Anda di halaman 1dari 3

4 Teori dalam Sosiologi Hukum

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena sosial yang


terjadi dalam masyarakat. Fenomena sosial dalam masyarakat banyak ragamnya
kadang kala fenomena sosial berkembang menjadi suatu masalah sosial akibat
perbedaan cara pandang mengenai Fenomena tersebut. Dalam menyelesaikan
masalah sosial dibutuhkan suatu teori untuk menyelesaikannya. Teori- teori
tersebut lahir dari pengalaman- pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Karena setiap individu mengalami pengalaman yang berbeda maka teori
yang muncul juga akan berbeda pula antara satu individu dengan individu lainnya.
Disimpulkan bahwa tidak ada teori yang dapat menyeluruh membahas mengenai
masalah sosial di masyarakat.

A. Teori Fungsional Struktural / Structural Function Theory


Secara garis besar fakta sosial yang menjadi pusat perhatian sosiologi
terdiri atas dua tipe yaitu struktur social dan pranata sosial. Menurut teori
fungsional structural, struktur sosial dan pranata sosial tersebut berada dalam
suatu sistem sosial yang berdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang
saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori ini ( fungsional –
structural ) menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap
struktur dalam system sosial, fungsional terhadap yang lain, sebaliknya kalau
tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya.
Dalam proses lebih lanjut, teori inipun kemudian berkembang sesuai
perkembangan pemikiran dari para penganutnya.
Emile Durkheim, seorang sosiolog Perancis menganggap bahwa adanya
teori fungsionalisme-struktural merupakan suatu yang ‘berbeda’, hal ini
disebabkan Para fungsionalis kontemporer menyebut keadaan normal sebagai
ekuilibrium, atau sebagai suatu system yang seimbang, sedang keadaan patologis
menunjuk pada ketidakseimabangan atau perubahan social.

B. Teori Konflik / Conflict Theory


Teori Konflik yang digagas oleh Marx didasarkan pada kekecewaannya
pada sistem ekonomi kapitalis yang dianggapnya mengeksploitasi buruh. Bagi
Marx, dalam masyarakat terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan, yakni
kaum borjuis yang menguasai sarana produksi ekonomi dan kaum proletar atau
buruh yang dikendalikan oleh kaum borjuis. Antara kedua kelompok ini selalu
terjadi konflik. Karl Marx melihat masyarakat manusia sebagai sebuah proses
perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui konflik.

C. Teori Interaksi Simbolik / Simbolic Interaction Theory


Teori teraksionisme simbolik mewarisi tradisi dan posisi intelektual yang
berkembang di Eropa pada abad 19 kemudian menyeberang ke Amerika terutama
di Chicago. Namun sebagian pakar berpendapat, teori interaksi simbolik khusunya
George Herbert Mead (1920-1930an), terlebih dahulu dikenal dalam lingkup
sosiologi interpretatif yang berada di bawah payung teori tindakan sosial (action
theory), yang dikemukakan oleh filosof sekaligus sosiolog besar Max Weber
(1864-1920).
Meskipun teori interaksi simbolik tidak sepenuhnya mengadopsi teori
Weber namun pengaruh Weber cukup penting. Salah satu pandangan Weber yang
dianggap relevan dengan pemikiran Mead, bahwa tindakan sosial bermakna jauh,
berdasarkan makna subyektifnya yang diberikan individu-individu. Tindakan itu
mempertimbangkan perilaku orang lain dan kerenanya diorientasikan dalam
penampilan.

Di bawah ini dapat dilihat gambar mengenai Kontrak Sosial berdasarkan


Interaksionisme Simbolik
D. Teori Pertukaran Sosial / Social Exchange Theory
Teori pertukaran ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisa mikro,
khususnya pada tingkat kenyataan sosial antarpribadi (interpersonal). Pada
pembahasan ini akan ditekankan pada pemikiran teori pertukaran oleh Homans
dan Blau. Homans dalam analisanya berpegang pada keharusan menggunakan
prinsip-prinsip psikologi individu untuk menjelaskan perilaku sosial daripada
hanya sekedar menggambarkannya. Akan tetapi Blau di lain pihak berusaha
beranjak dari tingkat pertukaran antarpribadi di tingkat mikro, ke tingkat yang
lebih makro yaitu struktur sosial. Ia berusaha untuk menunjukkan bagaimana
struktur sosial yang lebih besar itu muncul dari proses-proses pertukaran dasar.

http://spencer2-sosilogihukum.blogspot.com/2011/06/4-teori-dalam-sosiologi-

hukum.html

Anda mungkin juga menyukai