Anda di halaman 1dari 13

INDIKATOR IMPLEMENTASI SEKOLAH RAMAH ANAK

NO STANDART IMPLEMENTASI INDIKATOR Alat Bukt


PENDIDIKAN
1 Standar Isi 1.1 Dalam kurikulum dicantumkan 1.1.1 Materi kurikulum relevan dengan Kurikulum dbiuat sesuai
dasar hukum pelaksanaan lingkungan anak. dengan kebutuhan tumbuh
- Kerangka dasar
Sekolah Ramah Anak kembang anak dan lingkungan
dan struktur
anak tinggal ( metodenya
kurikulum menggunakan observasi )
- Beban belajar 1.1.2 Materi kurikulum mengunakan Ada dokumen konsultasi atau
- Kurikulum pendekatan sesuai kebutuhan dan assessment kebutuhan dan
sekolah minat anak minat anak
- Kalender
Pendidikan / 1.1,3 Kurikulum memuat dasar hukum Ada pengesahan dari kepala
akademik pelaksanaan sekolah ramah anak sekolah
1.2 Dasar hukum dalam kurikulum 1.2.1 Kurikulum memuat dasar hukum UU Cheking konten kurikulum
mencantumkan Undang-undang Perlindungan Anak. untuk keseimbangan
PerlindunganAnak (UUPA) kebutuhan perkembangan
tumbuh kembang anak
1.3 Mengintegrasikan Sekolah Ramah 1.3.1 Kurikulum mengintegrasikan sekolah Melibatkan partisipasi anak
Anak ke dalam mata pelajaran ramah anak dalam setiap mata ( observasi pembelajaran )
pelajaran
1.4 Mengintegrasikan Sekolah Ramah 1.4.1 Kurikulum mengintegrasikan sekolah Mengembangkan potensi
Anak dalam pengembangan diri ramah anak dalam program minat dan bakat anak
pengembangan diri
1.4.2 Kurikulum memuat budaya sekolah Ada mulok yang berkaitan
ramah anak. dengan kearifan lokal

2 Standar 2.1 Pembelajaran di kelas aktif, 2.1.1 Guru menggunakan pendekatan Unjuk kerja anak, melibatkan
kreatif, efektif, menyenangkan. PAIKEM anak dalam proses
Proses perencanaan pembelajaran
Proses 2.2 Memberikan ruang kepada anak 2.2.1 Guru melibatkan anak untuk aktif Guru memberi kesempatan
pembelajaran, untuk berkreasi, berekspresi, dan berkreasi, berekspresi, dan partisipasi kepada anak untuk
interaktif, inspiratif, partisipasi sesuai dengan tingkat sesuai potensi yang dimiliki peserta menyampaikan hal – hal yang
menyenangkan, umur dan kematangannya. didik. dianggap baik dalam proses
belajarnya
menantang,
2.2.2 Guru melayani kebutuhan peserta Ada pengelompokkan gaya
memotivasi peserta
didik secara individu atau kelompok belajar anak, ada hasil karya
didik untuk dengan pola pengasuhan kelompok maupun individu
berperan aktif serta siswa
memberikan ruang 2.3 Memberikan perlindungan dan 2.3.1 Guru memberi kesempatan anak Guru memberi kesempatan
yang cukup bagi rasa aman bagi anak. untuk memenuhi hak-haknya secara kepada semua anak untuk
prakarsa, layak. berekspresi dan merespon
kreativitas, dan dalam proses pembelajaran
kemandirian sesuai 2.3.2 Guru tidak melakukan kekerasaan Tidak pengaduan perilaku
atau ancaman terhadap siswa. kekerasan guru dari anak
dengan bakat,
kepada ortu maupun BK
minat, 2.3.3 Guru memberi rasa aman kepada Anak mempunyai keberanian
perkembangan fisik anak. menyampaikan ide idenya
serta psikologis
peserta didik. 2.4 Menghargai keberagaman dan 2.4.1 Guru memberikan contoh perilaku Adanya perlakuan yang sama
memastikan kesetaraan toleransi dan tidak ada diskriminasi terhadap semua siswa
keberadaan

2.5 Perlakuan adil bagi laki-laki dan 2.5.1 Guru memberikan perlakuan sama Memperlakukan anak dalam
perempuan, cerdas – lemah, kaya dalam proses pembelajaran tanpa proses sesuai dengan
– miskin, normal – cacat, dan membedakan jenis kelamin, status kompetensi yang dimiliki anak
sosial, dan kondisi fisik anak
anak pejabat – buruh
2.6 Penerapan norma agama, sosial, 2.6.1 Guru memberikan kebebasan dan Ada jadwal penyelenggaraan
dan budaya setempat kesempatan anak untuk peringatan PHB agama yang
melaksanakan kegiatan peringatan disesuaikan dengan keyakinan
hari besar keagamaan. para siswa
2.6.2 Guru mengembangkan budaya lokal Adanya kegiatan yang
dalam pembelajaran menggambarkan kearifan lokal
yang diminati oleh siswa
2.7 Kasih sayang, perhatian terhadap 2.7.1 Guru memberi rasa kasih sayang yang Tidak adanya diskriminasi
peserta didik dan saling sama pada semua anak perlakuan kepada semua
menghormati. siswa
2.7.2 Guru membiasakan sikap empati pada Selalu menghargai sikap baik
anak. yang dilakukan oleh siswa
dengan selalu mengucapkan
terima kasih
2.7.3 Guru membiasakan anak meminta Dibiasakan untuk meminta
maaf jika melakukan kesalahan maaf bila ada perlakuan yang
kurang disukai siswa
2.7.4 Guru membiasakan anak untuk saling Adanya pembiasaan untuk
menghormati dengan teman menekankan siswa selalu
mendengarkan pendapat
siswa
2.8 Tidak memberikan hukuman fisik 2.8.1 Guru tidak memberi hukuman fisik Adanya jenis sangsi
dan non fisik yang dapat yang membuat trauma anak. pelanggaran yang bersifat
mengakibatkan trauma pada mendidik
2.8.2 Guru tidak memberi hukuman non Sangsi dibuat oleh guru
anak
fisik yang membuat trauma anak. berdasar kesadaran siswa
akan pelanggaran yang
dilakukan
2.9 Membiasakan etika mengeluarkan 2.9.1 Guru tidak memotong ketika siswa Membiasakan mendengarkan
pendapat yang benar. sedang memberikan pendapat. pendapat siswa
2.9.2 Guru membiasakan budaya Adanya peraturan agar selalu
mengangkat tangan ketika hendak mengankat tangan bila ingin
berbicara. mengajukan gagasan /
berbicara
2.9.3 Guru membiasakan anak berbicara Pemilihan kata dalam
dengan sopan menyampaikan pendapat
menggunakan kata – kata
yang tidak melukai perasaan
orang lain
2.9.4 Guru dan siswa tidak menertawakan Selalu meghargai pendapat
jawaban anak yang kurang tepat orang dan menyimaknya
dengan seksama
2.9.5 Guru membiasakan anak Mendengar dan menyimak
mendengarkan pendapat teman. pendapat teman dengan tidak
berbicara sendiri
2.9.6 Guru membiasakan anak untuk Adanya kebiasaan menjawab
menjawab setelah dipersilakan setelah dipersilahkan

3 Standar 3.1 Menciptakan lulusan yg memiliki 3.1.1 Lulusan stidak melakukan kekerasaan para alumni menjadi teladan
sikap yakni anti kekerasan, di lingkungannya. yang baik bagi adik kelasnya
Kompetensi
toleransi, setiakawan, bangga
Lulusan terhadap almamater, dan
3.1.2 Lulusan memiliki sikap toleransi Alumni bekerja sama satu
Digunakan sebagai terhadap sesama sama lain untuk membantu
berkarakter.
perkembangan sekolah
pedoman penilaian
3.1.3 Lulusan memiliki rasa setiakawan Alumni bekerja sama satu
dalam penentuan pada teman lain sama lain untuk membantu
kelulusan peserta perkembangan sekolah
didik dari satuan
pendidikan

4 Standar 4.1 Tidak melakukan penelantaran, 4.1.1 PTK tidak melakukan penelantaran Tidak adanya jam kosong
penghinaan terhadap harga diri, kepada anak. yang tidak diisi oleh guru
Pendidik piket, guru tepat waktu dalam
kekerasaan/ancaman kekerasaan,
dan hukuman fisik / non fisik. melakukan pembelajaran

Tenaga 4.1.2 PTK tidak melakukan penghinaan Adanya perlakuan yang sopan
Pendidikan Pendidik dan tenaga terhadap harga diri anak terhadap anak
kependidikan mampu
(PTK) mewujudkan Sekolah Ramah 4.1.3 PTK tidak memberi ancaman terhadap Adanya perlakuan yang sopan
Pendidik harus anak terhadap anak
memiliki kompetensi Anak :
akademik dan 4.1.4 PTK tidak memberi hukuman terhadap Sangsi dibuat untuk
anak kepentingan pendidikan dan
kompetensi sebagai Sekolah Bebas kekerasan baik
kesadaran siswa untuk selalu
agen pembelajaran, - kekerasan secara Fisik
bertanggung jawab terhadap
sehat jasmani dan (physical abuse)
apa yang sudah dilakukan
rohani, serta Secara sengaja dan paksa
memiliki dilakukan terhadap bagian
kemampuan untuk tubuh anak yang bisa
mewujudkan tujuan menghasilkan ataupun tidak
pendidikan nasional menghasilkan luka fisik pada
anak contohnya : memukul,
menguncang-guncang anak
dengan keras, mencekik,
mengigit, menendang,
meracuni, menyundut anak
dengan rokok, dan lain-lain.
- kekerasan secara
sexsual (sexual abuse),
terjadi jika anak digunakan
untuk tujuan seksual bagi
orang yang lebih tua
usianya. Misalnya
memaparkan anak pada
kegiatan atau perilaku
seksual, atau memegang
atau raba anak atau
mengundang anak
melakukannya. Termasuk
disini adalah
penyalahgunaan anak untuk
pornografi, pelacuran atau
bentuk ekploitasi seksual
lainnya.
- kekerasan secara
emosional (emotional
abuse)
Meliputi serangan terhadap
perasaaan dan harga diri
anak. Perlakuan salah ini
sering luput dari perhatian
padahal kejadian bisa sangat
sering karena biasanya
terkait pada
ketidakmampuan dan / atau
kurang efektifnya orang
tua/guru/orang dewasa
dalam menghadapi anak.
Bentuknya bisa
mempermalukan anak,
penghinaan, penolakan,
mengatakan anak “Bodoh”,
“malas”, “nakal”,
menghardik, menyumpai
anak dan lain-lain.

4.2 Menyediakan kebutuhan anak 4.2.1 PTK menyediakan makanan sehat Kantin sekolah sudah
dengan maksimal melalui kantin sekolah tersertifikasi kesehatan
makanan dan minumannya
4.2.2 PTK memenuhi kebutuhan kesehatan
anak di sekolah

4.3 Memahami UU Perlindungan Anak 4.3.1 PTK memberi perlindungan pada anak Para guru mendapatkan
dari ancaman teman lain pelatihan dan pemahaman
tentang hak – hak anak
4.3.2 PTK memberi rasa aman dan nyaman
terhadap anak

5 Standart 5.1 Keterlibatan anak dalam 5.1.1 Guru melibatkan anak dalam Melibatkan anak dalam proses
penataan aransi kelas, tempat penataan aransi kelas. pelaksananaan pembelajaran
Sarana serta perencanaannya ( RPP
duduk dan sudut baca
dan yang dibuat tergambar
melibatkan siswa dalam
Prasarana
prosesnya )
Persyaratan minimal 5.1.2 Guru melibatkan anak dalam Memberi kesempatan kepada
tentang sarana : penataan tempat duduk anak untuk menentukan
perabot, peralatan situasi belajar yang
pendidikan, media diinginkan, warna ruangan
pendidikan, buku 5.1.3 Guru melibatkan anak dalam dan penataan ruangannya
dan sumber belajar pemilihan warna dinding kelas
lainnya, Bahan
5.1.4 Guru melibatkan anak dalam
habis pakai. penataan sudut baca.
Persyaratan minimal
tentang prasarana : 5.1.5 Guru memberi kesempatan anak
ruang kelas, ruang untuk mengatur pajangan
pimpinan satuan
pendidikan, ruang 5.2 Sekolah merupakan daerah bebas 5.2.1 Guru tidak merokok di sekolah Adanya peringatan larangan
asap rokok merokok dan pemberitahuan
pendidik, ruang tata
5.2.2 Sekolah tidak menyediakan asbak di tentang kawasan bebas rokok
usaha, ruang
meja kantor
perpustakaan,
ruang laboratorium, 5.2.3 Sekolah menempel larangan untuk
ruang bengkel merokok di lingkungan sekolah
kerja, ruang unit 5.3 Tersedianya fasilitas air bersih, 5.3.1 Tersedianya fasilitas air bersih bagi Adanya tempat cuci tangan
hygiene dan sanitasi, fasilitas anak dengan cukup yang dapat dijangkau dengan
produksi, ruang
kebersihan dan fasilitas mudah oleh anak
kantin, instalasi dan
5.3.2 Tersedianya sanitasi di sekolah yang Sirkulasi udara diruang kelas
jasa, tempat kesehatan
lancar berlangsung dengan baik
berolahraga, tempat
beribadah, tempat 5.3.3 Tersediannya peralatan sekolah yang
bermain, tempat hygienis
berekreasi.
5.3.4 Tersedianya fasilitas kesehatan (UKS) Rasio jumlah KM/WC sesuai
yang memadai dengan kebutuhan anak , ada
P3K, ada temapt sampah yang
5.4
5.3.5 Tersedianya alat kebersihan yang mudah dijangkau
cukup

Penerapan kebijakan atau 5.4.1 Adanya kebijakan sekolah yang Adanya bukti keterlibatan
peraturan yang melibatkan siswa, melindungi anak siswa dalam pembuatan
contoh tata tertib sekolah peratusan tata tertib sekolah
5.5 5.4.2 Adanya tata tertib sekolah yang serta mudah dilihat
disusun dengan melibatkan anak
5.4.3 Tata tertib sekolah disosialisasikan ke
warga sekolah

Menyediakan tempat dan sarana 5.5.1 Tersedianya tempat bermain untuk Ada sarana bermain dan
bermain karena bermain menjadi anak berekreasi siswa dilingkungan
dunia anak agar anak sekolah
5.6
5.5.2 Tersedianya alat-alat permainan
memperoleh kesenangan,
sekolah
persahabatan, memperoleh
teman baru, merasa enak , 5.5.3 Tersedianya taman sekolah yang rapi
belajar ketrampilan baru. dan indah

5.5.4 Pengaturan lingkungan sekolah yang


aman dan nyaman untuk bermain
Memberikan bantuan berupa 5.6.1 Adanya data siswa miskin yang valid Tersedianya data anak sesuai
sandang seperti seragam, sepatu, dan lengkap dengan kebutuhan layanan
tas, buku dan lain-lain, pangan yang dibutuhkan oleh anak
5.6.2 Adanya dokumen rapat penentuan
seperti PMTAS, kesehatan, dan
anak penerima bantuan
pendidikan yang memadai bagi
5.6.3 Adanya data anak penerima bantuan
anak
5.6.4 Adanya bukti penerimaan bantuan

6 Standar 6.1 Tata tertib guru dipajang agar 6.1.1 Adanya pajangan tata tertib guru Adanya bukti keterlibatan
dapat dibaca anak yang dapat dibaca anak siswa dalam pembuatan
Pengelolaan 6.2 Sanksi yang diberikan kepada 6.2.1 Adanya sanksi pelanggaran tata tertib peraturan tata tertib sekolah
Standar yang telah disepakati bersama antara serta mudah dilihat
anak yang melanggar tata tertib,
pengelolaan oleh anak dan guru
disepakati antara guru, anak dan
satuan pendidikan, 6.2.2 Adanya dokumen sosialisasi sanksi
orang tua pada awal tahun
Pemda, dan tata tertib yang disepakati guru, anak
pelajaran.
pemerintah. dan orang tua
Dikdasmen : 6.3 Penerapan konsekuensi logis bagi 6.3.1 Menerapkan konsekuensi logis bagi
Menerapkan pelanggar tata tertib. Contoh: pelanggar tata tertib.
manajemen penerapan “poin”
berbasis sekolah
yang ditunjukan
dengan
kemandirian,
kemitraan,
partispasi,
keterbukaan, dan
akuntabilitas.
Dikti :
Menerapkan
otonomi perguruan
tinggin yang dalam
batas-batas yang
diatur dalam
ketentuan
perundang-
undangan yang
berlaku memberikan
kebebasan dan
mendorong
kemandirian.
7 Standar 7.1 Penentuan standart pembiayaan 7.1.1 Adanya dokumen kesepakatan Adanya rapat komite sekolah
di sekolah pembiayaaan sekolah di awal tahun dalam menentukan besaran
Pembiayaan ajaran antara sekolah dan orangtua pembiayaan pendidikan
Persyaratan minimal
tentang biaya 7.1.2 Adanya laporan penggunaan dana Adanya laporan perencanaan
investasi : secara transparan dan akuntable dan penggunaan keuangan
Meliputi biaya (dipajang) sekolah secara transparan dan
penyediaan sarana berlangsung secara periodic
( setiap tahun diakhir tahun
dan prasarana,
pelajaran )
pengembangan
7.2 Anak tidak dilibatkan dalam 7.2.1 Tidak ada tagihan keuangan sekolah Tidak melibatkan siswa dalam
sumber daya pada siswa persoalan keuangan sekolah
urusan keuangan yang terkait
manusia dan modal
dengan kewajiban orang tua/
tetap 7.2.2 Adanya dokumen pemberitahuan
wali murid.
tanggungan keuangan pada orangtua
Persyaratan minimal siswa
biaya personal : 7.2.3 Adanya dokumen pemberitahuan
Meliputi biaya kekurangan tanggungan keuangan
pendidikan yang kepada orangtua
harus dikeluarkan
7.3 Infaq tidak digunakan untuk 7.3.1 Tersedianya kotak infaq di tempat Adanya [embangunan
oleh peserta didik
alasan mencari dana tambahan tertentu kesadaran toleransi denga
untuk bisa tersedianya kotak infaq
(*tidak ada tekanan dan sindiran
mengikuti proses
bagi anak yang tidak mampu
pembelajaran
memberi infaq)
secara teratur dan
berkelanjutan
7.4 Program wisata dibahas secara 7.4.1 Adanya dokumen pembahasan Adanya laporan perencanaan
transparan dengan siswa dan program wisata secara transparan dan penggunaan keuangan
orang tua dengan siswa dan orang tua sekolah secara transparan dan
Persyaratan minimal berlangsung secara periodic
tentang biaya ( setiap tahun diakhir tahun
operasi meliputi : pelajaran )
- Gaji pendidik
dan tenaga
kependidikan
serta segala
tunjangan yang
melekat pada
gaji
- Bahan atau
peralatan
pendidik habis
pakai
Biaya operasi
pendidikan tak
langsung berupa
daya, air, jasa
telekomunikasi,
pemeliharaan
sarana dan
prasarana, uang
lembur,
transportasi,
komsumsi, pajak,
asuransi dan lain
sebagainya.

8. Standar 8.1 Memberikan reward bagi anak 8.1.1 Adanya reward bagi anak Adanya laporan penilaian
berprestasi baik akademik terhadap unjuk kerja siswa
Penilaian 8.1.2 Adanya dokumen sosialisasi
maupun non akademik.
Pendidikan pemberian reward kepada warga
Standar penilaian sekolah.

pendidikan 8.2 Memberikan bimbingan dan 8.2.1 Adanya program perbaikan bagi anak Adanya program
merupakan standar motivasi kepada anak yang yang kurang berhasil pendampingan bagi
nasional penilaian kurang berhasil dan sudah pengembangan minat dan
pendidikan tentang 8.2.2 Adanya program pengayaan bagi anak bakat siswa
berhasil dalam evaluasi.
yang sudah berhasil
mekanisme
prosedur dan
8.3 Tidak mempermalukan anak 8.3.1 Guru tidak mempermalukan anak Adanya penghargaan terhadap
instrumen penilaian yang kurang berprestasi dihadapan karya yang sudah dicapai oleh
dihadapan temannya terhadap
hasil belajar peserta temannya siswa
prestasinya yang kurang
didik 8.4 Guru secara transparan 8.4.1 Adanya penjelasan kriteria penilaian Adanya dokumen RPP dalam
menjelaskan kepada anak kriteria kepada anak menentukan penilaian yang
penilaian. dibuat oelh guru dan siswa
8.5 Mengoreksi dan menilai 8.5.1 Guru mengoreksi dan menilai diberitahu terlebih dahulu
dalam menentukan kriteria
Pekerjaan Rumah. pekerjaan rumah anak penilaian

8.6 Anak diberi kesempatan menilai 8.6.1 Kepala sekolah memberi angket pada Anak diberi kesempatan untuk
kinerja guru. anak untuk ikut berperan dalam memberi masukan terhadap
menilai kinerja guru kinerja guru serta tindak
8.6.2 Kepala sekolah menyampaikan hasil lanjut pembinaannya
angket anak kepada guru yang
bersangkutan untuk perbaikan kinerja.

Anda mungkin juga menyukai