Anda di halaman 1dari 18

Analisis Pelanggaran Undang-Undang dan Kode Etik Advokat Indonesia Dalam

Berita Yang Berjudul “BW Dilaporkan ke Peradi karena Diduga Langgar Kode
Etik Profesi Advokat”

Kelas : C

Kelompok : 3 B (Advokat)

Tanggal Penyajian :Kamis, 5 Maret 2020

1. Maysita Wuri Handayani (E1A017268)


2. Kania Kusuma Wardhani (E1A017270)
3. Muhammad Irfan Ramadhani (E1A017272)
4. Yoga Tri Wibowo (E1A017273)
5. Arfian Yusuf (E1A017274)
6. Ten Galih Wicaksono (E1A017275)
7. Khansa Izzul Zahara (E1A017276)
8. Hariman Nugroho (E1A017278)
9. Nurfitri Fadiya Rahmah (E1A017279)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2020
BW Dilaporkan ke Peradi karena Diduga Langgar Kode Etik Profesi
Advokat

Jakarta - Ketua Tim Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Bambang


Widjojanto (BW), dilaporkan ke Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi). Posisi
BW sebagai kuasa hukum Prabowo-Sandi dan TGUPP DKI dinilai telah
melanggar kode etik profesi advokat, "Kedatangan kami ke sini (Peradi) karena
kami masih menganggap Peradi ini adalah rumah bersama advokat Indonesia,
kemudian kami datang ke tempat ini dalam rangka mengadukan rekan sejawat
kami, Doktor Bambang Widjojanto, terkait dengan pelanggaran kode etik profesi
advokat. Yang mana yang bersangkutan melanggar, pertama, yang bersangkutan
ketika menerima kuasa dari Prabowo-Sandi masih berkedudukan sebagai pejabat
negara, yaitu Ketua Bidang Pencegahan Korupsi Tim Gubernur Untuk Percepatan
Pembangunan (TGUPP) Provinsi DKI Jakarta," ujar salah seorang pelapor, Sandi
Situngkir, di kantor Peradi, gedung Grand Slipi Tower, Jalan S Parman, Jakarta
Barat, Kamis (13/6/2019).
Sandi mengungkapkan undang-undang dan kode etik advokat melarang
rangkap posisi seperti yang dilakukan BW, "Menurut undang-undang dan kode
etik itu tidak boleh, kami juga yakin yang bersangkutan menyadari itu, akan tetapi
kami tidak memahami faktor apa yang kemudian rekan kami, Bambang
Widjojanto, melanggar itu," katanya.
Sandi melaporkan BW ke Peradi bersama Advokat Indonesia Maju selaku
yang diberikan kuasa oleh pengadu. Sandi berharap ada sanksi etik yang
diterapkan kepada BW, "Harapannya kalau misalnya teman-teman sama-sama
memahami, itu konsekuensi pelanggaran kode etik, itu bisa pemberhentian tetap
sebagai advokat Indonesia," tuturnya.
Terkait cuti yang sudah diajukan BW, Sandi menganggap status BW tetap
sebagai pejabat negara. Menurutnya, BW sudah melanggar kode etik saat mulai
meneken kuasa menjadi tim hukum Prabowo-Sandi, "Kalau cuti, statusnya tetap
sebagai pejabat negara. Kemudian kalau definisi jasa hukum itu per 22 Mei, dia
sudah teken kuasa ketika sudah menjabat sebagai pejabat negara. Di situ yang kita
tengarai, rekan kami BW melakukan pelanggaran etik dan pelanggaran UU
advokat itu," imbuhnya.
Selain itu, Sandi menilai BW telah melakukan pelanggaran dengan mengeluarkan
pernyataan yang merendahkan Mahkamah Konstitusi (MK), "Atau hakim MK
bisa secara langsung menyampaikan bahwa apabila rekan sejawat kami, Bambang
Widjojanto, itu sesuai fakta yang tadi itu mengkerdilkan merendahkan marwah
peradilan, khususnya MK," kata Sandi.
'Merendahkan MK' yang dimaksud Sandi adalah ketika BW mempersepsikan MK
sebagai rezim yang korup. Menurut Sandi, BW telah telah merendahkan lembaga
peradilan serta mengajak masyarakat tidak percaya kepada MK, "Jadi ketika yang
bersangkutan melakukan pendaftaran di Mahkamah Konstitusi itu yang
bersangkutan menyampaikan secara jelas bahwa dia mempersepsikan MK itu
sebagai lembaga peradilan sebagai atau sama seperti rezim korup, itu sangat
merendahkan peradilan, artinya bahasa itu mengajak semua publik untuk
mempersepsikan Mahkamah Konstitusi tidak dipercayai," ungkapnya.
Oleh karena itu, Sandi menilai hakim MK bisa memerintahkan untuk
menyidik BWterkaitpelanggaranUndang-UndangKehakiman, "Hakim mahkamah
juga bisa langsung memerintahkan bahwa yang bersangkutan untuk dilakukan
penyidikan di kepolisian negara terkait dengan pelanggaran undang-
undangkehakiman," ucap Sandi
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut BW telah
mengajukan cuti di luar tanggungan sebagai anggota TGUPP. Anies memastikan
BW tak lagi bertugas sebagai TGUPP. BW juga tidak mendapatkan gaji, "Cuti
luar tanggungan, tidak digaji," kata Anies di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran,
Jakarta Pusat, Rabu (29/5).
Anies mengatakan BW mengajukan cuti selama sebulan untuk membantu
pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengajukan gugatan di
Mahkamah Konstitusi (MK). Anies enggan berandai-andai sampai kapan BW
cuti, "Kalau lebih lama, beliau tinggal ngajuin lagi. Kan beliau ngajuinnya seperti
itu," ucap Anies.
Berita diambil dari : https://m.detik.com/news/berita/d-4585064/bw-dilaporkan-
ke-peradi-karena-diduga-langgar-kode-etik-profesi-advokat
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Advokat secara historis termasuk salah satu profesi yang
tertua,dalam perjalanannya profesi advokat dinamai sebagi officum Nobile
(jabatan mulia). Penamaan itu terjadi karena aspek “kepercayaan” dari
pemberi kuasa klien1. Diatur dalam pasal 1 angka (1) UU Nomor 18 2003
tentang Advokat “Advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa
hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini”
Seorang advokat/penasehat hukum dapat menjalankan tugasnya
dengan baik, jujur, adil, memegang amanat dari negara maupun
masyarakat tidak cukup hanya diatur, dilindungi oleh undang-undang saja
tetapi juga perlu adanya etika profesi yang mengatur dan mengawasi.
Profesi advokat merupakan salah satu tugas mulia yang wajib ikut serta
menegakkan keadilan bagi setiap orang yang membutuhkan tanpa melihat
asal usul atau tidak memandang bulu. Kekonsistenan dan etika profesi
wajib dimiliki bagi setiap penegak hukum di Negara Indonesia khusus para
advokat. Dalam kamus bahasa Indonesia etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak). Dalam kamus bahasa Indonesia “moral” memiliki tiga arti yaitu
yang pertama ajaran tentang baik buruk yang diterima umum,pengertian
yang kedua yaitu kondisi mental yang membuat orang tetap berani,
bersemangat, bergairah, disiplin, dan sebagainya,isi hati atau keadaan
perasaan sebagaimana terungkap dalam perasaan ,ketiga yaitu ajaran
kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang harus dipengaruhi oleh sekelompok orang yang disebut
kalangan profesional atau orang yang menyandang suatu profesi tertentu
disebut seorang profesional.
1
Luhut M.P.Pangaribuan , 1996 Advokat dan Contemp of Court,Satu Profesi di Dewan
Kehormatan Profesi, Djambatan, Jakarta : hlm.1
Kode etik penting, sebagai sarana kontrol sosial. Kode etik
memberikan semacam kriteria bagi para calon anggota kelompok profesi
(demikian juga terhadap para anggota baru) dan membantu
mempertahankan pandangan anggota lama terhadap prinsip profesional
yang telah digariskan. Kode etik profesi mencegah pengawasan ataupun
campur tangan yang dilakukan oleh pemerintah atau oleh masyarakat
melalui beberapa agen atau pelaksananya. Kode etik adalah penting untuk
pengembangan patokan kehendak yang lebih tinggi. Kode etik ini dasarnya
adalah sesuatu perilaku yang sudah dianggap benar serta berdasarkan
metode prosedur yang benar pula2.
Kode etik dapat berlaku efektif bagi seluruh penegak hukum
apabila dijiwai, disemangati, ditanamkan dalam pribadi hidup dan
diterapkan setiap menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan
profesi hukum khususnya advokat.
Dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan-penyimpangan
yang dilakukan oleh aparatur penegak hukum khususnya advokat dalam
menegakkan keadilan atau menerapkan hukum. Salah satu contohnya
adalah seperti kasus yang telah diterangkan di atas. Maka dari itu pada
tulisan ini, kami tertarik untuk menganalasis tentang apa pelanggaran yang
dilakukan oleh Bambang Widjojanto.

B. Rumusan Masalah
a. Pelanggaran apakah yang dilakukan oleh Advokat tersebut?
b. Sanksi apakah yang dapat diberikan kepada Advokat tersebut?

2
E.Sumaryono,1995,Etika Profesi Hukum , Kanisius Yogyakarta , hlm. 35-36
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Advokat
Diatur dalam pasal 1 angka (1) UU Nomor 18 2003 tentang
Advokat “Advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum
baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini”. Advokat/penasehat Hukum
adalah warga negara Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran
dilandasi moral yang tinggi,luhur dan mulia demi tegaknya hukum, setia
kepada falsafah pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. Advokat juga
berperan penting dalam menciptakan stabilitas hukum di masyarakat,
karena hukum merupakan salah satu norma sosial yang ada pada
masyarakat selain norma agama, kesopanan, dan norma kesusilaan.
Berdasarkan uraian di atas, pengertian Advokat memperoleh penekanan
pada pekerjaan yang berkaitan dengan pengadilan. Sedangkan dalam
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003, sudah ditegaskan bahwa advokat
adalah orang yang melakukan pekerjaannya baik di dalam maupun di luar
pengadilan.3
B. Kewajiban Advokat
Berdasarkan KodeEtikAdvokat Indonesia (KEAI) dan Undang-
Undang Advokat, dalam melakukan pekerjaannya, advokat mempunyai
kewajiban baik terhadap sesama advokat, masyarakat maupun klien.
Kewajiban ini dilaksanakan advokat agar kehormatan advokat tetap terjaga
dalam masyarakat. Apabila kewajiban ini tidak dilaksanakan, advokat
yang bersangkutan dapat dikenai hukuman sesuai dengan ketentuan KEAI.
Kewajiban advokat dapat dilihat dari dua pengaturan yaitu Kode Etik
Advokat Indonesia (KEAI) dan Undang - Undang Advokat.4
1) Kewajiban menurut Kode EtikAdvokat Indonesia (KEAI)

3
V. Harlen Sinaga, Dasar-dasar Profesi Advokat, Erlangga, Jakarta, 2011, halaman 3.
4
Supriyadi, Etika dan tanggung jawab profesi hukum di Indnesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,
halaman 3
Berdasarkan KEAI, kewajiban advokat antara lain meliputi :5
a. Memelihara rasa solidaritas di antara teman sejawat (pasal 3 huruf
d KEAI)
b. Memberikan bantuan hukum kepada teman sejawat yang diduga
atau didakwa suatu perkara pidana baik atas permintaan sendiri
maupun karena penunjukan organisasi profesi (pasal 3 huruf e
KEAI)
c. Bersikap sopan terhadap semua teman sejawat dan
mempertahankan martabat advokat (pasal 4 huruf d KEAI)
d. Dalam menentukan besarnya honorarium, wajib
mempertimbangkan kemampuan klien (pasal 4 huruf d KEAI)
e. Memegang rahasia jabatan tentang hal hal yang diberitahukan oleh
klien secara kepercayaan dan tetap menjaga rahasia tersebut setelah
sampai berakhir hububgannya dengan klien (pasal 4 huruf h KEAI)
f. Memberikan surat dan keterangan apabila perkara akan diurus
advokat baru dengan memperhatikan hak retensi (pasal 5 huruf f
KEAI)
g. Menyampaikan pemberitahuan tentang putusan pengadilan
mengenai perkara yang ditangani kepada klien (pasal 7 huruf I
KEAI)
2) Kewajiban menurut Undang - Undang Advokat
Berdasarkan Undang - Undang Advokat, kewajiban advokat
adalah merahasiakan segala sesuatu yang diketahui dan diperoleh dari
klirnnya karena hububgan profesinya, sesuai dengan pasal 19.
Kerahasiaan ini meliputi perlindungan atas berkas dan dokumennya
terhadap penyitaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas
komunikasi elektrik advokat.
C. UU Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat
Di Indonesia saat ini, telah berkembang sejumlah lembaga atau
organisasi Advokat, yang tertua adalah IKADIN, kemudian muncul
belakangan, misalnya Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat

5
V. Harlen Sinaga, Op cit, halaman 85
Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia
(HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum
Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM),
dan Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI).Untuk menyatukan
banyaknya organisasi pengacara tersebut, perlu dibentuk satu wadah yang
betul-betul kehadirannya dapat diterima oleh semua kalangan, terutama di
organisasi pengacara tersebut. oleh karena itu, kehadiran UU Nomor 18
Tahun 2003 ini benar-benar menjadi wadah pemersatu pengacara di
Indonesia.6Dalam pasal 28 UU Nomor 18 Tahun 2003 menyatakan bahwa
“Organisasi advokat merupakan satu-satunya wadah profesi advokat yang
bebas dan mandiri yang dibentuk sesuai dengan ketentuan undang-undang
ini dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi
advokat. Ketentuan mengenai sususan organisasi advokat ditetapkan oleh
para advokat dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Pimpinan
organisasi advokat tidak dapat dirangkap dengan pimpinan partai politik
baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.”Menyikapi keinginan28
UU Nomor 18 Tahun 2003 mengenai menyatunya advokat dalam satu
wadah tunggal, maka sebelum lahirnya UU Nomor 18 Tahun 2003 ini,
organisasi advokat yang terdiri atas beberapa organisasi
advokatsepakatuntukmembentuksebuahkomite yang akan bertugas untuk
membentuk kode etik advokat Indonesia. Kesepakatan para organisasi
advokat tersebut, melahirkan sebuah Komite Kerja Advokat Indonesia
(KKAI) yang tugasnya membentuk satu kodeetik yang akan diberlakukan
bagi semua Advokat Indonesia. 7
D. Kode Etik Advokat Indonesia
Kode Etik Advokat Indonesia mengandung kewajiban-kewajiban
yang para advokat membebankan pada dirinya sendiri.
Terdapat 6 hal terdiri dari :8
1) Kepribadian advokat (pasal 1 dengan 7 ayat);
6
Supriyadi, Etika dan tanggung jawab profesi hukum di Indnesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,
halaman 85
7
Loc.cit.
8
Oemar Seno Adji, EtikaProfesionaldanHukum, Erlangga, Jakarta, 1991,halaman 25
2) Hubungan dengan klien (pasal 2 dengan 13 ayat);
3) Hubungan dengan teman sejawat (pasal 3 dengan 8 ayat);
4) Cara bertindak dalam menangani perkara (pasal 4 dengan 11 ayat);
5) Ketentuan-ketentuan lain (pasal 5 dengan 9 ayat);
6) Pelaksanaan Kode Etik Advokat (pasal 6 dengan 3 ayat).
Dalam pasal 1 mengenai kepribadian advokat dinyatakan bahwa di
samping advokat Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dalam melakukan tugasnya menjunjung tinggi Hukum berdasarkan
Pancasila, UUD 1945, serta sumpah jabatannya, dan advokat harus
bersedia agar memberi bantuan dan nasihat Hukum tanpa mengadakan
diskriminasi berdasarkan agama, suku, keturunan, dan lain-lain. Seorang
advokat bekerja dengan bebas dan mandiri serta tidak dipengaruhi oleh
siapa pun, dan wajib memperjuangkan hak-hak asasi manusia dalam
Negara Hukum Indonesia. Pasal 2 mengenai advokat tidak dibenarkan
menjamin terhadap kliennya bahwa perkaranya akan dimenangkan dalam
judul dengan kliennya, sedangkan pasal 3 mengenai hubungan dengan
teman sejawat yang antara lain memuat ketentuan bahwa antara advokat
harus ada hubungan sejawat, saling menghargai dan mempercayai. Bab V
mengenai ketentuan lain, berupa advokat harus menunggu permintaan dari
klien dan tidak boleh menawarkan jasanya baik langsung maupun tidak
langsung (misalnya melalui perantara), sedangkan dalam ayat lainnya
misalnya advokat tidak dibenarkan untuk melalui mass media mencari
publisitas bagi dirinya atau menarik perhatian masya rakat mengenai
tindakan-tindakannya sebagai advokat mengenai perkara yang sedang atau
telah ditanganinya (kecuali apabila keterangan yang ia berikan bertujuan
untuk menegakkan prinsip-prinsip Hukum yang wajib di perjuangkan oleh
setiap advokat).Dalam Bab VI mengenai pelaksanaan kode etik advokat
(pasal 6), dikatakan bahwa pengawasan atas pelaksanaan kode etik oleh
advokat dilakukan oleh Dewan Kehormatan, dengan acara dan sanksi yang
ditentukan sendiri.
E. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN)
a. Logo IKADIN
b. Penjelasan Logo IKADIN
Lambang IKADIN adalah berupa timbangan keadilan yang
dilindungi oleh dua bilah pedang, dengan latar belakang lingkaran
merah bergerigi 45 (empat puluh lima) yang mengandung tulisan FIAT
JUSTITIA RUAT COELUM merupakan motto dari IKADIN memiliki
arti Demi Keadilan Sekalipun Langit Runtuh kemudian .membentuk
setengah lingkaran dengan warna putih dilindungi oleh lima seongkok
(dilihat dari sudut muka) yang membentuk lingkaran yang
mengandung tulisan berwarna merah IKATAN ADVOKAT
INDONESIA dan IKADIN diantara dua bintang bersegi lima dengan
latar belakangnya warna putih

BAB III

ANALISIS KASUS

1. Pelanggaran
Pada berita yang berjudul "BW Dilaporkan ke Peradi karena
Diduga Langgar Kode Etik Profesi Advokat", BW atau Bambang
Widjojanto diduga telah melanggar 3 pasal pada UU nomor 18 Tahun
2003 tentang Advokat dan Kode Etik Profesi Advokat. Berdasarkan
Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, seorang
advokat "dilarang menjabat sebagai profesi lain yang meminta pengabdian
sedemikian rupa sehingga merugikan profesi advokat ataupun mengurangi
kebebasan dan kemerdekaan dalam melakukan profesinya." Bambang
dinilai melanggar kode etik advokat lantaran mengemban jabatan publik
sekaligus praktisi hukum di waktu bersamaan. Bambang disebut masih
menjadi Ketua Tim Gurbernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP)
Pemprov DKI Jakarta bidang pemberantasan korupsi. Di saat bersamaan,
ia juga menjadi kuasa hukum Prabowo-Sandi yang tengah bersidang di
Mahkamah Konsitusi (MK) terkait sengketa hasil pemilihan umum 2019.
Bambang Widjojanto melakukan pelanggaran Pasal 20 ayat 3 UU Nomor
18 Tahun 2003 tentang Advokat yang berbunyi "Bersikap, bertingkah
laku, bertutur kata, atau mengeluarkan penyataan yang menunjukan sikap
tidak hormat terhadap hukum, peraturan perundang - undangan, atau
pengadilan". Bambang Widjojanto mlakukan pelanggaran dengan
merangkap jabatanya itu sebagai Advokat dan juga sebagai Ketua TGUPP
Provinsi DKI Jakarta. Pernyataan Bambang Widjojanto mengatakan
bahwa Mahkamah Konstitusi adalah bagian dari rezim yang korup diduga
melanggar pasal 6 huruf c UU Nomor 18 Tahun 2003. Bambang
Widjojanto di duga telah merendahkan Mahkamag Konstitusi sebagai
lembaga hukum. Pernyataan Bambang Widjojanto tersebut dapat diartikan
untuk mengajak masyarakat tidak percaya pada Mahkamah Konstitusi.
2. Sanksi
Sanksi yang dapat dikenakan kepada Bambang Widjojanto terkait
dua tindakannya yaitu melakukan rangkap jabatan dan juga merendahkan
Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga hukum diatur dalam pasal 7 UU
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat berupa :

a) Teguran lisan

Dilakukan bilamana pelanggaran yang dilakukan tidak berat.


Yang dapat memberikan teguran lisan adalah ketua dalam firma
hukum yang dinaungi atau apabila tidak menaungi firma hukum
manapun bisa dari Dewan Kehormatan Organisasi Advokat, sesuai
dengan nama sanksinya teguran ini dilakukan secara lisan.

b) Teguran tertulis

Dilakukan bilamana sifat pelanggarannya berat atau karena


mengulangi kembali melanggar kode etik dan atau tidak
mengindahkan sanksi peringatan yang pernah diberikan. Yang dapat
memberikan teguran lisan adalah ketua dalam firma hukum yang
dinaungi atau apabila tidak menaungi firms hukum manapun bisa dari
Dewan Kehormatan Organisasi Advokat, sesuai dengan namanya
teguran ini diberikan dengan cara tertulis.

c) Pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga) sampai 12


(dua belas) bulan

Dilakukan bilamana sifat pelanggarannya berat, tidak


mengindahkan dan tidak menghormati ketentuan kode etik atau
bilamana setelah mendapat sanksi berupa peringatan keras masih
mengulangi pelanggaran kode etik. Keputusan mengenai sanksi ini
dipegang sepenuhnyaoleh pertimbangan dari Dewan Kehormatan
Organisasi Advokat. Pemberian sanksi pemberhentian sementara
untuk waktu tertentu harus diikuti larangan untuk menjalankan profesi
advokat diluar maupun dimuka pengadilan.Terhadap mereka yang
dijatuhi sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu dan
atau pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi disampaikan
kepada Mahkamah Agung untuk diketahui dan dicatat dalam daftar
Advokat.

d) Pemberhentian tetap dari profesinya

Bilamana dilakukan pelanggaran kode etik dengan maksud dan


tujuan merusak citra serta martabat kehormatan profesi Advokat yang
wajib dijunjung tinggi sebagai profesi yang mulia dan terhormat.
Sama dengan pemberhentian sementara, yang memiliki wewenang
memberi sanksi ini adalah Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.
Apabila sudah dijatuhi sanksi ini maka orang tersebut sudah tidak
memiliki sedikitpun hak untuk menjadi advokat atau bahkan
menggunakan embel-embel advokat.

Jenis sanksi yang akan dikenakan pada Bambang Widjojanto diatur


lebih lanjut dengan keputusan Dewan Kehormatan Organisasi Advokat
berdasarkan pasal 7 ayat 2 UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Karena kasusu ini belum tuntas untuk diusut menurut kami karena BW
melakukan 2 pelanggaran yait rangkap jabatan dan sikapnya merendahkan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, BW dapat dikenai sanksi
berupa Pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga) sampai 12
(dua belas) bulan. Atau bahkan diberhentikan secara permanen karena
terindikasi merusak citra serta martabat kehormatan profesi Advokat yang
wajib dijunjung tinggi sebagai profesi yang mulia dan terhormat. Itu
adalah pendapat dari kelompok kami mengenai sanksi yang harus didapat
oleh BW.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Bambang Widjojanto (BW) seorang advokat yang melakukan dua
pelanggaran. Pelanggaran pertama dari BW yaitu melanggar ketentuan UU
Nomor 18 tahun 2003 Pasal 20 ayat 3 yang menjelaskan tentangaturan
Rangkap Jabatan. Bambamg Widjojanto juga melanggar ketentuan Kode Etik
Advokat Indonesia pada pasal 3 huruf i yang menjelaskan tentang larangan
rangkap jabatan sebagai Advokat dan juga sebagai Pejabat negara. Diduga
Bambang Widjojanto (BW) melakukan rangkap jabatan saat menerima kuasa
dari Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto (BW) masih berkedudukan
sebagai pejabat negara, yaitu sebagai Ketua Bidang Pencegahan Korupsi Tim
Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Provinsi DKI Jakarta.
Pelanggaran kedua yang dilakukan oleh Bambang Widjojantomengenai
sikapnya yang merendahkan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
Pernyataan Bambang Widjojanto yang mengatakan bahwa Mahkamah
Konstitusi adalah bagian dari rezim yang korup diduga melanggar pasal 6
huruf c UU Nomor 18 tahun 2003.
Sanksi yang dapat dikenai kepada Bambang Widjajanto (BW) diatur
dalam UU No.18 Tahun 2003 Pasal 7 ayat 2 yaitu berupa Teguran lisan,
Teguran tertulis, Pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga)
sampai 12 (dua belas) bulan dan Pemberhentian tetap dari profesinya.
Menurut kelompok kami karena BW melakukan 2 pelanggaran yait rangkap
jabatan dan sikapnya merendahkan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia, BW dapat dikenai sanksi berupa Pemberhentian sementara dari
profesinya selama 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan.
2. Saran
Profesi Advokat merupakan profesi yang seharusnya memberikan jasa
hukum dan menjadi contoh penegak hukum yang baik bagi Masyarakat, dan
mematuhi segala peraturan yang ada dalam profesinya tersebut. Kewajiban,
Peran, dan Fungsi dari Advokat juga harus diperhatikan bagi para advokat di
Indonesia. Fiat Justitia, Ruat Caelum, yang artinya Hendaklah keadilan
ditegakkan, walaupun langit akan runtuh! Kalimat tersebut dapat
menggambarkan bahwa profesi apapun itu Keadilan harus ditegakkan, baik
itu profesi hukum maupun bukan.

DAFTAR PUSTAKA
• Adji, Oemar Seno. 1991. Etika Profesional dan Hukum. Jakarta: Erlangga

• E.Sumaryono, 1995. Etika Profesi Hukum, Yogyakarta: Kanisius


• Pangaribuan, Luhut M.P., 1996. Advokat dan Contemp of Court: Satu
Profesi di Dewan Kehormatan Profesi, Jakarta: Djambatan,

• Sinaga, V. Harlen. 2011. Dasar-dasar Profesi Advokat. Jakarta: Erlangga

• Supriadi. 2006. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia.


Jakarta: Sinar Grafika

- Undang –Undang UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat

- Internet

http://dppikadin.or.id/ad-prt-ikadin/

LAMPIRAN
a. Pertanyaan
1. Sekar Puspita Arum (E1A017219) – kelompok 3 A Jaksa
Sanksi apa yang pantas dikenakan kepada Bambang Widjajanto ?
Jawab : BW dapat dikenai sanksi berupa Pemberhentian sementara dari
profesinya selama 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan. Atau bahkan
diberhentikan secara permanen karena terindikasi merusak citra serta
martabat kehormatan profesi Advokat yang wajib dijunjung tinggi sebagai
profesi yang mulia dan terhormat karena BW melakukan 2 pelanggaran
yaitu rangkap jabatan dan sikapnya merendahkan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia

2. Halwa Islaha (E1A017266) – Kelompok 2 B


Kenapa di makalah ini tidak ada logo atau lambang dan semboyan dari
Advokat?
Jawab : karena pada dasarnya advokat merupakan suatu profesi bukan
suatu lembaga, terlebih lembaga negara. Ada banyak sekali
ikatan/organisasi advokat di Indonesia yang mana mempunyai lambang
yang berbeda-beda. Namun demikian kami telah memasukkan lambang
salah satu ikatan advokat yang ada di Indonesia yaitu IKADIN. Sama
halnya dengan semboyan, masing-masing organisasi/ikatan mempunyai
semboyan tersendiri. Dalam hal ini kami memberikan contoh semboyan
IKADIN, yaitu “ fiat justitia ruat coelum”, yang artinya demi keadilan sekalipun
langit runtuh.

3. Yahya (E1A017290)
Dijelaskan dalam makalah ini Advokat dilarang atau tidak diperbolehkan
untuk rangkap jabatan, kenapa masih banyak ditemukan Advokat yang
merangkap sebagai dosen?
Jawab : Karena ketentuan Undang-undang advokat menyangkut larangan
PNS merangkap sebagai advokat sulit untuk diterapkan. Organisasi
advokat yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan
terhadap para advokat belum terbentuk. Maka dari itu, pembentukan
wadah organisasi advokat yang tunggal sesuai Undang-undang Advokat
harus segera dibentuk karena tidak ada organisasi advokat yang memiliki
legitimasi untuk menjatuhkan sanksi ataupun memecat seorang advokat.

4. Fahri (E1A017212)
Bisakah BW dijatuhi sanksi PNS?
Jawab : Tidak, karena untuk menjadi advokat sendiri itu aturannya harus
tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil atau Pejabat Negara,
ketentuan ini secara tegas dilarang dalam pasal 3 ayat (1) huruf c UU No.
18 Tahun 2003 tentang Advokat yang berbunyi :
Untuk dapat diangkat menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :

a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertempat tinggal di Indonesia;

c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;

d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;

e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);

f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;

g. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor


Advokat;

h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang


diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai


integritas yang tinggi.
Jadi, berdasarkan UU No.18 Tahun 2003 tentang Advokat tersebut
menjelaskan bahwa PNS tidak boleh merangkap sebagai Advokat,
begitupun sanksinya. Oleh karena itu, BW sebagai advokat tidak dapat
dikenai sanksi PNS.

b. Saran
1. Halwa Islaha (E1A017266)
Memberi saran seharusnya penjelasan dari Advokat, Kode Etik Advokat
Indonesia dan UU Advokat di letakkan di bagian pembahasan
2. Eva (E1A017409)
Memberi saran mengenai
 Sistematika penulisan makalah
 Singkatan KEAI dan PERADI seharusnya diberi kepanjangannya
ketika diletakkan di awal kalimat
 UU kehakiman seharusnyadi tulis nomor dan tahunnya
 Ditambahkan nomor halaman
 Sanksi yang ada di pasal 7 UU No. 18 Tahun 2003 seharusnya
dijelaskan
3. Rian (E1A017244)
Memberi saran seharusnya pada analisis ksusu lebih detail.

Tambahan dari Bu Sarsiti

1) Pada analisis kasus diuraikan secara singkat atau dijelaskan tentang


perbuatan yang dilanggar dan ketentuan yang seharusnya pada UU No. 18
Tahun 2003 tentsng advokst dan Kode Etik Advokat Indonesia
2) Kesimpulan diubah
3) Diubah tata tulisnya
4) Penulisan dengan huruf miring tidak usah
5) Penambahan daftar pustaka (undang undang dan internet)

Anda mungkin juga menyukai