Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PENGABDIAN MASYARAKAT
TEMA

“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI


KORBAN KEKERASAN SEKSUAL”

TIM PENGUSUL:

NAMA NIDN KETERANGAN

AYU LARASATI.,SH.,MH 0408079002 KETUA

YANTI KIRANA.,SH.,MH 0410107807 ANGGOTA

YUNAWATI KARLINA.,SH.,MH 0401088202 ANGGOTA

YURIKO CHANDRA .M.,SH.,MKN 0422038904 ANGGOTA

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM PAINAN


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
2022

1
PENGESAHAN PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT

Tema
“PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI
KORBAN KEKERASAN SEKSUAL”
Kepanitiaan/Ketua Pelaksana

1. Nama : Ayu Larasati.,SH.,MH


NIDN : 0408079002
Jabatan : Ketua
2. Nama : Yanti Kirana., SH., MH
NIDN : 0410107807
Jabatan : Anggota
3. Nama : Yunawati Karlina., SH., MH
NIDN : 0410107807
Jabatan : Anggota
4. Nama : Yuriko Chandra m., SH.MKN.
NIDN : 0422038904
Jabatan : Anggota

Waktu Kegiatan : Juli 2022

Sumber Dana : Dana Mandiri


Biaya Kegiatan : Rp. 6.500.000 (Enam juta lima ratus ribu rupiah)
Banten, 30 Juni 2022

Ketua Pelaksana Mengetahui,

Kaprodi,

Bustomi. SH.I., MH

Menyetujui,

Dr. Muh.Nasir, SH., M.Hum Hendrik Fasco.,Siregar, SH.,SS.,MH

2
RINGKASAN

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Tema “Perlindungan Hukum


Terhadap Anak Sebagai Korban Pelecehan Seksual”.

Seiring berkembangnya zaman kejahatan yang ada di dunia ini semakin beragam, hal
tersebut tercipta karena adanya niat dari dalam diri pelaku dan adanya kesempatan
untuk melakukan suatu tindak kejahatan. Permasalahan pelecehan seksual ini
merupakan hal yang memerlukan perhatian khusus, bukan hanya di Indonesia tetapi
juga di penjuru dunia manapun. Kejahatan moral dan kekerasan seksual dikenal dalam
norma semua agama di dunia, sehingga nilai-nilai agama itu bersifat universal. Pada
dataran aplikasinya, kasus ini dapat dapat dihindari karena peran nilai-nilai
masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan hukum. Faktor hukum dan
selain hukum harus difokuskan dalam formulasi dan pelaksanaan hukum terkait
kejahatan seksual. Misalnya, persepsi masyarakat bahwa perempuan adalah sumber
eksplotasi seksual; there is kesalahan pencelaan dalam kejaharan seksual; permalahan
membuktikan bahwa itu sangat sulit; begitu pun dengan formulasi kesalahan yang
menimbulkan multi penafsiran. Hal yang sama pentingnya adalah jenis pemberian
hukuman, tidak ada hukuman berarti tidak dapat menyembuhkan kebiasaan tersebut.
Law Draft of Criminal Code, Rancangan Undang-Undang Hukum Pidana perlu
mengatur kekerasan seksual sebagai sebuah kejahatan moral. Bentuk kekerasan
seksual harus lebih spesifik berdasarkan perkembangan kejahatan yang terjadi,
dengan tetap mempertahankan panduan norma yang diakui masyarakat.

Kata Kunci : : Perlindungan Anak Morality, seksual.

3
DAFTAR ISI

Cover

Halaman Pengesahan …………………………………………………………… 1

Ringkasan …………………………………………...……………………….… 3

Daftar Isi ………………………………………………………………………….. 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi …………………………………………….…………... 5

1.2 Solusi Permasalahan ………………………………………….………... 6

1.3 Faktor Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual ……………..………... 7

BAB II RENCANA KEGIATAN

2.1 Peserta Kegiatan …………………………………………………….…. 9

1.2 Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Kegiatan ……………………... 9

1.3 Rencana Anggaran ………………………………………………… 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 11

3.2 Peta Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat …………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Seiring berkembangnya zaman kejahatan yang ada di dunia ini semakin

beragam, hal tersebut tercipta karena adanya niat dari dalam diri pelaku dan adanya

kesempatan untuk melakukan suatu tindak kejahatan. Permasalahan pelecehan seksual

ini merupakan hal yang memerlukan perhatian khusus, bukan hanya di Indonesia

tetapi juga di penjuru dunia manapun.

Fakta yang terjadi dimasyarakat nyatanya berbanding terbalik dengan tujuan

negara kita, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah

membawa berbagai dampak positif dan negatif. Dampak positif telah meningkatkan

peradaban dan sumber daya manusia serta sumber daya tekhnologi yang semakin

canggih dan ultra modern. Sedangkan dampak negatif telah menimbulkan pencemaran

sumber daya lingkungan hidup, dan yang paling mencengankan adalah pemanfaatan

ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam berbagai tindak kejahatan dan kekerasan

sebagai mana nampak dalam interaksi sosial masyarakat dewasa ini. Kondisi tersebut

telah hampir merata baik dilingkungan kehidupan pedesaan, maupun dalam kawasan

kumuh ataupun kawasan elit di perkotaan.

Pelecehan seksual bukan suatu hal yang baru bagi telinga masyarakat

Indonesia. Pelecehan seksual adalah salah satu kejahatan besar seperti kejahatan besar

lainnya yang mempengaruhi dan berdampak pada kerusakan tatanan sosial bangsa

Indonesia. Pelecehan seksual sendiri dipahami secara Islam bahwa suatu nilai-nilai

budaya dan latar belakang sosial yang menyimpang dari segi kemanusiaan. Maka dari

itu beberapa tokoh agama, tokoh intelektual, dan akademisi mengatakan bahwa

pelecehan seksual harus segera diberantas dengan alasan yang sudah sangat jelas

5
bahwa kejahatan seperti itu merusak sisi kemanusiaan baik bagi perempuan maupun

anak-anak.

Pasal 82 dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

menyatakan: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau

membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul,

dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat

3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 2 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

Tujuan hukum yaitu mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. Hal ini

didasari karena dalam kehidupannya, manusia selalu menjalin hubungan antara satu

dengan yang lain berdasarkan sifat dan keinginan yang berbeda-beda. Maka fungsi

hukum ialah mengatur dan menyeimbangkan sifat dan keinginan yang berbeda-beda

itu agar hubungan manusia senantiasa berada dalam kedamaian. Hukum pidana

sebagai salah satu hukum yang ada di Negara Indonesia, pengaturannya secara tegas

dituangkan dalam 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHPidana) sebagai

salah satu hukum positif. Seperti halnya ilmu hukum lainnya Hukum Pidana

mempunyai tujuan umum, yaitu menyelenggarakan tertib masyarakat, kemudian

tujuan khususnya yaitu untuk menanggulangi kejahatan maupun mencegah terjadinya

kejehatan dengan cara memberikan sanksi yang sifatnya keras dan tajam sebagai

perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan hukum yaitu orang (martabat, jiwa,

tubuh, dan lain sebagainya), masyarakat dan Negara.

1.2 Solusi Permasalahan

Orang tua perlu mengontrol secara persuasif tanpa harus memonitor anak setiap

saat, melainkan selalu mengingatkan anak agar tidak terbuai dengan pertemanan

6
dunia maya yang mengasyikkan sekaligus menyesatkan. Tanpa upaya yang demikian

itu maka sulit diharapkan anak memiliki prospek kehidupan yang baik, bahkan ada

kemungkinan seorang anak cenderung memiliki perilaku yang negatif dan

meresahkan orang lain disekitarnya.

Berawal dari hal demikian menjadi cikal bakal terciptanya perilaku anak yang

berbuat salah, hanya untuk membuat kesal orang tua mendapat perhatian, akibat anak

mengalami pelecehan seksual.

Maraknya penggunaan media dunia maya jejaring sosial saat ini, sangat

diganrungi warga masyarakat terutama dikalangan kawula muda. Hal ini telah

mengindikasikan betapa dunia maya telah menjadi sumber inspirasi yang dengan

mudah dapat diakses oleh semua orang yang didominasi oleh remaja. Namun

demikian perlu dicermati dampak negatif yang ditimbulkan antara lain orang tua

jangan lalai mengontrol anak-anaknya dalam pergaulan bebas yang menjurus amoral.

Sebaiknya para orang tua membina dan mengarahkan anakanaknya untuk tidak

larut dalam dunia maya, meskipun anak diberi laptop, notebook dan handphone yang

canggih dalam segala fasilitasnya.

1.3 Faktor Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual

Kasus yang ditemukan dalam masyarakat dimana anak menjadi korban tindak pidana

pelecehan seksual. Pelaku dalam hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Tekanann ekonomi keluarga

2. Kurangnya perhatian orang tua

3. Pendidikan budi pekerti yang minim dalam kurikulum sekolah

4. Mudahnya mendapatkan narkoba dipasaran bebas

5. Mudahnya mengakses blue film yang tidak layak ditonton via handphone,

internet dan televisi

7
6. Merebaknya pergaulan bebas di kos-kosan pelajar dan mahasiswa dan

prostitusi yang banyak dilokalisasi diperkotaan.

Kondisi yang demikian sangat memprihatinan segenap lapisan masyarakat, sehingga

perlu segera ditanggulangi baik oleh para aparat penegak hukum khususnya

kepolisian maupun warga masyarakat.

8
BAB II
RENCANA KEGIATAN

2.1 Peserta Kegiatan

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

Dosen ataupun Mahasiswa STIH Painan Banten yang ditujukan pada peserta

pengabdian kepada masyarakat sebagai berikut:

1. Peserta : Siswa/i, Mahasiswa

2. Jumlah peserta : 50 orang

2.2 Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Kegiatan

1.3.1 Waktu

Program pengabdian pada masyarakat STIH Painan diselenggarakan melalui

penyuluhan, akan dijelaskan secara detail sebagai berikut:

Pelaksanaan Penanggung Jawab Kegiatan


Waktu
1 Kegiatan 1. Ayu Larasati., SH., MH Juli 2022
PERLINDUNGAN
HUKUM TERHADAP
ANAK SEBAGAI
KORBAN
KEKERASAN
SEKSUAL

1.3.2 Tempat Kegiatan Penyelenggaraan kegiatan Yayasan Nurul Izzati


Alamat : Jl. Sindangsana Rt.005/ Rw.002, Neglasari, Kec. Neglasari Kota
Tangerang, Kabupaten Tangerang, Banten 15129. Tlp 021-55764961

9
1.3.3 Rencana Anggaran

Biaya Pengabdian No Deskripsi Jumlah


Operasional Kepada Satuan Harga
Masyarakat (Rp)
1. Konsumsi 50 Rp. 30.000 Rp. 1.500.000
2. Cidera Mata Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
(cindera mata)
3. Spanduk 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
4. Transport 4 Rp. 500.000 Rp. 2.000.000

5. Jurnal Rp. 500.000 Rp. 500.000


6. Biaya Tak Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
Terduga
TOTAL Rp. 6.500.000

Dibuat Oleh,
Koordinator Pelaksana

AYU LARASATI., SH., MH

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh berkembang

dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskrimisasi.

2. Hambatan dalam penemuan identitas diri yang positif akibat tidak

terpenuhinya privacy, hal ini dapat muncul dalam bentuk perilaku dependen,

tidak memiliki otonomi, sehingga identitas diri yang positif lebih sulit untuk

dicapai.

3.1.1 Saran

1. Memperbesar perhatian terhadap kebutuhan anak dalam seting lingkungan

yang lebih luas karena seting lingkungan yang tepat sangat mendukung

proses tumbuh kembang anak (rumah tinggal yang memadai, ketersediaan

taman bermain).

2. Apapun kondisi lingkungan yang saat ini ada di sekitar anak hendaknya tetap

memperhatikan kebutuhan anak akan ruang personal dan privacy-nya.

Misalnya melibatkan anak dalam mengambil keputusan, menghargai waktu

dan aktivitas anak, memberi kesempatan anak untuk lebih banyak

mengeksplorasi lingkungan di luar dirinya, memberi kebebasan untuk

menentukan pilihan-pilihan yang sangat terkait dengan kebutuhannya.

Apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka secara bertahap anak akan

tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan mandiri sehingga peristiwa

kekerasan seksual diharapkan dapat lebih diantisipasi .

11
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Barda Nawawi. Masalah Penegakan Hukum – Kebijakan Penanggulangan

Kejahatan. Bandung: Citra Aditya Baikti, 2001.

Arif Gosita, Masalah korban Kejahatan, CV Akademika Pressindo. Jakarta:, 1983

Afdhaliyah, Nur, Ismansyah, and Fadillah Sabri. “Perlindungan Hukum Terhadap

Anak Sebagai Korban Pencabulan.” Kanun Jurnal Ilmu Hukum 21, no. 1

(2019): 109–128.

Asri Wijayanti. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. II. Jakarta: Sinar Grafika,

2010.

Erdianto, Kristian,. Kaum Perempuan di Antara Budaya Patriartki dan Diskriminasi

Regulasi. Maret 2017

Erdianti, Ratri Novita. Kedudukan Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Di

Indonesia. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, n.d.

Ekaputra, Muhammad. Sistem Pidana Di Dalam KUHP Dan Pengaturannya Menurut

Konsep KUHP Baru. Medan: USU Press, 2010.

Hajati, Sri, Ellyne Dwi Poespasari Moechtar, and Oemar Moechtar. Buku Ajar

Pengantar Hukum Indonesia. Surabaya: Airlangga University

Indriati, Noer, Suyadi, Khrisnhoe Kartika, Sanyoto, and Wismaningsih.

“Perlindungan Dan Pemenuhan Hak Anak. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada

Lilik Mulyadi. Kompilasi Hukum Pidana Dalam Perspektif Teoritis Dan Praktek

Peradilan, Bandung. 2010

Sovyan S Willis, Remaja Dan Masalahnya CV Alvabeta,Bandung: 2007.

12
INTERNET

Alfons, Matius. “LPSK: Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak Meningkat Tiap

Tahun.” DetikNews. Last modified 2019. Accessed August 25, 2020.

https://news.detik.com/berita/d-4637744/lpsk-kasus-kekerasan-seksual-pada-

anak-meningkat-tiap-tahun.

Hutagaol, Sarah. “90 Persen Pelaku Kejahatan Seksual Pada Anak Merupakan Orang

Terdekat.” Last modified 2019.

https://nasional.okezone.com/read/2019/08/03/337/2087270/90-persen-pelaku-

kejahatan-seksual-pada-anak-merupakan-orang-terdekat.

https://tangerangraya.co.id/paman-cabul-terancam-15-tahun-bui

Sari, A. P. “Penyebab Kekerasan Seksual Terhadap Anak Dan Hubungan Pelaku

Dengan Korban.” Last modified 2009. http://kompas.com/index.php/read/

xml/2009/01/28/.

Sihombing, Rolando Fransiskus, Juli 17. Survei Pelecehan Seksual: Pakaian Terbuka

Bukan Sebab Perempuan Jadi Korban. https://news.detik.com/berita/d-

4627690/survei-pelecehan-seksual-pakaian-terbuka-bukan-sebab-perempuan-

jadi-korban. Diakses pada 20 September 2019.

13

Anda mungkin juga menyukai