Secara umum, sumber hukum memiliki pengertian yaitu segala sesuatu yang dapat menimbulkan
aturan – aturan yang mempunyai kekuatan dan bersifat memaksa, yakni aturan – aturan yang
kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata (Kansil).
Sumber hukum sendiri memiliki 2 pengertian, yaitu pengertian sumber hukum secara materiil
dan pengertian sumber hukum secara formil. Pengertian sumber hukum secara materiil adalah
sumber hukum yang menentukan isi dari hukum yang berupa perasaan hukum (keyakinan
hukum) individu dan pendapat masyarakat. Landasan Materiil dimaksudkan untuk memberikan
sign bahwa Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk merupakan penjabaran dari Pasal-
pasal UUD 1945 yang dicantumkan juga dalam dasar hukum “mengingat” suatu Peraturan
Perundang-undangan yang (akan) dibentuk. Sedangkan pengertian sumber hukum secara formil
adalah sumber hukum yang menentukan berlakunya hukum. Sumber hukum formil mengacu
pada suatu rumusan peraturan yang memiliki bentuk tertentu sebagai dasar berlaku, sehingga
ditaati. Landasan Formil dimaksudkan untuk memberikan legitimasi prosedural terhadap
pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang dicantumkan dalam dasar hukum
“mengingat” suatu peraturan perundangundangan. Salah satu contoh dari sumber hukum adalah
Undang-Undang.
Undang-Undang sendiri memiliki 2 arti, yaitu Undang-Undang dalam arti materiil, dan Undang-
Undang dalam arti formil. Pengertian Undang-Undang dalam arti materiil sebagai berikut :
1. Setiap keputusan pemerintah (penguasa) yang menurut materi (isi), keputusan tersebut
bersifat mengikat secara umum.
2. Penetapan kaidah hukum yang disebutkan dengan tegas, sehingga menurut sifatnya
menjadi mengikat.
3. Semua peraturan perundang-undangan yang bersifat mengatur artinya berlaku untuk
umum.
4. Keputusan penguasa yang dilihat dari segi isinya mempunyai kekuatan mengikat secara
umum.
5. Contohnya : UU, PP, Perda, dan lainnya.
Bisa kita lihat dari pengertian Undang-Undang secara materiil dan formil, adanya beberapa
kesamaan. Salah satu kesamaan tersebut, terletak pada pengertian Undang-Undang. Dilihat dari
pengetian masing-masing Undang-Undang pada nomor 1, mereka sama-sama dibentuk oleh
penguasa, dimana penguasa tersebut memiliki arti yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Kemudian, kesamaan yang berikutnya adalah tujuan pembentukannya. Pada dasarnya suatu
Undang-Undang dibentuk dengan tujuan untuk mengatur masyarakatnya, agar masyarakat yang
diatur tersebut dapat memperoleh kepastian, kemanfaatan, dan keadilan dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat. Kesamaan berikutnya adalah kesamaan dalam bentuk contohnya.
Dari beberapa kesamaan tersebut, bisa dikatakan bahwa Undang-Undang dalam arti materiil
dapat dikatakan sekaligus sebagai Undang-Undang dalam arti formil. Yang membedakan
keduanya hanyalah sebuah perspektif. Jika hukum materiil itu berupa isinya, sedangkan hukum
formil itu berupa prosesnya atau pelaksanaannya.