Anda di halaman 1dari 38

Fakultas: Hukum REVISI

Kode Mitra: 00

USULAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


MONO TAHUN REGULER

IMPLEMENTASI SISTEM HUKUM JUSTICE RESTORATIVE


DALAM PENANGANAN KASUS HUKUM
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

Oleh:
Ketua : Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS NIDN 0031036302
Anggota 1 : Fatwa Imelda, S.Kep, Ns, M.Biomed NIDN 0001048004

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Pengabdian pada Masyarakat : Implementasi Sistem Hukum Justice


Restorative Dalam Penanganan Kasus Hukum
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

2. Tim Pelaksana:

Bidang Instansi Alokasi waktu


No Nama Jabatan
Keahlian Asal (jam/minggu)
1. Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, Ketua Hukum FH USU 10 jam/minggu
MS
2. Fatwa Imelda, S.Kep, Ns, Anggota Keperawatan FKep. 10 jam/minggu
M.Biomed USU

3. Objek (khalayak sasaran) pengabdian masyarakat: Korban KDRT dan Mahasiswa


Fakultas Hukum beserta beberapa staf pegawai Kepolisian Polsek Medan Barat.

4. Masa pelaksanaan: 8 Bulan


Mulai : April tahun 2021
Berakhir : Nopember 2021

5. Usulan Biaya Non PNBP/BPPTN Universitas Sumatera Utara: Rp. 26.500.000,-

6. Lokasi pengabdian masyarakat:


Polsek Medan Barat, Jalan Bilal (Budi Keadilan) Pulo Brayan Kota Medan atau Jl. Budi
Pembangunan II, Pulo Brayan Kota, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara 20239

7. Mitra yang terlibat (uraikan apa kontribusinya):


Mitra berkontribusi dalam memfasilitasi semua kegiatan PKM yang akan di lakukan di
Polsek Medan Barat dengan memberikan izin pelaksanaan kegiatan, menyediakan tempat
pengabdian masyarakat yang akan dilakukan turun langsung ke wilayah Kecamatan Medan
Barat atau melalui via zoom.

8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan:


Di lingkungan masyarakat kita kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga menjadi sesuatu
hal yang biasa terjadi terhadap pasangan suami isteri bahkan juga tidak jarang terjadi
terhadap anak-anak mereka atau bahkan mereka yang tinggal menetap dalam satu rumah
seperti kakak beradik, mertua, ipar, pembantu dan lain sebagainya, hal ini tentu merusak
tatanan dalam rumah tangga, keharmonisan akan terganggu jika di dalam rumah tangga
tersebut terjadi konflik antar anggota keluarga. Pembahasan mengenai kekerasan dalam
rumah tangga yang sering terjadi di dalam masyarakat menjadi sebuah permasalahan yang
cukup kompleks mengingat kekerasan dalam rumah tangga juga sering terjadi di samping
permasalahan kekerasan pada umumnya, ada yang berbeda antara kejahatan dalam rumah
tangga dengan kejahatan pada umumnya yakni terletak pada hubungan antara pelaku dan
korban yang memiliki kedekatan baik secara personal maupun legal yang dapat berdampak
pada kehidupan sosial di dalam masyarakat. Salah satu yang dilakukan oleh pemerintah
dalam rangka memberikan perlindungan terhadap perempuan yakni dengan diratifikasinya
konvensi mengenai dihapuskannya segala tindakan diskriminasi yang dilakukan terhadap
perempuan Convention on the Elimanition of All Form of Discrimination Agains Women
(CEDAW) yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1984. Disadari sepenuhnya bahwa CEDAW sendiri dibentuk berbasis pada falsafah
individualistis, suatu falsafah yang menekankan pada penghormatan dan kebebasan setiap
individu,sehingga tidak mengherankan jika konsep penelantaran dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT)
merupakan pelaksanaan amanat materi muatan Undang-Undang PKDRT yang ada
sekarang juga berlandaskan pada falsafah tersebut. Di dalam pengaturan undang-undang
kekerasan dalam rumah tangga ini, setidaknya ada empat bentuk kekersan yaitu kekerasan
fisik, psikis, seksual dan penelantaran rumah tangga sebagai bentuk kekerasan ekonomi.
Perbuatan yang termasuk dalam kategori penelantaran rumah tangga yakni seseorang yang
menurut hukum yang berlaku wajib memberikan perawatan atau pemeliharaan kepada
orang yang menjadi tanggung jawabnya dan juga terhadap orang yang membatasi
melakukan pekerjaan di luar rumah yang menyebabkan korban menjadi di bawah kendali
orang tersebut. Penyelesaian terhadap kasus kekerasan dalam rumah tangga masih
berpedoman pada hukum acara pidana yang sama dengan perkara pidana pada
umumnya,prosesnya diakhiri dengan pemidanaan apabila terdakwa terbukti melakukan
tindak pidana sesuai dengan dakwaan penuntut umum. Apabila di dalam undang-undang
ini menghendaki keutuhan dan kerukunan rumah tangga maka yang diperlukan adalah
prosedur penanganan perkara dengan mediasi penal sebagai bagian dari proses
penyelesaian perkara. Sebagaimana yang diatur di dalam undang-undang peradilan pidana
anak yakni adanya penyelesaian melalui diversi dengan syarat yang dintentukan dalam
undang-undang yang konsekuensinya wajib dilaksanakan. Kalau kita perhatikan kekerasan
yang terjadi dalam lingkup rumah tangga khususnya di kecamatan Medan Barat Pulo
Brayan Kota Medan ada kecendrungan peningkatan kasus hal ini dapat dilihat dari data
pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA)
Kota Medan, sepanjang 2019 ada sebanyak 18 kekerasan terhadap perempuan dan anak
10. Diantaranya kekerasan terhadap anak dan 8 kekerasan terhadap perempuan. Pada
tahun 2020 Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Medan menerima 68 kasus pengaduan, diantaranya yakni 36 kasus KDRT dan 32 kasus
lainnya pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak, hal tersebut karena diakibatkan
karena faktor terjadinya Covid-19. Kabar mengejutkan didapatkan dari Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak kota Medan pada awal
tahun 2021 sudah ada laporan 8 kasus pengaduan dari masyarakat, dan semakin lama
jumlah kasusnya pun menjadi semakin lebih tinggi akibat dari Covid-19 dan itu semua
sesuai dengan fakta yang dilapangan. Sebab tidak semua orang ingin untuk melaporkan
bila mengalami kekerasan karena dianggap sebagai aib keluarga. Penyelesaian terhadap
perbuatan tindak kekerasan dalam keluarga atau lingkup rumah tangga apabila
diselesaiakan jalur hukum pidana dirasa kurang tepat mengingat antara pelaku dan
korbannya memiliki hubungan yang sangat dekat, sehingga diperlukan cara-cara
penyelesaian yang berbeda dalam menangani konflik dalam rumah tangga tersebut. Kalau
di dalam hukum perdata kita kenal adanya alternatif penyelesaian sengketa nonlitigasi yang
dilakukan di luar pengadilan, ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan oleh para pihak
dalam menyelesaiakan konflik yakni dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi
dan penilaian ahli. Dalam perkembangan penyelesaian perkara pidana terhadap kasus-
kasus tertentu tidak lagi diselesaikan melalui jalur formal akan tetapi diselesaikan dengan
cara melakukan perdamaian antara pihak pelaku dan korban yang dikenal dengan Mediasi
penal, penyelesaian dengan cara perdamaian atau lebih dikenal dalam masyarakat
Indonesia melalui musyawarah mufakat dengan mekanisme lembaga adat, terhadap
penyelesaaian perkara pidana dalam system peradilan pidana dilakukan melalui diskresi
pihak kepolisian. Di samping itu juga penyelesian di luar peradilan juga ditemukan
terhadap kasus anak yang penyelesaiannya di luar peradilan melalui mekanisme diversi
dengan memperhatikan jenis kejahatan dan bentuk perbuatan yang dilakukan oleh anak
dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hadirnya sebuah pemikiran
baru dalam penyelesaian perkara pidana yang terjadi di dalam masyarakat dengan
pendekatan yang berbeda dan melibatkan banyak pihak yakni pelaku, korban, dan
masyarakat merupakan cara terbaik untuk dapat menyelesaiakan tindak pidana yang
memiliki karakter dan ciri khas tersendiri serta dampak yang ditimbulkan tidak terlalu luas
bagi kehidupan bermasyarakat salah satunya terhadap kekerasan yang terjadi dilingkup
rumah tangga melalui keadilan restorative justice. Dipilihnya model pendekatan
restorative justice dalam penanganan perkara yang memiliki karakter dan ciri khas ini
dikarnakan penyelesaian sengketa melalui peradilan umum secara konvensional dirasa
belum mampu memberikan kepuasan kepada mereka yang mencari keadilan bahkan malah
memperburuk keadaan. Sehingga dirasa perlu mengakomodasi kepentingan mereka yang
berkonflik tidak hanya pelaku saja, akan tetapi juga korban melalui pendekatan restorative
justice.

9. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran (uraikan tidak lebih dari 50 kata,
tekankan pada manfaat yang diperoleh):
Setelah melakukan tindakan law advice secara langsung dengan membagikan booklet
berisi tata cara tindakan pencegahan terjadinya KDRT, peraturan apa saja yang mengatur
tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dan apa itu justice restorative tanpa
harus menjalani suatu proses pengadilan hukum, juga seputar pengetahuan terkait
kesehatan pada wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan menjadi
korbannya langsung atau tunggal, yang tujuannya adalah membantu mensukseskan
program pemerintah dalam meminimalisir angka terjadinya kematian maupun korban
akibat KDRT baik di masa pandemic covid 19 ini maupun kedepannya nanti.

10. Rencana luaran berupa jasa, sistem, produk/barang, paten, atau luaran lain yang
dihasilkan:
Modul hukum terkait Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, publikasi pada
jurnal nasional ber ISSN, Video kegiatan (youtube) dan Harian Waspada Medan, Buku
Saku terkait dengan system hukum justice restorative dan Buku Saku Undang-Undang
PKDRT, serta HaKI berupa hak cipta video dan artikel.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................ i
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ............................ ii
DAFTAR ISI ............................ iii
RINGKASAN ............................ iv
1. PENDAHULUAN ............................ 1
a. Analisis Situasi ............................ 1
b. Permasalahan Mitra ............................ 2
BAB 2 . SOLUSI DAN TARGET LUARAN ............................ 3
a. Solusi ............................ 3
b. Target Luaran ............................ 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ............................ 5
Metode Pengabdian ............................ 5
Metode Kegiatan ............................ 6
1. Law and Health Advice terkait KDRT ............................ 7
2. Mencegah Terjadinya KDRT ............................ 8
3. Penerapan Sistem Hukum Justice Restorative ............................ 9
dalam penanganan kasus KDRT
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................ 13
a. Anggaran Biaya ............................ 13
b. Jadwal Kegiatan ............................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................ 15

LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
- Lampiran 2. Gambaran Iptek yang akan ditransfer kepada mitra
- Lampiran 3. Gambar Lokasi Mitra
- Lampiran 4. Denah Lokasi Wilayah Mitra
- Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
- Lampiran 6. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra Pengabdian
- Lampiran 7. Daftar Nama Mahasiswa dan Alumni Yang Terlibat Dalam Kegiatan
Pengabdian
- Lampiran 8. Format Rekapitulasi Penggunaan Keuangan
RINGKASAN

Proses penyelidikan dan Penjatuhan Status Tersangka perkara Kekerasan Dalam Rumah
Tangga, Aparat Penegak Hukum telah menerapkan system hukum keadilan restorative. Pada
tahapan pemeriksaan saksi korban selalu mengupayakan perdamaian antara korban dan
tersangka/terdakwa dalam pemeriksaan didepan aparat penegak hukum khususnya penyidik
dalam membuat BAP (Berita Acara Perkara) serta memberikan saran kepada korban dan
tersangka/terdakwa untuk mengusahakan perdamaian di luar hukum. Bilamana perdamaian
dimaksud terwujud, dapat dijadikan pertimbangan pihak aparat penegak hukum kepolisian
dalam menjatuhkan status kepada tersangka/terdakwa sebagai dasar peringanan pidana atau
membebaskan tersangka/terdakwa. Sementara yang menjadi kendala pihak kepolisian Medan
Barat adalah tidak tercapainya perdamaian antara korban dan terdakwa serta belum
diadopsinya keadilan restorative kedalam undang-undang PKDRT. Hal tersebut
menyebabkan penerapan keadilan restorative belum maksimal karena hanya dijadikan dasar
sebagai peringanan pidana ataupun pembebasan tersangka/terdakwa, sehingga tidak dapat
menjadikan perkara kasus hukum tersebut dihentikan atau di SP3 kan.
Tujuan pengabdian ini adalah mengetahui penerapan keadilan restorative (restoratice
justice) oleh aparat penegak hukum di Polsek Medan Barat dalam mengadili tersangka dan
korban tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Upaya yang dilakukan aparat penegak
hukum Polsek Medan Barat khususnya anggota unit reserse criminal dalam penerapan
keadilan restorative, dan kendala yang dihadapi aparat penegak hukum dalam penerapan
keadilan restorative untuk mengadili tersangka dan korban tindak pidana kekerasan dalam
rumah tangga.
Pengabdian ini dilakukan di Polsek Medan Barat dengan pertimbangan bahwa Lembaga
ini mengadili tersangka dan korban tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Data
diperoleh dengan Teknik wawancara dan kajian dokumen. Data dianalisis secara deduktif dan
induktif, lalu disajikan secara deskriptif, yaitu menjelaskan, menguraikan, dan
menggambarkan sesuai dengan permasalahan yang erat kaitannya dengan pengabdian ini.
Adapun metode yang digunakan adalah dengan cara: 1) Pendidikan hukum dan kesehatan
pasca terjadinya KDRT; 2) Pendampingan salah satu anggota aparat penegak hukum Polsek
Medan Barat dalam memberikan penyuluhan hukum khususnya system hukum justice
restorative kepada tersangka dan korban KDRT; 3) Evaluasi keberhasilan program pre dan
post test anggota aparat penegak hukum Polsek Medan Barat dan peserta penyuluhan.
Target luaran kegiatan program pengabdian masyarakat ini adalah terbentuknya kelompok
wanita dan pria yang menjadi educator terkait system hukum Justice Restorative kepada
tersangka dan korban KDRT; Modul hukum terkait penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga, Publikasi pada jurnal ber-ISSN, Video Kegiatan (Youtube) dan Artikel Harian Media
Online maupun Media Massa, Buku Saku Undang-Undang PKDRT dan Buku Saku terkait
Justice Restorative.

Kata Kunci : Justice Restorative, KDRT, Polsek Medan barat


BAB 1
PENDAHULUAN

a. Analisis Situasi
Membentuk sebuah rumah tangga tentunya diawali dengan ikatan perkawinan antara pria
dan wanita dan merupakan impian serta harapan setiap insan untuk melanjutkan keturunan,
memperoleh kebahagiaan serta kenikmatan hidup baik pada saat menerima kesenangan ataupun
ketika menghadapi kesulitan. Tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yaitu untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Setiap rumah tangga tentunya mempunyai aturan-aturan atau tata krama sendiri yang
berbeda dengan rumah tangga lainnya yang diaplikasikan ketika berinteraksi, berkomunikasi dan
bergaul baik didalam rumah maupun diluar rumah, aturan tersebut harus dipatuhi oleh masing-
masing anggota keluarga. Secara umum dalam sebuah rumah tangga beranggapan bahwa
lingkungan di luar rumah lebih berbahaya apabila dibandingkan dengan di dalam rumah.
Anggapan tersebut bisa jadi terbentuk karena kejahatan yang banyak diungkap dan dipublikasikan
adalah kejahatan yang terjadi di luar lingkungan rumah, sedangkan rumah dianggap sebagai
tempat yang aman bagi anggota keluarga dan orang-orang yang tinggal di dalamnya, tempat
anggota keluarga dan orang-orang yang tinggal di dalamnya dapat berinteraksi dengan landasan
kasih, saling menghargai, dan menghormati. Masyarakat tidak menduga bahwa ternyata rumah
dapat menjadi tempat yang paling mengerikan bagi anggota keluarga. Kekerasan, apapun bentuk
dan derajat keseriusannya, ternyata dapat terjadi di dalam rumah diantara orang-orang yang
seharusnya saling mengasihi dan menghargai, orang yang seharusnya dapat menjadi tempat untuk
saling berbagi dan berlindung ternyata justru menjadi sumber penyebab terjadinya penderitaan.
Pada awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu corona
virus jenis baru (SARS_CoV_2) dan penyakit tersebut dinamakan Coronavirus disease 2019
(COVID_19). Diketahui asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir
Desember 2019, sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus
satu ini, tidak terkecuali Indonesia (Data WHO, 1 Maret 2020) (PDPI, 2020). Terkait dengan
Covid-19 ini, perekonomian di dunia pun terancam dan mengalami resesi ekonomi besar-besaran.
Dampak dari resesi ekonomi di antaranya, angka pengangguran menjadi semakin tinggi,
kesenjangan dan ketidaksetaraan meningkat tajam, pinjaman pemerintah melonjak naik, saat
deflasi terjadi penurunan harga komoditas, dan ketika inflasi terjadinya peningkatan harga
komoditas secara tajam. Akibat dari pengangguran tersebut maka terjadi peningkatan pada kasus
kriminalitas di sekitar. Hasilnya tingkat kriminalitas melonjak. Pencurian dan perampokan bisa
terjadi di perumahan yang akhirnya merugikan masyarakat. Kriminalitasnya pun dapat terjadi
didalam rumah tangga maupun di luar lingkungan.
Adapun kasus yang terjadi didalam rumah yaitu terjadinya kekerasan fisik, kekerasan
seksual dan kekerasan psikologi sehingga dapat megakibatkan terganggunya kesehatan korbannya
yaitu perempuan sebagai ibu rumah tangga dan anak-anaknya. Dalam hal ini disebut sebagai
KDRT atau biasa disebut dengan kekerasan dalam rumah tangga.
Tentunya tidak jarang kita mendengar, melihat dan membaca baik dari pemberitaan media
cetak maupun elektronik seorang anak yang dipukul oleh orang tuanya, seorang istri yang dianiaya
oleh suaminya atau seorang pembantu rumah tangga yang disiksa oleh majikannya dalam rumah
tangga maka untuk mencegah terjadinya tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga, melindungi
korban serta menindak pelaku, Negara dan masyarakat wajib melaksanakan pencegahan,
perlindungan dan penindakan pelaku sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 khususnya Pasal 28 dari huruf A sampai dengan huruf J
yang mengatur tentang Hak asasi Manusia. Negara berpandangan bahwa segala bentuk kekerasan,
terutama kekerasan dalam rumah tangga, adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi.
Sehingga hal ini membutuhkan suatu perhatian ektra dari pemerintah maupun masyarakat
dalam penanganan penangulangan terjadinya KDRT yang dapat meningkat tinggi yaitu dengan
melahirkan suatu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 yang mengatur tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (selanjutnya disingkat UU PKDRT).
Dalam penanganan terjadinya angka KDRT yang semakin tinggi maka diperlukan suatu
penegakan hukum tindak pidana yang akurat, dimana dalam proses penegakan hukum tindak
pidana tentulah diawali dengan adanya laporan/pengaduan yang diterima oleh pihak kepolisian
dari korban atau yang mengetahui telah terjadinya suatu tindak pidana kemudian di tindak lanjuti
oleh kepolisian dengan melakukan penyelidikan, penyidikan, lalu penuntutan yang dilakukan oleh
kejaksaan hingga akhirnya sampai pada tahap persidangan di Pengadilan yang dilaksanakan oleh
Hakim. Oleh karena itu mengingat dalam suatu tindak pidana khususnya tindak pidana KDRT,
antara satu kasus dengan kasus lainnya berbeda, maka secara kasuistis penanganan dan penjatuhan
pidananya oleh Hakim juga tentu berbeda hal tersebut dapat disebabkan misalnya, ketika perkara
telah dilaporkan yang berarti proses hukum sedang berjalan, emosi dari pihak korban sudah tidak
seperti ketika peristiwa baru saja terjadi atau antara korban dan pelaku sudah membaik dan saling
memaafkan serta pelaku telah pula menyadari atas kesalahan yang telah diperbuat sehingga korban
sudah tidak mempersoalkan lagi peristiwa yang dialaminya dan karena lebih mempertimbangkan
serta menjaga keutuhan rumah tangganya akhirnya korban meminta proses hukum yang sementara
berjalan agar dihentikan dan tidak dilanjutkan, sedangkan perbuatan pelaku bukan merupakan
delik aduan atau meskipun merupakan delik aduan, pencabutannya sudah lewat waktu. Aparat
kepolisian harusnya mencari jalan dengan merespon keinginan korban misalnya dengan tidak
meneruskan perkara tersebut ke kejaksaan sehingga tidak sampai ke pengadilan artinya bahwa
perkara-perkara yang sampai ke Pengadilan sudah tersaring sebelumnya di pihak kepolisian. Pada
prinsipnya hukum pidana tidak mengenal adanya mekanisme penyelesaian tindak pidana diluar
Pengadilan, lain halnya dengan hukum perdata yang mengenal adanya penyelesaian perkara diluar
pengadilan melalui mediasi. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan (nonlitigasi) lebih lazim
disebut alternatif dispute resolution (ADR) ialah sebuah konsep yang mencakup berbagai bentuk
penyelesaian sengketa selain dari proses peradilan melalui cara-cara yang sah menurut hukum,
baik berdasarkan pendekatan konsensus maupun tidak berdasarkan pendekatan consensus, akan
tetapi yang saat ini lebih diatur didalam Undang-Undang dalam pengalihan penyelesaian perkara
KDRT dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana yaitu keadilan restorative.
Tindakan pemidanaan alternatif harus diupayakan oleh Negara agar daya rekat persatuan
berbangsa menjadi kokoh dan menjadi potensi pembangunan sosial-ekonomi dan politik negara.
Kepatutan penjatuhan pidana melalui keadilan restoratif jadi tugas dan tanggung jawab penegak
hukum untuk mempertajam analisis hukum dan memperpeka nurani kemanusiaan. Keadilan
restoratif akan menjadi Lembaga yang dapat menjadi sarana pemerataan keadilan, terutama bagi
korban dan pihak yang rentan secara sosial-politik dan lemah secara ekonomi.
Dari uraian diatas memperlihatkan adanya kenyataan yang menyimpang dari sebuah
keharusan dalam tataran idealnya. Proses penegakan hukum tindak pidana KDRT yang sementara
berjalan kemudian dihadapkan dengan kenyataan korban yang sudah tidak mempersoalkan
kejadian yang dialaminya dan meminta agar proses hukum terhadap pelaku dihentikan sedangkan
hukum pidana tidak mengenal adanya mekanisme penyelesaian tindak pidana diluar Pengadilan
dan perbuatan yang dilakukan oleh Tersangka atau Terdakwa bukan merupakan delik aduan atau
meskipun delik aduan jangka waktu untuk mencabut pengaduan telah lewat waktu, maka dari
kenyataan tersebut perlu kiranya aparat penegak hukum yang mengadili tindak pidana KDRT
memikirkan untuk menerapkan keadilan restorative sebagai upaya penyelesaian tindak pidana
KDRT, maka bertitik tolak dari hal tersebut tim pengabdian pada masyarakat tertarik untuk
mengadakan pengabdian yang lebih komprehensif dengan judul “Implementasi Keadilan
Restoratif (restorative justice) sebagai upaya penyelesaian tindak pidana kekerasan dalam rumah
tangga di Polsek Medan Barat.

b. Permasalahan Mitra
- Meningkatnya kasus KDRT
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan korban KDRT
- Belum pernah ada sosialisasi program edukasi hukum dan kesehatan korban KDRT kepada
masyarakat di daerah Medan Barat.
- Ada beberapa wanita korban KDRT di bawah area kerja Polsek Medan Barat
- Belum ada produk yang dapat digunakan masyarakat dalam membuat pengaduan korban
KDRT
- Belum ada di Polsek Medan Barat menggunakan system hukum Justice Restorative dalam
menangani kasus KDRT karena masih menggunakan system penjatuhan pidana dan status
pidana.
BAB 2
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1. Solusi
Polsek Medan Barat merupakan Instansi dan lembaga yang membantu meningkatkan kualitas
hidup korban KDRT, untuk itu beberapa solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan
permasalahan mitra adalah sebagai berikut:
1. Melakukan mobilisasi langsung ke Polsek Medan Barat untuk melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat di Kecamatan Medan Barat;
2. Membagikan booklet edukasi hukum dan kesehatan pada korban KDRT;
3. Membagikan buku saku terkait UUPKDRT dan Restorative Justice yang dapat dijadikan
sebagai edukasi hukum dan solusi bagi tersangka dan korban KDRT.

2.2. Target Luaran


Berdasarkan rencana kegiatan, yang telah disusun, maka target luaran yang diharapkan setelah
pelaksanaan Program Pengabdian Kepada Masyarakat dapat dilihat pada table dibawah ini. Selain
itu hasil kegiatan ini juga akan digunakan untuk menyusun luaran berupa Publish Artikel Ilmiah
Nasional Ber ISSN, Produk, Publish Media Massa Online dan Cetak, dan publish video kegiatan
di youtube.
Rencana Target Capaian Luaran

No
Jenis Luaran Indikator Capaian
.
Luaran Wajib
1 Publikasi ilmiah di jurnal nasional terkareditasi ber ISSN Jurnal ber ISSN
2 Publikasi pada media masa (cetak/online/repocitory PT) Harian Media Cetak/Online
3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas Tidak Ada
serta nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau
sumber daya lainnya
4 Peningkatan penerapan iptek dimasyarakat (mekanisme, Tidak Ada
IT, dan Manajemen)
5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, social, Booklet dan Buku Saku
politik, keamanan, ketentraman, pendidikan kesehatan) terkait PKDRT & Justice
Restoative dapat
memberikan edukasi
hukum dan kesehatan
kepada tersangka dan
korban KDRT sehingga
dapat mengubah perilaku
keduanya menjadi lebih
baik.
Luaran Tambahan
1 Publikasi di Jurnal international Tidak ada
2 Jasa, model, rekayasa sosial, sistem, produk/barang Ada
3 Inovasi baru TTG Tidak ada
4 Hak kekayaan intelektual (paten, paten sederhana, hak Ada
cipta, merek dagang, rahasia dagang, desain produk
industri, perlindungan varietas tanaman, perlindungan
topografi)5)
5 Buku Saku ber ISBN Ada
6 Booklet Ada
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

Metode Pengabdian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka dalam kegiatan ini metode yang
digunakan adalah dengan :

1. Memilih dan melatih Mahasiswa dan Staf Kepolisian Polsek Medan Barat sebagai Educator.
2. Pre test educator tujuannya untuk mengetahui pengetahuan dan sikap tentang hukum yaitu
Justice Restorative, kesehatan dan bahaya KDRT
3. Pelatihan peserta selama dua (2): minggu dengan materi: Justice Restorative, kesehatan,
bahaya KDRT.
4. Post test peserta edukasi untuk mengetahui pemahaman terhadap materi kesehatan
reproduksi dan kemampuan konseling. Waktu yang diberikan untuk menjawab kuesioner
pada saat tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) adalah masing-masing 60 menit
5. Sosialisasi dan pelatihan terkait tentang pengetahuan mengenai Justice Restorative kepada
seluruh peserta edukasi
Rencana kegiatan ini meliputi langkah-langkah solusi atas persoalan dan partisipasi mitra dalam
pelaksanaan program adalah:

Metode Partisipasi
No Aplikasi kegiatan Target
Pendekatan Mitra
1 Penjelasan kepada staf Penyuluhan 100% peserta Menyediakan
Polsek Medan Barat dan penyuluhan tempat
Mahasiswa serta dan korban hadir pertemuan,
KDRT tentang PKDRT, waktu dan
Justice Restorative dan fasilitas yang
bahaya KDRT. diperlukan
2 Tim pengabdian masyarakat Penyuluhan 100% peserta - Kanit Reskrim
melatih peserta dengan penyuluhan memfasilitasi
melakukan memberikan hadir memberi daftar
edukasi hukum terkait nama staf
Justice Restorative dan anggota Polsek
kesehatan akibat dari KDRT Medan Barat
dan solusi yang terbaik bagi yang bersedia
tersangka dan korban KDRT menjadi
educator
- Setiap peserta
mempraktekkan
teknik
komunikasi
yang benar
dalam
penyampaian
pengetahuan
tentang Justice
Restorative

3 Membantu peserta Pendampingan 100% peserta - Kanit Reskrim


melakukan penyuluhan melaksanakan Polsek Medan
terkait Justice Restorative kegiatan Barat
dan kesehatan pada teman dengan baik membantu
dalam satu kelompok menyediakan
waktu/jadwal
dan membagi
peserta
- Peserta
melakukan
penyuluhan
pada teman
dalam satu
kelompok
4 Melakukan evaluasi Menggunakan Peningkatan Kanit Reskrim
terhadap pelaksanaan kuesioner pengetahuan Polsek Medan
program yaitu melakukan peserta Barat
pre test dan post test Indikator: membantu
terhadap semua peserta 100% saat post menyediakan
yang mengikuti penyuluhan test peserta ruangan dan
dapat mengawasi
menjawab pengisian
dengan benar kuesioner
5 Melakukan sosialisasi Pemberian 100% saat post Knait Reskrim
pengetahuan mengenai edukasi test peserta Polsek Medan
Justice Restorative yang dapat Barat
telah dibuat oleh tim memahami membantu
pengabdian kegiatan menyediakan
sosialisasi ruangan dan
memfasilitasi
kegiatan
sosialisasi
6 Melakukan pelatihan Menggunakan 100% saat post Kanit Reskrim
penggunaan prototipe android test peserta Polsek Medan
melalui aplikasi android dapat Barat
yang telah dibuat oleh tim memberikan membantu
pengabdian edukasi menyediakan
system Justice ruangan dan
Restorative memfasilitasi
kepada kegiatan
tersangka dan pelatihan
korban KDRT
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

a. Anggaran Biaya
Berikut ini adalah justifikasi anggaran disusun secara rinci dan dilampirkan sesuai tabel 4.1
Tabel 4.1 Ringkasan anggaran biaya

No Komponen Biaya yang diusulkan


1 Bahan Habis Pakai dan Peralatan Rp. 20.500.000,-
2 Perjalanan dan Akomodasi Rp. 3.000.000,-
Sewa untuk Peralatan/mesin/ruang laboratorium -
3 kenderaan, dan peralatan penunjang pengabdian
lainnya
4 Publikasi di Forum Ilmiah -
5 Lain-lain : publikasi, laporan, lainnya sebutkan Rp. 3.000.000,-
JUMLAH Rp. 26.500.000

a. Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan
N0 Kegiatan 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pengurusan Izin
2 Pembuatan Proposal
3 Persiapan Pelaksanaan
4 Pelaksanaan Kegiatan:
- Penyuluhan
- Pre test/post tes
- Pendampingan
- Sosialisasi
- Pelatihan dan Pendampingan Edukasi hukum
tentang Justice Restorative bagi Korban dan
Tersangka KDRT
5 Evaluasi kegiatan

6 Penyusunan Laporan
7 Publikasi
8 Seminar hasil pengabdian
DAFTAR PUSTAKA

Adi Sulistyono, 2006, Mengembangkan Paradigma Non-Litigasi di Indonesia, Surakarta, UNS


Press.

Aroma Elmina Martha, 2013, Proses Pembentukan Hukum Kekerasan Terhadap Perempuan di
Indonesia dan Malaysia, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Barda Nawawi Arief, 2000, Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana
Penjara, BP UNDIP. Semarang, cetakan ke-3.

Dossy Iskandar Prasetyo dan Bernard, 2011, 1. Tanya, Hukum Etika & Kekuasaan, Genta
Publishing, Yogyakarta.

DS. Dewi, dan Fatahillah A. Syukur, Mediasi Penal: Penerapan Restorative Justice di Pengadilan
Anak Indonesia.

Fatahillah A. Syukur, 2011, Mediasi Perkara KDRT, (Teori dan Praktek Di Pengadilan Indonesia)
Mandar Maju, Bandung.

Fatoni, S. Pembaharuan Sistem Pemidanaan, Perspektif Teoriti dan Pragmatis untuk Keadilan,
Setara Press, Malang, 2016, hlm. 2.

JE Sahetapy, 1987, Viktimologi Sebagai Bunga Rampai, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

John Braithwaite, Restorative Justice: Assessing an Immodest Theory and a Pessimistic Theory
Draft to be summited to Crime and Justice: Review of Research, University of Chicago,
Press.

Ketut Sudira, 2016, Mediasi Penal Perkara Penelantaran Rumah Tangga, UII Pres, Yogyakarta.

Munandar Sulaeman dan Siti Homzah, 2019, Kekerasan Terhadap Perempuan (Tinjauan Dalam
Berbagai Ilmu dan Kasus Kekerasan), Edisi Revisi, PT Refika Aditama, Bandung.

Teguh Sudarsono, 2009, Alternatif Dispute Resolution, Jakarta

Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta.

Rochaeti, N, Impelementasi Keadilan Restoratif dan Pluralisme Hukum dalam Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indonesia. Masalah-Masalah Hukum, 44 (2), 150-160. DOI:
10.14710/mmh.44.2.2015.150-160, 2015.

Winddhu, 1992, Kekuasaan dan Kekerasan Menurut Galtung, Kanisius Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan
Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Perkap Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana

Peraturan Kejaksaan Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan


Keadilan Restoratif

http://www.hukumonline.com/detail.com/detail.asp?id=9768&cl=

http://infokorupsi.com/id/opinion.php?ac=304&l=keadilan-restoratif,
Lampiran 1

Biodata Ketua Tim Pengabdian

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Guru Besar Profesor
4 NIP/NIK Identitas lainnya 196303311987031001
5 NIDN 0031036302
6 Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 31 Maret 1963
7 E-mail alviprofdr@usu.ac.id
8 Nomor Telepon/Hp 08126019490
9 Alamat Kantor Jl. Universitas No. 4 Kampus USU, Medan
20155
10 Nomor Telepon/Faks --
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1=….orang, S-2=….orang, S-3=….orang
12 Mata Kuliah yang Diampu Hukum Pidana

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Universitas Universitas
Sumatera Utara Airlangga Sumatera
Utara
Bidang Ilmu Ilmu Hukum Pengelolaan Hukum Pidana
Sumber Daya Alam
dan Lingkungan
Tahun Masuk Lulus 1987 1993 2001
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi -- -- --
Nama Pembimbing/Promotor -- -- --

C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Jml (Juta
Sumber*
Rp)
1. 2018 Peran Serta Masyarakat -- --
Terhadap Mantan Narapidana
di Kecamatan Medan Sunggal
Kota Medan
2. 2020 Pengembangan Protokol -- 60.000.000,-
Perlindungan Hukum Pada
Korban KDRT Untuk
Meningkatkan Kualitas Hidup
Wanita di Medan
3. 2021 Aplikasi “Hallo Hukum” -- 60.000.000,-
Android Smartphone Sebagai
Edukasi Hukum Dalam
Meningkatkan Kualitas Hidup
Dan Kesehatan Reproduksi
Wanita Khususnya Korban
KDRT

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
No Tahun
Masyarakat Sumber* Jml (Juta Rp)
1.
2.
3.
4.
5.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir


No Judul artikel ilmiah Nama Jurnal

1. An obligation of corporate Journal of Advanced Research in Law and


criminal liability in the case of Economics, 2020, 11(1), pp. 121–135
non-implementation of
occupational health and safety
(Ohs)
2. Examination of the legal International Journal of Innovation, Creativity
protection for indirect crime and Change, 2020, 11(8), pp. 232–245
victims of corruption in Indonesia
3. Uang tutup babah as a customary E3S Web of Conferences, 2018, 52, 00043
dispute resolution in gayonese
community
4 Management of model green open Indian Journal of Environmental Protection,
space towards the construction of 2015, 35(5), pp. 428–433
the Green city: Case study in
Medan, Indonesia

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


Nama Pertemuan Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
1 Enhancing Human Resources Development Of Legal 9-10 Desember
productivity through Protection Protocols To 2020, UMG
Engineering, Social, Science, Victims Of Violence In The
Household To Improve The
and Health during Covid-19 Quality Of Life Of Women In
pandemic, UMG Conference Medan
2 Enhancing Human Resources The Functionalization Of 9-10 Desember,
productivity through Ultimum Remedium Principle UMG
Engineering, Social, Science, As A Substitute To The Basis
and Health during Covid-19 Of Subsidiarity Towards The
pandemic, UMG Conference Implementation Of Criminal
Acts Environmental License In
Perspective Enforcement Of
Environmental Criminal Law
In Indonesia
3 The 3rd ICTESS UNISRI Law Enforcement and December 2020
2020 Reproductive Health for
Victims of Domestic Violence

G. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir

No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID


1. Beberapa Masalah Hukum 2018 Hak Cipta Ecoo201856551
(Edisi Revisi)
2. Ketentuan Pidana Dalam Uu 2018 Hak Cipta Ec00201856704
No. 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. Beberapa Isu Hukum 2019 Hak Cipta Ec00201939070
Lingkungan Kepidanaan
4. Hukum Lingkungan Di 2019 Hak Cipta Ec00201939082
Indonesia (Suatu Pengantar)
5. Pengembangan Protokol 2020 Hak Cipta Ec00202028386
Perlindungan Hukum Pada
Korban Kdrt Di Masa
Pandemi Covid 19 Dalam
Meningkatkan Kualitas Hidup
Wanita
6. Hukum Pidana Lingkungan – 2020 Hak Cipta EC00202022084
Pemidanaan Pelaku Usaha
Dan/Atau Kegiatan Tanpa
Izin Lingkungan
7. Perlindungan Hukum Korban 2020 Hak Cipta Ec00202038223
Kdrt Dalam Membangun
Pemerintah Yang Baik
Selama Di Masa Pandemi
Covid-19
8. Buku Panduan - Protokol 2020 Hak Cipta Ec0020204761
Penanganan Kdrt (Kekerasan
Dalam Rumah Tangga)
9. Prototype Aplikasi 2020 Hak Cipta Ec00202047619
Penanganan Korban Kdrt
(Kekerasan Dalam Rumah
Tngga)
10. Metode Komunikasi Layanan 2020 Paten S00202008013
Hukum "Hallo Hukum" Sederhana

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan usulan Proposal Pengabdian kepada Mayarakat Mono Tahun pada Tahun 2021.

Medan, 07 April 2021


Ketua,

Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS


NIP. 196303311987031001
Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri Anggota

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Fatwa Imelda, S.Kep, Ns, M.Biomed


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP 19800401 201001 2 024
5 NIDN 0001048004
6 Tempat dan Tanggal Lahir Medan 1 April 1980
7 E-mail fatwaimelda05@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 0852-9641-5322
9 Alamat Kantor Jl. Prof Maas No 3
10 Nomor Telepon/Faks 061-8213318
11 Lulusan yang TelahDihasilkan S-1= ....orang ; S-2= .... orang ;
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Kebutuhan Dasar Manusia
2. Fisiologi

A. Riwayat Pendidikan

S–1 S–2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Bidang Ilmu Keperawatan Biomedik
Tahun Masuk – Lulus 2004-2006 2008-210
Judul Skripsi /Tesis / Respon Psikologis Ibu Post Pengaruh vitamin E terhadap
Disertasi Partum Primipara dan Latihan Fisik Maksimal
Multipara Musculus L terhadap Jumlah
dan Hitung Jenis Leukosit

Nama Pembimbing / Ellyta Aizar, S.Kp Prof. Syafrudin Ilyas dan dr.
Promotor Dedi Ardinata

B. PengalamanPengabdianKepadaMasyrakatdalam 5 TahunTerakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1 2008 Kegiatan Pengabdian Masyarakat; Penyuluhan Manfaat DIPA 3
dan Pemberian Imunisasi pada Bayi dan Balita di Klinik
Fajar Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan
2 2008 Penyuluhan Tumbuh Kembang dan Konsep Bermain pada DIPA 3
Anak Balita di Kinik Bersalin Sari Kelurahan Sudi Rejo
Kec. Medan Kota

3 2013 Penyuluhan dan Pelatihan Kesehatan Menyusui efektif dan DIPA 3


Perawatan Payudara di Kelurahan Harjosari I Kotamadya
4 2013 Penyuluhan dan Pelatihan Kesehatan Kebersihan Diri pada PNBP 3
Anak Prasekolah di TK Muhammaddiyah 3 Kecamatan USU
Selayang Kotamadya Medan

5 2013 Deteksi Dini Kasus HIV/AIDS pada Kelompok Beresiko PNBP 3


Tinggi di Wilayah Desa Firdaus Kecamatan Sei Rampah USU
Kabupaten Serdang Bedagai

6 2014 Deteksi Hipertensi dengan Pengukuran Tanda-tanda Vital PNBP 3


dan Senam Ergonomik pada Lansia UPT Pelayanan Sosial USU
Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

7 2014 PMTCT (Preventif Mother to Child Treatment) dalam PNBP 9,8


Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke bayi Pada Ibu USU
hamil Kota Medan

8 2014 Pemberdayaan Kader Kesehatan dalam Pencegahan kanker PNBP 3


Payudara dengan SADARI Kelurahan Harjosari Kecamatan USU
Medan amplas

9 2015 Model Pemberdayaan Anak melalui Upaya Peningkatan PNBP 35


Pengetahuan dan Kesehatan Desa Marindal I Kecamatan USU
Patumbak Kabupaten Deli Serdang

10 2016 Penanggulangan HIV/AIDS dalam upaya mencegah dan PNBP 40,5


meminimalisasi penularan pada Warga Binaan USU
Permasayarakatan (WBP) Rutan Kelas II b Labuhan Deli
dan Polsekta Medan Labuhan

11 2017 Taman Bacaan Inovatif Dalam Upaya Peningkatan Kognitif, PNBP 25


Afektif, dan Psikomotor Anak di TK Diva Islamic School USU
dan TK Madani

12 2017 Upaya Penanggulangan Kanker Serviks dengan Teknik PNBP 27


Molekular dan Pola Hidup Sehat pada Ibu Bhayangkari USU
Polsek Medan Labuhan Polresta Labuhan Belawan Medan

13 2018 Pemberdayaan wanita : pelatihan dan manajemen laktasi PNBP 15


pada ibu bekerja di Institusi Pendidikan di Medan USU
14 2018 Upaya pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS PNBP 30
melalui Peningkat Pengetahuan dan Screening HIV/AIDS USU
Serta Pembekalan Keterampilan Pembuatan Dompet Etnik
pada Kelompok Beresiko Wanita Penjaja Seks Kel.
Belawan 1 dan Kel. Belawan bahari

C. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 TahunTerakhir

No Nama Jurnal Judul artikel Ilmiah Tahun

1 Efektifitas ROM BahupadaPasien JurnalRisetKeperawatan 2015


Post Mastektomi di RSUP H.Adam Indonesia (INA-IRJ) volume 3
Malik Medan (halaman : 23-28) No.1 Jan-juni 2015 ISSN
9772338 741009 diterbitkanoleh
: Program Studi Magister
IlmuKeperawatan USU email :
ina-nrj@hotmail.com

2 JPKM (Jurnal Pengabdian Kepada Penanggulangan HIV/AIDS 2016


Masyarakat ) Dalam Upaya Pencegahan dan
Meminimalisasi Penularan HIV
pada Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP di Rutan
Kelas IIB Labuhan dan Polsekta
Medan Labuhan
3 ABDIMAS TALENTA Taman Bacaan Innovatif Dalam 2017
Upaya Peningkatan Kognitif,
Afektif dan Psikomotor Anak di
TK Diva Islamic Scholl dan TK
Darul Madani

4 JST (Journal Of Saintech Transfer) Countermeasure Against 2018


Cervical Cancer Through
Detection Of Flour Albus
Characteristic In Women at
Medan, North Sumatra

5 JURHESTI (Jurnal Riset Hesti Pemberdayaan Wanita : 2018


Medan) Pelatihan dan Management
Laktasi pada Ibu Bekerja di
Institusi Pendidikan di Medan

6 JURHESTI (Jurnal Riset Hesti Upaya Pencegahan dan 2018


Medan) Penanggulangan HIV/AIDS
Melalui Peningkatan
Pengetahuan dan Screening
HIV/AIDS Pada Kelompok
Wanita Beresiko di Belawan
Sumatera Utara

D. Pemakalah SeminarIlmiah (Oral Presentation) dalam 5 TahunTerakhir


Nama Pertemuan Waktu dan Tempat
No Judul artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar
1 Presentasi Medan International Effect of Tocopherol April 2013 Medan
Nursing Conference, Faculty administration on the
of Nursing, University Of Leokocyte count among
Sumatera Utara female adult mice
(MusMusculus L) Receiving
Maximum Physical Exercise
2 Deteksi Dini Kasus HIV-AIDS Prosiding Musyawarah Medan 2014
pada kelompok Beresiko Nasional II Ikatan Perawat
Tinggi di Wilayah Desa maternitas Indonesia (IPEMI)
Firdaus Kecamatan Sei rampah dan Seminar Keperawatan
Kabupaten Serdang Bedagai
(Makalah: halaman 14)

3 Gambaran Polaeliminasi BAB Prosiding Dies Natalis ke-5 Medan 2015


dan BAK Ibu Post partum Fakultas Keperawatan USU
Persalinan Normal dan Sectio
Caesarea (Poster :halaman 80)

4 Presentasi Public Health Overview Of Side Effect of Medan 2016


International Conference 1, Physical and Psychologial the
Faculty of Public healty Breast Cancer Patients
University Of Sumatera Utara Undergoing Chemotherapy In
Medan North Sumatra
5 Presentasi International Management of postpartum Medan 2017
Confererence on Tropical infection prevention through
Medicine and Infectious alternative method of
Disease (ICTROMI) administering nigella sativa

6 Presentasi Seminar Ilmiah Gambaran Papsmear wanita Medan 2017


Dies USU 65 beresiko kanker serviks di
Medan Sumatera Utara

7 Presentasi Public Health Immunohistochemistry (IHC) Medan 2017


International Conference 2, Description of Woman at Risk
Faculty of Public healty Of Cervical Cancer Inthe North
University Of Sumatera Utara Sumatera

8. International Conference of Biomolecular Screening on Medan 2018


Science Technology and Women Risked Servical
Enginering Environmental Cancer in Medan North
and Ramification Researches Sumatera
“ICOSTEERR” 2018

9. International Health Discription of Anxiety, Medan 2018


Environment and Technology Depression, and Fatigue in
in Caring Science Conference Cervical Cancer Patients In
(IHETCSC) terindeks Medan North Sumatera
SCITPRESS

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan dana Non PNBP USU.

Medan, 07 April 2021

Anggota

Fatwa Imelda, S.Kep, Ns., M.Biomed


NIP. 19800401 201001 2 024
Lampiran 2. Format Rekapitulasi Penggunaan Keuangan

URAIAN PENGGUNAAN KEUANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


MONO TAHUN 2021

Judul PKM: Implementasi Sistem Hukum Justice Restorative Dalam Penanganan Kasus Hukum
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Ketua PKM: Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS


Jumlah Dana Pengabdian: Rp. 26.500.000, -

1. Peralatan Penunjang
Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga (Rp)
Satuan (Rp)
Video Kegiatan Media Penyuluhan 10 50,000 500,000
Booklet Media Penyuluhan 50 50,000 2,500,000
Sub Total 3,000,000

2. Bahan Habis Pakai


Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga (Rp)
Satuan (Rp)
Pengisian kuesioner pre test
Pulpen 6 lusin 30,000 180,000
dan post test
Pembuatan Proposal, revisi
proposal, laporan 2 rim 40,000 80,000
Kertas A4 70%, laporan keuangan,
laporan hasil
Pembuatan Proposal, revisi
Tinta printer hitam proposal, laporan 3 kotak 150,000 450,000
70%, laporan keuangan,
laporan hasil
Pembuatan Proposal, revisi
Tinta printer warna proposal, laporan 1 kotak 250,000 250,000
70%, laporan keuangan,
laporan hasil
Tempat penyimpanan
Map plastik 2 buah 20,000 40,000
dokumen
Kue Kotak Tim PKM (5 orang), 50 kotak 15,000 750,000
Staf Polsek Medan Barat
dan Peserta PKM 45 orang
x 6 pertemuan
Tim PKM (dosen+
Nasi kotak mahasiswa 5 orang), 50 kotak 30,000 1,500,000
Staf Polsek Medan Barat
dan Peserta PKM 45 orang
x 6 pertemuan
Pengukuran pengetahuan
Kuisioner kesehatan 50 eks 5,000 250,000
reproduksi korban KDRT
Sanitizer 60 ml Kegiatan penyuluhan 50 botol 9,000 450,000
Masker Kegiatan penyuluhan 5 kotak 150,000 750,000
Sub Total 4,700,000

3. Perjalanan
Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga (Rp)
Satuan (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Pulang Pergi USU ke
Polsek Medan Barat, survey
Perjalanan 1 2
lokasi dan permasalahan 100,000 200,000
mitra

Pulang Pergi Dari USU ke


Polsek Medan Barat untuk
tanda tangan kesediaan
Perjalanan 2 mitra 2 100,000 200,000

Pulang Pergi Dari USU ke


Polsek Medan Barat pre test
Perjalanan 3 dan pelatihan peserta, 4 100,000 400,000
transportasi tim PKM
Pulang Pergi Dari USU ke
Perjalanan 4, 5, 6, 7, 8, Polsek Medan Barat untuk
9, 10 kegiatan penyuluhan, 14 100,000 1,400,000
pendampingan, pelatihan
sosialisasi system hukum
justice restorative, dan
Mengimplementasikannya
dengan tersangka dan
korban KDRT

Observasi keberlanjutan
Perjalanan 11 2 100,000 200,000
program PKM
Sub Total 2,400,000

4. Lain-lain
Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan Harga (Rp)
(Rp)
Biaya Publikasi Jurnal
ISSN Publikasi 1 artikel 1,000,000 1,000,000
Biaya Publikasi forum
ilmiah Publikasi 1 artikel 300,000 300,000
Biaya Publikasi Harian
Media Cetak/Online Publikasi 1 berita 500,000 500,000
Plank PKM dan
transport dan Sosialisasi 1 buah 1,000,000 1,000,000
pemasangan ke lokasi
Penggandaan proposal,
revisi Dokumentasi 40 eks 50,000 2,000,000
proposal, laporan
kemajuan 70%
penggunaan dan 70%,
laporan
hasil dan laporan
keuangan 100%
Dokumentasi Video VCD 2 200,000 400,000
Pembuatan HaKI HaKI 1 1,500,000 1,500,000
Pembuatan Paten
Teknik/Metode/
Paten Produk 1 7,000,000 7,000,000
Flowchat Justice
Restorative
Pembuatan Buku Saku Buku ber ISBN 50 eks 54,000 2,700,000
Sub Total 16,400,000
TOTAL KESELURUHAN DANA KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
26,500,000
Lampiran 3
Gambaran Ipteks yang akan di transfer kepada mitra
Di lingkungan masyarakat kita kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga menjadi sesuatu hal
yang biasa terjadi terhadap pasangan suami isteri bahkan juga tidak jarang terjadi terhadap anak-
anak mereka atau bahkan mereka yang tinggal menetap dalam satu rumah seperti kakak beradik,
mertua, ipar, pembantu dan lain sebagainya, hal ini tentu merusak tatanan dalam rumah tangga,
keharmonisan akan terganggu jika di dalam rumah tangga tersebut terjadi konflik antar anggota
keluarga. Pembahasan mengenai kekerasan dalam rumah tangga yang sering terjadi di dalam
masyarakat menjadi sebuah permasalahan yang cukup kompleks mengingat kekerasan dalam
rumah tangga juga sering terjadi di samping permasalahan kekerasan pada umumnya, ada yang
berbeda antara kejahatan dalam rumah tangga dengan kejahatan pada umumnya yakni terletak
pada hubungan antara pelaku dan korban yang memiliki kedekatan baik secara personal maupun
legal yang dapat berdampak pada kehidupan sosial di dalam masyarakat. Salah satu yang
dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memberikan perlindungan terhadap perempuan yakni
dengan diratifikasinya konvensi mengenai dihapuskannya segala tindakan diskriminasi yang
dilakukan terhadap perempuan Convention on the Elimanition of All Form of Discrimination
Agains Women (CEDAW) yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1984. Disadari sepenuhnya bahwa CEDAW sendiri dibentuk berbasis pada falsafah
individualistis, suatu falsafah yang menekankan pada penghormatan dan kebebasan setiap
individu,sehingga tidak mengherankan jika konsep penelantaran dalam Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) merupakan
pelaksanaan amanat materi muatan Undang-Undang PKDRT yang ada sekarang juga berlandaskan
pada falsafah tersebut. Di dalam pengaturan undang-undang kekerasan dalam rumah tangga ini,
setidaknya ada empat bentuk kekersan yaitu kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran
rumah tangga sebagai bentuk kekerasan ekonomi. Perbuatan yang termasuk dalam kategori
penelantaran rumah tangga yakni seseorang yang menurut hukum yang berlaku wajib memberikan
perawatan atau pemeliharaan kepada orang yang menjadi tanggung jawabnya dan juga terhadap
orang yang membatasi melakukan pekerjaan di luar rumah yang menyebabkan korban menjadi di
bawah kendali orang tersebut. Penyelesaian terhadap kasus kekerasan dalam rumah tangga masih
berpedoman pada hukum acara pidana yang sama dengan perkara pidana pada
umumnya,prosesnya diakhiri dengan pemidanaan apabila terdakwa terbukti melakukan tindak
pidana sesuai dengan dakwaan penuntut umum. Apabila di dalam undang-undang ini menghendaki
keutuhan dan kerukunan rumah tangga maka yang diperlukan adalah prosedur penanganan perkara
dengan mediasi penal sebagai bagian dari proses penyelesaian perkara. Sebagaimana yang diatur
di dalam undang-undang peradilan pidana anak yakni adanya penyelesaian melalui diversi dengan
syarat yang dintentukan dalam undang-undang yang konsekuensinya wajib dilaksanakan. Kalau
kita perhatikan kekerasan yang terjadi dalam lingkup rumah tangga khususnya di kecamatan
Medan Barat Pulo Brayan Kota Medan ada kecendrungan peningkatan kasus hal ini dapat dilihat
dari data pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan. Anak (DPMPPA)
Kota Medan, sepanjang 2019 ada sebanyak 18 kekerasan terhadap perempuan dan anak 10.
Diantaranya kekerasan terhadap anak dan 8 kekerasan terhadap perempuan. Pada tahun 2020
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Medan menerima 68
kasus pengaduan, diantaranya yakni 36 kasus KDRT dan 32 kasus lainnya pelecehan seksual
terhadap perempuan dan anak, hal tersebut karena diakibatkan karena faktor terjadinya Covid-19.
Kabar mengejutkan didapatkan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan
Perlindungan Anak kota Medan pada awal tahun 2021 sudah ada laporan 8 kasus pengaduan dari
masyarakat, dan semakin lama jumlah kasusnya pun menjadi semakin lebih tinggi akibat dari
Covid-19 dan itu semua sesuai dengan fakta yang dilapangan. Sebab tidak semua orang ingin untuk
melaporkan bila mengalami kekerasan karena dianggap sebagai aib keluarga. Penyelesaian
terhadap perbuatan tindak kekerasan dalam keluarga atau lingkup rumah tangga apabila
diselesaiakan jalur hukum pidana dirasa kurang tepat mengingat antara pelaku dan korbannya
memiliki hubungan yang sangat dekat, sehingga diperlukan cara-cara penyelesaian yang berbeda
dalam menangani konflik dalam rumah tangga tersebut. Kalau di dalam hukum perdata kita kenal
adanya alternatif penyelesaian sengketa nonlitigasi yang dilakukan di luar pengadilan, ada
beberapa pilihan yang dapat dilakukan oleh para pihak dalam menyelesaiakan konflik yakni
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan penilaian ahli. Dalam perkembangan
penyelesaian perkara pidana terhadap kasus-kasus tertentu tidak lagi diselesaikan melalui jalur
formal akan tetapi diselesaikan dengan cara melakukan perdamaian antara pihak pelaku dan
korban yang dikenal dengan Mediasi penal, penyelesaian dengan cara perdamaian atau lebih
dikenal dalam masyarakat Indonesia melalui musyawarah mufakat dengan mekanisme lembaga
adat, terhadap penyelesaaian perkara pidana dalam system peradilan pidana dilakukan melalui
diskresi pihak kepolisian. Di samping itu juga penyelesian di luar peradilan juga ditemukan
terhadap kasus anak yang penyelesaiannya di luar peradilan melalui mekanisme diversi dengan
memperhatikan jenis kejahatan dan bentuk perbuatan yang dilakukan oleh anak dan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hadirnya sebuah pemikiran baru dalam
penyelesaian perkara pidana yang terjadi di dalam masyarakat dengan pendekatan yang berbeda
dan melibatkan banyak pihak yakni pelaku, korban, dan masyarakat merupakan cara terbaik untuk
dapat menyelesaiakan tindak pidana yang memiliki karakter dan ciri khas tersendiri serta dampak
yang ditimbulkan tidak terlalu luas bagi kehidupan bermasyarakat salah satunya terhadap
kekerasan yang terjadi dilingkup rumah tangga melalui keadilan restorative justice. Dipilihnya
model pendekatan restorative justice dalam penanganan perkara yang memiliki karakter dan ciri
khas ini dikarnakan penyelesaian sengketa melalui peradilan umum secara konvensional dirasa
belum mampu memberikan kepuasan kepada mereka yang mencari keadilan bahkan malah
memperburuk keadaan. Sehingga dirasa perlu mengakomodasi kepentingan mereka yang
berkonflik tidak hanya pelaku saja, akan tetapi juga korban melalui pendekatan restorative justice.
Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu meminimalisir angka terjadinya kasus KDRT dan dapat
menyelesaikan kasus KDRT tidak sampai ke ranah Pengadilan tetapi hanya sampai di Kepolisian
atau Kejaksaan. Target khusus pengabdian masyarakat ini dilakukan pada APH Polsek Medan
Barat dan para Mahasiswa FH juga warga sekitaran Medan Barat, terdiri dari 3 kegiatan yaitu
kegiatan pertama adalah mensosialisasikan pentingnya pengetahuan terkait dengan penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga dan system hukum dalam penyelesaian kasus KDRT yaitu Justice
Restorative tanpa sampai ke ranah Pengadilan yaitu dengan membagikan leaflet dan booklet ke
warga masyarakat dan menempelkannya ditempat-tempat umum, kedua meningkatkan kesadaran
masyarakat pentingnya mengetahui pengetahuan tentang PKDRT dan system hukum Justice
Restorative yang dijadikan sebagai edukasi hukum, kegiatan ketiga adalah meningkatkan
kesadaran masyarakat bahwasannya perlunya perdamaian secara justice restorative tanpa harus
penyelesaian kasus sampai ke Pengadilan yang tujuannya agar tidak ada dendam maupun tidak
adanya penyesalan baik di posisi tersangka maupun korban KDRT. Kegiatan pengabdian
masyarakat ini merupakan kewajiban kami sebagai tenaga pendidik dalam melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi sehingga diharapkan dengan mengimplementasikan system hukum
justice restorative dalam penanganan kasus KDRT ini dapat membantu meminimalisir
peningkatan angka kasus KDRT ini di masyarakat, serta dapat menurunkan angka kematian dari
kasus KDRT baik di masa pandemi covid-19 yang sedang melanda negeri kita ini. Kegiatan
pengabdian masyarakat ini merupakan kewajiban kami sebagai tenaga pendidik dalam
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga diharapkan dengan Upaya Pencegahan
Terjadinya KDRT dengan penerapan Edukasi Hukum dan Law Health Advice melalui suatu
system hukum Justice Restorative di Polsek Medan Barat dapat membantu meminimalisir
peningkatan angka KDRT, serta dapat menurunkan angka kematian akibat KDRT.

Lampiran 4. Gambar Lokasi Mitra


Lampiran 5. Denah Lokasi Wilayah Mitra (memuat petunjuk arak ke lokasi)

Kampus USU

+ 1 Km

Jln. Patimura

Jln. S.Parman

Jln. H. Adam
Malik

Jln. Glugur By Pass

Jln. Bilal (Budi Pembangunan)


POLSEK MEDAN BARAT
Lampiran 6. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra Program Mono Tahun Reguler
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DARI
MITRA USAHA DALAM PELAKSANAAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Prastyo Triwibowo
Pimpinan Mitra : Kanit Polsek Medan Barat
Bidang Kegiatan : Reserse Kriminal
Alamat : Jalan Bilal (Budi Keadilan) Pulo Brayan Kota Medan

Dengan ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan Pelaksanaan Kegiatan


Pengabdian Kepada Masyarakat Program Mono Tahun Reguler, yang berjudul “Implementasi
Sistem Hukum Justice Restorative dalam Penanganan Kasus Hukum Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT)”
Nama Ketua Tim Pengusul : Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS
Fakultas : Hukum
Program Studi : Ilmu Hukum

guna menerapkan dan/atau mengembangkan iptek pada tempat kami.


Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa diantara pihak Polsek Medan Barat
dan Pelaksana Program tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan/atau ikatan usaha dalam wujud
apapun juga.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa ada
unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya

Medan, 23 Maret 2021


Yang menyatakan,
a.n. Kapolsek Medan Barat
Kanit Reskrim,

NRP. 92030429
Lampiran 7. Surat Pernyataan Ketua Tim Pengusul

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA


Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS


NIP : 196303311987031001
ProgramStudi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum

Dengan ini menyatakan bahwa usulan saya dengan judul: Implementasi System Hukum Justice
Restorative dalam Penanganan Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2021 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia untuk dipresentasi kembali dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
bersedia untuk mengembalikan seluruh biaya pengabdian yang sudah saya terima untuk
dikembalikan ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Medan, 07 April 2021

Yang menyatakan,
Ketua Pelaksana

(Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS)


NIP. 196303311987031001
Lampiran 8. Keikutsertaan mahasiswa

No Nama mahasiswa NIM


1 Dahlia Kusuma Dewi 198101013
2 Taufik Kemas 197005147
3 Prastiyo Triwibowo 198101006

Anda mungkin juga menyukai