Anda di halaman 1dari 68

1 PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP

2 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BERDASARKAN


3 UNDANG – UNDANG NO 21 TAHUN 2011
4 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN
5 (STUDI PADA KOPERASI SYARIAH BMT EL Munawar
6 Jl. Arief Rahman Hakim No.274, Ps. Merah Tim., Kec. Medan Area)
7
8 SKRIPSI
9 Untuk Memenuhi Persyaratan
10 Dalam Menempuh Gelar Sarjana Hukum
11 Program Studi Ilmu Hukum
12 Bagian Hukum Bisnis
13
14 OLEH:
15 NURILAM SARI SITUMORANG
16 14600055
17
18

19
20 FAKULTAS HUKUM
21 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
22 MEDAN
23 2020

i
24 HALAMAN PENGESAHAN
25 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
26 FAKULTAS HUKUM
27 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
28
29 Dengan ini dinyatakan bahwa Karya Ilmiah Penulisan Skripsi Program
30Studi Ilmu Hukum Strata Satu (S-1) Status Terakreditas yang di tulis oleh:
31NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG
32NPM : 14600055
33PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM / BISNIS
34JUDUL : PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN
35 TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
36 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO 21
37 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA
38 KEUANGAN (STUDI PADA KOPERASI SYARIAH
39 BMT EL Munawar Jl. Arief Rahman Hakim No.274,
40 Ps.Merah Tim., Kec. Medan Area)
41 Telah diterima dan di daftarkan pada Fakultas Hukum Universitas HKBP
42Nommensen Medan sebagai syarat-syarat akademik untuk menempuh Ujian Meja
43Hijau guna menyelesaikan studi untuk mencapai Gelar Sarjana Hukum.
44
45 Disetujui Oleh,
46 Dekan Ketua Bagian Hukum Bisnis
47
48
49(Jinner Sidauruk, S.H., M.H) (Marthin Simangunsong, S.H., M.H)
50 Pembimbing I Pembimbing II
51
52
53(Marthin Simangunsong, S.H., M.H) (Debora Tambun, S.H., M.H)
54
55NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG
56NPM : 14600055
57PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM / BISNIS
58 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
59 FAKULTAS HUKUM
60 FORMULIR PENULISAN SKRIPSI
61 NO : /BIS/FH/N/2020
62
63Dengan ini menyatakan bahwa :
64 NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG
65 NPM : 14600055
66 PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM
67 Telah dapat memulai penulisan skripsi dengan Program Strata Satu (S-1)
68dengan maksud ini kami meminta agar Bapak/Ibu :
69 1. MARTHIN SIMANGUNSONG S.H., M.H
70 2. DEBORA TAMBUN S.H., M.H
71 Dengan ini memohon kesediaan Bapak dan ibu menjadi pembimbing serta
72memperbaiki rencana judul skripsi dan proposal bilamana di perlukan.
73JUDUL SKRIPSI : PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN
74 TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
75 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO 21
76 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA
77 KEUANGAN (STUDI PADA KOPERASI
78 SYARIAH BMT EL Munawar Jl. Arief Rahman
79 Hakim No.274, Ps.Merah Tim., Kec. Medan Area)
80
81 Ketua Bagian Hukum Bisnis
82
83
84 (Marthin Simangunsong, S.H., M.H)
85 Pembimbing I Pembimbing II
86

87(MARTHIN SIMANGUNSONG S.H., M.H) (DEBORA TAMBUN S.H., M.H)

88
89 HALAMAN PENGESAHAN
90 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
91 FAKULTAS HUKUM
92 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
93
94 Dengan ini dinyatakan bahwa Karya Ilmiah Penulisan Skripsi Program
95Studi Ilmu Hukum Strata Satu (S-1) Status Terakreditas yang di tulis oleh:
96NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG
97NPM : 14600055
98PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM / BISNIS
99JUDUL : PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN
100 TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
101 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO 21
102 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA
103 KEUANGAN (STUDI PADA KOPERASI
104 SYARIAH BMT EL Munawar Jl. Arief Rahman
105 Hakim No.274, Ps.Merah Tim., Kec. Medan Area)
106DOSEN PEMBIMBING : 1. MARTHIN SIMANGUNSONG S.H., M.H
107 2. DEBORA TAMBUN S.H., M.H
108
109
110 Disetujui Oleh,
111 Dekan Ketua Bagian Hukum Bisnis
112
113
114(Jinner Sidauruk, S.H., M.H) (Marthin Simangunsong, S.H., M.H)
115 Pembimbing I Pembimbing II
116
117
118(Marthin Simangunsong, S.H., M.H) (Debora Tambun, S.H., M.H)
119NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG
120NPM : 14600055
121PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM / BISNIS
122JUDUL SKRIPSI : PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN
123 TERHADAP LRMBAGA KEUANGAN MIKRO
124 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21
125 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA
126 KEUANGAN (STUDI PADA KOPERASI
127 SYARIAH BMT EL Munawar Jl .Arief Rahman
128 Hakim No.274, Ps. Merah Tim.,Kec. Medan Area)
CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
TANGGAL PEMBIMBING I TANGGAL PEMBIMBING II
29 Februari Pengajuan Bab I dan 20 Juli 2020 Pengajuan Bab II
2020 Bab III & Bab IV
06 Maret 2020 Perbaikan Bab I dan 11 Agustus Perbaikan Bab II
Bab III 2020 & Bab IV
10 Maret 2020 ACC Bab I dan Bab 24 Agustus ACC Bab II &
III 2020 Bab IV
16 September Pengajuan Bab I, 25 Agustus Pengajuan Daftar
2020 Bab II, Bab III, Bab 2020 Isi, Bab V &
IV, Bab V, Daftar Daftar Pustaka
Isi, & Daftar
Pustaka
17 September ACC Bab I, Bab II, 30 Agustus Perbaikan Daftar
2020 Bab III, Bab IV, 2020 isi, Bab V &
Bab V, Daftar Isi, & Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
18 September ACC Untuk Di 16 September ACC Daftar isi,
2020 seminarkan 2020 Bab V & Daftar
Pustaka
129

130 ACC Pembimbing I ACC Pembimbing II

131

132

133

134(Marthin Simangunsong, S.H., M.H) (Debora Tambun, S.H., M.H)

135
136 PROSEDUR PENULISAN SKRIPSI

Keterangan Tanda Tangan dan Nama Lengkap Tanggal


Judul :
Peran Otoritas Jasa
Keuangan terhadap
lembaga keuangan mikro
berdasarkan Undang –
Undang No 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (Studi pada
koperasi syariah BMT EL
Munawar Jl .Arief
Rahman Hakim No.274, 24 Februari
Ps. Merah Tim.,Kec. Marthin Simangunsong, S.H., M.H 2020
Medan Area)
ACC Pembimbing I

26 Februari
Marthin Simangunsong, S.H., M.H 2020
ACC Pembimbing II

Debora Tambun, S.H., M.H 27 Februai


2020
Skripsi :
ACC Pembimbing I
17 Agustus
Marthin Simangunsong, S.H., M.H 2020
ACC Diseminarkan

18 Agustus
Marthin Simangunsong, S.H., M.H 2020
ACC Pembanding

Roida Nababan, S.H., M.H 25 September


2020
ACC Meja Hijau 19 Mei 2021
Debora Tambun, S.H., M.H

137
138
139 HALAMAN PENGESAHAN
140 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
141 FAKULTAS HUKUM
142 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
143
144 Dengan ini dinyatakan bahwa Karya Ilmiah Penulisan Skripsi Program
145Studi Ilmu Hukum Strata Satu (S-1) Status Terakreditas yang di tulis oleh:
146NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG
147NPM : 14600055
148PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM / BISNIS
149JUDUL : PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN
150 TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
151 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO 21
152 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA
153 KEUANGAN (STUDI PADA KOPERASI SYARIAH
154 BMT EL Munawar Jl. Arief Rahman Hakim No.274,
155 Ps.Merah Tim., Kec. Medan Area)
156
157DOSEN PEMBIMBING : 1. MARTHIN SIMANGUNSONG S.H., M.H
158 2. DEBORA TAMBUN S.H., M.H
159 Disetujui Oleh,
160 Dekan Ketua Bagian Hukum Bisnis
161
162(Jinner Sidauruk, S.H., M.H) (Marthin Simangunsong, S.H., M.H)
163
164Disetujui Untuk Seminar Disetujui Untuk Ujian Akhir
165Pembimbing I Ketua Bagian Hukum Bisnis
166
167
168 (Marthin Simangunsong, S.H., M.H) (Marthin Simangunsong, S.H., M.H)
169 LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MEJA HIJAU

170 FAKULTAS HUKUM

171 UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

172

173NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG


174NPM : 14600055
175PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM / BISNIS
176JUDUL : PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN
177 TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
178 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO 21
179 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA
180 KEUANGAN (STUDI PADA KOPERASI SYARIAH
181 BMT EL Munawar Jl. Arief Rahman Hakim No.274,
182 Ps.Merah Tim., Kec. Medan Area)
183Telah melakukan perbaikan naskah skripsi yang diseminarkan pada
184Tanggal…….., selanjutnya diperkenankan untuk mendaftarkan Meja Hijau.
185
186 Disetujui Tanda Tangan
187 1. Dosen Pembimbing I
188 (Marthin Simangunsong, S.H.,M.H) (       )
189 2. Dosen Pembimbing II
190 (Debora Tambun, S.H.,M.H.) (     )
191 3. Dosen Pembanding
192 (Roida Nababan,S.H.,M.H.) (      )
193
194
195 Diketahui,
196 Ketua Bagian Hukum Bisnis
197
198 ( Martin Simangunsong, S.H., M.H )
199 PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP LEMBAGA
200 KEUANGAN MIKRO BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO 21
201 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (STUDI PADA
202 KOPERASI SYARIAH BMT EL Munawar Jl. Arief Rahman Hakim No.274,
203 Ps.Merah Tim., Kec. Medan Area)
204
205Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

206NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG

207NPM : 14600055

208PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM / BISNIS

209 Telah dipertahankan di depan Dosen Penguji pada Hari/Tanggal Jumat/ 06

210September 2019yang dinyatakan telah memenuhi syarat

211 Medan, 09 September 2019

212 TIM PENGUJI

213 Penguji I Penguji II

214

215(Lesson Sihotang, S.H., M.H) (Roida Nababan, S.H., M.H)

216 KETUA SIDANG

217

218 (Marthin Simangunsong, S.H., M.H)

219 Pembimbing I Pembimbing II

220

221(Marthin Simangunsong, S.H., M.H) (Debora Tambun, S.H., M.H)


222 SURAT PERNYATAAN

223

224 Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

225NAMA : NURILAM SARI SITUMORANG

226NPM : 14600055

227PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM / BISNIS

228JUDUL : PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN

229 TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

230 BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO 21

231 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA

232 KEUANGAN (STUDI PADA KOPERASI SYARIAH

233 BMT EL Munawar Jl. Arief Rahman Hakim No.274,

234 Ps.Merah Tim., Kec. Medan Area)

235 Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya

236sendiri, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang tertulis atau

237diterbitkan orang lain dengan krya yang sama, kecuali acuan atau kutipan dengan

238mengikuti tata cara penulisan karya ilmiah yang lazim berdasarkan ketentuan

239universitas.

240

241 Medan, 25 September 2020

242 Yang menyatakan

243

244 (Nurilam Sari Situmorang)


245 ABSTRAK

246

247Otoritas Jasa Keuangan atau OJK sebagai lembaga pengawas lembaga keuangan

248bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga keuangan di Indonesia.

249Lembaga keuangan disini termasuk lembaga keuangan mikro dengan basis

250syariah. Salah satu tujuan pengawasan OJK ini adalah melindungi nasabah dari

251berbagai permasalahan dengan lembaga keuangan. Pada penelitian ini akan

252difokuskan mengenai peran OJK dalam perlindungan nasabah pada lembaga

253keuangan mikrosyariah. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normative

254dengan sifat penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa

255peran OJK dalam hal perlindungan nasabah adalah dalam bentuk pelayanan

256pengaduan Konsumen yang meliputi penyiapan perangkat yang memadai,

257membuat mekanisme pengaduan Konsumen, dan memfasilitasi penyelesaian

258pengaduan.

259

260Kata kunci: Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Keuangan Mikro Syariah,

261Lembaga Keuangan, Syariah

262

263

264

265

266
267

268 ABSTRACT

269

270Otoritas Jasa Keuangan (OJK) as a financial institution supervisory agency is

271tasked with supervising financial institutions in Indonesia. Financial institutions

272here include sharia-based microfinance institutions. One of the objectives of OJK

273supervision is to protect customers from various problems with financial

274institutions. This research will focus on the role of OJK in protecting customers in

275Islamic microfinance institutions. This research is a normative juridical study with

276the nature of descriptive research. The results of this study are known that the role

277of OJK in terms of customer protection is in the form of Consumer complaint

278services which include the preparation of adequate equipment, creating a

279Consumer complaints mechanism, and facilitating the resolution of complaints

280

281Keyword: Otoritas Jasa Keuangan, Islamic microfinance institutions,

282microfinance, syariah

283

284

285

286

287

288

289

ii
290

291 KATA PENGANTAR

292

293 Puji Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

294berkat dan rahmat – Nya yang telah memberikan kesehatan sehingga saya dapat

295menyelesaikan penulisan skripsi tepat pada waktunya dengan judul skripsi

296“PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP LEMBAGA

297KEUANGAN MIKRO BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NO 21

298TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (STUDI PADA

299KOPERASI SYARIAH BMT EL MUNAWAR JL. ARIEF RAHMAN

300HAKIM NO 273, PS.MERAH TIM., KEC. MEDAN AREA) ”

301 Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

302Program Sarjana (S-1) pada Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas HKBP

303Nommensen Medan.

304 Penulis menyadari bahwa, tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta

305dukungan dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi

306ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh

307karena itu dengan kerendahan hati, Penulis mengucapkan terimakasih terutama

308kepada kedua Orangtua tercinta Bapak Joster Situmorang dan Ibu Rospita

309Simamora Spd yang sudah memberikan Penulis dukungan, baik berupa kasih

310sayang, motivasi dan materil sehingga Penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini

311dan tidak lupa juga terima kasih kepada Abang, Kakak, adek-adek, Sahabat,

312Kakak dan Adek sepupu semua yang telah memberikan doa, dukungan dan
313semangat dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan

314terima kasih kepada:

315 1. Bapak Dr.Haposan Siallangan, SH, MH selaku Rektor Universitas HKBP

316 Nommensen Medan

317 2. Bapak Jinner Sidauruk,SH.,MH selaku Dekan Fakultas Hukum

318 Universitas HKBP Nommensen Medan

319 3. Bapak Lesson Sihotang,SH.,MH selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum

320 Universitas HKBP Nommensen Medan

321 4. Ibu Roida Nababan,SH.,MH selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum

322 Universitas HKBP Nommensen Medan

323 5. Bapak August.P.Silaen,SH.,MH selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum

324 Universitas HKBP Nommensen Medan

325 6. Bapak Marthin Simangunsong, SH, MH selaku Ketua Bagian Hukum

326 Bisnis Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen Medan dan

327 sekaligus selaku Dosen Pembimbing I Penulis yang telah memberikan

328 pengarahan, masukan, perhatian, nasehat, pengertian, waktu, tenaga,

329 pemikiran, dan banyak hal lainnya selama dalam pengerjaan sekripsi ini

330 7. Ibu Debora Tambun,SH.,MH selaku dosen Pembimbing II yang telah

331 memberikan pengarahan, masukan, perhatian, nasehat, pengertian, waktu,

332 tenaga, pemikiran, dan banyak hal lainnya selama dalam pengerjaan

333 sekripsi ini

334 8. Seluruh Dosen dan pegawai beserta staf di Tata Usaha Fakultas Hukum

335 Universitas HKBP Nommensen Medan

iv
336 9. Kepada teman sekaligus sahabat saya terkasih Hestyna Elizabet

337 Simangunsong, Wina Stefani Sihotang dan Phoebe Jessica, Cristina

338 Margaretha Taringan, Theresia Simatupang, Jeremia, Jhon Piter Sirait dan

339 Yudi Manik yang selalu menghibur dalam duka dan suka, memberi

340 semangat, dan banyak hal lain, dan juga mengingatkan Penulis dalam

341 proses pengerjaan skripsi ini

342 10. Kepada Sahabat sekaligus merangkap keluarga terkasih saya Hestyna

343 Elizabet Simangunsong yang telah memberikan dukungan dan semangat

344 dalam pengerjaan skripsi ini.

345 11. Kepada Glen Leonardo Tatuil, Kak Indah Marpaung yang telah

346 memberikan saran, dukungan hingga penyelesaian skripsi ini.

347 12. Kepada My Sister, Batty Squard, dan Jlo Fans yang memberikan doa

348 serta dukungan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

349 13. Kepada teman teman Kelas Reguler, Kelas Eksekutif, jurusan Hukum

350 Bisnis, Hukum Pidana, Hukum Tata Negara, Hukum Perdata yang sama-

351 sama berjuang untuk menyelesaikan studi yang tidak bisa saya sebutkan

352 satu persatu namanya, Penulis banyak berterima kasih atas semua

353 dukungan dan semangatnya.

354

355

356

357

358
359 Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan sangat

360jauh dari kata sempurna baik dari segi materi, pembahasan dan penulisanya.

361Dengan segenap kerendahan hati Penulis mengharapkan kritik dan saran atas

362skripsi ini. Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini berguna bagi pembaca dan

363bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

364

365

366 Medan, Agustus 2020

367 Penulis

368

369

370 ( Nurilam Sari Situmorang )

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381
382 DAFTAR ISI

383ABSTRAK................................................................................................................. i

384ABSTRACT.............................................................................................................. ii

385KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii

386DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

387BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

388 A. Latar Belakang............................................................................................... 1

389 B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 3

390 C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 3

391 D. Manfaat Penulisan..........................................................................................4

392BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................5

393 A. Tinjauan Umum Tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)..............................5

394 1. Dasar Hukum Pengaturan Otorias Jasa Keuangan (OJK)..........................5

395 2. Tujuan dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)....................................7

396 3. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)...............................8

397 4. Asas-asas dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK)........................................9

398 5. Struktur Otoritas Jasa Keuangan (OJK)...................................................10

399 6. Lembaga yang Diawawsi Oritas Jasa Keuangan (OJK)...........................13

400 6.1 Perbankan........................................................................................14

401 6.2 Pasar Modal.....................................................................................15

402 6.3 Jasa Keuangan Non-Bank................................................................15


403 6.3 Lembaga Keuangan Khusus............................................................17

404 B. Tinjauan Umum Tentang Koperasi Syariah.................................................17

405 1. Dasar Hukum Pengaturan dan Defenisi Koperasi Syariah...................... 17

406 2. Tujuan dan Fungsi Koperasi Syariah....................................................... 19

407 3. Nilai-nilai dalam Koperasi Syariah......................................................... 19

408 4. Prinsip-prinsip Koperasi Syariah............................................................. 20

409 5. Usaha-usaha dalam Koperasi Syariah..................................................... 20

410 6. Pendirian Koperasi Syariah .................................................................... 20

411

412BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 21

413 A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................... 21

414 B. Jenis Penelitian............................................................................................22

415 C. Bahan Penelian.............................................................................................22

416Metode Pengumpulan Data 24


417 D. Analisis Data.................................................................................................25

418

419BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................27

420 A. Peran Otoritas Jasa Keuangan terhadap lembaga keuangan mikro Koperasi

421 Syariah BMT EL Munawar ( Jl. Arif Rahman Hakim No 274, Ps. Merah

422 Tim.Kec.Medan Area) Berdasarkan undang- undang no 21 tahun 2011

423 tentang Otoritas Jasa Keuangan....................................................................27

viii
424 B. Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam perlindungan nasabah dari Lembaga

425 Keuangan Mikro yang Ilegal........................................................................30

426

427 BAB V PENUTUP..................................................................................................36

428 A. Kesimpulan ................................................................................................36

429 B. Saran ..........................................................................................................37

430

431DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................38

432

433LAMPIRAN

434SURAT RISET DAN SURAT BALASAN RISET

435
436 BAB I

437 PENDAHULUAN

438

439A. Latar Belakang Masalah

440 Perlindungan hukum bagi masyarakat termasuk di dalam Pasal 28

441 Undang-Undang No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, tindakan

442 yang dapat dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dapat berupa tindakan

443 preventif dan represif, tindakan awal dengan cara langkah preventif

444 memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik

445 sector jasa keuangan, layanan dan produknya. Memberikan informasi dan

446 edukasi kepada masyarakat dilakukan dengan peraturan – peraturan pelaksana

447 Otoritas Jasa Keuangan.

448 Lembaga keuangan mikro syariah termasuk kedalam pembiayaan


449 syariah masuk dalam kategori Industri keuangan Non-bank (IKNB) syariah
450 yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana seluruhnya
451 mencakup berbagai sektor, mulai dari perusahaan perasuransian syariah, dana
452 pension syariah, lembaga pembiayaan syariah, dan lembaga keuangan syariah
453 khusus serta lembaga keuangan mikro (LKM) syariah.1

454
455 OJK merupakan lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan UU

456 Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan

457 dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam

458 sektor jasa keuangan. LKM menurut OJK adalah lembaga keuangan yang

1 1
Otoritas Jasa Keuangan, Roadmap Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah 2015-
22019, (Jakarta: OJK), 2015
459 berfungsi untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan

460 masyarakat.
461 Dalam kategorinya, LKM termasuk lembaga keuangan bukan bank.

462 OJK mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap

463 kegiatan jasa keuangan seluruh sektor khususnya sektor Industri Keuangan

464 Non Bank/IKNB (Asuransi, Dana Pensiun dan Lembaga Pembiyaan).2

465 OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:3

466 a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan

467 b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal;

468 c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun,

469 Lembaga Pembiyaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

470 OJK mempunyai wewenang dalam melaksanakan tugas pengawasan:4

471 1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa

472 keuangan.

473 2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh

474 Kepala Eksekutif;

475 Dengan berkembangnya lembaga keuangan mikro syariah, pemerintah

476 mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2013 Tentang Lembaga

477 Keuangan Mikro (UU-LKM) untuk melindungi status kelembagaan lembaga

478 tersebut. Sebelum diundangkannya UU-LKM, aktivitas LKM di Indonesia

479 kerap kali dianggap bermasalah dan tidak memiliki kepastian hukum. Agar

480 dapat beroperasi, lembaga keuangan syariah harus mendapat izin terlebih

3 2
Frianto Pandia,dkk, Lembaga Keuangan, (Jakarta: Rineka Cipta), 2009, hal 120.
4 3
Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Pasal 6
5 4
Ibid, Pasal

2
481 dahulu dari OJK. LKM yang akan beroperasi juga harus mengajukan

482 permohonan untuk mendapat izin usaha dari OJK semenjak diberlakukannya

483UU-LKM. Selain berwenang menberikan izn kepada LKM, OJK juga berwenang
484untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan terhadap LKM, baik
485yang berbadan hukum koperasi dan perseroan terbatas.
486 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk

487 mengadakan penelitian mengenai “Peran Otoritas Jasa Keuangan

488 Terhadap Lembaga Keuangan Mikro Berdasarkan Undang–Undang No

489 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.”

490

491B. Rumusan Masalah

492 Berdasarkan latar belakang dan dinamika di atas, maka rumusan

493 masalah yang penulis ajukan adalah:

494 1. Bagaimana peran OJK terhadap lembaga keuangan mikro Koperasi

495 Syariah BMT EL Munawar (Jl. Arief Rahman Hakim No.274, Ps. Merah

496 Tim., Kec. Medan Area) berdasarkan Undang-Undang No 21 tahun 2011

497 tentang Otoritas Jasa Keuangan?

498 2. Bagaimana peran OJK dalam perlindungan nasabah dari Lembaga

499 Keuangan Mikro yang illegal

500

501C. Tujuan Penulisan

502 Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam skripsi ini

503 berdasarkan uraian diatas adalah sebagai berikut:

504 1. Untuk mengetahui peran OJK terhadap lembaga keuangan mikro Koperasi

505 Syariah BMT EL Munawar (Jl. Arief Rahman Hakim No.274, Ps. Merah

3
506 Tim., Kec. Medan Area) berdasarkan undang-undang no 21 tahun 2011

507 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

4
508 2. Untuk mengetahui peran OJK dalam perlindungan nasabah dari Lembaga

509 Keuangan Mikro yang illegal.

510

511D. Manfaat Penulisan

512 1. Manfaat Teoritis

513 a. Menerapkan teori-teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan

514 menghubungkannya dengan praktik dilapangan

515 b. Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan

516 merumuskan hasil-hasil penelitian tersebut kedalam bentuk tulisan

517 c. Untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dibidang hukum pada

518 umumnya maupun dibidang hukum bisnis pada khususnya yaitu dengan

519 mempelajari literatur yang ada dikombinasikan dengan perkembangan

520 yang terjadi dilapangan

521 2. Manfaat Praktis

522 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah masukan

523 bagi perkembangan hukum tentang regulasi serta mekanisme di

524 Indonesia dan untuk mengetahui peran Otoritas Jasa Keuangan terhadap

525 Koperasi Syariah.

4
526 BAB II

527 TINJAUAN PUSTAKA

528

529A. Tinjauan Umum Tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

530 1. Dasar Hukum Pengaturan OJK

531 Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21

532 Tahun 2011 tentang OJK dikatakan bahwa,

533 “OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas


534 dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali
535 untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang- undang ini”.
536 Lebih lanjut disebutkan bahwa,
537 “OJK dalam menjalankan tugasnya dan kedudukannya berada
538 diluar pemerintah.5
539
540 Jadi,seharusnya tidak terpengaruh oleh pemerintah (independen).

541 Penjelasan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK6.

542 Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa status kelembagaan

543 OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan

544 wewenangnya, sehingga secara yuridis bebas dari campur tangan pihak lain,

545 kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang OJK.

546 Independensi OJK tercermin dalam kepemimpinan OJK.

547 Secara perseorangan, pimpinan OJK memiliki kepastian masa jabatan


548 dan tidak dapat diberhentikan, kecuali memenuhi alasan yang secara tegas
549 diatur dalam undang- undang OJK. Di samping itu, untuk mendapatkan
550 pimpinan OJK yang tepat, dalam undang-undang OJK diatur juga
551 mekanisme seleksi yang transparan, akuntabel, dan melibatkan partisipasi
552 publik melalui suatu panitia seleksi yang unsur-unsurnya terdiri atas
553 pemerintah, BI, dan masyarakat sektor jasa keuangan. Berkaitan dengan

6 5
Adrian Sutedi. 2014. Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan. Jakarta. Raih Asa Sukses.
7Hal. 38.
8 6
Ibid, hal 36

5
554
555 independensi OJK ini, Rimawan Pradiptyo mengatakan bahwa meski secara
556 normatif disebutkan bahwa OJK adalah lembaga independen, pada beberapa
557 kalangan masih timbul keraguan akan independensi OJK tersebut: 7
558 sehubungan dengan peran OJK terhadap lembaga keuangan mikro Koperasi
559 Syariah BMT EL Munawar (Jl. Arief Rahman Hakim No.274, Ps. Merah
560 Tim., Kec. Medan Area) berdasarkan Undang-Undang No 21 tahun 2011
561 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan peran OJK dalam perlindungan nasabah
562 dari Lembaga Keuangan Mikro yang illegal.
563
564 Dalam pelaksanaannya, OJK dipimpin oleh dewan komisioner yang
565 terdiri dari sembilan orang anggota sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat
566 (1) undang- undang OJK. Komposisi dewan komisioner (selanjutnya
567 disingkat KDK) yang akan ditempati oleh mantan pegawai lembaga
568 keuangan tertentu, menjadi dasar adanya keraguan bahwa OJK akan benar-
569 benar independen.8
570
571 Terkait dengan independensi antara BI dan OJK, secara hakikat
572 Independensi antara BI dan OJK adalah sama sama. Kedua lembaga ini
573 diamanatkan dalam undang-undang sebagai lembaga independen yang
574 bebas dari intervensi dalam melaksanakan tugas dan wewenang dari pihak
575 lain arau pemerintah. Independensi Bank Indonesia disebutkan dalam pasal
576 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang BI sebagaimana
577 diubah dengan UndangUndang No.3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
578 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang BI.9
579
580 Dalam penjelasan undang-undang nomor 21 tahun 2011 tentang OJK

581 menjelaskan bahwa secara kelembagaan, OJK berada diluar pemerintah,

582 yang dimaknai bahwa OJK tidak menjadi bagian dari kekuasaan

583 pemerintah. Namun tidak menutup kemungkinan adanya unsur-unsur

584 perwakilan pemerintah karena pada hakikatnya OJK merupakan otoritas di

585 sektor jasa keuangan yang memiliki relasi dan keterkaitan yang kuat dengan

586 otoritas lain, dalam hal ini otoritas fiscal dan moneter.

9 7
Tim Panitia Antar Departemen Rancangan Undang-Undang Tentang Otoritas Jsa
10Keuangan. Jakarta. 2010. Naskah Akademik Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal.5
11 8
http://www.hukumonline.com. Belum Dibentuk, Independensi OJK Diragukan diakses
12pada tanggal 9 Maret 2020
13 9
Nazia Tunisa Alham, 2014. Peran Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pengawasan
14Pendaftaran Jaminan Fidusia, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Syarief
15Hidayatullah Jakarta

6
587 Oleh karena itu, lembaga ini melibatkan keterwakilan unsurunsur dari
588 kedua otoritas tersebut. Dapat dikatakan dalam ketatanegaraan Indonesia
589 OJK memiliki kedudukan sekunder dengan adanya independensi
590 institusional atau disebut juga sebagai political atau goal independence
591 karena dalam masalah kedudukan ini berarti status OJK sebagai lembaga
592 secara mendasar terpisah dari eksekutif atau pemerintah, bebas dari
593 pengaruh legislatif atau parlemen, bebas untuk merumuskan tujuan atau
594 saran dari kebijakannya tanpa pengaruh dari lembaga politik maupun
595 pemerintah.10
596

597 2. Tujuan dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan

598 Menurut Pasal 4 UU OJK, Otoritas Jasa Keuangan dibentuk


599 dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan di sektor jasa
600 keuangan: (a) terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel;
601 (b) serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
602 berkelanjutan dan stabil; (c) Dan mampu melindungi kepentingan konsumen
603 dan masyarakat.11
604
605 Otoritas Jasa Keuangan adalah sebuah lembaga pengawasan jasa
606 keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksa dana, asuransi,
607 dana pensiun dan perusahaan pembiayaan. OJK memiliki fungsi menurut
608 Pasal 5 UU OJK, “..... menyelenggarakan sistem pengaturan dan
609 pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sector
610 jasa keuangan”.12
611
612 Agar fungsi diatas dapat tercapai, OJK secara normatif memiliki

613 empat tujuan pendirian OJK (1) meningkatkan dan memelihara kepercayaan

614 publik di bidang jasa keuangan, (2) menegakkan peraturan perundang-

615 undangan di bidang jasa keuangan, (3) meningkatkan pemahaman publik

616 mengenai bidang jasa keuangan, dan (4) melindungi kepentingan konsumen

617 jasa keuangan.

618

16 10
Tim Panitia Antar Departemen, Jakarta. 2010 Rancangan Undang-Undang tentang
17Otoritas Jasa Keuangan. Naskah Akademik Pembentukan OJK. Hal 12.
18 11
Ibid., hal. 375
19 12
Ibid., hal. 376

7
619 3. Tugas dan Wewenang OJK

620 Dalam menjalankan perannya sebagaimana dimaksud dalam pasal

621 6, OJK mempunyai wewenang13

622 a. Menetapkan peraturan pelaksanaan undang-undang ini;


623 b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
624 c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
625 d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
626 e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
627 f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
628 terhadap lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu;
629 g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statute
630 pada lembaga jasa keuangan;
631 h. Menetapkan stuktur organisasi dan infrastuktur,serta
632 mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
633 i. Mentapkan peraturan mengenai pengenaan sanksi sesuai dengan
634 ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
635
636 Dalam melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dalam pasal 6,

637 OJK mempunyai wewenang14

638 a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa


639 keuangan;
640 b. Mengawasi pelaksanaan tugas dan pengawasan yang dilaksanakan
641 oleh kepala eksekutif;
642 c. Melakukan pengawasan pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
643 konsumen, dan tidakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku,
644 dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud
645 dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
646 d. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau
647 pihak tertentu;
648 e. Melakukan penunjukan pengelola statute;
649 f. Menetapkan penunjukan pengelola statute;
650 g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
651 pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
652 keuangan; dan
653 h. Memberikan dan/atau mencabut;
654 1. Izin usaha
655 2. Izin orang perseorangan
656 3. Efektifnya pernyataan pendaftaran
657 4. Surat tanda daftar
13
20 Pasal 8 UU OJK
14
21 Pasal 9 UU OJK

8
658 5. Persetujuan melakukan kegiatan usaha
659 6. Pengesahan
660 7. Persetujuan atau penetapan pembubaran dan
661 8. Penetapan lain sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
662 undangan di sektor jasa keuangan lain.
663

664 4. Asas-Asas dalam Otoritas Jasa Keuangan

665 Otiritas Jasa Keuangan dibentuk dan dilandasi atas prinsip-prinsip

666 tata kelola yang baik yang meliputi independensi, akuntablitas,

667 pertanggungjawaban, transparansi dan kewajaran. Otoritas Jasa

668 Keuangan melaksanakan tugas dan wewenangnya berdasarkan asas-asas15

669 sebagai berikut:

670 a. Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan


671 dan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap
672 sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
673 b. Asas kepastian hukum, yakni asas dalam Negara hukum yang
674 mengutamakan landasasn peraturan perundang-undangan dan keadilan
675 dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan;
676 c. Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi
677 kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan
678 kesejahteraan umum;
679 d. Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak
680 masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
681 diskriminatif tentang penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan;
682 e. Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam
683 pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan
684 tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
685 undangan;
686 f. Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai
687 moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam
688 penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan;
689 g. Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
690 dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa
691 Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
692 5. Struktur Otoritas Jasa Keuangan

22 15
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, (Jakarta: Raih Asa sukses),
232014, hal.113

9
693 Sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola dan asas-asas di atas,
694 OJK harus memiliki stuktur dengan prinsip check and balances. Hal ini
695 diwujudkan dengan melakukan pemisahan yang jelas antara fungsi, tugas
696 dan wewenang pengaturan dan pengawasan yang dilakukan oleh Dewan
697 Komisioner melalui pembagian tugas yang jelas demi pencapaian tujuan
698
699
700
701
702
703
704
705
706
707
708
709
710
711
712
713
714
715
716
717
718 OJK. Tugas Dewan Komisioner meliputi bidang tugas terkait kode

719 etik, pengawasan internal melalui mekanisme dewan audit, edukasi dan

720 perlindungan konsumen, serta fungsi, tugas dan wewenang pengawasan.16

721
722Keterangan:
723  ADK (Anggota Dewan Komisioner)
724  SCOM (Strategic Committee)
725  DKSK (Deputi Komisioner Stabilitas Sistem keuangan)
726  DSVL (Departemen Surveilance)
727  GKKT (Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi)

16
24 Ibid, hal.114

25

10
728  GDST (Grup Pengelolaan Data dan Statistik Terintegrasi)
729  DKPS (Deputi Komisioner Penyidikan, Organisasi dan SDM)
730  DOSM (Departemen Organisasi dan SDM)
731  DPJK (Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan)
732  DKMS (Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen
733 Strategis)
734  DSHM (Departemen Sekretariat Dewan Komisioner dan Hubungan
735 Masyarakat)
736  DMSP (Departemen Manajemen Strategis dan Perubahan)
737  DLOG (Departemen Logistik)
738  DKIR (Deputi Komisioner Internasional dan Riset)
739  DINT (Departemen Internasional)
740  DRJK (Departemen Riset SJK)
741  GPUT (Grup Penanganan APU PPT)
742  DKIK (Deputi Komisioner Sistem Informasi dan Keuangan)
743  DPSI (Departemen Pengelolaan Sistem Informasi)
744  DKEU (Departemen Keuangan)
745  GPSI (Grup Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi)
746  DKHK (Deputi Komisioner Hukum)
747  DHUK (Departemen Hukum)
748  GPHK (grup Penelitian dan Pengembangan Hukum Sektor Jasa
749 keuangan)
750  DKOI (Deputi Komisioner OJK Institure dan Keuangan Digital)
751  OJKI (OJK Institute)
752  GIKD (Grup Inovasi Keuangan Digital)
753  DKAI (Deputi Komisioner Audit Internal dan Manajemen Risiko)
754  DPAI (Departemen Audit Internal)
755  DRPK (Departemen Manajemen Risiko dan Pengendalian Kualitas
756  GPAF (Grup Penanganan Anti Fraud)
757  DKEP (Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen)
758  DPLK (Departemen Perlindungan Konsumen)
759  DLIK (Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan)
760  DKBI (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I)
761  DKB2 (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II)
762  DKB3 (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III)
763  DKB4 (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV)
764  DPNP (Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan)
765  DPIP (Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan
766  DPPS (Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah)

11
767  DPKP (Departemen Pengendalian Kualitas Pengawasan Perbankan
768  DPMK (Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen
769 Krisis)
770  DRKP (Departemen Pemeriksaan Khusus Perbankan)
771  DPB1 (Departemen Pengawasan Bank 1)
772  DPB2 (Departemen Pengawasan Bank 2)
773  DPB3 (Departemen Pengawasan Bank 3)

12
774  DPBS (Departemen Pengawasan Bank Syariah)
775  KR (Kantor OJK Regional)
776  KOJK (Kantor OJK)
777  DKMI (Deputi Komisioner Pengawas PM I)
778  DKM2 (Deputi Komisioner Pengawas PM II)
779  DPM1 (Departemen Pengawasan PM 1A)
780  DPM2 (Departemen Pengawasan PM 1B)
781  DPM3 (Departemen Pengawasan PM 2A)
782  DPM4 (Departemen Pengawasan PM 2B)
783  DKII (Deputi Komisioner Pengawas IKNB I)
784  DKI2 (Deputi Komisioner Pengawas IKNB II)
785  DPI1 (Departemen Pengawasan IKNB 1A)
786  DPI2 (Departemen Pengawasan IKNB 1B)
787  DPI3 (Departemen Pengawasan IKNB 2A)
788  DPI4 (Departemen Pengawasan IKNB 2B)
789
790
791 Stuktur OJK diatur pada BAB IV pasal 10 sampai 25 Undang-Undang

792 Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Stuktur OJK disini

793 lebih dikenal dengan nama Dewan Komisioner. Dewan Komisioner

794 ini beranggotakan sembilan orang anggota yang ditetapkan dengan

795 keputusan Presiden. Susunan Dewan Komisioner ini terdiri atas:

796 a. Seorang ketua merangkap anggota;


797 b. Seorang wakil ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
798 c. Seorang kepala eksklusif Pengawas Pebrbankan merangkap anggota;
799 d. Seorang kepala eksklusif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun,
800 Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya merangkap
801 anggota;
802 e. Seorang ketua dewan audit merangkap anggota;
803 f. Seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen;
804 g. Seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota
805 Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan
806 h. Seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan
807 pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan
808
809 Secara kelembagaan OJK berada di luar pemerintahan dimaknai
810 terlepas dan tidak menjadi bagian dari kekuasaan pemerintah, namun tidak
811 menutup kemungkinan adanya unsur-unsur kekuasaan pemerintah, karena
812 haikatnya OJK di sektor jasa keuangan yang memiliki relasi yang
813 berkaitan dengan otoritas lain, seperti dalam hal fiskal dan moneter.

13
814 Oleh karena itu lembaga ini mewakilkan unsur-unsur dari otoirtas lain
815 secara ex-officio.
816 Keberadaan ex-officio bertujuan dalam koordinasi, kerjasama,
817 harmonisasi dalam fiskal moneter dan sektor jasa keuangan. Keberadaan ex-
818 offico juga diperlukan dalam menjaga kestabilitasan nasional dalam
819 persaingan global dan kesepakatan internasional, kebutuhan koordinasi,
820 pertukaran informasi demi memelihara stabilitas sistem keuangan. OJK
821 harus merupakan bagian dari sistem penyelenggara urusan pemerintah yang
822 berinteraksi dengan lembaga-lembaga Negara lainnya.17
823 Tugas pengaturan sebagai mana dimaksud dalam pasal 6 dilaksanakan
824 oleh Dewan Komisioner. Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana
825 dimaksud pasal 6, Dewan Komisioner menetapkan Peraturan OJK,
826 Peraturan Dewan Komisioner, dan/atau Keputusan Dewan Komisioner.
827 Berdasarkan Undang-undang OJK, selaku pimpinan OJK, anggota Dewan
828 Komisioner memiliki tugas:18
829
830 a. Menetapkan stuktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, rancang
831 bangun infrastuktur dan teknologi informasi, sistem sumber daya
832 manusia, dan standar prosedur operasional;
833 b. Menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK tahun anggaran 2013;
834 c. Mengangkat pejabat dan pegawai OJK;
835 d. Mengangkat pejabat dan pegawai organ pendukung Dewan
836 Komisioner; dan
837 e. Menetapkan hal lain yang diperlukan dalam rangka pengalihan fungsi,
838 tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa
839 keuangan, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
840 ke OJK.
841

842 6. Lembaga yang Diawasi Otoritas Jasa Keuangan

843 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga

844 independen yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011.

845 Tugas dan fungsi dari lembaga ini adalah menyelenggarakan pengaturan

846 dan pengawasan terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam

847 sektor jasa keuangan. Salah satu tujuan OJK adalah melindungi

848 konsumen industri jasa keuangan.

26 17
Op. Cit, hal.112
18
27 Subarjo Joyosumarto, Pemenuhan Kompetensi Dewan Komisioner dan Rekrutmen
28Pegawai OJK, Jakarta 13 Febuari 2012, hal. 3

14
849 Saat ini OJK adalah lembaga terpercaya yang menjamin

850 keamanan bertranskasi nasabah di semua lembaga keuangan yang

851 terdaftar di OJK. Setiap lembaga yang berada di bawah pengawasan OJK

852 adalah lembaga resmi yang sah secara hukum, sehingga nasabah akan

853 terhindar dari penipuan jika menggunakan jasa dari lembaga-lembaga

854 yang terdaftar di OJK.

855 OJK sendiri hingga saat ini membawahi dan mengawasi ribuan

856 lembaga keuangan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut.19

857

858 6.1 Perbankan

859 Sistem perbankan adalah layanan keuangan terbesar yang ada di

860 Indonesia. Sebelum diambil alih oleh OJK, pengawasan bank

861 konvensional ada di tangan Bank Indonesia. Namun demi menghasilkan

862 sistem ekonomi yang sehat dan tidak berbenturan dengan kepentingan

863 apapun, pengawasan perbankan kini dilakukan oleh OJK sebagai

864 lembaga independen. Meskipun demikian, Bank Indonesia sebagai bank

865 sentral tetap harus mendapatkan laporan perkembangan dari OJK

866 sebagar dasar untuk membuat kebijakan moneter berdasarkan

867 perkembangan pasar.

868

29 19
https://www.simulasikredit.com/lembaga-apa-saja-yang-diawasi-ojk/, Simulasi Kredit,
30“Lembaga apa saja yang diawasi OJK”, 2013, diakses pada 20 Mei 2020, pukul 23.15 WIB

15
869 6.2 Pasar Modal

870 Pasar modal adalah sarana investasi yang banya dipilih oleh

871 masyarakat. Dana yang diinvestasikan melalui pasar modal sangat besar

872 hingga mencapai triliunan rupiah. OJK sebagai lembaga pengawas

873 independen berupaya meningkatkan perlindungan terhadap investor

874 yang bertransaksi  di pasar modal.Tugas pengawasan ini sebelumnya

875 dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

876 (Bapepam-LK), namun sejak taun 2013 sudah dilimpahkan pada OJK.

877 Hal ini demi terwujudnya sistem pengawasan yang terintegrasi terhadap

878 transaks keuangan di Indonesia. Dengan jaminan keamanan dari OJK,

879 diharapkan pertumbuhan investor domestic akan semakin meningkat

880 agar pasar modal dalam negeri tidak anjlok ketika ada penarikan besar-

881 besaran (capital reversals) oleh investor asing. Hingga Desember 2018,

882 tercatat sebanyak 124 perusahan sekuritas dan investasi telah terdaftar

883 secara resmi di OJK. Daftar nama perusahaan dapat diunduh langsung

884 melalui laman resmi OJK

885

886 6.3 Jasa Keuangan Non-Bank

887 Lembaga keuangan lainnya yang juga diawasi oleh OJK adalah

888 jasa keuangan non-bank. Berbagai jenis lembaga yang diawasi tersebut,

889 menurut Pasal 55 UU OJK, adalah sebagai berikut.

890

891

16
892  Asuransi

893 Perusahaan asuransi dikenal memiliki banyak masalah dalam

894 industri keuangan, terutama dalam masalah pembiayaan dan

895 likuidasi dana konsumen. Jiwasraya dan Bumiputera adalah 2

896 perusahaan asuransi BUMN yang bermasalah. OJK sebagai

897 pengawas bertugas menjamin kemananan dana konsumen pada

898 perusahaan asuransi yang terdaftar.

899 Diambil dari laman resmi OJK, per 21 Desember 2015 terdapat

900 sebanyak 136 perusahaan asuransi yang telah terdaftar secara resmi

901 di OJK. Jumlah tersebut meliputi 76 perusahaan asuransi umum, 50

902 perusahaan asuransi jiwa, 6 perusahaan reasuransi, 3 perusahaan

903 asuransi wajib, dan 2 perusahaan asuransi sosial. Daftar lengkapnya

904 dalam diunduh di situs resmi OJK.

905  Dana Pensiun

906 Lembaga dana pensiun hadir untuk memberikan manfaat

907 pensiun bagi nasabahnya. Lembaga ini harus terdaftar secara resmi

908 di OJK untuk melindungi hak nasabah agar terhindar dari penipuan

909 atau hal merugikan lainnya.

910  Lembaga Pembiayaan

911 Lembaga pembiayaan lainnya seperti koperasi simpan pinjam,

912 perusahaan finance, dan lain sebagainya juga masuk dalam

913 pengawasan OJK untuk menjamin transaksi yang dilakukan.

914

17
915  Financial Technology

916 Financial technology atau fintech adalah lembaga keuangan

917 digital yang juga tidak luput dari pengawasan OJK. Masyarakat yang

918 sering menggunakan fintech harus berhati-hati dan bisa membedakan

919 mana fintech legal yang terdaftar di OJK dan mana fintech ilegal

920 yang berpotensi melakukan penipuan.

921

922 6.4 Lembaga Keuangan Khusus

923 Menurut laman resmi OJK, Lembaga Keuangan Khusus adalah

924 lembaga atau perusahaan yang dibentuk atau didirikan untuk melaksanakan

925 tugas dan fungsi yang bersifat khusus, umumnya berkaitan dengan upaya

926 mendukung program pemerintah bagi kesejahteraan masyarakat. OJK

927 sendiri saat ini mengawai beberapa lembaga keuangan khusus yaitu

928 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Perusahaan Pergadaian,

929 Lembaga Penjamin, Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan, PT

930 Permodalan Nasional Madani (Persero), dan PT Danareksa (Persero).

931

932B. Tinjauan Umum Tentang Koperasi Syariah

933 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Syariah

934 Keluarnya Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

935 Menengah Republik Indonesia Nomor 16 /Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang

936 Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh

937 Koperasi. merupakan realisasi yang tumbuh subur dalam masyarakat

18
938 ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil

939 dan Menengah.

940 Kepmen memuat bahwa koperasi BMT disebut sebagai Koperasi

941 Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) Nomor 16 /Per/M.KUKM/IX/2015 yang

942 merupakan koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan,

943 investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Dengan begitu,

944 keabsahan BMT dalam legalitas operasionalnya diakui secara nasional

945 seiring izin yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

946 dan Menengah atau departemen yang sama di masingmasing wilayah.

947 KJKS merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang

948 atau badan hukum koperasi yang menjadikan sistem syariah sebagai

949 landasan operasional. KJKS adalah koperasi yang kegiatan usahanya

950 bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai dengan pola

951 bagil hasil (syariah).20

952 Koperasi Jasa Keuangan Syariah menurut Buchori adalah usaha

953 ekonomi yang teroganisir secara mantap, demokratis, otonom partisipatif,

954 dan berwatak sosial yang operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip yang

955 mengusung etika moral dengan memperhatikan halal atau haramnya sebuah

956 usaha yang dijalankanya sebagaimana diajarkan dalam agama islam.21

957

31 20
Neni Sri Imaniyati, Aspek-Aspek Hukum BMT (Baitul Maal Wat Tamwil), (Bandung:
32PT Citra Aditya Bakti), 2010, hal. 159
33 21
Buchori, Nur S. Koperasi Syari’ah, (Sidoarjo: Mashun Kelompok Masmedia Buana
34Pustaka), 2009

19
958 2. Tujuan dan Fungsi Koperasi Syariah

959 Tujuan koperasi syariah adalah untuk membantu meningkatkan

960 para anggotanya dan juga kesejahteraan masyarakat secara umum, serta

961 membangun perekonomian Indonesia sesuai prinsip-prinsip Islam.

962 Fungsi Koperasi Syariah :

963 a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota pada


964 khususnya, dan masyarakat pada umumnya guna meningkatkan
965 kesejahteraan sosial ekonominya
966 b. Memperkuat kualiatas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih
967 amanah, professional, konsisten dan konsekuen di dalam menerapkan
968 prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip syariah islam.
969 c. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
970 nasional yang merupakan usaha bersama berdsarkan azas kekeluargaan
971 dan demokrasi ekonomi
972 d. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja.22
973

974 3. Nilai – Nilai Koperasi Syariah

975 Pemerintah dan swasta, meliputi individu maupun masyarakat, wajib


976 mentransformasikan nilai-nilai syari’ah dalam nilai-nilai koperasi, dengan
977 mengadopsi 7 nilai syariah dalam bisnis yaitu :
978 1. Shiddiq yang mencerminkan kejujuran, akurasi dan akuntabilitas.
979 2. Istiqamah yang mencerminkan konsistensi, komitmen dan loyalitas.
980 3. Tabligh yang mencerminkan transparansi, kontrol, edukatif, dan
981 komunikatif
982 4. Amanah yang mencerminkan kepercayaan, integritas, reputasi, dan
983 kredibelitas.
984 5. Fathanah yang mencerminkan etos profesional, kompeten, kreatif,
985 inovatif.
986 6. Ri’ayah yang mencerminkan semangat solidaritas, empati, kepedulian,
987 awareness.
988 7. Mas’uliyah yang mencerminkan responsibilitas.23
989

35 22
http://andrystar-7.blogspot.co.id/2013/01/koperasi-syariah.html, Koperasi Syariah,
362013, diakses pada tanggal 19 Mei 2020, pukul 13.00 WIB
37 23
https://www.dosenpendidikan.co.id/koperasi-syariah/, Koperasi Syariah, diakses pada
38tanggal 26 Mei 2020

20
990 4. Prinsip – Prinsip Koperasi Syariah

991 Dalam menjalankan usahanya, koperasi ini memiliki beberapa prinsip


992 yang sesuai dengan konsep syariah, adapun beberapa prinsip koperasi
993 syariah ialah sebagai berikut:
994  Kekayaan merupakan amanah dari Allah SWT dan tidak bisa dimiliki
995 sepenuhnya oleh siapapun secara mutlak.
996  Setiap manusia berhak dan diberi kebebasan untuk bermu’amalah selama
997 hal tersebut sesuai dengan ketentuan syariah.
998  Setiap manusia berhak dan diberi kebebasan untuk bermu’amalah selama
999 hal tersebut sesuai dengan ketentuan syariah.
1000  Umat manusia ialah khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi ini.
1001  Menjunjung tinggi keadilan, secara menolak semua yang berhubungan
1002 dengan ribawi dan pemusatan sumber ekonomi pada sekelompok orang.24
1003

1004 5. Usaha – Usaha Koperasi Syariah

1005 Usaha-usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah: 25


1006 1. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik,
1007 dan bermanfaat, serta menguntugkan dengan sistem bagi hasil dan tanpa
1008 riba, judi ataupun ketidak jelasan
1009 2. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha
1010 sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi
1011 3. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus sesuai dengan
1012 fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
1013 4. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus tidak
1014 bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1015

1016 6. Pendirian Koperasi Syariah

1017 Landasan dasar Koperasi Syariah sebagaimana lembaga ekonomi


1018 Islam lainnya karena ia mengacu pada sistem ekonomi Islam itu sendiri
1019 seperti tersirat melalui fenomena alam semesta dan juga tersurat dalam Al
1020 Qur’an serta Al Hadits. Adapun landasan koperasi syariah adalah sebagai
1021 berikut : a. Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 b.
1022 Koperasi syariah berasaskan kekeluargaan c. Koperasi syariah berlandaskan
1023 syariah islam yaitu al-quran dan assunnah dengan saling tolong menolong
1024 (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful)26

39 24
Ibid
40 25
Tutut Haryani, Implementasi Hukum Ekonomi Islam Dalam Koperasi Syariah Baitul
41Maal Wa Tamwil , (Bandar Lampung: Universitas Lampung, Fakultas Hukum), 2018 , Hal 30
42 26
http://arifansyah1105.blogspot.co.id/2014/06/koperasi-syariah.html, Koperasi Syariah,
432014, tanggal 22 Mei 2020, Pukul 11.52 WIB

21
1025 BAB III

1026 METODE PENELITIAN

1027

1028A. Ruang Lingkup Penelitian

1029 Dalam penulisan skripsi ini, sangatlah perlu ditegaskan mengenai batasan

1030 atau ruang lingkup penelitian.Ruang lingkup penulisan ini bertujuan untuk

1031 membatasi sejauh mana masalah yang dibahas, agar penelitian ini lebih terarah

1032 pada sasaran dan tidak mengambang dari permasalahan yang diangkat dalam

1033 penulisan ini. Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini

1034 adalah untuk mengetahui peran OJK terhadap lembaga keuangan mikro

1035 Koperasi Syariah BMT EL Munawar (Jl. Arief Rahman Hakim No.274, Ps.

1036 Merah Tim., Kec. Medan Area) berdasarkan Undang-Undang No 21 tahun

1037 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan bagaimana peran OJK dalam

1038 perlindungan nasabah dari Lembaga Keuangan Mikro yang illegal

1039 Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

1040 kepustakaan yang bersifat yuridsis normatif.Pendekatan yuridis ialah suatu

1041 pendekatan yang mengacu pada hukum dan peraturan perundang-undangan,

1042 peraturan dari instansi terkait yang dalam hal ini ialah peraturan dari OJK

1043 sendiri serta norma-norma yang berlaku dimasyarakat atau juga menyangkut

1044 kebiasaan yang berlaku dimasyarakat.

22
1045B. Jenis Penelitian

1046 Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis

1047 empiris, maka pendekatan yang dilakukam adalah pendekatan perundang-

1048 undangan (statue approach), pendekatan analisis (analytical approach), dan

1049 pendekatan observasi (observation approach). Pendekatan perundang-

1050 undangan dilakukan untuk meneliti aturan-aturan yang penormaan justru

1051 kondusif bagi pelaksanaan kegiatan perkoperasian.Pendekatan analisis berguna

1052 mengetahui makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang digunakan dalam

1053 aturan perundang-undangan.Pendekatan observasi digunakan untuk melihat

1054 dan mendengarkan peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh orang-orang

1055 yang diamati, kemudian merekam hasil pengamatannnya dengan catatan atau

1056 alat bantu lainnya.

1057

1058C. Bahan Penelitian

1059 Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data

1060 sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari

1061 tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti

1062 dari sumber yang sudah ada.Sumber data primer juga dapat berupa data yang

1063 diperoleh dari peraturan perundang-undangan, catatan resmi, data responden

1064 melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara

1065 peneliti dengan narasumber Ibu Nurchairia Simatupang S.Kom selaku ketua

1066 Badan Pengawas di BMT EL Munawar

23
1067 Sedangkan sumber data sekunder dapat berupa buku teks yang berisi

1068 mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan klasik

1069 para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi, catatan atau dokumentasi

1070 perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan,

1071 laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

1072 1. Sumber Data Primer

1073 Sumber data primer yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari

1074 hasil wawancara peneliti dengan narasumber, yaitu:

1075 Dalam penelitian ini sumber data primer peraturan perundang-

1076 undangan yang digunakan adalahsebagai berikut :

1077 (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.62/POJK.05/2015. Tentang

1078 Penyelenggaraan Usaha Lembaga Keuangan Mikro.

1079 (2) Undang-undang No 17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

1080 Selain menggunakan peraturan perundang-undangan yang

1081 berkaitan menjadi bahan penulisan, peneliti juga melakukan pengamatan

1082 terhadap tanggung-jawab OJK terhadap Lembaga Keuangan Mikro yakni

1083 salah satunya merupakan koperasi El Munawar sebagai sumber data primer,

1084 yang hasilnya kemudian digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan

1085 skripsi ini.

1086

1087 2. Sumber Data Sekunder

1088 Sumber data sekunder yang utama adalah buku teks yang berisi

1089 mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan

24
1090 klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi, catatan, atau

1091 dokumentasi mengenai Lembaga Keuangan Mikro dan Koperasi Syariah EL

1092 Munawar.

1093 Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang digunakan meliputi :

1094 a. Buku-buku ilmiah d ibidang Hukum;

1095 b. Jurnal Ilmiah

1096

1097 3. Sumber Data Tertier

1098 Sumber data tertier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun

1099 penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Dalam penelitian

1100 ini bahan hukum tertier yang digunakan meliputi :

1101 a. Kamus Besar Bahasa Indonesia

1102 b. Kamus hukum

1103 c. Situs internet yang berkaitan dengan Otoritas Jasa Keuangan, Koperasi

1104 serta peranan dari pada OJK.

1105

1106D. Metode Pengumpulan Data

1107 Karya ilmiah ini menggunakan metode wawancara dan studi

1108 kepustakaan.Studi, sebagaimana dikemukakan oleh Nazir.“Studi kepustakaan

1109 adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan

1110 terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan

1111 yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan”.27

1112
44 27
M Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia), 1998, hal. 112.

25
1113 Menurut Nazir studi kepustakaan merupakan langkah yang penting

1114 dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah

1115 selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang

1116 berkaitan dengan topik penelitian.28

1117 Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-

1118 banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan

1119 dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan

1120 disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll).

1121 Berdasarkan teori tersebut, studi kepustakaan merupakan data yang

1122 diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan.Studi kepustakaan dalam penulisan

1123 ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data pendukung mengenai peran

1124 OJK terhadap Lembaga Keuangan Mikro berdasarkan Undang - Undang

1125 Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK (Study pada Koperasi Syariah BMT EL

1126 Munawar).

1127

1128E. Analisis Data

1129 Analisis data bertujuan untuk memberikan makna pada setiap data yang

1130 dikumpulkan.Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan logika

1131 deduktif. Logika deduktif atau pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif

1132 yaitu menjelaskan suatu hal yang bersifat umum kemudian menariknya

1133 menjadi kesimpulan yang lebih khusus.

1134 Analisis dilakukan dengan melakukan telah terhadap data hasil

1135 wawancara, dan undang undang serta regulasi yang berkaitan dengan lembaga
45 28
Ibid

26
1136 keuangan mikro dan bagaimana tinjauan yuridis dari pada Koperasi Syariah

1137 BMT El Munawar ( Jl. Arief Rahman Hakim No.274, Ps. Merah Tim., Kec.

1138 Medan Area )

1139 Penulis melakukan pendekatan integrasi keilmuan antara perspektif

1140 ilmu hukum dengan berbagai teori hukum. Dimana dari sudut pandang teori

1141 hukum, ilmu hukum dibagi atas tiga lapisan utama, yaitu dogmatik hukum,

1142 teori hukum dan filsafat hukum.29

1143 Dimana pendekatan conseptual approach dengan melakukan


1144 pendekatan integrasi keilmuan antara perspektif ilmu hukum dengan teori
1145 hukum digunakan dalam mengkaji permasalahan terkait. Pendekatan
1146 konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang
1147 berkembang di dalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan-pandangan
1148 dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum peneliti akan
1149 menemukan ide-ide yang melahirkan pengertianpengertian hukum, konsep-
1150 konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi.30
1151

1152

1153

1154

1155

1156

1157

1158

1159

46 29
Hadjon, P. M., & Djatmiati, T. S, Argumentasi Hukum. (Yogyakarta: Gadjah Mada
47University Press), 2005
48 30
Marzuki, P. M, Penelitian Hukum. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), 2005

27
1160 BAB IV

1161 PEMBAHASAN

1162

1163A. Peran OJK Terhadap Lembaga Keuangan Mikro Koperasi Syariah BMT

1164 EL Munawar (Jl. Arief Rahman Hakim No.274, Ps. Merah Tim., Kec.

1165 Medan Area) Berdasarkan Undang-Undang No 21 Tahun 2011 Tentang

1166 Otoritas Jasa Keuangan

1167

1168 Dari hasil kuisioner, penulis yang dilakukan terhadap pimpinan BMT El

1169Munawar Perbankan Syariah dalam BMT El-Munawar dapat dijelaskan yaitu:

1170 1. BMT El-Munawar menyimpan dananya di Bank Syariah yaitu di Bank

1171 Muamalat Indonesia (BMI).

1172 2. BMT El-Munawar menyimpan dananya di Bank Muamalat dalam

1173 bentuk tabungan mudharabah yaitu berkisar Rp 200-300 juta/tahun dan

1174 sesuai dengan kebutuhan.

1175 3. BMT El-Munawar menerima penyaluran dana dari Bank Muamalat

1176 Indonesia (BMI) dalam bentuk akad murabahah (pembiyaan modal

1177 kerja)

1178 4. BMT El-Munawar menggunakan jasa-jasa Bank Muamalat Indonesia

1179 (BMI) yaitu berupa pembiyaan murabahah.

1180 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Ibu Nurchairia

1181Simatupang, S.kom selaku Ketua Badan Pengawas di BMT El Munawar,BMT El

1182Munawar merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang di


1183jalankan menurut system syariat islam dengan usaha pokoknya adalah

1184menghimpun dana umat founding dan menyalurkannya landing kembali kepada

1185umat secara produktif dan menguntungkan . BMT EL Munawar didirikan oleh

1186Bpk. Achmad Mnuawar Siregar pada tanggal 10 November 2008 yang beralamat

1187di Jl. Arief Hakim No 274 Medan. Memperoleh SK pengurus darI PINBUK TK. I

1188SUMUT No : 170 PINBUK – SUBPSKX2008 tanggal : 28 oktober 2008. BMT

1189EL Munawar memperoleh Pengesahan Akte Pendirian Koperasi leh Menteri

1190Koperasi dan Pengusaha Kecil Republik Indonesia No : 02.12.2.51.00931 tanggal

119117 Juni 2010 yang diterima tanggal 24 juni 2010. BMT ini menjalankan usaha

1192disektor real seperti menjadi agen travel, dimaksudkan usaha ini dapat

1193memberikan tambahan modal untuk pengembangan BMT EL Munawar . Tujuan

1194didirikannya Koperasi Syariah BMT El Munawar :

1195 b. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya

1196 dan masyarakat pada umumnya

1197 c. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan

1198 perekonomian nasional

1199 d. Mendukung pertumbuhan ekonomi mikr dalam rangka peningkatan

1200 kesejahteraan umat

1201 e. Mensosialisasikan prinsip-prinsip ekonomi syariah

1202 f. Bersifat terbuka, independen dan tidak partisan

1203 Adapun prosedur pemberian pembiayaan modal usaha di BMT El


1204Munawar Medan adalah sebagai berikut.31
1205a. Nasabah melakukan pengajuan pembiayaan dan melengkapi administrasi:
1206 1) Fotocopy KTP pemohon (yang masih berlaku) masing-masing 1 lembar
1207 2) Fotocopy Kartu Keluarga 1 lembar
49 31
Wawancara dengan General Affair BMT El Munawar Medan

28
1208 3) Pas foto 3x4 1 lembar
1209 4) Buku tabungan BMT El Munawar Medan
1210 5) Agunan seperti benda bergerak yaitu BPKP atau benda tak bergerak
1211b. Proses survey ke lokasi usaha anggota.
1212c. Analisis hasil survey yaitu tentang kesyariahan usaha yang sedang dijalankan
1213 oleh anggota.
1214e. Menentukan nisbah bagi hasil, jangka waktu, angsuran, dan biaya
1215administrasi.
1216f. Proses akad mudharabah dan pencairan.
1217d. Informasi Keputusan Realisasi Pengajuan Pembiayaan
1218
1219 Bentuk-bentuk peranan peranan BMT El Munawar Medan dalam
1220memberikan pembiayaan pada masyarakat ekonomi lemah antara lain: 32
12211. Dalam peranannya sebagai penerima dana titipan dari nasabah, BMT
1222 mengelola dana yang dititipkan oleh nasabah untuk disalurkan kembali kepada
1223 masyarakat yang membutuhkan dana tersebut . BMT wajib memberitahu
1224 kepada pemilik dana atas nisbah dana dan cara membagi keuntungan secara
1225 resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpan dana apabila telah dicapai
1226 kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
12272. Dalam perannya sebagai penyalur dana, dalam hal ini BMT El Munawar
1228 bertindak sebagai mudharib, BMT menyalurkan dananya kepada masyarakat
1229 yang sangat membutuhkan demi kelangsungan hidupnya, jumlah modal yang
1230 disarahkan kepada nasabah selaku pengelola dana yang diserahkan secara
1231 tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang nilainya dalam satuan uang ,
1232 apabila modal diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan
1233 disepakati bersama. Hasil usaha yang dari usaha yang dijalankan harus dibagi
1234 sesuai dengan persetujuan dalam akad
1235
1236 OJK dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengaturan di sektor jasa

1237keuagan dalam perlindungan hukum bagi masyarakat, diatur didalam Pasal 28

1238Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan,

1239menyebutkan “Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK berwenang

1240melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat, yang

1241meliputi :

1242 1. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas

1243 karakteristik sektor jasa keuangan,layanan, dan produknya.

50 32
Ibid

29
1244 2. Meminta lembaga jasa keuangan untuk menghentikan kegiatannya

1245 apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat

1246 3. Tindakan lain yang dianggap perlu dan sesuai dengan ketentuan

1247 peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

1248 Koperasi syariah adalah koperasi yang menggunakan konsep akad Syirkah

1249Mufawadhah, yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama oleh satu orang

1250atau lebih. Masing-masing memberikan konstribusi dana dalam porsi sama besar

1251serta berpartisipasi dalam bobot dan porsi yang sama besar pula. Dalam

1252operasional nya satu sama lain mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Azas

1253usaha koperasi syariah berdasarkan konsep gotong royong dan tidak monopoli

1254oleh salah satu pemilik modal

1255 Pasal 5 Ayat (1) UULKM mengatur bahwa setiap LKM yang menjalankan

1256usahanya wajib memiliki badan hukum yang harus dipilih yaitu antara badan

1257hukum koperasi atau badan hukum PT. Sebelum menjalankan kegiatan usahanya,

1258LKM harus memiliki izin usaha dari OJK, dan untuk memperoleh izin usaha

1259LKM maka harus dipenuhi paling sedikit persyaratan tentang susunan organisasi

1260dan kepengurusan, permodalan, kepemilikan, dan kelayakan rencana kerja (Pasal

12619 ayat (1) dan (2) UULKM).

1262 Pasal 12 Peraturan OJK Nomor 61/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha

1263dan. Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro menyebutkan bahwa LKM yang

1264melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib menggunakan akad

1265yang sesuai dengan prinsip syariah. Kegiatan usaha penghimpunan simpanan

1266dilakukan dengan menggunakan akad Wadiah, Akad Mudharabah, atau akad lain

30
1267yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta disetujui oleh OJK. Kegiatan

1268Usaha penyaluran pinjaman atau pembiayaan dilakukan dengan menggunakan

1269Akad Mudharabah, Akad Musyarakah, Akad Murabahah atau akad lain yang tidak

1270bertentangan dengan prinsip syariah serta disetujui oleh OJK.

1271 Pasal 10 UULKM menyebutkan bahwa LKM berbadan hukum koperasi

1272tidak hanya harus tunduk pada rezim Kementerian Koperasi dan UKM, tetapi juga

1273rezim OJK. Cakupan wilayah usaha suatu LKM berada dalam satu wilayah desa/

1274kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/ kota (Pasal 16 ayat (1) UULKM).

1275Pembinaan dan pengawasan LKM didelegasikan kepada pemerintah daerah

1276Kabupaten/ kota atau kepada pihak lain jika pemerintah daerah kabupaten/ kota

1277belum siap (Pasal 28 UULKM). Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, OJK

1278melakukan pemeriksaan terhadap LKM (Pasal 31 UULKM).

1279 Kemudian Pasal 39 UULKM menjadi dasar bagi BMT untuk tunduk pada

1280UULKM. Pasal tersebut menyatakan pada saat UULKM berlaku maka Bank

1281Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Badan Kredit Desa (BKD),

1282Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga

1283Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), Badan Usaha

1284Kredit Pedesaan (BUKP), Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Baitul Tamwil

1285Muhammadiyah (BTM), dan/atau lembaga-lembaga lainnya wajib memperoleh

1286izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan, kecuali LKM yang tunduk pada rezim

1287hukum adat. OJK, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Dalam

1288Negeri melakukan inventarisasi LKM yang belum berbadan hukum paling lambat

31
12892 tahun sejak UULKM berlaku (Pasal 40 UULKM). Tahun 2019 ini, sebanyak 35

1290LKM yang sudah terdaftar di OJK.19

1291 Berdasarkan hasil analisa penulis terkait dengan Undang-Undang No 21

1292Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, BMT EL Munawar sebagai LKM

1293berbadan hukum koperasi maka OJK memiliki peran sebagai berikut sebagaimana

1294yang tercantum dalam Pasal 9 UU tahun 2011 Mengatur bahwa pembinaan,

1295pengaturan, dan pengawasan LKM dilakukan oleh OJK. Dalam melakukan

1296pembinaan, OJK melakukan koordinasi dengan kementerian yang

1297menyelenggerakan urusan koperasi dan Kementerian Dalam Negeri. Karena itu

1298dapat dipahami dalam hal pembinaan, LKM berada di bawah tiga otoritas yaitu

1299OJK, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Dalam Negeri.

1300Sementara untuk pengaturan dan pengawasan ialah absolut kewenangan OJK

1301terhadap LKM.

1302

1303
1304B. Peran OJK Dalam Perlindungan Nasabah Dari Lembaga Keuangan

1305Mikro Yang Ilegal

1306

1307 Nasabah adalah orang atau badan hukum yang mempunyai rekening baik

1308rekening simpanan atau pinjaman pada pihak bank. Sehingga nasabah merupakan

1309orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank. Dengan kata

1310lain nasabah adalah pihak atau orang yang menggunakan dan secara sengaja

1311menjadi langganan bank yang di percayai nya

32
1312 Dalam memahami mengenai apa yang dipikirkan oleh nasabah ada beberapa

1313hal yang harus dipahami terlebih dahulu :

1314 1. Memahami tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang ingin

1315 dicapai atau di dapatkan oleh nasabah

1316 2. Memahami cara mereka membuat peringkat dan

1317 memprioritaskan tujuan dan sasaran tersebut.

1318 3. Mengetahui apa yang bisa kita lakukan dengan produk yang

1319 akan ditawarkan untuk membantu merealisasikan masalah-masalah yang

1320 timbul antara mereka dan cara mencapai tujuantujuan tersebut.

1321
1322 Perlindungan Nasabah Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013

1323Tentang Lembaga Keuangan Mikro menyebutkan bahwa pembinaan, pengaturan

1324dan pengawasan LKM dilakukan oleh OJK yang didelegasikan kepada

1325Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau kepada pihak lain yang ditunjuk. Hal ini

1326diatur secara rinci dalam Peraturan OJK Nomor 14/POJK.05/2014 Tentang

1327Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro. Dalam Pasal 5 Peraturan

1328OJK Tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro

1329menyebutkan bahwa pembinaan dan pengawasan yang didelegasikan kepada

1330Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau pihak lain yang ditunjuk meliputi:

1331 a. Penerimaan laporan keuangan dan input data ke dalam sistem aplikasi;

1332 b. Pelaksanaan analisis laporan keuangan LKM;

1333 c. Penerimaan dan analisis laporan lain;

1334 d.. Pelaksanaan tindak lanjut atas laporan lainnya;

33
1335 e. Penyusunan rencana kerja pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan

1336 tindak lanjut atas hasil pemeriksaan LKM;

1337 f. Pengenaan sanksi administratif kepada LKM selain pencabutan izin

1338 usaha dan denda;

1339 g. Pelaksanaan langkah-langkah penyehatan terhadap LKM yang

1340 mengalami kesulitan likuiditas dan solvabilitas yang membahayakan

1341 keberlangsungan usaha.

1342 OJK melakukan prosedur perlindungan nasabah yang menjadi korban dari

1343BMT ilegal ialah salah satunya dengan melalui Satgas Waspada Investasi. Hal

1344lain yang dapat dilakukan nasabah ialah dengan berkonsultasi terkait penawaran

1345investasi keuangan yang dianggap mencurigakan (termasuk terkait BMT tanpa

1346izin) ke Layanan Konsumen OJK dan Satgas Waspada Investasi. Artinya rezim

1347perlindungan konsumen pelaku usaha jasa keuangan juga tetap berlaku untuk

1348nasabah korban BMT illegal. Dalam perkara BMT ilegal, OJK dan Satgas

1349Waspada Investasi akan melakukan penyelidikan. Penyidikan dilakukan dengan

1350memerhatikan 2 aspek, yaitu aspek pengamanan aset dan aspek kejelasan pihak-

1351pihak yang bertanggung-jawab atas kegiatan BMT ilegal.

1352 Lembaga keuangan mikro ilegal adalah badan hukum koperasi, perseroan

1353terbatas, bahkan yayasan atau tidak berbadan hukum. Tetapi aturan terkait

1354pendirian ini kemudian berubah setelah diundangkannya Undang-undang Nomor

13551 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Semula berada di bawah

1356pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM (untuk BMT dengan bentuk

1357koperasi), dan Otoritas Jasa Keuangan tidak berwenang terhadap BMT. Namun

34
1358setelah adanya UULKM tersebut, keterlibatan OJK menjadi dominan terhadap

1359BMT. Kini pendirian BMT wajib atas izin OJK, jika tidak maka BMT tersebut

1360ilegal.

1361 OJK memiliki fungsi edukasi dan perlindungan konsumen. Hal ini telah

1362diamatkan oleh Undang-undang kepada OJK mengenai edukasi dan perlindungan

1363konsumen, yaitu mencegah kerugian masyarakat, melayani pengaduan konsumen,

1364serta dalam hal pembelaan hukum. Perlindungan terhadap konsumen sangat

1365penting dilakukan karena merupakan kebutuhan dasar serta untuk menjadi

1366kepercayaan konsumen. Dan kepercayaan konsumen merupakan prasyarat dalam

1367menjaga stabilitas dan pertumbuhan dalam jangka panjang

1368 Demikian bahwa berdasarkan UULKM, BMT kini harus mengantongi izin

1369usaha dari Kementerian Keuangan dan UKM untuk yang berbadan hukum

1370koperasi, tetapi pembinaan, pengaturan dan pengawasannya berada di bawah

1371OJK, sehingga OJK pun berhak atas data BMT yang berbadan hukum koperasi

1372tersebut. BMT yang tidak terdaftar di OJK berisiko melakukan perbuatan

1373melawan hukum, seperti penipuan melalui investasi atau produk yang tidak sesuai

1374syariah. Nasabah yang menjadi korban BMT ilegal dapat melapor ke OJK,

1375sehingga OJK akan menangani perkara BMT ilegal tersebut berdasarkan rezim

1376perlindungan konsumen dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan

1377dengan tindakan BMT tanpa izin usaha.

1378 Meski OJK tetap berperan dalam perlindungan nasabah korban BMT

1379ilegal, tetapi urgensi izin usaha atau legalitas lembaga keuangan (termasuk

1380lembaga keuangan mikro/ BMT) menjadi sangatlah penting. Hal ini untuk

35
1381mencegah tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh BMT ilegal tersebut.

1382OJK menghimbau masyarakat untuk memastikan BMT yang menawarkan

1383investasi memiliki izin usaha dari otoritas yang berwenang sesuai dengan kegiatan

1384usaha yang dijalankan/ berada di bawah pengawasan OJK dan memastikan bahwa

1385BMT memiliki izin dalam menawarkan produk investasi dan produk lainnya atau

1386tercatat sebagai mitra pemasar.

1387 Sebagai contoh kasus yakni BMT Global Insani berafiliasi dengan PT

1388Surabraja Mandiri di Kabupaten Cirebon, di mana PT tersebut sedang dalam

1389keadaan pailit. BMT ini melakukan penipuan terhadap setidaknya 4.300

1390nasabahnya. Modus BMT Global Insani yaitu dengan menawarkan investasi

1391dalam bentuk jahe dan jabon dengan sistem bagi hasil dan melalui penyediaan

1392jasa pemberangkatan haji dan umroh. Salah satu sistem kerja BMT Global Insani

1393ialah menawarkan produk investasi alQiradh kepada masyarakat. Untuk per paket

1394produk al-Qiradh dibandrol dengan nilai Rp 8.000.000,- (delapan juta rupiah).

1395Dana yang terkumpul di BMT Global Insani tersebut kemudian disalurkan melalui

1396PT Surabraja Mandiri yang bekerjasama dengan pihak lain, disalurkan untuk

1397mengelola perkebunan jabon dan jahe seluas 116 hektare di Sukabumi. Sebelum

1398perkara calon jamaah haji yang terdaftar di Global Insani, di tahun 2017 sempat

1399muncul gejolak lantaran investor Global Insani tak mendapatkan hasil yang

1400dijanjikan selama tiga tahun. Investor tidak mendapat bagi hasil dan pokok sesuai

1401yang diperjanjikan akibat kegagalan panen yang dialami. Sementara sebagian

1402investor tersebut merencanakan dana bagi hasil dan pokok untuk beribadah umroh

1403dan melakukan pelunasan biaya porsi haji.

36
1404 Satgas Waspada Investasi memanggil pengurus BMT Global Insani

1405sebanyak tiga kali. Dari hasil pemanggilan tersebut, OJK menyimpulkan bahwa

1406Global Insani dinyatakan ilegal karena tak terdaftar di OJK. BMT Global Insani

1407tidak berada di bawah pengawasan OJK. Dan berdasarkan informasi Dinas

1408Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon, tidak ada izin usaha yang diberikan

1409oleh Dinas kepada BMT Global Insani. Pada Maret 2017, Pengadilan Niaga

1410menyatakan BMT Global Insani pailit dengan putusan Nomor

141112/Pdt.SusPailit/2017/PN.Niaga.Jkt.Ps

1412 Dalam kasus investasi ilegal yang dilakukan oleh BMT tak berizin, OJK

1413juga mengambil peran. Meski BMT tersebut tak berizin dan tidak berada di

1414pengawasan OJK, untuk perbuatan melawan hukum yang merugikan nasabah,

1415OJK tetap mengambil langkah penanganan. Antara lain melalui Satgas Waspada

1416Investasi. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di

1417Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (Satgas

1418Waspada Investasi) dibentuk berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas

1419Jasa Keuangan Nomor 01/KDK.01/2016 tanggal 1 Januari 2016, merupakan hasil

1420kerjasama beberapa instansi terkait, meliputi Regulator sebagai berikut:

14211. Otoritas Jasa Keuangan

14222. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

14233. Badan Koordinasi Penanaman Modal

14244. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

14255. Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia

37
1426 Dalam perkara BMT ilegal, OJK dan Satgas Waspada Investasi akan

1427melakukan penyelidikan, hasil dari ini salah satunya ialah fakta bahwa BMT

1428Global Insani bergerak tanpa izin. Penyidikan dilakukan dengan memerhatikan 2

1429aspek, yaitu aspek pengamanan aset dan aspek kejelasan pihak-pihak yang

1430bertanggung-jawab atas kegiatan BMT ilegal. Dalam kasus BMT Global Insani,

1431polisi menetapkan 6 tersangka yang terdiri dari direktur utama, komisaris PT,

1432direktur utama 1 PT Surabraja, direktur utama 2, direktur BMT Global Insani, dan

1433manager operasional BMT Global Insasni.

1434Kasus investasi ini dapat dikenakan Pasal 59 Undang-undang Nomor 21 tentang

1435Perbankan Syariah. Pada kasus BMT Global Insani, tersangka dilaporkan ke

1436Bareskrim atas dugaan tindak pidana melakukan penghimpunan dana berdasarkan

1437prinsip syariah tanpa izin usaha dengan dikenakan Pasal 9 ayat 1 juncto Pasal 5

1438ayat 1 juncto Pasal 22 UU RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

1439juncto Pasal 55 KUHP juncto Pasal 56 KUHP. Ancaman hukuman paling singkat

14405 tahun dan maksimal 15 tahun.

38
1441 BAB V

1442 PENUTUP

1443

1444A. Kesimpulan

1445 Berdasarkan pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka penulis

1446 mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1447 1. Peran OJK terhadap lembaga keuangan mikro Koperasi Syariah BMT EL

1448 Munawar :

1449 a. Dalam peranannya sebagai penerima dana titipan dari nasabah, BMT

1450 mengelola dana yang dititipkan oleh nasabah untuk disalurkan kembali

1451 kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut . BMT wajib

1452 memberitahu kepada pemilik dana atas nisbah dana dan cara membagi

1453 keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpan dana

1454 apabila telah dicapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan

1455 dalam akad.

1456 b. Dalam perannya sebagai penyalur dana, dalam hal ini BMT El Munawar

1457 bertindak sebagai mudharib, BMT menyalurkan dananya kepada

1458 masyarakat yang sangat membutuhkan demi kelangsungan hidupnya,

1459 jumlah modal yang disarahkan kepada nasabah selaku pengelola dana

1460 yang diserahkan secara tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang

1461 nilainya dalam satuan uang , apabila modal diserahkan secara bertahap,

1462 harus jelas tahapannya dan disepakati bersama. Hasil usaha yang dari
1463 usaha yang dijalankan harus dibagi sesuai dengan persetujuan dalam

1464 akad

1465 2. Peran OJK dalam perlindungan nasabah dari Lembaga Keuangan Mikro

1466 yang illegal terdapat dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 Tentang

1467 Lembaga Keuangan Mikro menyebutkan bahwa pembinaan, pengaturan

1468 dan pengawasan LKM dilakukan oleh OJK yang didelegasikan kepada

1469 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau kepada pihak lain yang ditunjuk.

1470 Hal ini diatur secara rinci dalam Peraturan OJK Nomor 14/POJK.05/2014

1471 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro. Dalam

1472 Pasal 5 Peraturan OJK Tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga

1473 Keuangan Mikro menyebutkan bahwa pembinaan dan pengawasan yang

1474 didelegasikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau pihak lain

1475 yang ditunjuk meliputi:

1476 a. Penerimaan laporan keuangan dan input data ke dalam sistem aplikasi;

1477 b. Pelaksanaan analisis laporan keuangan LKM;

1478 c. Penerimaan dan analisis laporan lain;

1479 d.. Pelaksanaan tindak lanjut atas laporan lainnya;

1480 e. Penyusunan rencana kerja pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan

1481 tindak lanjut atas hasil pemeriksaan LKM;

1482 f. Pengenaan sanksi administratif kepada LKM selain pencabutan izin

1483 usaha dan denda;

40
1484 g. Pelaksanaan langkah-langkah penyehatan terhadap LKM yang

1485 mengalami kesulitan likuiditas dan solvabilitas yang membahayakan

1486 keberlangsungan usaha

41
1487B. Saran

1488 Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mengajukan

1489 beberapa saran :

1490 1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga pengawas jasa sektor

1491 keuangan dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga independen

1492 haruslah tetap melaksanakan tugasnya dengan berintegritas yaitu

1493 menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen serta bekerja dengan penuh

1494 tanggung jawab agar mencapai kinerja yang terbaik sehingga OJK sebagai

1495 lembaga yang didirikan negara dapat melindungi masyarakat dari berbagai

1496 pihak yang mempunyai keinginan tidak benar.

1497 2. Pengawasan OJK dalam mencegah kegiatan Investasi illegal Diharapkan

1498 OJK sebaiknya melakukan edukasi kepada masyarakat-masyarakat sampai

1499 ke pelosok- pelosok daerah agar masyarakat semakin paham tentang

1500 investasi yang berbentuk ilegal serta OJK haruslah semakin giat

1501 memberikan edukasi bagaimana mencegah investasi illegal agar tidak

1502 semakin banyak korban yang berjatuhan. Upaya OJK dalam mengawasi

1503 koperasi simpan pinjam illegal dan UMKM berkedok investasi illegal OJK

1504 haruslah semakin giat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat

1505 serta mengerjakan tugas OJK dengan integritas dan bertanggung jawab

1506 sebagai lembaga yang mengawasi Koperasi Simpan Pinjam dan UMKM

1507 yaitu apa yang telah menjadi kesepakatan yang terdapat dalam peraturan

1508 perundang-undangan haruslah tetap dikerjakan OJK.

1509

42
1510 DAFTAR PUSTAKA

1511

1512A. Buku

1513Alham, Nazia Tunisa. 2014. Peran Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pengawasan

1514 Pendaftaran Jaminan Fidusia. Jakarta: Skripsi, Fakultas Hukum Universitas

1515 Islam Negeri Syarief Hidayatullah

1516Imaniyati, Neni Sri. 2010. Aspek-Aspek Hukum BMT Baitul Maal Wat Tamwil.

1517 Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

1518Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

1519Nur, Buchori S. 2009. Koperasi Syari’ah. Sidoarjo: Mashun Kelompok

1520 Masmedia Buana Pustaka.

1521OJK. 2014. Mengenal OJK & Lembaga Keuangan. Bandung: Bakohumas

1522 Information & Communication Expo

1523Pandia, Frianto,dkk,. 2009. Lembaga Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta

1524P. M. Hatjon & Djatmiati. T. S. 2005. Argumentasi Hukum. Yogyakarta: Gadjah

1525 Mada University Press.

1526P. M, Marzuki. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

1527Sutedi, Adrian. 2014. Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan. Jakarta: Raih Asa

1528 Sukses.

1529

1530

1531

1532

42
1533B. Peraturan Perundang-undangan

1534UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

1535Tim Panitia Antar Departemen Jakarta 2010 Rancangan Undang-Undang tentang

1536 Otoritas Jasa Keuangan Naskah Akademik Pembentukan OJK.

1537Tim Panitia Antar Departemen Rancangan Undang-Undang Tentang Otoritas Jasa

1538 Keuangan Jakarta. 2010 Naskah Akademik Pembentukan Otoritas

1539 Jasa

1540 Keuangan (OJK).

1541

1542C. Jurnal

1543Subarjo Joyosumarto. 2012. Pemenuhan Kompetensi Dewan Komisioner dan

1544 Rekrutmen Pegawai OJK, (makalah dipresentasikan dalam seminar OJK)

1545 Jakarta 13 Febuari 2012

1546OJK. 2014. Mengenal OJK & Lembaga Keuangan. Bandung: Bakohumas

1547 Information & Communication Expo 2014.

1548

1549

1550D. Sumber Lain

1551Tutut Haryani, “IMPLEMENTASI HUKUM EKONOMI ISLAM DALAM

1552 KOPERASI SYARIAH BAITUL MAAL WA TAMWIL” (SKRIPSI

1553 SARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG, LAMPUNG, 2018)

1554Roadmap Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah 2015-2019

1555http://www.hukumonline.com. Belum Dibentuk, Independensi OJK

43
1556https://www.simulasikredit.com/lembaga-apa-saja-yang-diawasi-ojk/

1557http://andrystar-7.blogspot.co.id/2013/01/koperasi-syariah.html

1558https://www.dosenpendidikan.co.id/koperasi-syariah/
1559http://arifansyah1105.blogspot.co.id/2014/06/koperasi-syariah.html

1560https://www.ojk.go.id

1561https://www.ojk.go.id/id/Pages/Frequently-Asked-Questions-OJK.aspx

1562https://waspadainvestasi.ojk.go.id/news/ojk-perkuat-satgas-waspada-investasi

1563 tanggal 18 Mei 2019

1564Wawancara dengan General Affair BMT El Munawar Medan

1565

1566

1567

1568

1569

1570

1571

1572

1573

1574

1575

1576

1577

1578

1579

1580

44
1581

1582

45

Anda mungkin juga menyukai