Anda di halaman 1dari 7

AssignmentPenugasan

Dibuka: Minggu, 3 Oktober 2021, 00:00


Jatuh tempo: Jumat, 8 Oktober 2021, 23:59
Tandai selesai
Practice interpersonal communication skills.

 Please, make a video showing that you (acting as a mediator) are conducting
interpersonal communication with a client who is in a family conflict. dig up
information about the details of family conflicts and apply interpersonal
communication when dialogue with clients.
videos duration are 5-10 minutes long. shooting video in landscape. 720p or 1080p HD video
resolution. MP4 or AVI format. the video does not contain SARA. Deadline for upload is 08
October 2021, 23:59 WIB

Provisions for uploading Copyrights;


a. Title : Role Assignment for Interpersonal Communication as Mediator
b. Description : International Course on Family Disputes; mediation and conflict resolution.
Held by Islamic Family Law Department, Islamic Faculty of Universitas Muhammadiyah
Surabaya. Part of Interpersonal Communication skills as a Mediator.
Tags : #umsurabaya  #faiumsurabaya  #hkiumsurabaya
SKENARIO MEDIASI

Pak Amir meninggal dunia, beliau mempunyai seorang istri bernama buk Aminah, seorang
anak laki-laki, seorang anak perempuan bernama Aisyah . Namun sebelumnya, anak lelaki
tersebut telah meninggal lebih dulu dari sang ayah. Walaupun demikian anak lelaki ini
mempunyai seorang anak lelaki. Jadi dalam hal ini, pewaris meninggal ahli waris buk
Aminah, anak perempuan yaitu Aisyah dan seorang cucu lelaki dari anak lelaki yaitu Haris.
Dalam hal ini pewaris i meninggalkan harta berupa:

a.       Sebidang tanah perumahan dengan luas 396 m2 (tiga ratus sembilan puluh enam meter
persegi) dengan sertifikat buku tanah hak milik nomor : 851
b.      Sebuah rumah kayu di atas tanah tersebut berukuran 3 x 5 m (tiga kali lima meter);
c.       Ruko tempat jualan sembako berukuran 4 x 5 m (tiga kali lima meter); dengan sertifikat
milik no. 576 .

Karena perkara faraid harus segera dilaksanakan, setelah sebulan pak Amir meninggal
keluarga atau ahli waris mengadakan musyawarah untuk pembagian harta warisan. Yang
dipimpin oleh cucu lelaki dari anak lelaki, ketika itu si cucu tersebut mengemukakan harta-
harta peninggalan pewaris, namun di hal lain si cucu ini mengemukakan bahwa harta yang
tersebut point c telah dihibahkan pewaris kepadanya Dan adapun pelaksanaan pengalihan
harta hibah tersebut dilaksanakan setelah pewaris meninggal dunia. Disinalah awal mula
terjadi perselisihan antara keluarga tersebut. Para pewaris lain tidak menyatakan tentang
kebenaran hibah tersebut. Namun si cucu ini bersikeras bahwa harta tersebut sudah menjadi
miliknya. Dan disinalah awal mulanya terjadinya konflik keluarga.

Buk Aminah dari pewaris tersebut merasa sangat terpukul karena  keadaan
keluarganya sekarang terpecah-belah  sepeninggalan suaminya dan apalagi awal terjadinya
konflik ini karena urusan harta warisan yang ditingalkan oleh suami. Untuk itu sebagai orang
tua dari kalangan ahli waris beliau berusaha untuk meredakan konflik dengan melapor
kejadian tersebut kepada Pak Geuchik dan meminta bantuan beliau. Lalu Pak Geuchik
menyarankan agar permasalahan ini dapat diselasaikan oleh Pak Mahmud selaku Tuha Peut
gampong dan juga beliau seorang mediator yang sering menyelesaikan konflik antar
keluarga. Buk Aminah setuju dengan pendapat Geuchik, akhirnya Buk Aminah menjumpai
Pak Mahmud. Selanjutnya pak mahmud akan membantu Buk Aminah menyelesaikan konflik
tersebut dengan jalan mediasi dan tempatnya di kantor Konsultan Pak Mahmud. Adapun
tahapan-tahapan mediasi adalah sebagai berikut:

PERTEMUAN PERTAMA
Pada pertemuan ini pak Mahmud bertemu dengan buk Aminah, dipertemuan ini pak
mahmud mencari informasi dari pemohon adapun prosesnya yaitu;
Buk Aminah : Assalamualaikum.
Mediator : Wa’alaikumsalam, silah duduk ibu, bagaimana kabarnya buk Aminah?
Buk Aminah : Alhamdulillah baik pak.
Mediator : buk, ibu datang kesini ingin menyelesaikan konflik yang tengah dihadapi keluarga
ibu kan, jadi sebelumnya saya ingin mengetahui awal kejadian terjadinya konflik agar saya
dapat membantu ibu, bisakah ibu menceritakannya?
Buk Aminah : iya pak, jadi begini awal mula terjadinya konflik, (mengeluarkan air mata,
sambil mengusapnya) . Konflik ini bermula ketika kami sekeluarga sepeninggalan almarhum
mengadakan musyawarah tentang pembagian harta warisan suami saya. Kami sekeluarga
telah sepakat perkara ini harus segera diselesaikan karena semakin cepat diselesaikan maka
akan lebih baik.  Dan saya meminta kepada cucu lelaki saya untuk memimpin musyawarah
karena, dia satu-satunya lelaki yang terkait menerima harta warisan. (bersedu sambil
mengusap air mata) Musyawarah keluarga ini kami adakan sebulan sepeninggalan almarhum.
(bersedu-sedu) Awal mulanya saya berfikir musyawarah ini akan berjalan baik, namun
apadaya bahkan kejadianya sebaliknya. Berpicu ketika cucu saya menyatakan bahwa
seabgian harta warisan kakeknya telah dihibahkan kepadanya, sehingga harta tersebut tidak
menjadi harta warisan pewaris dan dia juga berhak menerima harta warisan. Dan anak
perempuan saya tidak mengakui kebenaran penghibahan tersebut, almarhum tidak pernah
mewasiatkan apapun kepada saya dan anak perempuan saya. Dan semenjak kejadian itu,
hubungan saya dan cucu saya kurang baik, bahkan ia menjelekan kami di luar sana.

Mediator : Baiklah, saya turut prihatin atas kejadian yang menimpa keluarga ibu, semoga saja
kita bersama-sama bisa menyelesaikan konflik keluarga ibu. Tadi ibu mengatakan bahwa ibu
dan anak perempuan ibu tidak mengetahui perihal hibah yang ditujukan kepada cucu ibu,
apakah ibu ada bertanya kepada cucu ibu, kapan hibah itu ditujukan kepada nya?
Ibu Aminah: saya belum sempat menanyakan hal itu, karena semenjak kejadian itu cucu saya
tidak pernah mengunjungi bahkan menegur saya.
Mediator: Sudah berapa lama cucu ibu berlaku seperti itu kepada ibu?
Ibu Aminah: Sekitar 5 bulan terakhir ini, saya sangat sedih dan saya sangat merasa bersalah.
Mediator: iya, saya bisa melihat hal tersebut dari keadaan ibu sekarang, saya selaku Tuha
Peut gampong berusaha untuk membantu ibu menyelesaikan konflik ini. Jadi bagaimana
keadaan ibu sekarang setelah menceritakan hal tersebut?
Ibu Aminah: Alhamdulillah, setidaknya saya sudah merasa lega sedikit.
Mediator: baiklah bu, dalam proses mediasi ini, setidaknya ibu bisa memberitahukan anak
perempuan ibu dan cucu ibu untuk hadir dan dapat bersama-sama menyelesaikan konflik
keluaraga ini dengan jalan mediasi. Jika ibu merasa tidak berani untuk membeitahukan dan
menghadirkan cucu ibu, ibu bisa meminta bantuan kepada geuchik.
Ibu Aminah: kemungkinan besar saya akan meminta bantuan pak geuchik.
Mediator: untuk tempat dan waktu pelaksanaan mediasinya gimana bu?
Ibu Aminah: saya minta bantuan bapak agar dapat mengatur waktu dan tempat
pelaksanaanya.
Mediator: baiklah karena kesepakatan telah dibuat terima kasih atas kedatangannya dan saya
doakan semoga permasalahan yang sedang anda hadapi secepatnya dapat terselesaikan.
Ibu Aminah: iya pak, terima kasih, assalamualaikum
Mediator: wa’alaikum salam wr.wb.
Setelah pertemuan pertama dilakukan, maka ibu Aminah ini memberitahukan hal tersebut
kepada anak perempuannya dan pak Geuchik. Ibu Aminah berhasil melakukan negosiasi
dengan anak perempuannya untuk hadir ketempat yang telah disediakan mediator
menyelesaikan konflik tersebut. Begitu pun pak Geuchik berhasil melakukan negosiasi
dengan cucu lelaki ibu Aminah. Adapun proses-proses pertemuan selanjutnya yaitu:

PERTEMUAN KEDUA,
Mediator menggali informasi dari anak perempuan pewaris.
Mediator: Assalamualaikum  bu, selamat siang, bagaimana keadaan ibu?
Anak (pr) pewaris: Wa’alaikum salam, Alhamdulillah baik.
Mediator: sebelumnya kalau saya boleh tahu saudara berinisiatif datang kesini untuk tujuan
apa dan atas inisiatif siapa?
Anak (pr) pewaris: saya berinisiatif kesini mau melakukan konseling terkait masalah keluarga
saya alami, dan sebenarnya yang memberikan inisiatif untuk datang meminta pertolongan
adalah ibu saya
Mediator: baiklah berarti saudara datang kesini dengan tujuan agar konflik keluarga yang
sedang ibu alami dapat terselesaikan dan yang menyarankan ibu untuk datang kesini adalah
ibu dari ibu sendiri. dalam proses konseling ini saya harapkan agar ibu dapat mengutarakan
dengan terbuka dan suka rela tanpa anda paksaan dari pihak manapun tentang permasalahan
keluarga ibu, bagaimana dapat dipahami dan diterima ?
Anak perempuan pewaris: iya pak saya mengerti.
Mediator: baiklah bisakan sekarang ibu menceritakan perasaan ibu kepada saya terhadap
konflik yang keluarga ibu alami.
Anak perempuan pewaris: sebenarnya saya merasa kasihan kepada ibu saya, beliau selalu
memberikan hal yang terbaik untuk kami semua, tapi hal ini tidak dapat saya sangka atas
kelakuan keponakan saya sendiri. Dia telah melukai perasaan ibu saya, dan membuat ibu saya
sedih, padahal belum kejadian ini terjadi sepeninggalan ayah saya.
Mediator: sebenarnya bagaimana awal terjadinya konflik ini?
Anak permpuan pewaris: konflik ini terjadi setelah ia mengatakan bahwa ia telah mendapat
hibah dari ayah saya, dan dia menuntut agar harta tersebut agar segera diberikan kepadanya,
ditambah harta warisan. Padahal saya dan ibu saya tidak mengetahui kapan pewaris
memberikan hibah kepadanya dan pewaris tidak pernah mewasiatkan apa-apa.
Mediator: jadi bagaimana sekarang hubungan ibu dan keponakan ibu sekarang?
Anak perempuan pewaris: entahlah, semenjak itu ia telah menyebarkan fitnah untuk saya dan
ibu saya kepada orang kampung, dan seakan-akan saya berfikir bahwa dia itu tidak pantas
jadi keponkan saya.
Mediator: saya merasa prihatin. Apakah ibu pernah berusaha untuk berbicara dengannya?
Anak perempuan pewaris: untuk apa?? Hanya membuat saya sakit hati.
Mediator: oh, baiklah bu, apakah ibu menginginkan konflik ini bisa terselesaikan.
Anak perempuan pewaris: sebenarnya ia sih, saya merasa berdosa dengan ibu saya, dan saya
ingin membantu beliau.
Mediator: baiklah bu, karena ibu sangat ingin membantu ibu dari ibu sendiri untuk membantu
menyelesaikan konflik keluarga ini, ibu telah memberikan sifat empati yang sangat baik. Dan
saya doakan agar konflik ini ddapat terselesaikan dengan cepat. Terimakasih bu atas
kehadirannya, mungkin untuk saat ini kita cukupkan dulu disini, untuk proses selanjutnya
akan saya konfirmasi ibu lagi, dan mohon kerja samanya.
Anak perempuan pewaris: iya sama-sama, assalamualaikum.
Medioator: wa’alakium salam wr.wb.

PERTEMUAN KETIGA
Pertemuan ketiga ini antara mediator dengan cucu pewaris, adapun prosesnya yaitu:
Mediator : Assalamualaikum  pak, selamat siang, bagaimana keadaan bapak?
Cucu (lk) pewaris: Alhamdulillah baik
Mediator: sebelumnya kalau saya boleh tahu saudara berinisiatif datang kesini untuk tujuan
apa dan atas inisiatif siapa?
Cucu (lk) pewaris: saya berinisiatif kesini mau melakukan konseling terkait masalah keluarga
saya alami, dan sebenarnya yang memberikan inisiatif untuk datang meminta pertolongan pak
Geuchik.
Mediator: baiklah berarti saudara datang kesini dengan tujuan agar konflik keluarga yang
sedang bapak alami dapat terselesaikan dan yang menyarankan bapak untuk datang kesini
adalah pak Geuchik. Dan bapak sendiri pasti mengerti tujuan bapak sendiri, adapun saya
disini sebagai mediator, yang mempunyai tugas untuk membantu menyElesaikan konflik
yang tengah bapak alami.
Cucu (lk) pewaris: iya pak saya mengerti.
Mediator : bisakan saudara menceritakan kejadian yang bapak alami dengan keluarga bapak 
sendiri?
Cucu (lk) pewaris : sebenarnya hal ini terjadi ketika musyawarah pembagian harta warisan
kakek saya, dan saat itu yang memimpin musyawarah tersebut adalah saya sendiri atas
permintaan nenek saya, di dalam musyawarah itu saya jelaskan tentang harta peninggalan
kakek saya dan saya jelaskan pula bahwa  salah satu ruko tersebut telah kakek hibahkan
kepada saya, namun ahli waris lainnya tidak mengakui hal tersebut, dan saya merasa
tersinggung karena dengan tindakan tersebut seolah-olah saya berbohong  namun hal tersebut
benar.
Mediator : bisakah saudara beritahukan, kapan kakek saudara menghibahkan harta tersebut
kepada saudara?
Cucu pewaris : sekitar 1 bulan sebelum beliau meninggal dunia, sebenarnya ini juga
kesalahan saya sendiri, karena saya tidak memberitahukan sebelumnya kepada nenek dan
cecek saya.
Mediator : kapankan pelaksanaan hibah tersebut sesuai dengan amanah kakek saudara?
Cucu pewaris : beliau mengatakan bahwa harta tersebut bisa dialihkan sepeninggalan kakek
saya.
Mediator : ooh, baiklah,  jadi apakah benar saudara menyebarkan fitnah untuk nenek dan
cecek saudara
Cucu pewaris : sebenarnya tidak demikian, ini hanya kesalah pahaman saja, saya tidak
menyebarkan fitnah untuk nenek dan cecek saya, saya hanya sedikit kesal terutama dengan
cecek saya.
Mediator: jadi bagaimanakah hubungan saudara ssaat ini dengan nenek dan cecek saudara?
Cucu (lk) pewaris: hubungan kami saat ini bisa dikatakan tidak baik, karena saya merasa
kesal terhadap mereka.
Mediator: apakah anda sendiri berkeinginan untuk menyelesaikan konflik keluarga ini?
Cucu(lk) pewaris: sebenarnya ia, saya juga berkeinginan untuk itu karena enggak enak sama
tetangga dan pak geuchik, serta saya merasa bersalah terhadap Almarhum kakek saya.
Mediator: baiklah pak, karena saudara sangat ingin berusaha menyelesaikan konflik keluarga
ini serta berkenan hadir kesini. Dan saya doakan agar konflik ini ddapat terselesaikan dengan
cepat. Mungkin untuk saat ini kita cukupkan dulu disini, untuk proses selanjutnya akan saya
konfirmasi ibu lagi, dan mohon kerja samanya.
Cucu (lk) pewaris: iya sama-sama, assalamualaikum.

PERTEMUAN KEEMPAT
Pada pertemuan ini, mediator telah menyiapkan tempat dan waktu serta mengkomfirmasi
para pihak untuk dapat hadir di pertemuan ini. Pertemuan keempat ini adalah pertemuan
untuk pelaksanaan mediasi yang di hadiri semua pihak adapun prosesnya yaitu:
Mediator telah menunggu terlebih dahulu diruangan tersebut, untuk menyambut para pihak
melalukan mediasi, setelah itu datanglah ibu Aminah bersama anak perempuan pewaris
Buk Aminah: Assalamualaikum pak
Mediator: Wa’alaikumsalam wr.wb. Silahkan duduk buk, bagaimana keadaan ibu saat ini?
Buk Aminah: Alhamdulillah baik pak,
Mediator: keadaan ibu Aisyah sendiri bagaimana?
Anak (pr) pewaris: Alhamdulillah juga baik pak.
Sesaat kemudian datanglah pak Haris cucu (lk) pewaris’.
Cucu (lk) pewaris: Assalamualaikum
Mediator: Wa’alaikumsalam wr.wb. Silahkan duduk pak, bagaimana keadaan bapak saat ini?
Cucu (lk) pewaris: alhamdulillah baik.
Mediator           : karena semua pihak telah hadir, maka saya ucapkan selamat datang di dalam
proses mediasi,  bagaimana kalau kita mulai saja proses mediasi ini ?
Buk Aminah: ia saya setuju.
Anak (pr) pewaris:  iya saya setuju
Cucu (lk) pewaris: ia saya setuju.
Mediator           : sebelumnya saya ingin mengatakan bahwa hubungan silaturrahmi sangat
perlu dijaga oleh setiap orang apalagi hubungan silaturrahmi keluarga kita sendiri.
Sebenarnya keluarga adalah serangkaiaan kehidupan kita sendiri, baik itu dalam keadaan
susah maupun senang. Keluarga kitalah yang yang pertama-tama peduli dengan kondisi kita,
yang membantu kita dalam kesusahan dan yang memberikan kita nasehat-nasehat yang baik.
Begitupun kita sebaliknya terhadap keluaraga kita. Maka dari itu silaturahmi penting maka
jangan sekali-kali kita memutuskannya.
Buk Aminah: ia pak saya mengerti.
Anak (pr) pewaris:  iya pak, saya merasa bersalah
Cucu (lk) pewaris: ia saya setuju, dan saya juga merasa bersalah, terimakasih atas arahannya.
Mediator: jadi, oleh sebab itu, kebaikan hubungan silaturrahmi keluarga kita tergantung pada
kita masing-masing, jika ada permasalahan seharusnya kita selesaikan baik-baik dan kita juga
yang harus berusaha untuk memperbaiki hubungan silaturrami keluarga kita,  untuk itu sudah
sepatutnya yang paling utama adalah saling maaaf-memaafkan.
Cucu (lk) pewaris: iya jadi nenek maafkanlah saya, tidak seharusnya saya berpelaku seperti
itu, dan juga kepada cecek saya juga minta maaf. Apalagi disini sayalah satu-satu pihak lelaki
yang harus memberikan situasi yang baik serta bertanggung jawab terhadap keluarga ini
Buk Aminah: ia cu, nenek juga minta maaf.
Anak (pr) pewaris:  cecek juga minta maaf kepada Haris, karena selama ini cecek telah
menduga yang bukan-bukan terhadap Haris.
Cucu (lk) pewaris: jadi, gimana pak mahmud, bisakan kami menyelesaikan perkara soal
warisan kami?
Mediator: iya, karena inilah waktu yang tepat.
Cucu (lk) pewaris: nek, cek, saya telah berfikir, sebenarnya tentang pengalihan hibah harta
kakek kepada saya sebaiknya dibatalkan saja. dan disini saya minta maaf mungkin ini salah
saya karena saya tidak membicarakan hal ini secepatnya kepada nenek dan cecek sebelum
kakek meninggal dunia, oleh sebab itu saya putuskan agar harta-harta tersebut untuk kita
masukkan semuanya kedalam harta warisan, dan untuk pembagiaannya kita bisa
melakukannya dengan jalan damai yang adil terhadap kita semua, karena selaku pihak lelaki
saya ini harus bertanggung jawab untuk memberikan hal yang baik terhadap keluarga ini, dan
ini pun merupakan salah satu amanah kakek kepada saya.
Buk Aminah: ia cu, nenek merasa terharu, dan merasa bersalah juga terhadap cucu, karena
sebenarnya nenek mempunyai cucu yang bertanggung jawab terhadap keluarga, dan untuk
keputusan itu nenek juga setuju.
Anak (pr) pewaris:  iya, cecek juga setuju, dan sebaiknya pembagian harta warisannya kita
selesaikan dirumah dengan jalan damai, dan cecek sekali lagi minta maaf terhadap haris.
Cucu (lk) pewaris: iya, dan pak Mahmud saya ucapkan terimakasih, atas bantuan pak
Mahmud hubungan silaturrahmi keluarga kami bisa baik kembali.
Mediator: iya pak, sama-sama, dan saya doakan agar selalu baik.
Buk Aminah dan Anak (pr) pewaris : amin
Cucu (lk) pewaris: amin, jadi kami mohon pamit, assalamualaikum pak Mahmud.

Mediator: wa’alaikum salam wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai