Anda di halaman 1dari 20

INVESTASI DAN PENDAPATAN NASIONAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Ilmu Ekonomi Makro”

Dosen Pengampu: M. Soleh Mauludin, S.E., M.S.I.

Disusun Oleh :
Ghufron As’adi (20401011)
Nina Vidiana Lestari (20401012)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya yang telah
memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
“Investasi dan Pendapatan Nasional” dapat selesai tepat waktu. Kami sampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak M. Soleh Mauludin, S.E., M.S.I.
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Ekonomi Makro serta semua pihak yang
turut membantu dalam proses penyusunan makalah.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi ini. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan
dimasa yang akan datang mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya
kepada para pembaca.

Kediri, 1 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Investasi ................................................................................................ 3
B. Unsur-Unsur yang Menentukan Investasi ............................................................... 8
C. Hubungan Tingkat Investasi dan Pendapatan Nasional ........................................ 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya melakukan kegiatan investasi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dalam jangka panjang yang masih belum pasti. Investasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan investor atau pemodal
dalam menanamkan dananya pada saat sekarang untuk mendapatkan
keuntungan pendapatan di waktu mendatang.
Dalam ekonomi makro, investasi diartikan sebagai pengeluaran atau
perbelanjaan penanam-penanam modal dan perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam
perekonomian, sehingga investasi disebut juga dengan penanaman modal.1
Kegiatan investasi akan meningkatkan aktivitas atau membuka usaha baru
sehingga dapat mengurangi pengangguran, meningkatkan daya beli
masyarakat, meningkatkan pendapatan nasional, dan pertumbuhan ekonomi.
Investasi memiliki peran kunci dalam pertumbuhan ekonomi yaitu
menciptakan pendapatan dan memperbesar kapasitas produksi perekonomian
dengan cara meningkatkan stok modal. Kontribusi yang diberikan investasi
dapat menjadi peran penting bagi pertumbuhan ekonomi. Kontribusi tersebut
dapat dilihat dari 2 sisi yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. 2 Dari sisi
permintaan, peningkatan investasi akan menjadi stimulus pertumbuhan
ekonomi dengan menciptakan pertumbuhan yang efektif. Sedang dari sisi
penawaran, pertumbuhan investasi akan merangsang pertumbuhan ekonomi
dengan menciptakan lebih bayak cadangan modal yang kemudian berkembang
dalam peningkatan kapasitas produksi.
Investasi juga merupakan faktor penunjang didalam peningkatan proses
produksi (output) secara signifikan. Investasi tidak saja memengaruhi total
produksi (output), akan tetapi juga distribusi pendapatan, keadaan sosial dan

1
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hlm
121.
2
Syayuti, Investasi Ekonomi dan Sosial melalui Pertumbuhan Ekonomi, (Pekalongan: PT Nasya
Expanding Management, 2022), hlm 9.

1
kebudayaan, pertumbuhan dan kualitas penduduk, serta selera dan kemajuan
teknologi.3 Selain itu investasi secara otomatis akan meningkatkan permintaan
input, sehingga saat meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan
masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima
masyarakat. Tujuan utama dalam investasi yaitu mengganti bagian dari
penyediaan modal yang rusak (depresiasi) dan tambahan penyediaan modal
yang ada (investasi netto).
Dari paparan penjelasan diatas menunjukkan bahwa peningkatan nilai
investasi bagi setiap negara sangatlah penting, karena semakin tinggi nilai
investasi suatu negara maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara
tersebut. Investasi dapat menjadi titik tolak bagi keberhasilan dan
keberlanjutan pembagunan dimasa depan karena dapat menyerap tenaga kerja.
Suatu pemerintah dalam negara harus berlomba-lomba untuk menciptakan
iklim investasi yang kondusif di negaranya. Berdasarkan penjelasan tersebut
makalah ini akan membahas mengenai investasi dengan lebih luas lagi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah, yaitu:
1. Apa saja jenis-jenis investasi?
2. Apa saja unsur-unsur yang menentukan investasi?
3. Apa hubungan antara tingkat investasi dan pendapatan nasional?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis investasi
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang menentukan investasi
3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat investasi dan pendapatan
nasional

3
Syayuti, Investasi Ekonomi dan Sosial melalui Pertumbuhan Ekonomi, (Pekalongan: PT Nasya
Expanding Management, 2022), hlm 10.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Investasi
Investasi dapat dikelompokkan menurut beberapa kategori diantaranya:
1. Investasi berdasarkan kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu investasi langsung (direct
investment) dan investasi tidak langsung (indirect/portfolio investment).4
a. Investasi langsung (direct investment)
Investasi langsung didefinisikan sebagai investasi jangka
panjang pada suatu usaha atau bisnis baru atau usaha yang sudah ada
yang diikuti dengan kontrol atas manajemen secara aktif dari investor.
Definisi ini dikemukakan oleh Bank Dunia yang menyatakan bahwa
direct investment is a long-term investment in a new business or a pre-
existing one that is accompanied by a measure of effective
management control by the investor.5
Pada investasi langsung, investor memiliki perusahaan
khususnya dalam bentuk aset berwujud/fisik seperti gedung, mesin,
dan aset lain yang tahan lama, atau tida berwujud seperti hak kekayaan
intelektual. Kepemilikan atas aset berwujud/fisik tersebut akan mudah
ditentukan apabila investornya adalah individu, tetapi saat ini investasi
lebih banyak dilakukan oleh perusahaan (umumnya berbentuk PT)
yang diaggap sebagai subjek hukum sehingga sulit menentukan
kontrol investor atas perusahaan.
b. Investasi tidak langsung (indirect/potfolio investment)
Portfolio investment umumnya merupakan investasi yang
berorientasi jangka pendek dan lebih spekulatif dibandingkan investasi
langsung karena investor dengan mudah dapat mengubah investasinya
dari pembelian surat berharga (sekuritas) satu kesekuritas lainnya yang

4
Mas Rahmah, Hukum Investasi, (Jakarta Timur: Kencana, 2020), hlm 3-6.
5
The World Bank, 2010, Investment Law Reform: A Handbook for Development Practitioners,
Washington, D.C: The World Bank Group, hlm 12.

3
lebih menguntungkan. Hal itu dikemukakan oleh the World Bank,
portfolio investment usually implies a shorter-term objective, the use
of financial flows that have a higher degree of liquidity, and an
investment that does not involve management control by the investor.6
Pada investasi tidak lagsung memiliki karakter sebagai berikut: 1)
investasi tidak langsung merupakan investasi jangka pendek, 2)
investasi dilauka adengan membeli surat berharga, baik berupa surat
berharga bersifat penyertaan seperti saham maupun yang bersifat utang
seperti obligasi, 3) apabila investor membeli surat berharga berupa
saham, investor berkedudukan sebagai pemegang saham yang tidak
aktif melakukan pengelolaan dan pengembagan perusahaan, 4)
investasi tidak langsung dibatasi tempat yaitu investor dapat
melakukan kegiatan investasi secara virtual dipasar modal di seluruh
dunia, dan 5) investasi tidak langsung tidak diharuskan mendirikan
atau membentuk badan usaha.
2. Investasi berdasarkan pengaruh pendapatan nasional terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Autonomous investment (investasi otonom)
Investasi otonom merupakan investasi yang besar kecilnya
tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Artinya tinggi rendahnya
pendapatan nasional tidak berpengaruh terhadap jumlah investasi yang
dilalukan oleh perusahaan-perusahaan.
b. Induced investment (investasi dorongan/terpengaruh)
Investasi dorongan adalah investasi yang besar kecilnya sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan baik pendapatan daerah maupun
pendapatan pusat atau nasional. Investasi ini diadakan akibat adanya
pertambahan permintaan, dimana pertambahan permintaan tersebut
sebagai akibat dari pertambahan pendapatan. Apabila pendapatan
berubah maka permintaan akan digunakan untuk tambahan konsumsi

6
The World Bank, 2010, Investment Law Reform: A Handbook for Development Practitioners,
Washington, D.C: The World Bank Group, hlm 13.

4
sedangkan pertambahan konsumsi pada dasarnya adalah tambahan
permintaan dan jika ada tambahan permintaan maka aka mendorong
berdirinya pabrik baru atau memperluas pabrik lama untuk dapat
memenuhi tambahan permintaan tersebut.
3. Investasi menurut karakteristik (sifat dan pelaku) dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok sebagai berikut:7
a. Investasi publik (investment public)
Investasi yang dilakukan oleh negara atau pemerintah untuk
membangun prasarana dan sarana (infrastruktur) guna memenuhi
kebutuhan masyarakat. Investasi dalam bentuk seperti ini bersifat
nirlaba atau non profit seperti pembangunan jalan tol dan jembatan,
sekolah, taman, pasar serta sarana publik lainnya. Karena investasi ini
dilakukan oleh negara, maka dana dan pembiayaannya dilakukan
melalui APBN dan APBD. Disamping dilakukan oleh negara, investasi
ini juga dilakukan oleh kelompok masyarakat melalui berbagai
yayasan seperti di bidang pendidikan, agama, ketrampilan, budaya,
pelestarian lingkungan, kesenian dan lainnya.
Kelebihan dari investasi ini adalah memberikan nilai tambah
akan barang dan jasa, lapangan pekerjaan, sewa dan bunga tanpa
surplus usaha serta mendorong mobilitas perekonomian da
meningkatkan peradaban masyarakat suatu negara. Resikonya jika
investasi ini tidak dapat memenuhi kebutuhan publik hanya akan sia-
sia investasi tersebut. Oleh karena itu, agar investasi ini tidak sia-sia
dan tepat sasara perlu dilakukan survei kepada masyarakat sebagai
calon pengguna sarana tersebut.
b. Investasi swasta (private investment)
Investasi yang dilakukan oleh swasta dengan tujuan untuk
memperoleh pendapatan dan diring oleh karena adanya pertambahan
pendapatan. Oleh sebab itu apabila pendapatan bertambah konsumsi

7
Amalia Nuril Hidayati, Investasi: Analisis Dan Relevansinya Dengan Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi
Syariah. Vol 8 (2), 2017, hlm 231-234.

5
bertambah dan bertambahlah pula effective demand. Investasi jenis ini
dapat dilakukan oleh individu maupun corporate, seperti:
1) Usaha mikro atau rumah tangga: biasanya belum punya badan
hukum, serta skala usahanya relatif kecil, bergerak di industri
dagang atau jasa.
2) Usaha kecil dan menengah: ada yang sudah berbadan usaha dan
pula ada yang belum berbadan usaha, skala usaha mulai dari yang
kecil hingga menengah baik dari segi omzet modal usaha maupun
tenaga kerja, dengan bidag usaha industri dagang maupun jasa.
3) Usaha besar: baik berbentuk BUMN, BUMD, investasi non
fasilitas, PMDN, PMA.
Keterlibatan BUMN dan BUMD dalam kegiatan investasi
dengan motif profit ini didasarkan pada tiga pertimbangan mendasar,
yaitu:
1) Investasi pada bidang yang strategis bagi kehidupan berbagsa dan
bernegara.
2) Investasi tersebut dibutuhkan oleh masyarakat akan tetapi belum
ada pihak swasta yang masuk atau memulai usaha tersebut karena
resiko yang terlalu besar dan kemampuan swasta terbatas.
3) Investasi oleh swasta pada bidang tertentu belum memadai,
sehingga kebutuhan masyarakat tidak terpengaruhi dengan baik.
Oleh karenanya, untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat serta mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi,
BUMN dan BUMD perlu untuk turut serta dalam kegiatan investasi
ini.
c. Kerjasama investasi pemerintah dengan swasta (publik-private
partnership)
Kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam melakukan
investasi untuk membangun prasarana dan sarana guna memenuhi
kebutuhan masyarakat (publik). Proyek kerjasama ini dapat berupa
pembagunan jalan tol, pasar, rumah sakit, dan sarana prasarana publik

6
lainnya. Hal ini perlu dilakukan pemerintah karena beberapa alasan
timbul sehingga pemerintah bekerja sama dengan swasta dalam hal
investasi dan tentunya dengan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan
sehingga dapat memberikan dampak yag optimal bagi kegiatan
ekonomi masyarakat.
Kerjasama investasi antara negara atau daerah (pemerintah)
dengan swasta ini lebih dikenal dengan sebutan penyertaan modal
negara atau daerah. Banyak ragam mengenai makna dari penyertaan
modal negara atau daerah, beberapa diantaranya yaitu:
1) Penyertaan modal negara atau daerah adalah setiap usaha dalam
menyertakan modal negara atau daerah pada suatu usaha bersama
antar negara dan daerah atau badan usaha swasta atau badan
lainnya dengan suatu maksud, tujuan dan imbalan tertentu.
2) Penyertaan modal negara pemerintah adalah pemisahan dan atau
peruntukan pemanfaatan asset atau kekayaan atau modal negara
atau daerah, melalui suatu kontak kerjasama atau kesepakatan
antara pemerintah pusat, maupun daerah dengan pihak kedua
dalam rangka mendorong ativitas ekonomi masyarakat guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
d. Investasi kerjasama antar negara (state partnership investment)
Kerjasama investasi antar pemerintah atau negara ini
merupakan hal yang lazim dilakukan. Misalnya di negara ASEAN. Hal
ini timbul karena beberapa alasan, yaitu:
1) Meningkatkan kerjasama antar negara dalam memenuhi kebutuhan
kawasan (regional), karena keuangan negara satu negara saja
sangat terbatas untuk membiayainya.
2) Meningkatkan aktivitas ekonomi dan penciptaan nilai tambah
kawasan tersebut.
3) Memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik di kawasan
tersebut.
4) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya regional.

7
B. Unsur-Unsur yang Menentukan Investasi
Terdapat beberapa unsur atau faktor yang dapat menentukan besar
kecilnya investasi diantaranya, yaitu:8
1. Suku bunga
Apabila tingkat bunga rendah maka tingkat investasi yang terjadi akan
tinggi, karena kredit dari bank menguntungkan untuk mengadakan
investasi. Sebaliknya jika tingkat bunga tinggi, maka tingkat investasi akan
rendah, karena tingkat kredit dari bank tidak dapat memberikan
keuntungan dalam proyek investasi.
2. Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi. Hal ini
disebabkan karena apabila tingkat inflasi yang tinggi maka akan terjadi
penurunan output. Namun inflasi juga dapat berdampak positif terhadap
investasi apabila tingkat investasinya rendah, karena dapat memberika
keuntungan kepada pengusaha.
3. Tenaga kerja
Banyaknya tenaga kerja yang tersedia merupakan daya tarik bagi investor
untuk berinvestasi. Dikarenakan dengan banyaknya tenaga kerja akan
meningkatkan kapasitas produksi, peningkatan produksi tersebut nantinya
akan meningkatkan pula investasi.
4. Pendapatan nasional
Pendapatan nasional yang semakin meningkat akan memerlukan barang
modal yang semakin banyak. Dengan demikian perusahaan harus
melakukan investasi yang lebih tinggi dan lebih banyak modal yang
diperlukan.
5. Upah minimum
Upah minimum yang tinggi akan menurunkan tingkat investasi. Penurunan
investasi ini disebabkan karena perusahaan investor mengalami
peningkatan pengeluaran atau biaya produksi, perubahan biaya produsi

8
P. Eko Prasetyo, Fundamental Makro Ekonomi, (Yogyakarta: Beta Offset, 2009), hlm 98.

8
berdampak secara langsung terhadap jumlah investasi yang akan
ditanamkan perusahaan. Sebaliknya, jika tingkat upah menurun, maka
akan meningkatkan tingkat investasi perusahaan. Namun pada
kenyataannya tingkat upah tidak pernah mengalami penurunan.
6. Kestabilan politik suatu negara
Semakin stabilnya kondisi politik suatu negara akan semakin baik iklim
investasi disuatu negara tersebut, sehingga investasi baik dalam bentuk
PMA dan PMDN di negara tersebut akan meningkat. Karena dengan suhu
politik yang stabil, berarti country risk juga rendah yang berarti
keuntungan investasi akan semakin baik.

Selain keenam unsur diatas terdapat dua unsur lainnya yang dapat
menentukan investasi yaitu ramalan keadaan perekonomian di masa depan dan
perubahan pekembangan teknologi.9

Ramalan Keadaan Perekonomian di Masa Depan

Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang


peralatan pabrik yang baru adalah kegiatan yang memakan waktu. Di
perusahaan- perusahaan yang sangat besar kegiatan investasi dapat memakan
waktu beberapa tahun. Dan apabila investasi itu sudah selesai dilaksanakan,
yaitu pada waktu industri atau perusahaan yang didirikan itu sudah mulai
menghasilkan barang atau jasa, maka ia akan terus melakukan kegiatannya
selama beberapa tahun. Di dalam investasi- investasi yang seperti itu biasanya
modal baru diperoleh kembali apabila kegiatan memproduksi sudah berjalan
selama beberapa tahun. Oleh sebab itu dalam menentukan apakah kegiatan-
kegiatan yang akan dikembangkan itu akan memperoleh untung atau akan
menimbulkan kerugian, para pengusaha haruslah membuat ramalan-ramalan
mengenai keadaan masa depan.

9
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hlm
128-129

9
Dalam membuat ramalan mengenai keadaan masa depan pada
hakikatnya para pengusaha harus bertanya: Apakah keadaaan masa depan
menunjukkan bahwa keuntungan yang cukup besar akan diperoleh dari
pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang dibuat atau direncanakan?
Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian- termasuk situasi
politik dari keamanan-akan menjadi lebih baik lagi pada masa depan, yaitu
dramalkan bahwa harga-harga akan tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi
maupun pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan cepat,
merupakan keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi. Makin baik
keadaan masa depan, makin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh para
pengusaha. Oleh sebab itu mereka akan lebih terdorong untuk melakukan
investasi yang telah atau sedang dirumuskan dan direncanakan.

Perubahan dan Perkembangan Teknologi

Faktor selanjutnya yang menentukan besarnya investasi yang akan


dilakukan oleh para pengusaha adalah kegiatan para pengusaha untuk
menggunakan penemuan-penemuan teknologi yang baru dalam proses
produksi. Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru
dikembangkan di dalam kegiatan produksi atau manajemen dinamakan
mengadakan pembaruan atau inovasi. Pada umumnya makin banyak
perkembangan teknologi yang dibuat, makin banyak pula kegiatan pembaruan
yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Untuk melaksanakan pembaruan-
pembaruan, para pengusaha harus membeli barang-barang modal yang baru,
dan adakalanya juga harus mendirikan bangunan-bangunan pabrik/industri
yang baru. Maka makin banyak pembaruan yang akan dilakukan, makin tinggi
tingkat investasi yang akan tercapai.

Diantara beberapa faktor diatas dua diantaranya mempunyai


kesanggupan untuk menerangkan sebab-sebabnya perubahan tingkat investasi

10
yang lebih penting dari faktor-faktor lainnya. Faktor tersebut yaitu tingkat
keuntungan yang diramalkan dan suku bunga.10

Ramalan mengenai keuntungan masa depan akan memberikan


gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang
mempunyai prospek yang baik untuk dilaksanakan, dan besarnya investasi
yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang modal yang
diperlukan. Sedangkan suku bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan
memberikan keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para
pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila
tingkat pengembalian modal dari investasi yang dilakukan, yaitu persentasi
keuntungan yang akan diperoleh sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar,
lebih besar dari bunga. Oleh sebab itu dalam analisis makro ekonomi, analisis
mengenai investasi lebih ditekankan pada menunjukkan peranan suku bunga
dalam menentukan tingkat investasi dan akibat perubahan suku bunga ke atas
investasi dan pendapatan nasional.

Walaupun seorang pengusaha memiliki tabungan yang cukup, dan oleh


karenanya tidak perlu meminjam dari suatu lembaga keuangan untuk
membiayai investasi yang ingin dilaksanakan, hal itu belumlah merupakan
syarat yang cukup bagi terciptanya kegiatan investasi. Pengusaha tersebut
mempunyai dua pilihan dalam menggunakan tabungannya yaitu 1)
meminjamkan/membungakan uang tersebut, atau 2) menggunakannya untuk
investasi. Di dalam keadaan dimana persentasi pengembalian modal yang akan
diperolehnya adalah lebih kecil dari suku bunga, adalah lebih baik bagi
pengusaha tersebut untuk membungakan uangnya dan membatalkan
maksudnya untuk melakukan investasi titik kalau ia harus meminjam uang dari
suatu lembaga, pengusaha itu harus bertindak dengan lebih berhati-hati lagi.
Investasi yang direncanakan nya, hanya akan dilaksanakan apabila tingkat
keuntungan yang akan diperoleh nya adalah lebih besar dari suku bunga yang

10
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016),
hlm 122-123.

11
harus dibayarnya. Hanya dalam keadaan seperti itu pengusaha tersebut akan
memperoleh keuntungan dari usahanya.

C. Hubungan Tingkat Investasi dan Pendapatan Nasional


Investasi adalah penambahan atas barang-barang modal yang dilkukan
sektor perusahaan. Pengeluaran investasi adalah komponen GDP yang paling
mudah berubah da berkaitan kuat dengan fluktuasi ekonomi. Di dalam ekonomi
makro investasi memegang dua peran, yaitu 1) komponen pengeluaran yang
cukup besar da berubah-ubah yang berpengaruh pada permintaan agregat dan
tingkat output, dan 2) akumulasi modal (misalnya pembelian mesin, persediaan
bahan mentah, dan pembagunan pabrik pakan serta perumahan). Investasi
sebagai penghimpunan atas barag modal dibedakan atas investasi bruto
(investasi yang belum memperhitungkan penyusutan) dan investasi neto
(investasi yang telah dikurangi oleh nilai penyusutan).

Hubungan antara tingkat investasi dan pendapatan nasional dapat


digambarkan dalam bentuk fungsi investasi, skala (tabel) investasi dan kurva
investasi. Fungsi investasi merupakan hubungan antara tingkat investasi
dengan pendapatan nasional yang secara matematis dapat dituliskan

I = Io + aY

Dimana: I = Jumlah pengeluaran investasi

I₀ = Jumlah investasi pada saat pendapatan = 0

a = Hasrat investasi marjinal (marginal propensity to invest


= MPI) yaitu ∆I/∆Y

Y = Pendapatan nasional

Berdasarkan fungsi investasi diatas maka apabila pendapatan


meningkat, maka investasi akan meningkat pula. Ada hubungan linier investasi
dan pendapatan.

12
Terdapat kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi
dan tingkat pendapatan nasional yaitu dinamakan fungsi investasi. Bentuk
fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu ia sejajar dengan sumbu
datar dan bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi
pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang
sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan investasi yang
semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi
terpengaruh. Investasi otonomi berarti pembentukan modal yang tidak
dipengaruhi pendapatan nasional titik dengan kata lain, tinggi rendahnya
pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan.11

I I

ld

I₀

Y Y
Kurva Kurva
Investasi terpengaruh (dipengaruhi Investasi otonom (tidak
oleh pendapatan nasional) dipengaruhi oleh pendapatan
nasional)

Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara atau


daerah dapat dilihat pula melalui multiplayer effect yang ditimbulkannya.
Multiplier effect atau efek dari penggunaan dari investasi tersebut dapat
dituliskan dengan:

11
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016),
hlm 126.

13
1
KI = , MPC merupakan besarnya hasrat untuk mengonsumsi.
1−𝑀𝑃𝐶

Sehingga jika suatu investasi ditanamkan di suatu perekonomian


dampaknya terhadap pendapatan nasional tidak hanya sebesar nilai investasi
yang ditanamkannya, tetapi sebesar nilai investasi yang ditanamkan dikalikan
dengan angka penggandanya. Jadi, misalnya di dalam suatu perekonomian,
investasi yang ditanamkan sebesar 10 juta dengan nilai MPC suatu masyarakat
2/3, maka pertambahan pendapatan yang ditimbulkan akibat pertambahan
investasi sebesar:

1
KI = = 3, sehingga pertambahan nasional yag ditimbulkan:
1−2/3

∆Y = KI × ∆I

= 3 ×10 juta

= 30 juta

Namun, investasi yang ditanamkan dalam perekonomian salah satunya


ditentukan oleh adanya permintaan dari masyarakat yaitu berupa konsumsi atas
barang-barang konsumsi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga
merangsang timbulnya investasi-investasi baru. Karena seperti kita ketahui
bahwa pendapatan yang diperoleh masyarakat akan digunakan untuk konsumsi
dan mungkin sebagian lagi untuk ditabung. Sehingga apabila penggunaan
pendapatan untuk konsumsi dilambangkan dengan C dan penggunaan
pendapatan yang diterima di lambangkan dengan Y maka perumusan menjadi
Y=C+S.

Seandainya keseluruhan pendapatan masyarakat itu dikonsumsikan


keseluruhannya (MPC=1), sehingga besarnya K menjadi tidak terhingga, maka
besarnya pertambahan pendapatan nasional juga menjadi tidak terhingga.
Khusus kondisi di negara berkembang di mana income masyarakat relatif
rendah, kendati pendapatan masyarakat yang diterima diasumsikan

14
keseluruhannya, dampaknya terhadap pertambahan pendapatan nasional tidak
akan terlalu besar. Hal ini disebabkan karena kemampuan dalam pembentukan
modal juga relatif rendah yang disebabkan oleh lemahnya kemampuan
menabung dari masyarakatnya yang tentu saja akan menciptakan kondisi yang
kondusif bagi terciptanya lembaga lembaga keuangan padahal faktor-faktor
tersebut sangat diperlukan di dalam proses pembangunan guna memacu
pertumbuhan ekonomi.

Harold dan domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam


proses pertumbuhan ekonomi khususnya mengenai peran ganda yang dimiliki
investasi yaitu:

1. Menciptakan pendapatan
2. Memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan
stok kapital.

Kedua hal tersebut dampak dari adanya permintaan dan penawaran


investasi karena itu selama investasi berlangsung, pendapatan nyata dan output
akan senantiasa membesar. Namun demikian, untuk mempertahankan tingkat
ekuilibrium pendapatan pada tingkat full employment dari tahun ketahun, baik
pendapatan nyata maupun pendapatan output tersebut, keduanya harus
meningkat dalam laju yang sama pada saat kapasitas model meningkat titik
karena kalau tidak, setiap perbedaan keduanya akan menimbulkan kelebihan
kapasitas modal meningkat titik karena kalau tidak setiap perbedaan keduanya
akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas yang menganggur.

Hal ini memaksa para investor membatasi pengeluaran investasinya


sehingga pada akhirnya akan berpengaruh buruk pada perekonomian yaitu
berupa menurunnya pendapatan dan pekerjaan pada periode berikutnya. Jadi,
apabila pekerjaan ingin dipertahankan dalam jangka waktu panjang maka
investasi harus senantiasa dibesarkan.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ekonomi makro, investasi diartikan sebagai pengeluaran atau
perbelanjaan penanam-penanam modal dan perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam
perekonomian, sehingga investasi disebut juga dengan penanaman modal.
Investasi berdasarkan kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan dapat
dibagi menjadi dua yaitu investasi langsung (direct investment) dan investasi
tidak langsung (indirect/portfolio investment). Investasi menurut karakteristik
(sifat dan pelaku) yaitu investasi publik, investasi swasta, kerjasama investasi
pemerintah dengan swasta, dan Investasi kerjasama antar negara. Investasi
berdasarkan pengaruh pendapatan nasional dibagi menjadi dua yaitu investasi
otonom dan investasi dorongan atau terpengaruh.

Terdapat unsur-unsur yang dapat menentukan besar kecilnya investasi


yaitu suku bunga, inflasi, tenaga kerja, pendapatan nasional, upah minimum,
kestabilan politik suatu negara, ramalahn perekonomian di masa depan, serta
perubahan dan perkembangan teknologi. Hubungan antara tingkat investasi
dan pendapatan nasional dapat digambarkan dalam bentuk fungsi investasi,
skala (tabel) investasi dan kurva investasi. Berdasarkan fungsi investasi apabila
pendapatan meningkat, maka investasi akan meningkat pula. Investasi bagi
setiap negara sangatlah penting, karena semakin tinggi nilai investasi suatu
negara, maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah yang dapat dipaparkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Dengan berbagai
keterbatasan sumber dan bahan, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya
kekuragan. Sebagai bahan pertimbagan, penulis menyarankn agar pembaca
dapat mencari berbagai literatur lain demi melengkapi materi terkait yang
belum secara sempurna dibahas dalam makalah ini

16
DAFTAR PUSTAKA

Syayuti. 2022. Investasi Ekonomi dan Sosial melalui Pertumbuhan Ekonomi.


Pekalongan: PT Nasya Expanding Management.

Chandra, Teddy dan Priyono. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo: Zifatama
Publisher.

Amalia Nuril Hidayati. 2017. Investasi: Analisis Dan Relevansinya Dengan


Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Syariah. Vol 8 (2).

Prasetyo, Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset.

Lora Ekana, dkk. 2021. Ekonomi Makro. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Sadono Sukirno. 2016. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai