Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mario Christopher Janssen Yana Radja Oedjoe

Nim : 2014101076

No : 10

Kelas : 2C

Tugas 3 Hukum Adat

1. Jelaskan mengapa Van vollenhoven membagi Indonesia menjadi 19 lingkungan kuasa hukum
adat atas ruang ?

2. Jelaskan apa pentingnya ada batasan lingkungan kuasa hukum atas ruang?

3. Mengenai Lingkungan kuasa hukum atas soal ada 2 kelompok yg berbeda pandangan.
Jelaskan.

4. Apakah lingkungan kuasa hukum atas waktu dan atas orang, sifatnya statis atau dinamis?
Jelaskan.

Jawaban

1. Karena pembagian tersebut didasarkan atas pengklarifikasian bedasarkan bahasa-bahasa


adat yang digunakan berbagai daerah yang ada di Indonesia. Menurut Prof. Mr. Cornelis van
Vollenhoven, hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku positif yang disatu pihak
mempunyai sanksi (hukum) dan dipihak lain dalam keadaan tidak dikodifikasi (adat). Tingkah
laku positif memiliki makna hukum yang dinyatakan berlaku disini dan sekarang. Sedangkan
sanksi yang dimaksud adalah reaksi (konsekuensi) dari pihak lain atas suatu pelanggaran
terhadap norma (hukum).

2. Mengenai lingkungan kuasa hukum atas ruang kita menemukan adanya persekutuan
hukum yang berbeda-berda dimasing-masing daerah, tentu hal ini tidak lepas dari latar
belakang berkembangnya bangsa Indonesia yang bermula dari wilayah Vietnam, yang kemudian
datang ke Indonesia dalam kelompok-kelompok kecil dan menyebar kewilayah Indonesia,
kelompokkelompok kecil dan wilayah-wilayah yang berbeda-beda inilah yang telah melahirkan
lingkungan kuasa hukum adat atas ruang yang berbeda-beda. Keadaan yang seperti inilah
kemudian ditemukan oleh van vollen sehingga beliau mengklasifikasikan hukum adat atas
ruang berbeda-beda masing daerah.

3. Istilah “Hukum Adat” dikemukakan pertama kalinya oleh Prof.Dr. Cristian Snouck Hurgronye
dalam bukunya yang berjudul “De Acheers” (orang-orang Aceh), yang kemudian diikuti oleh
Prof.Mr.Cornelis van Vollen Hoven dalam bukunya yang berjudul “Het Adat Recht van
Nederland Indie”. Dengan adanya istilah ini, maka Pemerintah Kolonial Belanda pada akhir
tahun 1929 meulai menggunakan secara resmi dalam peraturan perundangundangan Belanda.
Istilah hukum adat sebenarnya tidak dikenal didalam masyarakat, dan masyarakat hanya
mengenal kata “adat” atau kebiasaan. Adat Recht yang diterjemahkan menjadi Hukum Adat
dapatkah dialihkan menjadi Hukum Kebiasaan. Seperti diungkapkan oleh Van Vollenhoven yang
dikutip dari bukunya Soepomo : Bab-Bab Tentang Hukum Adat menyatakan bahwa untuk
mengetahui hukum, maka adalah terutama perlu diselidiki buat waktu apabilapun dan di
daerah manapun, sifat dan susunan badan-badan persekutuan hukum dimana orang-orang
yang dikuasai oleh hukum itu hidup sehari-hari Van Dijk tidak menyetujui istilah hukum
kebiasaan sebagai terjemahan dari adat recht untuk menggantikan hukum adata dengan alasan :
“ Tidaklah tepat menerjemahkan adat recht menjadi hukum kebiasaan untuk menggantikan
hukum adat, karena yang dimaksud dengan hukum kebiasaan adalah kompleks peraturan
hukum yang timbul karena kebiasaan, artinya karena telah demikian lamanya orang biasa
bertingkah laku menurut suatu cara tertentu sehingga timbulah suatu peraturan kelakuan yang
diterima dan juga diinginkan oleh masyarakat, sedangkan apabila orang mencari sumber yang
nyata dari mana peraturan itu berasal, maka hampir senantiasa akan dikemukakan suatu alat
perlengkapan masyarakat tertentu dalam lingkungan besar atau kecil sebagai pangkalnya.
Hukum adat pada dasarnya merupakan sebagian dari adat istiadat masyarakat. Adat-istiadat
mencakup konsep yang luas. Sehubungan dengan itu dalam penelaahan hukum adat harus
dibedakan antara adat-istiadat (non-hukum) dengan hukum adat, walaupun keduanya sulit
sekali untuk dibedakan karena keduanya erat sekali kaitannya.

4. Kalau diperhatikan dari pengertian serta perkembangan lingkungan kuasa hukum atas waktu
dan orang bersifat dinamis atau dalam kata lain mengikuti perkembangan yang ada. Terlihat
bahwa adat itu tidak akan pernah mati walaupun serangan berbagai bidang datang termasuk
saat ini yakni globalisasi yang bila dikaitkan dengan zaman penjajahan dulu tidak kalah besarnya.
Hanya saja perbedaan terlihat bila dulu serangan itu berupa fisik (terlihat) saat ini serangan
berbagai ideologi yang datang dengan kendaraan globalisasi hanya merubah prilaku
manusianya tidak sampai ke adatnya termasuk hukum adat. Dalam beberapa desertasi hukum
adat dinyatakan sebagai intisari dari prilaku sosial kemasyarakatan dan spiritual orang
Indonesia sehingga dikatakan bahwa hukum adat adalah pancasila itu sendi.

Anda mungkin juga menyukai