Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mohd Muzakki Adli

NIM : 1710611238
Kelas :F
Mata kuliah : Ilmu Negara

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Indonesia adalah negara hukum yang senantiasa mengutamakan hukum sebagai


landasan dalam seluruh aktivitas negara dan masyarakat. Komitmen Indonesia sebagai negara
hukum pun selalu dan hanya dinyatakan secara tertulis dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 hasil
amandemen. Dimanapun juga, sebuah Negara menginginkan Negaranya memiliki penegak-
penegak hukum dan hukum yang adil dan tegas. Tidak ada sebuah sabotase, diskriminasi dan
pengistimewaan dalam menangani setiap kasus hukum baik pidana maupun perdata. Seperti
istilah di atas, ‘Runcing Kebawah Tumpul Keatas’ itulah istilah yang tepat untuk
menggambarkan kondisi penegakkan hokum di Indonesia.

Kondisi Hukum di Indonesia saat ini lebih sering menuai kritik daripada pujian. Berbagai kritik
diarahkan baik yang berkaitan dengan penegakkan hukum , kesadaran hukum , kualitas hukum,
ketidakjelasan berbagai hukum yang berkaitan dengan proses berlangsungya hukum dan juga
lemahnya penerapan berbagai peraturan. Kritik begitu sering dilontarkan berkaitan dengan
penegakan hukum di Indonesia. Kebanyakan masyarakat kita akan bicara bahwa hukum di
Indonesia itu dapat dibeli, yang mempunyai jabatan, nama dan kekuasaan, yang punya uang
banyak pasti aman dari gangguan hukum walau aturan negara dilanggar. Ada pengakuan di
masyarakat bahwa karena hukum dapat dibeli maka aparat penegak hukum tidak dapat
diharapkan untuk melakukan penegakkan hukum secara menyeluruh dan adil. Sejauh ini,
hukum tidak saja dijalankan sebagai rutinitas belaka tetapi tetapi juga dipermainkan seperti
barang dagangan . Hukum yang seharusnya menjadi alat pembaharuan masyarakat, telah
berubah menjadi semacam mesin pembunuh.

Menurut analisa saya, penegakan hukum di Indonesia masih lemah, terbukti dari banyaknya
kasus yang masih “menggantung” dan belum menemui titik temu. Lemahnya penegakan
hukum yang berakibat pada merajalelanya kemungkaranlah yang membuat mereka tergerak
untuk beraksi. Mereka akan senantiasa melancarkan aksi mereka selama masih merajalelanya
kemungkaran di sekitar mereka dan hukum belum benar-benar ditegakkan dan membuat jera
pelaku kemungkaran.

Kasus yang paling sering kita lihat di media massa adalah praktek Korupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN), yang semakin menjamur dan tumbuh subur di Indonesia. Banyaknya
praktek KKN adalah bukti bahwa masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Pernah saya
mendengar bahwa “Hukum di Indonesia bisa dibeli, lalu mengapa kita harus takut pada hukum
selagi kita masih punya uang?” Tetapi memang itulah ungkapan yang tepat dari gambaran
hukum di Indonesia.
Pada kenyataannya, pelanggar hukum di negeri ini bukan hanya masyarakat, tetapi pihak-pihak
berwajib yang seharusnya mentaati dan menegakkan hukum pun ikut serta dalam meramaikan
praktek KKN di Indonesia.

Aksi demo besar-besaran yang belakangan ini sering terjadi sebagian dikarenakan faktor
ketidak adilan hukum di negeri ini. Aksi demikian merupakan akibat dari ketidakpuasan rakyat
terhadap pemerintah dalam menegakkan hukum.

Menurut saya, penyebab lemahnya penegakkan hukum di Indonesia disebabkan karena krisis
moralitas tokoh-tokoh elit negri ini yang masih mementingkan kepentingan pribadi daripada
memikirkan masa depan negeri ini. Jika para petinggi negeri ini saja sudah berani melanggar
hukum, bagaimana dengan rakyatnya? Bukan hal yang aneh jika sangat banyak pelanggar
hukum di Indonesia yang bisa bebas tanpa harus menindaklanjuti kasusnya.

Masih banyak lagi potret buram penegakkan hukum di Indonesia yang lainnya. Kita sebagai
warga negara yang mengharapkan keadilan hukum bisa terwujud di negeri ini, sudah
seharusnya mentaati peraturan yang telah dibuat, dan menghindari ataupun menolak semua hal
yang berkaitan dengan pelanggaran hukum demi terciptanya keadilan hukum di Indonesia.

Hukum di indonesia perlu mendapat penegasan yang jelas dari penguasa hukum. Perlu banyak
evaluasi-evaluasi yang harus dilakukan, harus ada penindaklanjutan yang jelas mengenai
penyelewengan hukum yang kian hari kian menjadi. Perlu ada ketegasan tersendiri dan
kesadaran yang hierarki dari individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya. Perlu
ditanamkan mental yang kuat, sikap malu dan pendirian iman dan takwa yang sejak kecil harus
diberikan kepada kader-kader pemimpin dan pelaksana aparatur negara atau pihak-pihak
berkepentingan lainnya. Karena baik untuk hukum Indonesia, baik pula untuk bangsanya dan
buruk untuk hukum di negeri ini, buruk pula konsekuensi yang akan diterima oleh masyarakat
dan negara.

Jadi, penerapan dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah
Negara Hukum”, harus dilaksanakan, karena sudah demikian ketetapan itu berlaku. Merupakan
karekteristik yang harus tertanam dalam diri pribadi ataupun kelompok kepentingan. Kita harus
malu dengan Undang-Undang tersebut, harus malu dengan pendiri bangsa yang rela
menumpahkan darah demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, kita harus menghargai
semua perjuangan itu dengan hal yang tidak dapat membuat negeri ini malu di mata masyarakat
ini sendiri bahkan dunia luar. Bangsa yang besar tidak hanya berdasarkan luasan wilayahnya
ataupun betapa banyaknya jumlah penduduk, tetapi dengan menghargai perjuangan para
pahlawan terdahulu dengan menjalankan ketentuan hukum yang berlaku demi terciptanya
keamanan, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai