Anda di halaman 1dari 15

Step by Step Menulis Artikel Opini yang Layak Terbit di Koran

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/soedarso1907/step-by-step-menulis-artikel-opini-
yang-layak-terbit-di-koran_54f83914a33311a3738b5524

Sebelum saya menguraikan tentang step by step menulis artikel opini yang layak terbit , ijinkan saya
berbagi dulu sedikit pengetahuan dan pengalaman mengenai seperti apa sih tulisan artikel yang layak
terbit itu?. Saya pikir penting untuk dibagi sekalian menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan
seperti mengapa tulisan artikel (opini) yang dikirim ke redaksi tidak diterbitkan atau dimuat seperti
harapan nya. Mengapa tulisan /artikel yang dibuat dengan susah payah dan dengan harapan tinggi
diterbitkan ternyata ditolak dan tidak diterbitkan? Celakanya , redaksi kadang tidak memberitahukan
atau memberi catatan mengapa sebuah tulisan/ artikel tidak diterbitkan. Hanya Koran-koran tertentu
saja, seperti Kompas yang memberi catatan. Sebagai catatan , semua materi yang saya sampaikan ini
berdasar pada pengalaman dan pengetahuan saya sebagai penulis artikel opini produktif saja, tidak
berdasar pada teori menulis yang banyak kita dapati dari buku-buku teori menulis. Oleh karena itu,
jika ada yang perlu penjelasan atau uraian lebih detail, saya persilakan untuk bertanya atau
memberikan komentar dan saya akan menjelaskan sesuai pengalaman dan pengetahuan saya menulis
artikel, sampai clear, atau bahkan sampai artikel itu diterbitkan Koran. Pengalaman saya sebagai
penulis artikel/opini, setidaknya ada empat hal suatu artikel opini layak terbit (Saya selalu
mengatakan, “Kalau artikel opini yang saya kirim ini tidak diterbitkan, Koran bersangkutan akan rugi
sendiri”). Pernyataan saya ini bukan tanpa sebab atau mengada ada, sebab artikel-artikel yang saya
tulis sudah memenuhi syarat sebuah artikel yang layak diterbitkan Selain itu, dan ini yang paling
penting dari semua yang penting: secara bisnis media (baca: Koran/surat kabar) membutuhkan
informasi (berita,dll) termasuk artikel opini yang (1) informasi paling mutakhir, paling baru secara
ide/gagasan , (2) paling orisinal, (3) sumber /penulis paling kompeten/kredibel dan terpercaya dan
tentu saja (4) paling cepat menyajikannya kepada pembacanya. Empat hal itulah yang paling
dibutuhkan dalam bisnis media, Hidup-matinya bisnis media sangat ditentukan oleh empat hal itu.
Karena itu juga, saya sangat percaya , keputusan sebuah artikel opini diterbitkan atau ditolak
didasarkan oleh empat hal tersebut. Dengan kata lain, tidak ada kolusi , titipan atau apapun namanya
yang bisa mempengaruhi terbitnya sebuah artikel opini, selain empat hal diatas. Kalau mengabaikan
empat hal itu, saya jamin bisnis media pasti mati dengan sendirinya, karena akan ditinggalkan para
pelanggannya/pembacanya. Mengapa? Pembaca di manapun di belahan dunia, pasti akan selalu
mencari informasi yang paling baru yang paling cepat didapatkan, yang paling kredibel informasinya.

Oleh karena itu, setiap menulis artikel saya selalu dan selalu berpatokan pada 4 hal itu.

Pertama, tema yang actual.Saya selalu menulis tema yang actual, yaitu tema-tema yang sedang indi
masyarakat, tema yang sedang menjadi focus perhatian oleh masyarakat/ pembaca. Aktualitas tema
bisa harian, bisa mingguan, tapi tetap tema yang actual. Karena itu, begitu suatu tema yang sedang
saya tulis sudah tidak actual atau basi , langsung mencari lagi atau ganti dengan tema yang actual.

Kedua, gagasan /ide orisinil dan baru.Dalam setiap artikel yang saya tulis pasti mengajukan
gagasan/ide-ide baru, artikel apapun, baik itu artikel tentang ekonomi, politik internasional, budaya
bahkan artikel tentang sejarah dan dan politik masa colonial yang berabad lalu. Biasanya, saya
memberikan gagasan /ide dan hal baru mulai dari pembahasan dan di konklusi sebuah artikel. Banyak
yang heran dan bertanya. “Memang bisa memberikan gagasan/ide baru dalam banyak bidang
ilmu/tema sementara kita bukan siapa-siapa.. Paling kita ahli dalam satu atau dua ilmu/tema ?”.
Pertanyaan itu selalu saya jawab bisa dan benar. Bisa, kita bisa memberikan gagasan /ide baru dalam
banyak bidang ilmu/tema. Benar, kita hanya ahli dalam satu-dua ilmu/tema saja. Tapi jawaban itu
masih saya tambahkan lagi bahwa, “ Walaupun kita bukan ahli kesehatan, tapi kita bisa menulis artikel
kesehatan atau medis sebaik ahli kesehatan atau malah arikel kita lebih baik dari ahli kesehatan.
Walaupun kita bukan pakar politik atau politikus, tapi kita bisa menulis artikel tentang politik sebaik
pakar politik/politikus sekalipun, dan walaupun-walaupun lainnya”. Mengapa saya bisa memberikan
gagasan/ide dan hal-hal baru dalam berbagai tema itu karena saya selalu menggunakan referensi-
referenci terpercaya yang kredibel. Saya menggunakan buku-buku berkualitas, saya menggunakan
jurnal-jurnal ilmiah terpercaya/kredibel dan manuskrip-manuskrip serta hasil riset lembaga-lembaga
studi kredibel danbonafide. Tentang hal ini nanti saya uraikan cara mencari dan menggunakan
referensi secara benar dan ilmiahyang nanti juga aku lengkapi dengan cara mengutip, membuat
kutipan, dan menyarikan gagasan/ide dari sebuah buku, jurnal-jurnal ilmiah.

Ketiga, kompeten dengan tema artikel yang ditulis.Mengapa kita perlu menjadi kompeten atau kita
harus memiliki kompetensi dengan artikel yang kita tulis?, Karena hanya artikel yang ditulis oleh orang
yang memiliki kompensi dengan tema artikel saja yang layak diterbitkan. Banyak artikel opini bagus
tapi terpaksa dikembalikan atau urung diterbitkan karena redaksi ragu terhadap kompetensi
penulisnya.Kalau anak-anak sekarang mungkin bilang, “Emang siapa Elo?”. Kompetensi ini akan
merujuk kepada tanggungjawab ilmiah seorang penulis atas tema artikel yang ditulisnya. Dengan kata
lain , kalau yang menulis tidak memiliki kompetensi dibidangnya, maka artikel tersebut sangat
diragukan keilmiahannya. Untuk ini nanti saya juga akan uraikan Bagaimana Membuat Profile yang
Menarik. Sehingga saya bisa berkompeten dan absah sebagai penulis sebuah tema artikel.Tentang ini
menjadi penting karena saya selaku penulis, tapi saya bukan ahlinya. Karena saya menulis artikel opini
dengan banyak tema.

Keempat, kecepatan.Kecepatan di sini yang saya maksudkan adalah kecepatan artikel opini yang kita
tulis sampai di tangan redaktur opini ataudesk yang bertanggung jawab rubrik opini. Dalam banyak
pengalaman saya menulis artikel opini, kecepatan artikel untuk secepatnya sampai di tangan redaktur
selalu saya usahakan secara maksimal. Saya antarkan langsung ke secretariat redaksi atau kadang saya
titipkan kepada teman-teman yang bekerja di Koran tersebut (Dalam kesempatan ini aku ingin
mengucapkan terima kasih kepada Kang Achmad Setiyatjidan Kang Enton Supriatnayang kerap saya
titipi untuk Pikiran Rakyat Bandung, dan Almarhum Julianto Soesap Albanydi Bisnis Indonesia-Jakarta).

Yang saya sampaikan ini proses pengiriman yang terjadi 20an tahun lalu. Saat ini kecepatan sebuah
artikel sampai di tangan redaktur opini sudah bukan masalah lagi. Kita bisa sekali klik dalam hitungan
detik artikel kita sudah sampai. Secara garis besar itulah yang paling menentukan sebuah artikel
diterbitkan. Sekarang saya akan uraikan bagaimana membuat artikel Koran yang layak terbit semoga
bermanfaat.

-------0000000000000000000----

MENENTUKAN TEMA YANG AKTUAL

Pada bagian sebelumnya , saya sudah menjelaskan mengenai artikel opini yang layak terbit di media .
Jadi pada pada kesempatan ini saya akan langsung menguraikan langkah-langkah bagaimana menulis
artikel yang layak terbit. Sebagai informasi, semua materi yang berikut berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan saya sebagai penulis artikel dan tidak berdasarkan teori tulis menulis yang banyak kita
jumpai di buku-buku. Setidaknya ada beberapa langkah yang diperlukan untuk membuat tulisan
artikel yang layak terbit, yaitu : Langkah pertama,menentukan tema yang akktual, Langkah
kedua,menentukan sudut pandang (angle) atau perspektif, dan membuat judul yang menarik, Langkah
ketiga,mencari dan menggunakan referensi/rujukan, Langkahkeempat,memulai menulis , memetakan
dan mengidentifikasi masalah, membahas permasalahan yang sudah diidentifikasi , sampai membuat
konklusi , Langkah kelima,membuat profile yang menarik dan mengandung kompetensi, Langkah
keenam,membuat kemasan menarik dan mengirim artikel ke redaksi dan, Langkah
Ketujuh,memastikan nasib artikel kita.

-------0000000000000000000-------

MENENTUKAN TEMA YANG AKTUAL DAN MENARIK

Langkah awalyang harus dilakukan ketika kita akan menulis artikel adalah menentukan tema yang
aktual dan menarik. Untuk diingat , selalu dan selalu kalau menentukan tema harus yang actual dan
paling aktual. Pengertian dari aktual/paling actual di sini adalah tema yang sedang, atau akan menjadi
perhatian utama pembaca koran/masyarakat . Jadi kalau kita mengetahui, kita sedang menulis
temaartikelyang tidak aktual Saran saya : Segera tinggalkan menulis alias jangan meneruskannya
untuk menulis tema tersebut, karena sudah pasti tidak akan diterbitkan Koran, dan segera mengganti
dengan tema lainnya yang aktual. Untuk diketahui, adabeberapa jenistema artikel, yakni : (a)
temayang sedangaktual, (b) tema yang akan aktual (c) tema yang tiba-tiba aktual. Langkah
Menentukan Tema Yang Sedang Aktual Beginicara menentukan tema yang aktual atau tema yang
sedang aktual. Kita bisa melihat apakah suatu temasedangactual atau tidak actual-lagi (out of
date).,berikut langkahnya : Amati berita headline/ halaman depan koran-koran utama (minimal 4
koran) yang memiliki reputasi baikdan kredibel (tidak partisan), setiap hari selama4 hari atau paling
lamaseminggu. Atau amati berita-berita TV berita , bukan TV gossip, selama seminggu.Atau dengarkan
radio berita, setiap hari selama seminggu berturut-turut. Atau membaca situs-situs berita internet,
seperti Kompas.com, Detik.com, Vivanews.com,OKEzone.comdll. CARI BERITA yang dimuat berulang-
ulang selama 3-4 hari dan dimuat hampir semua koranutama. Bagi yang sudah biasa, 3 hari
secaraterus menerus/kontinyu juga sudah cukup untuk menemukan kesamaantopicberita yang
dimuat diantara koran-koranatau media elektronik dan TV. Dari pengamatan itu, kita akan
menemukan1,2 atau 3 atau bahkan 4 berita utama yang dimuat berulang-ulang dan ditulis dengan
berbagai sudut pandang. Tentukan 1 atau 2 tema yangakankita tulis. Kalau sekarang ini kira-kira tema
apa yang sedang actual, atau akan akan actual dalam seminggu ini? Silahkan mencoba Proses ini jika
dilakukan secara kontinyu, akan menjadikan kita terbiasa ”peka” terhadap tema atau isu pokok yang
diberitakan media.Karena itu, pada suatu saat, kita tidak lagi membutuhkan waktu5-7hari berturut-
turut, tapi melihat sekilas saja, kita sudah bisa menentukan suatu tema akan aktual dan berdampak
besaryang menjadi perhatian utama masyarakat . Silahkan anda mencobanya… Langkah Menentukan
Tema Yang Akan Aktual Menentukan tema yang akan aktual pada masa mendatang cenderung lebih
mudah karena kita bisa menentukannya jauh-jauh hari (bisa 1-3 bulan sebelumnya), sebelum hari H
tema yang dimaksudakanaktual. Berikut langkah-langkahnya,: Lihat kalender selama setahun, dan
catat hari-hari besar/agenda besar nasional dan internasional. Misalnya tanggal 21 April Hari Kartini,
tanggal 10 November Hari Pahlawan, tanggal 22 Desember Hari Ibu,Ada juga hari buruh, hari
pendidikan dll.. Catat juga dalam agenda kita, acara-acara besar (events) yang akan datang dan akan
berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kondisi nasional. Cirinya diselenggarakan oleh
komunitas yang besar bersifat nasional/ internacional , seperti ormas atau comunitas bisnis/KADIN,
dll. Misalnya Munas KADIN, Munas Partai Demokrat/PDIP/Golkar, Munas NU/ Muhammadiyah,
Munas PSSI,Pemilu tanggal 9 April 2014. Itulah tema-tema yang materinya bisa kita siapkan dengan
baik, dengan waktu yangsangat cukup. Catatan:tema yang akan actual ini lebih mudah bagi penulis
pemula, karena bisa mempersiapkan referensi dan kajiannya jauh-jauh hari. Langkah Menentukan
Tema Yang Tiba-Tiba Aktual Tema yang tiba-tiba actual tidak bisa kita rencanakan sebelumnya, atau
kita tidak bisa mem plot seperti kita menentukan jenis tema actual dan tema yang akan actual. Tema
yang tiba-tiba actual datangnya mendadak tanpa diduga, memiliki nilai berita tinggi dan menjadi
perhatian masyarakat luas. Misalnya, “gempa bumi ”, atau tokoh besar wafat mendadak, “Gus Dur
Wafat”,Gunung Sinabung meletus, Gunung Kelud meletusdan lain-lain. Tema yang tiba-tiba actual ini
bisa ditulis oleh penulis yang sudah mapan, atau penulis yang berpengalaman atau mengikuti isu
/tema ini secara intensif. Juga penulis yang memiliki kompetensi tinggi terhadap tema ini. Itu langkah-
langkah menentukan tema artikel yang biasa saya lakukan, yang kemudian menjadi artikel opini yang
saya tulis. Dengan cara dan langkah-langkah demikian, saya menemukan banyak sekali tema artikel
yang bisa di tulis , terkadang malah kita kewalahan menuliskannya. Masalahnya kemudian dari tema
itu “tentang APA-nya “ yang akan kita tulis.. Langkah selanjutnya ini tentang menentukan sudut
pandang (angle), sehingga ketika menulis kita tidak terlalu melebar, juga tidak terlalu sempit tentang
tema tersebut…

-------0000000000000000000-------

MENENTUKAN SUDUT PANDANG/AMGLE/PERSPEKTIF Langkah berikut setelah kita sudah


menentukan tema yang actual dan menarik adalahmenentukan sudut pandang/perspektif/angle(atau
padanan kata lainnya yang berarti sudut pandang )dari tema yang dipilih. Sebagai catatan, penentuan
sudut pandang dipengaruhi oleh tingkat kompetensi kita dan atau banyaknya referensi/ rujukan-
rujukan yang kita punyai atau kita dapatkan. Mungkin ada yang bertanya , “Mengapa kita mesti dan
harusmenentukan sudut pandang dari tema yang sudah kita pilih dan kita tentukan?”. Penentuan
sudut pandang dilakukan agar ,: (1) Kita fokus pada satuatau duaide/gagasanatau permasalahansaja
dan tidak melebar ke mana-mana.(2) Karena, tema yang kita pilih masih terlalu luasatau terlalu
sempit, yang akibatnya akanbisa membingungkan kita dalam mengulas/membahas /menulisnya.
Contohnya: Tema tentang: “Bencana banjir”. Kalau tidak ditentukan sudut pandangnya , lalu kita mau
menulis /membahas tentang apa daritema “bencana banjir” tersebut?!. Pasti membuat kita bingung,
melebar pembahasanya ke- mana-mana dan bisa jadi berputar-putarketika kita membahas atau
menuliskannya. Berikut Langkah Menentukan Sudut Pandang Sebuah Tema Langkah
pertama,tentukan“APAnya”yang akankitatulis dari misalnya tema ”Bencana banjirl”, tersebut.. (Ini
kalau contoh tema yang akan kita tulis tentang “bencana banjir”. ) .Apakah tentangpenyebab
banjirnya?, Apakah tentang pengaruhnya bencana banjir terhadap…?,Apakahtentang manajemen
pengendalian banjirnyanya? Dan apanya-apanya yang lain n-lain. Ingat,dua hal yang menentukan
ketika kita menentukan sudut pandang, yaitu kompetensi kita dan referensi yang kita miliki. Jadi
kalautentang tema ”bencana banjir”, kita bisa menentukansalah satu sudut pandangnya misalnya:
Menggugat manajemen bencana banjir yang terus berulang . Langkah kedua,jika kita sudah
menentukan sudut pandang yang kita akan tulis, berikutnya adalah menentukan apakah sudut
pandang itu terlalu sempit (terbatas bahasannya) atau malah terlalu luas, yang didalamnya masih
banyak tema, namun tidak saling mendukung sehingga masih menyulitkan kita dalammembahas.
Untuk mengetahui apakah sudut pandang dari tema yang kita akan tulis terlalu terbatas atau terlalu
luas, bisa dilakukan dengancara:Sejauhmana sumber-sumber/referensi/rujukan yang diperlukan
dapat diperoleh. Semakin banyak rujukan akan semakin mudah kita fokus dalam menentukan sudut
pandang.. Referensi sangat penting, karena tanpa referensi yang memadai, kita akan kesulitan untuk
menulis apapun, termasuk menulis tema yang kita memiliki kompetensi didalamnya. Mungkin kalau
kita memiliki kompetensi didalamnya , sekali dua kali kita bisa menulis berkualitas, tapi saya pastikan
kita akan mati kutu pada tulisan-tulisan berikutnya. Kalaupun pada akhirnya bisa menulis, saya jamin
artikel itu tidak berkualitas dan tidak layak terbit. Silahkan mencoba , kalau ada masalah dalam
menentukan sudut pandang ini , kita bisa mendiskusikan sekarang atau pada kesempatan berikutnya
setelah paparan ini. CATATAN: biasakanlah dalam menentukan sudut pandang harus dari persepktif
yang menarik, aktual dan mengandung hal atau ide baru yang belum pernah diulas/diterbitkan
sebelumnya oleh siapapun. Kalau sudah basi, saran saya segera tinggalkan, dan ganti dengan yang
baru..
-------0000000000000000000-------

MENCARI DAN MENGGUNAKAN REFERENSI

Dalam banyak kesempatan tatap muka dengan para penulis pemula yang berminat menulis artikel,
sering muncul pertanyaan dan pernyataan kurang lebih begini, “Saya bukan ahli kesehatan. Apakah
saya boleh dan bisa menulis artikel tentang kesehatan?” Jawabannya: Boleh dan bisa, bahkan mungkin
sajatulisan/artikel nyabisa lebih baik daritulisan/artikelseorangahli kesehatan. Masa shi?! Langkah
berikut ini akan menjawab keraguansebagian besar penulis pemula, yang kerap menghadapi
hambatan dalam menulis, deadlock, berputar-putar dan tidak tahu lagi apa yang harus dituliskannya,
alias mampat. Kalau boleh mengatakan , menggunakan referensi adalah langkah paling penting untuk
membuat tulisan/artikel (dan jenis tulisan lainnya, baik fiksi sekalipun dan non fiksi, ). Boleh dikatakan,
penulis hebat sekalipun, harus melalui langkah ini untuk karya-karyanya. Karena, tanpa menggunakan
referensi mustahil ia tahu segalanya. Jadi, kalau ada penulis, siapapun penulisnya, mengatakan
tulisannya hanya berasal/bersumber dari imajinasinya (saja), itu seperti menipu diri sendiri dan orang
lain. Kalaupun jadi tulisan, tulisannya garing, tidak berisi/berkualitas. Sekarang kita kembali lagi ke
pokok bahasan kita.Menulis artikelwajib menggunakanreferensibaik berupa buku ilmiah, artikel
ilmiah, jurnal ilmiah, majalah ilmiah, hasil penelitian dll yang berkualitas dan memiliki reputasi
terpercaya (reputable) secara ilmiah dan akademis . INTINYA:Rujukan/referensi dibutuhkan oleh siapa
saja yang akan menulis, termasuk oleh penulis yang memiliki kompetensi pada tema bersangkutan.
Sekarang kita akan menguraikan mengapa referensi/rujukan itu penting dan harusdalam penulisan
artikel? Di mana mencari/mendapatkan referensi//rujukan ? Bagaimana memilih rujukan/refernsi
yang berkualitas dan memiliki reputasi terpercaya (reputable) secara ilmiah dan akademis. Mengapa
Penting dan Harus menggunakan Referensi? 1)Untuk menjustifikasi bahwa materi yang kita tulis
adalah ilmiah, bukan abal-abal, atau asbun. Ilmiah secara akademis dan ilmiah yang berpegang pada
kaidah-kaidah ilmiah. 2). Untuk memperdalam pengetahuan tentang tema yang akan ditulis. 3). Untuk
menghindari kekurangan bahan/materi/dalam membahas atau mengulas. Kalau ini terjadi, penulisan
artikel biasanya mentok, deadlock /mandeg, karena materi yang terbatas. Jika dipaksakan terus
menulis, akan berputer-puterterus tidak ada ujungnyadan tidak tahu apa yang
ditulisnya. 4).Memperkaya kosa kata atau padanan kata yang sangat bermanfaat untuk
meningkatkan bobot/kualitas dan estetika bahasa artikel. Bagaimana Memilih Referensi yang
Berkualitas & Memiliki Reputasi (Reputable)Secara Ilmiah dan Akademis? 1)Pastikan materi/isi
referensi/rujukan yang dipilih sesuai atau memiliki relevansi dengan tema dan sudut
pandang/perspektif/angletema yang sudah ditentukan/dipilih. Pilih 4-5 referensi/rujukan yang TIDAK
SEJENIS, tapi masih memiliki relevansi dengan tema dan sudut pandang yang sudah ditentukan.
Pastikan juga referensi-referensi yang dipilih adalah yang paling up to date/paling mutakhir. 2)Ditulis
atau diterbitkan oleh orangatau lembagayang memiliki kompetensi di bidangnya dengan reputasi
terpercaya, secara akademis dan ilmiah. Misalnya, kalau referensi/rujukan tentang kesehatan, maka
referensi yang dipilih harus dterbitkan atau ditulis oleh orang atau lembaga yang memiliki kompetensi
dan ahli (expert) di bidang kesehatan. 3)Ditulis dan atau diterbitkan oleh lembaga yang memiliki
kompetensi dan reputasinya terpercaya. Misalnya, kalau tema tentang hukum, maka
referensi/rujukan yang dipilih harus ditulis atau diterbitkan oleh lembaga-lembagayang berkaitan
dengan hukum. Demikian pula, kalau temanya tentang kebudayaan, maka pilihlah referensi/rujukan
yang ditulis atau diterbitkan oleh ahli budaya/ahli kebudayaan, dll. Dimana Mendapatkan
Referensi/Refernsi? Referensi/rujukan yang berupa buku-buku, jurnal-jurnalilmiah, artikel ilmiah,
majalah ilmiah, hasil-hasilpenelitian dan data-data dapat didapatkandi perpustakaan-perpustakaan;
bank data di lembaga-lembaga studi, internet dll. Beberapa perpustakaan diJakarta memiliki koleksi
yang cukup lengkap antara lain Perpustakaan ICMI/CIDES,PerpustakaanNasional,Perpustakaan LIPI,
Perpustakaan Pasca Sarjana UI, Perpustakaan UI, Perpustakaan LPEM UI, Perpustakaan PPM,
Perpustakaan BPS. Dibandung beberapa perpustakaan seperti Unpad, ITB, Musium AA, dll juga relative
lengkap. Mohon ditambahkan bagi yang memiliki informasi perpustakaan yang bisa diakses public di
Bandung.. Selain di perpustakaan-perpustakaan tersebut, di era digital /internet sekarang ini, kita juga
bisa mendapatkan/ mencari di internet situs-situs yang menyediakan jurnal-jurnal ilmiah atau ebook-
ebook, kita tinggal googling sesuai tema dan segera kita akan mendapatkan referensi yang kita
butuhkan. Ingat, meskipun melalui internet, tetap harus mencari referensi yang reputable.

-------0000000000000000000------

MENGGUNAKAN REFERENSI-REFERENSI Setelah kita mengetahui dan memahami betapa pentingnya


sebuah referensi dalam penulisan artikel opini, sekarang kita lanjutkan dengan bagaimana kita
menggunakan referensi-referensi yang sudah kita dapatkan. Sehingga kalau kita menulis benar-benar
jujur . Jujur menyebutkan referensi yang kita gunakan. Jujur mengakui bahwa gagasan yang kita tulis
adalah gagasan orang lain. Berikut langkah menggunakan referensi untuk menulis artikel, yaitu :
Langkah Pertama,baca secara detail referens-referensiyang dipilih. Pahami benar isi/materi dari tiap-
tiap referensi yang dipilih. Sekedar untuk meyakinkan bahwakitasudah memahami materi/isi dari
referensi-referensi tersebut, TULISKAN isi materi/isi materi tiap-tiapreferensi DENGAN KATA-KATA
ATAU KALIMATkitasendiri. Apa yang harus dituliskan? Yang harus kita tuliskan adalah referensi atau
buku X-sebutlah demikian, itu membahas atau bercerita tentang apa? Buatlah dan sampaikan dengan
kalimat kita sendiri. CARANYA :Sepertikalau kitahabis menonton film/sinetronfavorit
dankitamenceritakan kembali kembali film tersebut kepada temankitayang belum sempat menonton
film yang sama,dengan menggunakan kata-kata/kalimatkitasendiri. Kalau film umumnya berdurasi
antara 1,5 jam-2 jam,kitapasti tidak bercerita sepanjang durasi filmyang kita tontotnkan?
PastikitaHANYA BERCERITA singkat tentang film itu, dengan beberapa highlight yang penting-penting
dan MENGESANKAN (IMPRESIF) saja bukan? SARAN:Silakan mencobacara ini untuk
setiapmembuatreferensi/rujukan. Langkah Kedua, Catatlah namapenulis, judul karya tulis/buku,judul
artikel ,tahun terbit dan penerbitnya ya. Karena materi-materiyang di pakai
WAJIBdanHARUSdicantumkan sumbernya. Misalnya, kalau kita menggunakan referensi dari buku
terbitan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2009 sebagai sumber artikel kita, maka kita bisa menulis
demikian ,…” Dalam perspektif Ikatan Dokter Indonesia(2009:27), penurunan angka harapan hidup
ibu dan anak disebabkan oleh peningkatan penderita gizi buruk…dst…”. Teknismengenaicara
pengutipan atau penggunaan referensi dalam artikelopiniyang prinsip adalah mencantumkan
sumbernya, bukan baku tidaknya. JANGAN PERNAH terbersit untuk tidak mencantumkan referensi
atau menyembunyikan rujukandan mencoba mengklaimnya sebagai gagasan/ide kita. Juga jangan
sekali-kali membajak atau memanipulasi ide atau gagasan , pernyataan orang lain sebagai gagasan/ide
kita. Itu plagiat. Itu sama saja dengan bunuh diri. Itu kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Karena
hakekat dari karya ilmiah adalah menghargai atau mengakui gagasan/ide/karya orang lain. Moral
akademis /moral ilmiah adalah kejujuran dan pengakuan terhadap gagasan/ide/karya seseorang. Jadi,
kalau kita menulis, kita harus jujur. Denganlangkah-langkah diatas, kita bisamemilikibanyak referensi,
dan untuk setiap artikel opini yang berkualitas, minimal kita menggunakan 3-4 referensi.. Jadikitapasti
tidak akan kekurangan materi untuk ditulis bukan? Dengan banyaknya referensi yang kita buat dan
kita gunakan, saya menjamin danyakin, kita tidak akan mampat atau mentok atau berputar-putar lagi!.
CATATAN:Catat juga istilah-istilah khas/idiomdalam setiap referensiyang kita buat,karena ini berguna
untuk memberikan kekuatan/kualitas artikel nantinya, khususnya dalam aspek estetika bahasa (nilai
rasa bahasa). Mencatat idiom atau kata-katakhas setiap referensi juga akan memperkaya kosa kata
kita, karena setiap bidang ilmu atau tema memiliki idiom/kata-kata khas yang tidak bisa diterjemahkan
atau didefinisikan secara pas dan tepat dengan ruh, spirit & makna kata khas dimaksud. Misalnya, kata
Sakau untuk penderita narkoba yang sedang kecanduan. Ini juga akan membantu kita dalam menulis
artikel opini yang efektif, tidak panjang-lebar yang tidak perlu, tidak bertele-tele. (Media yang kredibel
dan berkualitas hanya menyediakan ruang terbatas untuk setiap artikel hanya Sekitar 5-6 ribu
kiarakter atau 5-6 kuarto spasi rangkap. Intinya dengan kosa kata yang kaya akan membantu kita
menulis secara efektif dan estetik,to the point dan tidak bertele-tele. Setelah langkah-langkah
inimasihkah kita kekurangan bahan atau materi untuk dituliskan? tentu tidak kan. Silahkan di coba.

------0000000000000000000-------

MEMULAI MENULIS Setelah menentukan tema, kemudian menentukan sudut pandang/perspektif


atau angle dari tema yang kita pilih, lalu mencaridan menggunakanreferensi/ rujukan yang diperlukan,
langkah berikutnya adalah “MemulaiMenulis” . Saran & Rekomendasi Jikakitabelum mencari referensi
dan membaca referensi/rujukan yang sesuai dengan sudut pandang tema yang akan ditulis, jangan
masuk dalamstep ini yakni memulai menulis, KECUALI kita hanya akan menuliskan pengalaman
yangpernah kita alami. Mengapa?. Saya jaminkitaakan mentok dan berhenti,tidak selesai ide/ gagasan
apa yanginginkitatuliskan. Juga bisa bikin kita pening, karena kita terus memeras otak kita mencari-
carikata atau kalimatyang akan kita tuliskan ,sementara yang ada di memori otak kita kosong,jadi
buntu. Akibat lebih parahnya adalah kita bisa FRUSTASI dengankeadaan ini. Kita menyangka diri kita
tidak bisa /tidak mampu / tidak kapabeluntuk menulis artikel. Padahal yang terjadi adalah : yang kita
tahu (pengetahuankita) sangat terbatasuntuk menuliskan ide-ide besaratau bahkan hal-hal kecilyang
ada di kepala kita. FYI:Penulis-penulis hebat ( non fiksi atau fiksi sekalipun) atau novelis/cerpenis pasti
melakukan riset /mencari referensi/rujukan untuk membuat karya mereka menjadi hebatdan
berkualitas. Pertanyaannya adalah: Apa yang akan kita tuliskanatau uraikan? Dan, bagaimana kita
menuliskannyaatau menguraikannya?. Sekedar pengetahuan, struktur/bagan/bangunan,tulisan
sebuah artikelopini yang layak terbit biasanyaterdiri dari (1) PENDAHULUAN (2)PEMBAHASAN/
ULASAN (3)KESIMPULAN & SARAN / KONKLUSI. Umumnya, panjang standar sebuah artikel antara
minimal5 halaman dan maksimal 6 halaman kwarto(A4)spasi rangkap, atau sekitar 5000-6500 karakter
tanpa spasi). Pembagian halaman untuk masing-masingbagian sangat penting untuk mengontrol agar
penulisannya efektif dan tidak bertele-tela. Dari 5-6 halamankwarto , kita bagi sebagai berikut: untuk
BAGIAN PENDAHULUAN sebanyak-banyaknya 2/3 halaman (spasi rangkap ya). Untuk
BagianKESIMPULAN/SARAN/KONKLUSI maksimal 1 (satu) halaman. Sisanya dipergunakan untuk
bagian PEMBAHASAN/ULASAN. Apa yang kita tulis dalam alinea pertama pada bagian pendahuluan?
Bagaimana kita menuliskannya?. Apa pula yangharuskita tulis dalam pembahasan /ulasan? Demikian
juga apa yangharus kita tuliskan pada bagian kesimpulan dan saran /konklusi? Sebelumsaya
menjelaskanlangkah-langkahnya,sayaingin menambahkan catatan bahwa format/ gaya penulisan/
gaya penyajiankitabisa melakukan improvisasi sendiri. Yang penting ditekankan di sini adalah maksud
(pesan/ide)danapa (what) yang akan kita sampaikan/ tuliskan jelas dan bisa dimengerti alias tidak bias
pengertiannya. Dengan kata lain, Kita bisa menulis dengan merdeka, tanpa belenggu yang mengikat
kita.

-------0000000000000000000-------

BAGIAN PENDAHULUAN Bagaimana menulis alineapertamapadabagian pendahuluan. Berikut


langkahnya Langkah Pertama,tuliskanatauuraikanmengapadan APA YANG MELATAR BELAKANGI tema
atau sudut pandang yang sudah kita tentukan. Formatdangaya bahasanya terserah kita, yangpenting
maksudatau substansidari kalimat kita jelas pengertiannya Alinea ini juga untuk menegaskan bahwa
yang kita tulis adalah yang paling aktual. Jadi sebenarnya alinea pertama ini berfungsi untuk
mengaktulisasikan tema. MISALNYA, kalautema yang kita tentukan adalah RESHUFLE KABINET
dansudut pandang yang kita tentukan adalah: ETIKA POLITIK RESUFLE KABINET,(Catatan: Maaf pilihan
tema ini belum di revisi. Revisi terakhir materi tutorial bagian ini , pas rumor menteri-menteri PKS
akan diresufle, karena bersebrangan dengan Pemerintah dalam kebijakan Bank Century dan
Kenaikkan BBM). Maka kita bisa menuliskan alinea pertama untuk tema ini sebagai berikut: ”Wacana
resufle kabinet bertiup kencang menyertai dinamika politik yg terjadi akhir2 ini. Dalam situasi politik
normal, dan dalam perspektif sistem poltik yang menganut presidential, sejatinya resufle kabinet
merupakan proses politik yang lumrah. Yang menarik justru, berkembangnya isu resufle kabinet ini
dipicu oleh kekawatiran yang berlebihan dari partai demokrat terhadap soliditas & loyalitas mitra
koalisinya dalam penyingkapan kasus bank century di DPR….” Sekali lagi, untuk gaya penulisan/gaya
penyajian silahkan anda berimprovisasi, yang penting adalah makna dan maksud dari kalimat yang
kita bikin jelas sasaran dan tujuannya. Pakailah /pergunakanlah kalimat /rangkaian kata-kata kita
sendiri. Dalam kasus aliena pertama di atas tujuannya adalah MENEKANKAN bahwa isu resufle kabinet
adalah top isupada saat itu, ketika rumor menteri-menteri PKS akan diresufle, karena bersebrangan
dengan Pemerintah dalam kebijakan Bank Century dan Kenaikkan BBM. Langkah Kedua,MenulisAlinea
berikutnya (masih dlm bagian pendahuluan)dan sekaligusMENGKAITKANdengan sudut pandang
/perspektif/angle dari tema yang sudah kita tentukan. CATATAN: MNGEKAITKAN .Agar terbangun alur
uraian yang mengalir, gunakan kata sambung atau padanan kata sambung atau kalimat sambung.
Pengertian kalimat sambung adalah kalimat yang berfungsi mengkaitkan atau
menyambungkandengan alinea /kalimat sebelumnya, sehingga dapat terbangun logika /gagasan yang
utuh (maaf ya agak teoritis). Dalam contoh diatas, kita bisa menuliskanya sbb: ”Wacana resufle
kabinet yang tidak lumrah dan apolitik ini jelas mengundang banyak pertanyaan. Mulai dari keseriusan
atau sekadar ancaman, hingga yang paling prinsip adalah soal etika politiknya….dst….” Alinea-
alineaberikutnya dalam bagian pendahuluan ini adalah merumuskan apa-apa yang hendak dibahas
dalam artikel ini- Ingat ya, sumber dan patokannya adalah sudut pandang yang telah kita tentukandan
yang akan kita bahan padaBAGIAN PEMBAHASAN/ULASAN. Di sini untuk memudahkan kita, uraikan
rumusan yang akan dibahas dalam bentuk kalimat pertanyaan. Misalnya, ”Jika wacana resufle kabinet
benar-benardilakukan oleh SBY, tentu tidak seorang pun atau lembaga tinggi negarapun yang bisa
menghimbau, apalagi mengehentikan resufle ini. Dan ini merupakan kajian bagi kita, kajian
bagipenggiat demokrasi dan politik negeri ini, ”Bagaimana sejatinya etika politik resufle kabinet?
”Benarkah etika politik negeri ini masih rendah, karena kita baru melangkah (belum masuk ya) ke
gerbang demokrasi sejati?” ”Ataukah pemimpin-pemimpinnegeri ini lebih bernafsu untuk berkuasa
tanpa mempertimbangkan nilai-nilai dan etika? Denganmenggunakan
kalimattanyauntukmerumuskan apa-apa saja yang akan diulas/dibahas pada bagian selanjutnya,
sebenarnya bagian PENDAHULUAN sudah selesai. Tapi jikakitamasih merasa kurang OK
penyajiannya,kitabisa merumuskan masalah-masalahyang akan dibahas pada bagianPEMBAHASAN
denganformat/gaya penyajian yang lain,bisa dengan bentuk pernyataan atau bentuk lainnya yang
intinya adalah kita akan membahas mengenai hal itu

-------0000000000000000000-------

MENULIS ULASAN/PEMBAHASAN

Setelah langkah menulis pendahuluan selesai, langkah berikutnya adalah menulis ulasan atau
pembahasan. Banyak yang salah langkah ketika menulis artikel opini yang layak terbit, terutama
langkah pembahasan atau ulasan teori/gagasan/gagasan. Salah langkah yang dimaksud adalah ketika
menuliskan gagasan /ide orang lain dari referensi-rujukan yang dibaca, mereka melakukan adalah
meringkas atau mereviewsaja, menjadi semacam kumpulan ringkasan toeri. Padahal, yang seharusnya
dilakukan adalah membangun gagasan /ide dari referensi-rujukan yang kita pakai. Berikut
caranya:langkah pertamayang harus dilakukan adalah memberikan SUB JUDULuntukmateri yang akan
dipaparkan/diulas. (Karena kita sudah membaca dan memahami referensi/rujukan yang akan dipakai,
maka kita sudah bisa menyimpulkan paparannya dalamduaatau maksimaltigakata-bukan?). Dalam
contoh diatas,dengan temaresufle kabinet, maka kita bisa memberikan SUB JUDUL sebagai berikut:
”Etika Politik Kabinet Presidential” Langkah kedua,membuat alinea pertama . Apa yang ditulis dalam
bagian pembahasan/Ulasan ini? Bagaimana pula kita menuliskan referensi/rujukan yang sudah kita
baca dan pahami?. Berbeda dengan alinea pertama pada bagian pendahuluan, dimana kita
menguraikan alasan atau latar belakang pemilihan tema/sudut pandang (aktualitas) . Pada bagian
pembahasan ini kita akan menguraikan/mengulas dan atau membahas teori-teori atau logika-
logika/pandangan-pandangan ( para ahli atau orang/lembaga yang memiliki kompetensi di bidangnya
masing-masing) dari referensi/rujukan yang sudah kita baca dan kita pahami. Karena itu kalimat
pertama dari alinea pertama bagian pembahasan ini pasti menguraikan soalgagasan-gagasan
atauteori-teorietika politik atau sistem politik presidentialyang sudah kita buat dengan menggunakan
kata-kata /kalimat kita sendiri. Misalnya :, ”Dalam sistem politik demokrasi yang beradab, demokrasi
dan politik tumbuh dan berkembang dengan ditopangoleh system dannilai-nilai luhur para pelakunya.
Dimana kekuasaan adalah ,dst…” Alinea berikutnya dan selanjutnya kita gunakan referensi-referensi .
INGAT cara membuatnya kan? Seperti kita habis nonton film dan kita di minta teman kita yang belum
menonton film tersebut untuk menceritakan tentang film itu. Rangkaikan referensi-yang satu dengan
referensi lainnya, sehingga dapat membangun suatu logika/pandangan/teori/ gagasan/ide/ secara
kuat. INGAT.Gunakan kata-kata sambung atau kalimat sambung, sehingga antara referensi yang satu
dengan referensi lainnhya terbangun gagasan yang memeiliki makna/ substansi baru. Dalam contoh
tema diatas/bahasan diatas kita bisa menulis sbb: Misalnya, ”Sebuah sistem politik, akan dikatakan
beradab apabila didasarkan pada nilai-nilai psotif, nilai –nilai kebajikan, dimana kekuasaan
dieksploitasi bukan untuk menindas dan menzalimi sesama, melainkan untuk mensejahterakan dan
menyebarkan kedamaian (Arbi Sanit:2007”(Ini hanya contoh penggunaan referensi, kontennya
diabaikan saja. UntukPak Arbi Sanit maaf ya pak ini untuk contoh saja.Pak.). Selanjutnya, kita gunakan
referensi yang berbeda, misalnya dari Syamsudin Harris. ”Dalam perspektif lain, Syamsudin Harris
(2008) melihat bahwa penggunaan kekuasaan oleh rezim yang budiman cenderung akan menciptkan
suatu harmoni politik. Di sini, etika politik dimaknai dengan kekuasaan yang ramah, dst….” Bagian ini
adalah bagian penguraian/ulasan (bukan review atau ringkasan teori-teori saja ya), sekaligus
membangun logika/teori/ide. Pada bagian ini kita tidak perlu menyimpulkan apapun. Mengapa,
Karena dengan ulasan dan bangunan logika yang kita uraikan sudah sangat cukup untuk menjelaskan
masalah yang sudah dirumuskan pada bagianpendahuluan. Yang paling penting pada bagian ini adalah
: ETIKAAKADEMIS/ILMIAH& KEJUJURAN, yaitu kejujuran untuk menuliskan referensi/rujukan yang kita
pakai. JANGAN SEKALI-KALI menggunakan pandangan/ teori//gagasan/orang lain tanpa menuliskan
sumbernya. Kalau sampai dilakukan /TERJADI dan kita dengan sengaja melakukannya, berarti itu
adalah tindakan kriminal intelektual/kriminal etika penulisan ilmiah.

-------0000000000000000000-------

MEMBUAT KONKLUSI Setelah langkah menulis pembahasan /atau ulasan atau padanan kata lainnya,
maka sebenarnya itu sudah 80% artikel opini yang kita buat sudah selesai . Tinggal 20% lagi artikel
yang kita tulis selesai . Dari pengalaman berbagi tentang menulis artikel yang layak terbit di Koran ,
saya mendapati banyak temen-teman yang berbagi bahwa tulisan artikel opininya dikembalikan
redaksi/ atau tidak diterbitkan itu karena yang akan saya uraikan dalam tulisan berikut, yaitu tidak
adanya konklusi. Konklusi itu saya artikan sebagai jalan keluar (way out) terhadap masalah yang kita
rumuskan dibagian pendahuluan dan kita bahas pada bagian pembahasan/ulasan. Format konklusi
bisa dalam bentuk kesimpulan dan saran. Tapi bisa juga dalam bentuk yang lain , berupa jawaban atas
permasalahan yang kita tulis. Sekarang , mari kita bikin konklusi, bagaimana langkah-langkahnya
sehingga menjadi konklusi yang berkualitas? Langkah Pertama,langkah awal kita adalah membuat sub
judul. Hanyasaja,sub judul bagian inidan kontennya /isinya harus menggunakan kata-kata /kalimat
yang mengandung orientasi ke depan, hal-hal baru/ide-idebaru, fresh, tidak basi dan optimisme. Kalau
menggunakan contoh di atas, maka sub judul itu bisa sbb: ‘Politik Yang Beretika”
LangkahKedua,membuat ataumenarik kesimpulan ataumenyimpulkan.Apa yang disimpulkan? Yang
disimpulkan adalah uraian pembahasan/ulasan yang dilakukan pada bagianPembahasan/Ulasan.
Pertanyaannya bagaimana cara menyimpulkan yang baik?Berikut langkahnya: Buatlah kesimpulan
dari rangkaian logika/ide/ide/pandangan/teori yangtelahdiulas/dibahaspada bagian pembahasan.
INGAT caranya kan? Ini juga sama seperti kita habis menonton film dan kita ditanya teman untuk
menceritakan tentang film tersebut. Hanya saja, kalau dalam kesimpulan , kita hanya menceritakan
highlightnya saja, atau pokok pikirannya saja. Ulasan pada bagian pembahasan itu tentang apa ?. Itu
yang di simpulkan. Sekali lagi ini bukan meringkasya, atau mereview,tapi mengambil apa sih
gagasan/ide dalam bagian pembahasan diatas. CATATAN: bentuk kalimat dalam kesimpulan ini bisa
dalam format pointer saja dengan diberi penjelasan . Atau dalam format pernyataan-pernyataan.
Terserah bagaimana enaknya saja. Yang paling penting dalam pengambilan kesimpulan
adalah:JANGAN SALAH dalam menyimpulkan gagasan/idedari bagian pembahsan.Karena, kalau salah
menyimpulkan, maka PASTI SALAH dalam memberikan saran dan konklusi. Banyak artikel yang
dikembalikan lagi oleh redaksi karena artikelnya hanya sampai pada kesimpulan saja . Dan tidak
memberikan konklusi alias tanggung, atau “Setengah matang”. Padahal artikel yang berkualitas adalah
artikel yang memberikan konklusi, yang memberikan jalan keluar atas uraian masalah yang diulas pada
bagian pembahasan , Beberapa tema artikel memang ada yang cukup sampai pada kesimpulan atau
penarikan kesimpulan ini. Tapi artikel yang berkualitas dan layak terbit, kesimpulan saja tidak cukup .
Harus dilanjutkan dengan saran-saran atau jalan keluar (way out) atas masalah yang ditarik dibagian
kesimpulan sebagai konklusi. Tidak adanya konklusi inilah yang banyak tidak disadari oleh penulis
pemula ketika membuat artikel opini, sehingga artikelnya dikembalikan dan tidak diterbitkan.
Mungkin ada yang bertanya, lalu bagaimana kita memberikan saran atau jalan keluar yang baru, yang
fresh, yang tidak basi, yang futuristic, yang actual? JAWABANNYA: konklusi yang kita bikin atau berikan
saya jamin actual, fresh, mengandung hal baru, futuristic, optimisme , tidak basi . Mengapa? Karena
proses menulis artikel sejak awal kita : menentukan tema, menentukan sudut pandang dari tema,
mencari dan menggunakan referensi semuanya paling actual, paling baru, fresh, tidak basi. Demikian
step by step proses menulis artikel opini yang layak terbit. Semoga bermanfaat. Jika ada yang
mengalami kesulitan atau hambatan menerapkan konten ini dalam praktek menulis, silahkan hubungi
saya, dan saya akan memberikan pendampingan atau supervisi, sehingga monten ini bisa diterapkan.

-------0000000000000000000-------

MEMBUAT JUDUL YANG MENARIK DAN LAYAK TERBIT

Membuat judul jangan bombastis, namun harus menarik dan substantif . Membuat judul artikel opini
yang menarik dan layak terbit bisa dilakukan setelah kita menentukan sudut pandang atau setelah
artikel selesai ditulis. Terserah, langkah mana yang dipilih. Yang pasti , kalau kita membuat judul artikel
di akhir setelah kita selesai menulis, itu maka akan lebih komprehensif . Sedangkan kalau kita
membuat judul setelah menentukan tema dan sudut pandang, keuntungannya bisa memandu arah
penulisan kita . Tapi yang paling pentingdari semua proses iniadalah bagaimana judul artikel
yangmenarik danlayak terbit tersebut? Seperti apa judul artikel opini yang menarik dan layak terbit
itu? Dari pengalaman saya membuat judul, judul artikel yangmenarik danlayak terbit harus
mengandung hal-hal sebagai berikut : 1)Menggunkan kata-kata atau padanan kata atau kalimat yang
berorientasi ke depan (perspektif futuristik) 2)Mengandung hal-hal/ide-ide baru dan tidak basi
3)Menarik & mengundang keingintahuan pembaca. Bisa dilakukan dengan menggunakan kata-
kata/tanda tanyabaca-tanda baca(?) Berikut contoh-contoh judul yangmenarik danlayak
terbit: 1)”Prospek Damai diSuriah Makin Terbuka” .Kata-kata yang di digunakan
bersifatfuturistik,belum terjadidanakan terjadi. Kata-kata jenis ini mengundang rasa ingin tahu
pembaca/redaktur apa yang dibahas artikel dengan rangkaian kata seperti ini. 2)”SiasatBaru
Pemakzulan Presiden”.Kata-kata yang digunakan mengandung hal-hal baru tentangproses
pemakzulanpresiden 3)”Era Baru Perdagangan Bebas China-ASEAN”.Kata-kata yang digunakan
meggambarkansituasi dan kondisi barudari perdagangan bebas Cina-ASEAN. 4)“Kiblat Baru Industri
Music Dunia”.Judul ini mengundang kita/pembaca untuk ingin tahu seperti apa kiblat baru dunia
music itu? Kata-kata yang digunakan mengandung hal-hal baru. 5).”Membangkitkan Kembali
Kejayaan Sepak Bola Indonesia”.Judul ini menggunakan rangkaian kata-kata yang mengandung hal
baru tentang upaya membangkitkan kembali sepak bola Dengan membuat judul-judul menarik seperti
diatas, redaktur akanmemprioritaskan artikel kiriman kita untuk dibaca(disortir). Karena, selain sudah
pasti actual, juga mengandung hal-hal baruyang fresh. Selamat mencoba ya Sebelum mencoba
membuat judul, silakan lihat judul-judul artikel opini di rubric opini/ rubric pendapat beberapa hari
terakhir ini di Koran-koran yang memiliki reputasi , seperti Kompas, Republika, Suara Pembaruan,
Bisnis Indonesia, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka , Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Koran Tempo, dll.
Sebagai informasi tambahan: cara ini bisa jadi bukan stanndar baku atau EYD, tapi dari pengalaman
saya membuat judul artikel opini yang sudah diterbitkan koran, biasanya tidak diedit lagi oleh
redaktur. Dan satu hal lagi, cara ini tidak berdasar pada teori-teori menulis yang biasanya banyak kita
temui di buku-buku menulis artikel/berita/feature . Ini cara saya saja CATATAN:Dalam membuat judul
hindari memakai kata-kata atau kalimat bombastis, tapi tidak memiliki kaitan dengan substansi tema
atau artikel secara keseluruhan. Cara ini selain “menipu” atau tepatnya menjebak , juga hanya
membuat kesel dan kecewa redaktur saja.

-------ooooooooooooooooooo-------

Membuat Profil Yang Menarik & Mendukung Artikel Kita Seperti janji saya sebelumnya tentang
mengunggah tulisan “Membuat profile yang menarik untuk menunjang artikel kita “, sampai hari ini
saya belum sempat menulis. Namun, setelah saya buka-buka file-file lama yang tercecer, saya
menemukan ini (file tahun 2010).Saya belum sempat memperbaiki, atau mengedit tulisan ini. Tapi
membaca sekilas, substansinya adalah benar . Kalaupun ada yang kurang pas, mungkin style penyajian
tulisannya yang untuk tutorial tatap muka. Jadi mohon maaf kalau agak terganggu. Sekarang saya
perlu menyampaikan hal-hal kecil / sepele seperti ini, karena hanya urusan salah ketik huruf “e”
menjadi “o” saja menuai kritik yang tidak substantif, sepertinya saya melakukan kesalahan besar bak
koruptor. Semoga bermanfaat. Salah satu hal yang dipertimbangan sekalioleh redaktur koran/opini
ketika mempertimbangkan dan kemudian memutuskan sebuah artikel untuk diterbitkan adalah
RELEVANSI KOMPETENSI YANG DIMILIKI oleh penulis artikel dengan tema artikel yang ditulisnya.
Nah!!! Kalau begitu, sebagai penulis kita sangat terbatas donk untuk menulis dengan banyak tema dan
dari berbagai perspektif???!. Jangan kecut dulu ya…. Dalam setiap pengiriman artikel kita kepada
redaksi koran/tabloid/majalah **) harus dilampiri beberapa dokumen, diantaranya adalah profil atau
portpolio atau daftar riwayat hidup atau CV atau apa saja. Yang penting dari semua itu redaktur tahu
profil kita. Umumnya, daftar riwayat hidup akan menjelaskan mengenai kita mulai dari nama, tanggal
lahir, alamat, pekerjaan, pendidikan dll. Asumsinya tentu semakin lengkap profil yang kita buat akan
semakin baik bukan…???!!! belum tentu!!! Atau tidak demikian profil yang diperlukan untuk
melampiri artikel kita. Profil kita yang diperlukan untuk melampiri artikel kita adalah profil yang
menjelaskan mengapa kita tertarik menulis tema ini atau tema itu ???(maksudnya tema yg kita
pilih). Seperti apa profil yang menarik dan mendukung artikel yg kita tulisitu??? Kalau sama artikel
yang kita tulis sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi kita, atau dengan profesi kita , maka
kita harus meyakinkan redaktur dengan profil yang kita buat. Langkahnya adalah sebutkan bahwa kita
sedang menyenangi atau sedang mengamati masalah (yg berkaitan dg tema yg kita tulis). Atau bisa
juga sebutkan , kalau kita sedang tertarik/meminati masalah (tema yg kita tulis) tersebut. Atau kalau
kita sedang mengikuti mata kuliah yang berkaitan dengan tema.. Selanjutnya, uraikan SECARA
SINGKAT apa yang kita lakukan dengan ketertarikan kita atau pengamatan kita tersebut. Cantumkan
juga alamat korespondensi kita secara lengkap, yang memudahkan redaktur bisa dengan mudah
menghubungi kita.***). Simpel sekali kannn…? pasti bisa. BERIKUT CONTOH PROFIL untuk tema artikel
yang kita tidak memiliki relevansi dengan kompetensi atau profesi kita: Sudarso, SS, MSi Gg Masjid
NO. 7, RT 07/RW 07 Kelurahan Senen, Kec. Senen Jakarta Pusat-Jakarta Telp. 021- 999999999999
fax: 021-77777777777 Mobile: 0812 9999 777999 Email: sdr_soedarso1907@yahoo.co.id Saya orang
tua murid dari anak yang akan menjalani ujian nasional bulan depan. Saat ini saya sedang mengamati
proses /diskursus ujian nasional yang ramai diperbincangkan masyarakat luas. Untuk memperkuat
pemahaman dan pendalaman tentang materi ujian nasional ini saya sedang melakukan riset
(kepustakaan). Tulisan ini adalah sebagian dari hasil riset tersebut. CATATAN: Dengan profil seperti
ini, menjadi tidak penting pertanyaan kita ahli atau memiliki kompetensi tidak.??? Menjadi tidak
penting juga pendidikan kita strata berapa??? Yang pasti kita adalah orang tua murid yang anaknya
akan ikut ujian nasional dan kita sedang berusaha memahami dan mendalami tentang ujian nasional
itu!!!. Dengan penulisan profil seperti ini dan proses penulisan sebagaimana link ini
http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2014/03/04/step-by-step-menulis-artikel-opini-
yang-layak-terbit-di-koran-637151.html,kita bisamenulis tema apa saja yang sedang actual, mulai dari
tema 2 hiburan, gaya hidup, kesehatan, teknologi, politik, manajemen, bisnis, dan semua tema actual
yang ingin kita tulis, secara berkualitas dan actual. Dengan proses seperti ini, selalu saya bilang,”Kita
bukan dokter, tapi kita bisa menulis artikel kesehatan sebaik dokter; kita bukan politisi, tapi kita bisa
menuls artikel politik sebaik politisi; kita juga bukan koki, tapi kita bisa menulis artikel tentang tren
cara masak sebaik koki, dst..”. Tentu saja dengan menjunjung tinggi KEJUJURAN & ETIKA penulisan
secara ilmiah. Kalau kita mengabaikan kejujuran & etika penulisan ilmiah , itu artinya kita PLAGIAT dan
Plagiat adalah kematian ilmu & pengetahuan. Maka, plagiator tidak lain adalah orang-orang yang
berwajah ”intelektual” dengan menghunus pedang di tangan, menebas etika ilmiah penulisan &
kejujuran. *) Saya selalu menyebut ”penulis” bukan expert atau ahli dalam setiap artikel yang saya
tulis. Kecuali untuk beberapa tema yg memang temanya berkaitan dengan kompetensi
intelektual/keilmuan saya atau profesi saya. **) mengenai apa saja yang disertakan dalam pengiriman
artikel, share 7 ttg ”beginilah seharusnya kemasan dan pengiriman artikel ke
koran/tabloid/majalah” ***) biasanya kalau bukan pemberitahuan tentang nasib artikel kita, ya
minimal menanyakan nomor rekening kita untuk pembayaran honor artikel kita yang diterbitkan. ----
---ooooooooooooooooooo------- Mengirim Artikel Perlu Kemasan yang Menarik Kadang artikel yang
layak terbit, tidak jadi terbit karena pengirimannya mengalami kendala & terlambat, sehingga tidak
jarang artikel TIDAK SAMPAI KE REDAKTUR dimaksud . Atau mungkin juga sampai ke redaktur
dimaksud tapi SUDAH TIDAK ACTUAL (AKTUALITASNYA SUDAH BASI), jadi tidak layak terbit lagi. Bisa
juga sudah sampai diredaksi, tapi luput dari perhatian redaktur opini. Nah,tulisanini akan berbagi
pengalamanakutentangcara mengemas kiriman artikel yang menarik dalam judul,”Bagaimana
kemasan mengirim artikel ke redaksiyang menarik?”semoga bermanfaat ya …. Setelah artikel selesai
kita tulis, maka step selanjutnya adalah mengirimkan artikel tersebut kepada redaksi koran yang kita
tuju/pilih. CATATAN:Sebaiknya, artikel yang kita tulis dikirimkan kepada koran yang senafas dengan
gaya penulisan /gaya penyajian artikel kita.Beberapa koran, memang mempunyai positioning yang
khas dalam editorialnya/redaksinya, baik berupa konten maupun format penyajiannya. Misalnya ada
yang penyajiannya lebih filosofis, ada juga yang gaya redaksinya lebih taktisdan akuselalu menyebut
ini denganto the point, biasanya dilakukan oleh Koran-koran bisnis atau ekonomi).Untuk analisa gaya
redaksional dan untuk pemilihan ke mana sebaiknya atau ke manatepatnya/cocoknya artikel yang kita
tulis harus dikirimkan,akuakan sharing ini secara terpisahdi lain kesempatan. Kalau tentang cara
mengirimkan artikel ke redaksi Koran , sudah pastiakumerekomendasikan menggunakan cara
pengiriman yang PALING CEPAT, PALING EFEKTIF dan SAMPAI DI ATAS MEJA REDAKTUR YANG
KITATUJU. Bagaimana caranya? Bagaimana juga “kemasan” pengiriman artikel yang baik &
menarik? Serta apa saja yang harus ada dalam “amplop”atau box emailartikel kita?. Untuk
PENGIRIMAN ARTIKEL YANG PALING CEPAT, PALING EFEKTIF DAN SAMPAI DI REDAKTUR YANG INGIN
KITA TUJU, langkahnya adalah sebagai berikut: Kalau pengriman menggunakan cara manual dengan
pos atau jasa kurir lainnya) 1) tuliskan secara lengkap alamat yang dituju, yaitu: Redaktur opini (atau
redaktur lain sesuai tema artikel yg kita kirim) Tuliskan juga hariannya/koran nya.Tuliskan juga alamat
lengkap koran tersebut., termasuk kode posnya. 2) kirim dengan menggunakan jasa pengiriman
tercatat. Ingat Tercatat 3) cek dan pastikan ke redaksi apakah artikel yang kita kirim telah diterima.
Caranya, sebutkan judul artikel, nama penulis, jumlah halaman, tanggal pengiriman dan sebutkan
nomer resi bukti pengiriman. 4) kalau redaksi koran yang kita tuju belum juga terima artikel yang kita
kirim, maka tanyakan kepadaperusahaanjasa pengirim yang kita pakai. Tanyakan artikel yang kita kirim
sudah sampai mana, dengan menyebutkan nomor resi dan alamat tujuan.Kok belum sampai hingga
toleransi waktu yg seharusnya. Kalau karena masalah ini (pengiriman ini) artikel kita AKAN BASI
AKTULITASNYA atau out of date, maka kita print ulang dan kita kirim ulang secepatnya. 5) Pastikan
artikel kita sudah sampai di redaksi atau redaktur yang kita tuju, sehingga kita tinggal menunggu
saja. Kalau pengiriman artikel menggunakan faksimile 1).tulis nomor faksredaksisecara lengkap 2)
tuliskanfujuan faks di maksud.kepada siapa?(biasanya jabatan, seperti redaktur danbolehmenyebut
nama orang/ redakturnya, tapi lebih OK kalau tidak menyebut seseorang), misalnya: kepada redaktur
opini, Harian Republika. 3) tuliskan di sudut kanan bawah atau kiri bawah halaman dan jumlah lembar
yang dikirim.(misalnya yang dikirim 6 lembar, maka pada setiap halaman di kiri bawah akan tertulis
1/6, 2/6, 3/6, 4/6, 5/6 & 6/6.) 4) Cek dan pastikan kepada operator mesin faks koran bersangkutan
yang menerima kiriman faks artikel kita, apakah jumlahnya sudah lengkap atau belum. Kalo belum
lengkap, halaman berapa yang belum diterima, anda kirim ulang halaman yang kurang saja. 5)Cek
kepada sekretariat redaksi dan pastikan apakah artikel yang kita kirim sudah diterima dan sudah
diadministrasikan. Caranya, sebutkan judul artikel, nama penulis, jumlah halaman, tanggaldan jam
kirimfaks. Kalau pengiriman menggunakan email: 1).Catat baik-baik alamat email redaksi
bersangkutan (cek sekali lagi dan pastikan secara detail bahwa ALAMAT EMAILNYA SUDAH BENAR). 2)
Buat surat pengantar dan tuliskan kepada redaktur apa artikel kita tujukan . Input attachment
/lampiranyaitu (artikel), foto (beberapa koran tidak mementingkan foto), kartu identitas yang masih
berlaku dan profil kita.Untuk membuat profil yang menarik setelah tulisan ini, aku akan juga
membagikan “Bagaimana Membuat Profile Yang menarik”. 3).Cek ke sekretariat redaksi, tanyakan
apakah artikel kita sudah sampai /sudah diterima? Kalaubelum, ulangi proses pengiriman yang sama,
teliti alamat email yang dituju,sampai artikel kita sampai di redaksi. Kemasan Pengiriman Artikel
Kemasan biasanya terkait dengan manner / tata cara yang baik, sehingga sesuatu yang disampaikan
akan memiliki ”nilai lebih” daripada sekedar ”isi” kemasannya. Berikut ini adalah cara mengemas
artikel yang baik dan menarik untuk dikirimkan kepada redaksi koran. Kemasan kalaumengirim
menggunakan jasa pengiriman/pos/surat. 1). Tulis alamat lengkap, selengkap-lengkapnya 2). Buat
surat pengantar artikel 3). Susun print out artikel secara rapih berdasarkan nomor halaman, disertai
lampiran-lampiran yagdiperlukan. 4). Lipat secara rapih.Tuliskan alamat korespondensi kita di balik
amplop/ atau di tempat lain, yangmenunjukkan kita sebagai pengirim surat. CATATAN:Surat
pengantar artikel ini salah satu bagian penting, dalam menentukan dipilih tidaknya atau diterbitkan
tidaknya artikel yang kita kirim. Berikut adalah cara membuat surat pengantar artikel. (untuk format
desain surat silahkan anda bentuk sendiri sesuai dengan selera, yang penting sopan dan mencitrakan
diri anda sebagai pribadi yang ”intelek”, kalau orang suka menyebut dengan ”pribadi high profile”
).Begini isi surat pengantar yang ideal, 1). Tulis kepada siapa surat ditujukan. Kepada Yth. Redaksi.
Up. Redaktur Opini 2). Tuliskan, ”dengan hormat”, pada baris pertama alinea pertama 3). Tuliskan
pada alinea kedua perkembangan terakhir dari temaartikelyang anda tulis , dan apa menariknya
aktulitas/perkembangan terakhir itu bagi masyarakat /pembaca. 4) Tuliskan pada alinea ketiga
relevansi artikel yang anda tulis dengan perkembangan aktualitas yang terjadi (langkah ke 3). 5).
Tuliskan kalimat penutup surat dan manfaat yang anda harapkan dari artikel anda. JANGAN SEKALI-
KALI memintaredaksiuntukmenerbitkan artikel anda. JANGAN SEKALI-KALI juga anda meminta belas
kasihan /berkeluh kesah kepada redaksi berkaitan dengan artikel yang anda kirim
tersebut. YAKINLAH, dengan kalimat anda dari step 1-5 sangat cukup dan sangat berarti , bahwa
artikel anda adalah artikel yang bernilai dan berkualitas. Surat Pengantar sangat penting, karena akan
membantu redaktur/sekretaris redaksi mengetahui dengan cepat apa substansi pokok dari artikel
yang kita kirim. Hal ini karena, redaktur tidak memiliki waktu yang cukup untuk membaca satu persatu
artikel yang dia terima. Kalau yang dia terima 2-3 artikel mungkin masih sempat, tapi pikirkan kalau
redaksi menerima lebih dari 10 artikel untuk tema yang sama?. Disitulah fungsi utama pentingnya
surat pengantar. CATATAN: 1)Untuk lampiran-lampiran , selain surat pengantar, juga profile kita.
Untuk profile kita nanti aku bagikan bagaimana membuatnya. Tapi profile ini harus dilampirkan,
disamping foto kita. -------ooooooooooooooooooo------- Nasib Artikel Kita Ditentukan Mirip
Pemilihan Idol Materi tulisan yang aku tulis ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman
akusebagai penulis free lance/ penulis lepas di berbagai koran (harian), Republika, Sindo,Pikiran
Rakyat, Kedaulatan rakyat, kompas, suara pembaruan, bisnis Indonesia, seputar Indonesia, jawa pos,
suara merdeka, republika, dll). Di sini aku orang luar redaksi (outsider) tidak terlibat sama sekali
dalam proses penentuan & pemilihan artikel tesebut. Tapi, alhamdullillah, kalau sedang produktif2-3
artikel opinidalam seminggu artikelyng aku tulisditerbitkan koran yang berbeda,dengan tema/sudut
pandang yang berbeda. Semogatulisanini bermanfaat. CATATAN:Pengalamanakuterlibat dalam
management redaksi sebagai pemimpin redaksi/koran/majalah akanakusharingpada kesempatan dan
tema yang lain. Karena itu perpspektif tulisan ini adalah perspektif orang luar redaksi yang
tulisannya/artikelnya ditentukan oleh redaksi. Jikaadatemanyang masih dan pernah terlibat di
manajemen redaksi koran/tabloid/majalah bisa sharing mengenai tema ini, akan sangat bermanfaat.
Setelah artikel yang kita tulis diterima oleh redaksi koran yang kita tuju, maka lazimnya managemen
persuratan(administrasi, surat menyurat, termasuk juga redaksi ) artikel kita dicatat dalam surat
masuk oleh secretariat koran, khususnya oleh sekretaris redaksi. Apa yang dicatat sekretaris
redaksi?Atau siapa orang yang bertugas dan bertanggung jawab atas administrasi artikel kita? Apa
Yang Dicatat Sekretaris Redaksi? Umumnya sekretaris redaksi atau orang yang mengurus admin
persuratan akan mencatat : 1. Tanggal terima surat/artikel. 2.Judul/tema artikel 3.Penulis artikel 4.
Rubrik yang relevan dengan tema. (Di beberapa koran, artikel kitalangsung disampaikan ke
bagian/redaksi opini atau redaksi yang berkaitan/relevan dengan tema yang kita tulis, misalnya ”
redaktur kebudayaan”, ”redaktur gaya hidup & hiburan”, Redaktur bisnis/ekonomi, redaktur politik,
dan lain-lain.) Pada tahap ini sekretaris redaksi selain mengadministrasikan artikel yang masuk juga
melakukan pensortiran (di sortir) berdasarkan relevansi dengan rubrik yang ada. Tahap selanjutnya
adalah sekretaris redaksi mendistribusikan surat/artikel yang masuk kepada para redaktur sesuai
dengan relevansi rubrik yang ditanggungjawabi. Kadangpara redaktur juga proaktif menanyakan
keSekretarisredaksi tentang naskah/artikel kiriman dari luar redaksi (non redaksi). Bagaimana ”Nasib”
Artikel Kita Ditentukan (Dipilih) Oleh Redaktur. Proses selanjutnya nasib artikel kita ada di tangan
redaktur yang menanggung jawabi rubrik yang sesuai tema/judul artikel kita. Boleh dikatakan, nasib
artikel kita yang sudah ditangan redaksi ditentukan mirip seperti dalam Indonesia Idol Kalau proses
normal & profesional, sesuai SOP, maka redaktur koran akan memilih artikel yang ada di list yang dia
terima berdasarkan : 1.AKTUALITAS TEMA, yaitu artikel yang paling up to date /paling aktual
berdasarkan aktualitas yang sedang dan atau akan aktual. Pada tahap ini artikel kita pasti masuk/lolos
karena artikel kita aktualitasdan up to date(jika proses penulisannya sesuai dengan
proses”Menentukan tema artikel” & ”Membuat judul artikel yang layak terbit”. CATATAN:Pada tahap
ini,akujamin artikel yang kita tulis masih dipertimbangkan atau dikelompokkan ke box untuk
diterbitkan. 2. PENULIS – KOMPETENSI PENULIS.Setelah aktualitas, pertimbangan lain yang
digunakan redaktur Opini adalah penulis (kompetensi penulis). Kompetensi penulis atau relevansi
penulis dengan tema artikel yang ditulis akan menjadi pertimbangan utama. Redaktur yang
cerdasdan professionalpasti akan memprioritaskan tema yang aktual dan kompetensi penulis yang
mumpuni , juga penulis ternama dan atau memiliki kompetensi di bidangnya/ sesuai tema. Redaktur
yang cerdas dan profesional pasti akan mempertimbangkan dan memilih penulis yang memiliki
kompetensi sekaligus yang ternama. CATATAN:Pada tahap ini artikel kita pun masih masuk dalam list
/box artikel yang akan diterbitkan, karena walaupun kita bukan orang/ahli yang memiliki kompetensi
dengan tema, namun melihat profileyang kita lampirkan dalam artikel yang kita kirim, kita juga
memiliki relevansi yang kuat dengan tema artikel yang kita tulis.Untuk ini nanti aku bagikan juga cara
membuat profile “yang menarik”. 3). SUDUT PANDANG/ANGLE/PERSPEKTIF ARTIKEL.Kadang , dalam
satu halamandi Rubric Opini, redaktur membutuhkan duaatau lebihartikel. Asumsinya penulis yang
memiliki kompetensi dan ternama,sudah memenangkan satu artikel, maka redaktur akan mencari
satu artikel lagi DENGAN SUDUT PANDANG /ANGLE/PERSEPEKTIF YANG BERBEDA dengan artikel yang
sudah dipilih. CATATAN:Dalam banyak artikelakuyang diterbitkankoran, karena prosesnya
penulisannya seperti yang sudahaku bagikan, maka artikel kita kebanyakan berbeda dengan perspektif
artikel orang lain. Disinipun, artikel kita masih ada di box/list yang dipertimbangkan untuk
diterbitkan. 4).Kecepatan (Sampai) Di Meja Redaktur.Point ini juga sangat menentukan nasib artikel
kita. Sebagai surat kabar harian, yang mempertaruhkan REPUTASINYA pada kecepatan informasi
harian dan kualitas informasi yang disajikan kepada pembaca, redaktur koran senantiasa akan
memprioritas artikel-artikel yang diterima atau yang ada lebih dulu (tentu saja aspek kualitas
informasinya tetap menjadi pertimbangan utama. Karena koran-koranjuga mempertaruhkan
REPUTASI KREDIBILITAS Mereka). Kadang, banyak artikel berkualitas dan layak terbit, tapi
dikembalikan lagi kepada penulisnya karena terlambat sampai di tangan redaktur opini. Tidak
diterbitkan karena sudah kehilangan momentum aktualitas.Ini juga banyak tidak disadari temen-
teman penulis CATATAN:Di sini sebagai penulis kita dituntut untuk bekerja efektif dan profesional.
Tetapkan tenggat waktu kapan artikel harus selesai ditulis dan kapan artikel harus sudah sampai di
atas meja redaktur. Pengalamanaku, waktu efektif untuk menulis dan mengirim sebuah artikel adalah
1-2 hari.(ini mencakup proses riset/mencari referensi/rujukan. Sedangkan kalau hanya menulis artikel
saja paling lama 6 jam artikel sudah siap kirim). Apa yang terjadi?BISA JADI artikel yang kita
kirim,datang paling pertama sampai di atas meja redaktur.Untuk diketahui, dalam satu tema , redaksi
bisa menerima artikel sampai puluhan’. Dengan kualifikasi artikel yang memenuhi unsurlayak
terbit,apakah masih ada keraguan artikel kita akan ditolak?! Karena itu, sebenarnya kitalah yang
menentukan artikel kita, dan bukan redaktur”. NOTE: Tulisan ini disampaikan pada Kuliah Umum
“Linguapreneur: Bahasa dan Kemampuan Berbahasa sebagai Profesi” Univ. Widyatama Bandung, 5
Maret 2014.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/soedarso1907/step-by-step-menulis-artikel-opini-
yang-layak-terbit-di-koran_54f83914a33311a3738b5524

Anda mungkin juga menyukai