Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMERIKSAAN EKUITAS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pegauditan II

Dosen Pengampu : Dr. Anggita Langgeng W, S.E., M.Si, Ak., C.A., CPA

Disusun Oleh

Kelompok 4 :

1. Fitri Nurharyati (1903101070)


2. Febi Amelinda (1903101086)
3. Lutfiyah Ziadatul R (1903101118)
4. Maya Destilasari (1903101122)

POGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kani panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah – Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemeriksaan Ekuitas” dengan
tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan II. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Anggita Langgeng W, S.E., M.Si,
Ak., C.A., CPA, selaku dosen pengampu mata kuliah Pegauditan II. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Madiun, 28 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3

2.1 SIFAT DAN CONTOH EKUITAS............................................................... 3

2.2 TUJUAN PEMERIKSAAN EKUITAS......................................................... 7

2.3 PROSEDUR AUDIT YANG DISARANKAN............................................. 9

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 13

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................. 13

3.2 SARAN.......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modal suatu perusahaan merupakan setoran harta dari pemiliksuatu perusahaan.


Setoran tersebut dapat berupa uang tunai atauharta lain. Di dalam suatu perusahaan yang
berbentuk perusahaanperseorangan modal pemilik terdiri dari suatu akaun modal.
Padaperusahaan yang terbentuk firma, modal pemilik dipecah padabeberapa akun modal
pemilik, sesuai dengan jumlah anggota firmatersebut.
Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaankepada pemilik
perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan,modal adalah bagiann hak pemilik atas
kekayaab bersih perusahaan(harta dikurangi kewajiban). Dalam suatu perusahaan perorangan
modal terdiri atas modalpemilik tunggal; laba yang diperoleh dalam suatu periode
dantambahan setoran modal akan menambah saldo modal, kerugian yangdiderita dalam suatu
periode dan pengambilan prive akan mengurangi saldo modal.
Dalam suatu firma (partnership) modal terdiri atas modal lebihdari satu partner.
Modal masing-masing partner akan bertambahdengan adanya pembagian laba atau tambahan
setoran modal dan akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian ataupengambilan
prive.
Aktivitas investasi (investing activity) adalah pembelian danpenjualan tanah,
bangunan, peralatan, serta aktiva lain yangumumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.
Investasi pada umumnyamerupakan bagian dari strategi jangka panjang. Investasi dalam
suratberharga dapat merupakan penanaman modal dalam surat berhargayang termasuk aktiva
lancar maupun bukan aktiva lancar.
Modal dan investasi lainnya merupakan hal yang sangat pentingbagi perusahaan
dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap
modal atau ekuitastersebut memerlukan suatu prosedur. Oleh karena itu, dalam makalahini
akan membahas mengenai prosedur pemeriksaan ekuitas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sifat dan Contoh Ekuitas?


2. Bagaimana Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Ekuitas?

1
3. Bagaimana Prosedur yang Disarankan?
C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Sifat dan Contoh Ekuitas


2. Untuk Mengetahui Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Ekuitas
3. Untuk Mengetahui Apasaja Prosedur Pemeriksaan Ekuitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat dan Contoh Ekuitas

Menurut ETAP (IAI, 2009: 103)


Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam entitas harus dilaporkan sedemikian rupa
sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.

Perseroan Terbatas (PT)


Modal Perseroan Terbatas terdiri atas saham. Tanggung jawab persero terbatas pada
jumlah modal saham yang disetor jika Perseroan Terbatas telah disahkan Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
Jika pemegang instrumen keuangan tidak mempunyai hak keuangan masa depan
pada penerbit instrumen, namun berhak secara proporsional atas dividen atau
distribusi berlandaskan ekuitas, maka instrumen tersebut digolongkan sebagai ekuitas.
Instrumen keuangan yang tidak mengandung pemaksaan pelaksanaan kewajiban
keuangan pada saat entitas dalam kondisi kurang menggembirakan, digolongkan
sebagai ekuitas.
Akuntansi Ekuitas untuk Badan Usaha Berbentuk PT
Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun Tambahan Modal
Disetor. Pos modal Iainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat
disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.

Unsur Penambahan Modal Disetor PT


Akun Tambahan Modal Disetor terdiri atas berbagai macam unsur penambahan modal
seperti agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga
Yang lebih rendah dari jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal
dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang
dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal
disetor dan sebagainya. Akun Tambahan Modal Disetor tidak boleh didebit atau
dikreditkan dengan pos laba atau rugi.

3
Unsur Penambahan Modal Disetor PT
Akun Tambahan Modal Disetor terdiri atas berbagai macam unsur penambahan modal
seperti agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga
Yang lebih rendah dari jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal
dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang
dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal
disetor dan sebagainya. Akun Tambahan Modal Disetor tidak boleh didebit atau
dikreditkan dengan pos laba atau rugi.
Dalam badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas (PT), permodalannya
terdiri atas berikut.
1) Modal menurut akta pendirian yang telah disahkan Menteri Kehakiman:
a. modal dasar (authorized capital)
b. modal ditempatkan (issued capital)
c. modal disetor (paid-up/paid-in capital).

Modal yang berasal dari sumbangan (donated capita0 bisa dilaporkan


sebagai bagian dari tambahan modal disetor.

2) Treasury stock (saham perusahaan yang sudah beredar Ialu dibeli kembali oleh
perusahaan).
3) Premium (agio) atau discount (disagio) dari penjualan saham baik saham biasa
(common stock) maupun saham preferen (preferred stock).
4) Selisih kurs atas modal disetor.
5) Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap, untuk perusahaan yang melakukan
revaluasi aset tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
6) Retained earnings (saldo laba/sisa laba tahun lalu) atau deficit/accumulated losses
(sisa rugi tahun lalu).

Beberapa hal yang harus diperhatikan mangenai pemeriksaanekuitas:

1) Jika akte pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan darimenteri kehakiman


dan HAM menurut undang-undang perseroanterbatas no.1 tahun 1995, yang
mulai berlaku tanggal 7 maret1996, transaksi hukum perusahaan (perjanjian-
perjanjian yangdibuat perusahaan) belum dianggap sah.

4
2) Modal Disetor dan Modal Ditempatkan tidak dapat melebihiModal Dasar. Jika
modal disetor melebihi modal dasar makaharus dilakukan perubahan akte
pendirian yang harus disahkanoleh menteri kehakiman dan HAM. Akte pendirian
yang telah disahkan Menteri Kehakiman dan HAMakan diumumkan dalam berita
negara (lembaran negara).Selama perubahan akte belum disahkan Menteri
kehakiman danHAM, kelebihan modal disetor atas modal dasar
dilaporkansebagai hutang pemegang saham.
3) Modal yang tercantum di neraca adalah Modal Disetor.
Contohnya :
Modal Dasar 100.000 lembar saham biasa = Rp. 1.000.000.000,
(nilai nominal Rp. 10.000 per lembar saham)
Modal ditempatkan 50.000 lembar saham biasa = Rp.500.000.000
Modal Disetor 50% dari modal ditempatkan = Rp. 250.000.000
Jumlah yang tercantum dineraca adalah sebesarRp.250.000.000
4) Tujuan pembelian kembali saham (treasury stock) adalah :
a. Untuk meningkatkan harga pasar saham perusahaan
b. Untuk dibagikan sebagai saham bonus kepada para manajerdan pegawai
perusahaan.
Perlu diperhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen.
Karena itu jika suatu perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan cash
dividend. Maka makadividen per saham akan menjadi lebih besar.Misalkan suatu
perusahaan yang modal disetornya terdiri dari 100.000 lembar saham dan treasury
stocknya 20.000 lembarsaham, membagikan cash dividend sebesar
Rp.20.000.000 karena ada treasury stock, maka dividen per sahamnya adalah :

Rp. 20.000.000
= Rp. 250
100.000 – 20.000 Jika
treasury stock
tidak ada, maka dividen per saham adalah:

Rp. 20.000.000
= Rp. 250
Dengan 100.000 – 20.000 lebih
tingginya dividen
per saham, diharapkan harga pasar saham bisa menigkat.

5
5) Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor,
perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke Pengadilan Negeri untuk
diumumkan dalam Berita Negara.
Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal disetor,
maka menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia,
secara hukum perusahaan harus bubar dan kalau masih diteruskan beroperasi,
maka para manajer harus bertanggung jawab atas kewajiban perusahaan kepada
pihak ketiga jika suatu saat perusahaan dibubarkan. Karena hal ini menyangkut
kelangsungan hidup perusahaan (going concern) maka akan memengaruhi opini
yang diberikan KAP terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Kedua hal tersebut di atas (kerugian mencapai 50% atau 75% dari
modal disetor) harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
6) Menurut SAK aset tetap harus dicatat/disajikan dalam laporan posisi keuangan
(neraca) berdasarkan harga perolehannya (acquisition cost).
Namun demikian jika ada peraturan pemerintah yang memperbolehkannya,
perusahaan dapat melakukan revaluasi aset tetap. Pengaruh dari dilakukannya
revaluasi aset tetaP adalah nilai aset tetap meningkat dan kenaikan nilai tersebut
dicatat di sisi kredit sebagai "Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap" yang
nantinya, dengan persetujuan Kantor Pelayanan Pajak dapat dikonversikan
sebagai modal.
7) Adjustment ke retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika menyangkut
laba rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut
pembayaran pajak yang berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak) atau SKP (Surat
Ketetapan Pajak) walaupun jumlahnya kecil.
8) Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai wajar
aset bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai apraisal yang disetujui
Dewan Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai
yang disepakati oleh Dewan Komisaris dan penyetor bentuk barang.
9) Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya tidak banyak,
kecuali jika: a). perusahaan banyak membuat koreksi retained earnings (deficit),
sehingga auditor harus memeriksa koreksi tersebut secara rinci (detailed), b).
perusahaan dalam proses go public.

6
B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Ekuitas

Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan Ekuitas


1) Untuk memeriksa apakah terdapat Internal control yang baik atas ekuitas
Beberapa ciri dari internal control yang baik atas ekuitas adalah sebagai
berikut.
a. Setiap perubahan modal (penambahan atau pengurangan) harus diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi pemerintah. Untuk
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), setjap perubahan harus
melalui perubahan akta pendirian dan pengesahan dari Menteri Hukum dan
HAM. Untuk perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal
dalam negeri (PMDN) harus diotorisasi oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal Dalam Negeri, untuk PMA harus diotonsasi Oteh BKPM dan disetujui
oleh Presiden Republik Indonesia melalui SK Presiden.
Untuk perusahaan yang (akan) go public harus mendapat persetujuan dari
Ketua Bapepam—LK.
b. Pembagian dan pembayaran dividon harus diotorisasi oloh pojabat
porusahaan yang berwenang.
Besarnya dividen yang alcan dibagikan, diusulkan oloh Diroksi Porusahaan
dan disahkan dalam RUPS.
Untuk perusahaan go public yang solama tiga tahun borturut-turut tidak
membagikan dividen, akan dikenakan sangsi oloh Bapepam, yaitu harus
dolisting (dikeluarkan dari bursa saham).
Dividen yang dibagikan perusahaan, bisa dalam bentuk: cash dividond, stock
dividend, propetty dividend, dan liquidating dividend.
Contoh journal entry untuk pembagian dan pembayaran dividen (perusahaan
yang menerima dividen memiliki minority interest dan mencatat investasinya
dengan cost method):

Perusahaan yang Membagi


Perusahaan yang Menerima
Dividen
Dividen

Dividen Kas Saat Deklarasi Dividen:

7
DR. Dividen Kas (RE)
CR. Utang Dividen

Saat Pembayaran Dividen: DR. Dividen Kas


DR. Utang Dividen CR. Pendapatan Dividen
CR. Cash

Saat Deklarasi Dividen:


DR. Dividen Saham (RE)
CR. Utang Dividen
Dividen Saham
Saat Pembayaran Dividen:
DR. Utang Dividen - No Entry -
CR. Paid in Capital

Dalam hal pembagian dividen saham, jumlah stockholders' equity tidak


berubah, karena retained earnings berkurang dan paid in capital bertambah
dalam jumlah yang sama.
c. Digunakannya Biro Administrasi Efek (Stock Transfer Agent) untuk
mengurUS pengadministrasian saham dan pembayaran dividen, terutama
untuk perusahaan yang sudah go public. Dengan adanya biro tersebut,
perusahaan tidak direpotkan dalam pencatatan mutasii saham yang sudah
dijual ke masyarakat.
d. Setiap perubahan (adjustment) retained earnings/deficit diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan didukung oleh bukti-bukti yang
lengkap.
2) Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum di laporan
posisi keuangan (neraca) sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta
pendirian perusahaan.
Maksudnya bahwa jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor,
baik dalam jumlah lembar saham maupun nilai nominal yang tercantum di akta
pendirian harus sesuai dengan yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca). Selain itu auditor harus memeriksa dan yakin bahwa modal disetor
betul-betul sudah disetor oleh para pemegang saham.
3) Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang
menyangkut ekuitas (misalkan dari KemHumKam, BKPM, BKPMD,
BAPEPAM-LK, KPP dan SK Presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.

8
4) Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat
otorisasi baik dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan
komisaris), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) maupun dari instansi
pemerintah.
5) Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau
accumulated losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6) Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan ETAP,
PSAK, IFRS. Contoh penyajian yang sesuai dengan SAK/ETAP akan dijelaskan
di Exhibit 18-5.

C. Audit Prosedur yang Disarankan

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli saham,
pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.
2. Minta copy dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Kehakiman dan
HAM, SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam, SK Presiden, untuk disimpan dalam
permanent file.
3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang
tercantum di neraca dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.
4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai
tambahan setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan
bukti pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan
instansi pemerintah.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan :
- Beberapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan
discount dari penjualan saham.
- Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan
preferred stock baik dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya.
- Rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumenk pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained
earnings/deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup materil.

9
7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah :
- Dividen dibagika dala betuk cash dividend, stock dividend, atau property
dividend.
- Pencatatannya sudah benar (baik pada waktu deklarasi dividen maupun pada
saat pembayaran dividen)
- Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen
rapat direksi dan rapat umum pemegang saham).
- Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit)
sda melebihi modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concern perusahaan.
9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau biro
administrasi efek (stock transfer agent).
10. Seandainya ada treasury stock;
- Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.
- Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasur stock dijual kembali)
- Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk
memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham
bonus)
- Perhatikan bahwa treasury stock tidak berak atas pembagian deviden.
11. Periksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
12. Buat kesimpulan mengenai kewaaran ekuitas.

Penjelasan Prosedur Audit


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas.
Untuk mempelajari dan mengevaluasi internal control atas ekuitas biasanya diguakan
internal control questionnares (ICQ) atau penjelasan narrative.
Prosedur 2 dan 3 sudah cukup jelas.
4. Periksa bukti setoran dan otorisasi untuk penambahan setoran modal.
Caranya lihat buku besar untuk perkiraan modal, periksa apakah ada transaksi kredit
dalam perkiraan tersebut. Jika ada periksa apakah voucher referencenya berapa
journal vocher atau bukti penerimaan kas/bank.

10
Jika referencenya bukti penerimaan kas/bank berarti setoran modal dilakukan dalam
bentuk uang tunai (fresh money) dan auditor harus memeriksa bukti penerimaan kas
atau kredit nota dari bank.
Jika referencenya journal voucher, berarti setoran modal dilakukan dalam bentuk
aktiva non cash, misalnya aktiva tetap, persediaan, surat berharga dan lain-lain (dalam
bentuk inbreng).
Dalam hal ini auditor harus memeriksa journal voucher dan bukti pendukungnya,
biasanya jika disetor dalam bentuk inbreng ada laporan dari appraisal mengenai nilai
aktiva non cash yang dijadikan setoran modal.
Periksa apakah setoran modal dalam bentuk tunai, beberapa waktu kemudian ditarik
kembali oleh pemegang saham dan oleh perusahaan dicatat sebagai piutang pemegang
saham. Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995, hal tersebut tidak
diperbolehkan dan dari segi peraturan pajak jika ada piutang pemegang saham akan
dikenakan pajak penghasilan atas bunga.
Selain itu perusahaan go public bisa menambah modal disetornya dengan melakukan
right issue, yaitu mengeluarkan tambahan saham ditempatkan yang hak utama untuk
membelinya diberikan kepada pemegang saham lama (misalnya setiap pemegang 3
saham lama diberi hak untuk membeli 1 saham baru). Jika pemegang saham lama
tidak ingin menggunakan haknya, hak tersebut bisa dialihkan ke pihak lain.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan besarnya modal, jenis saham dan
rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit.
Caranya periksa buku besar untuk perkiraan retained earnings/deficit, apakah ada
transaksi debit dan transaksi kredit. Jika ada periksa voucher referencenya dan bukti
pendukungnya.
Jika perusahaan membayar kekurangan penyetoran pajak untuk tahun-tahun yang lalu,
berikut dendanya, berdasarkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), atau
STP (Surat Tagihan Pajak), maka voucher referencenya berupa bukti pengeluaran
kas/bank dan bukti pendukungnya adalah SSP (Surat Setoran Pajak).
Jika koreksi ke Retained earnings/deficit berasal dari koreksi yang menyangkut
pendapatan atau biaya tahun-tahun yang lalu, harus diperiksa kewajaran alasannya
dan kelengkapan bukti pendukung serta otorisasinya dan jumlah harus material.

11
Jika jumlahnya tidak material, harus dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun
berjalan.
Prosedur no.7 sudah cukup jelas
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan sudah melebihi modal disetor.
Jika hal ini terjadi, auditor harus menjelaskan kepada klien bahwa hal ini
mempengaruhi keyakinan auditor terhadap kelangsungan hidup perusahaan (going
concern).
Dalam hal ini auditor tidak dapat memberikan unqualified opinion (pendapat wajar
tanpa pengecualian) karena going concern perusahaan diragukan. Namun jika
manajemen dapat meyakinkan auditor bahwa dalam waktu singkat akan dilakukan
tambahan setoran modal atau di tahun-tahun berikutnya, perusahaan akan dapat
meningkatkan efisiensi dan labanya, maka bisa saja auditor memberikan unqualified
opinion.
9. Pertimbangkan konfirmasi ke pemegang saham atau Biro Administrasi Efek.
Untuk perusahaan yang belum go public harus dipertimbangkan atau ditanyakan dulu
ke klien apakah ada pemegang saham yang keberatan jika dikirimi konfirmasi.
Sedangkan untuk perusahaan yang sudah go public, konfirmasi bisa dikirimkan ke
Biro administrasi efek yang ditugaskan oleh klien untuk mengelola administrasi
sahamnya.
10. Periksa treasury stock
Auditor perlu mengingat bahwa pembelian treasury stock biasanya dicatat dengan
menggunakan cost method.
Pada saat treasury stock dijual kembali akan timbul paid in capital trom sale of
treasury stock, sebesar selisih antara harga jual dan harga beli dari treasury stock
tersebut.
11. Periksa apakah penyajian ekuitas sudah sesuai dengan SAK.
12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuita

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaankepada pemilik
perusahaan. Sedangkan dari segi pemilikperusahaan, modal adalah bagian dari hak
pemilik atas kekayaanbersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).Dalam badan
hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknyaadalah simpanan pokok anggota
yang tidak dapat dipindahtangankandan dapat diambil kembali pada saat seseorang
anggotamengundurkan diri.
Salah satu tujuan dari pemeriksaan ekuitas adalahuntuk memeriksa apakah
penyajian ekuitas di neraca dan catatan ataslaporan keuangan sudah sesuai dengan
SAK.adapun prosedur yangpenting dalam pemeriksaan ekuita adalah kesimpulan
mengenaikewajaran ekuitas.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Seharusnya setiap auditor mampu memahami dan menjalankanprosedur audit


ekuitas/Modal.
2. Dalam melakukan pemeriksaan terhadap ekuitas/Modal,pengujian terhadap internal
control dan keberadaan transaksisangat diperlukan

13
DAFTAR PUSTAKA

Soekrisno Agoes, 2014, Auditing, Edisi 4, Buku 2, Salemba empat:Jakarta.


https://www.academia.edu/37302881/MAKALAH_PEMERIKSAAN_EKUITAS_docx

14

Anda mungkin juga menyukai