Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PERKEMBANGAN INVESTASI”

Untuk memenuhi tugas dan UTS mata kuliah perekonomian Indonesia


Dosen pengampuh
Bapak Herwin mopangga SE,M.Si

DISUSUN OLEH:

NAMA : CITRA ABDJUL

NIM : 912420012

KELAS : B(EKONOMI PEMBANGUNAN)

SEMESTER : 3 (TIGA)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.P 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah perekonomian Indonesia yang membahas tentang
“perkembangan investasi” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan media massa yang


berhubungan dengan perkembangan investasi.Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Gorontalo. 1 November 2021

Citra Abdjul
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................... i

Kata Pengantar ......................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. ......................................................................................... Latar


Belakang ..........................................................................

1.2. Rumusan Masalah ..........................................................

1.3. Tujuan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Kajian teori singkat perkembangan investasi .................

2.2. Paparan Data..................................................................

2.3. Analisis dan kajian perkembangan investasi .................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .....................................................................


3.2. Saran ..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Investasi merupakan modal penting bagi negara-negara berkembang, karena


memiliki peranan yang besar dalam proses pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan akan dapat menciptakan kegiatan-
kegiatan produksi, membuka kesempatan kerja dan meningkat pendapatan di
dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Ada tiga jenis pengeluaran investasi. Investasi tetap bisnis mencakup
peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi. Investasi
residensial mencakup rumah baru yang seseorang beli untuk tempat tinggal yang
dibeli tuan tanah untuk disewakan.
Sektor industri manufaktur diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin
sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk
industri selalu memiliki “dasar tukar” (terms of trade) yang tinggi atau lebih
menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan
produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki
variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marjinal
yang tinggi kepada pemakainya. Pelaku bisnis (produsen, penyalur, pedagang,
dan investor) lebih suka berkecimpung dalam bidang industri karena sektor ini
memberikan marjin keuntungan yang lebih menarik.

1.2. Rumusan masalah

1. Jelaskan kajian teori singkat perkembangan investasi?


2. Buatlah paparan data perkembangan investasi!
3. Jelaskan dan kajian perkembangan investasi!

1.3. Tujuan

Untuk mengembangkan asset, investasi dibagi menjadi dua bentuk yaitu


investasi aktiva riil dan investasi aktiva financial.
Investasi yang dilakukan oleh seseorang dalam bentuk yang terlihat atau
tidak terlihat. Contohnya investasi emas, properti,tanah, logam mulia dan lain.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kajian teori singkat perkembangan investasi

Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai


pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-
peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti danterutama menambah barang-
barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa di masa yang akan datang. Dengan perkataan lain, investasi berarti
kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi sesuatu
perekonomian (Sukirno, 2009).

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan
dimasa datang.Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas, mesin atau bangunan)
maupun asset finansial (deposito, saham atau obligasi), merupakan aktifitas yang
umum di lakukan.

Investasi adalah penempatan sejumlah dana dengan harapan dapat


memelihara, menaikkan nilai, atau memberikan return yang positif (Sutha, 2000).
Investasi adalah penanaman uang dengan harapan mendapat hasil dan nilai tambah
(Webster, 1999). Menurut Lypsey (1997), investasi adalah pengeluaran barang yang
tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi terbagi
menjadi tiga diantaranya adalah investasi jangka pendek, investasi jangka
menengah, dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah
dana pada suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa
yang akan datang sebagai unit kompensasi. Unit yang diinvestasikan mencakup
waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa
mendatang.

Menurut Jogiyanto, investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan


konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efesien selam periode
waktu tertentu. Sedangkan menurut Menurut Sukirno kegiatan investasi yang
dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan
ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan
meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Menurut Sumanto (2006), investasi merupakan komitmen sejumlah dana


suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan
datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan. Sedangkan Husnan dalam
Anoraga dan Pakarti (2006) mendefinisikan investasi sebagai penggunaan uang
dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi merupakan penanaman modal
di dalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan suatu korporasi atau
perusahaan bertambah. Investasi juga didefinisikan sebagai barang-barang yang
dibeli oleh individu ataupun perusahaan untuk menambah persediaan modal mereka
(Mankiw, 2000). Investasi berdasarkan teori ekonomi berarti pembelian (dan
produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi
yang akan dating. Investasi adalah suatu komponen dari Produk Domestik Bruto.
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential dan
investasi residential.

Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga. Suatu


pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana
tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.

Menurut Samuelson (2011), investasi meliputi penambahan stok modal atau


barang disuatu negara, seperti bangunan peralatan produksi, dan barang-barang
inventaris dalam waktu satu tahun. Investasi merupakan langkah mengorbankan
konsumsi di waktu mendatang. Secara statistik, investasi atau pengeluaran untuk
membeli barangbarang modal dan peralatan produksi, dibedakan menjadi 4
komponen, yaitu: investasi perusahaan-perusahaan swasta, pengeluaran untuk
mendirikan tempat tinggal, perubahan dalam inventaris (inventory) perusahaan dan
investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Tujuan pengusaha untuk mewujudkan
alat-alat produksi tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan
produksi yang dilakukannya di masa depan. Hal ini berarti investasi yang dilakukan
di masa kini sangat erat hubungannya dengan prospek memperoleh untung di masa
depan. Semakin cerah prospek untuk memperoleh keuntungan yang lumayan di
masa depan, semakin tinggi investasi yang dilakukannya pada masa kini
(Gunawan,2009).

2.2. Paparan data

1. Tabel (1) Realisasi investasi sektor manufaktur di indonesia tahun


1992-2012
2. Tabel (2) Produk domestik bruto indonesia tahun 1992-2012 (miliar
Rp)

3. Tabel (3) Realisasi Investasi


4. Tabel (4) Realisasi investasi sektor sekunder

5. Tabel (5) Realisasi PMA terbesar berdasarkan negara asal


6. Tabel (6) Realisasi Investasi berdasarkan lokasi

7. Tabel (7) Lokasi PMA Terbesar

8. Tabel (8) Sektor dan lokasi PMDN Terbesar


9. Tabel (9) perdagangan besar eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor

10. Grafik (10) Pertumbuhan PDB sisi Pengeluaran


2.3. Analisis dan kajian perkembangan investasi

 Analisis dan kajian dari tabel (1) tentang Realisasi investasi sektor
manufaktur di indonesia tahun 1992-2012

Data pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai realisasi Penanaman Modal
Dalam Negeri sektor maufaktur dari tahun 1992 sampai tahun 2012 juga
berfluktuasi. Pada tahun 1992 hingga tahun 1997 nilai realisasi PMDN mencapai Rp
79.334,30 miliar. Penurunan nilai realisasi PMDN yang cukup rendah terjadi tahun
1998 sebesar Rp 44.908,00 miliar dan pada tahun 2006 sebesar Rp 13.152,20 miliar
hal ini disebabkan oleh terjadinya krisis moneter 1998 dan belum pulihnya kondisi
keamanan pasca terjadinya bom Bali kedua. Selanjutnya pada tahun 2009 sampai
dengan tahun 2012 meningkat terus hingga Rp 49.889,10 miliar dengan 714 proyek.

Sementara untuk nilai realisasi Penanaman Modal Asing sektor


manufaktur mengalami fluktuasi dari tahun 1992 sampai tahun 2012. Penurunan
yang cukup drastis terjadi pada tahun 1998 sebesar 8.388,20 juta US $ dan pada
tahun 1999 sebesar 6.929,20 juta US $ hal ini dikarenakan terjadi krisis moneter
yang berdampak pada tingkat pengembalian investasi menjadi tidak pasti sebagai
akibat fluktuasi nilai tukar yang cukup tinggi. Selain itu juga diperparah dengan
ketidakstabilan kondisi keamanan dan politik. Selanjutnya pada tahun 2000 sampai
dengan tahun 2012 nilai realisasi PMA sangat fluktuatif baik jumlah proyek dan nilai
investasinya, terkadang terjadi peningkatan yang cukup besar tetapi juga mengalami
penurunan.
Salah satu indikator yang mempengaruhi investasi adalah Produk Domestik
Bruto, karena secara umum investasi tergantung pada hasil output yang diperoleh
dari seluruh kegiatan ekonomi (Samuelson dan Nordhaus, 1992: 136).
Sesungguhnya dari pendekatan pengeluaran dalam penghitungan pendapatan
nasional, telah dapat mengetahui penggunaan dari Produk Domestik Bruto tersebut.
Konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi atau pembentukan modal tetap, dan
ekspor neto, semuanya merupakan permintaan terhadap barang dan jasa dan oleh
karena itu juga merupakan macam penggunaan barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu perekonomian. Dengan kata lain Produk Domestik Bruto (PDB) itu
digunakan untuk keperluan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap domestik (investasi) dam ekspor neto (Suparmoko: 1994:
20-21). Dapat diliihat dari tabel1.2 berikut

 Analisis dan kajian dari tabel (2) tentang Produk domestik bruto
indonesia tahun 1992-2012 (miliar Rp)

Dari tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada periode tahun 1990an rata-rata
pertumbuhann ekonomi indonesia mencapai 7% per tahun. Pertumbuhan
ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 1995 yaitu sebesar 8,4% per tahun. Namun
pada tahun 1996 sampai dengan 1999 pertumbuhan ekonomi indonesia
menurun drastis, penurunan terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu tercatat
minus 13,1% dikarenakan kritis moneter. Selanjutnya pada tahun 1999 hingga
tahun 2007 pertumbuhan ekonomi meningkat hingga 6,0% per tahun. Pada
tahun berikutnya mengalami penurunan hingga 4,6% per tahun penurunan ini
diakibatkan dari krisis global. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 sampai
dengan tahun 2012 mencapai rata-rata 6% pertahun.

Tingkat suku bunga yang kondusif sering dijadikan pemerintah sebagai


instrumen kebijakan untuk menarik minat masyarakat dalam menanamkan
modalnya. Tingkat suku bunga menjadi salah satu faktor yang signifikan bagi
investor untuk melihat untung rugi proyek-proyek investasi yang akan
dilakukan(jamli ahmad dan firmansyah, 1998: 54) dalam berinvestasi para
investor sangat dipengaruhi oleh suku bunga, karena untuk melakukan
penanaman modal bagi investasinya maka harus memiliki dana pinjaman,
sedangkan dana pinjaman dikenal dengan biaya yang disebut bunga (samuelson
dan nardhaus, 2001: 137). Semakin rendah tingkat bunga, maka pengusaha
akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebeb biaya penggunaan dana
juga mungkin kecil. Dengan demikian, tingkat bunga dapat mempengaruhi
masyarakat dalam memutuskan untuk berinvestasi atau membatalkannya
(Nopirin, 1992: 71).

Kegiatan investasi hanya akan dilaksanakan apabila tingkat pengembalian


modal lebih besar dari atau sama dengan suku bunga (sukirno, 1994: 125). Oleh
karena itu, keputusan investasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh tingkat suku
bunga hal ini sesuai dengan teori-teori investasi yang dikeluarkan oleh parah ahli
ekonoomi (Ahmad jamli dan firmansyah, 1998: 54). BI rate digunakan sebagai
acuan dalam menentukan tingkat suku bunga, karena besarnya BI rate akan
direspon oleh bank-bank umum yang mempengaruhi perekonomian. Adapun
suku bunga kredit rupiah menurut kelompok bank umum pada tahun 1992-2012.

 Analisis dan kajian dari tabel (3) tentang Realisasi Investasi

Sektor yang berperan besar terhadap realisasi PMA dan PMDN pada
triwulan III tahun 2020 adalah sektor tersier sebesar 117,8 persen, namun sektor
teriser mengalami penurunan secara YoY karena penurunan realisasi PMA
sektor primer mengalami penurunan realisasi PMA dan PMDN secara QtQ
maupun YoY karena penurunan realisasi PMDN.

 Analisis dan kajian dari tabel (4) tentang Realisasi investasi sektor
sekunder

Realisasi investasi terbesar pada sektor sekunder triwulan III tahun 2020
adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan
peralatannya
Berdasarkan sektor/bidang usaha, realisasi investasi terbesar triwulan III
2020 disektor sekunder adalah: (1) industri logam dasar, barang logam, bukan
mesin dan peralatannya, (2) industri kimia dan farmasi, (3) industri makanan,
mesin elektronik, instrumen kedokteran, presisi, optik dan jam dan (5)
industrikenderaan bermotor dan peralatan transport lainnya. Sektor sekunder
yang mengalami pertumbuhan terbesar dibandingkan periode yang sama tahun
lalu adalah industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, presisi, optik dan
jam (296,2 persen YoY), sedangkan pertumbuhan terbesar dibandingkan triwulan
sebelumnya adalah industri kayu (295,5 persen QtQ). Industri kertas dan priting
mengalami pertumbuhan negatif secara YoY akibat penurunan realisasi baik
PMA maupun PMDN, sedangkan industri makanan mengalami pertumbuhan
negatif secara QtQ Akibat penurunan realisasi PMA dan PMDN.

 Analisis dan kajian dari tabel (5) tentang Realisasi PMA terbesar
berdasarkan negara asal

Lima negara asal PMA dengan realisasi terbesar pada triwulan III tahun
2020 adalah singapura sebesar Rp35,9 triliun, tiongkok sebesar Rp15,6 triliun,
jepang sebesar Rp13,3 triliun, hongkong sebesar Rp9,8 triliun dan belanda
sebesar Rp7,5 triliun.

 Analisis dan kajian dari tabel (6) tentang Realisasi Investasi berdasarkan
lokasi
Realisasi investasi terbesar berada di luar jawa.

Realisasi investasi di luar jawa pada triwulan III tahun 2020


memberikan kontribusi lebih besar yaitu sebesar 52,8 persen dari total
realisasi investasi, dengan nilai sebesar Rp110,4 triliun. Pertumbuhan
realisasi investasi terbesar secara tahunan dan triwulan adalah maluku
dengan nilai investasi sebesar Rp13,2 triliun. Kawasan barat indonesia (KBI)
yang terdiri dari wilayah jawa dan sumatera berkontribusi realisasi investasi
sebesar 69,6. Proporsi realisasi investasi di pulau jawa pada triwulan III
tahun 2020 adalah sebesar 47,2 perssen.

 Analisis dan kajian dari tabel (7) tentang Lokasi PMA Terbesar

Realisasi PMA terbesar berada di provinsi jawa barat.

Berdasarkan lokasi, lima provinsi dengan realisai PMA terbesar pada


triwulan III tahun 2020 adalah jawa barat sebesar Rp18,3 triliun, DKI jakarta
sebesar Rp13,4 triliun, maluku utara sebesar Rp10,9 triliun, banten sebesar
Rp9,2 triliun, dan kepulauan riau sebesar Rp7,3 triliun.

 Analisis dan kajian dari tabel (8) tentang Sektor dan lokasi PMDN
Terbesar
Realisasi PMDN terbesar berada diprovinsi banten sementara sektor
terbesar adalah kontruksi

Berdasarkan lokasi, lima pronvinsi dengan realisasi PMDN terbesar


pada triwulan III tahun 2020 adalah banten sebesar Rp12,3 triliun, riau
sebesar Rp12,0 triliun, jawa barat sebesar Rp10,1 triliun, kalimantan timur
sebesar Rp9,1 triliun, dan jawa timur sebesar Rp9,0 triliun.

Berdasarkan sektor bidang usaha, lima sektor dengan kontribusi


terbesar pada realisasi PMDN triwulan II tahun 2020 adalah: (1) konstruksi,
(2) transportasi, (3) real estate. Industri estate dan kegiatan bisnis, (4) listrik,
gas dan air dan (5) industri kimia dan farmasi. Pertumbuhan tahunan terbesar
adalah industri kimia dan farmasi, sedangkan pertumbuhan triwulanan
terbesar adalah kontruksi.

 Analisis dan kajian dari tabel (9) tentang perdagangan besar eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor
Akibat pandemi covid-19, kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat
dan ekonomi memberi tekanan terhadap perekonomian termasuk sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang memiliki
peran sebesar 12,9 persen dalam perekonomian, sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor didorong oleh penurunan yang dalam
pada subsektor perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya dengan
penurunan sebesar 18,1 persen (YoY) Serta penurunan pada subsektor
perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan motor sebesar 3,5 persen
(YoY)

 Analisis dan kajian tabel (10) tentang pertumbuhan PDB sisi


pengeluaran

Dari sisi pengeluaran, hampir seluruh komponen pengeluaran mengalami


kontraksi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, kecuali konsumsi
pemerintah yang tumbuhh positif. Konsumsi rumah tangga terkontraksi sebesar
4,0 persen (YoY) pada triwulan III tahun 2020, yang disebabkan oleh kontraksi di
sebagian besar subkomponen.

Subkomponen transportasi dan komunikasi terkontraksi hingga 11,6


pesan (YoY), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 15,3
persen (YoY). Subkomputer restoran dan hotel juga terkontraksi sebesar 10,9
persen (YoY) . di sisi lain, subkomponen kesehatan dan pendidikan serta
subkomponen perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuh melambat
masing-masing sebesar 2,1 dan 1,8 persen (YoY)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Investasi merupakan modal penting bagi negara-negara berkembang,


karena memiliki peranan yang besar dalam proses pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan akan dapat menciptakan
kegiatan-kegiatan produksi, membuka kesempatan kerja dan meningkat
pendapatan di dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Ada tiga jenis pengeluaran investasi. Produk-produk industri selalu
memiliki “dasar tukar” (terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan
serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk
sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk
yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marjinal yang tinggi
kepada pemakainya. Pelaku bisnis (produsen, penyalur, pedagang, dan
investor) lebih suka berkecimpung dalam bidang industri karena sektor ini
memberikan marjin keuntungan yang lebih menarik.
Investasi adalah penempatan sejumlah dana dengan harapan dapat
memelihara, menaikkan nilai, atau memberikan return yang positif (Sutha,
2000). Investasi adalah penanaman uang dengan harapan mendapat hasil
dan nilai tambah (Webster, 1999). Menurut Lypsey (1997), investasi adalah
pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan
periode waktunya, investasi terbagi menjadi tiga diantaranya adalah investasi
jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang.

3.2 Saran
Dari pembahasan diatas saran saya yaitu:
1. Produk domestik bruto dan nilai tukar rupiah merupakan variabael yang
signifikan mempengaruhi investasi swasta asing di indonesia. Oleh karena
menciptakan pertumbuhan merupakan hal yang sangat penting untuk
meningkatnya investasi asing di indonesia. Stabilitas nilai tukar juga
merupakan tugas utama dari kelebihan otoritas moneter agar penanaman
modal asing terjamin masuk ke indonesia.
2. Pemerintah hendaknya selalu menerapkan kebijakan fiskal dan moneter
terutama pada kebijakan stabilisasi sehingga pertumbuhan ekonomi dan
stabilisasi niali tukar tetap terjaga

DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id
http://eprints.ums.ac.id
http://e-journal.uajy.ac.id
http://www.bappenas.go.id

Anda mungkin juga menyukai