Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP VIP

RSUD DABO SINGKEP PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Durasi Proyek 01 AGUSTUS – 30 SEPTEMBER 2017

Pembuat PT. Eka Solusi Andalan


Laporan

i
RINGKASAN EKSEKUTIF

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan


kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung upaya
kesehatan. Dalam Undang-Undang No 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit Pasal 10 ayat 2 menyebutkan ,
bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat 1
sekurang-kurangnya terdiri atas ruang b.ruang rawat inap.
Persyaratan teknis bangunan rumah sakit harus sesuai
dengan fungsi kenyamanan dan kemudahan dalam
memberikan pelayanan serta perlindungan bagi semua
orang.

RSUD Dabo Singkep adalah rumah sakit umum daerah milik


Pemerintah Kabupaten Lingga , berdiri pada tahun
1925,yang awalnya merupakan Rumah Sakit milik PT Timah
yang kemudian diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Riau pada tahun 1979, dengan kelas rumah sakit
adalah kelas D dengan jumlah Tempat Tidur 54 TT sesuai
penetapan kelas oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2011.
Saat ini RSUD Dabo Singkep telah memiliki sarana Ruang
IGD, Kamar Operasi, Ruang Rawat Kelas III, Ruang rawat
Kelas II dan Ruang Rawat kelas I. Namun sarana,prasarana
yang ada dirasakan masih sangat kurang dalam menunjang
operasional dan belum sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan. Sesuai dengan
rencana strategis Kementrian Kesehatan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, rumah sakit
harus memenuhi persyaratan dalam bangunan gedung,
lokasi, sumber daya manusia dan alat kesehatan. Untuk
meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan mencapai
mutu pelayanan yang bermutu dan sesuai standar
sebagaimana yang telah ditetapkan, Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau melalui APBD T.A 2017, melakukan
kegiatan Pembangunan Ruang Rawat Inap VIP dengan
proyeksi jumlah Tempat Tidur 20 TT.

Diperlukannya suatu konsep yang bisa menjadi kerangka


acuan kerja dalam proses pelaksanaan pembangunan dan

ii
reabilitasi Ruang Rawat Inap VIP RSUD Dabo Singkep
dengan mempedomani Pedoman Teknis Pembangunan
Ruang Rawat Inap yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan. Solusi permasalah dari konsep perencanaan
yang matang melalui DED Pembangunan Ruang Rawat Inap
VIP RSUD Dabo Singkep adalah dalam bentuk gambar
perencanaan berserta detail komponen-komponen lainnya.

iii
Daftar Isi

Judul ......................................................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif ................................................................................................ ii
Daftar Isi……. ......................................................................................................... iv
Daftar Singkatan……. ............................................................................................. v

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Dasar Hukum dan Pedoman ....................................................................... 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup ............................................................................................. 5
E. Metodologi .................................................................................................... 5
F. Struktur Organisasi Proyek ........................................................................... 6
G. Hasil Midterm Review ................................................................................... 7
H. Pencapaian/Kinerja Proyek ........................................................................... 7
I. Kinerja keuangan .......................................................................................... 9
J. Mutu Proyek ................................................................................................ 10
K. Lesson Learned .......................................................................................... 10
L. Best Practice n ............................................................................................ 10
M. Kesimpulan ................................................................................................. 10
N. Rekomendasi .............................................................................................. 11

Lampiran
Time Table .................................................................................................. 12
Tenaga Ahli ................................................................................................. 13
Anggaran .................................................................................................... 14
Berita Acara ................................................................................................ 15

iv
Daftar Singkatan

v
vi
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang
sangat diperlukan dalam mendukung upaya kesehatan. Dalam
Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 10
ayat 2 menyebutkan , bangunan rumah sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 sekurang-kurangnya terdiri atas ruang
b.ruang rawat inap. Persyaratan teknis bangunan rumah sakit
harus sesuai dengan fungsi kenyamanan dan kemudahan dalam
memberikan pelayanan serta perlindungan bagi semua orang.

RSUD Dabo Singkep adalah rumah sakit umum daerah milik


Pemerintah Kabupaten Lingga , berdiri pada tahun 1925,yang
awalnya merupakan Rumah Sakit milik PT Timah yang kemudian
diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau pada
tahun 1979, dengan kelas rumah sakit adalah kelas D dengan
jumlah Tempat Tidur 54 TT sesuai penetapan kelas oleh Menteri
Kesehatan pada tahun 2011. Saat ini RSUD Dabo Singkep telah
memiliki sarana Ruang IGD, Kamar Operasi, Ruang Rawat Kelas III,
Ruang rawat Kelas II dan Ruang Rawat kelas I. Namun
sarana,prasarana yang ada dirasakan masih sangat kurang dalam
menunjang operasional dan belum sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan. Sesuai dengan rencana
strategis Kementrian Kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit, rumah sakit harus memenuhi persyaratan
dalam bangunan gedung, lokasi, sumber daya manusia dan alat
kesehatan. Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan
mencapai mutu pelayanan yang bermutu dan sesuai standar
sebagaimana yang telah ditetapkan, Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau melalui APBD T.A 2017, melakukan kegiatan
Pembangunan Ruang Rawat Inap VIP dengan proyeksi jumlah
Tempat Tidur 20 TT.

1
B. DASAR HUKUM DAN PEDOMAN
Peraturan Perundang-Undangan

1. Undang-undang No. 28 tahun 2002 tanggal 16 Desember


2002 tentang bangunan Gedung.
2. Undang – Undang No. 18 Tahun 1998 Tentang Jasa
Konstruksi.
3. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang
bangunan Gedung.
4. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Tenang
Peyelenggaraan Jasa Konstruksi.
5. Keputusan Menteri PI No.441/KPTS/M/1998 Tentang
Persyaratan Teknis bangunan Gedung.
6. Keputusan Menteri PU No. 468/KPTS/M/1998 Tentang
Aksesibilitas pada bangunan Umum dan Lingkungan.
7. Keputusan Menteri PU No. 10/KPTS/M/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengalaman terhadap bahaya kebakaran
pada bangunan Gedung dan Lingkungan.
8. Keputusan Menteri PU No. 362/KPTS/M/2004 tanggal 5
Oktober 2004 tentang sitim manajemen Mutu departemen
pemikiman dan Prasarana wilayah.
9. Keputusan Menteri kimprawil No. 349/KPTS/M/2004
tanggal 23 September tentang pedoman Peyelenggaraan
kontrak Jasa Pelaksana Konstruksi.
10. Peraturan Menteri PU No. 06/KPTS/M/2007 tentang
pedoman umum perencanaan tata Bangunan dan
Lingkungan
11. Permen PU NO.45 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
Tanggal 15 Mei 2006 Tentang Pedoman Pengolahan
Keuangan Daerah.
13. Permenkes No 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah sakit
14. Permen PUPR No 28 Tahun 2016 Tentang Analisa Harga
Satuan Pekerjaan

Pedoman

2
1. Pedoman Teknis Bangunan Ruang Rawat Inap yang
dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan tahun 2012

2. Norma Standar , Pedoman dan Manual (NSPM) Bidang


Pekerjaan Umum edisi 2003

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Proses pelaksanaan pembangunan gedung Ruang Rawat Inap


VIP RSUD Dabo Singkep dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan
oleh Kementrian Kesehata

2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya kondisi kesiapan RSUD Dabo Singkep
baik struktur, non struktur maupun fungsional dalam
pelaksanaan pembangunan dan reabilitasi Ruang Rawat
Inap VIP.
b. Teridentifikasinya faktor-faktor penghambat dan
pendukung dalam pelaksanaan pembangunan dan
reabilitasi Ruang Rawat Inap VIP.

D. RUANG LINGKUP

Lingkup Kegiatan dan Lingkup Tugas Konsultan Perencana dalam


merencanakan DED ini harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dan persyaratan perencanaan bangunan gedung yang berlaku,
baik segi arsitektural, konstruksi, mekanikal/elektrikal maupun
persyaratan-persyaratan yang berfungsi sebagai bangunan
Rumah Sakit antara lain :

- Persyaratan Arsitektur Interior/Ekterior :


a. Menjamin terwujudnya arsitektur interior/eksterior
bangunan gedung utama yang didirikan memiliki
performa unggul berdasarkan karakteristik lingkungan,
ketentuan wujud bangunan, dan budaya, sehingga
dihasilkan rancangan yang harmonis dengan lingkungan
sekitarnya.

3
b. Mewujudkan tertib bangunan yang menjamin keandalan
teknis bangunan dan prasarana dari segi keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan keamanan
c. Menjamin keseimbangan dan keserasian bangunan
terhadap lingkungannya.
d. Menjamin beroperasinya bangunan gedung utama untuk
dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan.

- Persyaratan Struktur Bangunan :


a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam,
manusia, dan perangkat elektrikal yang ada.
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan
kecelakaan akibat arus pendek, atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku
struktur.

- Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran :


a. Menjamin terwujudnya pada bangunan gedung yang
dibangun sedemikian rupa sehingga mampu memberi
peringatan dini pada penghuni saat awal terjadinya api
kebakaran.
b. Menjamin terwujudnya instalasi listrik dan cubicales
bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara property stabil selama
kebakaran, sehingga : (1) Cukup waktu bagi penghuni
melakukan evakuasi secara aman, (2) Cukup waktu bagi
pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api, dan (3) Dapat menghindari kerusakan
pada property lainnya.

- Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :


a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang
mempunyai tingkat keamanan dan kenyamanan dalam
bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari
bahaya kebakaran dan pada saat evakuasi keadaan
darurat lainnya.

4
c. Menjamin penyandang cacat aman dan selamat jika ada
bahaya kebakaran dan pada saat memakai perangkat
mekanikal elektrikal.

- Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar, dan


Sistem Peringatan Dini terhadap Bahaya/Bencana Alam
(Alarm) :
a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di
dalam bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat.
b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah
dan aman, apabila terjada keadaan darurat.

- Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan


Komunikasi :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup
dan aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya akibat petir.
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

- Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan :


a. Menjamin perencanaan gedung tidak mengganggu
sarana sanitasi yang ada dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan
memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan
lingkungan.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan sanitasi secara baik.

- Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara :


a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup,
baik alami maupun buatan dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan tata udara secara baik.

5
c. Dalam hal yang berkaitan dengan penggunaan sistim
penghawaan buatan (AC), diusahakan agar beban
pendinginan ruangan tidak terlalu besar sehingga dapat
menghemat energi.

- Persyaratan Pencahayaan :
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang
cukup baik alami maupun buatan dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan pencahayaan secara baik.
c. Pencahayaan buatan untuk ruang-ruang yang
diperlukan harus perlu dibuatkan cadangan.

-Persyaratan Kebisingan dan Getaran :


a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari
gangguan suara dan getaran yang tidak diinginkan.
1) Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan
yang menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu
melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan

E. METODOLOGI
Metode peencanaan pembangunan dengan menggunakan tahapan
atau langkah sebagaimana berikut:

a. Persiapan atau kegiatan perencanaan


b. Penyusunan Program dan Rencana
c. Penyusunan Pengembangan Rencana
d. Penyusunan Rencana Detail
e. Persiapan Pelelangan Pekerjaan
f. Pengawasan Berkala
g. Bersama dengan kontraktor menyusun buku petunjuk
penggunaan peralatan bangunan dan peralatan

F. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Proyek Penelitian dengan metode penelitian Studi Kasus ini milik


Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan.

6
Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek

Tabel 1. Komposisi Tenaga Ahli

I. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN AHLI


Jenis Jumla Pendidik Pengalaman
Tenaga h an
Ahli 1 orang S1 pengalaman di
Bangunan Teknik Sipil bidang Teknik Sipil
Gedung minimal 5 Tahun.
Memiliki sertifikat
keahlian SKA Ahli
Bangunan Gedung
Muda yang
dikeluarkan
asosiasi profesi
yang telah
diakekditasikan
oleh LPJK

Ahli 2 orang S1 Teknik pengalaman di


Arsitektur Arsitektur bidang
arsitektur/bangun
an gedung

7
Minimal 10 tahun.
Memiliki sertifikat
keahlian SKA Ahli
Arsitektur Madya
dari asosiasi
profesi yang telah
diakekditasikan
oleh LPJK

S1 Teknik pengalaman di
Arsitektur bidang Arsitektur
minimal 5 Tahun.
Memiliki sertifikat
keahlian SKA Ahli
Arsitektur Muda
dari asosiasi
profesi yang telah
diakreditasikan
oleh LPJK

Ahli 1 orang S1 Teknik Bekerja dibidang


Lingkungan Lingkungan pengalaman
minimal 5 Tahun.
Memiliki sertifikat
keahlian SKA Ahli
Teknik Lingkungan
Muda dari
asosiasi profesi
yang telah
diakreditasikan
oleh LPJK

Ahli 1 orang S1 Teknik berpengalaman


Mekanikal Elektro Minimal 5 tahun.
dan Memiliki sertifikat
Elektrikal keahlian SKA Ahli
Teknik mekanikal
Madya /Ahli
Teknik Tenaga
Listrik Muda dari
asosiasi profesi
yang telah

8
diakreditasikan
oleh LPJK

Ahli 1 orang S2 Bekerja dibidang


Manajemen Administras manajemen rumah
Rumah Sakit i Rumah sakit 3 tahun
Sakit
Ahli Analisa 1 orang S1 Teknik pengalaman di
Volume Sipil bidang
Biaya Perhitungan
rencana Anggaran
Biaya ( RAB )
Kuantitas, minimal
5 Tahun. Memiliki
sertifikat keahlian
SKA Ahli Ahli
Bangunan Gedung
Muda dari asosiasi
profesi yang telah
diakreditasikan
oleh LPJK

Drafter/ Juru 2 orang D3 Bekerja dibidang


gambar Komputer drafter 3 tahun

Surveyor 1 orang D3 umum Berpengalaman


kerja minimal 2
tahun

G. HASIL MIDTERM REVIEW


Selama proyek berlangsung dilakukan monitoring dan evaluasi
terhadap seluruh tahapan kegiatan yang sudah dijadwalkan. Pada
Laporan antara yang dibuat pada bulan ketiga didapatkan hasil
bahwa seluruh kegiatan dalam tahapan pelaksanaan kegiatan
proyek berlangsung sesuai dengan jadwal dan tidak ditemukan
adanya kendala.

9
H. PENCAPAIAN/KINERJA PROYEK
Kinerja Kegiatan.
Seluruh kegiatan terlaksana sesuai jadwal

Tabel Pencapaian: Deliverable

No Kriteria penyelesaian

Kriteria kinerja Tingkat Keterangan


kepuasaan
1 Laporan Melampaui
Pendahuluan Tercapai
Tidak tercapai
2 Laporan Antara Melampaui
Tercapai
Tidak tercapai
3 Laporan akhir Melampaui
Tercapai
Tidak tercapai
4 Dokumen Pelelangan Melampaui
Tercapai
Tidak tercapai
5 Dokumen Melampaui
Penyelidikan Tanah Tercapai
Tidak tercapai

10
6 Gambar Visual 3D Melampaui
Tercapai
Tidak tercapai

I. KINERJA KEUANGAN

N0 Kebutuhan Anggaran Realisasi

1 Tenaga Ahli 280.000.000 280.000.000

2 Penyelidikan Tanah 20.485.000 20.485.000

3 Biaya Survey 5.000.000 5.000.000

4 Biaya Rapat 16.000.000 16.000.000

5 Penggandaan Dokumen 10.000.000 10.000.000


Laporan Akhir

Jumlah Total 331.485.000 331.485.000

Kesimpulan: Pemanfaatan dana sesuai dengan Anggaran yang


telah ditetapkan.

11
J. MUTU PROYEK
Item Perencanaan mutu

Laporan Melebihi Memenuhi Tidak memenuhi


penyusunan
instrumen
Laporan hasil Melebihi Memenuhi Tidak memenuhi
pengambilan data

Laporan akhir Melebihi Memenuhi Tidak memenuhi

Executive Melebihi Memenuhi Tidak memenuhi


summary

K. LESSON LEARNED

Proyek ini dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan


disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Perencanaan yang baik
2. Melakukan konfirmasi kepada nara sumber sebelum melakukan
kunjungan lapangan
3. Mengirimkan instrumen ke naraasumber untuk dilakukan
pengisisan data dasar yang diperlukan

L. BEST PRACTISE

Proyek ini merupakan proyek yang menjawab kebutuihan masyarakat


terhadap pelayanan premium sehingga dapat menjadi Best practice
bagi proyek sejenis.

M. KESIMPULAN
1. Seluruh tahapan kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu.
2. Seluruh deliverable dapat dihasilkan dan telah disampaikan.
3. Tujuan perencanaan untuk mengetahui gambaran kesiapan
Rumah Sakit membangun fasilitas layanan premium dapat
dijalankan.

12
N. REKOMENDASI
1. Berdasarkan hasil perencanaan pembangunan gedung rawat
inap VIP harus diimbangi dengan perencanaan pelayanan yang
sesuai dengan kelas premium..
2. Rumah Sakit harus dapat mengembangkan pola pelayanan yang
lebih mengedepankan pelayanan agar sesuai dengan kebutuhan
segmen VIP.

13
14

Anda mungkin juga menyukai