Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENTINGNYA MODAL UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan Islam
Dosen Pengampu : Iman Setya Budi, MEI

Disusun Oleh :

M. KHAIDIR AMIN NPM : 19510165


FIRMANSYAH NPM : 19510079

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia yang di berikan kepada penulis
dan pihak yang terkait sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini dalam waktu yang tepat
dan juga dengan hasil yang maksimal.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak yang
telah membantu dalam sumbangsih pemikiran, sarana dan prasarana yang mampu
menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat langsung bisa di gunakan oleh para
pihak yang membutuhkan.
Makalah ini dirancang dan ditulis untuk mencapai beberapa tujuan. Tujuan utama
adalah untuk membantu mahasiswa yang sedang mempelajari tentang Pentingnya Modal
untuk Pembangunan Nasional, dan tak lain juga tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Ekonomi Pembangunan Islam” dalam proses pembelajaran
mata kuliah di semester 5. Makalah ini dibuat dari berbagai referensi-referensi yang ada di
sekitar yang memungkinkan dalam proses pengumpulan informasi yang sesuai judul
makalah ini. Sehingga secara konsep teori pemikiran dan teknis dalam penerapannya dalam
hal nyata mampu penulis satukan sehingga menjadi kesatuan makalah yang representatif
untuk digunakan bagi semua orang yang membutuhkan.
Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa ada kekurangan yang mungkin tidak
ketahui dan penulis minta maaf sebesar-besarnya jika masih banyak kekeliruan materi
terhadap makalah ini, dan penulis sangat membutuhkan saran serta kritik para pembaca atau
peneliti demi membangun dan menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
berguna bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ii

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

A. Pengertian Penanaman Modal ......................................................................... 3

B. Fungsi Penanaman Modal ............................................................................... 4

C. Pengaruh Modal terhadap Pertumbuhan dan Pembangunan Nasional ............ 4

D. Kehadiran Investasi Asing ............................................................................... 5

E. Resiko dalam Penanaman Modal .................................................................... 6

F. Pertimbangan-Pertimbangan Sebelum Berinvestasi........................................ 8

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Investasi ................................. 10

H. Upaya-Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk Mendorong Investasi ....... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ iii

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi pembangunan adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-
masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara untuk
mengatasimasalah-masalah tersebut agar negara-negara berkembang dapat membangun
ekonominya denganlebih cepat lagi. Salah satu objek kajian dari studi ekonomi
pembangunan adalah modal atau kapitalyang merupakan bentuk-bentuk kekayaan yang
digunakan langsung atau tidak langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian,
1989). Sering juga dikatakan, modal atau kapital adalah barang-barang yang digunakan
untuk produksi lebih lanjut.
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,
terencanadan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusiaatau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan
senantiasa beranjak dari suatu keadaanatau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju
suatu kehdiupan yang lebih baik dalam rangkamencapai tujuan nasional suatu bangsa
(Tjokroaminoto & Mustopadidjaya, 1988; Siagian,1985).Pembangunan Nasional bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang meratamaterial dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun1945 serta
menjalankan roda perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 UUD1945,
sebagai dasar untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat melalui
peranan dan keberpihakan negara dalam meningkatkan taraf hidup rakyat.
Pada saat ini, negara-negara sedang berkembang mengalami kemiskinan yang
disebabkan olehrendahnya persediaan modal. Dari uraian tersebut penulis ingin mengetahui
penyebab rendahnya permintaan dan penawaran modal dan cara mengatasinya sebagai
solusi pembangunan nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Penanaman modal ?
2. Bagaimana Fungsi Penanaman Modal ?
3. Apa Pengaruh Modal Terhadap Pertumbuhan dan pembangunan nasional ?
4. Bagaimana Kehadiran investasi asing ?
5. Apa Resiko dalam penanaman modal ?

1
6. Apa Pertimbangan-pertimbangan sebelum berinvestasi ?
7. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan investasi ?
8. Apa Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong investasi ?

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penanaman Modal


Istilah investasi atau penanaman modal merupakan istilah-istilah yang dikenal, baik
dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundang- undagan. Istilah
investasi merupakan istilah yang lebih popular dalam dunia usaha, sedangkan istilah
penanaman modal lebih banyak digunakan dalam bahasa perundang-undangan.
Investasi berasal dari kata invest yang berarti menanam, menginvestasikan atau
menanam uang.1
Istilah investasi atau penanaman modal merupakan istilah-istilah yang dikenal, baik
dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundang-undagan. Istilah
investasi merupakan istilah yang lebih popular dalam dunia usaha, sedangkan istilah
penanaman modal lebih banyak digunakan dalam bahasa perundang-undanga. Namun,
pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama sehingga
kadang- kadang digunakan secara interchangeable.2

Pasal 1 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,


menyebutkan bahwa Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan Penanaman modal,
baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.
Menurut Salim HS yang diaksud dengan investasi itu adalah penanaman modal yang
diilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestic dalam berbagai bidang usaha
yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik unsur-unsur terpenting dari kegiatan
investasi atau penanaman modal, yaitu:
1. Adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya untuk mempertahankan
modal.
2. Bahwa modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata dan
dapat diraba, tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat tidak kasat matadan tidak
dapat diraba.

1
Andreas Halim, Kamus Lengkap 1 Milyar Inggris-Indonesia, (Surabaya; Sulita Jaya,2003), h. 166.
2
Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, ( Bogor;
Ghalia Indonesia, 2006), h.1.

3
3. Investasi dibagi menjadi dua macam yaitu investasi asing dan investasi domestik.
Investasi asing yang bersumber dari pembiayaan luar negeri, sedangkan investasi
domestic adalah investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri.
Setiap usaha penanaman modal harus diarahkan kepada kesejahteraan masyarakat.
Artinya, dengan adanya investasi yang ditanamkan para investor dapat meningkatkan
kualitas masyarakat Indonesia.
Investasi dibagi menjadi dua macam, yaitu investasi asing (PMA) dan investasi
domestik (PMDN). Investasi asing merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan
luar negeri, sedangkan investasi domestik adalah investasi yng bersumber dari pembiayaan
dalam negeri. Investasi ini digunakan untuk membangun usaha yang terbuka untuk investasi
dan tujuannya untuk memperoleh keuntungan.

B. Fungsi Penanaman Modal


Menurut Panjaitan dan Sianipar (2008), fungsi Penanaman Modal Asing (PMA) adalah
sebagai berikut: Menarik arus modal yang signifikan ke suatu negara. Mendapatkan
keuntungan berupa biaya produksi yang rendah, manfaat pajak lokal dan lain-lain.

C. Pengaruh Modal terhadap Pertumbuhan dan Pembangunan Nasional


Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi tersebut, investasi
pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika
penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. Oleh karenanya, dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara
senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sebagai
penyangga pertumbuhan ekonomi, perkembangan investasi di Indonesia menunjukkan
keadaan yang menggembirakan. Pada tahun 2007, total investasi di Indonesia mencapai Rp
983,9 trilyun (atas dasar harga berlaku). Angka ini hampir tujuh belas kali lipat
dibandingkan investasi pada tahun 1990 yang sebesar Rp 58,9 trilyun.
Investasi tersebut dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat/swasta.
Meskipun demikian, peranan investasi pemerintah relatif kecil. Dari total investasi pada
tahun 2007, hanya 12,75 persen (Rp 125,4 trilyun) yang merupakan investasi pemerintah,
sedangkan sebagian besar lainnya (87,25 persen atau Rp 858,5 trilyun) merupakan investasi
masyarakat. Selain itu, jika dilihat selama periode 1990 – 2007, perkembangan investasi
pemerintah juga relatif lebih lambat dibandingkan investasi masyarakat. Total investasi
masyarakat pada tahun 2007 hampir dua puluh dua kali lipat dibandingkan investasi

4
masyarakat pada tahun 1990, sedangkan investasi pemerintah tahun 2007 hanya sekitar
enam kali lipat dibandingkan keadaan tahun 1990.

D. Kehadiran Investasi Asing


Pemerintah menargetkan 10,7 juta lapangan kerja baru, serta menurunkan tingkat
kemiskinan menjadi sekitar 8-10% pada akhir tahun 2014. target itu bisa tercapai asalkan
setiap tahunnya perekonomian meningkat 30% lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya.
Untuk mendorongnya, pemerintah harus fokus pada tiga hal, yaitu ekspor, investasi
pemerintah dan publik, serta konsumsi. Di samping itu, investasi yang dikembangkan pun
harus lebih memihak pada penciptaan lapangan kerja. Untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,3-6,4% pemerintah menargetkan pertumbuhan laju
investasi sebesar 10% pada tahun 2011. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan
perkiraan realisasinya pada tahun 2010 yang sebesar 8%. Membaiknya likuiditas keuangan
global akan semakin mendorong masuknya aliran modal dari luar negeri sehingga
menggerakkan kinerja investasi domestik dan daya saing perekonomian nasional.
Kebutuhan investasi nominal tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp2.243,8 triliun.
Kebutuhan investasi tersebut akan bersumber dari PMA dan PMDN sebesar 26,8%, kredit
perbankan 17,4%, pasar modal 16,7%, belanja modal pemerintah 12,4%, dan sumber-
sumber investasi lainnya. Melihat kondisi Indonesia setidaknya ada lima alasan mendasar
mengapa Indonesia membutuhkan investasi asing saat ini :
1. Penyediaan lapangan kerja
2. Mengembangkan industri subsitusi impor untuk menghemat devisa Kehadiran
penanaman modal asing dapat dipergunakan untuk membantu mengembangkan
industri subsitusi impor dalam rangka menghemat devisa.
3. Mendorong berkembangnya industri barang-barang ekspor non-migas untuk
mendapatkan devisa.
4. Pembangunan daerah-daerah tertinggal. Investasi asing diharapkan sebagai salah
satu sumber pembiayaan dalam pembangunan yang dapat digunakan untuk
membangunInfrastruktur seperti pelabuhan, listrik, air bersih, jalan, rel kereta api,
dan lain-lain.
5. Alih teknologi. Salah satu tujuan mengundang modal asing adalah untuk
mewujudkan alih teknologi.

5
Ada beberapa anggapan mengenai manfaat investasi asing terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:
1. Investasi asing akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru, memperluas pasar
atau merangsang penelitian dan pengembangan teknologi lokal yang baru.
2. Investasi asing akan meningkatkan daya saing industri ekspor, dan merangsang
ekonomi lokal melalui pasar kedua (sektor keuangan) dan ketiga (sektor
jasa/pelayanan).
3. Investasi asing akan meningkatkan pajak pendapatan dan menambah pendapatan
lokal/nasional, serta memperkuat nilai mata uang lokal untuk pembiayaan impor.
4. Pembayaran utang adalah esensial untuk melindungi keberadaan barang-barang
finansial di pasar internasional dan mengelola integritas sistem keuangan. Kedua
Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.4, Januari 2016 : 1 - 9 6 hal ini,
sangat krusial uuntuk kelangsungan pembangunan.
5. Sebagian besar negara-negara didunia tergantung pada investasi asing untuk
menyediakan kebutuhan modal bagi pembangunan karena sumberdaya-sumberdaya
lokal tidak tersedia atau tidak mencukupi.
6. Para penganjur investasi asing berargumen bahwa sekali investasi asing masuk,
maka hal itu akan menjadi batu alas bagi masuknya investasi lebih banyak lagi, yang
selanjutnya menjadi tiang yang kokoh bagi pembangunan ekonomi keseluruhan.

E. Resiko dalam Penanaman Modal


Meski berpotensi untung, sebagai investor Anda juga harus berhati-hati. Karena setiap
investasi pasti ada resikonya. Dalam investasi jangka panjang, itu disebut prinsip risiko
tinggi dan pengembalian tinggi (high risk high return). Untuk investasi jangka panjang,
semakin tinggi risikonya, semakin tinggi pula potensi keuntungannya.
Investor harus hati-hati memperhatikan prinsip risiko tinggi dan pengembalian tinggi.
Selama Anda bisa mengelolanya, laba atas investasi akan sesuai dengan hasil yang dicapai
di masa depan. Untuk investasi jangka panjang, setidaknya Anda harus memahami enam
risiko. Yaitu: risiko pasar, risiko suku bunga, risiko inflasi, risiko likuiditas, risiko mata uang
dan risiko negara.
1. Risiko Pasar

6
Risiko yang disebabkan oleh sentimen keuangan sering disebut sebagai risiko
sistemik. Hal inilah yang sering dialami investor dan tidak bisa dihindari. Bahkan
dalam kasus ekstrim, investor mungkin mengalami skenario terburuk, yaitu
kehilangan modal. Faktor-faktor seperti isu negatif, perubahan iklim politik,
kerusuhan sipil, dan resesi ekonomi memiliki dampak besar pada grafik pasar.
Misalnya, dampak wabah virus Covid-19 tidak hanya melanda Indonesia, tetapi
seluruh dunia. Dampaknya terhadap pasar telah melemahkan seluruh aktivitas
ekonomi global, mulai dari penurunan saham hingga fluktuasi nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS. Situasi ini menyebabkan banyak investor panik dan mulai
menarik sebagian besar dana mereka untuk mencegah nilai investasi mereka jatuh
lebih jauh. Dalam hal ini, investor tidak perlu panik. Sebab biasanya hanya sementara
waktu dan jika keadaannya kembali normal, maka semua harga akan stabil kembali.
2. Risiko bunga
Risiko tingkat bunga adalah risiko yang disebabkan oleh nilai relatif bunga. Hal ini
disebabkan oleh perubahan suku bunga di pasar. Sehingga secara otomatis akan
mempengaruhi nilai investasi. Umumnya, ketika suku bunga naik, harga obligasi
turun, dan sebaliknya. Risiko suku bunga semacam ini dapat diukur dengan
menggunakan obligasi jatuh tempo. Misalnya, suku bunga obligasi adalah 8%-10%,
maka sukuk sukuk ritel yang diterbitkan pemerintah adalah 13%. Oleh karena itu,
investor pasti akan lebih tertarik dengan obligasi syariah ritel pemerintah.
3. Risiko inflasi
Risiko inflasi terjadi akibat banyaknya uang yang beredar akan menyebabkan harga
konsumen terus naik, sementara daya beli masyarakat menurun. Situasi ini disebut
juga dengan risiko daya beli. Adanya inflasi ini berarti nilai uang tunai juga menurun.
Misalnya, investor memiliki portofolio tunai Rp 10 juta. Lalu ada inflasi 5%, yang
berarti investor kehilangan 2 juta rupiah dalam nilai portofolio mereka setiap tahun
karena inflasi.
4. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas ini terjadi akibat sulitnya menyediakan uang tunai dalam jangka
waktu tertentu Sesuatu dianggap likuid apabila tidak ada pasar yang bersedia
membeli. Biasanya, risiko likuiditas ini terjadi di pasar dengan volume perdagangan
yang kecil atau relatif baru. Oleh karena itu, investor perlu ekstra hati-hati saat
berinvestasi di pasar yang relatif baru.

7
5. Risiko nilai tukar mata uang
Risiko nilai tukar terkait dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Ini
juga disebut risiko nilai tukar atau risiko mata uang. Dinamika perubahan nilai tukar
yang terjadi di pasar menimbulkan risiko nilai tukar atau nilai tukar. Misalnya, jika
investor ingin berinvestasi, mereka harus menggunakan mata uang pound Inggris.
Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah Indonesia terhadap pound sterling terus
merosot, sehingga tak terhindarkan bagi investor untuk membelanjakan rupiah dalam
jumlah besar. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan investasi jangka
panjang, sebaiknya investor membaca peluang yang dihadirkan oleh hubungan
antara kedua mata uang tersebut.
6. Risiko Negara
Risiko negara atau country risk adalah risiko yang berkaitan dengan urusan politik
suatu negara. Ketika suatu negara dilanda masalah politik, investasi bisa gagal;
misalnya gejolak, kerja sama antar negara tidak stabil, dan lebih parah lagi ketika
pemerintahan yang sah digulingkan atau kudeta. Oleh karena itu, investor perlu
mempertimbangkan dan membaca dengan cermat situasi politik saat ini sebelum
memutuskan untuk berinvestasi di negara tertentu.

Keenam risiko ini tidak dapat ditangani oleh investor. Karena sangat dipengaruhi oleh
faktor eksternal. Kondisi yang tidak aman dapat mempengaruhi nilai investasi jangka
panjang.

F. Pertimbangan-Pertimbangan Sebelum Berinvestasi


Ada 4 pertimbangan yang harus dipertimbangkan dalam berinvestasi, yaitu :
1. Tingkat risiko investasi
Melakukan investasi berbeda dengan menabung, di mana terdapat risiko kehilangan
uang. Suatu investasi yang mendatangkan keuntungan tinggi, tingkat risikonya akan
tinggi pula.
Oleh karena itu, jika seorang investor ingin mendapatkan keuntungan besar dari
investasi, harus siap dengan risiko kehilangan uang apabila terjadi kerugian.
Sebelum berinvestasi, ada baiknya untuk mengetahui profil risiko terlebih dahulu.
Tujuannya agar mengetahui seberapa toleransi kamu terhadap penurunan hasil
investasi.
2. Stabilitas investasi

8
Masih berhubungan dengan faktor pertama, stabilitas dari suatu produk investasi
juga dipertimbangkan oleh investor. Misalnya, investasi seperti saham sangat
bergantung dari fluktuasi pasar.
Ketika kondisi pasar sedang baik, maka harga saham cenderung naik. Namun, saat
pasar sedang kacau, harga bisa turun drastis.
Bagi investor yang tidak mau mengambil risiko tinggi, mungkin akan lebih senang
berinvestasi di instrumen yang keuntungannya sedang tetapi stabil.
3. Kondisi negara
Faktor yang dipertimbangkan investor selanjutnya adalah situasi dan kondisi di suatu
negara, yang punya pengaruh besar terhadap pergerakan pasar serta iklim investasi.
Negara yang memiliki stabilitas ekonomi dan politik yang baik, serta memberi
kemudahan bagi investor asing akan lebih disenangi oleh investor.
Sedangkan saat suatu negara mengalami krisis ekonomi atau situasi politik memanas,
akan sangat berdampak pada investasi seperti saham dan mata uang yang bergantung
dari pasar.
Maka dari itu, pada situasi tersebut investor akan beralih menanamkan modalnya ke
produk investasi yang cenderung stabil walaupun sedang krisis, contohnya adalah
logam mulia.
4. Perubahan suku bunga
Suku bunga ditetapkan oleh bank sentral, dalam hal ini yakni Bank Indonesia (BI).
BI mengatur dan menetapkan suku bunga dengan tujuan menstabilkan nilai tukar
rupiah.
Saat suku bunga sedang turun, investor akan terdorong untuk berinvestasi, terutama
ke saham atau obligasi yang imbal hasilnya tinggi.
Sebaliknya, ketika suku bunga sedang naik, investor jadi ragu menanamkan modal
dan menyebabkan investasi lesu.
Tingkat suku bunga yang rendah menandakan bahwa perekenomian negara dalam
kondisi yang stabil. Kebijakan suku bunga yang diturunkan dapat mendorong lebih
banyak investasi.

Itulah empat faktor yang dipertimbangkan investor dalam berinvestasi. Faktor lainnya
yang juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan investasi adalah pengetahuan investor
terhadap pasar dan juga kondisi keuangan pribadi.

9
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Investasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi investasi.
Pertama, suku bunga. Suku bunga merupakan factor yang sangat penting dalam menarik
investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku
bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan
pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
Faktor kedua, pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB
per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota. Pendapatan nasional per kapita
dan PDRB perkapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi
daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional
per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut
untuk berinvestasi.
Ketiga, kondisi sarana dan prasarana. Investasi membutuhkan sarana dan prasarana
pendukung. Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana
transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana
transportasi contohnya antara lain : jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lain-lain.
Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel,
jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah
tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
Keempat, birokrasi perijinan. Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi
investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan
memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah
uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat
pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi
tersebut.
Kelima, kualitas sumberdaya manusia. Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini
merupakan daya Tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang
dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut
menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
Keenam, peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan. Peraturan undang-undang
ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja
(PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.

10
Ketujuh, stabilitas politik dan keamanan. Stabilitas politik dan keamanan penting bagi
investor karena akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.
Kedelapan, faktor-faktor sosial budaya. Contoh faktor sosial budaya ini misalnya selera
masyarakat terhadap makanan. Orang Jawa pedalaman misalnya lebih senang masakan yang
manis rasanya, sementara masyarakat Jawa pesisiran lebih senang masakan yang asin
rasanya.

H. Upaya-Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk Mendorong Investasi


Menko Airlangga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki misi menjadi negara yang
bisa keluar dari middle income trap pada tahun 2045. “Pandemi ini tidak menghalangi
Indonesia untuk menyelesaikan pekerjaan kita dalam melakukan reformasi struktural secara
nasional, salah satunya melalui penerapan UU Cipta Kerja. UU ini akan menyederhanakan,
menyinkronkan, dan mengefektifkan peraturan yang seringkali menghambat kegiatan bisnis
Indonesia,” sambungnya.
Selain membentuk Indonesia Investment Authority (INA) sebagai lembaga pengelola
investasi, Pemerintah tetap melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN) di tengah Pandemi
Covid-19.
Dengan total 201 proyek dan 10 program yang memiliki nilai investasi lebih dari 4,817
triliun rupiah, pembangunan infrastruktur melalui PSN ini akan membantu pemerataan
ekonomi di seluruh wilayah Indonesia serta meningkatkan investasi.
Terakhir, peningkatan kerja sama ekonomi internasional juga dilakukan salah satunya
melalui Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk memperluas akses
pasar dan meningkatkan Foreign Direct Investment (FDI). Sebagai informasi, akses pasar
RCEP adalah sebesar 186 miliar USD dan meliputi 30% dari Gross Domestic Product (GDP)
dunia.
“Berbagai strategi ini akan berhasil jika kita mendapat dukungan dari semua pihak,
termasuk dari dunia usaha. Pemerintah akan berupaya menciptakan iklim investasi yang
kondusif. Untuk itu, dunia usaha silakan memanfaatkannya dengan baik dan bersama-sama
membantu pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” pungkas
Menko Airlangga.

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dalam segala aspek kehidupan baik yang bersifat material maupun spiritual.
Untuk mencapai tujuan nasional yang diharapkan, perlu adanya keterlibatan sumber daya
manusia yang berkualitas dalam hal pengetahuan, sikap dan bahkan keterampilan. Dalam
hal ini untuk menciptkan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut salah satunya
adalah dengan melalui pendidikan. Pembangunan nasional melalui bidang pendidikan
adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan yang luas, sehat jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
yang kuat. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa tujuan pendidikan pada dasarnya
merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang
baik dan dilaksanakan dalam bentuk jalur dan jenjang pendidikan. Jalur dan jenjang
pendidikan kita kenal dengan jalur formal dan non formal sedangkan jenjang berkaitan
dengan sekolah dasar, menegah dan tinggi. Kaitannya dengan program pendidikan yang
telah diungkapkan, maka salah satu upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan
adalah dengan mengadakan pendidikan di luar jalur persekolaha. Seperti kita ketahui ada
yang namanya pendidikan kesetaraan yang merupakan pendidikan yang dilaksanakan di luar
jalur persekolahan, akan tetapi kualitas dan bobot belajarnya sama dengan pendidikan
lainnya

12
DAFTAR PUSTAKA

Andreas Halim, Kamus Lengkap 1 Milyar Inggris-Indonesia, (Surabaya; Sulita Jaya,2003),


h. 166.

Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di
Indonesia, ( Bogor; Ghalia Indonesia, 2006), h.1.

Boediono, Ekonomi Indonesia Mau ke Mana?, Kumpulan Esai Ekonomi, Edisi Ketiga,
(Jakarta: KPG (Keputakaaan Populer Gramedia), 2010) hlm. 28.

iii

Anda mungkin juga menyukai