Anda di halaman 1dari 8

NOTA PEMBELAAN (PLEDOI)

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksaan Perkara Pidana No. 127/Pid.b/2022/PN.SBY
Pengadilan Negeri Surabaya
Di –
Surabaya

Dalam Perkara Tindak Pidana Umum: 127/Pid.b/2022/PN.SBY atas klien kami

Nama Lengkap : Moh. Salim


Tempat Lahir : Pamekasan
Umur/ Tanggal Lahir : 25 Tahun/ 20, Agustus 1997
Jenis Kelamin : Laki- laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Surabaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : Ahli Madya Kesehatan

Atas surat tuntutan perkara tindak pidana penganiayaan berat dari Penuntut Umum pada
Kejaksaan Negeri Surabaya, No. Perkara: 127/Pid.b/2022/PN.SBY Tertanggal 08
Desember 2022 di persidangan Pengadilan Negeri Surabaya:
1. Majelis Hakim Yang Terhormat;
2. Penuntut Umum Yang Terhormat;
3. Dan Persidangan yang kami muliakan;

Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Rosita Indriani, S.H., M.H. & Arsyita Meizarroh, S.H., M.H
Advokat pada kantor Advokat dan Konsultan Hukum Rosita Indriani, S.H., M.H. &
Partners, berkantor Jl. Raya Mulyosari No. 10 Surabaya, Jawa Timur yang dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama serta untuk kepentingan hukum TERDAKWA: Moh.
Salim. Dengan ini, perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada Majelis Hakim yang telah memberikan kesempatan kepada kami,
Penasehat Hukum Terdakwa, untuk menyusun, menandatangani, serta mengajukan Nota
Pembelaan/Pledoi ini, yang berkenanaan dengan Pengajuan Tuntutan Pidana oleh
Penuntut Umum terhadap terdakwa, seperti tersebut di bawah ini:
TERDAKWA telah didakwa oleh Penuntut Umum sebagai berikut:
Dakwaan Tunggal yang sebagaimana diatur dalam pasal 354 KUHP.

I. DASAR HUKUM PENGAJUAN PEMBELAAN/PLEDOI


a. Bahwa Tuntutan Pidana dan Pledoi (Pembelaan) pada dasarnya merupakan
suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pemeriksaan
perkara pidana dan sebenarnya dapat dikatakan bahwa keberadaan tuntutan
pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum, saling berkaitan dengan Nota
Pembelaan yang diajukan oleh Penuntut Umum, maupun pembelaan yang
diajukan oleh terdakwa dan/atau penasehat hukum terdakwa, pada hakekatnya
merupakan proses “dialogis jawab jinawab terakhir” dalam suatu proses
pemeriksaan perkara pidana;
b. Bahwa berdasarkan ketentuan Hukum Acara Pidana Pasal 182 ayat (1) huruf b
KUHAP, maka kepada terdakwa dan/atau penasehat hukum terdakwa
diberikan hak untuk mengajukan Pledoi (Pembelaan) atas Tuntutan Pidana
yang telah diajukan oleh Penuntut Umum;
c. Bahwa dalam kesempatan ini perlu kami tegskan, karena pada hakekatnya
pengajuan Pledoi (Pembelaan) ini bukanlah bertujuan untuk melumpuhkan
Dakwaan dan Tuntutan Pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum, akan
tetapi perbedaan argumentasi, prinsip dan pandanganlah yang menimbulkan
kesenjangan diantara kedua misi yang diemban, namun kesemuanya itu
bermuara pada kesamaan tujuan yaitu, usaha dan upaya melakukan penegakan
hukum serta keinginan untuk menemukan kebenaran hukum;
d. Bahwa berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah kami sampaikan tersebut
di atas, dapatlah kiranya dijadikan sebagai suatu dasar bagi Terdakwa dalam
menyampaikan Pledoi (Pembelaan) ini.
II. LATAR BELAKANG KASUS/PERMASALAHAN
Bahwa sebelum kami mengadakan pembelaan dalam perkara ini, maka pada bagian
ini kami terdakwa/penasehat hukum terdakwa terlebih dahulu menyampaikan dan
mengemukakan mengenai masalah ini, yaitu:

1. Bahwa pada hari Jum’at, Korban sepulang dari menghadiri pesta ulang tahun di
rumah temannya di jl. Pumpungan, No. 15, Manyarkertoarjo, Surabaya. Kemudian
bertemu terdakwa di daerah sutorejo depan toko fitria;
2. Bahwa disebabkan karena IJONG marah, merasa terganggu dan tidak nyaman oleh
IPUNG yang bermain motor dengan knalpot berisik bersama temannya di daerah
sutorejo depan toko fitria sekitar rumah korban hingga korban IPUNG sampai
mencela dan mengolok- olok terdakwa. Terdakwa dengan korban sempat beradu
mulut;
3. Bahwa akibat sama-sama merasa kesal setelah beradu mulut IJONG dan IPUNG
saling dorong mendorong yang menyebabkan IPUNG tersungkur ketanah;
4. Bahwa kemudian teman terdakwa mencoba untuk melerai mereka dan menahan
terdakwa lalu meminta untuk saling meminta maaf;
5. Bahwa kemudian ketika IJONG berhasil dilerai oleh kedua temannya. Terdakwa
IJONG terlihat merasa kesal karena dari IPUNG tidak ada itikad baik untuk meminta
maaf sehingga dengan spontanitas IJONG mengambil sebuah batu besar yang berada
di sebelah korban lalu di pukulkan ke korban alias IPUNG;
6. Bahwa IPUNG mengalami luka pada kepala, sehingga menyebabkan sobek pelipis
korban dan tidak sadarkan diri;
7. Bahwa kemudian IJONG bersama teman-temannya langsung membawa korban ke
rumah sakit terdekat dengan memanggil mobil sehat milik desa.

III. FAKTA-FAKTA HUKUM DALAM PERSIDANGAN


a. Bahwa pada bagian ini kami Terdakwa dan/Penasehat Hukum Terdakwa tidak
akan mengulang dan menguraikan kembali secara detail mengenao keterangan
saksi-saksi maupun keterangan Terdakwa, karena semuanya secara lengkap
telah tercantum dan tercakup jelas dalam Berita Acara Sidang;
b. Bahwa kami Terdakwa dan/atau Penasehat Hukum Terdakwa, hanya
menitikberatkan keterangan saksi yang mematahkan dan melemahkan
dakwaan Jaksa Penuntut Umum, diantaranya:
1) Keterangan Saksi
Nama: Erycha Febyana Dilla Puspita

Menerangkan:
 Bahwa saksi mengerti dihadapkan di persidangan sehubungan dengan
adanya perkara penganiayaan yang dilakukan oleh terdakwa dan
korbannya adalah RAHMADI SANTOSO ;
 Bahwa saksi tau pada saat kejadia saksi menyaksikan jika pada mulanya
korban yang mencaci maki terdakwa dikarenakan merasa jalannya
terganggu
 Bahwa saat terjadi perkelahian diantara mereka, saksi ingin mencoba
melerai dan meredam emosi terdakwa namun merasa takut dikarenakan
saksi adalah perempuan dan yang berkelahi adalah dua laki- laki dewasa
 Bahwa kemudian saksi berbicara menasehati terdakwa untuk menyudahi
dan saling meminta maaf namun terdakwa terlihat masih belum terima
dengan perlakuan korban yang tidak menyadari kesalahannya dengan
meminta maaf, kemudian terdakwa tiba- tiba mengambil sebuah batu besar
yang berada di sebelah korban lalu di pukulkan ke korban
 Bahwa setelah kejadian itu, saksi dan terdakwa langsung meminta bantuan
warga untuk meminjam mobil sehat dan membawa korban ke RS DR.
Soetomo Surabaya karena korban sudah tidak sadarkan diri.

2) Keterangan Terdakwa
Nama: Moh. Salim
Menerangkan:
 Bahwa terdakwa hanya berniat untuk menegur korban atas suara bising
yang timbul dari knalpot motor korban.
 Bahwa terdakwa tidak berniat melakukan penganiayaan terhadap
korban.
 Bahwa terdakwa dan korban saling adu mulut sehingga terjadi saling
dorong mendorong yang menyebabkan korban tersungkur
 Bahwa terdakwa spontanitas mengambil batu besar karena kesal
dengan sikap korban yang enggan meminta maaf.
IV. ANALISA HUKUM ATAS TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM
A. ANALISA FAKTA
Bahwa dari fakta-fakta di persidangan yang telah kami uraikan di atas, maka
dapatlah kami simpulkan sebagai berikut:
a. Bahwa terdakwa hanya berniat menegur korban untuk berhenti bermain
motor dengan knalpot berisik karena dirasa suara yang dihasilkan dari
motor tersebut sangat mengganggu pendengaran.
b. Bahwa terdakwa tidak ada niat untuk melakukan penganiayaan berat

B. ANALISA YURIDIS
Majelis Hakim dan Penuntut Umum yang kami hormati.
Sidang Pengadilan yang kami muliakan.

1. Bahwa kami, Terdakwa melalui Penasehat Hukum Terdakwa dengan ini


menyatakan tidak sepaham dan tidak sependapat atas uraian pembuktian
yang diajukan oleh Penuntut Umum, mengenai Tuntutan Pidana yang
dituduhkan kepada Terdakwa;
2. Bahwa pada pembuktian hukum atas dakwaan yang diajukan oleh
Penuntut Umum dinilai memberatkan dan merugikan Terdakwa baik
secara moril maupun materiil, karena dari proses pembuktian dapat
dibuktikan jika Terdakwa tidak melakukan pembunuhan yang dapat
memenuhi unsur-unsur pidana;
3. Bahwa sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum kepada Terdakwa,
dimana Terdakwa didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:
⁻ Dakwaan Tunggal sebagaimana yang diatur dan diancam pidana
dalam pasal 354 KUHP.
Selanjutnya apakah dakwaan Penuntut Umum dapat dibuktikan secara
hukum, agar dapat diketahui bersalah atau tidaknya Terdakwa, maka
untuk itu akan terlebih dahulu dilakukan Analisa hukum terhadap
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut. Untuk itu kami buktikan
terlebih dahulu dakwaan tersebut.

Unsur-unsur dalam dakwaan:


Bahwa TERDAKWA didakwa dalam dakwaan tunggal sebagaimana
diatur dan diancam pidana pasal 354 KUHP. Maka akan dibuktikan
dengan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Unsur Barang Siapa

Unsur barang siapa adalah setiap orang (sebagai subyek hukum) yang
telah didakwa melakukan tindak pidana dan dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam perkara ini yang
didakwa telah melakukan tindak pidana adalah terdakwa Moh. Salim
Berdasarkan keterangan saksi Erycha Febyana Dilla Puspita dan
keterangan terdakwa diperoleh fakta bahwa terdakwa tidak berniat
melakukan penganiayaan terhadap korban. Dengan demikian unsur ini
tidak terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum.

2.Unsur sengaja melukai berat orang lain

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan yang diperoleh


dari keterangan saksi, keterangan terdakwa, alat bukti surat dan petunjuk
diperoleh fakta sebagai berikut :

Bahwa benar telah terjadi tindak pidana penganiayaan berat yang


dilakukan Terdakwa terhadap korban bernama Dwi Rahmadi Santoso ;

Bahwa peristiwa penganiayaan itu terjadi pada hari hari Kamis tanggal 14
November sekitar pukul 03.00 PM bertempat di jalan dukuh sutorejo
depan toko fitria

Bahwa kejadian penganiayaan berat tersebut awalnya korban bermain


motor dengan knalpot berisik bersama temannya. Kemudian Terdakwa
merasa terganggu dan kesal yang mengakibatkan adu mulut, dan memukul
korban sampai terjatuh. Temannya melerai mereka berdua, dikarenakan
korban tidak kunjung menyadari kesalahannya dengan meminta maaf,
maka korban tiba-tiba mengambil sebuah batu besar yang berada
disebelahnya dan dipukulkan ke kepala korban.

Dengan demikian unsur ini tidak terpenuhi secara sah dan tidak
meyakinkan menurut hukum dikarenakan sebelumnya terdakwa sama
sekali tidak memiliki niat untuk sengaja melakukan penganiayaan
terhadap korban.

Dengan tidak terpenuhinya unsur-unsur pasal sebagaimana diuraikan


seperti tersebut di atas maka kami Penasehat Hukum dalam perkara ini
berpendapat bahwa terdakwa MOH. SALIM tidak terbukti secara sah
dalam melakukan tindak pidana Penganiayaan berat sebagaimana dalam
dakwaan melanggar Pasal 354 KUHP.

C. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN


Demikian Nota Pembelaan atau Pledoi ini kami ajukan, yang mana dalam
penyusunannya masih terdapat kelemahan dan keterbatasan, meskipun demikian
semoga Nota Pembelaan atau Pledoi ini dapat berguna bagi penegakan hukum dan
keadilam serta mempunyai makna bagi kami, Terdakwa selaku pencari keadilan.

Bahwa oleh karena itu persidangan dan nota pembelaan tersebut telah selesai kami
uraikan satu persatu, maka dengan segala kerendahan hati Tim Penasehat Hukum
TERDAKWA, Moh. Salim, memohon dengan hormat kepada Majelis Hakim
yang mengadili perkara ini berkenan memutuskan:
1. Menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti secara sah keseluruhan
kesalahannya;
2. Membebaskan Terdakwa Moh. Salim dari semua tuntutan hukum atau
setidak-tidaknya melepaskan terdakwa dari semua tuntutan hukum;
3. Membebankan biaya perkara kepada negara.
Dan akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih melimpahkan berkat
dan Karunia kepada Majelis Hakim yang mengadili dan memutuskan perkara ini.

Sekian dan terimakasih

Surabaya, 04 Desember 2022

Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa

Rosita Indriani, S.H., M.H

Arsyita Meizarroh, S.H.,M.H.

Anda mungkin juga menyukai