Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM (A-C)

DOSEN PENGAMPU : Uun Lionar, M.Pd

KELOMPOK 8 :

Dia Yunifa (18332031)

Dyah Nawang Sari (19231016)

Muhammad Raafiq Namora (18042162)

Seroja Ismed (17030121)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manusia, nilai, moral dan hukum” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Dalam proses penyusunan nya
tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari anggota kelompok 8. Untuk itu kami
ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah
ini.

Meski demikian, kelompok menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga kelompok secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif
dari pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya dan untuk kami sendiri khususnya.

Bukittinggi, 5 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 5
D. Manfaat ....................................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Nilai, Moral, dan Hukum........................................................................................... 6
B. Fungsi Nilai, Moral, dan Hukum dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara ................... 9
C. Proses Terbentuknya Nilai, Moral, dan Hukum ........................................................................ 10
BAB III .................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari yang mananya nilai,
moral serta hukum. Manusia selalu memberikan nilai terhadap apa yang dilihatnya.
Antar sesama manusia pun selalu mengaitkan nilai dengan moral seseorang. Bila nilai
dan moral merupakan hal negatif yang terlihat pada manusia, maka hukuman pun
menjadi akhir dari proses kehidupan yang dilalui oleh manusia. Moral erat kaitannya
dengan akhlak seseorang yang mengandung makna tata tertib yang datang dari hati
nurani manusia itu sendiri. Moral merupakan bagian dari nilai. Hukum merupakan
suatu norma. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang berasal dari negara dan
sifatnya memaksa. Tujuan negara Indonesia adalah terpenuhinya keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Hal ini dapat diketahui dalam pembukaan UUD 1945 maupun
Pancasila.
Manusia pada hakikatnya memiliki harkat dan martabat yang sama termasuk pula
manusia sebagai warga negara, karena itu hendaknya penyelenggara negara menjamin
perlakuan yang adil terhadap warga negaranya. Hal ini tercermin pasal 27 ayat (1) UUD
1945 bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Dilihat dari kenyataan yang ada, Indonesia sebagai negara hukum memang sudah
terbukti serta telah diwujudkan dengan adanya Undang-Undang yang mengatur
kehidupan bernegara. Tetapi pada penerapannya didalam kehidupan bernegara itu
sendiri belum terlaksana dengan baik. Terbukti dengan banyaknya pelanggaran-
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh segelintir orang namun hukum baginya tidak
berjalan dengan semestinya. Hukum pada saat ini lebih memihak kepada mereka yang
memiliki kedudukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nilai, moral dan hukum ?
2. Apa saja fungsi dari nilai, moral dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara ?
3. Bagaimana proses terbentuknya nilai, moral dan kuhum ?

C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar serta untuk
mengetahui dan diharapkan dapat menerapkannya di dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara mengenai apa yang dimaksud dengan nilai, moral dan hukum. Selain itu
untuk mengetahui apa saja fungsi dari nilai, moral dan hukum dalam kehidupan kita
bermasyarakat dan bernegara, serta memahami bagaimana proses terbentuknya nilai,
moral dan hukum di dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
Untuk menambah wawan serta pengetahuan kita mengenai apa yang dimaksud
dengan nilai, moral dan hukum. Selain itu bermanfaat bagi kita dalam mempraktekan di
kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai, Moral, dan Hukum


1. Pengertian Nilai
Perilaku manusia terkait dengan nilai. Bahkan nilai menjadi aspek penting yang
dibutuhkan oleh manusia. Menurut Robert M.Z. Lawang, nilai adalah gambaran
mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempengaruhi
perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu perilaku sosial dari orang yang
memiliki nilai itu. Sedangkan menurut Pepper, sebagaimana dikutip oleh Munandar,
menyatakan bahwa batasan nilai dapat mengacu pada berbagai hal seperti minat,
kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, keengganan dan hal-
hal yang berhubungan dengan perasaan dan orientasi seleksinya (Irene, 1993:21).
Nilai mempunyai berbagai makna, sehingga sulit untuk menyimpulkan secara
komprehensif makna nilai yang mewakili dari berbagai kepentingan dan berbagai sudut
pandang, tetapi ada kesepakatan yang sama dari berbagai pengertian tentang nilai
yakni berhubungan dengan manusia, dan selanjutnya nilai itu penting. Untuk melihat
sejauhmana variasi pengertian nilai tersebut, terutama yang terkait dengan pendidikan,
di bawah ini ada beberapa definisi yang diharapkan berbagai sudut pandang (dalam
Elly,2007:120).

1. Menurut Cheng (1955): Nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk
menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang
seharusnya dimiliki .

2. Menurut Frakena, nilai dalam filsafat dipakai untuk menunjuk kata benada
abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness) dan kata kerja
yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.

3. Menurut Lasyo, nilai bagi manusia merupakan landasan atau motivasi dalam
segala tingkah laku atau perbuatannya.

4. Menurut Arthur w.Comb, nilai adalah kepercayaan-kepercayaan yang


digeneralisir yang berfungsi sebagai garis pembimbing untuk menyeleksi tujuan serta
perilaku yang akan dipilih untuk dicapai.

5. Menurut John Dewey , value is object of social interest Sosiologi tidak berbicara
tentang nilai itu sendiri, tetapi lebih menekankan sejauh mana suatu nilai akan
mempengaruhi perilaku seseorang dan hubungannya dengan orang lain (Irene,
1993:21). Menurut Prof. Dr. Notonegoro, membagi nilai menjadi 3 yakni:

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan
kegiatan dan aktivitas.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas 4 macam yakni:

1. Nilai kebenaran yang bersumer pada unsur akal.

2. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa indah.

3. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kodrat manusia.

4. Nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan
mutlak

Dengan demikian, nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud benda material
saja, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud benda material. Bahkan sesuatu yang
bukan benda material itu dapat menjadi nilai yang sangat tinggi nilainya (Irene,
1993:21). Nilai rohani tidak dapat diukur dengan menggunakan alat-alat pengukur
(misalnya: meteran, timbangan); tetapi diukur dengan “budi nurani manusia”. Oleh
karena itu, sangatlah sulit dilakukan apalagi kalau perwujudan budi nurani yang
universal (Irene, 1993:22). Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan atau motivasi
dalam segala perbuatannya. Dalam pelaksanaannya, nilai-nilai dijabarkan dalam bentuk
norma atau ukuran normatif, sehingga merupakan suatu perintah/keharusan, anjuran
atau merupakan larangan, tidak diinginkan atau celaan. Segala sesuatu yang
mempunyai nilai kebenaran, keindahan, kebaikan dan sebagainya,
diperintahkan/dianjurkan. Sedangkan segala sesuatu yang sebaliknya (tidak benar,
tidak indah, tidak baik dan sebagainya), dilarang/tidak diinginkan atau dicela. Dari
uraian di atas, jelas bahwa nilai berperan sebagai dasar pedoman yang menentukan
kehidupan setiap manusia (Irene, 1993:22).

2. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Istilah
moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.
Inti pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai
dari baik buruknya perbutaannya selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak
ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya
sebagai manusia. Untuk memulai membahas hal ini kita terlebih dahulu harus
mengetahui tentang istilah “moral” . Moral memiliki makna ganda. Makna yang pertama
adalah seluruh kaidah. Dan makna yang kedua adalah nilai yang berkenaan dengan
ikhwal baik atau perbuatan baik manusia.

Banyak perbuatan manusia yang berkaitan dengan baik atau buruk, tetapi tidak
semua. Ada juga perbuatan yan netral dari segi etis. Bila pagi hari saya mengenakan
lebih dulu sepatu kanan dan baru kemudian sepatu kiri, perbuatan itu tidak mempunyai
hubungan dengan baik atau buruk. Boleh saja sebaliknya: sepatu kiri dulu dan
kemudian sepatu kanan. Mungkin cara yang pertama sudah menjadi kebiasaan saya.
Mungkin cara itu lebih baik dari sudut pandang efisiensi atau lebih baik karena cocok
dengan motorik saya, tetapi cara pertama atau cara kedua tidak lebih baik atau buruk
dari sudut pandang moral. Perbuatan itu boleh disebut “amoral”, dalam arti seperti
sudah dijelaskan: tidak mempunyai relevansi etis. Baik dan buruk dalam arti etis seperti
dimaksudkan dalam contoh terakhir ini memainkan peran dalam hidup setiap manusia.
Moralitas merupakan suatu dimensi nyata dalam hidup setiap manusia, baik pada tahap
perorangan maupun pada tahap sosial.

Kaidah Moral adalah kaidah yang pada akhirnya mengarah pada jenis kehidupan
yang akan dijalani oleh manusia, tidak hanya itu. Kaidah moral juga memberikan
struktur dalam masyarakat. Bagaimana manusia berbuat baik atau buruk dan setiap
orang akan mengenal kaidah dasar tersebut yaitu kaidah moral. Dan kaidah moral
adalah kaidah yang terpenting dari kaidah – kaidah yang lain.

3. Pengertian Hukum

Hukum merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat Hukum memiliki


pengertian yang bermacam-macam tergantung dari tempat dan waktu dimana hukum
tersebut berlaku. Oleh karena itu pengertian hukum sangat beragam. Beberapa ahli
mengemukakan pendapatnya tentang hukum, sebagai berikut (Sunarso, 2006: 93-94):
a. Prof. Dr. Muchtar Kusumaatmadja, dan Dr. B. Arief Sidharta, SH.menyatakan
bahwa hukum adalah perangkat kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat.
b. Dr. E. Utrecht, SH,menyatakan bahwa hukum adalah kumpulan
peraturanperaturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat.
c. Menurut Simorangkir, SH, Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap
peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan.
d. Menurut Mudjiono, SH, Hukum adalah keseluruhan aturan tingkah laku manusia
dalam pergaulan hidup berbangsa dan bernegara, baik tertulis dan tidak tertulis yang
berfungsi memberikan rasa tentram dan akan berakibat diberikannya sanksi bagi yang
melanggarnya.

Pengertian hukum dapat pula dikaji dari berbagai pendapat. Sebagaimana yang
dikemukakan Soerjono Soekanto sebagai berikut:
1. Hukum sebagai ilmu, ilmu hukum adalah cabang dari ilmu sosial dan humaniora.
2. Hukum sebagai disiplin, pelanggaran terhadap disiplin akan diberi sanksi.
3. Hukum sebagai kaedah, yaitu pedoman untuk bertindak.
4. Hukum sebagai tata hukum, yaitu kaedah-kaedah yang berlaku pada suatu
waktu dan tempat tertentu serta berbentuk tertulis.
5. Hukum sebagai petugas, menunjuk kepada orang yang diberi tugas menegakkan
hukum.
6. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu tenteng apa yang dianggap baik dan
buruk.

Hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan


tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan
resmi yang berwajib, pelanggaranpelanggaran yang dikenai tindakantindakan
hukum tertentu. Plato mengartikan bahwa hukum merupakan peraturan-peraturan
yang teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat. Aristoteles menyatakan
bahwa hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat
masyarakat tetapi juga hakim.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dalam


hukum meliputi:

a) peraturan dibuat oleh yang berwenang

b) tujuannya mengatur tata

c) tertib kehidupan masyarakat

d) mempunyai ciri memerintah dan melarang

e) bersifat memaksa dan ditaati


Dalam kehidupan sosial orang akan mentaati hukum karena dinilai memberikan
kententraman dan ketertiban , serta tidak ingin mendapatkan sanksi ketika orang tidak
lagi mematuhi aturan yang berlaku. Di samping itu, masyarakat menghendakinya
adanya hukum. Dalam hal ini, banyak orang yang tidak menanyakan apakah sesuatu
menjadi hukum/belum. Mereka tidak menghiraukan dan baru merasakan dan
memikirkan apabila telah melanggar hingga merasakan akibat pelanggaran tersebut.
Mereka baru merasakan adanya hukum apabila luas kepentingannya dibatasi oleh
peraturan hukum yang ada. Faktor lainnya, adanya paksaan Karena adanya paksaan
(sanksi) sosial. Orang merasakan malu atau khawatir dituduh sebagai orang yang
asosial apabila orang melanggar suatu kaidah sosial/hukum. Dalam konteks inilah ,
hukum menjadi aspek yang sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia.
B. Fungsi Nilai, Moral, dan Hukum dalam Kehidupan Bermasyarakat dan
Bernegara
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia yaitu:

1. Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.


2. Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan,
bertindak serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
3. Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau
memaksa individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
4. Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan
kelompok atau masyarakat.
5. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
6. Nilai sebagai benteng Pengaruh perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas
budaya dalam suatu kelompok atau masyarakat.

Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:

1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama
2. sebagai bagian masyarakat.
3. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.
4. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.
5. Ada beberapa fungsi hukum, yaitu:
6. Sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat
7. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
8. Sebagai penggerak pembangunan
9. Fungsi kritis hukum

C. Proses Terbentuknya Nilai, Moral, dan Hukum


Dengan semakin banyaknya permasalahan-permasalahan sosial dewasa ini, yang
banyak diwarnai dengan masalah pertumbuhan penduduk yang demikian cepat,
revolusi industri, perkembangan tekhnologi serta modernisasi, secara tidak langsung
telah menimbulkan suatu tatanan baru atau gambaran sosial yang baru di dalam
masyarakat saat ini. Perkembangan yang demikian ini membawa serta peranan dan
pengaturan melalui berbagai bidang, umumnya di bidang moralitas dan di bidang
hukum secara khusus. Permasalahan-permasalahan sosial selalu ada dalam suatu
masyarakat ataupun negara. Bahkan sejak jaman dahulu sampai jaman
sekarang permasalahan-permasalahan sosial itu akan tetap selalu ada di dalam
masyarakat dan negara. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial tersebut
dibutuhkanlah yang dinamakan dengan moralitas dan hukum, baik moralitas dan
hukum dalam artian masing-masing maupun moralitas dan hukum sebagai satu
kesatuan. Dalam artian moralitas dan hukum sebagai satu kesatuan maka di kenal suatu
istilah yang dinamakan Hukum Moral. Hukum moral ini berbeda dengan hukum-hukum
yang lainnya. Umumnya, hukum moral dimengerti sebagai “tatanan pengarah” kegiatan
manusia untuk mencapai tujuan yaitu ketertiban dan keadilan. Hukum moral sendiri
meliputi rangkaian aturan permanen, seperti kewajiban menghormati kontrak antar
pribadi (kontrak sosial), peraturan hidup, larangan untuk melakukan tindakan yang
merugikan orang-orang lain. Terdapat 5 (lima) fungsi perumusan hukum moral antara
lain :

Pertama, mewariskan himpunan kebijakan dari jaman dulu kepada generasi


sekarang dan yang akan datang. Sebagai individu dan makhluk sosial, manusia selalu
mempertimbangkan dampak tindakan yang diperbuatnya. Kedua, mengusahakan
keamanan secara psikologis dan sosial. Secara sosial, hukum ini membantu tatanan
hidup masyarakat untuk menghadapi kekuatan-kekuatan “khaotik” dan “anarkis”.
Ketiga, membantu manusia dalam pengambilan keputusan dan mencegah terjadinya
“paralisis moral”. Keempat, membantu manusia untuk mengenal kekurangan-
kekurangan dan kegagalan-kegagalan sehingga manusia dapat memperbaiki diri.
Kelima, membagikan pengalaman supaya bisa tercipta tingkah laku personal dan sosial.
Hukum moral ada untuk melayani cinta kasih dan berada di bawah cinta kasih dan
membantu untuk menuntun manusia menuju kebaikan secara otentik. Supaya
hubungan manusia dalam masyarakat dan negara terlaksana sebagaimana yang
diharapkan, maka diciptakanlah norma-norma yang bersumber pada nilai-nilai dan
moral masyarakat melalui tahapan sebagai berikut:

1. Cara (usage) yaitu menunjuk pada suatu kegiatan.


2. Kebiasaan (folkways) yaitu perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang
sama.
3. Tata kelakuan (mores) yaitu kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku
dan diterima norma-norma pengatur.
4. Adat istiadat (custom) yaitu tata kelakuan yang kekal seta kuat integrasinya
dengan pola-pola masyarakat, disertai dengan sanksi tertentu.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud benda material saja, akan tetapi juga
sesuatu yang tidak berwujud benda material. Bahkan sesuatu yang bukan benda
material itu dapat menjadi nilai yang sangat tinggi nilainya. Moral adalah menyangkut
bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya perbutaannya selaku manusia.
Hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah
laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, pelanggaranpelanggaran yang dikenai tindakantindakan hukum tertentu.
Permasalahan-permasalahan sosial selalu ada dalam suatu masyarakat ataupun
negara. Bahkan sejak jaman dahulu sampai jaman sekarang permasalahan-
permasalahan sosial itu akan tetap selalu ada di dalam masyarakat dan negara. Untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan sosial tersebut dibutuhkanlah yang dinamakan
dengan moralitas dan hukum, baik moralitas dan hukum dalam artian masing-masing
maupun moralitas dan hukum sebagai satu kesatuan. Dalam artian moralitas dan
hukum sebagai satu kesatuan maka di kenal suatu istilah yang dinamakan Hukum
Moral.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mypurohith.com/pengertian-nilai/
https://www.kajianpustaka.com/2018/12/unsur-pembentukan-dan-faktor-yang-
mempengaruhi-moralitas.html?m=1
https://www.kompasiana.com/puguhwind/5500174fa33311e77250fa9c/asal-muasal-
terbentuknya-hukum

Herimanto, M.D. 2014. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta Timur : PT Bumi Aksara

Poesporodjo, W. 1988. Filsafat Moral, Kesusilaan Dalam Teori Dan Praktek. Bandung :
Remadja Karya CV
Rusmin Tumangor, K. R. 2010. ILMU SODIAL DAN BUDAYA DASAR. Jakarta :
PRENADAMEDIA GROUP
Sri Rahayu, A. 2016. ISBD Perspektif Baru Membangun Kesadaran Global Melalui
Revulusi Mental. Jakarta : Bumi Aksara

Syukri Albani Nasuition, M.D. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai