TEORI INVESTASI
NAMA KELOMPOK 6 :
I Komang Dedi Ariawan (202231121008)
I Kadek Darmawan (202231121012)
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu
sebagaimana mestinya. Untuk memenuhi Tugas Ekonomi Makro yang diberikan oleh Dosen
pengapu Mata Kuliah Ekonomi Makro, Bapak Dr. Dewa Putu Yudi Pardita, SE., M.Si. Dalam
makalah ini kami membahas materi mengenai “Teori Investasi” yang disusun berdasarkan hasil
referensi dari beberapa artikel.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat membantu para pembaca untuk dapat
memahami tentang Teori Investasi. Akhir kata saya meminta maaf apabila ada salah kata atau
kekurangan dalam makalah ini. Serta kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan dalam pembuatan makalah atau karya tulis penulis yang
berikutnya, terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Investasi?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis investasi?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis pengeluaran investasi?
1.2.4 Apa saja kriteria investasi?
1.2.5 Apa saja fakto-faktor yang mempengaruhi investasi?
1.2.6 Apa saja resiko dari investasi?
1.2.7 Apa hubungan investasi dan pasar modal?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui pengertin investasi?
1.3.2 Untuk Mengetahui jenis-jenis investasi?
1.3.3 Untuk Mengetahui jenis-jenis pengeluaran investasi
1.3.4 Untuk Mengetahui kriteria investasi?
1.3.5 Untuk Mengetahui fakto-fakto yang mempengaruhi laju investasi?
1.3.6 Untuk Mengetahui resiko investasi?
1.3.7 Untuk Mengetahui hubungan investasi dan pasar modal?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Investasi langsung (Direct Investment)
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga
secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan
harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividend dan capital
gains.
b. Investasi tidak langsung (Indirect Investmen)
Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharaga yang dimiliki di
perdagangkan Kembali oleh Perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara
4
7. Investasi dalam Riset dan Pengembangan (R&D): Pengeluaran untuk melakukan
penelitian dan pengembangan produk baru atau perbaikan pada produk yang sudah ada. R&D
dapat membantu perusahaan menghasilkan inovasi dan tetap bersaing di pasar.
8. Investasi dalam Portofolio Keuangan: Diversifikasi portofolio investasi dengan
membeli berbagai jenis aset keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan instrumen
investasi lainnya.
9. Investasi dalam M&A (Merger and Acquisition): Pengeluaran untuk mengakuisisi atau
bergabung dengan perusahaan lain dengan tujuan memperluas bisnis, memperoleh aset, atau
mendapatkan akses ke pasar yang berbeda.
10. Investasi dalam Pemasaran dan Promosi: Pengeluaran untuk memasarkan
produk atau layanan. Investasi ini dapat mencakup iklan, promosi online, pemasaran konten,
dan strategi pemasaran lainnya untuk meningkatkan penjualan dan citra merek.
Pengeluaran investasi dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis, tujuan, dan strategi
keuangan yang diinginkan. Keputusan investasi harus didasarkan pada analisis yang matang
dan perencanaan keuangan yang cermat untuk memastikan bahwa pengeluaran tersebut
menghasilkan hasil yang diharapkan.
5
Dengan demikian, Sobat Cuan dapat mengimbangi perubahan yang akan terjadi di masa
depan. Adapun perhitungan NPV dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini.
NPV = FV / (1+I)*n
Keterangan:
NPV = Net Present Value
FV = Future Value atau nilai aset di masa depan
i = Nilai diskon
n = Jangka waktu investasi
Hasil analisis net present value akan menunjukkan positif atau layak dijalankan saat nilai
NPV lebih dari 0, jika sebaliknya maka negatif. Biasanya, kriteria investasi NPV akan
digunakan untuk menganalisis potensi keuntungan suatu proyek atau menghitung besaran
modal.
6
nilai B/C lebih dari satu, maka prospek keuntungan lebih besar, sehingga instrumen
investasi layak dipilih.
Berikut adalah rumus kriteria penilaian investasi Net B/C.
B/C Ratio = PV Manfaat/PV biaya
4. Payback Period
Selanjutnya, kriteria penilaian payback period digunakan dalam mengetahui berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi atau mencapai titik impas.
Dalam hal ini, semakin pendek waktu payback ratio, maka pengembaliannya akan lebih
cepat. Untuk menghitung payback ratio, rumus yang dapat digunakan adalah:
Payback Period = (Nilai investasi/Kas masuk bersih) x 1 tahun
5. Accounting Rate of Return (ARR)
Pada kriteria penilaian yang satu ini, tujuannya adalah untuk mengetahui prospek
kinerja investasi dan rasio rata-rata laba bersih dari perusahaan. Adapun rumus yang
digunakan untuk mengetahui besaran ARR, yaitu: Accounting Rate of Return = (Rata-rata
laba bersih/Rata-rata investasi) x 100% Kriteria penilaiannya yaitu apabila nilai ARR
menunjukkan lebih dari 0%, maka instrumen investasi layak untuk dipilih. Sebaliknya,
jika nilai ARR kurang dari 0%, maka instrumen investasi tidak layak untuk dipilih.
7
2. Pendapatan nasional per kapita
Dapat dikatakan, pendapatan nasional per kapita merupakan cermin dari daya beli
masyarakat atau pasar. Semakin tinggi daya beli masyarakat suatu negara yang
dicerminkan oleh tingginya pendapatan nasional per kapita, maka kemungkinan
masyarakat di wilayah tersebut untuk berinvestasi juga tinggi.
3. Sumber daya alam
Sumber daya alam suatu negara bisa menjadi daya tarik bagi investor asing untuk
menanamkan investasinya. Hal ini pula yang berlaku di negara kita. Indonesia mempunya
dua sumber daya alam yang sangat menarik. Pertama adalah sumber daya alam fosil seperti
batu bara, minyak bumi, atau gas alam. Kedua adalah sumber daya alam pariwisata seperti
tempat-tempat wisata indah yang tersebar di seluruh Indonesia. Kesemua sumber daya
alam ini menjadi daya tarik utama untuk berinvestasi.
4. Sumber daya manusia
Seiring dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan, hal itu tentu berdampak pada
teknologi yang digunakan suatu perusahaan. Teknologi yang modern itu tentu
membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan tinggi untuk
mengoperasikannya.
5. Birokrasi perizinan
Karena birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya operasional bagi investor.
Padahal, bagi pengusaha, waktu adalah uang.
6. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini menyangkut banyak hal. Misalnya saja
aturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), upah minimum, kontrak kerja dan lain-
lain.
7. Stabilitas politik dan keamanan
Sebelum menanamkan dananya di suatu negara, investor sangat memperhatikan
masalah stabilitas politik dan keamanannya. Sebab, hal ini berperan penting dalam
menjamin kelangsungan investasinya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
8. Politik luar negeri
Pemerintah kita harus berperan aktif dalam menjalankan hubungan baik dengan negara
lain demi menarik investor asing agar mau menanamkan modalnya di Indonesia.
9. Nilai tukar mata uang
Nilai tukar mata uang yang stabil dalam suatu negara juga merupakan penarik bagi
investor. Sehingga, mata uang yang baik tidak harus selalu nilai tukar yang kuat. Secara
8
teoritis dampak perubahan tingkat nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak
pasti).
10. Tingkat inflasi yang rendah
Tingkat inflasi yang rendah dalam suatu negara juga bisa mencerminkan kestabilan
ekonomi makro sebuah negara. Itu sebabnya, para investor akan menginvestasikan
modalnya pada negara-negara yang inflasinya rendah. Sebaliknya, tingkat inflasi yang
tinggi berpengaruh negatif pada investasi karena akan meningkatkan risiko pada proyek-
proyek investasi.
11. Ketersediaan infrastruktur
Investor akan memperhatikan bagaimana ketersediaan infrastruktur di suatu negara
sebelum mengucurkan modalnya. Sebab, semakin lengkap infrastrukturnya, semakin
tinggi pula minat investor untuk berinvestasi karena infrastruktur yang baik bisa
mempermudah dan memperlancar jalannya bisnis.
Infrastruktur yang diperlukan antara lain jalan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, bandar
udara, air baku, atau energi listrik.
12. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan
Ramalan mengenai keuntungan di masa depan akan memberikan gambaran pada
investor mengenai jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan dimasa depan dan
besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan barang-barang modal
yang diperlukan.
13. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan
Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan mendorong para
investor untuk menyediakan sebahagian dari keuntungan yang diperoleh untuk
ditanamkan di investasi-investasi baru.
14. Kemudahan berusaha
Kemudahan memulai usaha tergambar dari indikator easy of doing business mengukur
dua hal. Pertama, skor kemudahan berbisnis. Kedua, peringkat kemudahan melakukan
bisnis. Peringkat kemudahan berbisnis membandingkan ekonomi satu sama lain,
kemudahan menjalankan bisnis merupakan skor tolok ukur ekonomi sehubungan dengan
praktik terbaik regulasi, yang menunjukkan kedekatan dengan kinerja regulasi terbaik pada
setiap indikator easy of doing business.
9
2.6. Resiko Investasi
Secara garis besar, risiko sebuah investasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu risiko
sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Berikut
ulasan lengkap mengenai kedua jenis risiko ini.
1. Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Risiko sistematis adalah jenis risiko eksternal yang tidak dapat dihindari atau
dikendalikan. Jenis ini dapat mempengaruhi semua efek dan tidak dapat dihilangkan
dengan diversifikasi. Berikut ini yang termasuk risiko sistematis.
a. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang muncul akibat adanya peningkatan suku
bunga. Meskipun suku bunga meningkat, keuntungan investasi dan nilai obligasi
berbunga akan mengalami penurunan yang signifikan, begitu pula sebaliknya.
b. Risiko Inflasi
Risiko inflasi atau risiko daya beli adalah risiko yang muncul akibat adanya inflasi.
Akibatnya, nilai kas dari investasi saat ini tidak akan memiliki nilai banyak di masa
depan. Hal tersebut berpotensi menurunkan daya beli masyarakat karena naiknya harga
barang.
c. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas)
Risiko nilai tukar mata uang (valas) atau currency risk adalah jenis risiko investasi yang
terjadi karena adanya perubahan kurs valuta asing. Hal ini akan membuat nilai konversi
mata uang asing ke Rupiah tidak sesuai dengan harapan, apalagi jika nilainya turun.
d. Risiko Komoditas
Risiko komoditas adalah risiko yang muncul karena adanya perubahan harga
komoditas tertentu. Biasanya, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor risiko lain, seperti
fluktuasi harga ataupun permintaan dan penawaran.
e. Risiko Negara
Risiko negara atau risiko politik adalah risiko yang muncul karena adanya perubahan
peraturan perundang-undangan suatu negara. Akibatnya, imbal hasil bisa menurun
bahkan hilang.
10
2. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Jenis risiko investasi selanjutnya adalah risiko tidak sistematis. Berbeda dengan
sebelumnya, risiko ini bisa dihindari atau dikendalikan dalam bentuk portofolio
investasi atau melakukan diversifikasi. Berikut yang termasuk dalam risiko tidak
sistematis.
a. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang
tunai dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, hal ini terjadi ketika satu pihak tak bisa
menjual asetnya karena sepi peminat atau tidak berhasil bertemu dengan pihak lain.
b. Risiko Reinvestment
Risiko reinvestment atau risiko reinvestasi adalah risiko yang muncul saat
pendapatan dari suatu aset investasi mengharuskan investor untuk
menginvestasikannya kembali. Besar kemungkinan, imbal hasilnya akan lebih rendah
saat dilakukan reinvestasi.
c. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah jenis risiko investasi yang erat kaitannya dengan bisnis
perusahaan tempat seseorang berinvestasi. Itu sebabnya, sangat penting bagi investor
untuk mengetahui profil perusahaan tersebut secara in-depth, salah satunya lewat
Bizhare.
2.7. Hubungan Investasi dan Pasar Modal
Investasi dan pasar modal memiliki hubungan yang erat, karena pasar modal adalah
salah satu tempat utama di mana investasi dilakukan. Berikut adalah beberapa cara
hubungan antara investasi dan pasar modal:
a. Tempat untuk Membeli dan Menjual Aset Keuangan: Pasar modal adalah tempat di
mana investor dapat membeli dan menjual berbagai jenis aset keuangan seperti
saham, obligasi, reksa dana, dan instrumen keuangan lainnya. Melalui pasar modal,
investor dapat mengalokasikan modal mereka ke berbagai instrumen investasi.
11
c. Diversifikasi Portofolio: Investor dapat menggunakan pasar modal untuk
menciptakan portofolio investasi yang beragam. Dengan membeli berbagai jenis
aset keuangan, investor dapat mengurangi risiko melalui diversifikasi, sehingga jika
salah satu investasi tumbuh, yang lain mungkin tidak terpengaruh atau bahkan
tumbuh lebih baik.
d. Sumber Pendapatan: Investasi di pasar modal juga dapat memberikan pendapatan
kepada investor. Misalnya, pemegang saham dapat menerima dividen dari
perusahaan tempat mereka memiliki saham, sementara pemegang obligasi dapat
menerima bunga yang dibayarkan oleh penerbit obligasi.
e. Indikator Ekonomi: Kinerja pasar modal sering digunakan sebagai indikator
kesehatan ekonomi. Kenaikan indeks saham biasanya dianggap sebagai tanda
positif, sementara penurunan dapat mengindikasikan masalah ekonomi. Oleh
karena itu, para ekonom dan analis sering mengawasi pasar modal untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan.
f. Sumber Informasi: Pasar modal juga merupakan sumber informasi penting bagi
perusahaan, investor, dan regulator. Laporan keuangan perusahaan publik, berita,
dan data pasar dapat memberikan wawasan tentang kinerja bisnis dan tren ekonomi.
g. Sarana untuk Mencapai Tujuan Keuangan: Investor sering menggunakan pasar
modal sebagai sarana untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang mereka,
seperti pensiun atau pendidikan anak-anak mereka. Dengan berinvestasi di pasar
modal, mereka berharap dapat mencapai pertumbuhan modal yang signifikan dalam
jangka waktu yang lebih lama.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Investasi adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu, perusahaan, atau
entitas lainnya untuk mengalokasikan sejumlah dana atau sumber daya tertentu dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan atau pengembalian di masa depan. Tujuan utama
dari investasi adalah untuk menghasilkan pendapatan tambahan atau meningkatkan nilai
aset dari dana yang diinvestasikan.Investasi juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat
risiko dan waktu investasi. Risiko dan potensi pengembalian investasi seringkali berkaitan
erat, di mana investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi cenderung memiliki potensi
pengembalian yang lebih tinggi, tetapi juga lebih berisiko. Selain itu, investasi dapat
bersifat jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada tujuan investasi individu atau
entitas yang bersangkutan. Penting untuk memiliki perencanaan investasi yang matang,
diversifikasi portofolio, serta memahami risiko dan potensi pengembalian dari setiap jenis
investasi yang dipilih. Dalam konteks keuangan, investasi merupakan strategi yang
penting untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang seperti pensiun, pendidikan anak,
atau kekayaan generasi mendatang.
13
DAFTAR PUSTAKA