dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:
a) Membuat Jurnal, yang berfungsi mencatat batasan laba ditahan. Jumlah
laba ditahan memiliki dua rekening yaitu rekening laba ditahan bebas
dan dana ditahan yang dibatasi.
b) Tidak Membuat Jurnal, dari pembatasan laba ditahan.

3
Selain pembatasan laba ditahan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi laba ditahan sebagai berikut:
a) Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan periode.
b) Penyesuaian dari periode yang lalu, yaitu memberlakukan jumlah rupiah
yang mempengaruhi operasi pada periode masa lalu yang diketahui pada
periode sekarang sebagai penyesuaian laba ditahan awal periode
sekarang.
c) Pengaruh perubahan akuntansi yang terdiri dari tiga macam, yaitu
perubahan prinsip/metode akuntansi, perubahan taksiran akuntansi, dan
perubahan kesatuan/subjek pelaporan.
d) Kuasi reorganisasi, yaitu mekanisme untuk menghilangkan defisit dan
menjadikan perubahan seakan-akan baru berdiri dengan modal yuridis
baru.
Besaran laba ditahan sendiri akan dipengaruhi oleh banyak
sebab. Diantaranya yang sering dijumpai adalah karena perubahan pajak
perusahaan, perubahan strategi bisnis, perubahan harga pokok penjualan,
perubahan penerimaan bersih, perubahan jumlah uang yang akan dibayar
pada investor dalam bentuk dividen, serta perubahan biaya administrasi.
3) Modal Penilaian Kembali
Apabila dilakukan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva
perusahaan, maka selisih nilai buku lama (buku periode sebelumnya) dengan
nilai buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali.
4) Modal Sumbangan
Modal sumbangan adalah modal yang timbul akibat sebuah
perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan, termasuk
selisih antara nilai yang tercatat dari harga jual apabila saham tersebut dijual.
Modal yang berasal dari donasi pihak luar yang diterima oleh bank yag
berbentuk hukum koperasi juga termasuk dalam pengertian modal
sumbangan.

4
B. Treasury Stock
Treasury Stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari
peredaran untuk sementara waktu. Berikut beberapa alasan terjadinya treasury
stock adalah:
a) Untuk menaikkan harga pasar saham.
b) Akan dijual kembali pada karyawan perusahaan.
c) Akan dibagikan sebagai dividen.
d) Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain, dan sebagainya.
Treasury stock yang dijual kembali akan dikelompokkan kembali dalam
modal saham yang beredar. Terkadang saham treasury diperoleh dari hadiah
(sumbangan) atau dari pelunasan uang.
1) Pencatatan Transaksi
Dalam pencatatan treasury stock, terdapat beberapa pendekatan
yang merupakan dasar dari metode pencatatan yaitu sebagai berikut:
a) Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran
sebagian saham yang beredar dan metode pencatatannya disebut metode
nilai nominal. Pandangan ini berarti bahwa pembelian treasury stock
merupakan pelunasan kembali saham dari pemegang-pemegang saham
tertentu sehingga pemegang saham itu tidak lagi menjadi pemegang
saham perusahaan. Apabila treasury stock itu dijual lagi, maka
penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru. Dalam cara ini
treasury stock yang dibeli dapat dicatat dengan cara:
• Mendebit rekening modal saham.
• Mendebit rekening treasury stock dan saldonya dilaporkan
mengurangi modal saham beredar dalam neraca.
Debit dalam rekening modal saham atau treasury stock dilakukan
dengan jumlah sebesar nilai nominal saham-saham yang dibeli. Selisih
harga beli dengan nominal dicatat dalam rekening agio, disagio, atau laba
tidak dibagi tergantung dari harga jualnya dulu dan harga belinya
sekarang.

5
b) Pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen
modal yang belum ditentukan penyelesaiannya. Metode pencatatannya
disebut metode harga perolehan. Saldo rekening treasury stock ini
dikurangkan pada modal perusahaan (yaitu mengurangi jumlah modal).
Jika treasury stock dijual, ada 2 kemungkinan:
a) Harga jual treasury stock lebih tinggi daripada harga perolehannya.
Selisihnya dicatat dalam rekening agio saham atau rekening tersendiri
yang akan dilaporkan menambah modal yang disetor.
b) Harga jual treasury stock lebih rendah daripada harga perolehannya.
Selisihnya didebitkan ke rekening laba tidak dibagi.
2) Pembatalan Laba Tidak Dibagi untuk Kepemilikan Treasury Stock
Agar modal yang disetor itu tidak menjadi lebih kecil, maka
pembelian treasury stock harus mempertimbangkan saldo yang ada dalam
rekening laba tidak dibagi. Untuk menjaga supaya laba tidak dibagi tidak
diminta oleh pemegang saham (sebagai dividen), maka jika perusahaan
membeli sahamnya sebagai treasury stock laba tidak dibagi akan dibatasi
sebesar treasury stock yang dibeli. Pembatasan laba tidak dibagi ini adalah
untuk menjaga agar modal yang disetor tidak berkurang, karena modal yang
disetor itu merupakan jaminan bagi kreditur.
3) Treasury Stock Diterima sebagai Sumbangan
Saham yang disumbangkan dari pemegang saham kepada
perusahaan dapat digunakan untuk:
a) Menambah modal kerja yang dibutuhkan dengan cara perusahaan
menjual kembali saham yang disumbangkan tersebut.
b) Sebagai hadiah untuk perusahaan.
c) Menunjukkan pengembalian saham karena adanya penilaian yang terlalu
tinggi terhadap aktiva yang diserahkan untuk menukar saham tersebut.
Terdapat 3 metode yang dapat digunakan untuk mencatat penerimaan
sumbangan saham treasury stock, yaitu:

6
a) Saham yang diterima dicatat dengan catatan memo (jika tidak ada biaya
yang terjadi ketika menerima sumbangan ini). Catatan memo ini
menunjukkan macam saham, jumlah lembar, dan penyumbangnya.
b) Treasury stock didebit dengan harga pasar pada saat penerimaan dan
dikreditkan ke rekening modal sumbangan. Apabila treasury stock
dijual, rekening treasury stock dikredit. Jika harga jualnya berbeda
dengan harga pasar pada saat saham tersebut diterima, maka selisihnya
dibebankan atau dikreditkan ke rekening modal sumbangan.
c) Rekening treasury stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai yang
dinyatakan, agio/disagionya (sejumlah lembar yang diterima) juga
dibatalkan dengan kreditnya adalah rekening modal sumbangan. Jika
saham dijual maka selisih harga jual dengan nominal ditambah atau
dikurangi dengan agio atau disagio didebitkan atau dikreditkan ke
rekening modal sumbangan.
C. Pertukaran Saham
Apabila saham yang dimiliki ditarik dan ditukar dengan saham jenis lain,
maka saham baru yang diterima dicatat sebesar harga pasar dan apabila terjadi
perbedaan antara harga pasar saham baru dengan harga perolehan saham lama
dicatat sebagai laba/rugi.
Misalnya PT Bermuda menarik kembali saham prioritas yang beredar dan
menukarnya dengan saham biasa. Nilai nominal masing-masing saham sebesar
Rp 10.000, Nona Risa yang memiliki 100 lembar saham PT Bermuda untuk
investasi jangka panjang, yang dulu dibelinya dengan harga perolehan sebesar
Rp 1.000.000 menukarnya dengan 100 lembar saham biasa. Pada saat
pertukaran, saham biasa laku di pasar dengan harga Rp 11.000 per lembar.
Pertukaran saham diatas dicatat dalam buku Nona Risa dengan jurnal sebagai
berikut:

Penanaman modal dalam saham biasa Rp 1.100.000,00


Penanaman modal dalam saham prioritas Rp 1.000.000,00
Laba pertukaran saham Rp 100.000,00

7
Perhitungan :
Harga pasar saham biasa = 100 lembar x Rp 11.000,00 = Rp 1.100.000,00
Harga perolehan 1.000.000,00
_________________
Laba pertukaran saham Rp 100.000,00
D. Perubahan Nilai Nominal (Rekapitulasi)
Merupakan perubahan struktur modal saham dengan jalan merubah nilai
tercatat saham yang telah beredar. Rekapitalitas dilakukan atas persetujuan
pemegang saham baru dengan nilai nominal yang baru. Apabila dalam
rekapitalitas saham tersebut nilai nominal saham yang baru lebih besar dari
pada nilai wajar modal saham yang ditarik maka sebesar selisihnya
diperlakukan sebagai kerugian dan dicatat sebelah debit pada perkiraan laba
ditahan.
Apabila seluruh saham PT diubah nilai nominalnya, maka tindakan ini
disebut rekapitalitas. Perubahan nilai nominal ini akan mengubah juga akta
pendirian perusahaan dan harus disetujui oleh para pemegang saham. Dalam
rekapitalitas , rekening modal saham yang baru, . rekening agio saham yang
timbul dari saham lama juga ditutup dan diganti dengan agio saham modal yang
baru. Apabila modal saham baru nilainya lebih besar dari modal saham lama
maka selisihnya didebitkan ke rekening laba tidak dibagi, tetapi bila saham baru
nilainya lebih kecil dari saham lama maka selisihnya dikreditkan pada agio
saham baru. Sebagai ilustrasi, diberikan contoh sebagai berikut:

Modal PT Terang sebagai berikut:


Modal saham 10.000 lembar, nominal @1.000,00 Rp10.000.000,00
Agio saham 1.000.000,00
Laba tidak dibagi 3.500.000,00
Rp.14.500.000,00
Ada beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan dalam rekapitalisasi.
Kemungkinan 1:

8
Modal saham lama diubah/ ditukar dengan saham baru yang nilai nominalnya
Rp1.200,00 per lembar. Jurnalnya sebagai berikut :
Modal saham (10.000 lembar @Rp1.000,00) 10.000.000,00
Agio saham 1.000.000,00
Laba tidak dibagi 1.000.000,00
Modal saham 12.000.000,00
Kemungkinan 2:
Modal saham lama ditukar dengan saham baru yang nilai nominalnya Rp600,00 per
lembar. Jurnalnya sebagai berikut:
Modal saham (10.000 lembar @Rp1.000,00) 10.000.000,00
Agio saham 1.000.000,00
Modal saham 6.000.000,00
Agio saham-Perubahan nominal saham 5.000.000,00
Apabila rekapitalisasi merupakan usaha untuk menghilangakan deficit atau untuk
menurunkan nilai aktiva maka disebut kuasi-reorganisasi atau corporate
readjustment.
E. Pemecahan Saham (Stock Split-Up)
Suatu perusahaan dapat memperbanyak sahamnya yang beredar dengan
cara mengurangi nilai nominal sahamnya. Pengurangan nilai nominal atau nilai
yang dinyatakan ini dapat menambah jumlah lembar tanpa adanya penyetoran
atau kapitalisasi dari laba tidak dibagi. Bagi pemegang saham, pengurangan
nilai nominal ini tidak mengubah nilai buku investasi sahamnya, satu-satunya
perubahan yang ada hanyalah pertambahan jumlah lembar. Keadaan ini tidak
memerlukan jurnal tetapi cukup dengan catatan memo. Misalnya PT Monita
mengumumkan pemecahan saham di mana tiap satu lembar dipecah menjadi 2
lembar. Dengan adanya pemecahan saham ini, para pemegang saham akan
menerima dua lembar saham untuk menukar tiap-tiap lembar yang dimiliki.
Jumlah harga pokok saham tidak mengalami perubahan, tetapi karena jumlah
lembarnya bertambah dua kali lipat maka harga pokok per lembar saham turun

9
menjadi setengah harga pokok mula-mula. Dalam hal pemecahan saham tidak
ada pendapatan yang diakui oleh pemegang saham.
Kebalikan dari pemecahan saham adalah keadaan di mana perusahaan
mengurangi jumlah lembar sahamnya dengan cara memperbesar nominal atau
nilai yang dinyatakan. Akibat dari pengurangan jumlah lembar ini hanya dicatat
dengan memo untuk menunjukkan perubahan jumlah lembar dan harga pokok
per lembar.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: Modal saham adalah
tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu
kesatuan usaha yang dari segi hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena
terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik terhadap perusahaannya
terbatas sampai jumlah modal yang disetornya.
Klasifikasi modal PT terdiri dari beberapa elemen, diantaranya: Modal
disetor (jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham), laba tidak dibagi
(sebagian atau keseluruhan laba yang diperoleh perusahaan yang tidak
dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen),
modal penilaian kembali( apabila dilakukan penilaian kembali terhadap aktiva-
aktiva perusahaan), dan modal sumbangan (modal yang timbul akibat sebuah
perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan, termasuk selisih
antara nilai yang tercatat dari harga jual apabila saham tersebut dijual).
Treasury Stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari
peredaran untuk sementara waktu. Dalam pencatatan treasury stock, terdapat
beberapa pendekatan yang merupakan dasar dari metode pencatatan yaitu:
Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian
saham yang beredar dan metode pencatatannya disebut metode nilai nominal
dan pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen
modal yang belum ditentukan penyelesaiannya. Metode pencatatannya disebut
metode harga perolehan. Pembatalan laba tidak dibagi untuk kepemilikan
treasury stock dilakukan untuk menjaga supaya laba tidak dibagi tidak diminta
oleh pemegang saham (sebagai dividen). Dalam treasury stock diterima sebagai
sumbangan, terdapat 3 metode yang dapat digunakan untuk mencatat
penerimaan sumbangan saham treasury stock, yaitu: Saham yang diterima
dicatat dengan catatan memo, Treasury stock didebit dengan harga pasar pada
saat penerimaan dan dikreditkan ke rekening modal sumbangan, dan rekening

11
treasury stock didebit dengan jumlah nominal atau nilai yang dinyatakan,
agio/disagionya (sejumlah lembar yang diterima) juga dibatalkan dengan
kreditnya adalah rekening modal sumbangan.
Dalam pertukaran saham, apabila saham yang dimiliki ditarik dan ditukar
dengan saham jenis lain, maka saham baru yang diterima dicatat sebesar harga
pasar dan apabila terjadi perbedaan antara harga pasar saham baru dengan harga
perolehan saham lama dicatat sebagai laba/rugi. Perubahan nilai nominal
(rekapitulasi) merupakan perubahan struktur modal saham dengan jalan
merubah nilai tercatat saham yang telah beredar. Rekapitalitas dilakukan atas
persetujuan pemegang saham baru dengan nilai nominal yang baru. Dalam
pemecahan saham (stock split-up), Isuatu perusahaan dapat memperbanyak
sahamnya yang beredar dengan cara mengurangi nilai nominal sahamnya.
Pengurangan nilai nominal atau nilai yang dinyatakan ini dapat menambah
jumlah lembar tanpa adanya penyetoran atau kapitalisasi dari laba tidak dibagi.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan teliti dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2015 (Edisi 8). “Intermediate Accounting”. Yogyakarta: BPFE

Ma’ruf, Sandi. “Pengertian Ekuitas (Equity) Modal dan 5 Jenis Lainnya”. (diakses

29 Juni 2019). https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pemgertian-ekuitas-

equity-modal-dan-5-jenisnya/

Martina. “Pengertian Laba Ditahan dan Faktor yang Mempengaruhinya”.

(diakses 28 Juni 2019). https://ukirama.com/en/blogs/pengertian-laba-ditahan-

dan-faktor-yang-mempengaruhinya

Mediabpr.com, “Kamus Bisnis dan Bank”. (Diakses 30 Juni 2019).

http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/modal_sumbangan.aspx

Ipstar4u. “Stock Split Saham”. (diakses 26 Juni 2019).

http://ipstar4u.blogspot.com/p/tentang-stock-split-saham.html

Sanusi, Achmad. “Akuntansi Keuangan Lajutan II (Modal Saham)”. (diakses 29

Juni 2019). https://lumbungbaca.wordpress.com/2017/12/06/akuntansi-keuangan-

lajutan-ii-modal-saham/

The Phantom of Paper. “Akuntansi Keuangan: Modal Saham”. (diakses 29 Juni

2019). http://thephantomorpaper.blogspot.com/2015/05/akuntansi-keuangan-

modal-saham.html?m=1

Wadiyo. “Pengertian Treasury Stock: Tujuan, Metode Pencatatan, dan Contoh”.

(diakses 30 Juni 2019). https://manajemenkeuangan.net/apa-dan-bagaimana-

cara-pencatatan-treasury-stock/

13

Anda mungkin juga menyukai