Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

DASAR-DASAR HUKUM PERPAJAKAN; HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Pengampu: Bayu Dwiwiddy Jatmiko, S.H., M.Hum

Nama: Zainab Az Zahro

NIM: 201910110311497

Kelas A

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020/2021

SEMESTER GENAP
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘Dasar-dasar Hukum Perpajakan; Hukum
Administrasi Negara’ ini dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan malakah ini adalah untuk memenugi tugas. Selain dari pada itu,
makalah ini juga disusun dengan tujuan menambah wawasan tentang Hukum Administrasi Negara
khususnya pada Dasar-dasar Hukum Perpajakan’ Hukum Administrasi Negara itu sendiri baik bagi
penulis maupun pembaca.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih ditulis masih belum sempurna. Oleh
karenanya, kritik dan saran yang membangun harapannya dapat menyempurnakan malakah ini.

Batu, 27 April 2021

Zainab Az Zahro
A. Macam-macam pungutan negara

1) Pajak1

Pajak menurut lembaga pemungutan terbagi menjadi 2 jenis pajak yaitu adalah Pajak pusat yang
biasanya dikelola oleh pemerintah pusat dalam hal ini adalah Direktorat jendral pajak yang dibawah
naungan Kementrian keuangan. Yang kedua adalah pajak daerah. Pajak daerah adalah jenis pajak
yang dipungut dan dikelola oleh dinas pendapatan daerah. Contoh dari Pajak pusat adalah sebagai
berikut:

 Pajak Penghasilan (PPh)


 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
 Bea Materai.

Sedangkan unttuk Pajak daerah adalah sebagai berikut:

 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)


 Pajak Hotel dan Restoran
 Pajak Hiburan dan tontonan
 Pajak Reklame
 Pajak Penerangan Jalan
 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

2) Retribusi

Retribusi adalah iuran atau pungutan yang dikenakan kepada masyarakat karena menggunakan
fasilitas yang telah disediakan oleh negara atau pemerintah dan disetorkan melalui kas negara yang
kemudia uangnya digunakan untuk pembangunan sarana yang sesuai dengan jenis retribusi. Sifat-
sifat retribusi adalah :

 Tidak adanya unsur paksaan dalam pembayaran retribusi


 Pembayaran retribusi tergantung kemauan atau penggunaan si pembayar. Artinya
pembayaran retribusi hanya dikenakan kepada yang memakai atau menikmati jasa retribusi
tersebut.
 Tidak selalu berhubungan atau bersarana undang – undang
 Dapat dikatakan bahwa retribusi umumnya berhubungan dengan pembayaran atau
pemberian imbalan atas penggunaan jasa secara langsung.

Jenis retribusi daerah dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :

 Retribusi jasa umum

Contohnya adalah : retribusi pelayanan kebersihan, retribusi pelayanan parker di tepi jalan umum
serta retribusi pngujian kendaraan bermotor

 Retribusi jasa usaha

1
https://cpssoft.com/blog/pajak/pengelompokan-dan-jenis-pajak-di-indonesia/
Contohnya adalah : retribusi pasar grosir / pertokoan, retribusi terminal serta retribusi tempat
rekreasi dan olahraga

 Retribusi perizinan

Contohnya adalah : retribusi izin mendirikan bangunan (IMB) dan retribusi izin usaha perizinan

Persamaan dari pajak dan retribusi adalah keduanya sama – sama pungutan yang dibayarkan kepada
pemerintah oleh masyarakat untuk kepentingan bersama dalam tercapainya kesejahteraan.
Perbedaannya, apabila manfaat pajak tidak bisa di rasakan secara langung karena digunakan untuk
kepentingan bersama dan dialokasikan untuk fasilitas sarana dan prasarana bagi orang banyak
seperti pembangunan jalan atau perbaikan jalan dan untuk beasiswa. Lain halnya dengan retribusi,
manfaat dari retribusi dapat dirasakan secara langsung balas jasanya, seperti sampah yang setiap
hari diangkut dari penampungan sampah, ini merupakan contoh bentuk balas jasa pembayaran
retribusi pelayanan kebersihan yang telah dibayarkan.

3) Cukai

Cukai adalah iuran yang dibayarkan oleh rakyat atas pemakaian barang-barang tertentu. Barang
yang terkena cukai bukan lah semua jenis barang, melainkan hanya beberapa jenis barang yang
memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik atau sifat barang yang dikenai cukai antara lain.

 Barang yang peredarannya perlu untuk diawasi


 Barang yang konsumsinya perlu untuk dikendalikan
 Dalam pemakaian atau konsumsinya kemungkinan menimbulkan dampak negative bagi
masyarakat atau lingkungan hidupnya
 Dalam pemakaian atau penggunaannya perlu dilakukan pembebanan pungutan negara demi
adana keadilan dan keseimbangan.

Contoh barang – barang yang dikenai cukai menurut undang – undang Nomor 39 Tahun 2007 antara
lain :

 Etil alcohol (EA) atau etanol


 Minuman yang mengandung etil alcohol (MMEA) dalam kadar berapa pun
 Hasil tembakau seperti cerutu, sigaret, rokok daun, tembakau iris dan hasil olahan tembakau
lainnya.

Pemungutan biaya cukai di Indonesia sendiri dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Tujuannya dikenakan cukai adalah agar mengurangi
penggunaan barang – barang yang telah disebutkan diatas.

4) Bea

Bea ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bea masuk dan bea keluar. Bea masuk artinya
adalah pungutan yang dilakukan negara berdasarkan undang – undang pabean yang dikenakan
terhadap barang – barang impor atau barang – barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean
Indonesia dengan tujuan untuk dikonsumsi di dalam negeri. Sedangkan bea keluar adalah pungutan
yang dilakukan negara berdasarkan undang – undang pabean pada barang – barang yang akan di
ekspor ke luar negeri atau barang – barang yang dikeluarkan dari Indonesia dengan tujuan untuk
dikonsumsi di negara tujuan. Tujuan adanya pungutan berupa bea ini adalah untuk mengurangi
jumlah impor. Karena impor sendiri juga memiliki dampak buruk, walaupun sebenarnya impor
penting bagi transaksi antar negara. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh jumlah impor yang
banyak adalah produksi domestik atau dalam negeri akan kalah saing dengan produk impor.

5) Sumbangan

Sumbangan adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah kepada orang – orang atau
kepada golongan tertentu. Tujuannya adalah untuk menutupi pengeluaran yang pengeluarannya
tidak dapat diambil atau dibebankan kepada kas negara dan hasilnya nanti tidak dapat dinikmati
oleh masyarakat umum. Jadi, yang akan merasakan dan mendapatkan fasilitasnya nanti hanyalah
yang ikut membayar iuran atau pungutan tersebut. Contohnya adalah sumbangan wajib untuk
pemeliharaan jalanan.2

B. Pengertian pajak3

Pajak berasal dari bahasa latin taxo adalah iuran yang wajib dibayarkan oleh rakyat atau wajib pajak
kepada negara untuk kepentingan pemerintah dan kesejahteraan masyarakat umum. Berdasarkan
Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara dan sumber dana
pembangunan negara bagi pemerintah. Jadi di jangka panjang masyarakat umum dapat menikmati
efeknya dari pembangunan tersebut. Seperti contohnya jika Anda membayar pajak jalan raya maka
Anda akan menikmati manfaatnya dari perbaikan jalan raya di daerah Anda.

Unsur-unsur utama dari pajak adalah sebagai berikut;


 Pembayaran pajak berupa uang, bukan barang
 Pajak dibayarkan untuk kas negara, bukan kepentingan pribadi
 Pembayaran pajak sudah ada dalam perundang-undangan dengan aturan jelas
 Pembayaran pajak digunakan untuk membiayai rumah tangga negara sehingga manfaatnya
dirasakan masyarakat luas atau untuk kepentingan umum.

C. Fungsi Pajak

Fungsi pajak secara umum ada 4 yakni sebagai berikut; 4

 Fungsi anggaran (budgetair): Berarti bahwa adanya pajak berguna sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
 Fungsi pengaturan (regulerend): Adanya pajak berarti sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.
 Fungsi stabilitas: Adanya pajak berarti sebagai penerimaan negara yang dapat digunakan
untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah.
 Fungsi redistribusi pendapatan: Adanya pajak berguna sebagai penerimaan yang dapat
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan pembangunan nasional. Dengan
demikian, pemerintah dapat membuka kesempatan kerja dengan tujuan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.

2
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/perpajakan/jenis-pungutan-resmi-selain-pajak
3
https://idcloudhost.com/apa-itu-pajak-pengertian-fungsi-manfaat-dan-jenis-jenisnya/
4
https://www.harmony.co.id/blog/perpajakan-pengertian-manfaat-dan-penerapannya
D. Syarat pemungutan pajak

Syarat pemungutan pajak adalah landasan prinsip yang harus ada dalam setiap aktivitas pemungutan
pajak. Berikut ini 5 syarat pemungutan pajak di Indonesia. 5
1) Syarat Keadilan
Pemungutan pajak harus berlandaskan keadilan, baik dalam peraturan perundang-undangan
maupun dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Landasan keadilan ini merupakan syarat yang harus
dipenuhi untuk mencapai keadilan bagi masyarakat. Contoh dari adil yang dimaksud antara lain:
 Wajib pajak memiliki hak dan kewajiban yang diatur oleh undang-undang.
 Setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib pajak haruslah menyetorkan
pajaknya.
 Adanya sanksi untuk pelanggaran-pelanggaran pajak yang terjadi.

2) Syarat Yuridis
Pemungutan pajak selalu didasarkan pada undang-undang yang berlaku. Salah satu undang-undang
yang mengatur pemungutan pajak adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum Perpajakan. Dengan adanya pengaturan dalam bentuk undang-undang, pemerintah
memberikan jaminan hukum bagi terlaksananya aktivitas pemungutan pajak.

3) Syarat Ekonomis
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas perekonomian yang dapat mengakibatkan
kelesuan perekonomian nasional. Contohnya, pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas
produksi ataupun perdagangan yang sedang berlangsung.

4) Syarat Finansial
Pemungutan pajak harus dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga hasil yang diperoleh
maksimal. Efisien maksudnya pemungutan pajak harus dilakukan dengan mudah, tepat sasaran,
tepat waktu dan biaya minimal. Adapun efektif artinya pemungutan pajak harus membawa hasil
sesuai perhitungan yang telah dilakukan. Dalam syarat ini, biaya pemungutan pajak harus lebih kecil
daripada pemasukan pajak yang diterima kas negara.

5) Syarat Sederhana
Sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah dimengerti wajib pajak. Sistem pemungutan
pajak yang sederhana akan membantu wajib pajak dalam melaporkan pajak mereka dan mendorong
masyarakat memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian, pemasukan negara dari pajak akan
semakin meningkat.

E. Teori pemungutan pajak6

1) Teori Asuransi
Teori asuransi mengartikan bahwa pembayaran pajak bagaikan membayar premi dalam
perusahaan asuransi. Dalam premi asuransi, dana yang dibayarkan akan digunakan untuk
menjamin kehidupan peserta asuransi sehingga diharapkan mereka bisa mendapat

5
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/syarat-pemungutan-pajak-ini-pengertian-dasar-
hukum-dan-penjelasannya
6
https://ukirama.com/en/blogs/teori-dan-syarat-pemungutan-pajak-yang-harus-anda-
ketahui#:~:text=Teori%20Pemungutan%20Pajak&text=Di%20Indonesia%20sendiri%20umumnya
%20dikenal,kedaulatan%20negara%20dan%20teori%20perjanjian.
perlindungan jika terjadi hal tak terduga di kemudian hari. Konsep seperti inilah yang dipakai
untuk pungutan pajak menurut teori asuransi.

2) Teori Kepentingan
Maksud dari teori kepentingan adalah seperti dua pihak yang saling membutuhkan serta
saling menguntungkan. Dua belah pihak itu adalah negara dan masyarakat. Negara harus
dikelola yang pengelolaannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka, masyarakatlah
yang membantu dengan memberikan dana berupa pajak. Dari dana yang dibayarkan itu,
negara akan mengelolanya untuk masyarakat agar bisa sejahtera menjalani kehidupannya.

3) Teori Gaya Pikul


Teori gaya pikul mengartikan pajak yang dibayar masyarakat harus sesuai dengan gaya pikul
yaitu keseimbangan antara pengeluaran dan penghasilan. Sesuai dengan gaya pikul ini, maka
pembayaran pajak akan menjadi wajib apabila kebutuhan primer dari wajib pajak sudah
dipenuhi dahulu. Jika penghasilannya di bawah angka tertentu, maka mereka belum
memiliki gaya pikul yang artinya tergolong penghasilan tidak kena pajak.

4) Teori Bakti
Dalam teori bakti dikatakan apabila negara mempunyai hak mutlak untuk mengambil pajak
dari rakyatnya. Rakyat juga dianggap sudah memiliki kesadaran penuh untuk membayarnya
sebagai bentuk tanda bakti kepada negara. Teori ini dilakukan agar sistem pemerintahan
bisa berjalan baik dan rakyat bisa memperoleh manfaatnya melalui pembangunan.

5) Teori Daya Beli


Teori daya beli berkaitan erat dengan kemampuan masyarakat untuk melakukan transaksi
jual beli. Melalui pungutan pajak, diharapkan bisa menarik daya beli setiap rumah tangga
atau masyarakat. Hal ini mendorong terjaminnya kemakmuran masyarakat itu sendiri.

6) Teori Kedaulatan Negara


Teori kedaulatan negara menganggap bahwa negara itu sendirilah sebagai sumber dalam
negara. Oleh karena itu, negara dianggap memiliki hak yang tidak terbatas terhadap hidup
dan properti rakyatnya. Maka, rakyat dikerahkan untuk bersama-sama menaati hukum
dengan melakukan pembayaran pajak sesuai kehendak negara.

7) Teori Perjanjian
Teori perjanjian mengusung pengibaratan sebuah perjanjian antara dua orang dimana
keduanya harus saling melaksanakan janjinya. Melalui perjanjian, diharapkan bisa tercipta
kepastian hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Jika ada
yang melanggar atau wanprestasi, selayaknya diberikan sanksi hukum.

F. Asas-asas Hukum pajak

Adapun berikut adalah asas yang berlaku di Indonesia 7:


1) Asas Wilayah
Asas wilayah, hampir sama dengan asas tempat tinggal. Asas ini berlaku berdasarkan pada lokasi
tempat tinggal wajib pajak. Sederhananya, wajib pajak yang memiliki objek pajak dalam bentuk
apapun di wilayah negara Indonesia, maka wajib mematuhi peraturan perpajakan Indonesia. Sama
halnya jika ada warga negara asing yang misal memiliki aset atau objek pajak di Indonesia, maka
warga negara asing tersebut wajib menaati peraturan perpajakan yang berlaku. Mungkin terdapat

7
https://klikpajak.id/blog/berita-pajak/7-asas-pemungutan-pajak-yang-berlaku-di-indonesia/
sedikit perbedaan, namun pada dasarnya pemberlakuan pengenaan pajak akan dilakukan secara
merata.

2) Asas Kebangsaaan
Asas ini mendasarkan pengenaan pajak pada setiap orang yang lahir dan tinggal di Indonesia. Hal
yang sama juga berlaku untuk warga negara asing yang telah tinggal atau berada di wilayah negara
Indonesia selama lebih dari jangka waktu 12 bulan tanpa pernah sekalipun meninggalkan negara.
Untuk WNA yang memenuhi syarat tersebut, maka setiap penghasilan yang didapatkan akan
memiliki tanggung jawab pajak penghasilan yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, pengenaan
pajak juga akan berlaku secara merata.

3) Asas Sumber
Asas sumber diartikan sebagai pemungutan pajak berdasarkan tempat perusahaan berdiri atau
tempat tinggal wajib pajak. Pada dasarnya pajak yang berlaku di Indonesia adalah pajak untuk orang
yang tinggal dan bekerja di Indonesia. Jika misal seseorang tinggal di Indonesia, namun memiliki
penghasilan di luar negeri, selama penghasilan tersebut akan digunakan di Indonesia, maka juga
akan dikenai pajak. Namun demikian, pajak yang diberlakukan memiliki peraturan sendiri, akan
masuk dalam PPh Pasal 22.

4) Asas Umum
Asas umum diartikan sebagai pemungutan pajak yang dilakukan di Indonesia akan diterapkan pada
setiap objek pajak dan wajib pajak secara umum. Dengan perhitungan yang cermat, setiap wajib
pajak akan memiliki besaran tanggungan pajak yang sesuai dengan porsinya. Asas umum juga berarti
bahwa setiap pemungutan yang dilakukan di Indonesia hasilnya akan digunakan untuk kepentingan
umum. Wujudnya beragam, seperti jalan raya, pembangunan sarana transportasi, serta fasilitas
umum lainnya.

5) Asas Yuridis
Dasar pemberlakuan asas yuridis di Indonesia adalah Pasal 23 Ayat 2 UUD 145. Regulasi ini kemudian
juga didukung dengan beberapa regulasi lain mengenai pemungutan pajak di Indonesia.

 UU Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan


 UU Nomor 19 Tahun 2000 tentang Aturan dan Prosedur Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
 UU Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
 UU Nomor 14 Tahun 2002 Pengadilan Pajak yang Berlaku di Indonesia
 UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
 UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, serta Pajak
Penjualan atas Barang Mewah

6) Asas Ekonomis
Diartikan bahwa pemungutan pajak idealnya dapat meningkatkan perekonomian negara dan
masyarakat secara umum. Pemungutan pajak yang dilakukan pemerintah tidak boleh hingga
memberatkan masyarakat dan malah membuat ekonomi secara umum merosot. Hal ini berkaitan
dengan pemanfaatan sebesar-besarnya pada hasil pendapatan pajak untuk kepentingan bersama.

7) Asas Finansial
Artinya setiap wajib pajak akan dikenakan pajak berdasarkan kondisi finansial yang bersangkutan.
Wajib pajak dengan pendapatan Rp5.000.000 tentu akan memiliki beban pajak yang lebih kecil
daripada wajib pajak dengan pendapatan Rp1.000.000.000. Asas pemungutan pajak yang terakhir ini
menjadi pedoman utama perhitungan beban pajak yang dimiliki.
G. Pentingnya pemungutan Pajak bagi negara dan rakyat

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara
sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai
dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-
jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang
yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan
rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai
dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya
dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan
pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan
pembiayaan pembangunan.8

8
https://www.pajakku.com/read/5da03b54b01c4b456747b729/Pentingnya-Pembayaran-Pajak-
untuk-Negara

Anda mungkin juga menyukai