Anda di halaman 1dari 13

PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP INVESTASI

MAKALAH KELOMPOK 3

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Akuntansi Biaya Lanjutan
yang diampu oleh Tyara Maulidya Fani,S.E.,M.Ak.

DOSEN PENGAMPU : TYARA MAULIDYA FANI,S.E.,M.AK

DISUSUN OLEH KELOMPOK : 3

1. FEBRI RAMADLAN (200121006)


2. AYU DWI APRILIYA (200121077)
3. MUHAMMAD ISMAIL (200121023)
4. NAZLAH SADZILATUL AZIZ (200121003)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan
anugerah-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Makalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang telah Kami buat
berjudul “PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP INVESTASI” . Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas dari Mata kuliah “AUDITING II”.

Atas tersusunnya makalah ini, Kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1). IBU Tyara Maulidya Fani,S.E.,M.Ak. selaku dosen dari mata kuliah Auditing II.

2). Orang Tua yang banyak memberikan dukungan baik moral maupun materil
3). Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
didalamnya. Oleh karena itu, Kami secara terbuka menerima kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi  kesempurnaan makalah ini. Harapan Kami
semoga makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan kepada semua pihak dan
bermanfaat bagi Kami dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dan berguna
pula bagi Pembaca umumnya.

Cirebon, 25 Jun 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................
1.1Latar Belakang.................................................................................
2.1Rumusan Masalah............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................
A. Deskripsi Investasi...............................................................................
B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Investasi Di
Neraca…………………………………………………………………
C. Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Investasi………………...........
D. Bagan Tujuan Audit Dan Prosedur Audit Untuk Pengujian Subtantif
Terhadap Investas………………………………….............................
E. Program Pengujian Substantif Terhadap Investasi……………………

BAB III PENUTUP........................................................................................15

4.1 Kesimpulan........................................................................................15
4.2 Saran..................................................................................................15

DAFTAR REFERENSI..............................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas investasi (investing activity) adalah pembelian dan penjualan tanah,bangunan,
peralatan, serta aktiva lain umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Disamping itu,
aktifitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak
dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.
Investasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang.Investasi
dalam surat berharga dapat merupakan penanaman modal dalam surat berharga yang
termasukaktiva lancar maupun bukan aktiva lancar. Investasi dalam surat berharga
yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar merupakan investasi sementara yang
bertujuan untuk memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka pendek
guna memperoleh laba (capital gain).Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari
satu periode akuntansi. Disamping investasi sementara, investasi dapat dilakukan dalam
bentuk penanaman modal surat berharga jangka panjang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip akuntansi umum dalam penyajian investasi dineraca ?
2. Apa saja tujuan pengujian substantif terhadap investasi ?
3. Jelaskan program pengujian subtantif terhadap investasi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Mengenai prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian
investasi dineraca ?
2. Untuk mengetahui tujuan dari pengujian substantive terhadap kas ?
3. Program pengujian substantive terhadap investasi ?
4. Contoh kasus pengujian substantive terhadap investasi ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Investasi

Investasi merupakan penanaman uang di luar perusahaan, yang dapat berupa surat berharga atau
aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan. Menurut
tujuannya, investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok :

Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan
kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain. Surat berharga tersebut dapat
berupa sertifikat deposito, saham biasa, saham preferen, obligasi pemerintah, maupun obligasi
perusahaan. Pada umumnya, investasi perusahaan dilakukan oleh pegawai internal ataupun
oleh orang/perusahaan eksternal,misalnya perusahaan broker saham (pialang). Jika saham
dikelola secara internal, minimal dua orang dipekerjakan untuk menanganinya. Dan apabila
saham dikelola orang dalam, perlu dilakukan pengecekan secara mendadak. Semua ekuisisi
penjualan saham harus mendapatkan otorisasi dari dewan direktur dan komite investasi, adapun
Rekening yang digunakan dalam pencatatan transaksi investasi adalah: Surat berharga saham,
Surat berharga obligasi, Investasi pada saham, Investasi pada obligasi, Pendapatan bunga,
Pendapatan dividen, Laba dari investasi Laba penjualan investasi dan Rugi penjualan investasi

1. Investasi jangka pendek (temporary investment).

Umumnya investasi ini berupa surat berharga (seperti : saham, obligasi, atau surat
berharga yang lain) yang harga pasarnya relative stabil. Tujuan pokok pembelian surat
berharga ini adalah untuk menanamkan kas yang untuk sementara waktu tidak terpakai
dalam kegiatan bisnis perusahaan. investasi jangka pendek ini disajikan di neraca dalam
kelompok aktiva lancar.

2. Investasi jangka panjang (long-term investment)

Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapatan
bunga atau deviden dalam jangka panjang, untuk membentuk dana khusus, atau untuk
mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan saham. Investasi ini di sajikan dalam
kelompok aktiva tidak lancar dalam kelompok tersendiri. Investasi jangka panjang dapat
berupa surat berharga (seperti : saham, obligasi, piutang hipotek, wesel, piutang), dan
berupa persekot kepada perusahaan afiliasi, dana khusus (seperti sinking fund, dana
pensiun), dan aktiva tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan
perusahaan (seperti tanah untuk ekspansi pabrik).

B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Investasi Di


Neraca
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca adalah sebagai berikut :

1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut.
Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek disajikan dalam kelompok aktiva
tidak lancar.

2. Investasi jangka pendek disajikan nilainya dineraca, nilai yang lebih tinggi harus
dicantumkan di dalam tanda kurung.

3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar tidak harus di
sajikan didalam tanda kurung seperti hal nya dengan investasi jangka pendek. Jika nilai
pasar investasi jangka panjang tersebut turun dalam jumlah yang material, dan
diperkirakan penurunan nilai tersebut akan berlangsung lama (permanen), maka kerugian
penurunan nilai tersebut harus dibebankan sebagai kerugian dalam tahun yang
bersangkutan.

4. Harus di cantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek digadaikan
sebagai jaminan penarikan uang.

5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsolidated subsidiary companies


harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan
yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan-perusahaan tersebut.

6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali sebagai treasury
bond, treasury stock, disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang
utang obligasi atau modal saham.

7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang
timbul dari pemilikan investasi tersebut harus digolongkan dalam “penghasilan diluar
usaha”.

8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material, keduanya harus
disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi-laba.

9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang material
jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi-laba dalam kelompok
“penghasilan di luar usaha”.

10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan
dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus dieliminasikan jika investasi
dicatat dengan equity method.

11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham yang di
keluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak boleh diperhitungkan dalam penentuan laba atau
rugi perusahaan. Laba atau rugi diperlakukan sebagai tambahan atau pengurangan unsur
modal.
C. Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Investasi

Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan


investasi.

2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada
tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi
selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan
kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca.

4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca merupakan milik klien.

5. Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan di neraca.

6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.

D. Bagan Tujuan Audit Dan Prosedur Audit Untuk Pengujian Subtantif


Terhadap Investasi
Tujuan Utama pengujian substantif terhadap investasi adalah membuktikan bahwa saldo akun
Investasi Sementara dan Akun Investasi Jangka Panjang yang dicantumkan di neraca
mencerminkan saldo akun-akun tersebut yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang Pengujian Substantif yang digolongkan kedalam lima
kelompok :

1. Prosedur audit awal.


2. Prosedur Analitik.
3. Pengujian terhadap transaksi rinci
4. Pengujian terhadap saldo akun rinci
5. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan

Saldo Akun Investasi yang Sesungguhnya Saldo Akun Investasi yang Disajikan dalam Laporan
Keuangan Keberadaan Atau keterjadian Kelengkapan Penyajian dan Pengungkapan Penilaian
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci Pengujian Terhadap
Transaksi Rinci rosedur Analitik Prosedur Audit Awal Hak Kepemilikan

E. Program Pengujian Substantif Terhadap Investasi

1. Prosedur Audit Awal

Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam
neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan
rekonsiliasi antara informasi investasi yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi
yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar auditor memperoleh
keyakinan bahwa informasi investasi yang dicantumkan di neraca didukung oleh catatan
akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut
ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan :

1. Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang
bersangkutan di dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun investasi di buku besar.
3. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
investasi.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun control investasi di buku
besar.

2. Prosedur Analitik

Pada tahap awal pengujian substantif terhadap investasi, pengujian analitik dimaksudkan untuk
menbantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang
memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut
ini :

1. Ratio investasi sementara dengan aktiva lancer “Investasi sementara ÷ Total aktiva
lancar”

2. Ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar “investasi jangka panjang ÷ Total
aktiva lancar”

Ratio yang sudah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya
ratio tahun yang lalu, ratio industri, atau ratio yang dianggarkan. Perbandingan ini membantu
auditor untuk mengungkapkan :

1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,


2. Perubahan akuntansi,
3. Perubahan usaha,
4. Fluktuasi acak, atau
5. Salah saji.

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga yang dimiliki oleh klien pada
tanggal neraca. untuk membuktikan hak milik klien atas surat berharga yang berada di tangan
klien atau di tangan pihak lain pada tanggal neraca auditor melakukan pemeriksaan terhadap
dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga tersebut. Hitung kembali pendapatan
bunga dan dividen tahun yang diaudit.
Penghasilan bunga dan dividen dicatat dalam kelompok akun pendapatan diluar usaha. Dalam
memverifikasi penghasilan dan dividen tersebut, auditor menganalisis akun “pendapatan
investasi” yang terdapat dalam kelompok pendapatan diluar usaha dan mengusut pendapatan
yang dicatat di akun tersebut ke bukti kas masuk dan bukti memorial (untuk mencatat piutang
bunga).
Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga. investasi
dalam surat berharga menimbulkan dua macam pendapatan :

1. Pendapatan bung

Dalam memverifikasi penghasilan bunga dan deviden auditor di samping menghitung


kembali pendapatan bunga yang menjadi hak klien dalam tahun yang diperiksa, juga
melakukan perhitungan kembali capital gain/loss yang dicatat oleh klien dalam tahun
yang diperiksa.

2. Capital gain/loss
Yang timbul dari penjualan surat berharga ini dihitung dengan cara mengurangi hasil
penjualan surat berharga dengan kos surat berharga yang dijual.

Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi. Penjualan surat
berharga menimbulkan laba atau rugi yang merupakan selisi hasil penjualan dengan kos surat
berharga yang dijual. Dalam memverifikasi nilai investasi yang dicantumkan di neraca, auditor
memeriksa dokumen yang mendukung penjualan investasi, dan sekaligus menghitung kembali
laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjulan investasi tersebut.
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam priode sekitar
tanggal neraca.
Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi yang
bersangkutan dengan investasi di lakukan oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu
invesatasi dan mengusut transaksi pembelian surat berharga dalam priode sekitar tanggal neraca
ke dokumen pendukungnya (bukti kas keluar dan faktur dari makelar surat berharga).
Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam priode sekitar
tanggal neraca.
Verifikasi ketepatan pisa batas yang digunakan oleh klien dalam mencatat transaksi yang
bersangkutan dengan investasi dilakukan pula oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu
investasi dan mengusut transaksi penjualan surat berharga dalam priode sekitar tanggal ke
dokumen pendukungnya (bukti kas masuk).
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi.
Pengujian substantif terhadap investasi meliputi pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung
transaksi pembelian surat berharga yang terjadi dalam tahun yang diperiksa.
Pemeriksan ini bertujuan untuk menilai kewajaran penentuan kos investasi. Karena kos investasi
di samping ditentukan oleh transaksi pemerolehan investasi, juga dipengaruhi oleh transaksi
penjualan investasi.

4. Pengujian Terhadap Akun Rinci


Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi. Penanaman modal di luar perusahaan,
terutama yang bersifat jangka panjang biasanya memerlukan otorisasi dari pemilik perusahaan.
Oleh karena itu, auditor berkewajiban untuk mempelajari notulen rapat pemegang saham untuk
mengetahui apakah dalam tahun yang diperiksa pemegang saham setelah membuat keputusan
yang berhubung dengan penananam dana perusahaan dalam bentuk investasi jangka panjang.
Minta daftar surat yang ada di tangan klien dan lakukan perhitungan dan inspeksi terhadap
sertifikat surat berharga tersebut.
Langkah selanjutnya, auditor meminta klien untuk menbuat daftar semua investasi yang dimiliki
klien pada tanggal neraca. jika daftar investasi tersebut dibuat oleh klien untuk auditor, maka
auditor harus menguji ketelitian informasi yang tercantum di dalamnya dengan melakukan
prosedur audit berikut ini :

1. Melakukan rekonsiliasi jumlah kos investasi yang tercantum di dalam daftar tersebut
dengan akun control investasi yang bersangkutan di dalam buku besar.

2. Mengusut kos setiap jenis surat berharga yang tercantum di dalam daftar tersebut ke
dalam buku pembantu investasi.

Kirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain. Jika
sertifikat surat berharga milik klien berada di tangan pihak lain pada tanggal neraca, misalnya
dipegang oleh kreditur sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien, auditor harus memperoleh
konfirmasi dari pemegang serfikat tersebut, untuk membuktikan keberadaan investasi yang
dicantumkan oleh klien di neraca.
Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jurnal
yang disajikan di neraca.
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang disajikan di neraca, informasi hasil perhitungan
dan pengamatan fisik terhadap sertifikat investasi dan jawaban konfirmasi dari pemegang
sertikat investasi klien dicocokkan dengan jumlah investasi yang dicantumkan di neraca.

Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga. Jika klien memiliki
sertifikat surat berharga dalam jumlah yang banyak, biasanya klien menutup asuransi untuk
melindungi klien dari resiko kecurian. Polis asuransi yang disimpan di dalam arsip klien dapat
memberikan informasi mengenai hak milik klien atas surat berharga yang dicantumkan di
neraca.
Minta konfirmasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang. Prosedur
pemeriksaan ini telah ditempuh oleh auditor pada saaat auditor melakukan pemeriksaan terhadap
kas. Dalam pemeriksaan terhadap kas, auditor mengirim surat konfirmasi bank. Dari jawaban
konfirmasi bank tersebut, auditor dapat mengetahui jenis, tariff dividen atau bunga, dan nominal
surat berharga yang dijaminkan dalam penarikan utang.
Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
Menurut prinsip akuantansi berterima umum di Indonesia, investasi harus disajikan di neraca
dengan cara tertentu seperti disebutkan diatas, auditor menbandingkan metode penilaian
invesatasi yang digunakan oleh klien dengan metode yang sesuai prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.
Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
Saldo investasi dicantumkan di neraca pada nilai yang lebih rendah antara harga pasar pada
tanggal neraca dengan kosnya. Untuk memverifikasi penilaian klien terhadap investasi jangka
pendeknya, auditor membandingkan nilai pasar dengan kos surat berharga.

5. Verifikasi Penyajian Dan Pengungkapan

Periksa klarifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
Untuk memverifikasi penyajian investasi di neraca, auditor melakukan wawancara dengan
direktur keuangan mengenai kebijakan investasi sementara yang dijalankan selama tahun yang
diperiksa. Periksa investasijangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian
perusahaan lain.
Jika invetasi dalam perusahaan lain dimaksudkan untuk mengendalikan perusahaan tersebut,
klien harus menyajikan investasi jangka panjang ini menurut slah satu metode berikut ini : eguity
method atau pooling of interest method.

Prosedur Audit Awal

1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun investasi yang akan diuji lebih lanjut

a. Usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang
bersangkutan dalam buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun investasi didalam buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam
akun investasi.
d. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi kedalam jurnal yang
bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku pembantu
investasi.

Prosedur Analitik

2. Lakukan prosedur analitik

a. Hitung ratio berikut ini :


 Ratio investasi sementara dengan aktiva lancer
 Ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancer
 Rate of returns tiap-tiap golongan investasi.
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data
masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

3. Periksa dokumen yang mendukung dokumen transaksi pemerolehan dan penjualan


investasi
4. Hitung kembali pendapatan bunga dan deviden tahun yang diaudit.
5. Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga.
6. Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi.
7. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam priode
sekitar tanggal neraca
8. Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam priode
sekitar tanggal neraca.
9. Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang di miliki oleh klien pada
tanggal neraca.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

10. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi.


11. Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan penghitungan dan
inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut.
12. Kirim konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada ditangan pihak lain.
13. Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil dengan hasil
konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca.
14. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.
15. Minta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang.
16. Bandingkan metode penilaian investasi yang di gunakan klien dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
17. Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.

Verifikasi penyajian dan pengungkapan

18. Periksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka
panjang
19. Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian
perusahaan lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi beserta contoh kasus yang telah dibahas, dapat di simpulkan bahwa dalam
melakukan prosedur pengujia substantif terhadap investasi itu terdapat beberapa langkah
sehingga kita dalam melakukannya harus memperhatikan sesuai langkah-langkah seperti apa
yang telah di jelaskan pada kesempatan kali ini. Mematuhi setiap langkah-langkah yang telah
ditetapkan merupakan suatu keharusan yang harus ditepati agar menghasilkan suatu hasil
pengujian yang akurat terhadap pengujian substantif terhadap investasi.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih banyak kemurangan. Semoga sedikit
ilmu yang di dapat dari makalah ini akan bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai