Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISA MENGENAI MANUSIA, NILAI MORAL, DAN


HUKUM DALAM TRAGEDI KANJURUHAN

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi ETS mata


kuliah “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”

Dosen Pengampu:
Drs. Kusnarto, M.si.

Disusun oleh
Muhammad Rifki Ananta (22043010130)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAWA TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan untuk
Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi Kasus Manusia, Nilai
Moral, dan Hukum dalam Tragedi Kanjuruhan” ini sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Berkat nikmat kesehatan dan rahmat Allah SWT, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini Saya buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari ETS
(Evaluasi Tengah Semester) pada mata kuliah “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”.
Semoga makalah yang Saya susun dapat membantu meluaskan wawasan kita
semua mengenai manusia, nilai moral, dan hukum yang saling berkaitan dan ada
pada tragedi Kanjuruhan.
Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini tentunya masih mempunyai
kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat Saya perlukan untuk kesempurnaan tugas-tugas kami
kedepannya. Saya berterima kasih kepada bapak dosen pengampu, yaitu Drs.
Kusnarto, M.Si., M.Pd. yang sudah mengajari dan membimbing Saya dan yang
lainnya di kelas dengan sangat baik, dan juga kepada para pembaca yang sudah
membaca makalah ini hingga akhir, Saya sampaikan terima kasih banyak.

Surabaya, 12 Oktober 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB 1: PENDAHULUAN.....................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................4
1.3 TUJUAN........................................................................................................4
1.4 MANFAAT....................................................................................................5
BAB 2: KAJIAN TEORI.......................................................................................6
2.1 MANUSIA.....................................................................................................6
2.1.1 MANUSIA DAN MORAL........................................................................6
2.1.2 MANUSIA DAN HUKUM.......................................................................6
2.2 MORAL DAN HUKUM..............................................................................7
BAB 3: ANALISIS DAN PEMBAHASAN..........................................................8
3.1 NILAI MORAL DALAM TRAGEDI KANJURUHAN...........................8
3.2 HUKUM DALAM TRAGEDI KANJURUHAN.......................................8
3.3 PERAN PEMERINTAH............................................................................10
3.4 TINDAKAN PENCEGAHAN...................................................................11
BAB 4: KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................13
4.1 KESIMPULAN...........................................................................................13
4.2 SARAN........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

2
BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk sosial yang selamanya tidak akan bisa hidup
seorang diri, tentunya mereka akan membutuhkan orang lain untuk membantunya
dalam hal apapun itu di kehidupannya sehari-hari. Maka, diperlukannya suatu hal
untuk membantu agar dapat menjaga hubungan antarmanusia tetap terjaga dengan
baik, yaitu nilai moral dan hukum (Setiadi et al., 2017).
Nilai moral merupakan salah satu nilai yang paling penting di kehidupan
sehari-hari. Moral juga sangat berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk
membedakan perbuatan yang baik dan juga buruk. Apabila seorang individu tidak
bisa menyesuaikan diri dan tingkah lakunya dengan nilai-nilai moral yang ada di
masyarakat tersebut, maka dimanapun dia hidup, dia akan merasa kesulitan untuk
diterima oleh masyarakat tempat ia tinggali (Kompasiana, 2015). Seperti yang kita
tahu, bahwa hukum telah berlaku di kehidupan kita sejak dulu, dari yang awalnya
berupa hukum alam, sekarang berkembang menjadi hukum pemerintahan.
Hukum dibuat dengan memiliki tujuan dan maksudnya tersendiri
dibaliknya, ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa tujuan dari hukum itu
adalah keadilan, ada juga pihak yang mengatakan tujuannya itu dilihat dari
kegunaannya, ada juga lagi yang mengatakan bahwa tujuannya itu adalah
kepastian dari hukum itu sendiri, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan
masyarakat, tujuan dari hukum yang utama adalah dapat direduksi untuk
menciptakan ketertiban (Setiadi et al., 2017).
Ketertiban dapat tercipta jika moral dan hukum dapat diterapkan dengan
baik di kehidupan masyarakat, karena hukum dan moral memiliki hubungan yang
begitu erat, ada sebuah pepatah Roma mengatakan “Quid leges sine moribus?”
yang memiliki arti “Apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas?”.
(Miswardi et al., 2021). Dengan demikian, hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai
moralitas. Dikarenakan ketertiban yang tidak dapat tercipta, telah terjadi sebuah
tragedi mengenaskan yang berlangsung di Indonesia akhir-akhir ini.

3
Tragedi tersebut dikenang dengan nama Tragedi Kanjuruhan. Tragedi ini
terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 dan menjadi sebuah peristiwa tragedi paling
mengenaskan yang terjadi di persepakbolaan Indonesia, bahkan dunia. Tragedi ini
terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang disaat pertandingan antara Arema FC dan
Persebaya. Tragedi ini diduga terjadi akibat kerusuhan yang timbul ketika
pertandingan usai dan juga kesalahtindakan yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum. Sehingga, tragedi ini menjadi tragedi sepakbola terparah ke-2 di Dunia,
karena telah menewaskan lebih dari 130 orang. (Wibawana, 2022)

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka
permasalahan yang dirumuskan pada makalah ini:
1. Apa teori yang mendasari makalah ini?
2. Apakah ada nilai moral di dalam tragedi Kanjuruhan?
3. Bagaimana hukum yang ada di dalam tragedi Kanjuruhan?
4. Bagaimana peran aparat pemerintah dan aparat penegak hukum dalam
tragedi Kanjuruhan?
5. Apa tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah tejadinya kembali
tragedi seperti ini?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah,
maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui teori yang mendasari makalah ini
2. Mengetahui pentingnya nilai moral
3. Mengetahui pentingnya pemahaman hukum
4. Mengetahui peran dan tugas pemerintah dan aparat penegak hukum
5. Mengetahui tindakan-tindakan pencegahan kembali terjadinya tragedi ini

4
1.4 MANFAAT
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada tujuan makalah, maka
manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu menerapkan teori di dalam pembelajaran mata kuliah “Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar” dalam sebuah makalah
2. Membangun rasa kepedulian antarsesama melalui nilai moral yang ada
3. Membangun kesadaran masyarakat dan juga aparat hukum mengenai
pentingnya pemahaman hukum-hukum yang ada
4. Memperluas wawasan mengenai peran serta tugas pemerintah dan juga
aparat hukum yang ada
5. Membangun rasa tanggungjawab oleh seluruh warga negara Indonesia
untuk bersama mencegah terjadinya kembali tragedi ini

5
BAB 2: KAJIAN TEORI

2.1 MANUSIA
Manusia adalah salah satu makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki
berbagai potensi dan fungsinya yang memiliki kewajiban untuk tunduk kepada
aturan yang ada pada hukum di alam ini, mengalami kelahiran, mengalami
pertumbuhan, mengalami perkembangan, dan mati (Setiadi et al., 2017). Manusia
itu saling terkait untuk ikut serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya
dalam sebuah hubungan timbal balik, baik itu positif maupun negatif.
Hubungan timbal balik tersebut agar dapat berjalan lancar diperlukannya
nilai moral dan hukum untuk mengatur dan menjaganya. Nilai moral dan hukum
itu saling melengkapi. Maka dari itu, manusia harus menjaga kedua-duanya
dengan baik. Moral sendiri biasanya sudah diterapkan sejak dulu di kalangan
masyarakat sebelum adanya hukum.

2.1.1 MANUSIA DAN MORAL


Moral adalah standar perilaku yang berlaku yang memungkinkan orang
untuk hidup secara kooperatif dalam kelompok. Moral mengacu pada sanksi
masyarakat apa yang benar dan dapat diterima (Sendari, 2021). Orang yang
melanggar standar moral adalah orang yang disebut dengan amoral.
Manusia dan moral tentunya saling berhubungan dan telah hidup
berdampingan sejak dulu. Maka sudah seharusnya kita menjaga dan tidak
menelantarkan nilai moral. Kita harus selalu menjunjung tinggi nilai moral yang
ada di manapun kita berada.

2.1.2 MANUSIA DAN HUKUM


Hukum menurut Aristoteles adalah “kumpulan yang bersifat teratur namun
mengikat dan menghakimi masyarakat”. Dengan demikian, hukum itu dibuat
dengan tujuan agar dapat mengatur dan menjaga ketertiban, serta keadilan

6
sehingga kekacauan dapat terkendali atau bahkan dicegah. Setiap negara memiliki
peraturan hukum yang berbeda-beda, termasuk negara Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republlik Indonesia pada pasal 1 ayat 3,
menyatakan bahwa “Indonesia merupakan negara hukum dan setiap warga negara
Indonesia harus mematuhi aturan hukum yang berlaku di Indonesia”. Oleh karena
itu, demi menciptakan ketertiban, kita perlu untuk menaati hukum yang berlaku
(Mulyadi, 2009). Mochtar Kusumaatmadja mengatakan “Ketertiban adalah tujuan
pokok dan pertama dari segala hukum, kebutuhan terhadap ketertiban ini
merupakan syarat pokok yang fundamental bagi adanya suatu masyarakat manusia
yang teratur, ..., ketertiban sebagai tujuan utama hukum, merupakan fakta objektif
yang berlaku bagi segala masyarakat manusia dalam segala bentuknya”

2.2 MORAL DAN HUKUM


Moral dan hukum memiliki hubungan yang begitu erat, namun moral dan
hukum tetap berbeda sebab dalam kenyataannya memungkinkan adanya hukum
yang bertentangan dengan moral ataupun memungkinkan pula adanya undang-
undang yang immoral, hal itu berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum
dengan moral. Kualitas hukum terletak pada bobot moral yang menjiwainya,
tanpa moralitas, hukum tampak kosong dan hampa .(Thaib, 1994).

7
BAB 3: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 NILAI MORAL DALAM TRAGEDI KANJURUHAN


Nilai moral merupakan hal terpenting. Dalam tragedi kanjuruhan dapat
kita amati ada atau tidaknya nilai moral di antara para penonton melalui
kerusuhan yang terjadi. Pada saat itu sebagian besar penonton mulai memasuki
lapangan stadion beramai-ramai setelah pertandingan usai (Wibawana, 2022).
Dari hal tersebut dapat kita lihat, bahwa moral sebagian besar dari para
penonton terlihat kurang baik, memang “mungkin” saja niat mereka itu
sebenarnya “baik” yaitu berniat untuk menghibur para pemain Arema FC yang
mengalami kekalahan. Namun, sebelum bertindak, mereka perlu berpikir terlebih
dahulu lebih jauh, seperti: boleh atau tidaknya penonton memasuki lapangan
pertandingan dan juga dampak dari tindakan yang mereka lakukan akan seperti
apa nanti di kedepannya bagi orang lain jika mereka melakukan tindakan itu
secara bersamaan dengan yang lainnya.

3.2 HUKUM DALAM TRAGEDI KANJURUHAN


K. Bertens menyatakan bahwa ada empat perbedaan antara hukum dan
moral, yaitu yang pertama, hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas,
artinya dibukukan secara sistematis dalam kitab perundang-undangan. Kedua,
meski hukum dan moral mengatur tingkah laku manusia, namun hukum
membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga
sikap batin seseorang. Ketiga, sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda
dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas. (Setiadi et al., 2017)
Hukum untuk sebagian terbesar dapat dipaksakan, pelanggar akan terkena
hukumannya. Norma etis tidak bisa dipaksakan sebab paksaan hanya menyentuh
bagian luar, sedangkan perbuatan etis justru berasal dari dalam. Satu-satunya
sanksi di bidang moralitas adalah hati nurani yang tidak tenang. Keempat, hukum
didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. (Setiadi
et al., 2017)
Hukum memang tidak langsung berasal dari negara seperti hukum adat,
namun hukum itu harus diakui oleh negara supaya berlaku sebagai hukum.
Moralitas didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi para individu dan
masyarakat. Dengan cara demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat
mengubah hukum, tetapi tidak pernah masyarakat dapat mengubah atau
membatalkan suatu norma moral. Moral menilai hukum dan tidak sebaliknya

8
Hukum berdasarkan hal tersebut berarti merupakan suatu hal yang dapat
menciptakan ketertiban, jika hukum dilanggar maka ketertiban tersebut akan
runtuh. Seperti halnya yang terjadi di dalam Tragedi Kanjuruhan. Ada banyak
pelanggaran hukum yang terjadi di dalamnya. Dari pihak penyelenggara,
penonton, bahkan Polri, semuanya melakukan pelanggaran hukum di kala itu.
UU No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM menjelaskan
pelanggaran HAM yang berat meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan (Thea, 2022). Tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan jelas
masuk kategori kejahatan terhadap kemanusiaan. Terdapat 8 fakta yang telah
terungkap kebenarannya saat ini (Thea, 2022).
Pertama, ada pengerahan atau mobilisasi aparat Polri dan TNI ke dalam
stadion. Aparat kepolisian itu membawa gas air mata. Kedua, suporter yang
masuk ke lapangan tujuannya ingin memberikan semangat dan motivasi kepada
para pemain. Suporter yang masuk ke lapangan direspon berlebihan oleh aparat
keamanan, sehingga terjadi kekerasan. Ketiga, aparat tidak menjalankan prosedur
yang ditetapkan sebelum menembakan gas air mata. Seharusnya aparat terlebih
dulu melakukan peringatan atau pencegahan, tapi sayangnya itu tidak dilakukan
Keempat, kekerasan yang terjadi tidak hanya melibatkan anggota Polri tapi
juga TNI. Kelima, penembakan gas air mata ditujukan ke lapangan dan tribun
yang dipenuhi penonton. Tembakan gas air mata membuat penonton panik, dan
memberikan efek yang sangat fatal.
Keenam, ketika penembakan gas air mata dilakukan, pintu keluar stadion
banyak yang ditutup, sehingga penonton tidak bisa keluar stadion. Akibatnya
banyak korban berjatuhan. Ketujuh, tidak ada bantuan medis yang diberikan
kepada para penonton yang butuh pertolongan, terutama dampak gas air
mata. Delapan, penembakan gas air mata tak hanya dilakukan di dalam, tapi juga
luar stadion Kanjuruhan.
Aturan yang telah dilanggar penonton adalah menerobos masuk ke dalam
lapangan. Berdasarkan kode disiplin PSSI tahun 2018, penonton itu dilarang
untuk masuk ke lapangan. Pada Pasal 70 Ayat 1 jelas berbunyi, sebagai berikut:
“Tingkah laku buruk yang dilakukan oleh penonton merupakan pelanggaran
disiplin. Tingkah laku buruk penonton termasuk tetapi tidak terbatas pada;
kekerasan kepada orang atau objek tertentu, ..., menggunakan kata-kata atau
bunyi-bunyian yang menghina atau melecehkan atau memasuki lapangan
permainan tanpa seizin perangkat pertandingan dan panitia pelaksana.
Polri juga telah melanggar peraturan karena mereka menggunakan gas air
mata untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi. Polri tersebut melanggar
peraturan FIFA dalam Stadium Safety and Security Regulation pada Pasal 19
menegaskan bahwa “penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk
mengamankan massa dalam stadion” (Situmorang, 2022).

9
Gas air mata yang digunakan tidak sesuai dengan prosedur pengendalian
massa mengakibatkan suporter di tribun berdesak-desakan mencari pintu keluar,
sesak napas, pingsan, saling bertabrakan, dan bahkan sampai ada yang terinjak
(Pangesti, 2022). Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa ada begitu banyak
pelanggaran hukum yang terjadi di dalam tragedi ini. Hal ini tidak sesuai dengan
salah satu teori sosial dan budaya manusia yaitu karena tidak menjunjung tinggi
manusia, nilai norma, dan hukum.

3.3 PERAN PEMERINTAH


Pemerintah sangatlah dibutuhkan untuk berperan penting dalam
menangani tragedi seperti tragedi Kanjuruhan ini. Pemerintah Indonesia telah
mengambil sejumlah langkah penting untuk menangani Tragedi Kanjuruhan di
Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menewaskan lebih dari 130 penonton
pertandingan sepakbola Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada
tanggal 1 Oktober 2022 yang lalu (Wibawana, 2022).
Pemerintah menggelar rapat pada hari Senin, 3 Oktober 2022 dengan
mengundang berbagai instansi mulai dari TNI, Polri, hingga Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI), Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan
(Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan pemerintah mengambil sejumlah
peran dari keputusan terkait kejadian itu (Saptohutomo, 2022), diantaranya:
1. Membentuk Tim Pencari Fakta
Mahfud mengatakan, pemerintah memutuskan membentuk tim
gabungan independen pencari fakta (TGIPF) untuk mengungkap tragedi
Kanjuruhan.
2. Menggratiskan biaya perawatan korban
Presiden Jokowi sudah memerintahkan Menteri Kesehatan Budi
Gunadi Sadikin supaya memberikan pelayanan penuh dan menggratiskan
seluruh biaya pengobatan terhadap korban Tragedi Kanjuruhan.
3. Memberi santunan kepada ahli waris korban meninggal
Presiden Jokowi telah berjanji akan memberikan santunan secara
merata sebesar Rp 50.000.000 kepada setiap ahli waris korban Tragedi
Kanjuruhan. Pemerintah berharap uang santunan dari Presiden tidak
dilihat sebagai bentuk ganti rugi. Namun, sebagai tanda belasungkawa.
Tentunya hal-hal tersebut tidak akan pernah sebanding dengan nyawa
Pemerintah telah berupaya untuk bertanggungjawab dalam tragedi ini,
dengan ikut berperan dalam mengusut tragedi ini. Diperlukannya pula peran aktif
dari pihak masyarakat agar hal ini dapat berjalan lancar. Cukup kali ini saja
tragedi ini terjadi, jangan sampai terulang kembali.

10
3.4 TINDAKAN PENCEGAHAN
Tragedi adalah suatu peristiwa yang memilukan, tentunya tidak akan ada
satupun orang yang ingin sebuah tragedi terulang kembali. Seperti halnya tragedi
Kanjuruhan, tidak ada orang yang ingin kembali kehilangan nyawa setelah
menonton pertandingan sepakbola, Maka dari itu, diperlukannya tindakan
pencegahan baik itu dari pemerintah maupun dari diri sendiri agar hal tersebut
dapat dicegah.
Pemerintah Indonesia telah memikirkan beberapa tindakan pencegahan
untuk hal ini (Savitri, 2022), diantaranya:
1. Perbaikan Regulasi dan Keamanan
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi
Kanjuruhan atas perintah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar
kejadian serupa tidak terulang, TGIPF telah mempelajari regulasi FIFA
yang barangkali harus menjadi objek perubahan. Salah satunya adalah
keberadaan polisi di wilayah sekitar lapangan pertandingan ketika
melakukan pengamanan. Sejumlah aparat memang berupaya menghalau
suporter yang berlari ke tengah lapangan dalam Tragedi Kanjuruhan.
Padahal, dalam ketentuan FIFA, apabila terjadi keributan, orang-orang
tidak disarankan untuk keluar dari gedung, tetapi berpindah ke tengah
lapangan Untuk menjadi bagian dari persepakbolaan internasional,
peraturan FIFA harus lebih diutamakan. Oleh karena itu, akan dilakukan
langkah-langkah kolaborasi antara FIFA, Konfederasi Sepak Bola Asia
(AFC), dan pemerintah Indonesia untuk membangun standar keamanan
stadion di seluruh Indonesia.
2. Memperbaiki Manajemen dan Infrastruktur
Guna mencegah terulangnya Tragedi Kanjuruhan di mana pun
pertandingan berlangsung, Presiden telah memerintahkan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan audit
stadion di seluruh Indonesia. Adapun cara-cara modern FIFA yang dapat
diimplementasikan di Indonesia adalah perubahan tempat duduk menjadi
single seat atau kursi tunggal dengan nomor. Apabila menggunakan sistem
tersebut, penonton yang ingin menyaksikan secara langsung di stadion
harus menunjukkan nomor tempat duduk. Dengan demikian, situasi dapat
menjadi lebih tertib dengan kapasitas yang lebih terkendali.

11
3. Mengadakan Sosialisasi bagi aparat hukum kepolisian dan juga
masyarakat umum
Peraturan FIFA terkait dengan penggunaan gas air mata tidaklah
diketahui oleh aparat kepolisian secara umum. Tentu, hal Ini sangat
disayangkan karena personel Polri tidak tahu. Terkait dengan Kabag Ops
Polres Malang Kompol WSS yang mengetahui adanya aturan FIFA
tentang pelarangan penggunaan gas air mata, seharusnya WSS
menyampaikan hal itu pada saat perencanaan pengamanan. Temuan-
temuan ini harus menjadi evaluasi bagi para personel kepolisian dalam
bertindak ke depannya. Selain menggalakkan sosialisasi mengenai regulasi
kepada para personel kepolisian, masyarakat umum pun penting untuk
mengetahui prosedur keamanan ketika terjadi peristiwa yang tidak
diinginkan di dalam stadion. Belajar dari suatu tragedi merupakan sebuah
pelajaran yang mahal, terlebih ketika ratusan korban jiwa mengiringi
peristiwa tersebut.
Tindakan-tindakan pencegahan tersebut tentunya tidak akan ampuh , jika
tidak adanya dukungan dari masyarakat itu sendiri. Maka, diperlukannya peran
aktif masyarakat dalam menyukseskan tindakan pencegahan ini. Masyarakat dapat
berperan aktif dengan cara:
1. Berpikir sebelum bertindak
2. Membangun rasa tanggungjawab
3. Membangun rasa kepedulian antarmanusia
4. Menciptakan suasana yang kondusif
5. Menghargai dan menghormati hasil pertandingan

12
BAB 4: KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Tragedi tidak akan menjadi sebuah tragedi jika tidak ada yang
memulainya. Dalam tragedi Kanjuruhan ini terlihat bahwa penelantaran nilai
norma dan pelanggaran hukumlah yang menjadi salah satu faktor pendukung
pecahnya tragedi ini. Namun, yang salah tidak hanya para pelaku dari pihak
penonton dan juga aparat penegak hukum, melainkan kita semua juga salah
karena tidak saling mengingatkan, seringkali bertindak sebelum berpikir, serta
tidak adanya rasa keingintahuan dan ketaatan akan hal peraturan.

4.2 SARAN
Tragedi yang telah terjadi tentunya tidak dapat kita ubah kembali, hanya
bisa kita sesali dan belajar kembali. Belajarlah untuk mengikhlaskan, dan juga
untuk mencari berbagai cara agar tragedi serupa atau bahkan lebih parah tidak
akan terjadi di masa yang akan datang. Jangan pernah mengabaikan nilai norma
lagi, dan janganlah pula melanggar hukum.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kompasiana. (2015, June 23). Makalah Krisis Moral Remaja pada Era
Globalisasi - Kompasiana.com.
https://www.kompasiana.com/ditarahayu/54f7ae21a33311541d8b478c/makal
ah-krisis-moral-remaja-pada-era-globalisasi
Miswardi, Nasfi, & Antoni. (2021). Etika, Moralitas dan Penegak Hukum.
Menara Ilmu, 15(2), 150–162.
Mulyadi, L. (2009). Teori Hukum Pembangunan Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmadja, S.H., Ll.M. Jurnal Hukum Indonesia, 8(2), 1–29.
https://badilum.mahkamahagung.go.id/upload_file/img/article/doc/kajian_de
skriptif_analitis_teori_hukum_pembangunan.pdf
Pangesti, R. (2022, October 2). Ini Regulasi FIFA dan Peraturan Kapolri yang
Dilanggar Polisi dalam Tragedi Kanjuruhan.
https://www.tvonenews.com/berita/nasional/71768-ini-regulasi-fifa-dan-
peraturan-kapolri-yang-dilanggar-polisi-dalam-tragedi-kanjuruhan
Saptohutomo, A. P. (2022, October 4). 4 Sikap dan Langkah Pemerintah dalam
Tragedi Kanjuruhan.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/04/05000011/4-sikap-dan-
langkah-pemerintah-dalam-tragedi-kanjuruhan
Savitri, P. I. (2022, October 10). Mencegah terulangnya tragedi Kanjuruhan -
ANTARA News Jawa Timur.
https://jatim.antaranews.com/berita/643957/mencegah-terulangnya-tragedi-
kanjuruhan
Sendari, A. A. (2021). Moral adalah Tingkah Laku Manusia, Kenali Pengertian,
Ciri dan Macamnya - Hot Liputan6.com.
https://hot.liputan6.com/read/4524584/moral-adalah-tingkah-laku-manusia-
kenali-pengertian-ciri-dan-macamnya
Setiadi, E. M., Hakam, K. A., & Effendi, R. (2017). Ilmu Sosial & Budaya Dasar
Edisi Ketiga (3rd ed.). Kencana.
Situmorang, H. D. (2022, October 2). Tragedi Kanjuruhan, Polisi Dinilai
Langgar Aturan FIFA dan PSSI Lalai.
https://www.beritasatu.com/news/984023/tragedi-kanjuruhan-polisi-dinilai-
langgar-aturan-fifa-dan-pssi-lalai
Thaib, D. (1994). Pancasila Yuridis Kenegaraan (E. Maria (ed.)). R.A.De.Rozarie
(Anggota Ikatan Penerbit Indonesia).
Thea, A. (2022, October 10). Tragedi Kanjuruhan Dinilai Masuk Kategori
Pelanggaran HAM Berat. https://www.hukumonline.com/berita/a/tragedi-
kanjuruhan-dinilai-masuk-kategori-pelanggaran-ham-berat-
lt6343a435e2960/?page=all
Wibawana, W. A. (2022, October 2). Tragedi Kanjuruhan: Kronologi, Penyebab
dan Jumlah Korban. https://news.detik.com/berita/d-6324274/tragedi-
kanjuruhan-kronologi-penyebab-dan-jumlah-korban

14

Anda mungkin juga menyukai