Anda di halaman 1dari 17

EKONOMI MAKRO

TEORI INVESTASI

NAMA KELOMPOK 6 :
I Komang Dedi Ariawan (202231121008)
I Kadek Darmawan (202231121012)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan tepat waktu
sebagaimana mestinya. Untuk memenuhi Tugas Ekonomi Makro yang diberikan oleh Dosen
pengapu Mata Kuliah Ekonomi Makro, Bapak Dr. Dewa Putu Yudi Pardita, SE., M.Si. Dalam
makalah ini kami membahas materi mengenai “Teori Investasi” yang disusun berdasarkan hasil
referensi dari beberapa artikel.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat membantu para pembaca untuk dapat
memahami tentang Teori Investasi. Akhir kata saya meminta maaf apabila ada salah kata atau
kekurangan dalam makalah ini. Serta kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan dalam pembuatan makalah atau karya tulis penulis yang
berikutnya, terimakasih.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Denpasar, 8 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3


2.1 Pengertian Investasi .................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Investasi .................................................................................... 3
2.3 jenis-jenis pengeluaran investasi ................................................................. 4
2.4 kriteria investasi.......................................................................................... 4
2.5 fakto-fakto yang mempengaruhi laju investasi ............................................ 5
2.6 resiko investasi………………………………………………………………5
2.7 hubungan investasi dan pasar modal………………………………………...5

BAB III PENUTUP………………………………………………………………6


3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Investasi adalah penempatan sejumlah dana dengan harapan dapat memelihara,
menaikkan nilai, atau memberikan return yang positif (Sutha, 2000). Investasi adalah
penanaman uang dengan harapan mendapat hasil dan nilai tambah (Webster, 1999). Menurut
Lypsey (1997), investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana
berdasarkan periode waktunya, investasi terbagi menjadi tiga diantaranya adalah investasi
jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan
komitmen sejumlah dana pada suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan
di masa yang akan datang sebagai unit kompensasi. Unit yang diinvestasikan mencakup waktu
yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang. Menurut
Sumanto (2006), investasi merupakan komitmen sejumlah dana suatu periode untuk
mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit
yang diinvestasikan. Sedangkan Husnan dalam Anoraga dan Pakarti (2006) mendefinisikan
investasi sebagai penggunaan uang dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi
merupakan penanaman modal di dalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan suatu
korporasi atau perusahaan bertambah. Investasi juga didefinisikan sebagai barang-barang yang
dibeli oleh individu ataupun perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka (Mankiw,
2000). Investasi berdasarkan teori ekonomi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang
yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan dating. Investasi adalah
suatu komponen dari Produk Domestik Bruto. Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada
investasi non-residential dan investasi residential.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Investasi?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis investasi?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis pengeluaran investasi?
1.2.4 Apa saja kriteria investasi?
1.2.5 Apa saja fakto-faktor yang mempengaruhi investasi?
1.2.6 Apa saja resiko dari investasi?
1.2.7 Apa hubungan investasi dan pasar modal?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui pengertin investasi?
1.3.2 Untuk Mengetahui jenis-jenis investasi?
1.3.3 Untuk Mengetahui jenis-jenis pengeluaran investasi
1.3.4 Untuk Mengetahui kriteria investasi?
1.3.5 Untuk Mengetahui fakto-fakto yang mempengaruhi laju investasi?
1.3.6 Untuk Mengetahui resiko investasi?
1.3.7 Untuk Mengetahui hubungan investasi dan pasar modal?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Investasi


Investasi dapat diartikan sebagai penegluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau
Perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi
untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian.(Sadono Sukiro, 1997:107).
Taswan dan soliha (2002:168) mendefinisikan investasi dapat dilakukan oleh individu
maupun badan usaha (termasuk Lembaga perbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi
dapat dilakukan baik dipasar uang maupun di pasar modal ataupun ditempatrkan sebagai kredit
pada Masyarakat yang membutuhkan.
Investasi adalah suatu penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
akan datang. Sunariyah (2003:4).
Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang tertentu.
Investasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya yaitu investasi dalam bentuk
saham. Investor dapatmenanamkan kelebihan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa.
Tujuan utama investor dalam menanamkan sahamnya ke bursa efek yaitu untuk mencari
pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan deviden
meupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).
2.2 Jenis-jenis investasi
Keputusan investasi dapat dilakukan oleh individua atau suatu entitas yang
mempuanyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2004:4) investasi dalam arti luas terdiri
dari dua bagian utama yaitu:
1. Investasi dalam bentuk aktiva rill (Real Asset)
Berupa aktiva berwujud seperti emas, perak intan, barang-barang seni dan real estate.
2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (Financial asset)
Berupa surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang
dikuasai oleh entitas pilihan aktiva financial dalam rangka investasi dapat dilakukan
dengan dua cara:

3
a. Investasi langsung (Direct Investment)
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga
secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan
harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividend dan capital
gains.
b. Investasi tidak langsung (Indirect Investmen)
Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharaga yang dimiliki di
perdagangkan Kembali oleh Perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara

2.3 Jenis- Jenis Pengeluaran Investasi


Pengeluaran investasi merujuk pada pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan atau
individu untuk memperoleh aset atau sumber daya yang diharapkan akan memberikan manfaat
di masa depan, seperti pendapatan, pertumbuhan, atau penghematan. Berikut adalah beberapa
jenis pengeluaran investasi yang umum:
1. Investasi dalam Peralatan dan Mesin: Pengeluaran untuk membeli peralatan dan mesin
yang diperlukan untuk memproduksi barang atau layanan. Ini dapat termasuk mesin produksi,
peralatan komputer, kendaraan bisnis, dan peralatan lainnya.
2. Investasi dalam Properti: Pembelian properti seperti lahan, bangunan, atau real estate
komersial untuk tujuan investasi atau pengembangan bisnis. Properti ini bisa disewakan atau
dijual kembali dengan tujuan menghasilkan pendapatan atau keuntungan capital gain.
3. Investasi dalam Saham atau Ekuitas: Pembelian saham atau ekuitas dalam perusahaan
lain. Investasi ini memberikan kepemilikan dalam perusahaan tersebut dan memiliki potensi
untuk mendapatkan dividen atau menghasilkan keuntungan dari peningkatan harga saham.
4. Investasi dalam Obligasi: Pembelian obligasi atau surat utang pemerintah atau
perusahaan. Ini adalah bentuk investasi yang menghasilkan bunga atau pembayaran bunga
tetap dan pengembalian modal pada saat jatuh tempo.
5. Investasi dalam Keberlanjutan dan Lingkungan: Pengeluaran untuk mengadopsi
teknologi hijau, memperbaiki efisiensi energi, atau mematuhi regulasi lingkungan. Investasi
semacam ini dapat membantu mengurangi biaya operasional jangka panjang dan meningkatkan
citra perusahaan.
6. Investasi dalam Pendidikan dan Pelatihan: Pengeluaran untuk melatih karyawan atau
meningkatkan keterampilan individu. Investasi dalam sumber daya manusia dapat
meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.

4
7. Investasi dalam Riset dan Pengembangan (R&D): Pengeluaran untuk melakukan
penelitian dan pengembangan produk baru atau perbaikan pada produk yang sudah ada. R&D
dapat membantu perusahaan menghasilkan inovasi dan tetap bersaing di pasar.
8. Investasi dalam Portofolio Keuangan: Diversifikasi portofolio investasi dengan
membeli berbagai jenis aset keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan instrumen
investasi lainnya.
9. Investasi dalam M&A (Merger and Acquisition): Pengeluaran untuk mengakuisisi atau
bergabung dengan perusahaan lain dengan tujuan memperluas bisnis, memperoleh aset, atau
mendapatkan akses ke pasar yang berbeda.
10. Investasi dalam Pemasaran dan Promosi: Pengeluaran untuk memasarkan
produk atau layanan. Investasi ini dapat mencakup iklan, promosi online, pemasaran konten,
dan strategi pemasaran lainnya untuk meningkatkan penjualan dan citra merek.

Pengeluaran investasi dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis, tujuan, dan strategi
keuangan yang diinginkan. Keputusan investasi harus didasarkan pada analisis yang matang
dan perencanaan keuangan yang cermat untuk memastikan bahwa pengeluaran tersebut
menghasilkan hasil yang diharapkan.

2.4 Karakteria investasi


Kriteria investasi adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai hasil pendapatan dan
biaya pengeluaran pada suatu instrumen. Sederhananya, kriteria investasi adalah analisis
untuk mengetahui tingkat risiko dan keuntungan saat menanamkan modal. Umumnya,
biaya investasi yang perlu dikeluarkan oleh seorang investor adalah ketika membeli suatu
instrumen. Pada dasarnya, kriteria investasi diperlukan agar seorang investor dapat
menganalisis keuntungan yang akan didapatkan nantinya. Dengan demikian, Sobat Cuan
dapat meminimalisasi terjadinya risiko saat berinvestasi.
Macam-Macam Kriteria Investasi
Agar bisa melakukan analisis secara maksimal, Sobat Cuan perlu mengetahui berbagai
macam kriteria investasi, antara lain yaitu:
1. Net Present Value (NPV)
Net present value merupakan salah satu kriteria investasi yang digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara nilai aset saat ini dengan masa yang akan datang.
Jika melakukan analisis penilaian investasi NPV, Sobat Cuan dapat mengetahui apakah
suatu instrumen dapat menguntungkan atau merugikan.

5
Dengan demikian, Sobat Cuan dapat mengimbangi perubahan yang akan terjadi di masa
depan. Adapun perhitungan NPV dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini.
NPV = FV / (1+I)*n
Keterangan:
NPV = Net Present Value
FV = Future Value atau nilai aset di masa depan
i = Nilai diskon
n = Jangka waktu investasi
Hasil analisis net present value akan menunjukkan positif atau layak dijalankan saat nilai
NPV lebih dari 0, jika sebaliknya maka negatif. Biasanya, kriteria investasi NPV akan
digunakan untuk menganalisis potensi keuntungan suatu proyek atau menghitung besaran
modal.

2. Internal Rate Return (IRR)


Berikutnya, internal rate return adalah alat ukur yang digunakan untuk menganalisis
keuntungan atau mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan bunga
pinjaman. Pada perhitungan IRR selalu melibatkan net present value, sehingga rumusnya
adalah:
IRR = i1 + NPV1/NPV1+NPV2 (i1-i2)
Keterangan:
i1 = Suku bunga dengan hasil NPV positif
i2 = Suku bunga dengan hasil NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV 2 = NPV negatif
Syarat internal rate return yang baik dan layak dipilih yaitu jika IRR lebih tinggi daripada
tingkat discount, apabila semakin rendah maka kriteria ditolak.

3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)


Kriteria penilaian investasi Net B/C merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mengetahui gambaran keuntungan dari seluruh total pengeluaran. Kriteria investasi yang
ditunjukkan yaitu apabila nilai B/C sama dengan satu, maka besarnya pendapatan sama
dengan biaya pengeluaran. Namun, apabila nilai B/C kurang dari satu, maka prospek
keuntungan yang didapatkan lebih kecil dari biaya pengeluaran investasi. Sebaliknya, jika

6
nilai B/C lebih dari satu, maka prospek keuntungan lebih besar, sehingga instrumen
investasi layak dipilih.
Berikut adalah rumus kriteria penilaian investasi Net B/C.
B/C Ratio = PV Manfaat/PV biaya

4. Payback Period
Selanjutnya, kriteria penilaian payback period digunakan dalam mengetahui berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi atau mencapai titik impas.
Dalam hal ini, semakin pendek waktu payback ratio, maka pengembaliannya akan lebih
cepat. Untuk menghitung payback ratio, rumus yang dapat digunakan adalah:
Payback Period = (Nilai investasi/Kas masuk bersih) x 1 tahun
5. Accounting Rate of Return (ARR)
Pada kriteria penilaian yang satu ini, tujuannya adalah untuk mengetahui prospek
kinerja investasi dan rasio rata-rata laba bersih dari perusahaan. Adapun rumus yang
digunakan untuk mengetahui besaran ARR, yaitu: Accounting Rate of Return = (Rata-rata
laba bersih/Rata-rata investasi) x 100% Kriteria penilaiannya yaitu apabila nilai ARR
menunjukkan lebih dari 0%, maka instrumen investasi layak untuk dipilih. Sebaliknya,
jika nilai ARR kurang dari 0%, maka instrumen investasi tidak layak untuk dipilih.

6. Profitability Index (PI)


Terakhir, kriteria investasi profitability index dapat digunakan untuk mengetahui
perbandingan antara tingkat arus kas dengan nilai investasi. Adapun kriteria penilaian yang
baik dan layak dipilih yaitu apabila nilai PI lebih dari satu. Jika kurang dari itu, maka
instrumen investasi akan ditolak. Untuk mengetahui nilai PI, dapat menggunakan
perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
PI = Nilai arus kas bersih/Nilai investasi
2.5. Faktor-Faktor Investasi
1. Suku bunga
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menarik investasi.
Pasalnya, sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Apabila suku
bunga pinjaman turun, hal itu akan mendorong investor untuk meminjam dana sebagai
modal investasi. Beda halnya jika suku bunga naik. Biasanya investor menahan diri untuk
meminjam dananya kepada bank.

7
2. Pendapatan nasional per kapita
Dapat dikatakan, pendapatan nasional per kapita merupakan cermin dari daya beli
masyarakat atau pasar. Semakin tinggi daya beli masyarakat suatu negara yang
dicerminkan oleh tingginya pendapatan nasional per kapita, maka kemungkinan
masyarakat di wilayah tersebut untuk berinvestasi juga tinggi.
3. Sumber daya alam
Sumber daya alam suatu negara bisa menjadi daya tarik bagi investor asing untuk
menanamkan investasinya. Hal ini pula yang berlaku di negara kita. Indonesia mempunya
dua sumber daya alam yang sangat menarik. Pertama adalah sumber daya alam fosil seperti
batu bara, minyak bumi, atau gas alam. Kedua adalah sumber daya alam pariwisata seperti
tempat-tempat wisata indah yang tersebar di seluruh Indonesia. Kesemua sumber daya
alam ini menjadi daya tarik utama untuk berinvestasi.
4. Sumber daya manusia
Seiring dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan, hal itu tentu berdampak pada
teknologi yang digunakan suatu perusahaan. Teknologi yang modern itu tentu
membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan tinggi untuk
mengoperasikannya.
5. Birokrasi perizinan
Karena birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya operasional bagi investor.
Padahal, bagi pengusaha, waktu adalah uang.
6. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini menyangkut banyak hal. Misalnya saja
aturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), upah minimum, kontrak kerja dan lain-
lain.
7. Stabilitas politik dan keamanan
Sebelum menanamkan dananya di suatu negara, investor sangat memperhatikan
masalah stabilitas politik dan keamanannya. Sebab, hal ini berperan penting dalam
menjamin kelangsungan investasinya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
8. Politik luar negeri
Pemerintah kita harus berperan aktif dalam menjalankan hubungan baik dengan negara
lain demi menarik investor asing agar mau menanamkan modalnya di Indonesia.
9. Nilai tukar mata uang
Nilai tukar mata uang yang stabil dalam suatu negara juga merupakan penarik bagi
investor. Sehingga, mata uang yang baik tidak harus selalu nilai tukar yang kuat. Secara

8
teoritis dampak perubahan tingkat nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak
pasti).
10. Tingkat inflasi yang rendah
Tingkat inflasi yang rendah dalam suatu negara juga bisa mencerminkan kestabilan
ekonomi makro sebuah negara. Itu sebabnya, para investor akan menginvestasikan
modalnya pada negara-negara yang inflasinya rendah. Sebaliknya, tingkat inflasi yang
tinggi berpengaruh negatif pada investasi karena akan meningkatkan risiko pada proyek-
proyek investasi.
11. Ketersediaan infrastruktur
Investor akan memperhatikan bagaimana ketersediaan infrastruktur di suatu negara
sebelum mengucurkan modalnya. Sebab, semakin lengkap infrastrukturnya, semakin
tinggi pula minat investor untuk berinvestasi karena infrastruktur yang baik bisa
mempermudah dan memperlancar jalannya bisnis.
Infrastruktur yang diperlukan antara lain jalan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, bandar
udara, air baku, atau energi listrik.
12. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan
Ramalan mengenai keuntungan di masa depan akan memberikan gambaran pada
investor mengenai jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan dimasa depan dan
besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan barang-barang modal
yang diperlukan.
13. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan
Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan mendorong para
investor untuk menyediakan sebahagian dari keuntungan yang diperoleh untuk
ditanamkan di investasi-investasi baru.
14. Kemudahan berusaha
Kemudahan memulai usaha tergambar dari indikator easy of doing business mengukur
dua hal. Pertama, skor kemudahan berbisnis. Kedua, peringkat kemudahan melakukan
bisnis. Peringkat kemudahan berbisnis membandingkan ekonomi satu sama lain,
kemudahan menjalankan bisnis merupakan skor tolok ukur ekonomi sehubungan dengan
praktik terbaik regulasi, yang menunjukkan kedekatan dengan kinerja regulasi terbaik pada
setiap indikator easy of doing business.

9
2.6. Resiko Investasi
Secara garis besar, risiko sebuah investasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu risiko
sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Berikut
ulasan lengkap mengenai kedua jenis risiko ini.
1. Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Risiko sistematis adalah jenis risiko eksternal yang tidak dapat dihindari atau
dikendalikan. Jenis ini dapat mempengaruhi semua efek dan tidak dapat dihilangkan
dengan diversifikasi. Berikut ini yang termasuk risiko sistematis.
a. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang muncul akibat adanya peningkatan suku
bunga. Meskipun suku bunga meningkat, keuntungan investasi dan nilai obligasi
berbunga akan mengalami penurunan yang signifikan, begitu pula sebaliknya.
b. Risiko Inflasi
Risiko inflasi atau risiko daya beli adalah risiko yang muncul akibat adanya inflasi.
Akibatnya, nilai kas dari investasi saat ini tidak akan memiliki nilai banyak di masa
depan. Hal tersebut berpotensi menurunkan daya beli masyarakat karena naiknya harga
barang.
c. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas)
Risiko nilai tukar mata uang (valas) atau currency risk adalah jenis risiko investasi yang
terjadi karena adanya perubahan kurs valuta asing. Hal ini akan membuat nilai konversi
mata uang asing ke Rupiah tidak sesuai dengan harapan, apalagi jika nilainya turun.
d. Risiko Komoditas
Risiko komoditas adalah risiko yang muncul karena adanya perubahan harga
komoditas tertentu. Biasanya, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor risiko lain, seperti
fluktuasi harga ataupun permintaan dan penawaran.
e. Risiko Negara
Risiko negara atau risiko politik adalah risiko yang muncul karena adanya perubahan
peraturan perundang-undangan suatu negara. Akibatnya, imbal hasil bisa menurun
bahkan hilang.

10
2. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Jenis risiko investasi selanjutnya adalah risiko tidak sistematis. Berbeda dengan
sebelumnya, risiko ini bisa dihindari atau dikendalikan dalam bentuk portofolio
investasi atau melakukan diversifikasi. Berikut yang termasuk dalam risiko tidak
sistematis.
a. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang
tunai dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, hal ini terjadi ketika satu pihak tak bisa
menjual asetnya karena sepi peminat atau tidak berhasil bertemu dengan pihak lain.
b. Risiko Reinvestment
Risiko reinvestment atau risiko reinvestasi adalah risiko yang muncul saat
pendapatan dari suatu aset investasi mengharuskan investor untuk
menginvestasikannya kembali. Besar kemungkinan, imbal hasilnya akan lebih rendah
saat dilakukan reinvestasi.
c. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah jenis risiko investasi yang erat kaitannya dengan bisnis
perusahaan tempat seseorang berinvestasi. Itu sebabnya, sangat penting bagi investor
untuk mengetahui profil perusahaan tersebut secara in-depth, salah satunya lewat
Bizhare.
2.7. Hubungan Investasi dan Pasar Modal
Investasi dan pasar modal memiliki hubungan yang erat, karena pasar modal adalah
salah satu tempat utama di mana investasi dilakukan. Berikut adalah beberapa cara
hubungan antara investasi dan pasar modal:

a. Tempat untuk Membeli dan Menjual Aset Keuangan: Pasar modal adalah tempat di
mana investor dapat membeli dan menjual berbagai jenis aset keuangan seperti
saham, obligasi, reksa dana, dan instrumen keuangan lainnya. Melalui pasar modal,
investor dapat mengalokasikan modal mereka ke berbagai instrumen investasi.

b. Pengumpulan Modal untuk Perusahaan: Perusahaan dapat memperoleh modal


dengan menerbitkan saham atau obligasi di pasar modal. Melalui penawaran umum
perdana (IPO) atau penawaran obligasi, perusahaan dapat mengumpulkan dana dari
investor untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan bisnis mereka.

11
c. Diversifikasi Portofolio: Investor dapat menggunakan pasar modal untuk
menciptakan portofolio investasi yang beragam. Dengan membeli berbagai jenis
aset keuangan, investor dapat mengurangi risiko melalui diversifikasi, sehingga jika
salah satu investasi tumbuh, yang lain mungkin tidak terpengaruh atau bahkan
tumbuh lebih baik.
d. Sumber Pendapatan: Investasi di pasar modal juga dapat memberikan pendapatan
kepada investor. Misalnya, pemegang saham dapat menerima dividen dari
perusahaan tempat mereka memiliki saham, sementara pemegang obligasi dapat
menerima bunga yang dibayarkan oleh penerbit obligasi.
e. Indikator Ekonomi: Kinerja pasar modal sering digunakan sebagai indikator
kesehatan ekonomi. Kenaikan indeks saham biasanya dianggap sebagai tanda
positif, sementara penurunan dapat mengindikasikan masalah ekonomi. Oleh
karena itu, para ekonom dan analis sering mengawasi pasar modal untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan.
f. Sumber Informasi: Pasar modal juga merupakan sumber informasi penting bagi
perusahaan, investor, dan regulator. Laporan keuangan perusahaan publik, berita,
dan data pasar dapat memberikan wawasan tentang kinerja bisnis dan tren ekonomi.
g. Sarana untuk Mencapai Tujuan Keuangan: Investor sering menggunakan pasar
modal sebagai sarana untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang mereka,
seperti pensiun atau pendidikan anak-anak mereka. Dengan berinvestasi di pasar
modal, mereka berharap dapat mencapai pertumbuhan modal yang signifikan dalam
jangka waktu yang lebih lama.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Investasi adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu, perusahaan, atau
entitas lainnya untuk mengalokasikan sejumlah dana atau sumber daya tertentu dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan atau pengembalian di masa depan. Tujuan utama
dari investasi adalah untuk menghasilkan pendapatan tambahan atau meningkatkan nilai
aset dari dana yang diinvestasikan.Investasi juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat
risiko dan waktu investasi. Risiko dan potensi pengembalian investasi seringkali berkaitan
erat, di mana investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi cenderung memiliki potensi
pengembalian yang lebih tinggi, tetapi juga lebih berisiko. Selain itu, investasi dapat
bersifat jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada tujuan investasi individu atau
entitas yang bersangkutan. Penting untuk memiliki perencanaan investasi yang matang,
diversifikasi portofolio, serta memahami risiko dan potensi pengembalian dari setiap jenis
investasi yang dipilih. Dalam konteks keuangan, investasi merupakan strategi yang
penting untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang seperti pensiun, pendidikan anak,
atau kekayaan generasi mendatang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Balfas, Hamud, 2006, Hukum Pasar Modal, Tata Nusa, Jakarta.


Cahyono,E. Jaka, 2000, Cara Jitu Meraih Untung Dari Reksa Dana, Elek Media
Komputindo, Jakarta.
Darmadi, Tjipto dan Fakhrudin, M, Hendy, 2006, Pasar Modal Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyasari, W. R. (2020). Ekonomi Kelas XI. Repositori Kemdikbud, 1, 7–8.
Yoshanda, A. A. (2020). Teori Investasi. 282.
M, Hayman, Adler, 2008, Reksa Dana Investasiku, Kompas Media Nusantara,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai