Dosen Pengampu:
Desvi Wahyuni, M.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“kecerdasan kinestetik anak usia dini”. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Adapun makud
dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
kecerdasan jamak yang diampu oleh Ibu Desvi Wahyuni, M.Pd.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dimulai dari usia 0-6 tahun. Dalam UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 14
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Menurut Gardner dalam Yaumi dan Nurdin (2016: 11) ada 8 macam kecerdasan
jamak, yaitu: kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan visual spasial (gambar),
kecerdasan logis-matematik, visual-spasial, berirama-musik, jasmaniah- kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik. Sejalan dengan uraian mengenai macam
kecerdasan jamak, maka macam kecerdasan jamak itu terdiri 8 kecerdasan. Dimana 8
kecerdasan ini dapat berkembang dengan baik apabila diberikan suatu stimulus yang
positif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud kecerdasan kinestetik?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhui kecerdasan kinestetik?
3. Bagaimana karakteristik Kecerdasan Kinestetik pada Anak Usia Dini?
4. Apa saja ciri-ciri kecerdasan kinestetik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kecerdasan kinestetik
2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kecerdasan
kinestetik
3. Unuk mengetahui bagaimana karakteristik kecerdasan anak usia dini
4. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri kecerdasan kinestetik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KECERDASAN KINESTETIK
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya untuk dapat melakukan
pembinaan kepada anak sejak lahir hingga usia 8 tahun agar pertumbuhan dan
perkembangan jasmani serta rohaninya maksimal. Selain anak akan tumbuh dan
berkembang, masing-masing anak memiliki beberapa kecerdasan yang akan
berpengaruh dalam minat dan bakat setiap anak.
Setiap kategori kecerdasan tersebut dimiliki anak sejak lahir namun ada beberapa
kategori kecerdasan yang akan sangat menonjol pada anak dan kecerdasan yang
menonjol inilah yang akan menjadi jati diri seorang anak. Meskipun begitu, setiap
kategori kecerdasan tersebut tetap sangatlah penting untuk bisa ditingkatkan dan
menjadi sebuah perhatian karena semua kecerdasan itu akan berguna dan dapat
mempengaruhi anak dalam menjalani kehidupan sehari-harinya dan kehidupan di
masa depan anak.
3
atau permainan bongkar pasang, merangkak dan lain-lain inilah yang menunjukkan
bahwa anak tersebut memiliki kecerdasan kinestetik.
Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak terbagi menjadi
Dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor genetik atau
4
keturunan, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, stimulasi, dan gaya
belajar.
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan
Seperti tempat tinggal, juga berdampak pada kecerdasan anak. Dalam sebuah
penelitian disebutkan bahwa anak yang tinggal di area yang memiliki fasilitas baik,
melakukan aktivitas fisik lebih dari 5 jam per minggu. Mereka yang mempunyai orang
tua berpendidikan tinggi, juga akan cenderung memiliki IQ yang tinggi.Disebutkan
peneliti, jika anak tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang terbatas mungkin
membuat potensi kecerdasan anak tidak berkembang semaksimal anak-anak yang
tinggal di kota besar.
3. Stimulasi
Interaksi Ibu dengan si kecil di tahun-tahun pertama kehidupannya akan sangat
menentukan perkembangan kognitif anak. Jadi, sering-seringlah mengajak si kecil
bermain, mengobrol, membaca buku, menonton tayangan edukatif, serta berbagai
aktivitas lain yang merangsang imajinasi dan rasa ingin tahunya. Stimulasi seperti ini
dapat meningkatkan kecerdasan anak.
4. Kesesuaian Gaya Belajar
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang gaya
belajarnya visual atau lewat gambar, ada yang gaya belajarnya auditori atau
mengandalkan pendengaran untuk menerima informasi, dan ada juga anak yang gaya
5
belajarnya kinestetik atau belajar melalui gerakan tubuh.Gaya belajar yang sesuai akan
membuat si Kecil lebih mudah menyerap informasi baru dibandingkan jika ia belajar
menggunakan metode lain.
6
e. Anak mampu melakukan kegiatan yang membutuhkan koordinasi fisik dengan baik
seperti memindahkan barang, menyusun balok, meliat dan merapikan pakaian, dan
semacamnya.
Sejalan dengan uraian mengenai kecerdasan kinestetik, maka didapat cara untuk
mengetahui ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu anak-anak yang
menyukai aktivitas fisik. Aktivitas fisik tersebut baik yang menggunakan otot kecil
maupun otot besar. Perlu diketahui juga bahwa aktivitas fisik yang dilakukan anak
harus didampingi oleh orang tua ataupun guru disekolah. Karena selain untuk menjaga
keamanan anak, disisi lain dapat memberikan rangsangan atau stimulus dengan cara
bermain bersama. Sehingga anak merasakan kenyamanan ketika melakukan aktivitas
yang disukainya.
a. Frekuensi gerak anak yang tinggi serta kekuatan dan kelincahan tubuh
b. Kemampuan koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis,
memanipulasi objek, menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap
c. Kemampuan, keluwesan, dan kelenturan gerak lokomotor, seperti berjalan, berlari,
melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan merangka,
serta keterampilan nonlokomotor yang baik, seperti membungkuk, menjangkau,
memutar tubuh, merentang, mengayun, jongkok, duduk, berdiri
7
d. Kemampuan mereka mengontrol dan mengatur tubuh seperti menunjukkan
kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik, keseimbangan, kemampuan
untuk mengambil start, kemampuan menghentikan gerak, dan mengubah arah.
e. Kecenderungan memegang, menyentuh, memanipulasi, bergerak untuk belajar
tentang sesuatu serta kesenangannya meniru gerakan orang lain.
Pengertian gerak dan lagu adalah sarana yang menyenangkan bagi anak-anak
untuk berolahraga atau bersenam. Karena dengan gerak dan lagu, anak-anak bisa
bergerak sambil mendengarkan musik. Demikian menurut Kamtini dan Tanjung (2005:
134) sebagaimana dikutip oleh Ybnu Prasetyo dkk (2013: 3). Sejalan dengan uraian
mengenai gerak dan lagu, hal ini berarti bahwa anak-anak bisa merasakan keceriaan, di
samping itu anak bisa sambil menggerakkan tubuh mereka atau berolahraga atau
8
bersenam. Maka dari itu, tentu ini akan bermanfaat bagi anak secara jasmani dan rohani.
Tubuh anak jadi sehat, dan jiwa mereka pun merasakan suka cita.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa Kecerdasan Kinestetik adalah sebuah
kecerdasan/kemampuan dalam menggunakan seluruh anggota tubuh baik motorik halus
ataupun motorik kasar anak untuk dapat menciptakan gerakan yang mencakup kelenturan,
kelentikan, keseimbangan, kekuatan, ketangkasan, fleksibilitas dan kecepatan. Secara garis
besar, faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak terbagi menjadi Dua, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor genetik atau keturunan, sedangkan faktor
eksternal meliputi lingkungan, stimulasi, dan gaya belajar.
a. Faktor Lingkungan
b. Genetik
c. Stimulasi
d. Kesesuaian Gaya Belajar
Dalam konteks kecerdasan kinestetik Indragiri (2010: 89) mengatakan bahwa ciri-ciri anak
dengan kecerdasan kinestetik diantaranya:
10
DAFTAR PUSTAKA
11