Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN DAN RUANG

LINGKUP HUKUM PERDATA

ABDUL MUBIN, ST., SH., MH


1. Pengertian Hukum Perdata

 Hukum Perdata : merupakan hukum yang mengatur


hubungan hukum antara orang yang satu dengan yang
lain, dengan mengutamakan kepentingan pribadi atau
masing-masing individu (perseorangan). Hukum
perdata disebut juga dengan istilah hukum privat
(privatrecht) atau hukum sipil (civilrecht).
www.themegallery.com

Company Logo
PENDAPAT PARA AHLI :

Subekti (Subekti, 2003 : 9):


Hukum Perdata dalam arti luas meliputi semua hukum
privat materiil, yaitu segala hukum pokok yang
Mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan.

 Utercht (Utrecht/Moh. Saleh Djindang, 1989:


30-31):
Hukum privat (Hukum perdata ) mengatur tata tertib masyarakat
mengenai family (keluarga) dan mengenai kekayaan para invidu,
www.themegallery.com

dan mengatur pula hubungan-hukum yang diadakan antara para


individu yang satu dengan yang lain, antara individu dengan badan
negara bila mana badan negara itu turut serta dalam pergaulan
sebagai, yaitu seolah-olah, individu.
PENDAPAR PARA AHLI :
 H.F.A Volmar (H.F.A Folmar, 1996: 2)
Menyatakan bahwa hukum perdata yang disebut juga hukum sipil atau hukum
privat, ialah aturan-aturan atau norma-norma, yang memberikan
pembatasan dan oleh karena memberikan perlindungan pada
kepentingan-kepentingan perseorangan dalam perbandingan yang tepat
antara kepentingan yang satu dengan yang lain dari orang-orang di dalam
suatu masyarakat tertentu.

 Harumiati Natadimaja, 2009: 2),


Menyatakan bahwa hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan
hukum antara orang/badan hukum yang satu dengan antara orang/badan
hukum yang lain di dalam masyarakat dengan menitikberatkan
kepentingan perseorangan (pribadi /badan hukum).
www.themegallery.com

 C.S.T Kansil (C.T.Kansil, 2002: 214)


Menyatakan bahwa hukum perdata (burgerlijkrecht) adalah rangkaian
peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan
perseorangan.

Company Logo
KESIMPULAN :

Bahwa Hukum Perdata adalah hukum yang mengatur


hubungan hukum antara orang/badan hukum yang satu
dengan orang/badan hukum yang lain di dalam kehidupan
masyarakat dengan menitik beratkan pengaturannya
kepada kepentingan pribadi secara tidak langsung juga
besar pengaruhnya terhadap terjaminnya kepentingan
umum, yang pada hakekatnya merupakan himpunan atau
kesatuan dari kepentingan pribadi masing-masing individu
tersebut pula (Purnadi Purbacaraka dan A.Ridwan Halim,
www.themegallery.com

Tahun 1987: 14).

Company Logo
Eksistensi Hukum Perdata :
 Purnadi Purbacaraka dan A.Ridwan Halim: Tahun 1987:
a. Unsur Kebebasan dan ketertiban:
Para pihak bebas untuk mengadakan perjanjian mengenai apa
saja, (asas kebebasan berkontrak/Pasal 1338 BW/KUHPerdata),
sepanjang hal yang dijanjikan itu tidak mengganggu ketertiban
atau melanggar syarat-syarat sahnya suatu perjanjian (pasal
1320 BW/KUHPerdata).

b. Unsur Kepastian hukum dan kesebandingan hukum.


Dalam hal legitieme portie/bagian sah. Setiap ahli waris yang
patut menerima warisan, pasti berhak atas bagian sah (kepastian
hukum) tanpa bisa dihalangi dengan cara apapun. Tetapi berapa
besarnya legitieme portie yang berhak diterimanya’?
Besarnya legitieme portie/bagian sah tersebut tergantung dan (kesebandingan
www.themegallery.com

hukum):
 Besar kecilnya harta warisan yang ditinggalkan.
 Ada tidaknya/besar kecilnya hutang/piutang si pewaris.
 Banyaknya ahli waris.
 Ada tidaknya/besar kecilnya hibah wasiat.

Company Logo
Eksistensi….
c. Unsur Keketatan dan keluwesan hukum.
 Adanya keketatan hukum yaitu dibuktikan dari adanya sistem
tertutup Buku Kedua BW/KUHPerdata yang mengatur tentang
hukum benda.

 Sedangkan adanya keluwesan dapat dibuktikan dari adanya


sistem terbuka Buku Ketiga BW/KUHPer mengatur Hukum
Perjanjian (Perikatan).

d. Unsur unifikasi hukum dan pluralisme hukum:


Adanya unifikasi hukum dapat dibuktikan dan telah terciptanya
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-pokok
Agraria, yang berlaku secara seragam bagi seluruh rakyat Indonesia
dalam hal keagrariaan.
Sedangkan adanya pluralisme hukum dapat dibuktikan dari masih adanya
www.themegallery.com

hukum yang berbhineka dalam beberapa persoalan perdata tertentu, misalnya


dalam hal pewarisan dimana masih berlaku:
 Ketentuan-ketentuan hukum waris menurut KUHPerdata.
 Ketentuan-ketentuan hukum waris menurut Hukum Islam.
 Ketentuan-ketentuan hukum waris menurut Hukum Adat.

Company Logo
Eksistensi.......
e. Unsur Kebaruan dan Unsur Kelestarian.
Unsur kebaruan nampak dalam Hukum Perdata sebagai adanya
ketentuan baru yang lebih lengkap, lebih praktis dan lebih cocok dengan
situasi dan kondisi dewasa ini, .
Secara Keseluruhan atau sebagian besar sudah dapat mengganti
peraturan-peraturan yang lama.
(Contoh: Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan)

Sedangkan unsur kelestarian akan nampak dalam Hukum Perdata bila:


Masih ada/berlakunya peraturan lama karena belum adanya peraturan
yang baru (untuk mencegah kekosongan hukum).

Peraturan yang lama:


www.themegallery.com

 Masih cocok untuk diterapkan pada situasi dan kondisi yang tengah
dihadapi dewasa ini.
 Belum dapat dihapus sebab masih diperlukan untuk berbagai tujuan yang
masih dapat dijangkaunya. Masih dapat disempurnakan dengan penafsiran
atau konstruksi bila perlu, sehingga dalam hal ini belum perlu diadakan
pembaharuan.
Eksistensi...
f. Dalam hukum perdata terkandung unsur proteksi
hukum dan restriksi hukum.

Adanya proteksi hukum dapat dibuktikan misalnya dari:


Adanya hak milik sebagai hak kebendaan yang terkuat dan
paling sempurna serta memberikan jaminan kekuatan
(perlindungan) hukum yang penuh bagi pemilik barang atas
benda miliknya.
Sedangkan adanya restriksi hukum (pembatasan hukum)
dapat dibuktikan misalnya dari adanya pembatasan pemilikan
secara yuridis yang berupa larangan hukum untuk memiliki
sesuatu tertentu dalam macam tertentu.
Contoh :
www.themegallery.com

Binatang-binatang langka yang termasuk satwa,


tumbuh-tumbuhan tertentu dan benda-benda penting
yang mengandung nilai budaya tinggi tertentu tidak
boleh dimiliki secara pribadi.
Eksistensi....

Adanya larangan hukum untuk memiliki sesuatu tertentu melebihi


batas jumlah tertentu. Contoh : Adanya batas maksimal luas tanah
yang boleh dimiiki secara pribadi.

Adanya larangan hukum untuk memiliki sesuatu tertentu


berdasarkan status suatu pihak. Contoh : Adanya larangan bagi
orang asing untuk memiliki tanah di Indonesia.
www.themegallery.com
Eksistensi
g. Hukum Perdata terkandung unsur kejasmanian dan
kerohanian.

Adanya ketentuan bahwa, hak kebendaan mempunyai fungsi


sosial, dalam arti bahwa hak kebendaan itu (unsur
kebendaan/kejasmanian) tidak boleh mengganggu
kepentingan antar pribadi (unsur kerohanian).
www.themegallery.com
PELAKSANAAN HUKUM PERDATA
Pelaksanaan dan penerapan Hukum Perdata harus sedapat mungkin
diusahakan untuk mencapai:
 Keserasian antara kebebasan dan ketertiban serta keserasian
antara unifikasi hukum dan pluralisme hukum, kedua-duanya
ialah untuk mencapai kedamaian.
 Keserasian antara kepastian hukum dan kesebandingan hukum
serta keserasian antara proteksi hukum dan restriksi hukum,
kedua-duanya ialah untuk mencapai keadilan.
 Keserasian antara kelestarian dan kebaruan yakni untuk
mencapai kemajuan atau “progress’.
 Keserasian antara keketatan hukum dan keluwesan hukum ialah
untuk mencapai kewibawaan (hukum’).
 Keserasian antara kejasmanian dan kerohanian yakni untuk
www.themegallery.com

mencapai Kesejaheraan.
Tujuan Yang Ingin Dicapai
Dalam Pelaksanaan Hukum Perdata

(Purnadi Purbacaraka dan A. Ridwan Halim: 1987: 6) adalah:

a) Ketenangan, sebagai suatu keadaan pribadi dengan perasaan


bebas dan ketakutan akan kemungkinan adanya suatu bahaya
atau berbagai hal yang tidak diinginkan;
b) Ketertiban sebagai suatu keadaan antar-pribadi yang serba
teratur dengan segala hal terjadi atau berlangsung menurut
ukuran yang seharusnya;
c) Keadilan.
www.themegallery.com
2. Pengertian Hukum Perdata Dalam Arti Sempit dan
Dalam Arti Luas

 Hukum Perdata Dalam Arti Sempit adalah :


Keseluruhan ketentuan-ketentuan Perdata yang terdapat
didalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (B.W).
 Hukum perdata Dalam Arti Luas adalah :
Keseluruhan ketentuan-ketentuan perdata yang terdapat didalam BW
+ KUHD + Peraturan perundang-undangan lainnya, termasuk juga
Hukum Kepailitan dan Hukum Acara (H.F.A Vollmar, 1996:

 Dalam hubungan ini berlaku asas lex specialis derogat lex generalis,
yakni ketentuan hukum yang ada dalam KUHD mengesampingkan hukum
yang berlaku umum sebagaimana diatur dalam KUHPerdata.

 Antara B.W/K.U.H. Perdata dengan W.v.K atau K.U.H.D sebenarnya tidak


terdapat perbedaan yang prinsipill, karena ke dua-duanya adalah sama-
www.themegallery.com

sama Hukum Perdata.

 Perbedaan yang ada antara kedua macam Kitab Undang-undang tersebut


hanya dalam hal sifat Hukumnya saja, BW bersifat Umum sedangkan KUHD
bersifat Khusus.
3. Hukum Perdata Materil dan Hukum Perdata
Formil

Hukum Perdata dilihat fungsinya ada 2 (dua) macam, yaitu:

A. Hukum Perdata materil :


yaitu aturan-aturan hukum yang mengatur hak-hak dan
kewajiban-kewajiban perdata, yaitu mengatur kepentingan-
kepentingan perdata setiap subyek hukum.
 Sumber Hukum Perdata Materiil, antara lain:
- Algemene Bepalingen van wetgeving voor Indonesie (AB) S.1847, (30 April
1847)
- Burgerlijk Wetboek (BW)/KUHPer;
- Wetboek van Koophandel (WvK)
- UU No. 5 Tahun 1960 tentang Agraria (Undang-undang ini mencabut
berlakunya Buku Kedua KUHPerdata sepanjang berkaitan dengan tanah,
www.themegallery.com

kecuali hipotik.
- UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (maka ketentuan tentang
perkawinan dalam Buku Kesatu KUHPerdata, dan peraturan lain yang
mengatur perkawinan sepanjang telah diatur dalam undang-undang ini
dinyatakan tidak berlaku lagi.
- Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
- Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Company Logo
B. Hukum Perdata Formil :
Hukum Perdata formal (Hukum Acara Perdata) yaitu hukum yang
mengatur bagaimana cara mempertahankan hukum perdata materiil,
bagaimana cara orang mengajukan perkara perdata ke pengadilan, dan
cara bagaimana pengadilan/hakim itu harus memeriksa dan mengadili
dan memutus perkara perdata. Pengertian hukum perdata disini meliputi
juga hukum dagang.

Hukum perdata formil antara lain bersumber pada:


- Het Herzine Indonesich Reglemen (HIR)
- Reglemen Buitengwesten (RBg)
- Burgerlijk Wetboek (BW), yaitu dalam Buku Kesatu, misalnya tentang tempat
tinggal atau domisili, dalam Buku Kedua, misalnya Pasal 533 dan Pasal 535),
dalam Buku Ketiga, misalnya Pasal 1244, Pasal 1365), dan Buku IV tentang
www.themegallery.com

Pembuktian dan Kadaluarsa,


- Wetboek van Koophandel (WvK)/Kitab Undang-undang Hukum Dagang, antara
lain Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 22, Pasal 23, pasal Pasal 255, dsb)
- Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, antara lain dalam
Pasal 26 ayat (1), Jaksa berwenang mengajukan gugatan pembatalan
perkawinan;
- Undang-undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat;
Company Logo
- Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Kejaksaan sebagai
Jaksa Pengacara Negara, mempunyai tugas dan wewenang :
 Pasal 30 ayat (2):
“Dibidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan dengan surat kuasa
khusus dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas
nama negara atau pemerintah”
 Pasal 34 :
“Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada
instansi pemerintah lainnya”
 Pasal 35 huruf d :
“Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang mengajukan kasasi demi
kepentingan hukum kepada Mahkamah Agung dalam perkara perdata dan tata
usaha negara”.
- Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan;
- Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Pasal 146
ayat 1 huruf a)
www.themegallery.com

- Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan kehakiman;


- Undang-Undang Nomor 3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung;
- Undang-Undang nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum;
- Hukum Adat;
- Yurisprudensi;
- Surat Edaran Mahkamah Agung
- Company Logo
 Sumber hukum bagi Jaksa Pengacara
Negara dalam melaksanakan tugas dan
wewenang DATUN :

Pasal 30 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun


2004 tentang Kejaksaan RI termasuk juga ketentuan
Pasal 33, Pasal 34 dan Pasal 38 huruf c Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
www.themegallery.com

Company Logo
Mohammad Hamidi Masykur

Anda mungkin juga menyukai