Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

PANDANGAN GEREJA MENGENAI HAM

Laporan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi penilaian semester genap
mata pelajaran agama kelas XI SMA Santa Maria 1 Bandung

Disusun oleh :

1. Christianus Cahyadi 202110034

2. Celina Chandra 202110033

3. Lelipaly, Eric 20219265

4. Mangaraja Henri II Situmeang 202110098

5. Shilo Pandjaitan 202110133

6. Veronica Irene Tanumihadja 202110146

SMA Santa Maria 1


Bandung
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya kami diberikan kepercayaan untuk dapat
menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Laporan Penelitian
Pandangan Gereja Mengenai HAM” dengan baik dan tepat waktu. Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran agama.
Pada kesempatan ini, para penulis hendak menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga laporan
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada Frater
Dominius Kristian Pratama, OSC selaku guru agama, SMA Santa Maria 1
Bandung yang telah memberikan tugas untuk menambah wawasan.
Para penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih memiliki
banyak kekurangan baik dari segi isi dan susunannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun demi perbaikan
dalam proposal ini. Harapan kami semoga laporan penelitian ini bermanfaat
bagi kami dan bagi pembaca yang lain.

Bandung, 14 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN …………………...……………………………...…...4
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………….4
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………………5
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………6
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………..6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….7
2.1 Pengertian HAM Menurut Beberapa Sumber …………………………….7
2.2 Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia ……………………………………………..7
2.3 Macam-Macam Hak Asasi Manusia ……………………………………...8
2.4 Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia …………………………………...8
BAB 3 METODE PENELITIAN .………………………………………..……10
BAB 4 HASIL PENELITIAN …………………………………………………11
BAB 5 KESIMPULAN ……………………………………………………...…16

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan Hak illahi, yang tidak
diberikan oleh manusia dan tidak pula diberikan oleh Undang-undang. HAM
sudah melekat semenjak manusia berwujud janin di dalam kandungan sampai
manusia tersebut meninggal dunia. HAM bersifat universal dan
keberadaannya patut dihormati serta diakui oleh setiap negara di dunia karena
mengandung nilai-nilai luhur yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia.
Namun hal tersebut tidak sepenuhnya dinyatakan dalam kehidupan,
pelanggaran HAM terjadi di mana-mana, terutama di Indonesia
pelanggarannya sangat mengerikan. Nilai manusia kurang begitu dihargai,
keadilan dilecehkan dan kebenaran serta kejujuran rupanya jauh dari
kenyataan yang ada. Setiap hari terjadi pelanggaran HAM dan hidup warga
masyarakat kuranglah mendapat jaminan bahwa hak-hak asasinya akan
dilindungi oleh orang-orang yang berwenang.
Dalam situasi demikian, di dalam Undang-Undang HAM Pasal 100
menyatakan setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak
berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi
manusia. Oleh karena itu maka Gereja sebagai wadah umat beriman juga ingin
merealisasikan bentuk perlindungan ketidak adilan yang dihadapi di dalam
solidaritasnya.
Solidaritas ini juga menjadi sikap Gereja, yang di dalam Gaudium et
Spes antara lain menyatakan: “kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan
orang-orang jaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang
menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para

4
murid Kristus juga. Tiada sesuatu pun yang sungguh manusiawi, yang tidak
bergema di hati mereka. Sebab persekutuan mereka terdiri dari orang-orang
yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam perjirahan
mereka menuju kerajaan Bapa, dan telah menerima warta keselamatan untuk
disampaikan kepada semua orang. Maka persekutuan mereka itu mengalami
dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya”
(GS,1).3

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dijadikan fokus
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa itu Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Gereja sendiri?
2. Siapa yang mengurusi bidang Hak Asasi Manusia (HAM) di Gereja
dan apa saja kegiatan nyata yang dilakukannya?
3. Apa tanggapan Gereja mengenai penegakan Hak Asasi Manusia
(HAM) yang kurang tegas di Indonesia?
4. Bagaimana seharusnya orang yang melakukan pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) berat diadili/diberi hukuman? Contohnya pelaku
pemerkosaan, pelaku pembunuhan, atau pelaku kejahatan Hak Asasi
Manusia (HAM) yang berat lainnya agar dapat memberikan efek jera
bagi pelaku?
5. Apa tanggapan Gereja terhadap hukuman mati yang ada di dalam
undang-undang Negara Republik Indonesia (NRI)?
6. Apakah ada program jemaat yang berkaitan dengan Hak Asasi
Manusia? Jika ada jelaskan! Dan apabila tidak ada mengapa?
7. Apa pesan dan saran atau tips untuk remaja Indonesia agar tidak
melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam keadaan
sadar maupun tidak sadar?
8. Apa pandangan dan tindakan Gereja terhadap jemaat yang merasa
bahwa dirinya memiliki orientasi seksual menyimpang (LGBT)?

5
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut,
1. Untuk mengetahui tanggapan gereja mengenai hak asasi manusia di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui tanggapan gereja mengenai hukuman pelanggaran
hak asasi manusia .
3. Untuk mengetahui tindak pencegahan yang dilakukan gereja untuk
mengurangi kasus pelanggaran hak asasi manusia.
4. Untuk mengetahui tanggapan gereja mengenai orientasi seksual
menyimpang (LGBT).

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan penelitian ini kami berharap agar kami mengetahui apa saja
tanggapan gereja mengenai hak asasi manusia dan bagaimana langkah yang
diambil gereja untuk mengurangi kasus pelanggaran hak asasi manusia.

BAB 2
TINJAU PUSTAKA

6
2.1 Pengertian HAM Menurut Beberapa Sumber
1. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah suatu hak yang sifatnya mendasar atau
juga asasi. Hak-hak yang dipunyai pada tiap-tiap manusia tersebut dengan
berdasarkan kodratnya, pada hakikatnya tidak akan dapat dipisahkan sehingga
akan bersifat suci. (Prof. Koentjoro Poerbopranoto)
2. Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak dasar yang bersifat mutlak dan juga
harus dipunyai pada tiap insan untuk perkembangan dirinya tersebut. (Peter R.
Baehr)
3. Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak-hak yang secara langsung diberikan
Tuhan Yang Maha Esa pada tiap manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh
sebab itu, tidak ada kekuatan di dunia ini yang dapat mencabutnya. HAM
sifatnya fundamental atau mendasar bagi tiap kehidupan manusia dan pada
hakikatnya sangat suci. (John Locke)
4. Hak Asasi Manusia (HAM) ialah seperangkat hak yang sudah ada pada diri
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang mana hak ini
ialah anugerah yang wajib untuk dihargai dan juga untuk dilindungi oleh pada
tiap orang untuk dapat melindungi harkat dan juga martabat manusia. (UU
No. 39 Tahun 1999)

2.2 Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia


1. HAM tidak bisa dibeli, diwariskan, dan diberikan pada orang lain.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang perbedaan suku, jenis
kelamis, ras, agama, sosial, dan perbedaan politik.
3. Tidak ada seorang pun yang punya hak untuk melanggar hak orang lain dan
membatasi HAM, karena negara membuat hukum untuk melindungi HAM.

2.3 Macam-Macam Hak Asasi Manusia


Menurut deklarasi Universal Hak Asasi tahun 1948 pasal 30, menjelaskan
macam-macam Hak Asasi Manusia, antara lain:

7
1. Hak memperoleh kemerdekaan dan kesetaraan dalam pertabat. Hak tanpa
perbedaan apapun serta hak kehidupan, kebebasan dan keamanan pribadi.
2. Hak tidak boleh dibelenggu oleh peradaban dalam segala bentuknya.
3. Hak untuk tidak diperlakukan dengan keji.
4. Hak di bidang hukum seperti kesamaan di bidang hukum, perlindungan
hukum, ganti rugi dan hak untuk tidak melakukan penangkapan, pengadilan
yang adil dan terbuka dan hak atas pribadi.
5. Hak untuk meninggalkan negara serta kembali ke negaranya.
6. Hak untuk mendapatkan suaka di negara lain.
7. Hak atas kewarganegaraan.
8. Hak atas kekayaan.
9. Hak atas kebebasan keyakinan agama.
10. Hak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat.
11. Hak untuk berserikat dan berkumpul.
12. Hak untuk ikut serta dalam pemerintahan.
13. Hak untuk mendapatkan bidang pekerjaan.
14. Hak mendapatkan pendidikan.
15. Hak untuk bidang kebudayaan.
16. Hak atas tatanan sosial dan internasional.
17. Kewajiban untuk melaksanakan hak asasi manusia.
18. Pembatasan untuk tidak merusak hak dan kebebasan dalam deklarasi.

2.4 Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Berdasarkan jenisnya, HAM dibagi menjadi dua jenis yaitu pelanggaran berat dan
pelanggaran ringan.
1. Pelanggaran Berat:
Pelanggaran HAM berat berdampak pada kehilangan nyawa
seseorang/kelompok. Contoh yang termasuk ke dalam pelanggaran HAM
berat yaitu genosida dan kejahatan manusia.

8
a. Genosida: Kejahatan yang dilakukan seseorang maupun kelompok
untuk menghancurkan ataupun memusnahkan suatu kelompok, etnis,
ras, sampai negara. Contohnya yaitu bentrok antara suku dan peristiwa
terorisme.
b. Kejahatan Manusia: Kejahatan manusia ini ditujukan kepada
penduduk sipil. Contohnya yaitu penjajahan terhadap suatu negara.
2. Pelanggaran HAM Ringan:
Pelanggaran HAM ringan tidak berdampak pada hilangnya nyawa
seseorang/kelompok. Contoh yang termasuk ke dalam pelanggaran HAM
ringan yaitu pencemaran nama baik, penganiayaan dan sebagainya.

BAB 3
METODE PENELITIAN

9
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner atau angket. Tujuannya
untuk mendapatkan dan memaparkan data yang relevan dengan tujuan penelitian,
mulai dari alasan, cara, tanggapan Gereja terhadap HAM, dan saran atau tips agar
terhindar dari pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik kuesioner
bertujuan untuk mengumpulkan semua jawaban dari responden.
Analisis data dilakukan terhadap tanggapan Gereja mengenai Hak Asasi
Manusia yang meliputi alasan, contoh pelanggaran HAM, program jemaat yang
berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, dan saran serta tips agar tidak melakukan
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Dari hasil analisis ini diharapkan akan diperoleh hasil yang jelas dan
komprehensif tentang alasan, contoh pelanggaran HAM, program jemaat yang
berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, dan saran serta tips agar tidak melakukan
pelanggaran Hak Asasi Manusia berdasarkan Gereja Santo Paulus Bandung.

BAB 4
HASIL PENELITIAN

10
1. Apa itu HAM menurut gereja sendiri?
Hak asasi manusia menurut gereja adalah suatu dasar hakikat martabat
manusia yang paling tinggi yang harus dihormati, dijaga, dan dipelihara, oleh karena
itu karena hak asasi juga adalah rahmat dari Allah kepada semua manusia ciptaan
nya maka dari itu harus benar-benar dijunjung dan dihormati.

2. Siapa yang mengurusi bidang HAM di Gereja dan apa saja kegiatan nyata
yang dilakukannya?
Dalam gereja sendiri secara luas ada yang bernama komisi salah satu
contohnya KKP itu adalah komisi keadilan dan perdamaian. Yang di kerjakan disana
adalah membantu umat dan orang-orang yang datang pada mereka yang merasa
bahwa hak asasi manusianya telah dilanggar, contohnya seperti KDRT atau konflik-
konflik lain. Mereka datang dan akan dibantu oleh tim dari KKP di paroki itu ada
yang bernama bidang persaudaraan dan itu adalah bidang baru dalam paroki ini.
Untuk tugas atau pekerjaan belum jelas, tapi saya percaya bahwa adanya bidang
persaudaraan itu untuk membantu mereka yang datang ke paroki ini yang
membutuhkan pendampingan karena merasa bahwa hak asasi manusianya di langgar.

3. Apa tanggapan gereja mengenai penegakkan HAM yang kurang tegas di


Indonesia?
Gereja terus menyerukan tentang hak asasi manusia baik melalui pak Uskup
sebagai pimpinan setiap wilayah keuskupan di provinsi kemudian juga melalui pastor
paroki dan umat beriman, artinya walaupun melihat penegakan HAM itu kurang,
Gereja berusaha melalui lingkup kecil atau komunitas basis untuk menggerakan umat
supaya tetap menjaga keharmonisan dan kedamaian keadilan, kita mulai memang dari
komunitas dasar dahulu, kalau komunitas luas memang sangat kuat sekali dan sulit.
Tapi harus dimulai dari dalam diri terlebih dahulu. Maka percayalah kalau itu semua
akan berlangsung dengan baik pasti semuanya berangsur-angsur juga akan ditegakan.

11
4. Bagaimana seharusnya orang yang melakukan pelanggaran HAM berat
diadili/diberi hukuman? Contohnya pelaku pemerkosaan, pelaku
pembunuhan atau pelaku kejahatan HAM yang berat lainnya agar dapat
memberikan efek jera bagi pelaku?
Gereja juga tetap menghormati hukum negara, tetapi untuk negara sendiri
sudah ada aturan-aturan hukumnya contohnya seperti penjara dan pidana, lalu gereja
tidak tetap diam. Ketika ada orang yang terpenjara, Gereja juga mengunjungi mereka,
artinya Gereja tetap memberikan dukungan agar di dalam menjalani masa hukuman
itu orang tersebut dapat menyadari kesalahanya dan menjadi lebih baik lagi. Gereja
tetap mendampingi orang-orang yang dipenjara karena pelanggaran berat hak asasi
manusia dari segi spiritualitasnya atau dalam hidup rohaninya. Agar menjadi baik dan
mentalnya juga disiapkan jika suatu hari dia akan kembali ke masyarakat bebas dan
siap menjadi pribadi yang dihargai. Tapi bila ada alasan-alasan yang sangat berat,
artinya dalam gereja tidak boleh menerima komuni suci atau perayaan ekaristi, itu
sebagai hukuman untuk orang yang melakukan pelanggaran berat, melalui pengakuan
dosa, dia dapat diberikan pengampunan tapi dengan peraturan juga dia akan tetap
menjalani masa hukuman dari negara itu karena ada aturannya juga.

5. Apa tanggapan gereja terhadap hukuman mati yang ada di dalam undang-
undang NRI?
Gereja memandang hidup manusia adalah ciptaan Allah dan tidak boleh ada
yang menghilangkan nyawa seseorang selain Allah itu sendiri yang memanggilnya.
Jadi pandangan menurut hukuman mati di Indonesia adalah, Gereja tetap
mendampingi mereka yang terkena hukuman mati kalau itu memang sudah dari
negara dan peraturan tersebut, Gereja tidak setuju tentang hukuman mati dan
menghilangkan nyawa miliki seseorang. Manusia diciptakan sudah memiliki
kehidupan yang layak yang harus dihormati dengan tinggi dan hanya Allah yang
boleh mengambilnya lagi, tidak boleh orang lain dengan alasan apapun. Tapi Gereja
tetap mendampingi orang-orang yang terkena hukuman mati itu. Gereja mendampingi
bantuan batin dan lain sebagainya, bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan dia,

12
jadi tetap diberikan pendampingan roh oleh Gereja sebagai bimbingan spiritual dan
lain sebagainya. Jika ada Pastor yang menghadiri pelaksanaan proses hukuman mati,
bukan berarti bahwa keadilan seorang imam atau seorang pastor menyetujui itu. Tapi
dia lebih mendampingi orang yang akan menghadapi hukuman mati tersebut.
Mendampingi dalam rohani agar dia siap menerima dan juga di berdoa untuk jiwa-
jiwa para orang tersebut yang diberikan hukuman mati, meminta pengampunan
kepada Tuhan.

6. Apakah ada program jemaat yang berkaitan dengan hak asasi manusia?
Jika ada jelaskan apabila tidak ada mengapa?
Gereja itu mempunyai program kerja dan itu bukan sekali atau tiga kali tapi
itu terus dilakukan dan terus menerus berlangsung. Yang gereja lakukan di Santo
Paulus ini untuk hak asasi manusia itu sendiri, mereka memberikan perhatian kepada
orang-orang yang dapat dibilang tersingkirkan dan terpinggirkan, mereka membantu
gelandangan dan tunawisma. Mereka juga harus memiliki hak hidup, Hak bagaimana
hidup dengan layak, tapi dengan keadaan tertentu mereka bisa sampai seperti itu.
Gereja memberikan perhatian seperti memberikan nasi bungkus secara gratis ataupun
seperti itu, dengan seperti itu kita dapat membantu mereka untuk makan. Atau kita
berbagi kasih dengan hal hal lain seperti umat yang datang ke gereja untuk memohon
bantuan anak sekolah dalam bidang sosial ekonomi dibantu dengan disubsidi Gereja,
intinya Gereja memberikan perhatian bahwa anak ini dibantu untuk sekolah atau
mungkin ada yang memiliki kekerasan dalam rumah tangga yang juga termasuk ke
dalam pelanggaran HAM dan Gereja mendampingi keluarga-keluarga itu supaya
dapat hidup harmonis saling memaafkan, Gereja juga membantu supaya dapat hidup
lebih harmonis lagi.
7. Apa pesan dan saran atau tips untuk remaja Indonesia agar tidak
melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam keadaan sadar
maupun tidak sadar?
Pesan atau tips untuk remaja Indonesia, kita semua punya aturan dan kita juga
punya rasa dalam diri kita masing-masing, kita adalah makhluk yang beragama dan

13
kita juga adalah makhluk yang diciptakan Tuhan tentunya sudah tahu tentang cinta
dan kasih, jagalah cinta itu. Karena kita sudah tahu mana yang benar mana yang
buruk mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak. Itu yang harus disadari
terlebih dahulu. Ketika melakukan sesuatu, kita punya pertimbangan apakah
dampaknya baik atau tidak, suara hati itu lah yang menentukan. Jadi seharusnya
orang-orang muda memiliki pikiran yang luas dan pikiran yang kritis dan mengerti
mana yang baik dan mana yang tidak, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.
Maka dengan begitu akan terbentuk keseimbangan yang baik, oleh karena itu ikutilah
peraturan yang berlaku. Baik itu dari negara atau agamanya masing-masing. semua
agama memberikan pengajaran tentang kebenaran. Apabila kita tidak sadar
melakukan sesuatu yang buruk itu intinya kita ada kesadaran setelahnya, bila kita
melakukan hal buruk kepada orang lain, segeralah minta maaf. kalau dalam Gereja
katolik itu ada pengakuan dosa atau sakramen pertobatan datanglah pada imam agar
diberikan pengampunan lewat sakramen pengampunan dosa. Kalau misalnya dengan
teman sendiri melakukan hal-hal yang tidak baik datanglah ke teman, tidak perlu
malu, gentle, dan harus tulus.

8. Apa pandangan dan tindakan gereja terhadap jemaat yang merasa bahwa
dirinya memiliki orientasi seksual yang menyimpang? (LGBT)
Kita tetap menghargai dan menghormati mereka sebagai pribadi manusia.
Gereja tetap mendampingi mereka agar tetap kembali normal emang kalau dalam
aturan, Gereja tidak memberikan komuni bagi mereka yang memiliki penyimpangan
sexual. Begitu, istilahnya diberikan pelanggaran tapi bukan berarti bahwa gereja
secara keras tidak menerima, tetapi gereja memberikan pendampingan bagi LGBT
untuk menjadi orang yang normal, kita harus menghargai mereka sebagai pribadi dan
memiliki martabat yang tinggi juga, karena mereka juga adalah ciptaan Allah.
Kembali lagi ke hak asasi manusia karena mereka bila disingkirkan orang lain dan
tidak diakui dan dibuang gereja tetap memberikan tempat bagi mereka. Orang salah
sangka bahwa gereja tidak mendukung tapi sebetulnya gereja merangkul mereka
sebagai bagian dari manusia yang patut dicintai dan patut dihargai martabatnya.

14
Pernikahan yang sah adalah menikah antara laki dan perempuan begitu yang sangat di
hargai. Kembali lagi pernikahan pun menghasilkan keturunan. Kalau LGBT tidak
dapat menghasilkan keturunan. Kita tetap menjunjung tinggi perkawinan antara
mereka satu laki-laki dan satu perempuan, mono ya satu selama seumur hidup. Sejak
awal juga kita diciptakan antara pria dan wanita. Itulah yang dituruti di gereja. Karena
perkawinan itu melangsungkan kehidupan keturunan. Kalau kita melihat bagaimana
di luar negri, ya hukum di Indonesia saja sudah dilarang. gereja-gereja katolik ada
yang bukan dari aliran roma juga. Tapi kalau kita melihat kasus-kasus skandal, gereja
prihatin dan tidak ada ampun juga untuk kelakuan seperti itu, tidak ada ampun bukan
berarti menyingkirkan mereka. Tapi tetap kita rangkul mereka dan tidak boleh
menerima komuni suci. Dan bila pengakuan dosa tidak boleh melakukan kembali hal
tersebut. Gereja merangkul dan memberikan kesembuhan bagi mereka.

BAB 5
KESIMPULAN

Pengertian HAM menurut Gereja sangat sesuai dengan pengertian HAM


menurut para ahli yang sudah tercantum di Bab 2. Gereja juga sangat peduli

15
mengenai HAM yang penegakkannya kurang tegas di Indonesia. Gereja berusaha
melalui lingkup kecil atau komunitas basis untuk menggerakan umat supaya tetap
menjaga keharmonisan dan kedamaian keadilan. Gereja melakukan hal tersebut
dengan KKP (Komisi Keadilan dan Perdamaian) yang bertugas untuk hal yang
berkenaan dengan HAM.
Aksi dan tindakan yang dilakukan gereja secara langsung yang berhubungan
dengan HAM adalah memberikan bantuan terhadap orang-orang yang membutuhkan.
Seperti contoh berbagai kaum awam di dalam komunitas basis yang banyak
melakukan kegiatan bakti sosial membantu gelandangan dan tunawisma di
lingkungan mereka. Gereja juga berusaha agar tidak hanya memberikan bantuan
makanan tetapi bantuan dan bimbingan secara mental. Tidak hanya kepada orang-
orang yang beragama Katolik saja tetapi kepada semua orang yang membutuhkan.
Gereja juga beranggapan yang sejalan dengan dasar HAM yaitu bahwa semua
orang diciptakan oleh Allah dan oleh sebab itu maka kita harus menjaga martabat
mereka semua tanpa terkecuali. Gereja juga menghargai HAM dengan tidak
membeda-bedakan orang orang berdasarkan ras, suku, agama, dan juga orientasi
sexual. Menurut gereja semua orang ini meskipun mereka pernah berdosa dan
melanggar HAM. gereja tetap memberikan mereka pengampunan dan naungan agar
dapat kembali normal dan dapat bertobat.

16

Anda mungkin juga menyukai