Republik Indonesia
---------------------------------------------
“Untuk Keadilan”
SURAT DAKWAAN
--------------------------------------
Nomor : DAK - 50 /24/11/2015
A. IDENTITAS TERDAKWA :
B. PENAHANAN :
Terhadap terdakwa di lakukan Penahanan sebagai berikut :
2015.
Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 17
2015.
Penuntut Umum : Rutan Jakarta Timur Cabang KPK sejak tanggal 22
2015.
Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tindak Pidana
C. DAKWAAN :
PERTAMA :
------- Bahwa Terdakwa RECKYA YACHOP PARDOSI, selaku Pegawai
Daerah Republik Indonesia (DPD RI) yang menjabat sejak tanggal 2 Oktober
92/R Tahun 2014 Tertanggal 30 September 2014 dan menjabat sebagai Ketua
Oktober 2014, baik sebagai orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau
penuntutan secara terpisah). Pada kurun waktu antara bulan 15 Februari 2015
suatu waktu tertentu di tahun 2015, bertempat di rumah Recky Yachop Pardosi
hadiah berupa uang sejumlah Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dari
VANESIA selaku Direktur CV. Dahulu Bersama dari keseluruhan uang yang
dijanjikan sejumlah Rp 1.250.000.000 (satu milyar dua ratus lima puluh juta
supaya membantu agar sebagian kuota gula impor dapat disalurkan kepada
Provinsi Bengkulu melalui Perum Bulog Divre Bengkulu sebanyak 5.000 (lima
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Pasal 302 ayat (3) Undang-Undang Nomor 17
(UU MD3) dan Pasal 2013 Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib (Peraturan DPD RI tentang
02 Oktober 2014.
mengangkut hasil kelapa sawit ke Pabrik Crude Palm Oil (CPO) milik
Terdakwa dan sebagai Distributor hasil Crude Palm Oil (CPO) hasil olahan
Bengkulu.
Bahwa sekitar awal bulan Januari 2015, terjadi peningkatan harga gula di
gula hingga mencapai Rp. 16.000/kg (enam belas ribu rupiah per kilogram)
yang biasanya hanya Rp. 13.000/kg (tiga belas ribu rupiah per kilogram),
berupaya untuk mendapatkan stok gula dengan harga yang lebih murah.
5.000 (tiga ribu) ton, tetapi permohonan pembelian gula impor yang
dalam hal ini VANESIA menerima saran tersebut dan akan melakukan
Impor di Bengkulu.
kenaikan harga gula di Bengkulu setelah membaca berita dari situs Antara
“https://bengkulu.antaranews.com/berita/37567/harga-gula-pasir-di-
minimnya stok gula dan apabila stok gula di Bengkulu tidak ditambah
harga gula akan terus meningkat, oleh sebab itu Terdakwa meminta
tersebut dan akan Terdakwa bawa pada rapat internal DPD berikutnya.
Adrian selaku asisten pribadi Terdakwa membalas pesan dari Vanesia dan
merupakan bagian dari acara 7th APEC Small and Medium Enterprises
Bahwa pada tanggal 15 Februari 2015 sekitar pukul 07.10 WIB, Vanesia
di Bengkulu dan meminta bantuan kepada Terdakwa agar kuota gula impor
memberikan hadiah kepada Terdakwa yaitu sebesar Rp. 250,00 (dua ratus
Bahwa pada tanggal 16 Februari 2015 sekitar pukul 07.30, Melaui chat
jumlah kuota gula impor yang diinginkan oleh CV Dahulu Bersama dan
mengatakan kepada Vanesia jika gula impor yang diinginkan hanya 3.000
(tiga ribu) ton saja maka hadiah yang akan didapatkan oleh Terdakwa akan
hanya sedikit oleh sebab itu Terdakwa mengatakan kepada Vanesia akan
Impor dari Perum Bulog sehingga dalam hal ini hadiah , agar komitmen/fee
yang diperoleh menjadi Rp. 1.250.000.000 (satu milyar dua ratus juta)
sebagian kuota gula impor tepatnya sekitar kurang lebih 5.000 (lima ribu)
Terdakwa juga mengatakan bahwa sudah ada salah satu perusahaan yaitu
CV Dahulu Bersama yang berasal dari Provinsi Bengkulu yang telah siap
impor tersebut.
(lima ribu) ton serta Elicka Praicy Catherine Palembangan juga akan
Perum Bulog Pusat serta Kepala Perum Bulog Divre Bengkulu, yang mana
proses selanjutnya akan dipantau dan diawasi oleh Terdakwa serta Elicka
sebagai rekanan Perum Bulog untuk melakukan distribusi gula impor yang
5.000 (lima ribu) Ton kepada Direktur Utama Perum Bulog serta Kepala
Perum Bulog serta Perum Bulog Divre Bengkulu serta meminta tolong
5.000 (lima ribu) ton selain itu Elicka Praicy Catherine Palembangan
(Graciela Tanisiwa) adanya titipan pesan dari Terdakwa selaku ketua DPD
selaku Wakil Kepala Perum Bulog Divre Bengkulu untuk ditindak lanjuti.
untuk mendistribusikan gula impor dari Perum Bulog dengan total 3.000
ton (tiga ribu) Ton dengan harga Rp. 9.500,00/kg (sembilan ribu lima ratus
bertahap, yang pertama sebanyak 2.000 (dua ribu) ton dan yang kedua
mengajukan Purchase Order (PO) gula import sebanyak 5.000 (lima ribu)
ton kepada Perum Bulog Divre Bengkulu , namun yang di setujui hanya
bertahap, yakni yang pertama 2.000 (dua ribu) ton dan yang kedua 1.000
(seribu) ton.
dari CV Dahulu Bersama untuk pembelian gula impor sebanyak 5000 ton
bahwa kuota yang di berikan hanya 3000 ton saja. Bahwa Elicka Praicy
Tetania Retno Gumilang dan meminta agar stok gula impor di tambahkan
ke Perum Bulog Divre Bengkulu karena ada titipan dari Terdakwa, yang
menerima sebanyak 2.000 (dua ribu) ton gula yang di salurkan melalui
Perum Bulog Divre Bengkulu. Lalu Pada tanggal 1 April 2015, CV Dahulu
Bahwa pada tanggal 11 Mei 2015 sekitar pukul 20.00 WIB bertempat di
untuk pengalihan kuota gula impor yang dikerikan oleh Perum Bulog Divre
gula impor yang masih belum dikeluarkan sebanyak 3.000 (tiga ribu) ton
Bengkulu saja.
Perum Bulog Divre Bengkulu, supaya sisa alokasi gula impor kepada CV
sesegera mungkin dan pada saat itu juga Terdakwa meminta Vanesia
terkait sisa kuota gula impor sebanyak 3.000 (tiga ribu) ton kepada CV
menjual habis alokasi gula impor yang telah diberikan sebelumnya yaitu
2.000 (dua ribu) ton dan Perum Bulog juga menerima laporan bahwa CV
Dahulu Bersama menjual gula impor tersebut dengan harga diatas harga
batas atas yang diterapkan oleh Perum Bulog serta Perum Bulog Divre
Bengkulu.
mengeluarkan sisa kuota gula impor sebanyak 3.000 (tiga ribu) kepada CV
kembali menjual gula impor diatas harga yang telah ditentukan oleh Perum
Bersama.
(tiga ribu) ton kepada CV Dahulu Bersama dikarenakan adanya titipan dari
Bengkulu.
Bahwa Pada tanggal 27 Juli 2015 sekitar pukul 19.30, Vanesia bertemu
terkait penjualan gula impor yang telah hampir selesai dilakukan oleh CV
Bengkulu mengalami penurunan harga yang signifikan dan dalam hal ini
rekening BCA di nomor rekening 676 030 0860 atas nama Manertiur
Dua Ratus Juta Rupiah ) ke rekening BCA di Nomor 676 030 0860 atas
nama Manertiur Meilina Lubis dan meminta agar uang tersebut disimpan
Bahwa Pada tanggal 30 Juli 2015 sekitar Pukul 10.00 WIB, Vanesia
3 No. 30 untuk mengambil uang sebesar Rp. 200.000.000 (dua ratus juta)
Terdakwa.
Bahwa sekitar Pukul 22.30 WIB, Vanesia bersama Ronal Septian Mandiri
Mandiri serta Michael Adrian dibawa ke kantor KPK untuk diproses lebih
lanjut.
-------------------------------------------------------------
ATAU
KEDUA :
Daerah Republik Indonesia (DPD RI) yang menjabat sejak tanggal 2 Oktober
92/R Tahun 2014 Tertanggal 30 September 2014 dan menjabat sebagai Ketua
Oktober 2014, baik sebagai orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau
penuntutan secara terpisah). Pada kurun waktu antara bulan 15 Februari 2015
suatu waktu tertentu di tahun 2015, bertempat di rumah Recky Yachop Pardosi
aliad Recky di Jl. Denpasar C3 No. 8 Kuningan, Jakarta Selatan atau setidak-
yaitu menerima pemberian berupa uang sejumlah Rp. 200.000.000 (dua ratus
juta rupiah) dari VANESIA selaku Direktur CV. Dahulu Bersama dari
ratus lima puluh juta rupiah), dengan maksud supaya pegawai negeri atau
ELICKA PRAICY selaku Direktur Utama Perum Bulog supaya membantu agar
Penyelenggaraan negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme; Pasal 302 ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3) dan
Tahun 2014 tentang Tata Tertib (Peraturan DPD RI tentang Tata Tertib), yang
sebagai
berikut :-----------------------------------------------------------------------------------
02 Oktober 2014.
mengangkut hasil kelapa sawit ke Pabrik Crude Palm Oil (CPO) milik
Terdakwa dan sebagai Distributor hasil Crude Palm Oil (CPO) hasil olahan
PT. Agromuko milik Terdakwa dan sering menjadi rekanan Terdakwa dalam
Bengkulu.
Bahwa sekitar awal bulan Januari 2015, terjadi peningkatan harga gula di
gula hingga mencapai Rp. 16.000/kg (enam belas ribu rupiah per kilogram)
yang biasanya hanya Rp. 13.000/kg (tiga belas ribu rupiah per kilogram),
berupaya untuk mendapatkan stok gula dengan harga yang lebih murah.
5.000 (tiga ribu) ton, tetapi permohonan pembelian gula impor yang
dalam hal ini VANESIA menerima saran tersebut dan akan melakukan
Impor di Bengkulu.
kenaikan harga gula di Bengkulu setelah membaca berita dari situs Antara
“https://bengkulu.antaranews.com/berita/37567/harga-gula-pasir-di-
minimnya stok gula dan apabila stok gula di Bengkulu tidak ditambah
harga gula akan terus meningkat, oleh sebab itu Terdakwa meminta
tersebut dan akan Terdakwa bawa pada rapat internal DPD berikutnya.
Adrian selaku asisten pribadi Terdakwa membalas pesan dari Vanesia dan
merupakan bagian dari acara 7th APEC Small and Medium Enterprises
Bahwa pada tanggal 15 Februari 2015 sekitar pukul 07.10 WIB, Vanesia
di Bengkulu dan meminta bantuan kepada Terdakwa agar kuota gula impor
memberikan hadiah kepada Terdakwa yaitu sebesar Rp. 250,00 (dua ratus
Bahwa pada tanggal 16 Februari 2015 sekitar pukul 07.30, Melalui chat
jumlah kuota gula impor yang diinginkan oleh CV Dahulu Bersama dan
mengatakan kepada Vanesia jika gula impor yang diinginkan hanya 3.000
(tiga ribu) ton saja maka hadiah yang akan didapatkan oleh Terdakwa akan
hanya sedikit oleh sebab itu Terdakwa mengatakan kepada Vanesia akan
Impor dari Perum Bulog sehingga dalam hal ini hadiah , agar komitmen/fee
yang diperoleh menjadi Rp. 1.250.000.000 (satu milyar dua ratus juta)
sebagian kuota gula impor tepatnya sekitar kurang lebih 5.000 (lima ribu)
Terdakwa juga mengatakan bahwa sudah ada salah satu perusahaan yaitu
CV Dahulu Bersama yang berasal dari Provinsi Bengkulu yang telah siap
impor tersebut.
(lima ribu) ton serta Elicka Praicy Catherine Palembangan juga akan
Perum Bulog Pusat serta Kepala Perum Bulog Divre Bengkulu, yang mana
proses selanjutnya akan dipantau dan diawasi oleh Terdakwa serta Elicka
sebagai rekanan Perum Bulog untuk melakukan distribusi gula impor yang
5.000 (lima ribu) Ton kepada Direktur Utama Perum Bulog serta Kepala
arahan dan perintah dari Terdakwa. Setelah itu Vanesia mengatakan kepada
impor kepada Perum Bulog serta Perum Bulog Divre Bengkulu serta meminta
5.000 (lima ribu) ton selain itu Elicka Praicy Catherine Palembangan
(Graciela Tanisiwa) adanya titipan pesan dari Terdakwa selaku ketua DPD
selaku Wakil Kepala Perum Bulog Divre Bengkulu untuk ditindak lanjuti.
untuk mendistribusikan gula impor dari Perum Bulog dengan total 3.000
ton (tiga ribu) Ton dengan harga Rp. 9.500,00/kg (sembilan ribu lima ratus
bertahap, yang pertama sebanyak 2.000 (dua ribu) ton dan yang kedua
mengajukan Purchase Order (PO) gula import sebanyak 5.000 (lima ribu)
ton kepada Perum Bulog Divre Bengkulu , namun yang di setujui hanya
3.000 (tiga ribu) ton saja yang kemudian akan di distribusikan secara
bertahap, yakni yang pertama 2.000 (dua ribu) ton dan yang kedua 1.000
(seribu) ton.
bahwa kuota yang di berikan hanya 3000 ton saja. Bahwa Elicka Praicy
Tetania Retno Gumilang dan meminta agar stok gula impor di tambahkan
ke Perum Bulog Divre Bengkulu karena ada titipan dari Terdakwa, yang
menerima sebanyak 2.000 (dua ribu) ton gula yang di salurkan melalui
Perum Bulog Divre Bengkulu. Lalu Pada tanggal 1 April 2015, CV Dahulu
Bahwa pada tanggal 11 Mei 2015 sekitar pukul 20.00 WIB bertempat di
untuk pengalihan kuota gula impor yang dikerikan oleh Perum Bulog Divre
gula impor yang masih belum dikeluarkan sebanyak 3.000 (tiga ribu) ton
Bengkulu saja.
Perum Bulog Divre Bengkulu, supaya sisa alokasi gula impor kepada CV
sesegera mungkin dan pada saat itu juga Terdakwa meminta Vanesia
menjual habis alokasi gula impor yang telah diberikan sebelumnya yaitu
2.000 (dua ribu) ton dan Perum Bulog juga menerima laporan bahwa CV
Dahulu Bersama menjual gula impor tersebut dengan harga diatas harga
batas atas yang diterapkan oleh Perum Bulog serta Perum Bulog Divre
Bengkulu.
mengeluarkan sisa kuota gula impor sebanyak 3.000 (tiga ribu) kepada CV
kembali menjual gula impor diatas harga yang telah ditentukan oleh Perum
sisa alokasi gula impor sebanyak 3.000 (tiga ribu) ton kepada CV Dahulu
Bersama.
(tiga ribu) ton kepada CV Dahulu Bersama dikarenakan adanya titipan dari
Bengkulu.
Bahwa Pada tanggal 27 Juli 2015 sekitar pukul 19.30, Vanesia bertemu
terkait penjualan gula impor yang telah hampir selesai dilakukan oleh CV
Bengkulu mengalami penurunan harga yang signifikan dan dalam hal ini
rekening BCA di nomor rekening 676 030 0860 atas nama Manertiur
Dua Ratus Juta Rupiah ) ke rekening BCA di Nomor 676 030 0860 atas
nama Manertiur Meilina Lubis dan meminta agar uang tersebut disimpan
Bahwa Pada tanggal 30 Juli 2015 sekitar Pukul 10.00 WIB, Vanesia
3 No. 30 untuk mengambil uang sebesar Rp. 200.000.000 (dua ratus juta)
Terdakwa.
Mandiri serta Michael Adrian dibawa ke kantor KPK untuk diproses lebih
lanjut.
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 5 ayat (2) jo. Pasal 5
(Hans Poliman)