PEMERIKSAAN EKUITAS
Dosen Pengampu : Dr. Anggita Langgeng W, S.E., M.Si, Ak., C.A., CPA
Disusun Oleh
Kelompok 4 :
Puji syukur kani panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah – Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemeriksaan Ekuitas” dengan
tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan II. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Anggita Langgeng W, S.E., M.Si,
Ak., C.A., CPA, selaku dosen pengampu mata kuliah Pegauditan II. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................. 13
3.2 SARAN.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana Prosedur yang Disarankan?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Unsur Penambahan Modal Disetor PT
Akun Tambahan Modal Disetor terdiri atas berbagai macam unsur penambahan modal
seperti agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga
Yang lebih rendah dari jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal
dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang
dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal
disetor dan sebagainya. Akun Tambahan Modal Disetor tidak boleh didebit atau
dikreditkan dengan pos laba atau rugi.
Dalam badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas (PT), permodalannya
terdiri atas berikut.
1) Modal menurut akta pendirian yang telah disahkan Menteri Kehakiman:
a. modal dasar (authorized capital)
b. modal ditempatkan (issued capital)
c. modal disetor (paid-up/paid-in capital).
2) Treasury stock (saham perusahaan yang sudah beredar Ialu dibeli kembali oleh
perusahaan).
3) Premium (agio) atau discount (disagio) dari penjualan saham baik saham biasa
(common stock) maupun saham preferen (preferred stock).
4) Selisih kurs atas modal disetor.
5) Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap, untuk perusahaan yang melakukan
revaluasi aset tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
6) Retained earnings (saldo laba/sisa laba tahun lalu) atau deficit/accumulated losses
(sisa rugi tahun lalu).
4
2) Modal Disetor dan Modal Ditempatkan tidak dapat melebihiModal Dasar. Jika
modal disetor melebihi modal dasar makaharus dilakukan perubahan akte
pendirian yang harus disahkanoleh menteri kehakiman dan HAM. Akte pendirian
yang telah disahkan Menteri Kehakiman dan HAMakan diumumkan dalam berita
negara (lembaran negara).Selama perubahan akte belum disahkan Menteri
kehakiman danHAM, kelebihan modal disetor atas modal dasar
dilaporkansebagai hutang pemegang saham.
3) Modal yang tercantum di neraca adalah Modal Disetor.
Contohnya :
Modal Dasar 100.000 lembar saham biasa = Rp. 1.000.000.000,
(nilai nominal Rp. 10.000 per lembar saham)
Modal ditempatkan 50.000 lembar saham biasa = Rp.500.000.000
Modal Disetor 50% dari modal ditempatkan = Rp. 250.000.000
Jumlah yang tercantum dineraca adalah sebesarRp.250.000.000
4) Tujuan pembelian kembali saham (treasury stock) adalah :
a. Untuk meningkatkan harga pasar saham perusahaan
b. Untuk dibagikan sebagai saham bonus kepada para manajerdan pegawai
perusahaan.
Perlu diperhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen.
Karena itu jika suatu perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan cash
dividend. Maka makadividen per saham akan menjadi lebih besar.Misalkan suatu
perusahaan yang modal disetornya terdiri dari 100.000 lembar saham dan treasury
stocknya 20.000 lembarsaham, membagikan cash dividend sebesar
Rp.20.000.000 karena ada treasury stock, maka dividen per sahamnya adalah :
Rp. 20.000.000
= Rp. 250
100.000 – 20.000 Jika
treasury stock
tidak ada, maka dividen per saham adalah:
Rp. 20.000.000
= Rp. 250
Dengan 100.000 – 20.000 lebih
tingginya dividen
per saham, diharapkan harga pasar saham bisa menigkat.
5
5) Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor,
perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke Pengadilan Negeri untuk
diumumkan dalam Berita Negara.
Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal disetor,
maka menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia,
secara hukum perusahaan harus bubar dan kalau masih diteruskan beroperasi,
maka para manajer harus bertanggung jawab atas kewajiban perusahaan kepada
pihak ketiga jika suatu saat perusahaan dibubarkan. Karena hal ini menyangkut
kelangsungan hidup perusahaan (going concern) maka akan memengaruhi opini
yang diberikan KAP terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Kedua hal tersebut di atas (kerugian mencapai 50% atau 75% dari
modal disetor) harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
6) Menurut SAK aset tetap harus dicatat/disajikan dalam laporan posisi keuangan
(neraca) berdasarkan harga perolehannya (acquisition cost).
Namun demikian jika ada peraturan pemerintah yang memperbolehkannya,
perusahaan dapat melakukan revaluasi aset tetap. Pengaruh dari dilakukannya
revaluasi aset tetaP adalah nilai aset tetap meningkat dan kenaikan nilai tersebut
dicatat di sisi kredit sebagai "Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap" yang
nantinya, dengan persetujuan Kantor Pelayanan Pajak dapat dikonversikan
sebagai modal.
7) Adjustment ke retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika menyangkut
laba rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut
pembayaran pajak yang berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak) atau SKP (Surat
Ketetapan Pajak) walaupun jumlahnya kecil.
8) Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai wajar
aset bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai apraisal yang disetujui
Dewan Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai
yang disepakati oleh Dewan Komisaris dan penyetor bentuk barang.
9) Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya tidak banyak,
kecuali jika: a). perusahaan banyak membuat koreksi retained earnings (deficit),
sehingga auditor harus memeriksa koreksi tersebut secara rinci (detailed), b).
perusahaan dalam proses go public.
6
B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Ekuitas
7
DR. Dividen Kas (RE)
CR. Utang Dividen
8
4) Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat
otorisasi baik dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan
komisaris), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) maupun dari instansi
pemerintah.
5) Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau
accumulated losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6) Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan ETAP,
PSAK, IFRS. Contoh penyajian yang sesuai dengan SAK/ETAP akan dijelaskan
di Exhibit 18-5.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli saham,
pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.
2. Minta copy dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Kehakiman dan
HAM, SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam, SK Presiden, untuk disimpan dalam
permanent file.
3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang
tercantum di neraca dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.
4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai
tambahan setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan
bukti pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan
instansi pemerintah.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan :
- Beberapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan
discount dari penjualan saham.
- Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan
preferred stock baik dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya.
- Rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumenk pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained
earnings/deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup materil.
9
7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah :
- Dividen dibagika dala betuk cash dividend, stock dividend, atau property
dividend.
- Pencatatannya sudah benar (baik pada waktu deklarasi dividen maupun pada
saat pembayaran dividen)
- Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen
rapat direksi dan rapat umum pemegang saham).
- Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit)
sda melebihi modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concern perusahaan.
9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau biro
administrasi efek (stock transfer agent).
10. Seandainya ada treasury stock;
- Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.
- Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasur stock dijual kembali)
- Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk
memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham
bonus)
- Perhatikan bahwa treasury stock tidak berak atas pembagian deviden.
11. Periksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
12. Buat kesimpulan mengenai kewaaran ekuitas.
10
Jika referencenya bukti penerimaan kas/bank berarti setoran modal dilakukan dalam
bentuk uang tunai (fresh money) dan auditor harus memeriksa bukti penerimaan kas
atau kredit nota dari bank.
Jika referencenya journal voucher, berarti setoran modal dilakukan dalam bentuk
aktiva non cash, misalnya aktiva tetap, persediaan, surat berharga dan lain-lain (dalam
bentuk inbreng).
Dalam hal ini auditor harus memeriksa journal voucher dan bukti pendukungnya,
biasanya jika disetor dalam bentuk inbreng ada laporan dari appraisal mengenai nilai
aktiva non cash yang dijadikan setoran modal.
Periksa apakah setoran modal dalam bentuk tunai, beberapa waktu kemudian ditarik
kembali oleh pemegang saham dan oleh perusahaan dicatat sebagai piutang pemegang
saham. Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995, hal tersebut tidak
diperbolehkan dan dari segi peraturan pajak jika ada piutang pemegang saham akan
dikenakan pajak penghasilan atas bunga.
Selain itu perusahaan go public bisa menambah modal disetornya dengan melakukan
right issue, yaitu mengeluarkan tambahan saham ditempatkan yang hak utama untuk
membelinya diberikan kepada pemegang saham lama (misalnya setiap pemegang 3
saham lama diberi hak untuk membeli 1 saham baru). Jika pemegang saham lama
tidak ingin menggunakan haknya, hak tersebut bisa dialihkan ke pihak lain.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan besarnya modal, jenis saham dan
rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit.
Caranya periksa buku besar untuk perkiraan retained earnings/deficit, apakah ada
transaksi debit dan transaksi kredit. Jika ada periksa voucher referencenya dan bukti
pendukungnya.
Jika perusahaan membayar kekurangan penyetoran pajak untuk tahun-tahun yang lalu,
berikut dendanya, berdasarkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), atau
STP (Surat Tagihan Pajak), maka voucher referencenya berupa bukti pengeluaran
kas/bank dan bukti pendukungnya adalah SSP (Surat Setoran Pajak).
Jika koreksi ke Retained earnings/deficit berasal dari koreksi yang menyangkut
pendapatan atau biaya tahun-tahun yang lalu, harus diperiksa kewajaran alasannya
dan kelengkapan bukti pendukung serta otorisasinya dan jumlah harus material.
11
Jika jumlahnya tidak material, harus dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun
berjalan.
Prosedur no.7 sudah cukup jelas
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan sudah melebihi modal disetor.
Jika hal ini terjadi, auditor harus menjelaskan kepada klien bahwa hal ini
mempengaruhi keyakinan auditor terhadap kelangsungan hidup perusahaan (going
concern).
Dalam hal ini auditor tidak dapat memberikan unqualified opinion (pendapat wajar
tanpa pengecualian) karena going concern perusahaan diragukan. Namun jika
manajemen dapat meyakinkan auditor bahwa dalam waktu singkat akan dilakukan
tambahan setoran modal atau di tahun-tahun berikutnya, perusahaan akan dapat
meningkatkan efisiensi dan labanya, maka bisa saja auditor memberikan unqualified
opinion.
9. Pertimbangkan konfirmasi ke pemegang saham atau Biro Administrasi Efek.
Untuk perusahaan yang belum go public harus dipertimbangkan atau ditanyakan dulu
ke klien apakah ada pemegang saham yang keberatan jika dikirimi konfirmasi.
Sedangkan untuk perusahaan yang sudah go public, konfirmasi bisa dikirimkan ke
Biro administrasi efek yang ditugaskan oleh klien untuk mengelola administrasi
sahamnya.
10. Periksa treasury stock
Auditor perlu mengingat bahwa pembelian treasury stock biasanya dicatat dengan
menggunakan cost method.
Pada saat treasury stock dijual kembali akan timbul paid in capital trom sale of
treasury stock, sebesar selisih antara harga jual dan harga beli dari treasury stock
tersebut.
11. Periksa apakah penyajian ekuitas sudah sesuai dengan SAK.
12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuita
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaankepada pemilik
perusahaan. Sedangkan dari segi pemilikperusahaan, modal adalah bagian dari hak
pemilik atas kekayaanbersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).Dalam badan
hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknyaadalah simpanan pokok anggota
yang tidak dapat dipindahtangankandan dapat diambil kembali pada saat seseorang
anggotamengundurkan diri.
Salah satu tujuan dari pemeriksaan ekuitas adalahuntuk memeriksa apakah
penyajian ekuitas di neraca dan catatan ataslaporan keuangan sudah sesuai dengan
SAK.adapun prosedur yangpenting dalam pemeriksaan ekuita adalah kesimpulan
mengenaikewajaran ekuitas.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14