Anda di halaman 1dari 33

BADAN LEGISLASI DAERAH

BAHAN CERAMAH
OLEH
PROF. DR. SADU WASISTIONO,MSI
A. ALAT KELENGKAPAN DPRD KABUPATEN/KOTA

• Alat kelengkapan DPRD kabupaten/kota terdiri atas :


a. pimpinan;
b. Badan Musyawarah;
c. komisi;
d. Badan Legislasi Daerah;
e. Badan Anggaran;
f. Badan Kehormatan; dan
g. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat
paripurna. (Pasal 353 ayat 1 UU Nomor 27 Tahun 2009).
B.BADAN LEGISLASI DAERAH

• Badan Legislasi Daerah (Banlegda) merupakan alat kelengkapan DPRD


yang relatif baru. Pada masa UU Nomor 22 Tahun 2003, keberadaan
badan ini (dahulu namanya Panitia Legislasi) bersifat tentatif dan implisit
(LIHAT PENJELASAN PASAL 98 AYAT (4) UU NOMOR 22 TAHUN 2003
TENTANG SUSDUK). Pada masa UU Nomor 27 Tahun 2009, badan ini
bersifat eksplisit.
• Badan ini dibentuk untuk dapat lebih mengefektifkan fungsi utama
DPRD yakni fungsi legislasi.

• Sesuai dengan namanya, Badan Legislasi Daerah adalah alat kelengkapan


DPRD yang bersifat tetap, dibentuk dalam rapat paripurna DPRD (Pasal
50 PP Nomor 16 Tahun 2010).
• Susunan dan keanggotaan Badan Legislasi Daerah dibentuk pada
permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun sidang.
• Jumlah anggota Badan Legislasi Daerah ditetapkan dalam rapat
paripurna menurut pertimbangan dan pemerataan jumlah anggota
komisi.
• Jumlah anggota Badan Legislasi Daerah setara dengan jumlah anggota
satu komisi di DPRD yang bersangkutan.
• Anggota Badan Legislasi Daerah diusulkan masing-masing fraksi. ( Pasal
51 ayat 1 sd 4 PP Nomor 16 Tahun 2010).
TUGAS BADAN LEGISLASI DAERAH

• Menyusun rancangan Prolegda yang memuat daftar urutan dan prioritas


rancangan Perda beserta alasannya untuk setiap tahun anggaran di
lingkungan DPRD;
• Koordinasi untuk penyusunan Prolegda antara DPRD dan pemerintah
daerah;
• Menyiapkan rancangan Perda usul DPRD berdasarkan program prioritas
yang telah ditetapkan;
• Melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
rancangan Perda yang diajukan anggota, komisi dan/atau gabungan
komisi sebelum rancangan Perda tersebut disampaikan kepada pimpinan
DPRD.
e. Memberikan pertimbangan terhadap rancangan Perda yang diajukan
oleh anggota, komisi dan/atau gabungan komisi, di luar prioritas
rancangan Perda tahun berjalan atau di luar rancangan Perda yang
terdaftar dalam Prolegda.
f. Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap
pembahasan materi muatan rancangan Perda melalui koordinasi
dengan komisi dan/atau panitia khusus;
g. Memberikan masukan kepada pimpinan DPRD atas rancangan Perda
yang ditugaskan oleh Badan Musyawarah; dan
h. Membuat laporan kinerja pada masa akhir keanggotaan DPRD baik
yang sudah maupun yang belum terselesaikan untuk dapat digunakan
sebagai bahan oleh komisi pada masa keanggotaan berikutnya.
(Pasal 53 PP Nomor 16 Tahun 2010).
• Banlegda adalah alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap
dengan tugas pokok :

a. Menginventarisasi seluruh Perda yang sudah ada untuk


dibuat klasifikasinya ke dalam tiga kelompok :
1) Perda yang sudah tidak berfungsi sebagai instrumen aturan hukum.
Untuk Perda semacam ini diusulkan untuk dicabut dan diganti dengan
Perda yang baru.
2) Perda yang sebagian materinya sudah tidak sesuai dengan kondisi
sosiologis masyarakat atau bertentangan dengan peraturan perUUan
yang berlaku. Perda kategori ini perlu diubah/diganti. Diubah apabila
filosofi dan paradigma dalam Perda tsb tidak berubah.
3) Perda yang masih berlaku secara efektif.
b. Perda yang harus dibuat, karena :
1) Adanya perintah dari peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi tingkatannya, baik undang-undang ataupun peraturan
pemerintah;
2) Adanya inisiatif dari Anggota DPRD maupun dari Pihak
Pemda.
3) Adanya inisiatif rancangan perda dari masyarakat yang
kemudian disalurkan melalui DPRD ataupun melalui Pemda.
• Setelah seluruhnya terinventarisasi, Banlegda menyusun rancangan
Prolegda selama masa bakti DPRD, yang kemudian dibagi untuk masing-
masing tahun anggaran.

• Rancangan Prolegda tersebut kemudian dibahas bersama dengan pihak


Pemda untuk disepakati Perda mana yang akan dibuat oleh DPRD dan
Perda mana yang akan disiapkan oleh Pemda.

• Setelah ada kesepakatan dengan Pihak Pemda, Banleg menyampaikan


rancangan Prolegda kepada Rapat Paripurna DPRD untuk memperoleh
persetujuan.

• Berdasarkan Prolegda, Sidang Paripurna menetapkan Panitia Khusus


(Pansus) untuk menyiapkan Perda-perda yang akan menjadi inisiatif
DPRD, maupun untuk membahas Ranperda yang disiapkan oleh Pemda.
• Meskipun sdh disusun Prolegda, dalam perjalanan waktu dapat saja
disisipkan rencana penyusunan Perda lainnya di luar yang telah
tertuang dalam Prolegda, apabila :
• a. Ada kebutuhan yang sangat mendesak;
b. Adanya perintah dari peraturan per-UU-an yang
lebih tinggi untuk segera membuat Perda.
* Tambahan pembuatan Perda diluar skema Prolegda disepakati bersama
antara DPRD dengan Pemda.

* Program legislasi yang sudah disiapkan oleh Banleg didistribusikan


kepada berbagai Panitia Khusus (Pansus) yang dibentuk sesuai
kebutuhan. Pansus ini merupakan alat kelengkapan dewan yang
bersifat tidak tetap, dalam arti apabila perda yang ditangani sudah
selesai, maka Pansus tersebut kemudian dibubarkan.
C. Arti Penting Fungsi Legislasi DPRD:

Bersama Kepala Daerah merupakan fungsi pembuat


PERDA:

 PERDA menentukan arah pembangunan dan


pemerintahan di daerah
 PERDA sebagai dasar perumusan kebijakan publik di
daerah
 PERDA sebagai kontrak sosial di daerah
 PERDA sebagai pendukung pembentukan perangkat
daerah dan susunan organisasi perangkat daerah.

11
PERDA dalam Tata Urutan Perundangan

 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945


 Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
 Peraturan Pemerintah
 Peraturan Presiden
 Peraturan Daerah

 (Perda Propinsi, Perda


Kabupaten/Kota dan Peraturan Desa)

(Undang-Undang No.10 tahun 2004, pasal 7 ayat 1 dan ayat 2)

12
PERDA dalam Tata Urutan Perundangan (2)

 Jenis Peratuan Perundang-undangan selain


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
 Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan
adalah sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)

(Pasal 7 ayat (4) Undang-Undang No.10 tahun 2004)

13
Penguatan Fungsi Legislasi

 Pada pasal 95 ayat (1) PP Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman


Tata Tertib DPRD disebutkan bahwa : “ DPRD memegang kekuasaan
membentuk Perda”.
(Konkordan dengan Pasal 20 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa
DPR memegang kekuasaan membentuk UU).

 Kualitas DPRD dalam menjalankan fungsi Legislasi bukan dilihat dari


jumlah Perda yang dihasilkan, melainkan pada kualitasnya yakni :
• memenuhi rasa keadilan masyarakat
• merekayasa masyarakat menuju ke arah kebaikan
• dapat dilaksanakan.

14
f. Untuk mendukung pelaksanaan fungsi legislasi tersebut, pada
pasal 24 PP Nomor 37 Tahun 2005 dikemukakan ketentuan sbb:

(1) Belanja Penunjang Kegiatan disediakan untuk


mendukung kelancaran tugas, fungsi dan wewenang
DPRD.
(2) Belanja Penunjang Kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun berdasarkan rencana kerja yang
ditetapkan Pimpinan DPRD.
(3) Rencana kerja DPRD dapat berupa kegiatan :
a. rapat-rapat;
b. kunjungan kerja;
c. penyiapan rancangan peraturan daerah, pengkajian dan
penelaahan peraturan daerah;
d. peningkatan sumberdaya manusia dan profesionalisme;
e. koordinasi dan konsultasi kegiatan pemerintahan dan
kemasyarakatan.
Materi-materi Peraturan Daerah Dalam Rangka
Penyusunan Prolegda

 Menurut UU Nomor 10 Tahun 2004 , ada tiga jenis


peraturan yang dapat dibuat oleh Daerah sebagai
suatu kesatuan masyarakat hukum yaitu :
a. Peraturan Daerah
b. Peraturan Kepala Daerah
c. Keputusan Kepala Daerah
d. Peraturan Bersama Kepala Daerah (Permendagri
15/2006)

*yang menjadi ranah DPRD adalah mengenai


Peraturan Daerah, sedangkan Peraturan Kepala
Daerah dan Keputusan Kepala Daerah adalah ranah
Kepala Daerah, sebagai penjabaran dari PERDA.

16
• *Raperda tentang APBD/Perubahannya, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Tata Ruang Daerah
perlu mendapat evaluasi pejabat berwenang terlebih dahulu sebelum bisa ditetapkan menjadi
Perda

17
Konsultasi

• *Raperda tentang APBD/Perubahannya, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Tata Ruang Daerah
perlu mendapat evaluasi pejabat berwenang terlebih dahulu sebelum bisa ditetapkan menjadi
Perda

18
Program Legislasi Daerah
a. Dasar Hukum Prolegda
b. Pengertian Prolegda
c. Alur Penyusunan Prolegda

19
a. Dasar Hukum Prolegda

• Pasal 15 ayat (2) UU 10 Tahun 2004:


“Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah
dilakukan dalam suatu Program Legislasi
Daerah.”
• Permendagri 16 Tahun 2006 ttg Prosedur
Penyusunan Produk Hukum Daerah

20
b. Pengertian Prolegda
• Program Legislasi Daerah (Prolegda) adalah
instrumen perencanaan pembentukan
produk hukum daerah yang disusun secara
terencana, terpadu dan sistematis.
(Permendagri No.16 Thn 2006)

21
Alur Penyusunan Program Legislasi Daerah

Penyusunan Klarifikasi, Pemantapan Pembahasan Hasil Prolegda


Konsep singkronisasi Konsep Prolegda
DPRD
Prolegda konsep Prolegda Prolegda

Tim Asistensi
Panitia Tim Asistensi Tim Asistensi Panitia Sebagai
Legislasi Panleg Panleg Legislasi Bahan
(Panleg) Konsultasi
Tim Asistensi
Panleg dengan
Setwan Setwan
Eksekutif
Setwan

Bahan Penyusunan berasal dari:


1. Komisi-komisi Landasan penyusunan berdasarkan:
2. Fraksi-fraksi 1. Pasal 15 ayat (2) UU 10 Tahun 2004
2. Permendagri No. 16 Tahun 2006
3. Masukan Masyarakat

22
2. Penyusunan Naskah Akademik
a. Hubungan Peraturan Daerah (Perda) dengan
Naskah Akademi (NA)
b. Alur Kerja Penyusunan NA
c. Proses Penyusunan NA

23
a. Hubungan Peraturan Daerah dengan
Naskah Akademik

Peraturan Daerah yang baik


memerlukan Naskah Akademik

Naskah Akademik
Peraturan Daerah yang berkualitas
yang baik Naskah Akademik yang
berkualitas menghasilkan
Peraturan Daerah yang baik

24
b. Alur Kerja Penyusunan Naskah Akademik

Permasalahan/Perubahan Respon penyusun NA terhadap


dalam masyarakat masalah/perubahan sosial

Membangun jejaring
dengan pemangku Identifikasi dan verifikasi
kepentingan dan permasalahan
menjalin komunikasi
intensif

Terbentuk kesepakatan Adanya kesamaan visi dan persepsi dari


dan komitmen pihak-pihak yang terkait tentang
penyusunan NA

Proses Penyusunan NA

25
c. Proses Penyusunan Naskah Akademik
Tahapan persiapan penyusunan NA:
1. Identifikasi stakeholders Tahapan pelaksanaan penyusunan NA:
2. Pembentukan tim penyusun NA 1. kajian kerangka konsep NA;
3. Pengumpulan data dan informasi, 2. Penyusunan draft NA.
penyusunan agenda dan pembagian kerja
serta persiapan-persiapan teknis.

Analisis dan formulasi draft NA:


Konsultasi dan diskusi publik draft NA:
1. Mengakomodasi masukan-masukan
yang dianggap bermanfaat ke dalam 1. Menginformasikan draft NA
draft NA.
2. Menghimpun masukan-masukan dari
2. Merumuskan dalam naskah yang berbagai pihak.
utuh

Penetapan atau finalisasi


draft NA
Memberikan NA kpd
legislatif dan eksekutif
untuk dijadikan sbg bahan
masukan dan
Pembahasan Pembentukan pertimbangan
Peraturan Daerah
26
d. Ruang Lingkup NA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
C. Maksud dan Tujuan
D. Sistematika
II. TELAAHAN AKADEMIK
A. Kajian Yuridis
B. Kajian Sosiologi
C. Kajian Filosofis
D. Kajian Politis

27
III. URGENSI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
A. Landasan Pemikiran dan Urgensi Pembentukan Peraturan
Daerah
B. Manfaat dan Konsekuensi Keberadaan Peraturan Daerah
IV. POKOK-POKOK MATERI MUATAN PERATURAN
DAERAH
A. Konsiderans
B. Dasar Hukum
C. Ketentuan Umum
D. Materi Pokok yang Diatur
E. Ketentuan Peralihan
F. Ketentuan Penutup
G. Penutup
H. Penjelasan
V. PENUTUP
28
3. Penyusunan Raperda
a. Asas Pembentukan Perda
b. Asas Materi Muatan
c. Harmonisasi
1) Dasar Hukum
2) Pengertian Harmonisasi
3) Tujuan Harmonisasi
d. Asas Pemberlakuan Per-UU-an
e. Pengkaidahan yang Baik dan Benar
f. Ketentuan Linguistik

29
4. Tata Cara Pelaksanaan Konsultasi Publik NA

Rencana Pembuatan Draft NA peraturan daerah (D-1):


1. Membentuk tim persiapan, agenda dan rencana kerja tim dan
Tim Prakarsa
2. Identifikasi dasar hukum materi dalam NA produk hukum daerah;
PEMRAKARSA
3. Menyusun pokok-pokok pikiran NA

Masyarakat 1. Mendiskusikan dan membahas melalui FGD, seminar, dialog publik,


Luas/Para diskusi ahli;
Pemangku 2. Dirumuskan bersama sesuai dengan hasil dari butir 1 (D-1);
Kepentingan

TIM PENYUSUN 1. Menganalisis substansi NA bersama Pakar.


2. Merumuskan perbaikan D-1 menjadi D-2.

TIM PERANCANG
Mempersiapkan Penyusunan
PERDA
Rancangan Peraturan Daerah 30
4.b. Konsultasi Publik Raperda
TIM
1. Mempersiapkan rancangan perda.
PENYUSUNAN
RAPERDA 2. Menyiapkan konsultasi publik.

TIM 1. Mendiskusikan dan membahas melalui FGD, seminar, dialog publik,


KONSULTASI diskusi ahli;
PUBLIK 2. Dirumuskan bersama sesuai dengan hasil dari butir 1;

TIM PERANCANG
Menghasilkan
PERDA
Rancangan Peraturan Daerah

31
5.a. Tata Cara Pembahasan Raperda Atas Prakarsa
DPRD
Daftar nama (min 5 orang) T
dan tanda tangan pengusul I
N
+raperda + naskah Pengambilan Keputusan
G
akademis K oleh Rapat Paripurna
MENOLAK A
PIMPINAN DPRD T
IV

Menerima tanpa T
Rapat Paripurna pada masa perubahan I Pembahasan dalam Rapat
persidangan tersebut N Komisi/Gabungan Komisi
memutuskan untuk : G atau Panitia khusus
K
Persetujuan dengan KDH/Pejabat
A
yang ditunjuk
dengan perubahan T
III
Peserta persidangan
yang terlibat : T
I Jawaban Fraksi terhadap
-Anggota DPRD lainnya
Pimpinan DPRD menugaskan N pendapat KDH/Pejabat
-Kepala Daerah/Pejabat G
Komisi/Badan Legislasi atau K
-Para pengusul
Pansus untuk menyempurnakan A
T
Pendapat KDH terhadap
II Raperda usul DPRD
Pimpinan DPRD menyampaikan T
raperda kepada KDH I
N Penjelasan dalam Rapat
Sumber : PP Nomor 25 G Paripurna oleh Pimpinan
K
Tahun 2004 KDH menunjuk Pejabat yang A
Komisi/Gabungan Komisi
T atau Pimpinan Pansus
akan mewakili I terhadap Raperda
32
Tata Cara Pembahasan Raperda Atas Prakarsa Pemda
T Penyampaian sambutan
I KDH terhadap pengam-
N
bilan keputusan
G
Raperda beserta naskah K
akdemisnya disertai Surat A Pengambilan Keputusan
Pengantar dari Kepala Daerah T
dalam Rapat Paripurna
IV

T
I Pembahasan dalam Rapat
N Komisi/Gabungan Komisi
G atau Panitia khusus
PIMPINAN DPRD K dengan KDH/Pejabat yang
A
T
ditunjuk
III

T
Jawaban KDH terhadap
Dibagikan kpd anggota Rapat I
pemandangan umum
Paripurna pada masa sidang N
G Fraksi
yang bersangkutan K
A
T
Pemandangan Umum
II Fraksi-Fraksi
T
Badan Musyawarah menunjuk I
alat kelengkapan yang akan N Penjelasan KDH dalam
G
membahas Rapat Paripurna ttg
K
A penyampaian Raperda
T
I
Sumber : PP Nomor 25
33
Tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai